NAMA KELOMPOK :
Merry Andani
Mutiara Fatinah
Nova Aryanti
Nyak Poppy Octavia
Oktarini Mayasari
DOSEN PEMBIMBING : Dra. Hj. Kosma Heryati, M.Kes
Kelas II A
JURUSAN D III KEBIDANAN
POLTEKKES KEMENKES BENGKULU
KEMENTRIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
TAHUN 2011/2012
BAB I
TUJUAN PENULISAN
Tujuan penulisan
a. Tujuan Umum
Setelah Melalui Proses Belajar, Mahasiswa Mampu Melakukan Asuhan
Kebidanan Kegawatdaruratan Pada Distosia Karena Kelainan Jalan Lahir.
b. Tujuan
Khusus Mampu Menjelaskan Tentang Pengertian Distosia Jalan Lahir
1. Mahasiswa
2. Mahasiswa Mampu Menjelaskan Tentang Jenis-Jenis Distosia Jalan Lahir
3. Mahasiswa Mampu Menjelaskan Tentang Etiologi Dari Distosia Karena
Kelainan Jalan Lahir Keras
4. Mahasiswa Mampu Menjelaskan Tentang Etiologi Dari Distosia Karena
Kelainan Jalan Lahir Lunak
5. Mahasiswa Mampu Menjelaskan Tentang Diagnose Dari Distosia Karena
Kelainan Jalan Lahir Keras
6. Mahasiswa Mampu Menjelaskan Tentang Diagnose Dari Distosia Karena
Karena Kelainan Jalan Lahir Lunak
BAB II
3
KONSEP TEORI
2.1 Pengertian
Distosia didefinisikan sebagai persalinan yang panjang, sulit, atau abnormal yang timbul
akibat berbagai kondisi yang berhubungan dengan 5 faktor persalinan. Setiap keadaan
berikut keadaan berikut dapat menyebabkan distosia :
1.persalinan disfungsional akibat kontraksi uterus yang tidak efektif atau akibat
upaya mengedan ibu ( Kekuatan/ Power )
2.perubahan struktur pelvis (jalan lahir/ passage )
3.sebab- sebab pada janin, meliputi kelainan presentasi maupun kelainan
posisi, bayi besar dan jumlah bayi ( passanger )
4.posisi ibu selama persalinan dan melahirkan
5.Respon psikologis ibu selama persalinan yang berhubungan dengan
pengalaman, persiapan, budaya dan warisannya, serta sistem
Kelima faktor ini bersifat interdependen. Dalam mengkaji pola persalinan
abnormal wanita, seorang bidan mempertimbangkan interaksi kelima faktor ini dan
bagaimana kelima faktor tersebut mempengaruhi proses persalinan. Distosia diduga
terjadi jika kecepatan dilatasi serviks, penurunan dan pengeluaran (ekspulsi) janin tidak
menunjukan kemajuan, atau jika karakteristik kontraksi uterus menunjukan perubahan.
Distosia adalah kesulitan dalam jalannya persalinan. Distosia jalan lahir adalah
kesulitan dalam persalinan yang terjadi akibat kelainan jalan lahir
Distosia karena kelainan jalan lahir ( Passage )
Distosia ini meliputi :
a. Bentuk dan Kelainan Panggul dan cephalo pelvic
disproportion
b. Kelainan jalan lahir lunak
2.2 Macam-Macam Distosia Jalan Lahir
2.2 Jenis-Jenis Distosia Jalan Lahir
4
Klasifikasi
Distosia Jalan Lahir
Distosia Jalan Lahir Keras
1. Naegele,
Rachitis,
Scoliosis,
1. Distosia
Karena
Dan Vagina
Atresia Vulva
Edema Vulva
Stenosis Vulva
Tumor Vulva
Stenosis Vagina
Congenital
Tumor Vagina
Kelainan Pada
Selaput Dara Dan
2. Distosia
Karena
Kelainan Servik
Servik Kaku
Servik Gantung
Servik Konglumer
Edema Servik
3.
Distosia Karena
Kelainan Uterus
Kelainan Congenital
Retroplexio Uteri
Prolapsus Uterus
Kanker Rahim
A.
