Disusun oleh :
Kelompok 3
Segala puji bagi Allah SWT atas rahmat dan hidayah-Nya penulis akhirnya dapat menyelesaikan
makalah yang berjudul “DETEKSI DINI KELAINAN HIS”. Makalah ini disusun untuk
memenuhi tugas mata kuliah Asuhan Kebidanan Persalinan dan BBL Patologi. Setelah membaca
dan mempelajari makalah ini, penulis berharap agar pembaca dan penggunanya mendapat
pengetahuan serta manfaat yang lebih baik, sebagaimana yang tertera dalam tujuan pembuatan
makalah ini. Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Kritik dan
saran sangat penulis harapkan demi perbaikan makalah ini.
Penyusun
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL.....................................................................................................................
KATA PENGANTAR..................................................................................................................
DAFTAR ISI.................................................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN...........................................................................................................
BAB II TINJAUAN TEORI........................................................................................................
BAB III TINJAUAN KASUS...................................................................................................
BAB IV PEMBAHASAN.........................................................................................................
BAB V PENUTUP............................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Persalinan merupakan hal yang paling ditunggu–tunggu oleh para ibu hamil, sebuah
waktu yang menyenangkan, namun disisi lain merupakan hal yang paling mendebarkan.
Persalinan adalah serangkaian kejadian yang berakhir dengan pengeluaran bayi yang cukup
bulan atau hampir cukup bulan disusul dengan pengeluaran plasenta dan selaput janin dari
tubuh bayi (Kuswanti, Melina, 2014:1).
Persalinan dan kelahiran normal adalah proses pengeluaran janin yang terjadi pada
kehamilan cukup bulan (37-42 minggu), lahir spontan dengan presentasi belakang kepala
yang berlangsung selama 18 jam, tanpa komplikasi baik pada ibu maupun janin. Persalinan
lama, disebut juga “distosia”, didefinisikan sebagai persalinan yang abnormal atau sulit.
Sebab-sebabnya dapat dibagi dalam 3 golongan yaitu: kelainan tenaga (kelainan his),
kelainan janin, dan kelainan jalan lahir (Prawirohardjo, 2014:562).
Kelainan his yang tidak normal dalam kekuatan atau sifatnya menyebabkan
kerintangan pada jalan lahir yang lazim terdapat pada setiap persalinan, tidak dapat diatasi
sehingga persalinan mengalami hambatan atau kemacetan (Prawirohardjo, 2014:562).
Persalinan dapat mengalami gangguan atau kemacetan karena kelainan dalam letak atau
dalam bentuk janin. Kelainan dalam ukuran dan bentuk jalan lahir bisa menghalangi
kemajuan persalinan atau menyebabkan kemacetan (Prawirohardjo, 2014:562).
Kelainan his yang tidak normal dalam kekuatan atau sifatnya menyebabkan
kerintangan pada jalan lahir yang lazim terdapat pada setiap persalinan, tidak dapat diatasi
sehingga persalinan mengalami hambatan atau kemacetan (Prawirohardjo, 2014:562).
Persalinan dapat mengalami gangguan atau kemacetan karena kelainan dalam letak atau
dalam bentuk janin. Kelainan dalam ukuran dan bentuk jalan lahir bisa menghalangi
kemajuan persalinan atau menyebabkan kemacetan (Prawirohardjo, 2014:562).
Banyaknya kerugian yang ditimbulkan oleh distosia persalinan maka bidan perlu
mengetahui manajemen penatalaksanaan distosia persalinan sebagai salah satu menurungkan
angka mortalitas dan morbilitas pada ibu.
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan Distosia?
2. Apa Pengertian Distosia Kelainan His?
3. Apa saja Klasifikasi Distosia Kelainan His?
4. Apa Etiologi dari Distosia Kelainan His?
5. Apa saja Faktor yang dapat mempengaruhi?
6. Apa saja Komplikasinya?
7. Bagaimana Penatalaksanaan dari Distosia Kelainan His?
C. Manfaat
Makalah ini bermanfaat untuk menambah ilmu pengetahuan tentang deteksi dini kelainan
his.
D. Tujuan
1. Mengetahui Pengertian Distosia
2. Mengetahui Pengertian Distosia Kelainan His
3. Mengetahui Klasifikasi Distosia Kelainan His
4. Mengetahui Etiologi dari Distosia Kelainan His
5. Mengetahui Faktor yang dapat mempengaruhi Distosia Kelainan His
6. Mengetahui Komplikasi yang mungkin terjadi
7. Mengetahui Penatalaksanaan dari Distosia Kelainan His
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Pengertian Distosia
c. Penanganan
HIS yang terlampau kuat dan terlalu sering sehingga tidak ada relaksasi rahim.
