NIM : PO76302191019
1. Ekologi
Secara etimologis, ekologi berasal dari bahasa yunani yakni oikos dan logos. Oikos
berarti rumah atau habitat dan logos berarti ilmu pengetahuan. Maka dapat diartikan jika ekologi
ialah cabang ilmu pengetahuan yang mempelajari rumah atau habitat. Ekologi adalah cabang
ilmu biologi yang mempelajari interaksi antara makhluk hidup lain dan juga dengan lingkungan
sekitarnya. Dalam ilmu lingkungan, ekologi dijadikan sebagai ilmu dasar untuk memahami
interaksi di dalam lingkungan. Istilah ekologi pertama kali dikemukakan oleh Ernst Haeckel
(1834 – 1914). Dalam ekologi, makhluk hidup dipelajari sebagai kesatuan atau sistem dengan
lingkungannya.
Ekologi Kesehatan adalah ”ilmu yang mempelajari interaksi antara manusia, lingkungan
biologis, lingkungan fisik, lingkungan sosial di dalam suatu daerah dan waktu tertentu yang
mempunyai pengaruh pada status kesehatan” Pembahasan ekologi tidak lepas dari
pembahasan ekosistem dengan berbagai komponen penyusunnya, yaitu faktor abiotik dan
biotik. Faktor abiotik antara lain suhu, air, kelembaban, cahaya, dan topografi, sedangkan faktor
biotik adalah makhluk hidup yang terdiri dari manusia, hewan, tumbuhan, dan mikroba. Ekologi
juga berhubungan erat dengan tingkatan-tingkatan organisasi makhluk hidup, yaitu populasi,
komunitas, dan ekosistem yang saling memengaruhi dan merupakan suatu sistem yang
menunjukkan kesatuan.
Ekologi merupakan cabang ilmu yang masih relatif baru, yang baru muncul pada tahun
70-an. Akan tetapi, ekologi mempunyai pengaruh yang besar terhadap cabang biologinya.
Ekologi mempelajari bagaimana makhluk hidup dapat mempertahankan kehidupannya dengan
mengadakan hubungan antar makhluk hidup dan dengan benda tak hidup di dalam tempat
hidupnya atau lingkungannya. Ekologi, biologi dan ilmu kehidupan lainnya saling melengkapi
dengan zoologi dan botani yang menggambarkan hal bahwa ekologi mencoba memperkirakan,
dan ekonomi energi yang menggambarkan kebanyakan rantai makanan manusia dan tingkat
tropik dengan permasalahan kesehatan.
Peristiwa ekologis telah terjadi sejak mulainya sejarah kehidupan di alam semesta ini.
Ilmu Ekologi sebenarnya juga sudah cukup lama dikenal dan dipelajari terutama oleh para ahli
biologi. Namun sejak Konferensi Stockholm 1972, ekologi ramai diperbincangkan orang karena
erat hubungannya dengan lingkungan hidup. Cabang ekologi yang disebut Ekologi Kesehatan
masih lebih muda usianya.
Bidan profesional yang dimaksud harus memiliki kompetensi klinis (midwifery skills),
sosial-budaya untuk menganalisa, melakukan advokasi dan pemberdayaan dalam
mencari solusi dan inovasi untuk meningkatkan kesejahteraan perempuan, keluarga dan
masyarakat.
3. Praktik kebidanan
Praktik Kebidanan adalah kegiatan pemberian pelayanan yang dilakukan oleh Bidan
dalam bentuk asuhan kebidanan
Lingkungan itu perlu diperhatikan, mulai dari setiap individu punya kewajiban yang sama
dalam menjaga kesehatan lingkungan. Seandainya semua menyadari pentingnya kesehatan
lingkungan pastinya kita semua terhindar dari penyakit. Jika semua sakit barulah kita menyadari
bahwa betapa mahalnya kesehatan. Saat ini masalah kesehatan lingkungan sudah semakin
berkembang sementara masalah semakin sulit untuk teratasi. Untuk itulah, masalah kesehatan
lingkungan bukan hanya merupakan tanggung jawab perorangan melainkan tanggungjawab
semua orang. Jadi, sebagai manusia yang merupakan bagian dari lingkungan sudah
sepatutnya menjaga lingkungan.
5. Ruang Lingkup Ekologi
1) relatif dekat
2) lebih aman.
Hal ini seperti yang dikatakan oleh seorang ibu: " Kalau ada apa-apa bidan lebih
Tahu dan jika bidan tidak bisa menangani, dengan cepat akan mengurus merujuk ke rumah
sakit. ..."
Partisipasi suami
Untuk mengetahui partisipasi pria dalam masa kehamilan dan persalinan ditanyakan tentang
pendampingan suami saat memeriksaan kehamilannya. Sebagian besar peserta FGD
menyatakan bahwa mereka biasanya tidak didampingi suami, karena suami mereka sedang
bekerja. Sedangkan sebagian kecil lainnya menyatakan kadang-kadang atau jika suaminya
libur bekerja, maka mereka ditemani suaminya dalam melakukan pemeriksaaan kehamilan.
Kendala memanfaatkan pelayanan kesehatan Adapun kendalayang dalam melakukan akses
pemeriksaan kehamilandi Kabupaten Sukabumi adalah bahwa pelayanan kesehatandi
puskesmas/ polindes belum bisa menjangkau semua ibuyang bertempat tinggaldi wilayah
tersebut. Kondisi seperti ini banyak dirasakan oleh masyarakatyang tinggaldi daerahyang
wilayahnya cukup luas dan medannya relatif sulit untuk dijangkau.Hal ini mengakibatkan bahwa
sebagian masyarakat belum bisa menjangkau pelayanan kesehatan tersebut. jika terjadi
sesuatu atau ada masalah dengan kehamilan,
Adapun alasan mereka memilih melahirkandi rumah dengan paraji adalah : Pengalaman
kehamilan sebelumnya melahirkan dengan paraji selama kehamilan tersebut tidak
bermasalah.Hal ini seperti yang dikatakan oleh salah seorang ibu hamil: melahirkandi rumah,
sebab sejak anak pertama sebelumnya sudah biasa melahirkandi rumah, atas kemauan sendiri
dan merasa puas...
Sudah menjadi tradisi keluarga melahirkan dengan paraji Masyarakat lebih senang
melahirkan di rumah ditolong paraji dengan alasan:
Paraji dalam membantu persalinan sifatnya "lillahi ta 'ala", tidak mementingkan uang,
berapapun dikasih diterima, tidak komersil...". "paraji mempunyai semboyanyang penting ibu
dan anak selamat dulu ... " (Tokoh Masyarakat)
Alasan biaya, seperti yang salah seorang ibu mengenai biaya mengatakan: Biaya
melahirkandi paraji ringan sepunyanya, mereka tidak menentukan tarif " Bagiyang punya kartu
JPS dan bisa melahirkandi bidan dengan gratis masih ada saja yang tetap melahirkan dengan
paraji karena alasan ; ".... tidak enak ditolong bu bidan tidak bayar ...... " (Tokoh Masyarakat)
Paraji tidak hanya membantu persalinan, tetapi juga merawat ibu yang habis melahirkan.
Adanya perawatan paska melahirkan oleh paraji yang sudah menjadi kebiasaan
selama40 hari, sepertiyang dikemukakan oleh salah satu informan: sudah kebiasaan dari orang
tua jika melahirkandi paraji, kata orang tua di, paraji keurus segalanya. Dari umur sehari
sampai40 hari diurus oleh paraji" Sebagian masyarakat dulu masih mempercayai bahwa belum
lengkap kalau belum dipijit (disangsurken) oleh paraji.