B. Kesempitan Panggul
Kesempitan Pintu Atas Panggul
Pintu atas panggul dinyatakan sempit bila ukuran
c.
Kelainan
d. Kelainan panggul
disebabkan kelainan
aggota bawah Coxitis,
luxatio, atrofia.
panggul
disebabkan kelainan
tulang belakang
Metode Osborn
tangan
yang
satu
menentukan
apakah
(sumber: buku ilmu kebidanan sarwono prawirohardjo, tahun 2006, hal: 641)
10
kraniotomi
simfisiot
omi
Persalinan
percobaan
a. Seksio sesaria
Seksio sesaria
Seksio
sesaria
elektif
di
atau
karena
terdapat
disproporsi
sedang syarat-syarat untuk persalinan
b. Persalianan
percobaan
Mengenai penanganan khusus pada persalinan percobaan perlu di perhatikan halsefalopelvik yang nyata.
pervaginam tidak atau belum di penuhi.
hal berikut:
Pada persalinan yang agak lama perlu dijaga adanya bahaya dehidrasi dan
asidosis pada ibu, dan perlu di usahakan supaya dapat beristirahat cukup,
serta tidak banyak menderita.
Kualitas dan turunnya kepala janin dalam rongga panggul harus terus di
awasi.
Sebelum ketuban pecah, kepala janin pada umumnya tidak dapat masuk
kedalam rongga panggul dengan sempurna. Tujuan pemecahan ketuban
adalah untuk mendapatkan kepastian apakah dengan his yang teratur dan
mungkin bertambah kuat, terjadi penurunan kepala yang berarti atau tidak.
Berhubung banyaknya factor yang harus ikut di perhitungkan dalam
mengambil keputusan tersebut, tiap kasus harus di nilai sendiri-sendiri.
adalah
d. Kraniotomi
Pada persalinan yang di biarkan
tulang
meninggal,
sebaiknya
selesaikan
dengan
simfisis
supaya
dengan
kranioklasi.
demikian
rongga
panggul
c.Simfiotomi
Simfisiotomi
panggul
kiri
dan
persalinan
kraniotomi
di
dan
11
12
4.Tumor vulva
Dapat berupa abses bartholini atau kista atau suatu kondilomata, tetapi
apabila tidak terlalu besar tidak akan menghalangi persalinan. Abses kelenjar
bartholin diserap isinya, sehingga tinggal kantung yang mengandung cairan
yang disebut kista bartholin.
Stenosis dapat terjadi karena parut-parut akibat perlukaan dan radang. Pada stenosis
vagina yang
kaku
dalam kehamilan dan merupakan halangan untuk lahirnya janin,
6. tetap
Tumor
vagina
Tumorseksio
vagina
dapat merupakan rintangan bagi lahirnya janin pervaginam.
perlu dipertimbangkan
sesaria.
Berupa kista gardner yang kalau besar dapat menghalangi jalannya persalinan.
Adanya tumor vagina bisa pula menyebabkan persalinan pervaginam
13
Tumor vagina dapat merupakan rintangan bagi lahirnya janin pervaginam, dapat
berupa kista gardner yang kalau besar dapat menghalangi jalannya persalinan.
7. Varises vagina
Biasanya pada pemeriksaan dalam teraba pembuluh darah yang menonjol
di dinding kiri dan kanan vagina. Jika tidak ditangani dengan baik, hal ini dapat
menyebabkan pecahnya pembuluh darah saat persalinan karena tertekan oleh
kepala bayi sehingga dapat menyebabkan darah merembes dan hematoma.
Hal ini dapat di tangani dengan mengerok pembuluh darah menggunakan
sendok kerok yang tumpul kemudian dilakukan pengikatan pembuluh darah
yang terbuka.
Biasanya pada pemeriksaan dalam teraba pembuluh darah yang menonjol di dinding kiri
dan kanan vagina.
dapat di tangani dengan mengerok pembuluh darah menggunakan sendok kerok yang
distosia karena kelainan servik
tumpul kemudian dilakukan pengikatan pembuluh darah yang terbuka.