Hal ini dapat menyebabkan terjadinya partus presipitatus yang dapat menyebabkan
persalinan diatas kendaraan, kamar mandi, dan tidak sempat dilakukan pertolongan.
Pasien merasa kesakitan karena his yang kuat dan berlangsung hampir terus-menerus.
Akibatnya terjadilah luka-luka jalan lahir yang luas pada serviks, vagina dan
perineum, dan pada bayi dapat terjadi perdarahan intrakranial,dan hipoksia janin
karena gangguan sirkulasiuteroplasenter.Bila ada kesempitan panggul dapat terjadi
ruptur uteri mengancam, dan bila tidaksegera ditangani akan berlanjut menjadi
ruptura uteri.
b. Faktor yang dapat menyebabkan kelainan ini
c. Penanganan:
a) Berikan obat seperti morfin, luminal, dan sebagainya asal janin tidak
akan lahirdalam waktu dekat (4-6 jam).
a. Pengertian
b. Penanganan
a) Untuk mengurangi rasa takut, cemas dan tonus otot, berikan obat-obat
anti sakitdan penenang (sedativa dan analgetika) seperti morfin, petidin, dan
valium.
b) Apabila persalinan sudah berlangsung lama dan berlarut-larut
selesaikanlah partus menggunakan hasil pemriksaan dan evaluasi, dengan
ekstraksi vakum,forseps atau seksio sesaria.
Menurut WHO, his dinyatakan memadai bila terdapat his yang kuat
sekurang kurangnya 3 kali dalam kurun waktu 10 menit dan masing-masing
lamanya > 40 detik. Interval his yang terlampau pendek dan / atau lamanya > 50
detik dapat membahayakan kesejahteraan janin. Distosia karena kelainan his
dapat dibagi menjadi dua yaitu:
HIPOTONIS HIPERTONIS
Kejadian 4 % dari persalinan 1% dari persalinan
Saat terjadinya Fase aktif Fase laten
Nyeri Tidak nyeri Nyeri berlebihan
Fetal distress Lambat Cepat
Reaksi terhadap Baik Tidak baik
oksitosin
Pengaruh sedative Sedikit Besar
D. ETIOLOGI
sefalopelvik.
6. Kehamilan postmatur.
Baik tidaknya kontraksi uterus atau his dapat dinilai dari beberapa kriteria yaitu:
1. Kemajuan persalian.
2.Sifat-sifat his: frekuensi, kekuatan dan lamanya his. Kekuatan his dinilai
dari cara menekan dinding rahim pada puncak kontraksi (Acme).
F. KOMPLIKASI
G. PENATALAKSANAAN
2. Inersia uteri hipotoni : jika ketuban masih ada maka dilakukan amniotomidan
memberikan tetesan oksitosin (kecuali pada panggul sempit, penanganannya di-
seksio sesarea).
BAB III
TINJAUAN KASUS
A. Data Subyektif
Ibu mengeluh perutnya terasa sakit tembus belakang, kepala pusing, mata berkunang -
kunang serta nyeri yang hilang timbul dan semakin lama semakin sering dan lama, serta
mengeluarkan lendir bercampur darah dari vaginanya.
B. Data Obyektif
Pemeriksaan fisik :
a. Genetalia : sudah keluar lendir dan darah segar dan terdapat tanda persalinan yaitu
doran, teknus, perjol, vulka namun tidak adekuat (his lemah)
b. Abdomen : His 3 kali kontraksi selama 10 menit , lamanya 30 detik, DJJ : 120
x/menit teratur.
c. VT : pembukaan 4 cm, effisement 75%, ketuban (+), letak kepala hodge I ke
hodge II, denominator UUK jam 12, moulage 0, tidak ada bagian terendah janin
yang menghalangi.
C. Analisis
Ny.P umur 23 tahun G1P0A0 38 minggu, janin tunggal, hidup, presentasi kepala intra
uterine, inpartu kala I fase aktif.
