Anda di halaman 1dari 116

SKRIPSI

EFEKTIFITAS PEMBERIAN AIR REBUSAN KACANG HIJAU


TERHADAP KADAR HEMOGLOBIN PADA IBU HAMIL
TRIMESTER II DI PMB OVALYA PUJON
KABUPATEN MALANG

Oleh :
YETI DWI VERA RIANINGTIYAS
NIM 196072 AJ

PROGRAM STUDI SARJANA TERAPAN KEBIDANAN


POLITEKNIK KESEHATAN RS. dr. SOEPRAOEN
MALANG
2020
SKRIPSI

EFEKTIFITAS PEMBERIAN AIR REBUSAN KACANG HIJAU


TERHADAP KADAR HEMOGLOBIN PADA IBU HAMIL
TRIMESTER II DI PMB OVALYA PUJON
KABUPATEN MALANG

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Terapan
Kebidanan Pada Prodi Sarjana Terapan Kebidanan
Politeknik Kesehatan RS dr. Soepraoen Malang

Oleh :
YETI DWI VERA RIANINGTIYAS
NIM 196072 AJ

PROGRAM STUDI SARJANA TERAPAN KEBIDANAN


POLITEKNIK KESEHATAN RS. dr. SOEPRAOEN
MALANG
2020
LEMBAR PERNYATAAN

Yang bertanda tangan di bawah ini:


Nama : Yeti Dwi Vera Rianingtiyas
Tempat/ tanggal lahir : Malang, 15 Nopember 1994
NIM : 196072 AJ
Alamat : Dsn. Temuasri RT/RW 02/01 Ds.
Tapaklembu Kec. Sempu Kab. Banyuwangi

Menyatakan bahwa Skripsi dengan judul “Efektifitas Pemberian Air


Rebusan Kacang Hijau Terhadap Kadar Hemoglobin pada Ibu Hamil Trimester II
di PMB Ovalya Pujon Kabupaten Malang”, ini merupakan hasil karya sendiri dan
belum pernah dibuat oleh orang lain untuk memperoleh gelar dari berbagai
jenjang pendidikan di perguruan tinggi manapun.

Jika di kemudian hari saya terbukti melanggar atas pernyataan tersebut di


atas, maka saya bersedia menerima sanksi akademik dari almamater.

Malang, Mei 2020


Yang Menyatakan,

Yeti Dwi Vera Rianingtiyas


NIM 196072 AJ

i
LEMBAR PERSETUJUAN

Skripsi dengan Judul “Efektifitas Pemberian Air Rebusan Kacang Hijau Terhadap
Kadar Hemoglobin pada Ibu Hamil Trimester II di PMB Ovalya
Pujon Kabupaten Malang”

Nama : Yeti Dwi Vera Rianingtiyas


NIM : 196072 AJ

Malang, Mei 2020

Oleh :

Pembimbing I Pembimbing II

Tut Rayani A. W, SST, M.Keb Rosyidah Alfitri, SST, MPH

Rani Safitri, S.ST., M.Keb

ii
LEMBAR PENGESAHAN

Skripsi dengan Judul: “Efektifitas Pemberian Air Rebusan Kacang Hijau


Terhadap Kadar Hemoglobin pada Ibu Hamil Trimester II di PMB Ovalya Pujon
Kabupaten Malang” yang telah dipertahankan dan disetujui pada sidang Skripsi
di Program Studi Kebidanan Politeknik Kesehatan RS dr. Soepraoen Malang.

Nama : Yeti Dwi Vera Rianingtiyas


NIM : 196072 AJ

Telah di Pertahankan dan di Setujui Oleh Tim Penguji


Pada Sidang Skripsi di Program Studi Sarjana Terapan Kebidanan
Politeknik Kesehatan RS dr. Soepraoen Malang

Tanggal: Mei 2020

OLEH TIM PENGUJI

1. Yeni Agus Safitri, SST., M.Keb :( )

2. Tut Rayani A. W, SST, M.Keb :( )

3. Rosyidah Alfitri, SST, MPH :( )

Malang, Mei 2020

Mengetahui,
Ketua Program Studi Sarjana Terapan Kebidanan
Politeknik Kesehatan RS dr. Soepraoen

Rani Safitri, S.ST., M.Keb

iii
DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Yang bertanda tangan dibawah ini:


Nama : Yeti Dwi Vera Rianingtiyas
Tempat Tanggal Lahir : Malang, 15 Nopember 1994
Jenis Kelamin : Perempuan
Kebangsaan/Suku : Indonesia/Jawa
Agama : Islam
Status perkawinan : Belum Kawin
Alamat : Dsn. Temuasri RT/RW: 02/01 Ds. Tapaklembu
Kec. Sempu Kab. Banyuwangi
Pendidikan : 1. SDN Gadungan V Pare-Kediri (2007)
2. SMPN 1 Genteng Banyuwangi (2010)
3. SMA N 1 Gambiran Banyuwangi (2013)
4. DIII Akademi Kesehatan Rustida Banyuwangi
(2019)
Nama Keluarga
- Ayah
Nama : Riono
Tempat Tanggal Lahir : Banyuwangi, 01 Desember 1963
Jenis Kelamin : Laki-Laki
Kebangsaan/Suku : Indonesia / Jawa
Agama : Islam
Pekerjaan : Purn. TNI AD

- Ibu
Nama : Sri Suhar Wahyu Ning Tyas
Tempat Tanggal Lahir : Kediri, 23 Agustus 1965
Jenis Kelamin : Perempuan
Kebangsaan/Suku : Indonesia / Jawa
Agama : Islam
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga

- Kakak
Nama : Yuda Eko Prastyo Dardi Riawan
Tempat Tanggal Lahir : Malang, 26 Oktober 1987
Jenis Kelamin : Laki-Laki
Kebangsaan/Suku : Indonesia / Jawa
Agama : Islam
Pekerjaan : Swasta

Demikian Daftar Riwayat Hidup ini saya buat dengan sebenar-benarnya,

Hormat saya,

Yeti Dwi Vera Rianingtiyas


NIM 196072 AJ

iv
KATA PENGANTAR

Dengan memanjatkan puji syukur kehadirat Allah SWT, atas segala rahmat
dan karunia-Nya, peneliti dapat menyelesaikan Skripsi yang berjudul “Efektifitas
Pemberian Air Rebusan Kacang Hijau Terhadap Kadar Hemoglobin pada Ibu
Hamil Trimester II di PMB Ovalya Pujon Kabupaten Malang” sebagai persyaratan
tugas akhir dalam menyelesaikan Program Studi Sarjana Terapan Kebidanan di
Politeknik Kesehatan RS dr. Soepraoen Malang Program Studi D IV Kebidanan.
Juga sebagai referensi dalam bacaan di perpustakaan kampus dan dapat dipakai
sebagai perbandingan dalam pembuatan Skripsi yang lain maupun penelitian
Skripsi bagi teman sejawat.
Peneliti mengakui bahwa keberhasilan penyelesaian Skripsi ini tidak
terlepas dari dukungan berbagai pihak. Oleh karena itu peneliti mengucapkan
terima kasih sebesar-besarnya kepada:
1. Letkol CKM Arief Effendi, S.MPh., S.H., S.Kep.Ners., MM, selaku direktur
Politeknik Kesehatan RS dr. Soepraoen Malang.
2. Rani Safitri, S.ST., M.Keb, selaku Ketua Program Studi D IV Kebidanan
Politeknik Kesehatan RS dr. Soepraoen Malang, yang telah memberikan
pengarahan, masukan dan motivasi kepada penulis.
3. Yeni Agus Safitri, SST., M.Keb Selaku Ketua Penguji Dalam Sidang
Skripsi.
4. Tut Rayani A.W S.ST,. M.Keb Selaku Pembimbing I dan Penguji I Yang
telah membimbing peneliti dalam menyelesaikan Skripsi.
5. Rosyidah Alfitri, SST, MPH Selaku Pembimbing II dan Penguji II Yang
Telah membimbing peneliti dalam menyelesaikan Skripsi.
6. Kedua orang tua saya serta Suami tercinta yang tiada hentinya
mencurahkan kasih sayang, doa, nasehat motivasi baik secara moril
maupun materil
7. Sahabat terbaik saya, Novi Widiyayista, Soraya Laraswati, Fitriyah,
terimakasih atas doa, dukungan, pengarahan dan kasih sayang yang
berlimpah
8. Teman-teman seperjuangan Program Studi D IV Kebidanan Politeknik
Kesehatan RS. Dr.Soepraoen Malang
Peneliti menyadari sepenuhnya bahwa penyusunan Skripsi ini masih jauh
dari kesempurnaan, serta tidak luput dari segala kekurangan dan keterbatasan,
oleh karena itu saran dan kritik yang bersifat membangun sangat peneliti
harapkan guna penyusunan berikutnya. Semoga Skripsi ini memberikan banyak
manfaat bagi kita semua.

Malang, Mei 2020

Peneliti

v
ABSTRAK

Dwi Vera Rianingtiyas, Yeti. 2020. Efektivitas Pemberian Air Rebusan


Kacang Hijau Terhadap Kadar Hemoglobin Pada Ibu
Hamil Trimester II di PMB Ovalya, Pujon, Kabupaten
Malang. Tugas Akhir Program Studi Sarjana Terapan
Kebidanan Politeknik Kesehatan RS dr. Soepraoen
Malang. Pembimbing I Tut Rayani A.W S.ST,. M.Keb
Pembimbing II Rosyidah Alfitri, SST, MPH

Anemia adalah suatu keadaan dimana kadar hemoglobin (Hb) dalam


darah yang terutama disebabkan oleh kekurangan zat gizi (khususnya zat besi)
yang diperlukan untuk pembentukan Hb. Pencegahan anemia selama kehamilan
dapat dilakukan dengan cara mengkonsumsi 60-120 mg Fe per hari dan
meningkatkan asupan makanan sumber Fe, selain itu untuk mengatasi anemia
perlu konsumsi bahan-bahan pangan sumber zat besi, diantaranya daging, hati,
ikan, susu, yoghurt, kacang-kacangan, serta sayuran berwarna hijau. Salah satu
jenis kacang-kacangan yang mengandung zat besi tinggi adalah kacang hijau.
(vigna radiata). Kacang hijau itu sendiri berperan sebagai pembentukan sel darah
merah dan mencegah terjadinya anemia karena didalam kacang hijau memiliki
berbagai macam kandungan yang dapat bermanfaat bagi perbaikan kadar
hemoglobin, diantaranya Vitamin A, zat besi, Vitamin C, Fosfor, Kalsium,
Karbohidrat, lemak, protein, kalori Vitamin B1 dan juga mengandung air. Asupan
zat besi ibu hamil sekitar 3-5 mg/hari dan dalam 100 gram kacang hijau
mengandung 7,5 mg zat besi. Tujuan penelitian ini mengetahui pengaruh
pemberian air rebusan kacang hijau terhadap kadar Hb ibu hamil trimester II.
Metode penelitian menggunakan Quasy Eksperimen, yaitu dengan pendekatan
menggunakan model pretest posttest experimental control group design. Sampel
yang digunakan pada penelitian ini berjumlah 30 responden yang diambil
dengan metode purposive sampling. Kemudian ada 2 kelompok yaitu kelompok
kontrol dan kelompok perlakuan, Pengambilan data dilakukan menggunakan
observasi , uji analisis menggunakan paired t-test. Berdasarkan hasil penelitian
didapatkan p = 0,000 bahwa terdapat perubahan kadar Hb antara
sebelum dan sesudah perlakuan dan 30 responden mengalami peningkatan
kadar Hb. Rata-rata perubahan kadar hemoglobin kelompok kontrol sebesar 3.4
gr/dl dan pada kelompok intervensi sebesar 1.9 gr/dl. Dalam penelitian ini,
dinyatakan terdapat pengaruh pemberian air rebusan kacang hijau terhadap
kadar Hb pada ibu hamil trimester II. Peneliti menyarankan kepada subyek
penelitian yaitu semua ibu hamil yang mengalami kadar Hb kurang dari normal
dapat melakukan pemberian air rebusan kacang hijau untuk meningkatkan kadar
Hb.

Kata kunci : Anemia, kadar Hb, ibu hamil trimester II, kacang hijau

vi
ABSTRACT

Dwi Vera Rianingtiyas, Yeti. 2020. Effectiveness of Green Beans Stew Water
on Hemoglobin Levels in Second Trimester
Pregnant Women at PMB Ovalya, Pujon, Malang
Regency. Final Project Applied Midwifery Bachelor
Study Program Health Polytechnic Hospital Dr.
Soepraoen Malang. Advisor I Tut Rayani A.W S.ST ,.
M.Keb Advisor II Rosyidah Alfitri, SST, MPH

Anemia is a condition where the levels of hemoglobin (Hb) in the blood


are mainly caused by lack of nutrients (especially iron) needed for the formation
of Hb. Prevention of anemia during pregnancy can be done by consuming 60-120
mg Fe per day and increasing intake of Fe food sources, in addition to overcome
anemia, it is necessary to consume iron-based food ingredients, including meat,
liver, fish, milk, yogurt, nuts - beans and green vegetables. One type of beans
that contain high iron is green beans. (vigna radiata). Green beans themselves
play a role in the formation of red blood cells and prevent anemia because green
beans have a variety of ingredients that can be beneficial for improving
hemoglobin levels, including Vitamin A, iron, Vitamin C, Phosphorus, Calcium,
Carbohydrates, fats, proteins, Vitamin B1 calories and also contains water. Iron
intake of pregnant women around 3-5 mg / day and in 100 grams of green beans
contains 7.5 mg of iron. The purpose of this study was to determine the effect of
green bean cooking water on Hb levels of second trimester pregnant women. The
research method uses Quasy Experiment, which is an approach using a pretest
posttest experimental control group design model. The sample used in this study
amounted to 30 respondents taken by purposive sampling method. Then there
are 2 groups: the control group and the treatment group, the data collection was
carried out using observations, the analytical test using paired t-test. Based on
the results of the study it was found that p = 0,000 that there was a change in Hb
levels between before and after treatment and 30 respondents experienced an
increase in Hb levels. The average change in hemoglobin levels in the control
group was 3.4 gr / dl and in the intervention group it was 1.9 gr / dl. In this study,
it was stated that there was an effect of green bean cooking water on Hb levels in
second trimester pregnant women. Researchers suggest to the research subjects
that all pregnant women who experience Hb levels less than normal can
administer green bean cooking water to increase Hb levels.
 
