Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH

DISTOSIA KELAINAN TENAGA [HIS]


Mata Kuliah : Obstetri dan Ginekologi

[ Dosen Pembimbing : Widya Lusi Arisona, S.ST, M.PH ]

Oleh :

1. Putri Luxpitasari Predisa [190106014]


2. Santini Yulce Nyeurmaha [190106017]
3. Vera Nur Mastika [190106019]

TINGKAT II

PROGRAM STUDI D-III KEBIDANAN UNIVERSITAS TULUNGAGUNG

JL. Raya Tulungagung- Blitar Km 4 Sumbergempol Tulungagung

Telp. (0355) 331080

KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah SWT atas rahmat dan hidayah-Nya penulis ahirnya dapat menyelesaikan
sebuah makalah yang berjudul “DISTOSIA KELAINAN TENAGA [HIS]” Makalah ini telah
disesuaikan dengan perkembangan kerikulum terbaru, khususnya pada mata kuliah Obstetri dan
Ginekologi.

Setelah membaca dan mempelajari makalah ini, penulis berharap agar pembaca dan
penggunanya mendapat pengetahuan serta manfaat yang lebih baik, sebagaimana yang tertera
dalam tujuan pembuatan makalah ini.

Atas terselesaikannya makalah ini penulis mengucapkan terimakasih kepada semua pihak
yang telah memberikan dorongan dan bantuan. Khususnya dosen pengampu mata kuliah Obstetri
dan Ginekologi, dan teman – teman semua yang telah mendukung dan membantu penulis untuk
menyelesaikan makalah ini. Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata
sempurna, untuk itu, kritik dan saran sangat penulis harapkan demi perbaikan makalah ini.

Tulungagung, 06 Januari 2021

Penyusun

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL...............................................................................................................................
KATA PENGANTAR ...........................................................................................................................

DAFTAR ISI...........................................................................................................................................

BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................................................

A. Latar Belakang.............................................................................................................................
B. Rumusan Masalah........................................................................................................................
C. Tujuan..........................................................................................................................................

BAB II PEMBAHASAN........................................................................................................................

A. Pengertian Distosia......................................................................................................................
B. Pengertian Distosia Kelainan Tenaga..........................................................................................
C. Klasifikasi Distosia Kelainan Tenaga..........................................................................................
D. Etiologi........................................................................................................................................
E. Faktor yang mempengaruhi........................................................................................................
F. Komplikasi..................................................................................................................................
G. Penatalaksanaan ..........................................................................................................................

BAB III TINJAUAN KASUS..................................................................................................................

A. Data Subyektif...............................................................................................................................
B. Data Obyektif................................................................................................................................
C. Analisis..........................................................................................................................................
D. Penatalaksanaan............................................................................................................................

BAB IV PENUTUP.................................................................................................................................

A. Kesimpulan..................................................................................................................................
B. Saran............................................................................................................................................

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................................................

BAB I
PEMBUKAAN

A. Latar Belakang
Persalinan merupakan hal yang paling ditunggu–tunggu oleh para ibu hamil,
sebuah waktu yang menyenangkan, namun disisi lain merupakan hal yang paling
mendebarkan. Persalinan adalah serangkaian kejadian yang berakhir dengan pengeluaran
bayi yang cukup bulan atau hampir cukup bulan disusul dengan pengeluaran plasenta dan
selaput janin dari tubuh bayi (Kuswanti, Melina, 2014:1).
Persalinan dan kelahiran normal adalah proses pengeluaran janin yang terjadi
pada kehamilan cukup bulan (37-42 minggu), lahir spontan dengan presentasi belakang
kepala yang berlangsung selama 18 jam, tanpa komplikasi baik pada ibu maupun janin.
Persalinan lama, disebut juga “distosia”, didefinisikan sebagai persalinan yang
abnormal/sulit. Sebab-sebabnya dapat dibagi dalam 3 golongan yaitu: kelainan tenaga
(kelainan his), kelainan janin, dan kelainan jalan lahir (Prawirohardjo, 2014:562).
Kelainan his yang tidak normal dalam kekuatan atau sifatnya menyebabkan
kerintangan pada jalan lahir yang lazim terdapat pada setiap persalinan, tidak dapat
diatasi sehingga persalinan mengalami hambatan atau kemacetan (Prawirohardjo,
2014:562). Persalinan dapat mengalami gangguan atau kemacetan karena kelainan dalam
letak atau dalam bentuk janin. Kelainan dalam ukuran dan bentuk jalan lahir bisa
menghalangi kemajuan persalinan atau menyebabkan kemacetan (Prawirohardjo,
2014:562).
Banyaknya kerugian yang ditimbulkan oleh distosia persalinan maka bidan perlu
mengetahui manajemen penatalaksanaan distosia persalinan sebagai salah satu
menurungkan angka mortalitas dan morbilitas pada ibu.