Distosia serviks adalah terhalangnya kemajuan persalinan karena kelainan pada
serviks uteri.
1. Serviks Kaku
Adalah suatu
dimana
Diagnosis :
Diagnosis distosia persalinan karena
disetai
keadaan
pembukaan,
dan
setelah
dan kaku.
hamil dengan riwayat abortus
Penanganan :
habitualis.
Bila setelah pemberian obat-obatan seperti valium dan petidin tidak merubah
kekakuan, tindakan kita melakukan seksio sesaria.
14
Penanganan:
Bila setelah pemberian obat-
obatan
seperti
petidin
tidak
kekakuan,
valium
dan
merubah
tindakan
kita
pembukaan
ostium
sedangkan
ostium
uteri
yang
panjang
(elongation
services at portionis).
Penanganan:
Penanganan
tergantung
pada
sebaiknya
dilakukan
seksio sesarea
4. Edema Serviks
Bila dijumpai edema yang hebat pada
serviks dan disertai hematoma serta
Diagnosa
Dapat
ditemukan
inspeksi
pemeriksaan bimanual
His baik tetapi pembukaan
atau
melalui
sewaktu
2-3
15
1. Perut Gantung
(Abdomen Pendulum)
2. Kelainan
Letak Uterus
Perut gantung dijumpai pada multipara atau grande multipara karena
melemahnya dinding rahim. Makin tua kehamilan, uterus makin bertambah
kedepan sehingga funduss uteri lebih rendah dari simfisis. Akibatnya terjadi
kesalahan letak janin, kepala janin tidak masuk keruang panggul. Proses persalinan
akan terganggu, baik pada kala I maupun pada kala II. Namun, bila kepala telah
memasuki PAP serta his baik dan kuat, persalinan dapat berlangsung secara biasa,
sekurang-kurangnya dapat dibantu dengan ekstraksi vakum atau forsipal.
Selama kehamilan, wanita ini dianjurkan memakai gurita- korset atau ikat
perut yang agak ketat dan kencang, yang menyokong perut dari bawah.
2. Retroplexio Uteri
Jika uterus menekur kebelakang disebut retroflexio uteri. Retroplexio uteri dibagi
menjadi:
16
a. Retroflexio Mobilis
Etiologi:
Kongenital
Yang
bersifat
sementara:
Diagnosa:
Inspekulo dapat dilihat bahwa porsio
fornix posterior.
Terapi
Tidak perlu: hanya pada infertilitas atau
menorrhagi.
Etiologi
Peradangan pada pelvis minor seperti perimetritis dan salpingitis tapi juga
endometriosis dapat menyebabkan retroflexio uteri fixata.
Gejala
Terutama timbul karena perlekatan.
Diagnosa
Uterus tidak dapat direposisi.
Antepositio
Retropositio
Sinistropositio
Dextropositio
Elevatio uteri
3. Prolapsus Uterus
Dasar panggul
yang lemah karena kerusakan dasar panggul saat partus
Etiologi
17
Turunnya uterus dari tempat biasa disebut desensus uteri atau prolap uteri. Terbagi
dalam 3 tingkat:
1. Tingkat 1 bila servik belum keluar dari vulva
2. Tingakt 2 bila servik sudah keluar vulva tapi corpus belum
3. Tingkat 3 bila korpus uteri sudah berada di luar vulva
Kehamilan dapat terjadi pada prolap tingkat 1 dan 2.
Jika dasar panggul rusak tapi retinaculum uteri kuat maka uterus tetap pada
Incontinensia urin karena pada cystocele dinding belakang uretra tertarik sehingga faal
spingter kurang sempurna.
Sukar defekasi pada rectocele
Coitus terganggu
Flour albus karena bendungan vena dan kolpitis.
Menorrhagi karena bendungan
Infertilitas karena servicitis
Perasaan berat diperut bagian bawah
Decubitus
Diagnosa
Terapi
Faktor yang harus dipertimbangkan dalam menentukan terapi prolaps ialah :
Keadaan umum
Usia
Masih bersuami atau tidak
Tingkat prolaps
Terapi prolaps dapat terbagi :
a. Operatif
Terapi operatif terutama dilakukan jika
B. Non Operatif
Histerektomi
vaginal
:histerektomi
Dengan
karet.