Keywords: Anemia, Hb levels, second trimester pregnant women, green beans

vii
DAFTAR ISI

LEMBAR PERNYATAAN......................................................................................i
LEMBAR PERSETUJUAN...................................................................................ii
LEMBAR PENGESAHAN....................................................................................iii
DAFTAR RIWAYAT HIDUP.................................................................................iv
KATA PENGANTAR............................................................................................v
ABSTRAK............................................................................................................ vi
ABSTRACT.........................................................................................................vii
DAFTAR ISI....................................................................................................... viii
DAFTAR GAMBAR..............................................................................................x
DAFTAR TABEL..................................................................................................xi
DAFTAR LAMPIRAN..........................................................................................xii
DAFTAR ARTI LAMBANG DAN SINGKATAN..................................................xiii
BAB I PENDAHULUAN........................................................................................1
1.1 Latar Belakang.........................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah...................................................................................4
1.3 Tujuan Penelitian.....................................................................................5
1.3.1 Tujuan Umum...................................................................................5
1.3.2 Tujuan Khusus.................................................................................5
1.4 Manfaat Penelitian...................................................................................5
1.4.1 Manfaat Teoritis................................................................................5
1.4.2 Manfaat Praktis................................................................................5
1.5 Penelitian Relevan...................................................................................6
BAB II TINJAUAN TEORI....................................................................................8
2.1 Tinjauan Teori Kehamilan........................................................................8
2.1.1 Definisi..............................................................................................8
2.1.2 Diagnosis Kehamilan......................................................................10
2.1.3 Perubahan Hormonal......................................................................10
2.1.4 Kadar Hb Umum Pada Ibu Hamil....................................................11
2.1.5 Hubungan Kadar Hb Pada Ibu Hamil..............................................12
2.2 Tinjauan Teori Hemoglobin (Hb)...........................................................12
2.2.1 Pengertian Hemoglobin..................................................................12
2.2.2 Faktor-Faktor Mempengaruhi Kadar Hemoglobin...........................14
2.2.3 Pengertian Hemoglobin Dalam Kehamilan.....................................15
2.2.4 Anemia Pada Kehamilan................................................................16
2.2.5 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Anemia pada Ibu Hamil...........17
2.2.6 Tanda dan Gejala Anemia Kehamilan............................................22
2.2.7 Kebutuhan Zat Besi........................................................................23
2.2.8 Dampak Anemia Defisiensi Besi Pada Ibu Hamil............................24
2.2.9 Penyebab Kekurangan Zat besi......................................................25
2.3 Konsep Kacang Hijau............................................................................26
2.3.1 Definisi Kacang Hijau......................................................................26
2.3.2 Taksonomi dan morfologi...............................................................28
2.3.3 Kandungan Gizi Kacang Hijau........................................................28

viii
2.3.4 Manfaat Kacang Hijau....................................................................31
2.3.5 Cara Membuat Air Rebusan Kacang Hijau.....................................31
2.3.6 Cara Mengatasi Anemia pada Kehamilan.......................................32
2.4 Kerangka Konsep...................................................................................34
2.5 Hipotesis................................................................................................35
BAB III METODE PENELITIAN .........................................................................36
3.1 Desain Penelitian...................................................................................36
3.1.1 Pengertian Desain Penelitian..........................................................36
3.2 Kerangka Kerja......................................................................................36
3.2.1 Pengertian Kerangka Kerja.............................................................36
3.3 Populasi, Sampel dan Sampling...........................................................38
3.3.1 Populasi.........................................................................................38
3.3.2 Sampel...........................................................................................38
3.3.3 Sampling........................................................................................38
3.4 Identifikasi Variabel...............................................................................39
3.4.1 Pengertian Variabel........................................................................39
3.4.2 Variabel Independent.....................................................................39
3.4.3 Variabel Dependent........................................................................39
3.5 Definisi Operasional..............................................................................40
3.5.1 Pengertian Definisi Operasional.....................................................40
3.6 Teknik Pengumpulan Data dan Analisa Data......................................40
3.6.1 Teknik Pengumpulan Data.............................................................40
3.6.2 Instrumen Pengumpulan Data........................................................41
3.6.3 Teknik Pengolahan Data................................................................41
3.6.4 Teknik Analisa Data.......................................................................44
3.7 Rencana Penelitian................................................................................48
3.8 Etika Penelitian......................................................................................48
3.8.1 Informed Consent (Lembar Persetujuan).......................................48
3.8.2 Anonymity (Tanpa Nama)...............................................................49
3.8.3 Confidentiality (Kerahasiaan)..........................................................49
BAB IV HASIL PENELITIAN..............................................................................50
4.1 Data Umum............................................................................................50
4.1.1 Gambaran Lokasi Penelitian...........................................................50
4.1.2 Karakteristik Usia Kehamilan Responden.......................................51
4.1.3 Karakteristik Paritas.......................................................................52
4.1.4 Karakteristik Usia Responden.........................................................53
4.1.5 Karakteristik Pekerjaan...................................................................54
4.1.6 Karakteristik Jarak Kehamilan........................................................56
4.1.7 Karakteristik IMT.............................................................................57
4.2 Data Khusus..........................................................................................58
4.2.1 Mengidentivikasi Ibu Hamil Trimester II Sebelum Diberi Perlakuan
Air Rebusan Kacang Hijau.............................................................58
BAB V PEMBAHASAN......................................................................................63
5.1 Pembahasan Hasil Penelitian...............................................................63
5.1.1 Mengidentifikasi peningkatan kadar hemoglobin ibu hamil trimester
II yang tidak diberi air rebusan kacang hijau sebagai kelompok
kontrol............................................................................................63
5.1.2 Mengidentifikasi peningkatan kadar hemoglobin ibu hamil trimester
II yang diberi air rebusan kacang hijau sebagai kelompok perlakuan.
.......................................................................................................64
5.2 Keterbatasan Penelitian........................................................................65

ix
BAB VI PENUTUP..............................................................................................66
6.1 Kesimpulan............................................................................................66
6.2 Saran......................................................................................................66
6.2.1 Bagi Peneliti Selanjutnya................................................................66
6.2.2 Bagi Responden.............................................................................67
6.2.3 Bagi Petugas Kesehatan................................................................67
6.2.4 Bagi Institusi Pendidikan.................................................................67
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

x
DAFTAR GAMBAR

No Daftar Gambar Halaman

Gambar 2.1 Kacang Hijau ...................................................................... 16


Gambar 2.2 Kerangka Konsep................................................................ 20
Gambar 2.3 Kerangka Kerja................................................................... 23

xi
DAFTAR TABEL

No Daftar Tabel Halaman

Tabel 2.1 Kandungan Gizi Kacang Hijau per 100 gr Bahan


Tabel 2.2 Perbandingan antara Kadar Protein Kacang Hijau dengan
beberapa bahan makanan lain
Tabel 3.1 Definisi Operasional
Tabel 3.2 Analisa univariate
Tabel 4.1 Distribusi karakteristik usia kehamilan responden pada kelompok
perlakuan di PMB Ovalya Pujon Kabupaten Malang
Tabel 4.2 Distribusi karakteristik usia kehamilan responden pada kelompok
kontrol di PMB Ovalya Pujon Kabupaten Malang
Tabel 4.3 Distribusi karekteristik paritas responden berdasarkan pada kelompok
perlakuan di PMB Ovalya, Pujon Kabupaten Malang
Tabel 4.4 Distribusi karekteristik paritas responden berdasarkan pada kelompok
kontrol di PMB Ovalya, Pujon Kabupaten Malang
Tabel 4.5 Distribusi karakteristik usia responden pada kelompok perlakuan di
PMB Ovalya Pujon Kabupaten Malang
Tabel 4.6 Distribusi karakteristik usia responden pada kelompok kontrol di PMB
Ovalya Pujon Kabupaten Malang
Tabel 4.7 Distribusi karakteristik pekerjaan responden pada kelompok perlakuan
di PMB Ovalya Pujon, Kabupaten Malang
Tabel 4.8 Distribusi karakteristik pekerjaan responden pada kelompok kontrol di
PMB Ovalya Pujon, Kabupaten Malang
Tabel 4.9 Distribusi karekteristik jarak kehamilan responden berdasarkan pada
kelompok perlakuan di PMB Ovalya Pujon, Kabupaten Malang
Tabel 4.10 Distribusi karekteristik jarak kehamilan responden berdasarkan pada
kelompok kontrol di PMB Ovalya Pujon, Kabupaten Malang
Tabel 4.11 Distribusi karekteristik IMT responden berdasarkan pada kelompok
perlakuan di PMB Ovalya Pujon, abupaten Malang
Tabel 4.12 Distribusi karekteristik IMT responden berdasarkan pada kelompok
kontrol di PMB Ovalya Pujon, Kabupaten Malang
Tabel 4.13 Distribusi frekuensi peningkatan kadar hemoglobin sebelum diberikan
air rebusan kacang hijau di PMB Ovalya Pujon Kabupaten Malang
Tabel 4.14 Distribusi frekuensi peningkatan kadar hemoglobin setelah diberikan
air rebusan kacang hijau di PMB Ovalya Pujon Kabupaten Malang
Tabel 4.15 Distribusi Frekuensi Kadar Hb Sebelum dan Sesudah Pemberian Air
Rebusan Kacang Hijau
Tabel 4.16 Distribusi Rata-Rata Kadar Hb Sebelum dan Sesudah Pemberian Air
Rebusan Kacang Hijau
Tabel 4.17 Uji Normalitas Pengaruh Pemberian Air Rebusan Kacang Hijau Pada
Ibu Hamil Trimester II di BPM Ovalya Pujon, Kabupaten Malang

xii
DAFTAR LAMPIRAN

No Judul Lampiran

Lampiran 1: Jadwal Penyusunan Skripsi


Lampiran 2: Lembar Studi Pendahuluan
Lampiran 3: Lembar Surat Balasan Ijin Penelitian
Lampiran 4: Lembar Permohonan Menjadi Reponden Penelitian
Lampiran 5 : Lembar Persetujuan Menjadi Responden Penelitian
Lampiran 6 : SPO Pemberian Air Rebusan Kacang Hijau
Lampiran 7 : SP0 Pengukuran Kadar Hb
Lampiran 8 : Lembar Observasi Kadar Hemoglobin Sebelum
Lampiran 9 :Lembar Observasi Kadar Hemoglobin Sesudah
Lampiran 10 :Lembar Observasi Pemberian Air Rebusan Kacang Hijau
Lampiran 11 :Lembar Observasi Pemberian Air Rebusan Kacang Hijau
Lampiran 12 : Master Sheet
Lampiran 13 : Lembar Dokumentasi
Lampiran 14 : Lembar Konsultasi Pembimbing 1
Lampiran 15 : Lembar Konsultasi Pembimbing 2
Lampiran 16: Lembar Revisi Prposal Skripsi Ketua Penguji
Lampiran 17: Lembar Revisi Prposal Skripsi Penguji I
Lampiran 18: Lembar Revisi Prposal Skripsi Penguji II

xiii
DAFTAR ARTI LAMBANG DAN SINGKATAN
Arti Lambang dan Singkatan

Arti Lambang :
% : Presentase
√ : Akar
= : Sama dengan
- : Kurang
+ : Tambah
> : Lebih dari
< : Kurang dari
± : Lebih kurang
. : Titik
, : Koma
“ : Tanda petik
/ : Atau
? : Tanda tanya
() : Kurung buka dan tutup
- : Sampai
Arti Singkatan :
AKI : Angka Kematian Ibu
Amd.Keb : Ahli Madya Kebidanan
dr : Dokter
Hb : Hemoglobin
Kaprodi : Kepala Program Studi
LKI : Laporan Kematian Indonesia
M.Keb : Magister Kebidanan
M.Kes : Magister Kesehatan
M.M : Magister Manajemen
MPH : Magister Public Health
NIM : Nomor Induk Mahasiswa
No : Nomor
PMB : Praktik Mandiri Bidan
Poltekkes : Politeknik Kesehatan
PT : Pendidikan Tinggi
RS : Rumah Sakit
Sp.OG : Spesialis Obsteri Ginekology
S.H : Sarjana Hukum
S.ST : Sarjana Sains Terapan
S.Kep : Sarjana Keperawatan
SD : Sekolah Dasar
SMP : Sekolah Menengah Pertama
SMA : Sekolah Menengah Atas
SPO : Standar Prosedur Operational
SDKI : Survey Demografi dan Kesehatan Indonesia
WHO : World Health Organization

xiv
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kehamilan merupakan hal yang akan dialami oleh setiap ibu. Proses

kehamilan dapat berjalan normal, namun dalam prosesnya dapat terjadi berbagai

masalah yang dapat membahayakan ibu dan janin. Masalah yang dihadapi dapat

berupa masalah ringan yang merupakan akibat dari perubahan fisiologis ibu

hamil hingga masalah berat yang menjadi komplikasi kehamilan. Masalah yang

dihadapi oleh ibu hamil ini dapat terjadi dalam setiap masa kehamilan, dari

trimester satu hingga trimester tiga (Wagey, 2011).

Salah satu masalah yang sering dialami oleh ibu hamil diantaranya pusing,

nyeri punggung, kram, bengkak pada kaki,pandangan kabur dan anemia.

Anemia pada ibu hamil didefinisikan saat kadar Hb < 11 gr/dl berdasarkan

trimester kehamilan. Anemia terjadi apabila terdapat kekurangan jumlah

hemoglobin untuk mengangkut oksigen ke jaringan sehingga tubuh akan

mengalami hipoksia (Syarfaini, 2013). Namun, Hb < 10 gr/dl mengidentifikasikan

anemia disetiap trimester kehamilan yang harus segera diatasi karena akan

menimbulkan efek yang berbahaya bagi ibu dan janin (Capra, dkk, 2013).

Sedangkan menurut WHO (2008), batas bawah normal hemoglobin (Hb) pada

wanita hamil adalah 11 gr/dl.

Di Indonesia prevalensi anemia pada ibu hamil juga masih tinggi yaitu 37,1%

atau satu diantara tiga ibu hamil di Indonesia menderita anemia (Balitbangkes

2013) Prevelensi anemia pada kehamilan secara global mencapai 32,8%.

Terdapat sebanyak 25,3% dari jumlah keseluruhan orang ibu hamil di Jawa

Timur (2013) menderita anemia gizi besi. Mayoritas ibu hamil yang tidak

menderita anemia gizi besi memiliki jarak kehamilan > 2 tahun dan tidak bekerja.

1
2
2

Data menurut Dinas Kesehatan Kota Malang pada tahun 2013 jumlah ibu

hamil di Kota Malang sebanyak 15.194 orang. Dari jumlah ibu hamil tersebut,

yang mengalami anemia atau kekurangan Hemoglobin (Hb) mencapai 5.604

orang (36,8%). Berdasarkan data studi pendahuluan yang dilakukan pada

tanggal 29 Desember 2019 di PMB Ovalya, Pujon Kabupaten Malang, didapat

data pada bulan Desember, ibu hamil Primigravida dan Multigravida dengan

jumlah 185 TM I 41 orang, TM II 58 orang, TM III 86 orang. Data Ibu hamil yang

mengalami Anemia tercatat sebanyak 86 orang.

Rendahnya kadar hemoglobin pada ibu hamil harus segera diatasi agar tidak

terus terjadi penurunan. Sebab, keadaan tersebut akan menimbulkan berbagai

komplikasi yang dapat membahayakan keadaan ibu dan janin. Anemia

kehamilan disebabkan oleh beberapa faktor yang meliputi faktor pengetahuan,

status gizi ibu diukur dengan menggunakan (LILA), konsumsi tablet Fe, riwayat

infeksi, pengetahuan, budaya dan ekonomi. Pengetahuan status gizi merupakan

faktor yang dapat menyebabkan terjadinya anemia pada ibu hamil. Menurut

Paendong (2016) menambahkan bahwa terdapat faktor lain yang beresiko

menyebabkan anemia kehamilan meliputi usia ibu, dan usia kehamilan pada

trimester II rentan mengalami anemia. Menurut Tasseer et al (2016) bahwa faktor

resiko terjadinya anemia kehamilan terutama anemia defisiensi besi adalah

karena kurangnya asupan nutrisi selama hamil. Faktor utama penyebab anemia

gizi adalah kurang cukupnya zat besi didalam makanan sehari-hari. Kehamilan

berulang atau jarak antar kehamilan yang terlalu dekat akan mengambil

cadangan zat besi dalam tubuh ibu yang jumlahnya belum kembali kekadar

normal (Sin sin, 2008).


3

Banyaknya penyebab-penyebab pada anemia ibu hamil itu sendiri juga

dapat berakibat buruk pada ibu dan janin, diantaranya ibu lebih rentan terhadap

infeksi, hipoksia fetal, BBLR, bayi lahir cacat, perdarahan, bahkan menyebabkan

kematian ibu dan janin. Menurut, Tarwoto dan Wasnidar (2013) Pada beberapa

ibu hamil yang tidak mendapatkan zat besi secara cukup untuk kebutuhan yang

diperlukan oleh janin selama masa kehamilan terutama pada trimester II yang

pada umumnya menimbulkan gangguan atau hambatan pada pertumbuhan, baik

pada sel tubuh maupun sel otak pada janin.

Penanganan anemia defisiensi gizi adalah pemberian suplementasi

tablet besi yang merupakan salah satu cara yang paling efektif untuk

meningkatkan kadar hemoglobin (Hb) dalam jangka waktu pendek. Telah

banyak penelitian tentang suplementasi Fe dan asam folat pada wanita dengan

tujuan untuk meningkatkan kadar Hb dan serum fertilin. Penelitian lain juga

menunjukkan bahwa pemberian zink dan vitamin A pada ibu hamil anemia besi

disertai dengan defisiensi zat gizi lain, dapat meningkatkan status besi ibu hamil

(Hertanto, 2002). Peningkatan status besi dapat dilakukan dengan berbagai

macam pendekatan, yaitu dengan farmakologis dan non farmakologis.