B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan Distosia?
2. Apa Pengertian Distosia Kelainan Tenaga?
3. Apa saja Klasifikasi Distosia Kelainan Tenaga?
4. Apa Etiologi dari Distosia Kelainan Tenaga?
5. Apa saja Faktor yang dapat mempengaruhi?
6. Apa saja Komplikasinya?
7. Bagaimana Penatalaksanaan dari Distosia Kelainan Tenaga?
C. Tujuan
1. Mahasiswa dapat mengetahui yang dimaksud dengan Distosia
2. Mahasiswa dapat mengetahui Pengertian Distosia Kelainan Tenaga
3. Mahasiswa dapat mengetahui Klasifikasi Distosia Kelainan Tenaga
4. Mahasiswa dapat mengetahui Etiologi dari Distosia Kelainan Tenaga
5. Mahasiswa dapat mengetahui Faktor yang dapat mempengaruhi
6. Mahasiswa dapat mengetahui Komplikasinya
7. Mahasiswa dapat mengetahui Penatalaksanaan dari Distosia Kelainan Tenaga
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Distosia
Distosia adalah kesulitan dalam jalannya persalinan. Distosia dapatdisebabkan karena
kelainan HIS (HIS hipotonik dan hipertonik), karena kelainanmbesar anak, bentuk anak
(Hidrocefalus, kembar siam, prolaps tali pusat), letakanak (letak sungsang dan lintang), serta
karena kelainan jalan lahir.
Dystocia berasal dari bahasa Latin yaitu tokos yang berarti kelahiran bayi. Dystocia yaitu
keabnormalan atau kesulitan dalam melahirkan.
Menurut Sinelair, Constance (2009), distosia merupakan persalinan yang tidak normal
atau pelahiran yang sulit, disebabkan oleh malposisi kepala janin ( asinklitisme atau
ekstensi), dorongan eksplus yang tidak adekuat, ukuran atau presentasi janin, panggul yang
mengalami kontraksi atau kelainan jalan lahir.
Menurut Achadiat, Chrisdiono (2004), distosia adalah persalinan abnormal / sulit yang
ditandai dengan kelambatan atau tidak adanya kemajuan proses persalinan dalam satuan
waktu tertentu. Distosia merujuk pada kemampuan persalinan yang tidak normal. Persalinan
berlangsung lebih lama, lebih nyeri, atau tidak normal karena adanya masalah pada
mekanisme persalinan, tenaga/ kekuatan, jalan lahir, janin yang akan dilahirkan, atau
masalah psikis.
Distosia merupakan indikasi paling umum dilakukannya persalinan seksio sesarea, yang
diperkirakan terjadi pada sekitar 50% pelahiran dengan pembedahan (Sokol et al., 1994)
Partus lama adalah fase laten lebih dari 8 jam. Persalinan telah berlangsung 12 jam atau
lebih, bayi belum lahir. Dilatasi serviks di kanan garis waspada persalinan aktif
(Syaifuddin,2002).
Persalinan yang berlangsung lebih dari 24 jam pada primi dan lebih dari 18 jam pada
multi (Manuaba, 2010).
B. Pengertian Distosia Kelainan Tenaga [ HIS]
Distosia karena kelainan his adalah perlambatan persalinan yang diakibatkan kontraksi
uterus abnormal. Gilbert (2007).
Distosia kelainan his atau tenaga adalah kelainan his yang tidak normal dalam kekuatan
atau sifatnya menyebabkan bahwa rintangan pada jalan lahir yang lazim terdapat pada setiap
persalinan, tidak dapat diatasi, sehingga persalinan mengalami kemacetan atau hambatan. His
yang normal mulai dari salah satu sudut fundus uteri yang kemungkinan kemudian menjalar
merata simetris ke seluruh korpus Uteri dengan adanya dominasi kekuatan pada fundus uteri
dengan lapisan otot uterus paling dominan kemudian mengadakan relaksasi secara merata
dan menyeluruh sehingga tekanan dalam ruangan amnion kembali ke asalnya kurang lebih 10
mmhg.
C. Klasifikasi Distosia Kelainan Tenaga [ HIS]
Distosia karena kelainan HIS antara lain berupa:
1. Inersia Uteri (Hypotonic uterine contraction )
a. Pengertian
Adalah kelainan his dengan kekuatan yang lemah / tidak adekuat untu kmelakukan
pembukaan serviks atau mendorong anak keluar. Di sini kekuatan his lemah dan
frekuensinya jarang. Sering dijumpai pada penderita dengan keadaan umum kurang
baik seperti anemia, uterus yang terlalu teregang misalnya akibat hidramnion atau
kehamilan kembar atau makrosomia, grandemultipara atau primipara, serta pada
penderita dengan keadaan emosi kurang baik. Dapat terjadi pada kala pembukaan