D. Penatalaksanaan
a. Memberi tahu hasil pemeriksaan pada ibu dan keluarga bahwa kondisi ibu kurang
baik mengalami kelainan tenaga (his lemah) dan janin dalam keadaan baik
Hasil : ibu mengerti dan berusaha untuk mengejan dengan benar
b. Mengajari ibu untuk rileks sewaktu ada kontraksi yaitu dengan cara menarik nafas
panjang melalui hidung dan dilepaskan pelan-pelan melalui mulut
Hasil : ibu mengerti dan mengikuti anjuran bidan
c. Melakukan observasi keadaan serviks, presentasi dan posisi, penurunan kepala /
bokong bila sudah masuk PAP pasien disuruh jalan, bila his timbul adekuat dapat
dilakukan persalinan spontan, tetapi bila tidak berhasil maka akan dilakukan
sectio cesaria.
Hasil : Ibu mengerti dan mengikuti anjuran bidan
d. Memberikan infus RL + oksitosin drips 5-10 satuan dalam 500 cc ,dimulai dengan
12 tetes permenit, dinaikkan setiap 10-15 tetes per menit sampai 40-50 tetes per
menit.
Hasil : Ibu bersedia untuk dipasang oksitosin agar terjadi kontraksi
e. Menganjurkan ibu miring ke kiri untuk mempercepat penurunan kepala janin
Hasil : ibu bersedia mengikuti anjuran
f. Melakukan asuhan sayang ibu dengan cara mengusap punggungnya pada saat
kontraksi berlangsung
Hasil : ibu tampak nyaman dengan asuhan yang di berikan.
g. Menganjurkan ibu untuk makan dan minum
Hasil : ibu mau makan roti dan minum teh
h. Menganjurkan ibu untuk tidak menahan BAK bila merasa ingin BAK
Hasil : ibu mengerti dan mau mengikuti anjuran.
i. Melakukan observasi kemajuan persalinan
Hasil : observasi telah dilakukan
1)
BAB III
PEMBAHASAN
A. Review Jurnal
1. Umi Qonitun dan Siti Nur Fadilah (2019), dengan judul jurnal “Faktor – Faktor
Yang Melatarbelakangi Kejadian Partus Lama Pada Ibu Bersalin Di RSUD Dr. R.
Koesma Tuban”.
Pembahasan dari jurnal penelitian tersebut sejalan dengan teori yang ada
yaitu partus lama salah satunya disebabkan oleh faktor tenaga atau his. Pada saat
ibu bersalin ada kelainan his yaitu hipotonik dimana kelainan his dengan kekuatan
yang lemah atau tidak adekuat untuk melakukan pembukaan serviks atau
mendorong anak keluar. His hipotonik atau inersia urteri dibagi menjadi dua yaitu
inersia uteri primer (terjadi pada fase laten) dan inersia uteri sekunder (terjadi
pada fase aktif kala 1 atau 2).
Jadi, kesimpulan dari jurnal tersebut adalah faktor tenaga atau his
merupakan penyebab partus lama yang paling dominan. Sehingga pada saat
pemeriksaan ibu hamil (ANC) kebutuhan nutrisi ibu hamil harus diperhatikan
agar menekan angka kejadian partus lama.
2. Syariani (2016), dengan judul jurnal “Hubungan Paritas Dengan His Tidak
Adekuat Pada Ibu Bersalin”.
Pembahasan jurnal tersebut sejalan dengan teori yang ada yaitu paritas
salah satu faktor penyebab his tidak adekuat. Paritas terdiri dari primipara
(melahirkan pertama kali), multipara atau pleuripara (melahirkan anak lebih dari
satu kali), dan grandemultipara (melahirkan 5 orang anak atau lebih). Pada
multipara dan grandemultipara wanita yang terlalu sering melahirkan mengalami
penurunan sensitifitas kontraksi uterus sehingga uterus hipotonik( inersia uteri).
Jadi, kesimpulan dari jurnal penelitian tersebut adalah ada hubungan
paritas ibu bersalin dengan kejadian his yang tidak adekuat.
3. Vivin Yuni Astutik dan Titin Sutriyani (2020), dengan judul “Hubungan Riwayat
Serotinus, Stres, Dan Disfungsi Uterus Hipotonik Dengan Resiko Terjadinya
Serotinus Di RS Madinah Kasembon”.