Pemberian terapi farmakologis diantaranya adalah pemberian tablet penambah

darah (Gunawan, 2007). Terapi non farmakologis untuk meningkatkan status

besi dapat diberikan jenis sayuran berwarna hijau dan makanan yang

mengandung flavonoid (Bazzano, 2012). Menurut Wirakusumah (2007) untuk

mengatasi anemia perlu konsumsi bahan-bahan pangan sumber zat besi,

diantaranya daging, hati, ikan, susu, yoghurt, kacang-kacangan, serta sayuran

berwarna hijau. Salah satu jenis kacang-kacangan yang mengandung zat besi

tinggi adalah kacang hijau. (vigna radiata). Kacang hijau merupakan salah satu

bahan makanan yang mengandung zat-zat yang diperlukan untuk pembentukan

sel darah, sehingga dapat mengatasi efek penurunan Hb. Kacang hijau itu sendiri
4

berperan sebagai pembentukan sel darah merah dan mencegah terjadinya

anemia karena didalam kacang hijau memiliki berbagai macam kandungan yang

dapat bermanfaat bagi perbaikan kadar hemoglobin, diantaranya Vitamin A, zat

besi, Vitamin C, Fosfor, Kalsium, Karbohidrat, lemak, protein, kalori Vitamin B1

dan juga mengandung air. Pemberian sari kacang hijau ini sebagai salah satu

langkah membantu meningkatkan kadar Hb masih kurang diketahui baik oleh

tenaga kesehatan maupun ibu hamil itu sendiri.

Berdasarkan hasil penelitian terdahulu oleh Amirul pada tahun 2016 di

Wilayah Bandar Lampung mengungkapan bahwa, setelah pemberian minuman

sari kacang hijau terhadap peningkatan kadar Hemoglobin mengalami

peningkatan sebesar 10,80 gr/dl. Semakin sering ibu mengkonsumsi sari kacang

hijau maka semakin besar peningkatan kadar hemoglobin pada ibu hamil, dan

bisa memperkecil resiko tinggi pada ibu hamil dan bayi.

Berdasarkan latar belakang diatas maka peneliti tertarik untuk melakukan

penelitian dengan judul ” Efektifitas Pemberian Air Rebusan Kacang Hijau

terhadap kadar hemoglobin pada ibu hamil trimester II di PMB Ovalia Pujon

Kabupaten Malang”.

1.2 Rumusan Masalah

Rumusan masalah yang akan diangkat dari penelitian ini adalah “Adakah

Efektifitas pemberian Air Rebusan Kacang Hijau terhadap kadar hemoglobin

pada ibu hamil trimester II di PMB Ovalya Pujon Kabupaten Malang”?


5

1.3 Tujuan Penelitian

1.3.1 Tujuan Umum

Untuk menganalisa Efektifitas Pemberian Air Rebusan Kacang Hijau

terhadap kadar hemoglobin pada ibu hamil trimester II di PMB Ovayia Pujon

Kabupaten Malang.

1.3.2 Tujuan Khusus

a. Mengidentifikasi kadar Hb sebelum pemberian Air Rebusan Kacang Hijau

terhadap kadar hemoglobin pada ibu hamil trimester II di PMB Ovalya

Pujon Kabupaten Malang.

b. Mengidentifikasi kadar Hb sesudah pemberian Air Rebusan Kacang Hijau

terhadap kadar hemoglobin pada ibu hamil trimester II di PMB Ovalya

Pujon Kabupaten Malang.

c. Menganalisis Efektifitas sebelum dan sesudah pemberian Air Rebusan

Kacang Hijau terhadap kadar hemoglobin pada ibu hamil trimester II di

PMB Ovalya Pujon Kabupaten Malang.

1.4 Manfaat Penelitian

1.4.1 Manfaat Teoritis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah referensi bagi

perpustakaan dan mahasiswa kebidanan khususnya mengenai Efektifitas

Pemberian Air Rebusan Kacang Hijau terhadap kadar hemoglobin pada ibu hamil

trimester II di PMB Ovalya Pujon Kabupaten Malang.

1.4.2 Manfaat Praktis

Sebagai sumber informasi bagi lahan praktek dalam rangka

mengembangkan terapi non farmakologi dalam penatalaksanaan mengenai


6

Efektifitas Pemberian Air Rebusan Kacang Hijau terhadap kadar hemoglobin

pada ibu hamil trimester II di PMB Ovalya Pujon Kabupaten Malang.

1.5 Penelitian Relevan


Tahun Judul Metode Hasil
2017 Pengaruh Pemberian metode Ada perbedaan
( Dewi Luh Tablet Fe dan Sari yang digunakan kadar
Retnorini) Kacang Hijau Terhadap dalam hemoglobin ibu
Kadar Hemoglobin Pada penelitian ini hamil sebelum
Ibu Hamil adalah quasi dan sesudah
experiment diberikan
dengan desain intervensi pada
Pretest-Postest kelompok
Control Group intervensi
Design dengan p value
0,000 dan pada
kelompok
control dengan p
value 0,056
2018 Pengaruh Pemberian Metode Hasil penelitian
(Neneng Kacang Hijau Terhadap Penelitian yang menunjukan
Siti Kenaikan Kadar digunakan rata-rata kadar
Lathifah) Hemoglobin Pada Ibu Quasi hemoglobin
Hamil Trimester II di eksperimen sebelum
Wilayah Kerja dengan diberikan
Puskesmas Rawat Inap pendekatan kacang hijau
Way Kandis Bandar pretest-posttest dan
Lampung Tahun 2018. with control Tablet
group. FEsebesar9,33
gr/dl,rata-rata
kadar
hemoglobin
setelah
diberikan
kacang hijau
dan Tablet
Fe sebesar
10,80 gr/dl
2017 Pengaruh Pemberian Jus Desain Hasil Penelitian
( Stefani Kacang Hijau (Phaseolus penelitian yang ini menunjukan
Anastasia Radiatus) Terhadap digunakan ada perbedaan
Sitepu) Peningkatan Kadar Profil adalah rata rata kadar
Darah pada Ibu Hamil Quasy eritrosit
dengan Anemia yang Eksperimental pada kelompok
Mendapatkan dengan pretest intervensi.
Suplementasi Tablet Fe posttest with Setelah
(Studi Kasus di Wilayah control group dilakukan
7

Kerja Puskesms design ntervensi rata


Kedungmundu rata kadar
Semarang) hematokrit
mengalami
peningkatan
yaitu sebesar
0,5945 juta/ul
2015 Pengaruh Pemberian Sari Desain Rerata
(Vina Kacang Hijau (Vigna Penelitian ini peningkatan
Aulia) Radiata) Terhadap Kadar Menggunakan kadar
Hemoglobin Ibu Hamil Pretest-Posttest hemoglobin
Anemia. Control setelah
GroupDesign intervensi pada
kelompok
perlakuan
sebesar 0.84
g/dl dan
pada kelompok
kontrol sebesar
0,71 g/dl
BAB II

TINJAUAN TEORI

2.1 Tinjauan Teori Kehamilan

2.1.1 Definisi

Menurut Federasi Obsetri Ginekologi Internasional, kehamilan didefinisikan

sebagai fertilisasi atau penyatuan dari spermatozoa dan ovum dan dilanjutkan

dengan nidasi atau implantasi. Bila dihitung dari saat fertilisasi hingga lahirnya

bayi, kehamilan normal akan berlangsung dalam waktu 40 minggu atau 10 bulan

lunar atau 9 bulan menurut kalender internasional. Kehamilan terbagi dalam 3

trimester, dimana trimester kesatu berlangsung dalam 12 minggu, trimester

kedua 15 minggu (minggu ke-13 hingga ke-27), dan trimester ketiga 13 minggu

(minggu ke-28 hingga ke-40) (Prawirohardjo, 2010).

Selama kehamilan terjadi perubahan fisiologis pada hampir semua sistem

organ tubuh ibu seperti kardiovaskuler, pernapasan, metabolisme, hematologi,

dan sistem gastrointestinal. Perubahan ini disebabkan oleh sekresi hormon

yang dikeluarkan oleh korpus litium dan plasenta. Contohnya, volume darah,

detak jantung, dan curah jantung meningkat sedangkan tahanan pembuluh nadi

menurun (Prawirohardjo, 2010).

2.1.2 Anatomi Fisiologi Kehamilan.

Pada wanita hamil akan terjadi banyak perubahan pada tubuhnya, baik

secara anatomik maupun fisiologis. Perubahan ini sebagian besar sudah terjadi

segera setalah fertilisasi dan terus berlanjut selama kehamilan (Prawirohardjo,

2010).

8
9

Perubahan anatomi dan fisiologi terjadi hampir pada seluruh bagian tubuh

dan sistem tubuh, seperti sistem reproduksi, kulit, payudara, metabolik, sistem

kardiovaskular, sistem metabolik dan sistem muskuloskeletal. (Prawihardjo,

2010). Hampir seluruh organ ibu mengalami perubahan. Utamanya pada bagian

uterus yang merupakan tempat tumbuhnya janin. Perubahan yang terjadi pada

uterus yaitu terjadinya pembesaran uterus meliputi peregangan dan penebalan

sel – sel otot (Prawihardjo, 2010).

Pada sistem kardiovaskuler, akan terjadi peningkatan cardiac outputmulai

minggu ke-5. Perubahan ini terjadi untuk mengurangi resistensi vascular

sistemik. Antaara minggu ke-10 dan 20 terjadi peningkatan volume plasma

sehingga juga terjadi peningkatan preload. Peningkatan estrogen dan

progesterone juga akan menyebabkan terjadinya vasodilatasi dan penurunan

resistensi vaskuler perifer. (Prawihardjo, 2010).

Volume darah akan meningkat secara progresif mulai minggu ke 6 – 8 dan

mencapai puncaknya pada minggu ke-32 – 34 dengan perubahan kecil setelah

minggu tersebut. Volume plasma akan meningkat kira – kira 40 – 45%. Hal ini

dipengaruhi oleh aksi progesteron dan estrogen pada ginjal yang diinisiasi oleh

jalur rennin-angiostensin dan aldosteron. Penambahan volume darah ini

sebagian besar merupakan penambahan plasma dan eritrosit

(Prawihardjo,2010). Eritroprotein ginjal akan meningkatkan jumlah sel darah

merah sebanyak 20 – 30% tetapi tidak sebanding dengan peningkatan volume

plasma sehingga akan mengakibatkan hemodilusi dan penurunan konsentrasi

hemoglobin (Prawihardjo, 2010).


10

2.1.3 Diagnosis Kehamilan

a. Menurut Saifudin (2014). Uji Hormonal Kehamilan Korionik gonadotropin

(HCG) diproduksi oleh sel-sel sinsisiotrofoblas pada awal kehamilan.

Hormon ini diekresikan melalui urine. Human Chorionic Gonadotropin

(HCG) dapat dideteksi sekitar 26 hari setelah konsepsi dan peningkatan

ekskresinya sebanding dengan meningkatnya usia kehamilan 30-60 hari.

Pada usia 60 – 70 hari merupakan puncak produksi hormon hCG kemudian

menurun hingga akhir kehamilan dan menetap setelai usia kehamiloan 100

– 130 hari.

b. Perubahan Anatomik dan Fisiologik Perubahan anatomik yang paling

terlihat pada ibu hamil adalah pembesaran uterus. Peningkatan

konsentrasi hormon estrogen dan progesteron pada awal kehamilan akan

menyebabkan hipertrofi miometrium. Hipertrofi miometrium dan hipertrofi

kelenjar serviks disertai dengan peningkatan vaskularisasi menyebabkan

perubahan pada ibu hamil meliputi: tanda Chadwick dan tanda Goodell

(Saifuddin, 2014).

2.1.4 Perubahan Hormonal

Selama Kehamilan Perubahan hormonal yang terjadi selama kehamilan

terutama meliputi perubahan konsentrasi hormon seks yaitu progesteron dan

estrogen. Pada awal kehamilan, terjadi peningkatan hormon hCG dari sel-sel

trofoblas. Juga terdapat perubahan dari korpus luteum menjadi korpus luteum

gravidarum yang memproduksi estrogen dan progesteron.

Pada pertengahan trimester satu, produksi hCG menurun, fungsi korpus

luteum gravidarum untuk menghasilkan estrogen dan progesteron pun digantikan

oleh plasenta. Pada trimester dua dan tiga, produksi estrogen dan progesteron

terus megalami peningkatan hingga mencapai puncaknya pada akhir trimester


11

tiga. Kadar puncak progesteron dapat mencapai 400 g/hari dan estrogen 20

g/hari. (Saifuddin, 2014).

Estrogen dan progesteron memiliki peran penting yang mempengaruhi

sistem organ termasuk rongga mulut. Reseptor bagi estrogen dan progesteron

dapat ditemukan pada jaringan periodontal. Maka dari itu, ketidakseimbangan

hormonal juga dapat berperan dalam patogenesis penyakit periodontal.

Peningkatan hormon seks steroid dapat mempengaruhi vaskularisasi gingiva,

mikrobiota subgingiva, sel spesifik periodontal, dan sistem imun lokal selama

kehamilan.Beberapa perubahan klinis dan mikrobiologis pada jaringan

periodontal:

a. Peningkatan kerentanan terjadinya gingivitis dan peningkatan kedalaman

saku periodontal.

b. Peningkatan kerentanan terjadinya infeksi

c. Penurunan kemotaksis neutrofil dan penekanan produksi antibody

d. Peningkatan sejumlah patogen periodontal (khususnya Porphyromonas

gingivalis).

e. Peningkatan sintesis PG (Saifuddin, 2014).

2.1.5 Kadar Hb Umum Pada Ibu Hamil

Berdasarkan klasifikasi dari WHO kadar hemoglobin pada ibu hamil dapat

di bagi menjadi 4 kategori yaitu : (Manuaba, 2007)

a. Hb > 11 gr/dl Tidak anemia (normal)

b. Hb 9-10 gr/dl Anemia ringan

c. Hb 7-8 gr/dl Anemia sedang

d. Hb < 7 gr//dl Anemia berat


12

Klasifikasi menurut WHO dan Dep.Kes RI

a. Normal : Kadar Hb dalam darah ≥11 gr%

b. Anemia Ringan : Kadar Hb dalam darah 8 - 10 gr%

c. Anema berat : Kadar Hb dalam darah < 8 gr%

Klasifikasi menurut (Manuaba, 1998)

a. Tidak Anemia : Hb 11 g r%

b. Anemia ringan : Hb 9 – 10 gr %

c. Anemia sedang : Hb 7 – 8 gr %

d. Anemia berat : Hb < 7 gr %

2.1.6 Hubungan Kadar Hb Pada Ibu Hamil

Di Indonesia umumnya kadar hemoglobin (Hb) yang kurang disebabkan

oleh kekurangan zat besi. Kekurangan zat besi dapat menimbulkan gangguan

atau hambatan pada pertumbuhan janin baik sel maupun tubuh maupun sel otak.

Kadar Hb yang tidak normal dapat mengakibatkan kematian janin dalam

kandungan, abortus, cacat bawaan, Berat Badan Lahir Rendah, kadar Hb tidak

normal pada bayi yang dilahirkan, hal ini menyebabkan morbiditas dan mortalitas

ibu dan kematian perinatal secara bermakna lebih tinggi. Pada ibu hamil yang

kadar hemoglobinnya tidak normal dapat meningkatkan resiko morbiditas

maupun mortalitas ibu dan bayi kemungkinan melahirkan bayi dengan Berat

Badan Lahir Rendah dan premature juga lebih besar (Kristyanasari, 2010).