serviks, fase laten atau fase aktif, maupun pada kala pengeluaran.
b. Inersia uteri hipotonik terbagi dua, yaitu :
a) Inersia uteri primer
Terjadi pada permulaan fase laten. Sejak awal telah terjadi his yang tidak
adekuat( kelemahan his yang timbul sejak dari permulaan persalinan ), sehingga
seringsulit untuk memastikan apakah penderita telah memasuki keadaan inpartu
atau belum.
b) Inersia uteri sekunder
Terjadi pada fase aktif kala I atau kala II. Permulaan his baik, kemudian
padakeadaan selanjutnya terdapat gangguan / kelainan.
c. Penanganan
a) Keadaan umum penderita harus diperbaiki. Gizi selama kehamilan
harusdiperhatikan.
b) Penderita dipersiapkan menghadapi persalinan, dan dijelaskan
tentang,kemungkinan yang ada.
c) Teliti keadaan serviks, presentasi dan posisi, penurunan kepala / bokong bila
sudah masuk PAP pasien disuruh jalan, bila his timbul adekuatdapat dilakukan
persalinan spontan, tetapi bila tidak berhasil maka akandilakukan sectio cesaria.
d) Berikan oksitosin drips 5-10 satuan dalam 500 cc dektrosa 5% ,dimulai dengan12
tetes permenit,dinaikkan setiap 10-15 tetes permenit sampai 40-50 tetes permenit.
e) Pemberian oksitosin tidak perlu terus menerus, sebab bila tidak memperkuat HIS
setelah pemberian beberapa lama,hentikan dulu dan ibu disuruh istirahat.Pada
malam hari berikan obat penenang misalnya valium10 mg dan esoknyadapat
diulangi lagi pemberian oksitosin drips.
f) Bila inersia disertai dengan disproporsi sefalopelvis, maka sebaiknya
dilakukanSecsio Sesarea.
g) Bila semula HIS kuat kemudian terjadi inersia uteri sekunder, ibu lemah dan
partus berlangsung lebih dari 24 jam pada primi dan 18 jam pada multi, tidak
adagunanya memberikan oksitosin drips, sebaiknya partus segera diselesaikan
sesuaidengan hasil pemeriksaan dan indikasi obstetrik lainnya (ekstraksi vakum
atauforcep, atau secsio sesarea).
2. Tetania Uteri (Hypertonic uterine contraction
a. Pengertian
Tetania Uteri Adalah HIS yang terlampau kuat dan terlalu sering sehingga tidak ada
relaksasi rahim. Hal ini dapat menyebabkan terjadinya partus presipitatus yang dapat
menyebabkan persalinan diatas kendaraan, kamar mandi, dan tidak sempat dilakukan
pertolongan. Pasien merasa kesakitan karena his yang kuat dan berlangsung hampir
terus-menerus. Akibatnya terjadilah luka-luka jalan lahir yang luas pada serviks,
vagina dan perineum, dan pada bayi dapat terjadi perdarahan intrakranial,dan
hipoksia janin karena gangguan sirkulasiuteroplasenter.Bila ada kesempitan panggul
dapat terjadi ruptur uteri mengancam, dan bila tidaksegera ditangani akan berlanjut
menjadi ruptura uteri.
b. Faktor yang dapat menyebabkan kelainan ini
Faktor yang dapat menyebabkan kelainan ini antara lain adalah
a) Rangsangan pada uterus
Misalnya pemberian oksitosin yang berlebihan, ketuban pecah lama dengan
disertai infeksi,dan sebagainya.
c. Penanganan:
a) Berikan obat seperti morfin, luminal, dan sebagainya asal janin tidak akan
lahirdalam waktu dekat (4-6 jam).
b) Bila ada tanda-tanda obstruksi, persalinan harus segera diselesaikan dengansecsio
sesaria.
c) Pada partus presipitatus tidak banyak yang dapat dilakukan karena janin lahirtiba-
tiba dan cepat.
3. Aksi Uterus Inkoordinasi (incoordinate uterine action)
a. Pengertian
Sifat his yang berubah-ubah, tidak ada koordinasi dan singkronisasi antara
kontraksi dan bagian-bagiannya. Jadi kontraksi tidak efisien dalam mengadakan
pembukaan, apalagi dalam pengeluaran janin. Pada bagian atas dapat terjadi kontraksi
tetapi bagian tengah tidak, sehingga dapat menyebabkan terjadinya lingkaran
kekejangan yang mengakibatkan persalinan tidak maju.
b. Penanganan
a) Untuk mengurangi rasa takut, cemas dan tonus otot, berikan obat-obat anti
sakitdan penenang (sedativa dan analgetika) seperti morfin, petidin, dan valium.
b) Apabila persalinan sudah berlangsung lama dan berlarut-larut selesaikanlah partus
menggunakan hasil pemriksaan dan evaluasi, dengan ekstraksi vakum,forseps
atau seksio sesaria.