Pembahasan jurnal tersebut sejalan dengan teori bahwa ada hubungan
yang signifikan antara riwayat serotinus dengan resiko terjadinya serotinus
dimana riwayat serotinus sangat beresiko terjadinya kehamilan serotinus yang
berulang karna organ reproduksi dari orang pernah mengalami serotinus berbeda
dengan orang yang lahir normal karna kejadian luar biasa pada persalinan
serotinus sebelumnya seperti induksi persalinan yang menyebabkan ruptur uteri
sehingga menyebabkan gangguan pada uterus yang berpengaruh pada jangka
panjang ,penurunan fungsi organ reproduksi pada wanita yang hamil di usia tua
sehingga uterus tidak bisa meproduksi oksitosin secara alami sehingga uterus
tidak berkontraksi sampai menjelang hari tafsiran persalinan.
Selain itu, juga terdapat hubungan yang signifikan antara stres karna ibu
hamil yang mengalami stres dengan cepat mendapat sinyal sehingga berpengaruh
pada jantung sehingga tidak bekerja dengan baik untuk mengantar berbagai
hormon di dalam tubuh terutama hormon persalinan yang berfungsi menimbulkan
kontraksi sehingga terjadinya persalinan lewat waktu atau serotinus,dan ketika ibu
hamil mengalami stres otak menjadi terganggu yang menghambat kelenjar
hipofise anterior untuk memproduksi hormon persalinan seperti oksitosin yang
berfungsi untuk menimbulkan kontraksi sehingga kalau ibu stres hormon
persalinan tidak tercukupi sehingga tidak terjainya kontraksi sampai hari tafsiran
persalina ahirnya mengalami serotinus.
4. Nirwan dan Zulkarnain (2014) dengan judul “G 2P1A0 Hamil Aterm Inpartu Janin
Tunggal Hidup Presentasi Kepala Dengan Partus Kasep”.
Pembahasan pada jurnal tersebut sejalan dengan teori yaitu penyebab
kemacetan dapat terjadi karena kelainan his. Adapun jenis-jenis kelainan his
seperti inersia uteri, tetania uteri, dan his tidak terkoordinasi. Inersia uteri atau his
hipotonik dimana fundus berkontraksi lebih kuat dan lebih dahulu daripada bagian
lain. Kelainannya terletak dalam hal bahwa kontaksi berlangsung terlalu lama
dapat meningkatkan morbiditas ibu dan mortalitas janin. Keadaan ini dinamakan
dengan inersia uteri primer. Jika setelah belangsungnya his yang kuat untuk waktu
yang lama dinamakan inersia uteri sekunder.
His yang terlalu kuat atau tetania uteri menyebabkan persalinan selesai
dalam waktu yang sangat singkat. Partus yang sudah selesai kurang dari tiga jam
disebut partus presipitatus. Sifat his normal, tonus otot diluar his juga normal,
kelainannya hanya terletak pada kekuatan his. Bahaya dari partus presipitatus bagi
ibu adalah perlukaan pada jalan lahir, khususnya serviks uteri, vagina dan
perineum. Sedangkan bagi bayi bisa mengalami perdarahan dalam tengkorak
karena bagian tersebut menglami tekanan kuat dalam waktu yang singkat.
His yang tidak terkoordinasi yaitu kontraksi terus tidak ada koordinasi
antara kontraksi bagian atas, tengah dan bawah, tidak adanya dominasi fundal,
tidak adanya sinkronisasi antara kontraksi daripada bagianbagiannya. Dengan
kekuatan seperti ini, maka tonus otot terus meningkat sehingga mengakibatkan
rasa nyeri yang terus menerus dan hipoksia janin.
Jadi, kesimpulan dari jurnal tersebut adalah partus kasep merupakan fase
terakhir dari suatu partus yang macet dan berlangsung terlalu lama sehigga timbul
gejala-gejala seperti dehidrasi, infeksi, kelelahan ibu, serta asfiksia, dan kematian
janin. Penyebab dari partus macet diantaranya inersia uteri (his hipotonik), tetania
uteri (his hipertonik), dan his tidak terkoordinasi.
B. Deteksi Dini Kelainan His
1. Deteksi Dini Kelainan His Hipotonik (Inersia Uteri) :
a) Tanda dan gejala : his tidak adekuat, <3 kali kontraksi dalam 10 menit,
lamanya <30 detik, lemas, pusing, dengan CTG terlihat tekanan yang
kurang dari 15 mmHg.
b) Manajemen : penuhi nutrisi ibu, mobilisasi atau ubah posisi ibu, pastikan
kandung kemih kosong, rangsang puting susu, teliti keadaan serviks,
presentasi dan posisi, penurunan kepala, bila his timbul adekuat dapat
dilakukan persalinan spontan, tetapi bila tidak berhasil maka akann
dilakukan sectio cesaria, memberikan RL + oksitosin drips 5-10 satuan
dalam 500 cc ,dimulai dengan12 tetes permenit, dinaikkan setiap 10-15
tetes permenit sampai 40-50 tetes permenit, bila inersia disertai dengan
disproporsi sefalopelvis, maka sebaiknya dilakukan Secsio Sesarea.
