Disusun oleh :
1. Dian Retno Sari (190106003)
2. Nur Witasari (190106010)
TINGKAT II
PROGRAM STUDI DIII KEBIDANAN UNIVERSITAS TULUNGAGUNG
TAHUN AJARAN 2019/2020
Jl.Raya Tulungagung – Blitar Km.4 Sumbergempol telp. ( 0355) 331080
KATA PENGANTAR
Segala puja dan puji bagi Tuhan Yang Maha Esa, Tuhan semesta alam. Atas rahmat,
taufik dan hidayahnya, penulis dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul
“ROBEKAN JALAN LAHIR “, meskipun jauh dari kesempurnaan, sehingga perlu
adanya perbaikan-perbaikan. Oleh karena itu, penulis sangat mengharapkan saran
dan kritik yang sifatnya membangun, demi perbaikan.
Dengan terselesaikannya makalah ini, penulis menyampaiakan terimakasih
sedalam-dalamnya kepada :
1. Widya Lusi Arisona., S.S.T., MPH yang telah banyak meluangkan waktu dan
tenagannya untuk membimbing penyusunan makalah ini menuju terselesainya dan
kesempurnaannya.
2. Teman-teman yang ikut berpartisipasi.
Walaupun dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini, dengan ibarat tiada
gading tak retak, penulis menyadari bahwa penyusunan makalah ini masih banyak
kekurangan.
Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi penulis khususnya dan para
pembaca umumnya. Aamiin.
Penyusun
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..................................................................................................................
DAFTAR ISI.................................................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang..................................................................................................................
B. Rumusan Masalah.............................................................................................................
C. Tujuan Penulisan...............................................................................................................
BAB II PEMBAHASAAN
A. Pengertian..........................................................................................................................
B. Etiologi..............................................................................................................................
C. Patofisiologi......................................................................................................................
D. Tanda dan Gejala...............................................................................................................
E. Penatalaksanaan Medis.....................................................................................................
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan.......................................................................................................................
B. Saran..................................................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sebagai akibat persalinan, terutama pada seorang primipara, bisa timbul luka pada
vulva di sekitar introitus vagina yang biasanya tidak dalam akan tetapi kadang-kadang
bisa timbul perdarahan banyak, khususnya pada luka dekat klitoris.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan pemaparan dari latar belakang diatas penulis menarik rumusan
masalah sebagai berikut :
1. Apakah definisi dari robekan jalan lahir?
2. Apa penyebab robekan jalan lahir?
3. Bagaimana tanda-tanda robekan jalan lahir?
4. Bagaimana penatalaksanaan robekan jalan lahir?
C. Tujuan
Dengan dibuatnya makalah ini diharapkan mahasiswa mampu memahami dan
membuat asuhan kebidanan persalinan dengan robekan jalan lahir.
Tujuan dari pembuatan makalah ini, selaian untuk memenuhi salah satu tugas
kuliah adalah :
1. Untuk mengetahui apa definisi dari robekan jalan lahir.
2. Untuk mengetahui apa penyebab robekan jalan lahir.
3. Untuk mengetahui dan memahami bagaimana tanda-tanda robekan jalan lahir.
4. Untuk mengetahui bagaimana penatalaksanaan pada robekan jalan lahir.
BAB II
PEMBAHASAN
A. PENGERTIAN
1. Robekan Jalan Lahir
Perdarahan dalam keadaan dimana plasenta telah lahir lengkap dan kontraksi
rahim baik, dapat dipastikan bahwa perdarahan tersebut berasal dari perlukaan jalan
lahir. Perlukaan jalan lahin terdiri dari :
2. Robekan Perinium
Robekan perineum terjadi pada hampir semua persalinan pertama dan tidak
jarang juga pada persalinan berikutnya. Robekan perineum umumnya terjadi di garis
tengan dan bisa menjadi luas apabila kepala janin lahir terlalu cepat, sudut arkus
pubis lebih kecil daripada biasa, kepala janin melewati pintu panggul bawah dengan
ukuran yang lebih besar daripada sirkumferensia suboksipito bregmatika
Serabut otot berinsersi pada tempat-tempat berikut ini: di sekitar vagina dan
rektum, membentuk sfingter yang efisien untuk keduanya, pada persatuan garis
tengah antara vagina dan rektum, pada persatuan garis tengah di bawah rektum dan
pada tulang ekor. Diafragma urogenitalis terletak di sebelah luar diafragma pelvis,
yaitu di daerah segitiga antara tuberositas iskial dan simpisis phubis. Diafragma
urogenital terdiri dari muskulus perinialis transversalis profunda, muskulus
konstriktor uretra dan selubung fasia interna dan eksterna (Cunningham, 1995).