2.2 Tinjauan Teori Hemoglobin (Hb)

2.2.1 Pengertian Hemoglobin

Hemoglobin adalah protein yang kaya akan zat besi. Memiliki daya gabung

terhadap oksigen dan dengan oksigen itu membentuk exihemoglobin didalam sel

darah merah (Evelynn, 2009). Sel darah merah yang berfungsi menyalurkan
13

oksigen ke seluruh tubuh, jika Hb berkurang, jaringan tubuh kekurangan oksigen.

Oksigen diperlukan tubuh untuk bahan bakar proses metabolisme (Sin-sin,

2010).

Fungsi utama sel darah merah ialah mengikat dan membawa O2 dari paru-

paru untuk diedarkan ke seluruh sel diberbagai jaringan. Untuk memenuhi

keperluan seluruh sel tubuh akan oksigen tiap saat, yang jumlahnya besar,

senyawa ini tidak cukup untuk dibawa dalam keadaan terlarut secara fisik saja di

dalam air, yang dalam hal ini cairan serum (Sin-sin, 2010).

Kelarutan oksigen secara fisik di dalam darah sangat dipengaruhi oleh

tekanan parsial dari gas ini (PO2) serta oleh suhu. Kedua faktor ini merupakan

faktor lingkungan yang sangat mudah berubah-ubah. Oleh karena itu tidaklah

mungkin untuk memenuhi keperluan akan oksigen dalam jumlah yang besar

secara terus menerus, bila tubuh hanya mengandalkan kedua faktor ini. Harus

ada suatu mekanisme lain, yang sedikit atau banyak membebaskan tubuh untuk

membebaskan dari dari kedua faktor tersebut (Almatsier, 2003)

Hemoglobin yaitu komponen sel darah merah yang berfungsi menyalurkan

oksigen ke seluruh tubuh, jika Hb berkurang, jaringan tubuh kekurangan oksigen.

Oksigen diperlukan tubuh untuk bahan bakar proses metabolisme. Zat besi

merupakan bahan baku pembuat sel darah merah. Ibu hamil mempunyai tingkat

metabolisme yang tinggi misalnya untuk membuat jaringan tubuh janin,

membentuknya menjadi organ dan juga untuk memproduksi energi agar ibu

hamil bisa tetap beraktifitas normal sehari – hari ( Sin sin, 2010 ).

Fungsi hemoglobin merupakan komponen utama eritrosit yang berfungsi

membawa oksigen dan karbondioksida. Warna merah pada darah disebabkan

oleh kandungan hemoglobin yang merupakan susunan protein yang komplek

yang terdiri dari protein, globulin dan satu senyawa yang bukan protein yang

disebut heme. Heme tersusun dari suatu senyawa lingkar yang bernama porfirin
14

yang bagian pusatnya ditempati oleh logam besi (Fe). Jadi heme adalah

senyawa-senyawa porfirin-besi, sedangkan hemoglobin adalah senyawa

komplek antara globin dengan heme ( Masrizal, 2007).

Hemoglobin adalah suatu senyawa protein dengan Fe yang dinamakan

conjugated protein. Sebagai intinya Fe dan dengan rangka protoperphyrin dan

globin (tetra phirin) menyebabkan warna darah merah karena Fe ini (Depkes RI

Widayanti, 2008). Menurut William, Hemoglobin adalah suatu molekul yang

berbentuk bulat yang terdiri dari 4 subunit. Setiap subunit mengandung satu

bagian heme yang berkonjugasi dengan suatu polipeptida. Heme adalah suatu

derivat porfirin yang mengandung besi. Polipeptida itu secara kolektif disebut

sebagai bagian globin dari molekul hemoglobin (Shinta, 2005). Hemoglobin

terbentuk dari suatu molekul-molekul Hem yaitu gugus nitrogenosa non protein

yang mengandung besi dan Globin yaitu suatu protein terbentuk dari empat

rantai polipeptida yang sangat berlipat-lipat (Giri Wiarto, 2013).

2.2.2 Faktor-Faktor Mempengaruhi Kadar Hemoglobin

Menurut Nugrahani (2013) Beberapa faktor-faktor yang mempengaruhi

kadar hemoglobin

a. Kecukupan besi dalam tubuh.

Besi merupakan komponen yang dibutuhkan dalam pembentukan

hemoglobin. Defisiensi zat besi dapat menyebabkan terbentuknya sel

darah merah yang lebih kecil dan kandungan hemoglobin yang lebih

rendah. Besi juga merupakan mikronutrien essensil dalam memproduksi

hemoglobin yang berfungsi mengantar oksigen dari paru – paru ke

seluruh tubuh.

b. Usia
15

Perbedaan usia menjadi salah satu faktor perbedaan kadar Hb dalam

darah. Anak-anak, orang tua, dan wanita hamil lebih mudah mengalami

penurunan kadar hemoglobin.

c. Jenis Kelamin

Laki – laki memiliki kadar hemoglobin yang lebih tinggi dibandingkan

wanita. Hal ini disebabkan secara anatomis, jumlah sel darah merah pada

laki – laki lebih tinggi dibandingkan Wanita. Wanita lebih cenderung

mengalami penurunan Hb disebabkan adanya mentruasi yang dialami

setiap bulannya.

d. Penyakit sistemik

Beberapa penyakit mempengaruhi jumlah hemoglobin disebabkan oleh

gangguan pada sum – sum tulang belakang yang merupakan tempat

produksi eritrosit. Penyakit tersebut antara lain : leukemia,thalasmia,

anemia, dan tuberkulosi.

e. Pola makan

Asupan nutrisi berupa zat besi (Fe) sangat mempengaruhi kadar Hb dalam

darah. Sumber makanan yang mengandung banyak zat besi adalah

hewani terutama pada hati yang merupakan tempat paling banyak

mengandung Fe (antara 6,0 mg sampai 14,0 mg). Tumbuhan juga dapat

menjadi sumber Fe namun pada tumbuhan umunya memiliki kandungan

yang lebih kecil dibandingkan pada hewan.

2.2.3 Pengertian Hemoglobin Dalam Kehamilan

Kadar hemoglobin merupakan indikator biokimia untuk mengetahui status

gizi ibu hamil. Kehamilan normal terjadi penurunan sedikit kon-sentrasi

hemoglobin dikarenakan hipervolemia yang terjadi sebagai suatu adaptasi

fisiologis di dalam ke-hamilan. Konsentrasi hemoglobin dikarenakan hipervolemia


16

yang terjadi sebagai suatu adaptasi fisiologis di dalam kehamilan. Konsentrasi

hemoglobin < 11 gr/dl merupakan keadaan abnormal yang tidak berhubungan

dengan hipervolemia tersebut. Ketidak adekuatan hipervolemia yang terjadi

malah dapat mengakibatkan tingginya kadar hemoglobin ibu hamil. Kadar

hemoglobin ibu hamil yang tinggi juga dapat mengakibatkan gangguan

pertumbuhan dan perkembangan janin normal (Anggi Setiawan, 2013).

2.2.4 Anemia Pada Kehamilan

Kehamilan merupakan kondisi alamiah yang unik, karena meskipun bukan

penyakit, tetapi seringkali menyebabkan komplikasi akibat berbagai perubahan

anatomik dan fisiologik dalam tubuh ibu. Salah satu perubahan fisiologik yang

terjadi adalah perubahan hemodinamik. Selain itu, darah yang terdiri atas cairan

dan sel – sel darah berpotensi menyebabkan komplikasi pendarahan dan

thrombosis jika terjadi ketidakseimbangan faktor – faktor prokoagulasi dan

hemostasis (Prawiharohardjo, 2010).Perubahan hematologik yang terjadi pada

ibu hamil berbeda pada tiap trimesternya. Pada trimester satu volume darah ibu

meningkat secara nyata. Konsentrasi hematokrit dan hemoglobin akan sedikit

menurun. Sedangkan kebutuhan zat besi pada ibu akan cenderung meningkat

(Ardiani, 2013).

Pada trimester dua, terjadi peningkatan volume darah yang disebabkan

meningkatnya plasma dan eritrosit. Terjadi hiperplasia eritroid sedang dalam

sumsum tulang dan peningkatan ringan pada hitung retikulosit. Hal ini

disebabkan oleh meningkatnya kadar eritropoetin plasma ibu setelah usia 16

gestasi 20 minggu, sesuai dengan saat produksi eritrosit paling tinggi (Ardiani,

2013).

Trimester ketiga, terjadi penurunan kadar hemoglobin dan hematokrit yang

menyebabkan viskositas darah juga menurun. Pada masa ini, konsentrasi


17

hemoglobin ibu sangat penting untuk diperhatikan Ibu hamil cenderung memiliki

kadar hemoglobin yang lebih rendah dibandingkan ibu yang tidak hamil.

Penurunan kadar hemoglobin di bawah batas normal ( < 11 gr/dL) disebut

sebagai keadaan anemia (Ardiani, 2013).

Pada kehamilan kebutuhan oksigen lebih tinggi sehingga memicu

peningkatan produksi eritroprotein. Akibatnya, volume plasma bertambah dan sel

darah merah (eritrosit) meningkat. Namun, peningkatan volume plasma terjadi

dalam proporsi yang lebih besar dibandingkan peningkatan eritrosit, akibatnya

terjadi penurunan konsentrasi hemoglobin (Hb) akibat hemodilusi (Prawirohardjo,

2010). Ekspansi volume plasma merupakan penyebab anemia fisiologik pada

kehamilan. Volume plasma yang terekspansi menurunkan kadar hematokrit (Ht),

konsentrasi hemoglobin darah (Hb), dan hitung eritrosit (Prawirohardjo, 2010).

Ekspansi volume plasma mulai pada minggu ke-6 kehamilan dan mencapai

maksimum pada minggu ke-24 kehamilan, tetapi dapat terus meningkat hingga

minggu ke-37. Pada titik puncaknya, volume plasma sekitar 40% lebih tinggi

pada ibu hamil dibandingkan perempuan yang tidak hamil. Penurunan

hematokrit, konsentrasi hemoglobin, dan hitung eritrosit. biasanya tampak pada

minggu ke-7 sampai ke-8 kehamilan dan terus menurun sampai minggu ke-16

sampai minggu ke-22 hingga titik keseimbangan tercapai (Prawirohardjo, 2010)

Sebagian besar perempuan mengalami anemia selama kehamilan, baik di

negara maju maupun negara berkembang. Menurut WHO (2008) 47,40% ibu

hamil menderita anemia di dunia, dengan prevalensi yang lebih tinggi di negara

berkembang yaitu 52% ibu hamil menderita anemia, sedangkan prevalensi

kejadian anemia pada ibu hamil di negara maju yaitu 23%.

2.2.5 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Anemia pada Ibu Hamil

a. Faktor Dasar Anemia Kehamilan


18

Menurut Siti Asyirah (2012), anemia selama masa kehamilan apabila tidak

tertangani sejak awal trimester I maka bisa berubah menjadi anemia berat

dan dapat mengakibatkan resiko tinggi kematian ibu dan janin. Seorang

bayi yang lahir dari rahim seorang ibu yang mengalami anemia sangat

memungkinkan terjadinya kematian janin, abortus, cacat bawaan, BBLR

Beberapa faktor yang mempengaruhi anemia pada ibu hamil sebagai

berikut:

1) Faktor Dasar

a) Pengetahuan

Pengetahuan seseorang ini biasanya dapat diperoleh dari beberapa

sumber misalnya media masa, media elektronik, buku kesehatan,

poster, kerabat dekat atau masih banyak lagi yang lainnya. Ibu

hamil dengan pengetahuan zat besi yang rendah akan

mempengaruhi pada saat pemilihan makanan yang akan

dikonsumsi ibu sebagai pemenuhan nutrisi selama kehamilan, hal

ini akan mengakibatkan pemenuhan zat besi menjadi rendah.

Sedangkan pada ibu hamil dengan pengetahuan zat besi yang baik,

ibu akan bisa memilah makanan mana yang mengandung zat besi

baik guna pemenuhan kadar Hb yang diperlukan pada ibu selama

masa kehamilan (Siti Asyirah, 2012).

b) Pendidikan

Menurut Depkes RI (2009), pendidikan adalah faktor paling penting

yang harus dimiliki oleh banyak orang, hal ini dikarenakan

pendidikan adalah pondasi seseorang yang di gunakan didalam

kehidupan sehari-hari. Biasanya ibu hamil dengan pendidikan yang

tinggi ini ibu sudah bisa menyeimbangkan pola makanan. Apabila

pola makanan yang dikonsumsi sesuai maka asupan zat besi yang
19

diperoleh akan tercukupi, sehingga kemungkinan besar terjadinya

anemia ini bisa dihindari.

c) Sosial Ekonomi

Status sosial ekonomi merupakan kedudukan atau posisi sesorang

didalam masyarakat, hal itu dapat dilihat dari pendapatan sosial

ekonomi seseorang dan tingkat pendidikan. Sosial ekonomi ini juga

yang merupakan penentu gaya hidup maupun guna pemenuhan

asupan nutrisi yang diperlukan oleh tubuh. Pada ibu hamil yang

tergolong pada pendapatan rendah kebanyakan akan mengalami

anemia, dikarenakan ibu hamil tidak bisa memenuhi nutrisi

diakibatkan pendapatan tidak sesuai dengan kebutuhan nutrisi yang

harus di konsumsi selama kehamilan (Siti Asyirah, 2012).

d) Sosial Budaya

Menurut Amiruddin (2007), faktor sosial budaya juga sangat

berpengaruh terhadap terjadinya anemia pada kehamilan, hal ini

biasanya dikarenakan banyaknya pantangan makanan yang harus

di hindari selama kehamilan dan tidak diperbolehkan untuk

dikonsumsi.

2) Faktor Tidak Langsung

a) Kunjungan Antenatal Care (ANC)

Antenatal Care adalah pengawsan selama kehamilan terutama

pada proses perkembangan dan pertumbuhan janin didalam

rahim. Adanya pengawasan melalui pemeriksaan ANC ini dapat

meminimalisir terjadinya kasus anemia secara dini, yang biasanya

terjadi karena mal nutrisi. Banyak kasus ibu hamil mengalami

anemia dikarenakan ibu enggan pergi untuk melakukan


20

pemeriksaan ANC. Anemia pada tahap awal memang tidak

menimbulkan keluhan, keluhan baru muncul ketika anemia sudah

ke tahap yang lebih lanjut (Amiruddin, 2007).

b) Paritas

Menurut Herlina (2006), paritas adalah jumlah kelahiran hidup

melebihi 3 kali, hal ini dapat menguras cadangan zat gizi didalam

tubuh. Paritas juga erat kaitannya dengan jarak kehamilan yang

terlalu dekat kurang dari 2 tahun dan akan mengakibatkan zat besi

dalam tubuh ibu habis.

c) Umur

Menurut Manuaba (2007), ibu hamil dengan usia dibawah 20

tahun juga tinggi resiko terjadinya anemia dikarenakan belum siap

dirinya untuk memperhatikan lingkungan yang diperlukan untuk

pertumbuhan janin. Sedangkan ibu hamil di atas usia 30 tahun

lebih cenderung mengalami anemia yang dikarenakan pasokan

zat besi mulai mengalami penurunan.

3) Faktor Langsung

a) Gizi Ibu Hamil

Status gizi ibu selama masa kehamilan dapat mempengaruhi

pertumbuhan janin, bila gizi yang dikonsumsi ibu selama

kehamilan baik maka bayi yang lahir kelak akan memiliki kualitas

yang sehat, cukup bulan dan memiliki berat badan yang normal.