Pessarium
dipergunakan
pengobatan
2. Manchester Foothergill.
menggunakan
untuk
yang
bersifat
sementara seperti:
Transposisi
operasi
dari
watkins
dahulu
sampai
19
4. kanker rahim
Kanker pada umumnya, dan kanker rahim pada khususnya, memberikan
pengaruh tidak baik kepada kehamilan begitu pula sebaliknya.
Pengaruh Kanker Rahim Pada Reproduksi:
Kemandulan
Abortus
Menghambat pertumbuhan janin
Kelainan pada persalinan
Perdarahan dan infeksi
Penanganan:
20
ANALISA
DS
Ibu mungkin
mengatakan ini
kehamilan anak
pertamanya dan
tidak pernah
keguguran
Ibu mungkin
mengatakan mules
sejak pukul. Wib
Ibu mungkin
DO
1. Pemeriksaan Umum
K/U
: Baik
Kesadaran:
composmentis
TTV :
TD : 120/80 mmHg
TB : 140 cm
BB :56 kg
N : 84x/menit
S : 37oc
RR : 24x/menit
Pintu
mengatakan tidak
pernah
memeriksakan
kehamilannya pada
dokter ataupun
26 cm)
b. Distantia cristarum : <
26 cm
DX
2. pemeriksaan khusus
Pemeriksaan luar panggul
23 cm
bidan
PATOFISIOLOGI
pubis.
Apex
segitiga
posterior
ujung
vertebra
sacralis
terakhir
bukan
ujung
coccyx).
21
Berkurangnya
Ibu mungkin
nilai
mengatakan sudah
intertuberosa
keluar lendir
cm).
menyebabkan
sempitnya segitiga
bercampur darah
sejak pukul wib
diameter
c. Conjugata externa
anterior
sehingga
terdorong
Ibu mungkin
kearah
mengatakan janin
ujung processus
dengan konskuensi
bergerak sejak.
terjadi
Dan tidak
merasakan sakit
cm).
lebih
posterior
robekan
PAP
Ukuran panggul lebih
kecil dari pada ukuran
lingkar kepala janin
(abnormal)
22
4. Inspeksi
Tinggi fundus uteri lebih
bekas
operasi,
px
(34
lunak,
cm),
bundar,
seperti
papan
(punggung
janin)
disebelah
kanan
kecil
janin
disebelah kiri
Leopold III : teraba bulat,
keras, melenting (kepala
janin) di perut bagian
bawah,
kepala
belum
masuk PAP.
Leopold IV : (konvergen)
TBJ : (TFU 12) x 155
(30-12) x 155= 2790
gram
6. Pemeriksaan dalam
Pembukaan masih kecil
(2 cm)
Ketuban telah pecah
Linea inominata teraba
23
saat PD
Konjugata diagonalis: <
10,5
(normal
cm)
Konjugata
10,5-11
transversa:
cm)
Konjugata oblique
: <
13 cm (normal 13 cm)
1. Jelaskan hasil pemeriksaan kepada ibu
2. Berikan penjelasan pada ibu dan keluarga bahwa dari pemeriksaan yang di lakukan di
diagnose panggul ibu sempit.
3. jelaskan pada ibu dan keluarga bahwa mungkin dalam jalannya persalinan ibu akan
25
Bersamaan dengan timbulnya his, ibu disuruh mengejan, dan mangkuk ditarik
searah dengan sumbu panggul. Pada waktu melakukan tarikan , harus ada
S:
1. Atresia Vulva
asimptomatik
2. Edema vulva
3. Stenosis Vulva
asimptomatik
4. Tumor Vulva
5. Stenosis vagina Congenital
26
asimptomatik
6. Tumor vagina
asimptomatik
7. Varises Vagina
8. Serviks Kaku
Bayi tidak lahir dalam 2jam (primi), 1 jam (multi)
9. Serviks gantung
Bayi tidak lahir dalam 2jam (primi), 1 jam (multi)
10.