Persatuan antara mediana levatorani yang terletak antara anus dan vagina
diperkuat oleh tendon sentralis perinium, tempat bersatu bulbokavernosus, muskulus
perinialis transversalis superfisial dan sfingter ani eksterna. Jaringan ini yang
membentuk korpus perinialis dan merupakan pendukung utama perinium, sering
robek selama persalinan, kecuali dilakukan episiotomi yang memadai pada saat yang
tepat. Infeksi setempat pada luka episiotomi merupakan infeksi masa puerperium
yang paling sering ditemukan pada genetalia eksterna.
LUKA PERINIUM
Luka perinium adalah perlukaan yang terjadi akibat persalinan pada bagian perinium
dimana muka janin menghadap (Prawirohardjo S,1999). Luka perinium, dibagi atas
4tingkatan :
Tingkat I : Robekan hanya pada selaput lender vagina dengan atau tanpa
mengenai kulit perineum
Tingkat III : Robekan mengenai seluruh perinium dan otot spingter ani
3. Robekan Serviks
Robekan serviks paling sering terjadi pada jam 3 dan 9. bibir depan dan bibir
belakang servik dijepit dengan klem fenster kemudian serviks ditariksedidikit untuk
menentukan letak robekan dan ujung robekan. Selanjutnya robekan dijahit dengan
catgut kromik dimulai dari ujung untuk menghentikan perdarahan.
4. Rupture Uteri
Ruptur uteri merupakan peristiwa yang paling gawat dalam bidang kebidanan
karena angka kematiannya yang tinggi. Janin pada ruptur uteri yang terjadi di luar
rumah sakit sudah dapat dipastikan meninggal dalam kavum abdomen.
Resiko infeksi sangat tinggi dan angka kematian bayi sangat tinggi pada kasus
ini. Ruptura uteri inkomplit yang menyebabkan hematoma pada para metrium,
kadang-kadang sangat sulit untuk segera dikenali sehingga menimbulkan komplikasi
serius atau bahkan kematian. Syok yang terjadi seringkali tidak sesuai dengan
jumlah darah keluar karena perdarhan heat dapat terjadi ke dalam kavum abdomen.
Keadaan - keadaan seperti ini, sangat perlu untuk diwaspadai pada partus lama atau
kasep.
a. R. u. Gravidarum
b) R. u. Durante Partum
2. Menurut lokasinya:
a) Korpus uteri, ini biasanya terjadi pada rahim yang sudah pernah mengalami
operasi seperti seksio sesarea klasik ( korporal ), miemoktomi.
b) Segmen bawah rahim ( SBR ), ini biasanya terjadi pada partus yang sulit dan
lama tidak maju, SBR tambah lama tambah regang dan tipis dan akhirnya
terjadilah ruptur uteri yang sebenarnya
c) Serviks uteri ini biasanya terjadi pada waktu melakukan ekstraksi forsipal
atau versi dan ekstraksi sedang pembukaan belum lengkap
3. Menurut etiologinya
a)Ruptur uteri spontanea
3) Bekas miomectomia
B. ETIOLOGI
1. Robekan perinium
Umumnya terjadi pada persalinan:
2.Robekan serviks
a. Partus presipitatus
d. Partus lama
3. Ruptur Uteri
4. Panggul sempit
5. Letak lintang
6. Hydrosephalus
C. PATOFISIOLOGI
1. Robekan Perinium
Robekan perineum terjadi pada semua persalinan pertama dan tidak jarang
juga pada persalinan berikutnya. Robekan ini dapat dihindarkan atau dikurangi
dengan menjaga jangan sampai dasar panggul dilalui oleh kepala janin dengan
cepat, sebaliknya kepala janin yang akan lahir jangan ditahan terlampau kuat
dan lama, karena akan menyebabkan asfiksia dan pendarahan dalam tengkorok
janin, dan melemahkan otot-otot dan fasia pada dasar panggul karena
diregangkan terlalu lama.