Menurut WHO, his dinyatakan memadai bila terdapat his yang kuat sekurang kurangnya
3 kali dalam kurun waktu 10 menit dan masing-masing lamanya > 40 detik. Interval his
yang terlampau pendek dan / atau lamanya > 50 detik dapat membahayakan kesejahteraan
janin. Distosia karena kelainan his dapat dibagi menjadi dua yaitu:
1. Disfungsi hipotonis
Yaitu kontraksi his yang terlalu lemah. Dengan CTG, terlihat tekanan yang
kurang dari 15 mmHg. Tekanan tersebut tidak mencukupi untuk kemajuan penipisan
serviks dan dilatasi. Dengan palpasi, his jarang dan pada puncak kontraksi dinding
rahim masih dapat ditekan ke dalam.
2. Disfungsi hipertonis
Yaitu kontraksi his yang berlebihan dan tidak terkoordinasi. Ibu yang mengalami
disfungsi hipertonis akan sangat merasakan kesakitan. Kontraksi ini biasa terjadi pada
tahap laten,yaitu dilatasi servikal kurang dari 4 cm dan tidak terkoordinasi. Kekuatan
kontraksi pada bagian tengah uterus lebih kuat dari pada di fundus, karena uterus
tidak mampu menekan kebawah untuk mendorong sampai ke servik. Uterus mungkin
mengalami kekakuan diantara kontraksi.
Perbedaan Disfungsi Hipotonis dan Hipertonis

