Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH

“RESPON ORANG TUA DAN KELUARGA TERHADAP BBL ”

OLEH:
KELOMPOK II

 Afifah Dwi Hidayanti : PO76302191013


 Anita Purnama Sari : PO76302191002
 Wirna Viliani : PO76302191008
 Resky Fatima Azahrah : PO76302191023
 Pratiwi : PO76302191007
 Arfani AM : PO76302191015
 Krisdianti Dian Patottong : PO76302191020

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES MAMUJU

JURUSAN KEBIDANAN

TAHUN 2021

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT, yang atas rahmat-Nya sehingga
kami dapat menyelesaikan penyusunan makalah dengan judul “RESPON ORANG
TUA DAN KELUARGA TERHADAP BBL”.Dalam penulisan makalah ini kami
merasa masih banyak kekurangan baik dari teknik penulisan maupun materi,
mengingat kemampuan yang di miliki kami.Untuk itu kritik dan saran dari semua
pihak sangat kami harapkan demi penyempurnaan makalah ini. Dalam penulisan
makalah ini kami mengucapkan banyak terima kasih kepada pihak-pihak yang
membantu menyelesaikan makalah ini.

16 Februari 2021

Kelompok 2

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .............................................................................................................2

DAFTAR ISI............................................................................................................................3

BAB I PENDAHULUAN .......................................................................................................4

A. Latar Belakang…………………………………………………………………...……4
B. Rumusan Masalah……………………………………………………………………..4
C. Tujuan…………………………………………………………………………….…...4

BAB II PEMBAHASAN………………………………………………………………………6

A. Pengertian Bounding Attachment……………………………………………………...6


B. Respon Ayah dan Keluarga………………………………………………….…………6

BAB III PENUTUP……………………………………………………………………………10


A. Kesimpulan…………………………………………………………………………….10
B. Saran…………………………………………………………………………………...10

DAFTAR PUSTAKA………………………………………………………………………….11

3
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Orangtua merupakan seseorang yang mempunyai tanggung jawab besar dalam
mempersiapkan seorang anak yang berkualitas. Menjadi orangtua adalah suatu anugerah
yang tiada duanya, namun untuk menjadi orangtua yang tidaklah mudah. Memerlukan
banyak pengalaman dan juga harus mempelajari banyak ilmu pengetahuan dalam
mengasuh anak yang telah diberikan oleh sang Maha Pencipta, agar kualitas hidup dan
masa depan anak menjadi lebih baik. Untuk menjadi orang tua, para calon orangtua wajib
mempersiapkan diri mereka masing-masing dalam menerima kehadiran sang buah hati ke
dunia.
Reaksi orangtua dan keluarga terhadap bayi yang baru lahir, berbeda-beda. Hal ini dapat
disebabkan oleh berbagai hal, diantaranya reaksi emosi maupun pengalaman. Masalah
lain juga dapat berpengaruh, misalnya masalah pada jumlah anak, keadaan ekonomi, dan
lain-lain. Respon yang mereka perlihatkan pada bayi baru lahir, ada yang positif dan ada
juga yang negative
B. TUJUAN PENULISAN
1. Tujuan Umum
Untuk mengetahui respon orang tua terhadap bayi baru lahir
2. Tujuan khusus yaitu:
a. Untuk mengetahui bounding Attachment
b. Untuk mengetahui ikatan awal bayi dan orang tua
c. Untuk mengetahui respon ayah dan keluarga
d. Untuk mengetahui respon ayah terhadap bayi dan persiapan mengasuh
e. Untuk mengetahui sibling rivalry
C. MANFAAT PENULISAN
a. Manfaat teoritis
Sebagai pengembangan bahan masukan atau pengkajian baru khususnya ilmu kebidanan.
b. Manfaat praktis
1) Bagi institusi

4
Diharapkan dapat menjadi sumber informasi bagi mahasiswa akademi kebidanan poltekkkes
kemenkes mamuju
2) Bagi mahasiswa
Diharapkan dapat menambah ilmu pengetahuan dan wawasan dengan topik respon orang tua
terhadap bayi baru lahir