Robekan perineum umumnya terjadi digaris tengah dan bias menjadi luas
apabila kepala janin lahir terlalu cepat, sudut arkus pubis lebih kecil daripada
biasa sehingga kepala janin terpaksa lahir lebih ke belakang daripada biasa,
kepala janin melewati pintu bawah panggul dengan ukuran yang lebih besar
daripada sirkumferensia suboksipito-bregmatika, atau anak dilahirkan dengan
pembedahan vaginial.
2. Robekan Serviks
3. Rupture Uteri
Terjadinya spontan atau bekas seksio sesarea dan bekas operasi pada uterus.
Pendarahan segera
Plasenta baik
Pucat
Lemah
Menggigil
2. Rupture Uteri
Tanda dan gejala ruptur uteri dapat terjadi secara dramatis atau tenang.
a) .Dramatis
Nyeri tajam, yang sangat pada abdomen bawah saat kontraksi hebat
memuncak
Terdapat tanda dan gejala syok, denyut nadi meningkat, tekanan darah
menurun dan nafas pendek ( sesak )
Janin dapat tereposisi atau terelokasi secara dramatis dalam abdomen ibu
Gerakan janin dapat menjadi kuat dan kemudian menurun menjadi tidak ada
gerakan dan DJJ sama sekali atau DJJ masih didengar
b). Tenang
E. PENATALAKSANAAN MEDIS
Tinjau kembali prinsip perawatan umum dan oleskan larutan anti septik ke
vagina dan serviks
Berikan dukungan dan penguatan emosional. Anastesi tidak dibutuhkan
padasebasian besar robekan serviks. Berikan petidin dan diazepam melalui
IV secara perlahan (jangan mencampur obat tersebut dalam spuit yang sama)
atau gunakan ketamin untuk robekan serviks yang tinggi dan lebar
Minta asisten memberikan tekanan pada fundus dengan lembut untuk
membantu mendorong serviks jadi terlihat
Gunakan retraktor vagina untuk membuka serviks, jika perlu
Pegang serviks dengan forcep cincin atau forcep spons dengan hati–hati.
Letakkan forcep pada kedua sisi robekan dan tarik dalam berbagai arah
secara perlahan untuk melihat seluruh serviks. Mungkin terdapat beberapa
robekan.
Tutup robekan serviks dengan jahitan jelujur menggunakan benang catgut
kromik atau poliglokolik 0 yang dimulai pada apeks(tepi atas robekan) yang
seringkali menjadi sumber pendarahan.
Jika bagian panjang bibir serviks robek, jahit dengan jahitan jelujur
menggunakan benang catgut kromik atau poliglikolik 0.
Jika apeks sulit diraih dan diikat, pegang pegang apeks dengan forcep arteri
atau forcep cincin. Pertahankan forcep tetap terpasang selama 4 jam. Jangan
terus berupaya mengikat tempat pendarahan karena upaya tersebut dapat
mempererat pendarahan. Selanjutnya :
Terdapat empat derajat robekan yang bisa terjadi saat pelahiran, yaitu :
Tingkat I : Robekan hanya pada selaput lender vagina dan jaringan ikat
Tingkat III : robekan mengenai trnseksi lengkap dan otot spingter ani
– Pegang setiap ujung sfingter dengan klem Allis ( sfingter akan beretraksi
jika robek ). Selubung fasia disekitar sfingter kuat dan tidak robek jika
ditarik dengan klem.
Buka abdomen
– Gunakan jari atau gunting untuk memisahkan otot rektus (otot dinding
abdomen )
– Periksa area rupture pada abdomen dan uterus dan keluarkan bekuan
darah.
Jika uterus robek sampai serviks dan vagina, mobilisasi kandung kemih
minimal 2cm dibawah robekan.
Jika memungkinkan, buat jahitan sepanjang 2cm diatas bagian bawah
robekan serviks dan pertahankan traksi pada jahitan untuk memperlihatkan
bagian-bagian robekan jika perbaikan dilanjutkan.