Bagi ibu hamil sangat dibutuhkan zat gizi tambahan, salah satunya

protein dan mineral seperti zat besi dan kalium. Untuk

mempertahankan kondisi yang baik diperlukan pemantauan

seperti, pengaturan konsumsi makanan, pemantauan berat badan


21

ibu, pemeriksaan kadar Hb, dan pengukuran LILA sebelum dan

setelah kehamilan. Kekurangan gizi pada ibu hamil dapat

menyebabkan, anemia, perdarahan, berat badan ibu tidak

mengalami kenaikan secara normal, dan mengalami infeksi. Pada

persalinan kekurangan gizi dapat berdampak persalinan sulit dan

lama, persalinan sebelum waktunya (Premature), perdarahan

setelah persalinan, serta tingginya tingkat persalinan secara

operasi. Pada janin apabila kekurangan gizi dapat berdampak

proses pertumbuhan janin terganggu dan mengalami keguguran,

abortus pada bayi, bayi lahir mati, asfiksi intra partum (mati dalam

kandungan), BBLR. Pengukuran LILA merupakan cara untuk

mengetahui resikokekurangan energi kronik (KEK) pada wanita

usia subur (WUS). Pengukuran LILA ini hanya bisa diketahui

dengan pemeriksaan jangka panjang, untuk pemantauan status

gizi seseorang. Ambang batas LILA dengan resiko KEK di

Indonesia adalah 23,5 cm yang artinya wanita tersebut

mempunyai resiko KEK (Darlin, 2003).

b) Pola Konsumsi Tablet besi (Fe)

Penyebab terjadinya anemia ini dikarenakan kurangnya unsur zat

besi yang harus diterima oleh tubuh, terutama pada saat

kehamilan, zat besi tambahan sangat diperlukan guna pasokan zat

besi bisa terpenuhi. Penambahan kebutuhan zat besi ini dapat

diatasi dengan pemberian tablet besi (Fe) untuk mencegah

terjadinya anemia pada kehamilan. Kebutuhan Fe pada ibu hamil

mengalami peningkatan guna pembentukan plasenta dan sel

darah merah sebesar 200-300%. Perkiraan zat besi yang

diperlukan selama kehamilan adalah 1040 mg. Sebanyak 300 mg


22

Fe ditansfer ke janin dengan rincian 50-57 mg untuk pembentukan

plasenta, 450 mg untuk menambah jumlah sel darah merah, dan

200 mg hilang ketika proses melahirkan. Dari jumlah sebanyak itu

tidak mungkin dapat terpenuhi hanya dengan makanan, namun

harus diiringi dengan tablet besi (Fe) (Hidayah, 2012).

c) Penyebab Infeksi

Beberapa infeksi bisa menyebabkan faktor resiko menderita

anemia. Infeksi itu pada umumnya adalah kecacingan dan malaria.

Cacingan ini akan menyebabkan malnutrisi dan dapat

mengakibatkan anemia defisiensi besi. Sedangkan pada malaria

fase akut terdapat penurunan absorpsi besi, kadar hemoglobin

yang rendah, sebagai akibat dari hemolisis intravaskuler, akan

menurunkan pembentukan kompleks haptoglobin hemoglobin,

yang dikeluarkan dari sirkulasi oleh hepar, yang akan

mengakibatkan penurunan availabilitas besi (Bahar, 2006).

d) Perdarahan

Penyebab terjadinya anemia ini juga dikarenakan terjadinya

perdarah. Pada wanita umumnya akan mengalami kehilangan

darah yang alamiah setiap bulannya, namun apabila kehilangan

darah ini sangat banyak maka besar kemungkinan akan terjadi

anemia definisi zat besi (Wuryanti, 2010).

2.2.6 Tanda dan Gejala Anemia Kehamilan

Menurut Shohimah (2006), gejala anemia defisiensi besi dapat digolongkan

menjadi 3 golongan besar yaitu : gejala umum anemia, gejala khas akibat

defisiensi besi, gejala penyakit dasar:


23

a. Gejala umum anemia Gejala ini berupa badan lemah, lesu, cepat lelah,

mata berkunang- kunang, serta telinga berdenging. Anemia bersifat

simtomatik jika hemoglobin telah turun dibawah 7 g/dl. Pada pemeriksaan

fisik dijumpai pasien yang pucat, terutama pada konjungtiva dan jaringan

dibawah kuku.

b. Gejala Khas Defisiensi Besi, gejala yang khas dijumpai pada defisiensi

besi, tetapi tidak dijumpai pada anemia jenis lain adalah koilonychia, atropi

papil lidah, stomatitis angularis, disfagia, atrofi mukosa gaster sehingga

menimbulkan akhloridia, pica.

c. Gejala penyakit dasar. Pada anemia defisiensi besi dapat dijumpai gejala-

gejala penyakit yang menjadi penyebab anemia defisiensi besi tersebut.

Misalnya pada anemia akibat cacing tambang dijumpai dispepsia, parotis

membengkak, dan kulit telapak tangan berwarna kuning seperti jerami.

Gejala anemia pada kehamilan yaitu ibu mengeluh cepat lelah, sering

pusing, palpitasi, mata berkunang-kunang, malaise, lidah luka, nafsu

makan turun (anoreksia), konsentrasi hilang, nafas pendek (pada anemia

parah) dan keluhan mual muntah lebih hebat pada hamil muda, perubahan

jaringan epitel kuku, gangguan sistem neurumuskular, lesu, lemah, lelah,

disphagia dan pembesaran kelenjar limpa.

2.2.7 Kebutuhan Zat Besi

Menurut Susilonigtyas (2007), kebutuhan zat besi pada ibu hamil menurut

usia kehamilan :

a. Trimester I (umur kehamilan 0 - 12 minggu) : kebutuhan zat besi relative ±

50 mg/hari
24

b. Trimester II (umur kehamilan 13 – 24 minggu) : kebutuhan zat besi ± 50

mg/hari

c. Trimester III (umur kehamilan 25 – 40 minggu) : kebutuhan zat besi ± 60

mg/hari

Dengan demikian, kebutuhan total zat besi pada kehamilan berkisar antara

540 – 1340 mg dan 440 – 1050 mg diantaranya akan hilang pada saat

melahirkan.

2.2.8 Dampak Anemia Defisiensi Besi Pada Ibu Hamil

Menurut Soeprono (2012), anemia defisiensi besi dapat berakibat fatal bagi

ibu hamil karena ibu hamil memerlukan banyak tenaga untuk melahirkan. Setelah

itu, pada saat melahirkan biasanya darah keluar dalam jumlah banyak sehingga

kondisi anemia akan memperburuk keadaan ibu hamil. Kekurangan darah dan

perdarahan akut merupakan penyebab utama kematian ibu hamil saat

melahirkan.

Penyebab utama kematian maternal antara lain perdarahan pascapartum

(disamping eklampsia dan penyakit infeksi) dan plasenta previa yang

kesemuanya bersumber pada anemia defisiensi. 14 Ibu hamil yang menderita

anemia gizi besi tidak akan mampu memenuhi kebutuhan zat-zat gizi bagi dirinya

dan janin dalam kandungan. Oleh karena itu, keguguran, kematian bayi dalam

kandungan, berat bayi lahir rendah, atau kelahiran prematur rawan terjadi pada

ibu hamil yang menderita anemia gizi besi.

Anemia pada ibu hamil bukan tanpa risiko. Menurut penelitian, tingginya

angka kematian ibu berkaitan erat dengan anemia. Anemia juga menyebabkan

rendahnya kemampuan jasmani karena sel-sel tubuh tidak cukup mendapat

pasokan oksigen. Pada wanita hamil, anemia meningkatkan frekuensi komplikasi

pada kehamilan dan persalinan. Risiko kematian maternal, angka prematuritas,


25

berat badan bayi lahir rendah, dan angka kematian perinatal meningkat. Di

samping itu, perdarahan antepartum dan postpartum lebih sering dijumpai pada

wanita yang anemis dan lebih sering berakibat fatal, sebab wanita yang anemis

tidak dapat mentolerir kehilangan darah.

Menurut Soeprono (2012), menyebutkan bahwa dampak anemia pada

kehamilan bervariasi dari keluhan yang sangat ringan hingga terjadinya

gangguan kelangsungan kehamilan (abortus, partus imatur/prematur), gangguan

proses persalinan (inertia, atonia, partus lama, perdarahan atoni), gangguan

pada masa nifas (subinvolusi rahim, daya tahan terhadap infeksi dan stress

kurang, produksi ASI rendah), dan gangguan pada janin (abortus, dismaturitas,

mikrosomi, BBLR, kematian perinatal, dan lain-lain).1 Salah satu efek Anemia

defisiensi besi (ADB) adalah kelahiran premature dimana hal ini berasosiasi

dengan masalh baru seperti berat badan lahir rendah, defisiensi respon imun dan

cenderung mendapat masalah psikologik dan pertumbuhan. Apabila hal ini

berlanjut maka hal ini berkorelasi dengan rendahnya IQ dan kemampuan belajar.

Semua hal tersebut mengakibatkan rendahnya kualitas sumber daya manusia,

produktivitas dan implikasi ekonomi. cara penanganannya dengan memberikan

tablet besi folat (Tablet Tambah Darah/TTD) yang mengandung 60 mg elemental

besi dan 250 ug asam folat) 1 tablet selama 90 hari berturut-turut selama masa

kehamilan.

2.2.9 Penyebab Kekurangan Zat besi

Menurut Prawirohadjo (2010), beberapa hal yang menyebabkan defisiensi

zat besi adalah kehilangan darah, misalnya dari uterus atau gastrointestinal

seperti ulkus peptikum, karsinoma lambung, dll. Dapat juga disebabkan karena

kebutuhan meningkat seperti pada ibu hamil, malabsorbsi dan diet yang buruk.

Kekurangan zat besi menyebabkan anemia defisiensi besi. Terjadinya anemia


26

defisiensi besi juga dapat disebabkan oleh beberapa faktor, diantaranya

kurangnya kandungan zat besi dalam makanan sehari-hari, penyerapan zat besi

dari makanan yang sangat rendah, adanya zat-zat yang menghambat

penyerapan zat besi, dan adanya parasit di dalam tubuh seperti cacing tambang

atau cacing pita, diare, atau kehilangan banyak darah akibat kecelakan atau

operasi.

Sumber lain mengatakan bahwa Etiologi Anemia defisiensi besi pada

kehamilan, yaitu :

a. Hipervolemia, menyebabkan terjadinya pengenceran darah

b. Pertambahan darah tidak sebanding dengan pertambahan plasma

c. Kurangnya zat besi dalam makanan

d. Kebutuhan zat besi meningkat

e. Gangguan pencernaan dan absorbs

Pada ibu hamil, beberapa faktor risiko yang berperan dalam meningkatkan

prevalensi anemia defisiensi zat besi, antara lain :

a. Umur ibu < 20 tahun dan > 35 tahun. Wanita yang berumur kurang dari 20

tahun atau lebih dari 35 tahun, mempunyai risiko yang tinggi untuk hamil.

Karena akan membahayakan kesehatan dan keselamatan ibu hamil

maupun janinnya, berisiko mengalami pendarahan dan dapat

menyebabkan ibu mengalami anemia. Wintrobe (1987) menyatakan bahwa

usia ibu dapat mempengaruhi timbulnya anemia, yaitu semakin rendah usia

ibu hamil maka semakin rendah kadar hemoglobinnya. Muhilal et al (1991)

dalam penelitiannya menyatakan bahwa terdapat kecendrungan semakin

tua umur ibu hamil maka presentasi anemia semakin besar.

b. Pendarahan akut

c. Pendidikan rendah

d. Pekerja berat
27

e. Konsumsi tablet tambah darah < 90 butir

f. Makan < 3 kali dan kurang mengandung zat besi (Wuryanti, 2010).

2.3 Konsep Kacang Hijau

2.3.1 Definisi Kacang Hijau

Kacang hijau merupakan salah satu tanaman Leguminoseae cukup penting

di Indonesia. Kacang hijau memiliki nama latin (Vigna radiata L.) yang

merupakan tanaman pendek bercabang tegak. Bunganya ada yang kuning

kehijauan atau kuning pucat. Dari bunga itulah yang kemudian terbentuk

Polongan yang berisi mulai dari 10 hingga 15 biji kacang hijau. Kacang hijau ini

merupakan tumbuhan yang mudah dijumpai di Indonesia (Purwono. 2012).

Bagi masyarakat Indonesia kacang hijau dimanfaatkan sebagai bahan

pangan, makan ternak dan pupuk hijau, dalam tataan makanan sehari-hari,

kacang hijau dikonsumsi sebagai bubur, sayur (tauge), kue-kue, dan selain itu

juga berkhasiat sebagai obat tradisional (Purwono. 2012).

a. Daerah Asal dan Penyebaran

Tanaman kacang hijau sudah lama dikenal dan ditanam oleh masyarakat

tani di Indonesia. Asal usul tanaman kacang hijau diduga dari kawasan

India. Nikolai Ivanovich Vavilov, seorang ahli botani Soviet, menyebutkan

bahwa India merupakan daerah asal sejumlah besar suku Leguminosae.

Salah satu bukti yang mendukung pendapat Vavilov adalah ditemukannya

plasma nutfah kacang hijau jenis Phaseolus mungo di India atau disebut

kacang hijau India (Rukmana, 2012).

Penyebaran kacang hijau meluas ke berbagai daerah beriklim tropis di Asia

seperti: Taiwan, Thailand, dan Filipina. Data AVRDC menunjukkan bahwa

produksi kacang hijau di beberapa negara Asia pada tahun 1972- 1973

amat bervariasi. India mencapai 392.000 ton, Thailand hanya 191.000 ton,
28

Filipina 19.000 ton, dan Taiwan 3.000 ton (Rukmana, 2012).

b. Kacang hijau (Vigna radiata L.) dibawa masuk ke wilayah Indonesia pada

awal abad ke-17 oleh pedagang Cina dan Portugis. Pusat penyebaran

kacang hijau pada mulanya di Pulau Jawa dan Bali, tetapi pada tahun

1920-an mulai berkembang ke Sulawesi, Sumatera, Kalimantan, dan

Indonesia bagian Timur. Daerah sentrum produksi kacang hijau adalah

provinsi Sulawesi Selatan, Jawa Timur, Nusa Tenggara Barat, Nusa

Tenggara Timur, Jawa Barat, Jawa Tengah, dan DI Yogyakarta (Rukmana,

2012).

Keadaan agroekologi Indonesia amat cocok untuk pengembangan

budidaya kacang hijau. Pada masa mendatang dimungkinkan penyebaran

kacang hijau meluas ke semua provinsi di wilayah Nusantara. Peningkatan

produksi kacang hijau nasional diramalkan sebesar 7,6% per tahun dari

tahun 1987 hingga tahun 2000 sehingga pada akhir abad ini produksi

kacang hijau di Indonesia diharapkan mencapai 623.000 ton (Rukmana,

2012).

2.3.2 Taksonomi dan morfologi

Klasifikasi ilmiah tanaman kacang hijau adalah sebagai berikut:

Regnum : Plantae

Divisio : Spermatophyta

Subdivisio : Angiospermae

Classis : Dicotyldonae

Ordo : Leguminales

Familia : Leguminosae

Genus : Vigna

Species : Vigna radiata L. (Purwono dan Hartono, 2005: 12)


29

Gambar 2.1 Kacang Hijau

2.3.3 Kandungan Gizi Kacang Hijau

Kacang hijau merupakan sumber protein nabati, vitamin (A,B1, C, dan E),

serta beberapa zat lain yang sangat bermanfaat bagi tubuh manusia, seperti

amilum, besi, belerang, kalsium, minyak lemak, mangan, magnesium dan niasin.

Selain bijinya, daun kacang hijau muda sering dimanfaatkan sebagai sayuran.

Kacang hijau bermanfaat untuk melancarkan buang air besar dan menambah

semangat. Bila dilihat dari kandungan proteinnya, kacang hijau termasuk bahan

makanan sumber protein kedua setelah susu skim kering. Kandungan protein

kacang hijau sekitar 22%, yang dapat dimanfaatkan sebagai peningkatan kadar

Hemoglobin. (Purwono dan Hartono, 2005).

a. Asam Folat

Kacang hijau memiliki kandungan gizi yang baik untuk kesehatan janin.