Serviks konglumer
11.
Edema Serviks
a. Nyeri pada alat kelamin
12.
Kelainan kongenital uterus
Riwayat sering keguguran
13.
Perut gantung
asimptomatik
14.
Retroflexio uteri mobilis
a. Sakit pinggang
b. Tenesmi ad anum (persaan ingin mengosongkan kandung kemih
meskipun telah kosong)
c. Menorragi
d. Obstipasi
15.
Prolapsus uterus
a. Susah BAB
b. Hubungan seksual terganggu
c. Flour albus karena bendungan vena dan kolpitis.
d. Menorrhagi karena bendungan
e. Perasaan berat diperut bagian bawah
f. Nyeri yang sangat pada pinggang
g. Collaps
O:
1. Atresia Vulva
2. Edema vulva
Genitalia
PD
3. Stenosis Vulva
Genitalia
PD
4. Tumor Vulva
Genetalia
:
: teraba benjolan pada vulva.
:
: teraba jaringan parut (cicatrices) di vulva.
:
27
PD
: teraba benjolan yang berisi nanah , cairan atau
darah pada vulva.
5. Stenosis vagina Congenital
Genetalia :
PD
: terdapat jaringan parut (cicatrices) di vagina.
6. Tumor vagina
Genetalia :
PD
: teraba benjolan pada vagina
7. Varises Vagina
Genetalia :
PD
: teraba pembuluh darah yang menonjol,keras dan
tegang seperti kabel di vagina
8. Serviks Kaku
Genetalia
PD
His
:
: serviks tegang , kaku, ada jaringan parut
: baik.
9. Serviks gantung
Genetalia :
PD
: ostium uteri eksternum terbuka lebar, sedangkan ostium uteri
internum tidak mau membuka. Serviks tergantung seperti corong.
10.
Serviks konglumer
Genetalia :
PD
ostium uteri eksternum tidak mau terbuka. servik dan porposi yang panjang.
11.
Edema Serviks
Genetalia :
PD
12.
13.
: baik
Perut gantung
abdomen :
28
14.
inspeksi &palpasi : fundus uteri lebih rendah dari simfisis, perut terlihat
menggantung.
Retroflexio uteri mobilis
Genetalia :
PD
: Inspekulo dapat dilihat bahwa porsio mendekati dinding depan
vagina. Pada toucher teraba porsio sebelah depan, corpus uteri
teraba dibelakang melalui fornix posterior, bisa dilakukan
15.
reposisi.
Prolapsus uterus
Genetalia :
PD
sehingga vulva dan vagina biasanya lebar dan dengan mudah bisa dimasukkan 3-4
jari.
A:
1. Atresia Vulva
Ny.X umur ... th, UK... minggu, G..P..A.., JTHI, keadaan Ibu dan Janin
baik dengan keadaan jalan lahir tidak normal dengan atresia vulva
2. Edema vulva
Ny.X umur ... th, UK... minggu, G..P..A.., JTHI, keadaan Ibu dan Janin
baik dengan keadaan jalan lahir tidak normal dengan edema vulva
3. Stenosis Vulva
Ny.X umur ... th, UK... minggu, G..P..A.., JTHI, keadaan Ibu dan Janin
baik dengan keadaan jalan lahir tidak normal dengan stenosis vulva
4. Tumor Vulva
Ny.X umur ... th, UK... minggu, G..P..A.., JTHI, keadaan Ibu dan Janin
baik dengan keadaan jalan lahir tidak normal dengan tumor vulva
5. Stenosis vagina Congenital
Ny.X umur ... th, UK... minggu, G..P..A.., JTHI, keadaan Ibu dan Janin
baik dengan keadaan jalan lahir tidak normal dengan stenosis vagina
congenital
6. Tumor vagina
Ny.X umur ... th, UK... minggu, G..P..A.., JTHI, keadaan Ibu dan Janin
baik dengan keadaan jalan lahir tidak normal dengan suspek tumor
vagina
7. Varises Vagina
29
Ny.X umur ... th, UK... minggu, G..P..A.., JTHI, keadaan Ibu dan Janin
baik dengan keadaan jalan lahir tidak normal dengan varises vagina
8. Serviks Kaku
Ny.X umur ... th, UK... minggu, G..P..A.., JTHI, keadaan Ibu dan Janin
baik dengan keadaan jalan lahir tidak normal dengan serviks kaku
9. Serviks gantung
Ny.X umur ... th, UK... minggu, G..P..A.., JTHI, keadaan Ibu dan Janin
baik dengan keadaan jalan lahir tidak normal dengan serviks gantung
10.