5
BAB II
PEMBAHASAN

A. BOUNDING ATTACHMENT
Bounding attachment adalah sentuhan awal /kontak kulit antara ibu dan bayi pada menit –menit
pertama sampai beberapa jam sejak kelahiran bayi .dalam hal ini ,kontak ibu dan ayah akan
menentukan tumbuh kemban anak menjadi optimal .pada proses ini ,terjadi pengggabungan
berdasarkan cinta dan penerima yang tulus dari orang tua terhadap anaknya dan memberikan
dukungan asuhan dalam perawatannya.kebutuhan untuk menyentuh dan di sentuh adalah kunci
dari isting primate .bayi mempelajari linkugan denagan membedakan sentuhan dan pengalaman
antara benda yang lembut dan yang keras, sama halnya dengan membedakan suhu panas dan
dingin.
1. Metode Kangguru
Dr. H. Dachrul Aldy, SpA(K) dalam makalahnya menjelaskan bahwa Metode Kanguru
(Kangoroo Mother Care/KMC) adalah kontak langsung antara kulit ibu, dan bayi
prematur/BBLR (skin to skin contact) yang dilakukan sejak dini dan berkelanjutan baik selama
masih di rumah sakit maupun di rumah, disertai pemberian ASI eksklusif dan pemantauan
terhadap tumbuh kembang bayi.
Tujuannya kontak kulit ke kulit antara ibu dan bayi dapat menurunkan hilangnya panas melalui
konduksi dan radiasi serta bertujuan untuk mempertahankan neutral thermal environment/NTE,
yaitu kisaran suhu lingkungan sehingga bayi dapat mempertahankan suhu tubuhnya tetap normal
dengan metabolisme basal minimum dan kebutuhan oksigen terkecil. Metoda ini dapat juga
dilakukan untuk bayi sehat. Sehingga dengan kontak langsung kulit ibu bayi ini kebutuhan dasar
dari bayi berupa kehangatan, ASI, kasih sayang dan perlindungan bisa dipenuhi.
B. Respon Ayah dan Keluarga
1. Peran ayah saat ini
Tema umum pada sebagian besar model perkembangan bayi adalah kurangnya perhatian
mengenai peran para ayah (Biller, 1993; Marsiglio, 1995). Bukti yang tak dapat dihindari adalah
bahwa faktor-faktor yang membuat para ibu menjadi penting bagi anak-anak mereka juga
merupakan faktor-faktor yang membuat para ayah menjadi penting (Lamb dan Lamb, 1976)
Penenlitian tentang peran pria tetap kurang berkembang dan berakar dalam nilai-nilai budaya dan
stereotype, yang mempertahankan pria untuk tetap berada dalam peran mencari nafkah
(Hawkins, et al. 1995)
Nama calon ibu adalah “ibu hamil “ namun tidak ada nama yang sesuai diberikan untuk seoang
calon ayah. Calon ayah di gambarkan sebagai seseorang yang menunjukkan perhatian pada
kesejahteraan emosional, serta fisik janin dan ibunya. Ia tidak hanya mempunyai tanggung jawab
sebagai orang tua terhadap anak ,tetapi dalam kasus yang pertama kali menjadi ayah ,pria
menjalani sebuah transisi peran