HIPOTONIS HIPERTONIS
Kejadian 4 % dari persalinan 1% dari persalinan
Saat terjadinya Fase aktif Fase laten
Nyeri Tidak nyeri Nyeri berlebihan
Fetal distress Lambat terjadi Cepat
Reaksi terhadap oksitosin Baik Tidak baik
Pengaruh sedatif Sedikit Besar

Disfungsi his hipertonis ini dapat menyebabkan partus presipitaus yakni


persalinan yang lebih pendek dari 3 jam. Kadang-kadang pada multipara dan jarang
sekali primigravida terjadi persalinan yang terlalu cepat sebagai akibat his yang kuat
dan kurangnya tahanan dari jalan lahir. Bahaya bagi anak meninggi karena oksigenasi
kurang sebagai akibat kontraksi rahim yang terlalu kuat, mungkin bayi juga
mengalami trauma karena lahir sebelum ada persiapan yang cukup, misalnya jatuh ke
lantai.
D. ETIOLOGI
Kelainan his sering dijumpai pada primigravida tua sedangkan inersia uterisering
dijumpai pada multigravida dan grandemulti. Faktor herediter mungkin memegang pula
peranan dalam kelainanhis dan juga factor emosi (ketakutan) mempengaruhi kelainan his.
Salah satu sebab yang penting dalam kelainan his inersia uteri, ialah apabila bahwa janin
tidak berhubungan rampat dengan segmen bawah rahim ini dijumpai pada kesalahan-
kesalahan letak janin dan disproporsi sefalopelvik. Salah pimpinan persalinan atau salah
pemberian obat-obatan seperti oksitosin danobat penenang. Kelainan pada uterus misalnya
uterus birkornis unikolis dapat pulamengakibatkan kelainan his.
E. FAKTOR YANG MEMPENGARUHI
Distosia karena kelainan HIS dapat disebabkan oleh berbagai faktor, antara lain:
1. Primigravida, multigravida dan grandemultipara.
2. Herediter, emosi dan ketakutan memegang peranan penting.
3. Salah pimpinan persalinan, atau salah dalam pemberian obat-obatan.
4. Bagian terbawah janin tidak berhubungan rapat dengan segmen bawah rahim.Ini
dijumpai pada kelainan letak janin dan disproporsi sefalopelvik.
5. Kelainan uterus, misalnya uterus bikornis unikolis.
6. Kehamilan postmatur.

Menurut Gilbert (2007) menyatakan beberapa faktor yang dicurigai dapat meningkatkan
resiko terjadinya distosia uterus sebagai berikut:

a. Bentuk tubuh (berat badan yang berlebihan, pendek).


b. Kondisi uterus yang tidak normal (malformasi kongenital, distensi yang berlebihan,
kehamilan ganda, atau hidramnion).
c. Kelainan bentuk dan posisi janin.
d. Disproporsi cephalopelvic (CPD).
e. Overstimulasi oxytocin.
f. Kelelahan, dehidrasi dan ketidakseimbangan elektrolit, dan kecemasan.
g. Pemberian analgesik dan anastetik yang tidak semestinya

Baik tidaknya kontraksi uterus atau his dapat dinilai dari beberapa kriteria yaitu:

1. Kemajuan persalian.
2. Sifat-sifat his: frekuensi, kekuatan dan lamanya his. Kekuatan his dinilai dari cara
menekan dinding rahim pada puncak kontraksi (Acme).
3. Besarnya caput succedaneum.
Kemajuan persalinan dinilai dari kemajuan pembukaan serviks, kemajuan turunnya
bagian terendah janin, dan bila janin sudah sampai di bidang Hodge III atau lebih rendah
dinilai dari ada atau tidak adanya putaran paksi dalam. Penilaian kekuatan his dapat
dilakukan dengan pemeriksaan fisik, yakni menilai secara manual sifat-sifat his dengan
palpasi atau bantuan CTG (Cardio tocography). Kekuatan his tidak boleh dinilai dari
perasaan nyeri penderita. His dikatakan kurang kuat jika:

1. Terlalu lemah yang dinilai dengan palpasi pada puncak his.


2. Terlalu pendek yang dinilai dari lamaya kontraksi.
3. Terlalu jarang yang dipantau dari waktu sela antara 2 his.

Dalam pemantauan kemajuan persalinan, ketiga sifat di atas perlu dinilai secara objektif
dengan melakukan penilaian secara manual, yaitu dengan melakukan palpasi

abdomen sekurang-kurangnya selama 10 menit.