Serviks konglumer
Ny.X umur ... th, UK... minggu, G..P..A.., JTHI, keadaan Ibu dan Janin
baik dengan keadaan jalan lahir tidak normal dengan serviks
konglumer
11.
Edema Serviks
Ny.X umur ... th, UK... minggu, G..P..A.., JTHI, keadaan Ibu dan Janin
baik dengan keadaan jalan lahir tidak normal dengan edema serviks
12.
Kelainan kongenital uterus
Ny.X umur ... th, UK... minggu, G..P..A.., JTHI, keadaan Ibu dan Janin
baik dengan keadaan jalan lahir tidak normal dengan suspek kelainan
kongenital uterus
13.
Perut gantung
Ny.X umur ... th, UK... minggu, G..P..A.., JTHI, keadaan Ibu dan Janin
baik dengan keadaan jalan lahir normal dengan perut gantung.
14.
Retroflexio uteri mobilis
Ny.X umur ... th, UK... minggu, G..P..A.., JTHI, keadaan Ibu dan Janin
baik dengan keadaan jalan lahir tidak normal dengan retroflexio uteri
mobilis
15.
Prolapsus uterus
Ny.X umur ... th, UK... minggu, G..P..A.., JTHI, keadaan Ibu dan Janin
baik dengan keadaan jalan lahir tidak normal dengan prolapsus uterus.
P:
1. Atresia Vulva
Rujuk untuk dilakukan SC
2. Edema vulva
Rujuk untuk dilakukan SC
3. Stenosis Vulva
melakukan sayatan median secukupnya untuk melahirkan kepala janin.
4. Tumor Vulva
mengangkat seluruh kista dan marsivialisasi melalui tindakan operasi.
30
31
EVALUASI
1. mempunyai sebuah sayap pada sakrum, sehingga panggul tumbuh sebagai panggul
miring , adalah jenis panggul :
a. panggul neagle
b. rachitis
c. scoliosis
d. kyphosis
e. panggul robert
jawaban: a
2. Kesempitan Pintu Atas Panggul merupakan predisposisi terjadinya , berapa hal dibawah
ini kecuali :
a. kelainan persentasi
b. letak muka
c. letak lintang
d. prolapsus tali pusat
e. hipoksia
jawaban: e
3. penanganan khusus pada persalinan percobaan perlu di perhatikan hal-hal berikut ,
kecuali :
a. Perlu di adakan pengawasan yang seksama terhadap keadaan ibu dan janin
b. Kualitas dan turunnya kepala janin dalam rongga panggul harus terus di awasi.
c. tiap kasus harus di nilai sendiri-sendiri.