6
Transisi menjadi orang tua merupakan hal yang menimbulkan stres dan pria membutuhkan
banyak dukungan sebagai mana wanita. Transisi di gambarkan sebangai “suatu periode krisis
identitas yang melibatkan terjadinya serangkaian perubahan kehilangan dan ansietas yang
berhubungan dengan dunia esternal dan internal seseorang
Bagian-bagian sebelumnya menyebutkan ketidaksetaraan gender dan berfokus pada kaum wanita
dalam menjadi orang tua. Harus diingatkan bahwa seperti yang dikatakan Raphael-Leff (1991)
pria mempunyai kebutuhan pribadi yang unik selama dan sesudah masa transisi mengenai
penampilannya dalam menjadi orang tua.
Menurut Barbour (1990) para ayah harus membuat kemajuan yang sungguh-sungguh dalam
memperkuat posisi mereka pada saat kelahiran, para ayah kini perlu membuat kemajuan tersebut
di periode antenatal dan pascanatal jika keluarga yang baru akan diperkuat secara sukses.
2. Respon ayah terhadap bayi dan persiapan mengasuh
Hubungan antara ayah dan bayi sama dengan hubungan ibu dan bayi, dengan hubungan ini maka
seorang bayi dapat memperoleh asuhan yang kompeten dan penuh kasih saying dari kedua orang
tuanya. Lamb, et all (1987) menjelaskan bahwa keterlibatan orang tua mempunyai 3 komponen.
Dua hal pertama adalah membina keterikatan atau meluangkan waktu dalam interaksi satu per
satu dengan anak dan mudah ditemui jika orang tua terlibat dalam suatu tugas, ia akan merespon
jika anak perlu. Komponen yang ketiga adalah tanggung jawab yang harus memperhitungkan
kesejahteraan anak dan perawatan anak dari hari ke hari
Bidan yang masuk dalam situasi menyenangkan akan menimbulkan kebahagiaan dan kepuasan,
sebaliknya jika bidan masuk dalam situasi yang tidak menyenangkan maka ia harus menfasilitasi
ibu ,ayah ,dan keluarga untuk memecahkan permsalahan yang sedang terjadi
3. Ikatan awal bayi dan orang tua
Ikatan awal di jadikan sebagaimana perilaku orang tua terhadap kehamilan bayinya pada masa-
masa awal .perilaku ini sangat di pegaruhi oleh faktor itanternal dan estrnal .yang termasuk
Dalam factor internal dan esternal .yang termasuk dalam factor internal ,antara lain bagaimana
ia di rawat oleh orang tuanya ,bawaan genetikanya ,internalisasi praktik cultural ,adat istiadat dan
nilai,hubungan anatarpasangan keluarga’ orang lain ,pengalaman kelahiran dan ikatan
sebelumnya ,bagaimana ia memfantasikan sebagai orang tua ,dan lain –lain ,seedangkan faktor
esternal meliputi perawatan dan di terima saat ke hamilan ,persalinan ,dan pasca portum ,siklus
penoling persalinan ,responsivitas bayi ,keadaan bayi baru lahir ,dan apakah bayi dipisahkan
,responsivitas bayi ,keadaan bayibaru lahir ,dan apakah bayi di pisahkan dalam 1-2 jam pertama
selama kelahiran
Gambaran mengenai bagaimana bentuk ikatan awal antara dan bayi dapat kita cermati melalui
beberapa aktivitas ibu dan bayi antara lain :
a. Sentuhan
Sentuhanatau indera peraba, dipakai secara ekstensif oleh orang tua dan pengasuh lain sebagai
suatu sarana untuk mengenali bayi baru lahir dengan cara mengeksplorasi tubuh bayi dengan
ujung jarinya.

7
b. Kontak mata –
Ketika bayi baru lahir mampu secara fungsional mempertahankan kontak mata, orang tua dan
bayi akan menggunakan lebih banyak waktu untuk saling memandang. Beberapa ibu
mengatakan, dengan melakukan kontak mata mereka merasa lebih dekat dengan bayinya (Klaus,
Kennell, 1982). Bayi baru lahir dapat memusatkan perhatian kepada satu objek pada saat 1 jam
setelah kelahiran dengan jarak 20-25 cm dan dapat memetuskan perhatian ke padangan sebaik
orang dewasa pada usia kira-kira 4 bulan
c. Bau badan (odor)
Ibu mengetahui bahwa setiap anak memiliki aroma yang unik (Porter, Cernoch, Perry, 1983).
Sedangkan bayi belajar dengan cepat untuk membedakan aroma susu ibunya (Stainto, 1985).
d. Kehangatan tubuh
Jika tidak ada komplikasi yang serius,seorang ibu dapat langsung meletakan bayinya di atas
perutnya ,setelah tahap dua dari proses kelahirannya .kontak yang segera ini memberikan banyak
mamfaat ,baik bagi ibu maupun bayinya .bayi akan tetap banyak jika selalu bersenkutan dengan
kulit ibunya.
e. Suara (voice)
Respon antara ibu dan bayi dapat berupa suara masing –masing .Ibu akan menantikan tangisan
pertama bayinya .Dari tangisan tersebut ,ibu menjadi tenang karena merasakan bayinya baik –
baik saja (h idup).Bayi dapat mendengar sejak dalam rahim ,jadi tidak mengherankan jika iya
dapat mendegarkan suara-suara dan membedakan nada dan kekuatan sejak lahir , meskipun
suara-suara itu terhalang selama beberapa hari oleh cairan amniotic dari rahim yang melekat
pada telinga. Banyak penelitian yang menunjukkan bahwa bayi-bayi baru lahir bukan hanya
mendengar secara pasif , melainkan mendengar dengan sengaja dan mereka tampaknya lebih
dapat menyesuaikan diri dengan suara-suara tertentu dari pada yang lain, misalnya suara detak
jantung ibunya.
C. Sibling Rivalry
Sibling rivalry adalah rasa persaingan saudara kandung terhadap kelahiran adiknya. Biasanya,hal
tersebut terjadi pada anak dengan usia toddler ( pada anak 2-3 tahun ) yang juga dikenal dengan
usiaerlaku nakal pada anak. Anak mendemostrasikan sibling ricalry nya dengan berperilaku
temperalmetal , misalnya menangis keras tanpa sebab, berperilaku ekstrim untuk menarik
perhatian orang tuanya, atau dengan melakukan kekerasan terhadap adiknya.
Hal ini dapat dicegah dengan selalu melibatkan anak dalam menpersiapkan kelahiran adiknya.
Orang tua mengupayakan untuk memperkenalkan calon saudara kandungnya sejak masih dalam
kandungan dengan dengan menunjukkan gambar -gambar bayi yang masih dalam
mengimajinasikan keadaan calon sau dara kandung.Untuk mengatasi hal ini ,orang tua harus
selalu memperhatikan komunikasi yang baik dengan anak tampa menguragi kontak fisik dengan
anak .libatkan juga keluarga yang lain untuk selalu berkomunikasi dengannya untuk mencegah
munculnya perasaan”sendiri “ pada anak .