Menurut WHO, his dinyatakan memadai bila terdapat his yang kuat sekurangkurangnya 3
kali dalam kurun waktu 10 menit dan masing-masing lamanya > 40 detik.

F. KOMPLIKASI
Kelainan his (insersia uteri) dapat menimbulkan kesulitan, yaitu :
1. Kematian atau jejas kelahiran
2. Bertambahnya resiko infeksi.
3. Kelelahan dan dehidrasi dengan tanda-tanda : nadi dan suhu meningkat, pernapasan
cepat, turgor berkurang, meteorismus dan asetonuria.
G. PENATALAKSANAAN
Kelainan his dapat diatasi dengan :
1. Pemberian infus pada persalinan lebih 18 jam untuk mencegah timbulnyagejala-gejala
atau penyulit diatas.
2. Insersia uteri hipotoni : jika ketuban masih ada maka dilakukan amniotomidan
memberikan tetesan oksitosin (kecuali pada panggul sempit, penanganannya di-seksio
sesarea).
BAB III

TINJAUAN KASUS

A. Data Subyektif
Ibu Mengeluh perutnya terasa sakit tembus belakang, kepala pusing, mata berkunang-
kunang serta nyeri yang hilang timbul dan semakin lama semakin sering dan lama, serta
mengeluarkan lendir bercampur darah dari vaginanya.
B. Data Obyektif
Pemeriksaan fisik

a) Genetalia : sudah keluar lendir dan darah segar dan terdapat tanda persalinan yaitu
doran, teknus, perjol, vulka namun tidak adekuat (his lemah)
b) Abdomen : His 3 kali kontraksi selama 10 menit , lamanya 30 detik, DJJ : 120
x/menit teratur.
c) VT : pembukaan 4 cm, effisement 75%, ketuban (+), letak kepala hodge I ke
hodge II, denominator UUK jam 12, moulage 0, tidak ada bagian terendah janin
yang menghalangi.
C. Analisis
Ny.P umur 23 tahun GIP000 UK: 38 minggu, janin tunggal, hidup, presentasi kepala
intra uterine, inpartu kala I fase aktif.
D. Penatalaksanaan
1. Memberi tahu hasil pemeriksaan pada ibu dan keluarga bahwa kondisi ibu kurang
baik mengalami kelainan tenaga (his lemah) dan janin dalam keadaan baik
Hasil : ibu mengerti dan berusaha untuk mengejan dengan benar

2. Mengajari ibu untuk rileks sewaktu ada kontraksi yaitu dengan cara menarik nafas
panjang melalui hidung dan dilepaskan pelan-pelan melalui mulut

Hasil : ibu mengerti dan mengikuti anjuran bidan


3. Melakukan observasi keadaan serviks, presentasi dan posisi, penurunan kepala /
bokong bila sudah masuk PAP pasien disuruh jalan, bila his timbul adekuatdapat
dilakukan persalinan spontan, tetapi bila tidak berhasil maka akan dilakukan sectio
cesaria.
Hasil : Ibu mengerti dan mengikuti anjuran bidan
4. Memberikan RL + oksitosin drips 5-10 satuan dalam 500 cc ,dimulai dengan12 tetes
permenit, dinaikkan setiap 10-15 tetes permenit sampai 40-50 tetes permenit.
Hasil : Ibu bersedia untuk dipasang oksitosin agar terjadi kontraksi
5. Menganjurkan ibu miring ke kiri untuk mempercepat penurunan kepala janin

Hasil : ibu bersedia mengikuti anjuran

6. Melakukan asuhan sayang ibu dengan cara mengusap punggungnya pada saat
kontraksi berlangsung
Hasil : ibu tampak nyaman dengan asuhan yang di berikan.