Jika rupture meluas secara lateral sampai mencederai satu atau kedua arteri
uterina, ikat arteri yang cedera.
Identifikasi arteri dan ureter sebelum mengikat pembuluh darah uterus.
– Pada semua kasus, periksa adanya cedera pada kandung kemih. Jka
teridentifikasi adanya cedera kandung kemih, perbaiki cedera tsb.
– Jika terdapat tanda-tanda infeksi, tutup jaringan subcutan dengan kasa dan
buat jahitan longgar menggunakan benang catgut ( poligkolik ) 0. Tutup kulit
dengan penutupan lambat setelah infeksi dibersihkan.
– Jika tidak terdapat tanda-tanda infeksi, tutup kulit dengan jahitan matras
vertikal menggunakan benang nelon ( sutra ) 3-0 dan tutup dengan balutan
steril.
BAB III
TINJAUAN KASUS
A. Pengajian
Tanggal : 07 Januari 2021
A. Data Subyektif
1. Biodata
Nama Istri : Ny. N Nama Suami : Tn. S
Umur : 23 thn Umur : 26 thn
Agama : Islam Agama : Islam
Bangsa : Indonesia Bangsa : Indonesia
Pekerjaan : IRT Pekerjaan : Wiraswasta
Pendidikan : SMA Pendidikan : SMA
Alamat : Ds. Dukuh Alamat : Ds. Ngadiluwih
Kab. Tulungagung Kab. Kediri
2. Keluhan Utama
Ibu mengatakan nyeri pada luka jahitan
3. Riwayat Kesehatan
a. Riwayat Penyakit Lalu
Ibu mengatakan tidak pernah menderita penyakit menular seperti TBC,
HIV/AIDS, Hepatitis B dll, menahun seperti DM, Hipertensi, jantung, dll.
b. Riwayat Penyakit Sekarang
Ibu mengatakan tidak pernah menderita penyakit menular seperti TBC,
HIV/AIDS, Hepatitis B dll, menahun seperti DM, Hipertensi, jantung, dll.
Riwayat Menstruasi
a. Amenorhoe : Tidak ada
b. Menarche : 12 tahun
c. Lama : ± 7 hari
d. Banyak/sedikit :
Hari ke 1 : Jumlah 3 pembalut konsistensi encer, warna kecoklatan dan merah.
Hari ke 2 : jumlah 3 – 4 pembalut konsistensi encer, ada sedikit gumpalan,
warna merah.
Hari ke 3 : Jumlah 2 – 3 pembalut konsistensi encer, warna kecoklatan.
Hari ke 4 : Jumlah 2 pembalut konsistensi encer, warna kecoklatan.
Hari ke 5 : jumlah 2 pembalut konsistensi encer, warna kecoklatan.
Hari ke 6 : Jumlah 2 pembalut warna coklat coklat.
e. Siklus : 28 hari
f. Dismonerhoe : Tidak dismonerhoe
g. menstruasior albus : Ada tapi sedikit
4. Riwayat Kehamilan, Persalinan dan Nifas
Ibu mengatakan ini adalah kehamilannya yang pertama.
5. Riwayat KB
Ibu mengatakan belum pernah menjadi akseptor KB.
6. Riwayat Psikososial
Ibu mengatakan hubungan dengan keluarga, tetangga dan lingkungan sekitarnya
baik.
7. Riwayat Sosial Budaya
Ibu mengatakan kadang masih mempercayai adat istiadat yang ada didaerahnya.
8. Pola kebiasaan sehari - hari
a. Nutrisi
Sebelum Hamil : ibu mengatakan makan 3 x sehari porsi biasa. Minum
8 gelas sehari
Sesudah Persalinan : Ibu mengatakan makan – makanan sayur mayur, buah
– buahan, lauk pauk 4 – 5 X dengan porsi kecil tapi sering, ibu minum 8 gelas
sehari dengan air putih dan tidak ada makanan pantangan.
b. Eliminasi BAB dan BAK
Sebelum Hamil : Ibu mengatakan BAB 1-2x sehari, bau khas,
konsistensi lembek warna kuning kecoklatan. BAK 5-6x sehari bau khas
warna jernih kekuningan.