8
Sikap pada anak pertama usia pra sekolah biasanya beruba setelah kelahiran anak ke dua .dari
penelitian yang sudah di lakukan ternyata sikap ibu terhadap anak tertua pada tahun-tahun
berikutnya beruba ,sedangkan terhadapanak berikutnya tidak di liputi perasaan kekhawatiran dan
kehagatan .bila anak tersebut bukan anak pertama maka ibu akan member lebih banyak
kebebasan setelah kelahiran anak bertkutnya .

9
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Bounding attachment adalah sentuhan awal /kontak kulit antara ibu dan bayi pada
menit –menit pertama sampai beberapa jam sejak kelahiran bayi .dalam hal ini ,kontak
ibu dan ayah akan menentukan tumbuh kemban anak menjadi optimal
Masa transisi mengkaji keluarga dan menemukan bahwa orang tua berfokus pada
penyediaan lingkungan untuk pertumbuhan, perkembangan, dan pengasuhan anak-
anak. Mengingat bahwa komitmen yang diberikan seumur hidup memiliki makna bagi
para orang tua, adaptasi diri yang sukses sejak dini terhadap peran menjadi orang tua
ini merupakan hal yang sangat penting.
Disamping peran ibu yang sangat penting dalam keluarga, peran ayah pun juga penting
dalam mengasuh dan merawat bayi. Sebaiknya ayah dan ibu dalam membina keluarga
saling mendukung karena faktor saling dukung merupakan faktor yang sangat
berpengaruh dalam membina keluarga. Melibatkan kehadiran ayah dalam mengasuh
anak tidak kalah pentingnya dengan kehadiran ibu
Bidan dapat membantu memberi dukungan dan persiapan untuk menjadikan suami dan
istri menjadi “ayah” dan “ibu”.
Sibling rivalry adalah rasa persaingan saudara kandung terhadap kelahiran adiknya.
Biasanya,hal tersebut terjadi pada anak dengan usia toddler ( pada anak 2-3 tahun )
yang juga dikenal dengan usiaerlaku nakal pada anak.

B. SARAN
1. Bagi Institusi
Diharapkan agar dapat memberi masukan berupa kritik dan saran yang bersifat
membangun tentang respon orang tua terhadap bayi baru lahir

2. Bagi Mahasiswa DIII Kebidanan


Diharapkan agar lebih mengembangkan wawasan dan ilmu pengetahuan tentang
respon orang tua terhadap bayi baru lahir

3. Bagi Pembaca
Diharapkan dapat dijadikan pedoman dala mebuat sebuah makalah dengan tema atau
judul yang sama dengan lebih baik lagi

10
DAFTAR PUSTAKA

Henderson, Christine. “Buku Ajar Konsep Kebidanan”. Jakarta : EGC. 2005


Sulistiawati, Ary. “Asuhan Kebidanan Pada Ibu Nifas”. Yogyakarta :Andi. 2009
http://www.lusa.web.id/bounding-attachment/
http://keluargasehat.wordpress.com/2008/03/28/metode-kanguru/

11

Anda mungkin juga menyukai