2. Deteksi Dini Kelainan His Hipertonik (Tetania Uteri) :
a) Tanda dan gejala : kontraksi >5kali kontraksi dalam 10 menit, lamanya
>40 detik, nyeri perut hebat, ibu kesakitan.
b) Manajemen : memberikan obat seperti morfin, luminal, dan sebagainya
asal janin tidak akan lahir dalam waktu dekat (4-6 jam), bila ada tanda-
tanda obstruksi, persalinan harus segera diselesaikan dengan secsio
sesaria, pada partus presipitatus tidak banyak yang dapat dilakukan karena
janin lahir tiba-tiba dan cepat.
3. Deteksi Dini Kelainan His Tidak Terkoordinasi :
a) Tanda dan gejala : Tonus otot meningkat diluar his, kontraksinya tidak
berlangsung seperti biasa karena tidak ada sinkronisasi antara kontraksi.
b) Manajemen : untuk mengurangi rasa takut, cemas dan tonus otot, berikan
obat-obat anti sakit dan penenang (sedativa dan analgetika) seperti morfin,
petidin, dan valium, apabila persalinan sudah berlangsung lama dan
berlarut-larut selesaikanlah partus menggunakan hasil pemriksaan dan
evaluasi, dengan ekstraksi vakum,forseps atau seksio sesaria.
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Distocia yaitu keabnormalan atau kesulitan dalam melahirkan. Distosia ini
merupakan kelainan persalinan abnormal atau sulit yang ditandai dengan kelambatan atau
tidak adanya kemajuan proses persalinan dalam satuan waktu tertentu. Distosia merujuk
pada kemampuan persalinan yang tidak normal. Persalinan berlangsung lebih lama, lebih
nyeri, atau tidak normal karena adanya masalah pada mekanisme persalinan, tenaga atau
kekuatan, jalan lahir, janin yang akan dilahirkan, atau masalah psikis.
Distosia kelainan tenaga ini merupakan kelainan pada his yang awalnya ade kuat
tiba – tiba his tersebut itu hilang. Kelainan his ini di kelompokkan menjadi: inersia uteri ,
tetania uteri, dan his inkoordinasi. Distosia karena kelainan HIS dapat disebabkan oleh
berbagai faktor, antara lain: primipara, multipara dan grandemultipara, herediter, emosi
dan ketakutan memegang peranan penting, salah pimpinan persalinan, atau salah dalam
pemberian obat-obatan. Kelainan his (insersia uteri) dapat menimbulkan kesulitan, yaitu :
kematian atau jejas kelahiran, bertambahnya resiko infeksi, kelelahan dan dehidrasi.
B. Saran
1. Untuk Klien
a. Menganjurkan ibu untuk mempersiapkan dan mengonsumsi nutrisi yang cukup saat
persalinan.
b. Menganjurkan ibu untuk lebih aktif membaca buku KIA terutama mengenai
persalinan.
2. Untuk Bidan
a. Bidan harus memperdalam ilmu tentang hal-hal apa saja yang menjadi wewenangnya
dan apa-apa saja yang tidak boleh untuk dilakukan dan tindakan apa saja yang harus
melakukan penanganan segera maupun kolaborasi dengan dokter spesialis kandungan.
b. Bidan harus lebih meningkatkan kemampuan dalam memberikan pelayanan yang baik
selama masa kehamilan, persalinan, maupun pada masa nifas agar ibu bisa merasa puas
dan nyaman dengan pelayanan yang diberikan.
DAFTAR PUSTAKA
http://repository.unimus.ac.id/2642/3/BAB%20II.pdf
Syariani. (2016). Hubungan Paritas dengan His Tidak Adekuat Pada Ibu Bersalin. Jurnal
Ilmiah Kesehatan. IV,1
Manuaba, I.B.G, dkk. 2010. “Ilmu Kebidanan, penyakit kandungan dan KB”. Jakarta
Ari, Sulistyawati, Esty Nugraheny. 2010. Asuhan Kebidanan pada Ibu Bersalin. Jakarta:
Salemba Medika