Kandungan asam folat yang terdapat di dalamnya, bermanfaat untuk bayi

agar terhindar dari kelahiran cacat. Di samping itu, kandungan asam folat

juga berpengaruh kepada pertumbuhan, perkembangan saraf bayi,

membantu pembentukan sel darah merah, meningkatkan kecerdasan serta

mencegah kelainan jantung.

b. Karbohidrat
30

Manfaat yang bisa didapatkan air kacang hijau untuk ibu hamil yaitu

kandungan karbohidrat. Ketika telah memasuki masa menyusui, seorang

ibu akan mengalami peningkatan akan kebutuhan energi. Kacang hijau

menghasilkan sekitar 19 gram atau 100 gram karbohidrat kompleks. Tubuh

memerlukan waktu yang lebih lama daripada biasanya untuk mencerna

tetapi, energi yang dihasilkan akan lebih stabil. Oleh sebab itu lah

seseorang akan merasakan kenyang setelah mengkonsumsi segelas

kacang hijau.

c. Protein

Di dalam kacang hijau, juga terdapat kandungan protein yang sangatlah

tinggi dibandingkan dengan protein yang terdapat pada ikan, telur dan

daging. Kacang hijau, menjadi sumber nabati protein sekitar 7 gram atau

100 gram kacang hijau. Adapun fungsi yang didapat dari protein bagi ibu

hamil berguna untuk memperbaiki sel yang rusak setelah membentuknya.

d. Mineral

Dalam kacang hijau terdapat banyak jenis mineral, salah satunya zat besi

dan kalsium. Kalsium berfungsi membentuk jaringan dan tulang pada janin,

pertumbuhan tulang dan gigi bayi agar cepat tumbuh dewasa, serta

mencegah dari pengeroposan tulang bagi ibu hamil. Sedangkan zat besi

berguna ketika memasuki masa persalinan agar terhindar dari perdarahan.

e. Vitamin

Didalam air kacang hijau untuk ibu hamil terkandung vitamin C, B1, B2 A

yang berguna untuk mencukupi kebutuhan vitamin ketika masa kehamilan,

agar terhindar dari bayi lahir secara prematur serta baik untuk kesehatan

mata bayi yang akan diperoleh dari ASI. B2 dan B1 bagi ibu hamil dapat

bermanfaat sebagai pengurang rasa stress saat menjelang persalinan,

membantu pembentukan serta pertumbuhan jaringan.


31

Tabel 2.1 Kandungan Gizi Kacang Hijau per 100 gr Bahan


Kandungan Gizi Kacang Hijau
Kalori (Kal) 323
Protein (g) 22
Lemak (g) 1,5
Karbohidrat (g) 56,8
Kalsium (mg) 223
Zat besi (mg) 7,5
Fosfor (mg) 319
Vitamin A (SI) 157
Vitamin B1 (mg) 0,46
Vitamin C (mg) 10
Air (g) 15,5
Sumber : Retnaningsih, et al (2008)

Tabel 2.2 Perbandingan antara Kadar Protein Kacang Hijau dengan


beberapa bahan makanan lain.
Bahan Makanan Protein (% Berat)
Susu skim kering 36,00
Kedelai 35,00
Kacang hijau 22,00
Daging 19,00
Ikan segar 17,00
Telur ayam 13,00
Jagung 9,20
Beras 6,80
Tepung singkong 1,10
Sumber : Purwono (2012)

2.3.4 Manfaat Kacang Hijau

Kacang hijau merupakan salah satu bahan makanan yang mengandung

zat-zat yang diperlukan untuk pembentukan sel darah, sehingga dapat mengatasi

efek penurunan Hb. Kacang hijau itu sendiri berperan sebagai pembentukan sel

darah merah dan mencegah terjadinya anemia karena didalam kacang hijau

memiliki berbagai macam kandungan yang dapat bermanfaat bagi perbaikan

kadar hemoglobin, diantaranya Vitamin A, zat besi, Vitamin C, Fosfor, Kalsium,

Karbohidrat, lemak, protein, kalori Vitamin B1 dan juga mengandung air.

Pemberian sari kacang hijau ini sebagai salah satu langkah membantu

meningkatkan kadar Hb masih kurang diketahui baik oleh tenaga kesehatan


32

maupun ibu hamil itu sendiri.

2.3.5 Cara Membuat Air Rebusan Kacang Hijau

Menurut Widdya (2018) cara pembuatan air rebusan kacang hijau untuk ibu

hamil, diantaranya sebagai berikut :

a. Bahan-Bahan

1) 250 gram kacang hijau

2) 1/2 blok gula merah

3) Gula putih Secukupnya

4) 2 lembar daun pandan

5) 600 ml Air

b. Langkah

1) Cuci bersih kacang hijau, lalu masukan 2 gelas besar air kedalam

panci dan masukan kacang hijaunya rebus hingga mendidih. Setelah

mendidih masukan 1 gelas air dingin, rebus lagi hingga mendidih dan

air berkurang, ulangi sampai kacang hijau dirasa sudah empuk.

2) Setelah dirasa cukup empuk, masukan gula merah, gula putih dan

pandan, tambahkan air 1 gelas, masak hingga mendidih (cicipi kurang

manis atau tidak). 

3) Matikan kompor, dan dinginkan, setelah dingin pisahkan air dengan

ampasnya menggunakan saringan besi yang biasa di gunakan untuk

MpASI.

4) Masukan kedalam botol atau pun wadah gelas, bisa di sajikan dalam

keadaan hangat ataupun dingin, sesuai dengan selera.


33

5) Pemberian air rebusan kacang hijau pada ibu hamil trimester II ini

Pemberian 250 ml 2x (pagi,sore) dalam seharinya mendapat 600 ml air

rebusan kacang hijau. selama 14 hari dimulai hari pertama kunjungan.

2.3.6 Cara Mengatasi Anemia pada Kehamilan

Kekurangan zat besi pada tubuh menurut Fatmah (2011) dengan cara

mengkonsumsi 60-120 mg Fe per hari dan meningkatkan asupan makanan

sumber Fe, selain itu menurut Wirakusumah (2007) , untuk mengatasi anemia

perlu konsumsi bahan-bahan pangan sumber zat besi, diantaranya daging, hati,

ikan, susu, yoghurt, kacang-kacangan, serta sayuran berwarna hijau. Salah satu

jenis kacang-kacangan yang mengandung zat besi tinggi adalah kacang hijau.

(vigna radiata). Kacang hijau merupakan salah satu bahan makanan yang

mengandung zat-zat yang diperlukan untuk pembentukan sel darah, sehingga

dapat mengatasi efek penurunan Hb. Kacang hijau itu sendiri berperan sebagai

pembentukan sel darah merah dan mencegah terjadinya anemia karena didalam

kacang hijau mengandung zat-zat yang diperlukan untuk pembentukan sel

darah, sehingga dapat mengatasi efek penurunan Hb. Kacang hijau itu sendiri

berperan sebagai pembentukan sel darah merah dan mencegah terjadinya

anemia karena didalam kacang hijau memiliki berbagai macam kandungan yang

dapat bermanfaat bagi perbaikan kadar hemoglobin, diantaranya Vitamin A, zat

besi, Vitamin C, Fosfor, Kalsium, Karbohidrat, lemak, protein, kalori Vitamin B1

dan juga mengandung air.

Menurut Jurnal Penelitian (Stefani Anastasia Sitepu, 2018) dengan judul

Pengaruh pemberian Jus Kacang Hijau (Phaseolus Radiatus) Terhadap

Peningkatan Kadar Profil Darah Pada Ibu Hamil Dengan Anemia Yang

Mendapatkan Suplemen Tablet Fe (Studi Kasus Di Wilayah Kerja Puskesmas

Kedungmundu Semarang), Kelompok intervensi diberikan jus kacang hijau dan


34

tablet Fe selama 14 hari. Kelompok kontrol hanya mendapatkan tablet Fe.

Didalam penelitian ini observasi dilakukan dua kali, sebelum perlakuan dan

sesudah dilakukan perlakuan. Perbedaan kadar profil darah antara kedua

kelompok perlakuan dan kelompok control diasumsikan merupakan efek dari

treatment atau perlakuan. Kacang hijau akan didistribusikan selama 14 hari dan

diberikan melalui kunjungan rumah selama 14 hari.

Berdasarkan hasil penelitian terdahulu oleh Amirul pada tahun 2016 di

Wilayah Bandar Lampung mengungkapan bahwa, setelah pemberian minuman

air rebusan kacang hijau terhadap peningkatan kadar Hemoglobin mengalami

peningkatan sebesar 10,80gr/dl. Semakin sering ibu mengkonsumsi air rebusan

kacang hijau maka semakin besar peningkatan kadar hemoglobin pada ibu

hamil, dan bisa memperkecil resiko tinggi pada ibu hamil dan bayi.
34

2.4 Kerangka Konsep


Menurut Notoatmodj (2010) kerangka konsep merupakan formulasi atau
simplikasi dari kerangka teori atau teori-teori yang mendukung penelitian
tersebut. Kerangka konsep dalam penelitian ini digambarkan seperti di bawah
ini:
Ibu Hamil

Ibu Hamil TM I Ibu Hamil TM II Ibu Hamil TM III

Faktor-Faktor Terjadinya
Anemia Pada Ibu Hamil
Faktor Dasar
1. Pengetahuan Kurang Gizi
2. Pendidikan
3. Sosial ekonomi Perdarahan
4. Sosial budaya Infeksi
Faktor Langsung KEK
1. Kunjungan ANC
2. Paritas
3. Umur
Anemia
Faktor Tidak Langsung
Gizi ibu hamil
2. Pola konsumsi tablet Fe
3. Penyebab infeksi
Perdarahan

Anemia Ringan Anemia Sedang Anemia Berat


9 – 10 gr/dl 7 – 8 gr/dl < 7 gr/dl

Farmakologi Non Farmakologi Mekanisme Air Rebusan


Vit C Asupan makanan Fe Kacang Hijau :
Tablet Fe tinggi
Vit B12 Buah-Buahan yang Kacang hijau selain memiliki
Asam Folat mengandung Vit C kandungan zat besi, vitamin c,
Kacang Hijau dan zat seng yang berperan
dalam penanganan anemia
defesiensi besi. Kacang hijau
juga mengandung vitamin A
sebesar 7 mcg dalam setengah
Kandungan Kacang Hijau cangkirnya. Kekurangan vitamin
Asam Folat
Karbohidrat
A dapat memperburuk anemia
Protein defisiensi besi
Mineral
Zat Besi
Vitamin A
Evaluasi Kadar Hb
1. Normal : Hb 11 gr/dl
2. Anemia ringan : Hb 9,5 – 10,9 gr/dl
3. Anemia sedang : Hb 8 – 9,4 gr/dl
4. Anemia berat : Hb 6,5 – 7,9 gr/dl

Gambar 2.2 : Kerangka Konseptual Tentang Efektifitas Pemberian Air


Rebusan Kacang Hijau Terhadap Kadar Hemoglobin pada
Ibu Hamil Trimester II di PMB Ovalia Pujon Kabupaten
Malang.
35

2.5 Hipotesis

Hipotesis adalah suatu pernyataan yang masih harus diuji

kebenarannya secara empiris. (Iskandar, 2008). Berdasarkan uraian dan

kerangka konsep diatas maka hipotesis dalam penelitian ini adalah sebagai

berikut:

a. Hₒ: Tidak ada Efektifitas pemberian air rebusan kacang hijau terhadap

kadar Hemoglobin

b. Hₐ: Ada Efektifitas pemberian air rebusan kacang hijau terhadap kadar

Hemoglobin
BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Desain Penelitian

3.1.1 Pengertian Desain Penelitian

Desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah desain Quasy

Eksperimen, yaitu dengan pendekatan menggunakan model pretest posttest

experimental control group design. Sebelum diberi perlakuan, baik kelompok

eksperimen dan kelompok kontrol diberi test yaitu pretest, dengan maksud untuk

mengetahui keadaan kelompok sebelum perlakuan. Kemudian setelah diberikan

perlakuan, kelompok eksperimen dan kelompok kontrol diberikan test yaitu

posttest, untuk mengetahui keadaan kelompok setelah diberikan perlakuan

(Sugiyono, 2010). Dalam penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Efektifitas

Pemberian Air Rebusan Kacang Hijau Terhadap Kadar Hemoglobin pada Ibu

Hamil Trimester II di BPM Ovalia Pujon Kabupaten Malang.

3.2 Kerangka Kerja

3.2.1 Pengertian Kerangka Kerja

Kerangka kerja merupakan rencana penulisan yang memuat garis-garis

besar dari suatu karangan yang akan dikerjakan dan merupakan rangkaian ide-

ide yang disusun secara sistematis, logis, jelas, terstruktur dan teratur (Iskandar,

2012).

36
37

Populasi
Semua Ibu Hamil Trimester II di PMB Ovalia Pujon Kabupaten Malang, yang dilaksanakan pada
bulan Januari 2020 sebanyak ... orang.

Kriteria Inklusi
1) Wanita hamil pada Trimester II
2) Ibu hamil Anemia Ringan
3) Bersedia menandatangani lembar Teknik Sampling
persetujuan penelitian (informed Purposive Sampling
consent). sa,SSSsSamplingSa

Sampel
Sebagian Ibu Hamil Trimester II yang mengalami anemia sejumlah X di BPM Ovalia Pujon Kabupaten
Malang, yang dilaksanakan pada bulan Januari 2020 sebanyak ... orang.

Desain Penelitian :
Quasy Eksperimen dengan Pendekatan (Nonequivalent control group design)

Variabel Independen : Variabel dependen :


Air Rebusan Kacang Hijau Kadar Hemoglobin

1. Mengidentifikasi kadar Hb sebelum pemberian Air Rebusan Kacang Hijau


terhadap kadar hemoglobin pada ibu hamil trimester II di PMB Ovalia
Pujon Kabupaten Malang.
2. Mengidentifikasi kadar Hb sesudah pemberian Air Rebusan Kacang Hijau
terhadap kadar hemoglobin pada ibu hamil trimester II di PMB Ovalia
Lembar Masterseet, Pujon Kabupaten Malang.
SPO Air Rebusan 3. Menganalisis Efektifitas sebelum dan sesudah pemberian Air Rebusan
Kacang Hijau & SPO Kacang Hijau terhadap kadar hemoglobin pada ibu hamil trimester II di
Cek kadar Hb PMB Ovalia Pujon Kabupaten Malang.

Pengumpulan Data :
Lembar master sheet, lembar observasi penelitian (SPO pemberian air rebusan kacang hijau),
lembar skala SPSS

Pengolahan data :
Editing, Coding, tabulating, entry, cleaning

Analisa data dengan Uji t (T test)

Hasil :
uji hipotesis < = Ha diterima artinya ada pengaruh

Kesimpulan :
Ada atau tidak pengaruh pemberian air rebusan kacang hijau

Gambar 2.3 : Bagan Kerangka Operasional tentang Efektifitas Pemberian Air Rebusan
Kacang Hijau Terhadap Kadar Hemoglobin pada Ibu Hamil Trimester II di
BPM Ovalia Pujon
38

3.3 Populasi, Sampel dan Sampling

3.3.1 Populasi

Populasi target adalah seluruh ibu hamil Trimester II. Populasi

terjangkau atau studi adalah seluruh Ibu Hamil Trimester II di PMB Ovalya, Pujon

Kabupaten Malang yang berjumlah 58 orang.

3.3.2 Sampel

Sampel adalah sebagian populasi studi yang memenuhi kriteria inklusi

dan eksklusi sebagai berikut:

a. Kriteria inklusi

1) Wanita hamil pada Trimester II

2) Ibu hamil Anemia Ringan

3) Bersedia menandatangani lembar persetujuan penelitian (informed

consent).

b. Kriteria eksklusi

Kriteria Eksklusi adalah kriteria atau ciri-ciri anggota populasi yang tidak

bisa dijadikan sebagai sampel penelitian (Notoatmodjo, 2010).

1) Ibu hamil dengan Trimester I dan III

2) Ibu dengan KEK

Dari kriteria tersebut di dapatkan jumlah sampel yang digunakan oleh

peneliti sejumlah 30 orang ibu hamil Trimester II di PMB Ovalya Pujon, Kab.

Malang.

3.3.3 Sampling

Dalam penelitian ini peneliti menggunakan purposive sampling.

Purposive sampling adalah salah satu teknik sampling non random


39

sampling dimana peneliti menentukan pengambilan sampel dengan cara

menetapkan ciri-ciri khusus yang sesuai dengan tujuan peneliti sehingga

diharapkan dapat menjawab permasalahan penelitian.