7. Menganjurkan ibu untuk makan dan minum


Hasil : ibu mau makan roti dan minum teh

8. Menganjurkan ibu untuk tidak menahan BAK bila merasa ingin BAK
Hasil : ibu mengerti dan mau mengikuti anjuran

9. Melakukan observasi kemajuan persalinan / CHPBK


Hasil : observasi telah dilakukan
BAB IV

PENUTUP

A. Kesimpulan
Dystocia berasal dari bahasa Latin yaitu tokos yang berarti kelahiran bayi. Dystocia yaitu
keabnormalan atau kesulitan dalam melahirkan. Distosia ini merupakan kelainan persalinan
abnormal / sulit yang ditandai dengan kelambatan atau tidak adanya kemajuan proses
persalinan dalam satuan waktu tertentu. Distosia merujuk pada kemampuan persalinan yang
tidak normal. Persalinan berlangsung lebih lama, lebih nyeri, atau tidak normal karena
adanya masalah pada mekanisme persalinan, tenaga/ kekuatan, jalan lahir, janin yang akan
dilahirkan, atau masalah psikis.
Distosia kelainan Tenaga ini merupakan kelaianan pada his yang merupakan his yang
awalnya ade kuat tiba – tiba his tersebut itu hilang. Kelainan his ini di kelompokkan menjadi:
inersia uteri , tetania uteri , Aksi Uterus Inkoordinasi, Disfungsi hipotonis, disfungsi
Hipertonis. Distosia karena kelainan HIS dapat disebabkan oleh berbagai faktor, antara lain:
Primigravida, multigravida dan grandemultipara, Herediter, emosi dan ketakutan memegang
peranan penting.Salah pimpinan persalinan, atau salah dalam pemberian obat-obatan.
Kelainan his (insersia uteri) dapat menimbulkan kesulitan, yaitu : Kematian atau jejas
kelahiran, Bertambahnya resiko infeksi,Kelelahan dan dehidrasi dengan tanda-tanda : nadi
dan suhu meningkat, pernapasan cepat, turgor berkurang, meteorismus dan asetonuria.

B. Saran
1. Untuk Klien
a. Menganjurkan ibu untuk mengkomsumsi makanan yang bergizi serta memperdalam
pengetahuan tentang persalinan
b. Menganjurkan ibu untuk mengetahui tentang apa-apa saja yang menjadi penghambat
persalinan.
2. Untuk Bidan
a. Bidan harus memperdalam ilmu lagi mengetahui tentang hal-hal apa saja yang
menjadi wewenangnya dan apa-apa saja yang tidak boleh untuk dilakukan dan
tindakan apa saja yang harus melakukan penanganan segera maupun kolaborasi
dengan dokter spesialis kandungan.
b. Bidan harus lebih meningkatkan kemampuan dalam memberikan pelayanan yang
baik selama masa kehamilan, persalinan, maupun pada masa nifas agar ibu bisa
merasa puas dan nyaman dengan pelayanan yang diberikan.

3. Untuk Prodi

Untuk mendapatkan hasil yang diinginkan perlu kiranya pembelajaran tentang


penerapan manajemen kebidanan dalam pemecahan masalah lebih ditingkatkan
dan dikembangkan mengingat proses tersebut sangat bermanfaat dalam membina
tenaga bidan guna menciptakan sumber daya manusia yang berpotensi dan
professional.
DAFTAR PUSTAKA

https://www.academia.edu/36226945/DISTOSIA_KARENA_KELAINAN_POWER_HIS#:~:te
xt=Distosia%20karena%20kelainan%20HIS%20antara,his%20lemah%20dan%20frekuensinya
%20jarang

https://www.scribd.com/doc/209065890/DISTOSIA-KELAINAN-TENAGA

file:///C:/Users/User/Downloads/docdownloader.com-pdf-makalah-distosia-
dd_91e0addf07c0024fa9a82385ee733020.pdf

https://www.scribd.com/doc/93314415/18003160-Distosia-Karena-Kelainan-Jalan-Lahir

Anda mungkin juga menyukai