Sesudah Persalinan : Ibu mengatakan hari ini belum BAB dan BAK
c. Aktivitas
Sebelum Hamil : Ibu mengatakan melakukan kegiatan sebagai IRT seperti
mencuci,memasak,menyapu,dll
Sesudah Persalinan : ibu mengatakan melakukan kegiatan IRT dengan
bantuan suami
d. Istirahat
Sebelum Hamil : ibu mengatakan tidur malam 7-8 jam dan tidur siang 1-2
jam
Sesudah Persalinan : Ibu mengatakan kesulitan tidur karena nyeri pada luka
jahitan perineum
e. Seksual
Sebelum Hamil : ibu mengatakan jarang melakukan hubungan seksual
saat hamil.
Sesudah Persalinan : Ibu mengatakan melakukan hubungan seksual 1
minggu 1x.
f. Personal Hygiene
Sebelum Hamil : Mandi 3x sehari, ganti celana dalam 3x sehari
Sesudah Persalinan : Ibu mengatakan mandi 1x belum keramas sejak
melahirkan anaknya, gosok gigi 1x, ganti pakaian 1x sehari dan tidak ada
keluhan.
B. Data Obyektif
1. Pemeriksaan Umum
Kesadaran : Composmentis
BB sebelum hamil : 52 kg
BB sekarang : 66 kg
TB : 156 cm
LILA : 24 cm
TTV
TD : 110/70 mmHg
N : 88x/mnt
RR : 24x/mnt
S : 36,2o C
2. Pemeriksaan Khusus
a. Inspeksi
Muka : Simetris
Genetalia : Bersih
b.Palpasi
Mc Donald
TFU : 31,5 cm
TBJ : 3100 gr
IV. Evaluasi
S : Ibu mengatakan sudah mengerti dengan apa yang disampaikan petugas
TTV
TD : 120/70x/mnt
N : 80x/mnt
RR : 20x/mnt
S : 36,2oC
P :
Tinjau kembali prinsip perawatan umum dan oleskan larutan anti septik ke
vagina dan serviks
Berikan dukungan dan penguatan emosional. Anastesi tidak dibutuhkan
padasebasian besar robekan serviks. Berikan petidin dan diazepam melalui IV
secara perlahan (jangan mencampur obat tersebut dalam spuit yang sama) atau
gunakan ketamin untuk robekan serviks yang tinggi dan lebar
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Perdarahan dalam keadaan dimana plasenta telah lahir lengkap dan kontraksi rahim
baik, dapat dipastikan bahwa perdarahan tersebut berasal dari perlukaan jalan lahir.
Persalinan sering kali mengakibatkan perlukaan jalan lahir. Luka-luka biasanya ringan,
tetapi kadang-kadang terjadi juga luka yang luas dan berbahaya. Setelah persalinan harus
selalu dilakukan pemeriksaan vulva dan perinium. Pemeriksaan vagina dan serviks
dengan spekulum perlu dilakukan setelah pembedahan pervaginam.
B. SARAN
1. Bagi Mahasiswa
Mahasiswa diharapkan agar dapat mengerti tentang robekan jalan lahir sampai
dengan bagaimana manifestasi klinik dan penatalaksanaan medisnya, menerapkan
konsep asuhan kebidanan kepada klien dengan perlukaan jalan lahir.
Diharapakan mampu mengerti tentang robekan jalan lahir dan dapat memberikan
pelayanan yang terbaik bagi klien serta mampu memberikan asuhan secara
komprehensif.
DAFTAR PUSTAKA
Sumarah,dkk.2009.Asuhan Kebidanan pada ibu bersalin.yogyakarta:fitramaya
(Prawirohadjo, Sarwono. 2014. Ilmu Kebidanan Edisi Ketiga. PT Bina Pustaka Sarwono
Prawiirohardjo. Jakarta
(maryunani, Anik, Puspita, Eka. 2014. Asuhan Kegawatdaruratan Maternal dan Neonatal.
Trans Info Media. Jakarta)
(Nugroho, Taufan. OBSGYN Obstetri dan Ginekologi untuk Kebidanan dan Keperawatan.
2012. Nuha Medika. Yogyakarta)