3.4 Identifikasi Variabel

3.4.1 Pengertian Variabel

Variabel penelitian merupakan suatu atribut, sifat, nilai orang, obyek atau

kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk

dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2012).

3.4.2 Variabel Independent

Variabel bebas adalah variabel yang menyebabkan atau memengaruhi,

yaitu faktor-faktor yang diukur, dimanipulasi atau dipilih oleh peneliti untuk

menentukan hubungan antara fenomena yang diobservasi atau diamati (Artini,

2016).

Variabel bebas/independen dalam penelitian ini adalah Sari Kacang Hijau.

3.4.3 Variabel Dependent

Variabel terikat adalah faktor-faktor yang diobservasi dan diukur untuk

menentukan adanya pengaruh variabel bebas, yaitu faktor yang muncul, atau

tidak muncul, atau berubah sesuai dengan yang diperkenalkan oleh peneliti

(Artini, 2016).

Variabel terikat/dependen dalam penelitian ini adalah Kadar Hemoglobin.


40

3.5 Definisi Operasional

3.5.1 Pengertian Definisi Operasional

Definisi Operasional adalah mendefinisikan secara operasional

berdasarkan karakteristik yang diamati, sehingga memungkinkan peneliti untuk

melakukan observasi atau pengukuran secara cermat terhadap suatu objek atau

fenomena, definisi operasional ditemukan berdasarkan parameter yang dijadikan

ukuran dalam penelitian (Hidayat, 2014).

Tabel 3.1 :Definisi Operasional Efektifitas Pemberian Air Rebusan


Kacang HijauTerhadap Kadar Hemoglobin pada Ibu Hamil
Trimester II di PMB Ovalia Pujon Kabupaten Malang.
Variabe Definisi Indikator Skala Kategori Instrumen
l Operasional Data
1 2 3 4 5 6
Kacang Pemberian Air a. 300 gram Nominal 1. Diberikan Lembar
Hijau Rebusan kacang diolah menjadi 2.Tidak SPO
hijau yang diolah masing- Diberikan
menjadi minuman masing 1
dapat gelas ukuran
meningkatkan 250 ml
kadar Hb b. Pemberian
terhadap ibu hamil 250 ml 2x
Trimester II (pagi,sore)
dalam
seharinya
mendapat 500
ml air rebusan
kacang hijau.
selama 14 hari
dimulai hari
pertama
kunjungan
Kadar Penilaian Kadar Anemia Ordinal a. Normal : Hb Haemometer
Hemogl Hb pada Ibu hamil Ringan 11 g r%
obin Trimester II yang b. Anemia ringan
diukur dengan : Hb 9 – 10 gr %
pengecekan c. Anemia sedang
menggunakan alat : Hb 7 – 8 gr %
Haemometer d. Anemia berat :
Hb < 7 gr %

3.6 Teknik Pengumpulan Data dan Analisa Data

3.6.1 Teknik Pengumpulan Data

Dalam penelitian ini yang dilakukan adalah: Peneliti meminta surat

pengantar dari institusi kemudian menyerahkan surat pengantar ke PMB Ovalya

Pujon Kabupaten Malang. Peneliti menjelaskan terlebih dahulu tentang maksud


41

dan tujuan penelitian kepada Ibu hamil trimester II guna pemenuhan nutrisi zat

besi dan menentukan responden penelitian yang masuk dalam kriteria inklusi.

Jika responden peneliti bersedia menjadi responden penelitian, peneliti harus

meminta persetujuan dengan menggunakan informed consent pada lembar

persetujuan.

3.6.2 Instrumen Pengumpulan Data

Instrumen pengumpulan data adalah suatu alat yang digunakan untuk

mengukur fenomena alam maupun sosial yang diamati (Sugiyono, 2016).

Instrumen pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan lembar

observasi yang dibuat sendiri oleh peneliti dapatkan kemudian dianalisa

mempergunakan teknik analisis data dengan alat SPSS 22.0.

3.6.3 Teknik Pengolahan Data

Dalam penelitian, pengolahan data merupakan salah satu langkah yang

penting. Hal ini disebabkan karena data yang diperoleh langsung dari penelitian

masih mentah. Belum memberikan informasi apa-apa, dan belum siap untuk

disajikan. Untuk memperoleh penyajian data sebagai hasil yang berarti dan

kesimpulan yang baik, diperlukan data (Notoatmodjo, 2012).

Pengolahan data pada penelitian ini adalah dari responden dengan cara

melakukan observasi secara langsung, kemudian dilakukan pengolahan data

melalui tahap-tahap sebagai berikut :

a. Editing

Lembar observasi diisi oleh peneliti saat pengambilan data. Lembar

observasi yang diperoleh dikumpulkan dan diperiksa kembali oleh peneliti.

Data yang telah terkumpul kemudian disesuaikan dengan jumlah


42

responden yang telah dijadikan sampel penelitian. Hasil editing didapatkan

semua data tersebut terisi lengkap dan benar (Notoatmodjo, 2012).

b. Coding

Peneliti menggunakan kode numeric (angka) terhadap data yang diperoleh

dari penelitian yang terdiri atas beberapa kategori yaitu yang termasuk

dalam karakteristik setiap responden untuk mempermudah proses

pengolahan data dan analisis data. Dalam penelitian ini coding yang

diberikan pada item tertentu (Notoatmodjo, 2012)., yaitu:

1) Coding untuk responden

a) Responden 1 diberikan kode : R1

b) Responden 2 diberikan kode : R2

c) Responden 3 diberikan kode : R3

d) Seterusnya..

2) Coding untuk Usia Kehamilan

a) 13 – 18 minggu diberikan kode : Uk1

b) 19 – 23 minggu diberikan kode : Uk2

c) 24 – 28 minggu diberikan kode : Uk3

3) Coding untuk Paritas

a) Primigravida diberikan kode : P1

b) Multigravida diberikan kode : P2

4) Coding untuk usia responden

a) < 20 tahun diberikan kode : U1

b) 21 – 35 tahun diberikan kode : U2

c) > 36 tahun diberikan kode : U3

5) Coding untuk Pekerjaan

a) IRT diberikan kode : PK1

b) Swasta diberikan kode : PK2


43

c) Wiraswasta diberikan kode : PK3

d) Lainnya diberikan kode : PK4

6) Coding untuk Jarak

a) < 2 tahun diberikan kode : J1

b) > 2 tahun diberikan kode : J2

7) Coding untuk IMT

a) LILA ≥ 23 cm diberikan kode : G1

b) LILA ≤ 23 cm diberikan kode : G2

8) Coding untuk Pemberian sari kacang hijau

a) Diberikan diberikan kode : D1

b) Tidak diberikan diberikan kode : D2

9) Coding untuk Kadar Hemoglobin

a) Normal Hb 11 g r% diberikan kode : 4

b) Ringan Hb 9,5 – 10,9 gr % diberikan kode : 3

c) Sedang Hb 8 – 9,4 gr % diberikan kode : 2

d) Berat Hb 6,5 – 7,9 gr % diberikan kode : 1

c. Tabulating

Tabulating adalah membuat tabel-tabel yang berisikan data yang telah

diberi kode sesuai dengan analisis yang dibutuhkan (Notoatmodjo, 2012).

d. Skoring

Skoring adalah pemberian nilai atau skor pada tiap variabel penelitian

(WHO, 2018). Pemberian skor ini pada data khusus yaitu :

b. Normal : Hb 11 g r%

c. Anemia Ringan : Hb 9,5 – 10,9 gr/dl

d. Anemia Sedang : Hb 8 – 9,4 gr/dl

e. Anemia Berat : Hb 6,5 – 7,9 gr/dl


44

e. Entry

Entry atau memasukkan data yakni mengisi kolom atau kotak lembar

kode atau kode sesuai dengan coding dan tabulating kemudian dilakukan

analisis tujuan penelitian (Notoatmodjo, 2012).

3.6.4 Teknik Analisa Data

Dalam tahap ini data diolah dan dianalisis dengan teknik-teknik tertentu.

Data kualitatif diolah dengan teknik analisis kualitatif, sedangkan data kuantitatif

dengan menggunakan teknik analisis kuantitatif. Untuk pengolahan data

kuantitatif dapat dilakukan dengan tangan atau melalui proses komputerisasi

(Notoatmodjo, 2012). Analisis data suatu penelitian, biasanya melalui prosedur

bertahap antara lain:

a. Analisis univariat (Analisis Deskriptif)

Analisa univariate yaitu dilakukan pada tiap variable dan bertujuan untuk

mendeskripsikan karakteristik setiap variabel, bentuk analisis univariate

tergantung jenis datanya. Untuk data numeric maka digunakan nilai mean,

median, dan standart deviasi. Pada umumnya dalam analisa ini hanya

menghasilkan distribusi dan presentase dari tiap variabel (Notoatmodjo,

2012). Analisis univariate dilakukan untuk memperoleh gambaran distribusi

frekuensi dari karakteristik responden dan variabel yang diteliti.

Karakteristik responden meliputi, Usia kehamilan, paritas, Usia, Pekerjaan,

IMT, jarak kehamilan, sebelum dan setelah diberi air rebusan kacang hijau.

Menganalisis data dilakukan dengan SPSS menggunakan uji chi square

dengan tingkat signifikannya yaitu 0,05.

Pada penelitian ini data akan disajikan dalam bentuk tabel distribusi

frekuensi dari variabel terikat yaitu kadar Hb ibu hamil trimester II.
45

Tabel 3.2: Analisa univariat


100 % Seluruhnya
76-99 % Hampir seluruhnya
51-75% Sebagian besar
50% Setengahnya
26-49% Hampir setengahnya
1-25% Sebagian kecil
0% Tidak satupun
Sumber : (Arikunto, 2010)

b. Analisis bivariat

Apabila telah dilakukan analisis univariate tersebut, hasilnya akan

diketahui karakteristik atau distribusi setiap variabel, dan dapat

dilanjutkan analisis bivariat. Analisa Bivariat yaitu analisa yang

dilakukan terhadap dua variabel yang diduga berhubungan atau

berkorelasi (Notoatmodjo, 2012). Analisis bivariat ini digunakan untuk

menguji hipotesis efektifitas pemberian air rebusan kacang hijau

terhadap kadar Hb ibu hamil trimester II dengan membandingkan hasil

pretest dengan posttest. Pemilihan uji statistik didasarkan pada skala

data, karena skala data dalam penelitian ini adalah keduanya

merupakan skala nominal, maka uji statistik menggunakan uji chi

square . Uji ini merupakan salah satu jenis uji komparatif non

parametris yang dilakukan pada dua variabel, dimana skala data

kedua variabel adalah nominal.

1) Uji Normalitas

Uji normalitas bertujuan untuk mengetahui apakah sampel

berasal dari populasi yang berdistribusi normal. Hipotesis yang

digunakan adalah sebagai berikut.

H0: Data pretest diambil dari populasi yang berdistribusi normal


46

H1: Data pretest diambil dari populasi yang tidak berdistribusi

normal

Statistik uji menggunakan Kolmogorov-Smirnov Test dengan

bantuan software SPSS versi 22 dengan taraf signifikan.

Menurut Wiratna Sujarweni (2014 : 55), kriteria keputusannya

adalah H0 diterima jika nilai signifikansi yang diperoleh dari hasil

perhitungan lebih dari 0.05.

2) Uji Homogenitas

Uji homogenitas dilakukan untuk mengetahui apakah sampel

berasal dari populasi yang homogen. Populasi dikatakan

homogen jika variansi hasil pretest kemampuan literasi

matematis siswa kelas eksperimen dan kelas kontrol sama.

3.7 Rencana Penelitian

Dalam penelitian ini peneliti akan menggunakan tempat di PMB Ovalia

Pujon Kabupaten Malang. Waktu yang akan di tempuh untuk penelitian selama 1

bulan, dimulai pada tanggal 15 Februari 2020 sampai dengan tanggal 15 Maret

2020.

3.8 Etika Penelitian

3.8.1 Informed Consent (Lembar Persetujuan)

Informed Consent merupakan bentuk persetujuan antara peneliti dan

responden dengan memberikan lembar persetujuan.Informed Consent diberikan

setelah responden mendapat penjelasan tentang tujuan penelitian dan manfaat

dari penelitian ini. Inform consent tidak bersifat mengikat dan tidak boleh dengan

paksaan (Ratih, 2011).


47

Tujuan Informed Consent adalah agar responden mengerti maksud dan

tujuan penelitian, mengetahui dampaknya. Jika responden bersedia, maka

mereka harus menandatangani lembar persetujuan. Jika responden tidak

bersedia, maka peneliti harus menghormati hak responden.

3.8.2 Anonymity (Tanpa Nama)

Anonymity atau tanpa nama artinya memberikan jaminan dalam

menggunakan subjek penelitian. Peneliti tidak akan mencantumkan nama dan

identitas sebenarnya pada penyajian data, peneliti hanya akan menuliskan

identitas respo nden dengan menggunakan kode tertentu (Ratih, 2011).

Semua identitas dan data responden hanya akan ditulis dengan

menggunakan inisial dan kode pada lembar pengumpulan data.

3.8.3 Confidentiality (Kerahasiaan)

Peneliti akan memberikan jaminan kerahasian untuk setiap data dan

informasi yang diperoleh dari responden. Semua informasi yang telah

dikumpulkan dijamin kerahasiannya oleh peneliti, hanya kelompok data tertentu

yang akan dilaporkan pada hasil riset dan saat penyajian data (Ratih, 2011).

Semua informasi yang telah dikumpulkan dijamin kerahasiaanya oleh

peneliti. Kerahasiaan informasi yang diberikan responden dijamin oleh peneliti.

Hanya data tertentu saja (yang dibutuhkan) akan dicantumkan sebagai hasil

penelitian.
BAB IV

HASIL PENELITIAN

Pada bab ini akan diuraikan hasil penelitian tentang Perbedaan Perubahan

Kadar Hemoglobin Pada Ibu Hamil Trimester II dengan Pemberian Air Rebusan

Kacang Hijau + Fe dan diberikan Fe saja di PMB Ovalya Pujon, Kabupaten

Malang yang dilaksanakan pada Februari - Maret 2020.

Hasil penelitian dalam bab ini berupa data umum dan data khusus. Data

umum meliputi usia, pendidikan, pekerjaan. Sedangkan data khusus perbedaan

Perubahan Kadar Hemoglobin Pada Ibu Hamil Trimester II dengan Pemberian

Air Rebusan Kacang Hijau + Fe dan diberikan Fe saja.

4.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian

Pada penelitian ini, peneliti mengadakan penelitian di PMB Ovalya yang

berlokasi di Jalan Dahlia Desa Ngoroto RT 17 RW 08 Kecamatan Pujon

Kabupaten Malang. Pemilik PMB adalah Bidan Ovalya Makarova, Pendidikan

terakhir DIV Kebidanan, sudah mempunyai banyak sertifikat di bidang kesehatan

dan serta sering mengikuti seminar kebidanan seperti Perawatan Bayi Baru

Lahir, perawatan masa nifas, konseling KB dan kehamilan. Bidan memiliki dokter

umum sejumlah 3 orang dan jumlah asisten bidan yaitu ada empat, memiliki 1

buah meja resepsionis, 2 ruang yang pertama ruang periksa, yang kedua ruang

bersalin, yang ketiga ruang nifas ada 2, dan yang keempat kamar mandi ada 2.

48
49

Ruang bersalin terdiri dari satu buah tempat tidur, satu buah meja, tiga

buah kursi, satu buah inkubator, dua buah lampu, satu buah tabung oksigen, dua

buah standart infus, dua buah tempat sampah, tiga buah ember (klorin, sabun

dan DTT), dua buah safety box, dua buah wastafel, satu buah meja resusitasi,

satu buah sterilisator, dua buah lemari, satu buah kantong obat emergency.

4.2 Data Umum

Data umum responden dalam penelitian ini meliputi usia kehamilan, paritas,

usia responden, pekerjaann, jarak kehamilan, IMT.