d. Lakukan pemecahan ketuban dan nilai his
e. Lakukan pemeriksaan dalam , kemudian pimpin untuk mengedan
Jawaban: e
4. Ny X datang ke klinik bersalin mengeluh ingin segera melahirkan , sebelumnya Ny X
pernah mengalami patah tulang pada bagian pinggang , diagnosa yang bisa kita tegakkan
berdasarkan kasus diatas adalah :
a. Fraktura klavikula
b. Fraktura pelvik
c. Cephalopelvik disproportion
d. Atresia pelvik
e. Kelainan panggul
Jawaban: b
32
5. Jika karena persalinan percobaan di anggap gagal, atau karena timbul indikasi untuk
menyelesaikan persalinan selekas mungkin, sedang syarat-syarat untuk persalinan
pervaginam tidak atau belum di penuhi ini di sebut dengan:
a. Seksio sesaria
b. Seksio sesaria primer
c. Seksio sesaria sekunder
d. Kraniotomi
e. Amniotomi
Jawaban: c
6. tindakan untuk memisahkan tulang panggul kiri dan tulang panggul kanan pada simfisis
supaya dengan demikian rongga panggul menjadi lebih luas dan agar bayi yang masih
hidup dapat dikeluarkan dari dalam rahim adalah tindakan:
a. kraniotomi
b. simfisiotomi
c. persalinan percobaan
d. seksio sesaria
e. abdomen pendulum
jawaban: b
7. Distosia jalan lahir lunak yang diakibatkan karena faktor genetik , yang disertai dengan
radang dan trauma adalah :
a. Atresia vulva
b. Edema vulva
c. Stenosis vulva
d. Tumor vulva
e. Varises
Jawaban: a
8. Ny D datang ke klinik bersalin , mengeluh ingin segera melahirkan , keadaan umum
baik , namun mengeluh sakit pada daerah pinggang , setelah diperiksa kepala janin sudah
masuk PAP , dan ibu mengalami abdomen pendulum , penatalaksanaan yang tepat untuk
Ny D adalah :
a. Rujuk segera
b. Lakukan kalaborasi dengan dr. Obgyn
c. Jika his baik , kemajuan janin juga baik lakukan persalinan dengan bantuan ekstraksi
vakum dan forsipal
d. Lakukan operasi seksio sesaria
e. Beri korset pada ibu , untuk menyokong perut pada bagian bawah
Jawaban: c
9. Gejala dari prolapsus uteri adalah sebagai berikut , kecuali:
a. Perasaan berat di perut bagian bawah
b. Coitus terganggu
c. Nyeri pinggang
d. Decubitus
33
34
A. EVALUASI
1. Istilah yang digunakan pada kasus tidak adanya kemajuan persalinan atau gangguan
dalam proses persalinan yang disebabkan oleh adanya kelainan pada alat kandungan
disebut dengan
a. distosia alat kandungan
b. distosia jalan lahir
c. distosia passage
d. distosia power
e. distosia bahu
(jawaban : a. Distosia alat kandungan)
2. Hal yang dapat menyebabkan Cicatrices (parut) pada cervix antara lain:
a. infeksi dan atresia hymen
b. cerviks yang kaku dan adanya septum
c. infeksi dan bekas operasi
d. conglutinatio orificii externi dan retroflexi uteri
e. bekas operasi dan adanya septum
(jawaban : c. Infeksi dan bekas operasi)
3. Uterus gravidus yang bertumbuh terus dan menyebabkan uterus terkurung dalam rongga panggul
disebut dengan
a.
b.
c.
d.
e.
Fistula
Prolapsus uteri
Retroflexi uteri
Antefleksi uteri
retrofleksio uteri gravidi inkarserata
b.
c.
d.
e.
Prolapsus uteri
Retroflexi uteri
Antefleksi uteri
retrofleksio uteri gravidi inkarserata
5. Tindakan persalinan yang merupakan pilihan utama pada kasus septum longitudinal yang
terjadi sepanjang vagina adalah
a. kuretase
b. Sectio Caesarea
c. KBI
d. Pemberian oksitosin
e. USG
(jawaban : B.Sectio Caesarea)
6. Dibawah ini yang bukan merupakan distosia karena kelainan alat kandungan yang terjadi
di servix adalah...
a. atresi
b. conglutinatio orificii externi
c. cicatrices (parut)
d. Antefleksi uteri
e. cervix yang kaku
(jawaban : Antefleksi uteri)
7. Prolapsus uteri tingkat pertama yaitu apabila..
a. bila servik sudah keluar vulva tapi corpus belum
b. bila serviks keluar menuju sfingter anii
c. bila servik belum keluar dari vulva
d. bila korpus uteri sudah berada di luar vulva
e. bila korpus uteri berada di luar anus
(jawaban : c. Bila serviks belum keluar dari vulva)
8.
a.
b.
c.
d.
e.
a.
b.
c.
d.
e.
37