Hasil ulasan deskriptif data umum berupa tabel adalah sebagai berikut:

4.2.1 Karakteristik Usia Kehamilan Responden

Karakteristik usia kehamilan responden yang diberikan air rebusan kacang

hijau sebagai kelompok perlakuan dan yang tidak diberi air rebusan kacang hijau

sebagai kelompok kontrol.

Tabel 4.1 Distribusi karakteristik usia kehamilan responden pada kelompok

perlakuan di PMB Ovalya Pujon Kabupaten Malang

Karakteristik Usia Kelompok


Kehamilan Perlakuan
F %
13 - 18 Minggu 3 20%
19 – 23 Minggu 5 33%
24 – 28 Minggu 7 47%
Jumlah 15 100%
(Sumber: Data Primer, 2020)

Berdasarkan tabel 4.1 didapatkan 15 responden yang diberi Fe + air

rebusan kacang hijau sebagai kelompok perlakuan, yang paling tertinggi adalah
50

yang memiliki usia kehamilan 24-28 minggu sebanyak 7 (47%) dan yang

terendah adalah usia 13-18 minggu sebanyak 3 (20%).

Tabel 4.2 Distribusi karakteristik usia kehamilan responden pada kelompok

kontrol di PMB Ovalya Pujon Kabupaten Malang

Karakteristik Usia Kelompok


Kehamilan Kontrol
F %
13 - 18 Minggu 2 13%
19 – 23 Minggu 7 47%
24 – 28 Minggu 6 40%
Jumlah 15 100%
(Sumber: Data Primer, 2020)

Berdasarkan tabel 4.2 didapatkan 15 responden yang diberi Fe sebagai

kelompok kontrol, yang paling tertinggi adalah yang memiliki usia kehamilan

minggu 19-23 minggu sebanyak 7 (47%) dan yang terendah adalah usia 13-18

minggu sebanyak 2 (13%).

4.2.2 Karakteristik Paritas

Karakteristik paritas responden yang di beri Fe + air rebusan kacang hijau

sebagai kelompok perlakuan dan yang diberi Fe sebagai kelompok kontrol.

Tabel 4.3 Distribusi karekteristik paritas responden berdasarkan pada

kelompok perlakuan di PMB Ovalya, Pujon Kabupaten Malang

Karakteristik Paritas Kelompok Perlakuan


F %
Primigravida 7 47%
Multigravida 8 53%
Total 15 100%
(Sumber: Data Primer, 2020)
51

Berdasarkan tabel 4.3 didapatkan 15 responden yang di beri Fe + air

rebusan kacang hijau sebagai kelompok perlakuan, yang paling tertinggi adalah

paritas Multigravida sebanyak 8 orang ( 53%), dan yang terendah adalah paritas

Primigravida sebanyak 7 orang (47%).

Tabel 4.4 Distribusi karekteristik paritas responden berdasarkan pada

kelompok kontrol di PMB Ovalya, Pujon Kabupaten Malang

Karakteristik Paritas Kelompok Kontrol


F %
Primigravida 5 33%
Multigravida 10 67%
Total 15 100%
(Sumber: Data Primer, 2020)

Berdasarkan tabel 4.4 didapatkan 15 ressponden yang di beri Fe sebagai

kelompok kontrol, yang paling tertinggi adalah paritas Multigravida sebanyak 10

orang (67%), dan yang terendah adalah paritas Primigravida sebanyak 5 orang

(33%).

4.2.3 Karakteristik Usia Responden

Karakteristik usia responden yang diberikan Fe + air rebusan kacang hijau

sebagai kelompok perlakuan dan yang diberi Fe sebagai kelompok kontrol.

Tabel 4.5 Distribusi karakteristik usia responden pada kelompok perlakuan

di PMB Ovalya Pujon Kabupaten Malang

Karakteristik Usia Kelompok


Perlakuan
F %
52

< 20 tahun 2 13%


21 – 35 tahun 13 87%
> 36 tahun 0 0%
Jumlah 15 100%
(Sumber: Data Primer, 2020)

Berdasarkan tabel 4.5 didapatkan 15 responden yang diberi Fe + air

rebusan kacang hijau sebagai kelompok perlakuan, yang paling tertinggi adalah

berusia 21-35 tahun sebanyak 13 (87%) dan yang terendah adalah berusia >

36 tahun sebanyak 0 (0%).

Tabel 4.6 Distribusi karakteristik usia responden pada kelompok kontrol di

PMB Ovalya Pujon Kabupaten Malang

Karakteristik Usia Kelompok


Kontrol
F %
< 20 tahun 2 13%
21 – 35 tahun 12 80%
> 36 tahun 1 7%
Jumlah 15 100%
(Sumber: Data Primer, 2020)

Berdasarkan tabel 4.6 didapatkan 15 responden yang diberi Fe sebagai

kelompok kontrol, yang paling tertinggi adalah berusia 21-35 tahun sebanyak 12

(80%) dan yang terendah adalah usia > 36 tahun sebanyak 1 (7%).

4.2.4 Karakteristik Pekerjaan

Karakteristik pekerjaan responden yang diberi Fe + air rebusan kacang

hijau sebagai kelompok perlakuan dan yang diberi Fe sebagai kelompok kontrol.
53

Tabel 4.7 Distribusi karakteristik pekerjaan responden pada kelompok

perlakuan di PMB Ovalya Pujon, Kabupaten Malang

Kelompok Perlakuan
Karakteristik Pekerjaan F %
IRT 7 47%
Swasta 1 7%
PNS 7 47%
Total 15 100%
(Sumber: Data Primer, 2020)

Berdasarkan tabel 4.7 didapatkan 15 responden yang diberi Fe + air

rebusan kacang hijau sebagai kelompok perlakuan. Hasil tertinggi sebagai ibu

rumah tangga sebanyak 7 orang (47%), dan yang terkecil Swasta sebanyak 1

orang (7%).

4.8 Distribusi karakteristik pekerjaan responden pada kelompok kontrol di

PMB Ovalya Pujon, Kabupaten Malang

Kelompok Kontrol
Karakteristik Pekerjaan F %
IRT 11 73%
Swasta 3 20%
PNS 1 7%
Total 15 100%
(Sumber: Data Primer, 2020)

Berdasarkan tabel 4.8 didapatkan 15 responden yang diberi Fe sebagai

kelompok kontrol. Hasil tertinggi sebagai ibu rumah tangga sebanyak 11 orang

(73%), dan yang terkecil PNS sebanyak 1 orang (7%).


54

4.2.5 Karakteristik Jarak Kehamilan

Karakteristik jarak kehamilan responden yang diberi Fe + air rebusan

kacang hijau sebagai kelompok perlakuan dan yang diberi Fe sebagai kelompok

kontrol.

Tabel 4.9 Distribusi karekteristik jarak kehamilan responden berdasarkan

pada kelompok perlakuan di PMB Ovalya Pujon, Kabupaten

Malang

Karakteristik Jarak Kelompok Perlakuan


Kehamilan F %

0 tahun 7 47%
< 2 tahun 0 0%
> 2 tahun 8 53%
Total 15 100%
(Sumber: Data Primer, 2020)

Berdasarkan tabel 4.9 didapatkan 15 responden yang di beri Fe + air

rebusan kacang hijau sebagai kelompok perlakuan, yang paling tertinggi adalah

ibu dengan jarak kehamilan > 2 tahun sebanyak 8 orang (53%), dan yang

terendah adalah ibu dengan jarak kehamilan < 2 tahun sebanyak 0 orang (0%).

Tabel 4.10 Distribusi karekteristik jarak kehamilan responden berdasarkan

pada kelompok kontrol di PMB Ovalya Pujon, Kabupaten Malang

Karakteristik Jarak Kelompok Kontrol


Kehamilan F %

0 tahun 5 33%
< 2 tahun 0 0%
> 2 tahun 10 67%
55

Total 15 100%
(Sumber: Data Primer, 2020)

Berdasarkan tabel 4.10 didapatkan 15 responden yang di beri Fe sebagai

kelompok kontrol, yang paling tertinggi adalah ibu dengan jarak kehamilan > 2

tahun sebanyak 10 orang (67%), dan yang terendah adalah ibu dengan jarak

kehamilan < 2 tahun sebanyak 0 orang (0%).

4.2.6 Karakteristik IMT

Karakteristik IMT responden yang diberi Fe + air rebusan kacang hijau

sebagai kelompok perlakuan dan yang diberi Fe sebagai kelompok kontrol.

Tabel 4.11 Distribusi karekteristik IMT responden berdasarkan pada

kelompok perlakuan di PMB Ovalya Pujon, abupaten Malang

Karakteristik IMT Kelompok Perlakuan


F %
LILA ≥ 23 cm 15 100%
LILA ≤ 23 cm 0 0%
Total 15 100%
(Sumber: Data Primer, 2020)

Berdasarkan tabel 4.17 didapatkan 15 responden yang di beri Fe + air

rebusan kacang hijau sebagai kelompok perlakuan, yang paling tertinggi adalah

ibu dengan LILA ≥ 23 cm 15 orang sebanyak (100%), dan yang terendah adalah

ibu dengan LILA ≤ 23 cm 0 orang sebanyak (0%).


56

Tabel 4.12 Distribusi karekteristik IMT responden berdasarkan pada

kelompok kontrol di PMB Ovalya Pujon, Kabupaten Malang

Karakteristik IMT Kelompok Kontrol


F %
LILA ≥ 23 cm 15 100%
LILA ≤ 23 cm 0 0%
Total 15 100%
(Sumber: Data Primer, 2020)

Berdasarkan tabel 4.12 didapatkan 15 responden yang di beri Fe sebagai

kelompok kontrol, yang paling tertinggi adalah ibu dengan LILA ≥ 23 cm 15 orang

sebanyak (100%), dan yang terendah adalah ibu dengan LILA ≤ 23 cm 0 orang

sebanyak (0%).

4.3 Data Khusus

Data khusus responden dalam penelitian ini meliputi Peningkatan kadar Hb

pada ibu hamil trimester II antara yang tidak di beri dan diberi, sebelum dan

sesudah diberikan Air rebusan kacang hijau di PMB Ovalya Pujon,

Kabupaten Malang. Hasil ulasan data khusus berupa tabel adalah sebagai

berikut:

4.3.1 Mengidentivikasi Ibu Hamil Trimester II Sebelum Diberi Perlakuan Air

Rebusan Kacang Hijau.

Ibu hamil trimester II yang tidak diberi air rebusan kacang hijau sebagai

kelompok kontrol dibedakan menjadi 2 kategori yaitu sebelum dan sesudah. Data

yang diperoleh dari hasil observasi dapat dilihat di tabel 4.13 di bawah ini.
57

Tabel 4.13 Distribusi frekuensi peningkatan kadar hemoglobin sebelum

diberikan air rebusan kacang hijau di PMB Ovalya Pujon Kabupaten

Malang

Kelompok
No Kadar Hb Prosentase (%)
Perlakuan
1 < 11 15 100%
2 > 11 0 0%
 
Jumlah 100%
15
(Sumber: Data Primer, 2020)

Berdasarkan data 4.13 diatas dari 15 responden di dapatkan seluruhnya

15 responden 100% memiliki kadar Hb kurang dari normal.

4.3.2 Data Khusus Berdasarkan Kadar Hb pada Ibu Hamil Trimester II

Setelah Pemberian Air Rebusan Kacang Hijau

Tabel 4.14 Distribusi frekuensi peningkatan kadar hemoglobin setelah

diberikan air rebusan kacang hijau di PMB Ovalya Pujon Kabupaten

Malang

Kadar Kelompok
No Prosentase (%)
Hb Kontrol
1 < 11 0 0%
2 > 11 15 100%
 
Jumlah 100%
15
(Sumber: Data Primer, 2020)

Berdasarkan data 4.14 diatas dari 15 responden yang menjadi sampel

pada penelitian ini, setelah pemberian perlakuan berupa pemberian air rebusan

kacang hijau kepada 15 responden seluruh responden 100% mengalami

kenaikan dan memiliki kadar > 11 gr/dl.


58

4.3.3 Distribusi Pengaruh Pemberian Air Rebusan Kacang Hijau

Tabel 4.15 Distribusi Frekuensi Kadar Hb Sebelum dan Sesudah Pemberian

Air Rebusan Kacang Hijau

Kadar Hb Kadar Hb < 11 Kadar Hb > 11


Total
Air Rebusan F % F %
Kacang Hijau
Sebelum diberikan
30 100% 0 0% 15 (50%)
Sesudah diberikan
15 50% 15 50% 15 (50%)
Jumlah
15 50% 15 50% 30 (100%)
(Sumber: Data Primer, 2020)

Berdasarkan tabel 4.15 diatas menunjukkan bahwa 15 responden yang

diberikan sebanyak 15 responden 100% didapatkan mengalami kenaikan kadar

Hb yaitu kadar Hb > 11, sedangkan 15 responden yang tidak diberi air rebusan

kacang hijau tidak mengalami kenaikan Hb yaitu Kadar Hb < 11.

4.3.4 Distribusi Rata-Rata Kadar Hemoglobin Sebelum dan Sesudah

diberikan Air Rebusan Kacang Hijau di PMB Ovalya Pujon

Kabupaten Malang

Tabel 4.16 Distribusi Rata-Rata Kadar Hb Sebelum dan Sesudah Pemberian

Air Rebusan Kacang Hijau

Kadar Hemoglobin
No Responden
Sebelum Sesudah
1 1 9,1 11,5
2 2 9,4 11,6
3 3 9,4 11,0
59

4 4 10,3 12,3
5 5 10,5 11,0
6 6 10,6 12,3
7 7 10,7 12,9
8 8 10,8 12,0
9 9 9,5 11,3
10 10 9,8 11,7
11 11 10,5 12,6
12 12 9,1 11,2
13 13 9,9 12,1
14 14 10,8 12,0
15 15 8,9 11,0
16 16 9,9 10,2
17 17 10,3 10,5
18 18 8,9 9,5
19 19 9,5 10,0
20 20 10,2 10,5
21 21 9,8 10,3
22 22 10,0 10,4
23 23 9,7 10,0
24 24 10,5 10,8
25 25 9,1 9,6
26 26 10,7 10,9
27 27 10,3 10,5
28 28 9,8 10,2
29 29 10,8 10,9
30 30 9,4 9,7
Jumla
  9,9 11,0
h
(Sumber: Data Primer, 2020)

Berdasarkan tabel 4.16 diatas menunjukkan bahwa 30 responden rata-

rata sebelum 9,9 gr/dl dan sesudah 11,0 gr/dl, dan mengalami kenaikan kadar

Hb.
60

4.3.5 Hasil Analisa Data Uji Statistik Pada Tabel Normalitas Pengaruh

Pemberian Air Rebusan Kacang Hijau Pada Ibu Hamil Trimester II di

BPM Ovalya Pujon, Kabupaten Malang

Tabel 4.17 Uji Normalitas Pengaruh Pemberian Air Rebusan Kacang Hijau

Pada Ibu Hamil Trimester II di BPM Ovalya Pujon, Kabupaten Malang

Paired Samples Test


Sig. (2-
Paired Differences t df tailed)
95%
Confidence
Std. Interval of the
Std. Error Difference
Mean Deviation Mean Lower Upper
Pair Sebelum
1 Perlakuan
-1,0767 ,8341 ,1523 -1,3881 -,7652 -7,070 29 ,000
- Sesudah
Perlakuan
(Sumber: Data Primer, 2020)

Berdasarkan hasil uji statistik paired t-test didapatkan nilai signifikan

sebesar 0,000 (p< 0,05) yang artinya ada pengaruh pemberian air rebusan

kacang hijau terhadap peningkatan kadar Hb pada ibu hamil trimester II, dapat

disimpulkan bahwa perlakuan yang diberikan mempengaruhi peningkatan kadar

Hb ibu hamil.
BAB V

PEMBAHASAN

5.1 Pembahasan Hasil Penelitian

5.1.1 Mengidentifikasi peningkatan kadar hemoglobin ibu hamil trimester II

yang tidak diberi air rebusan kacang hijau sebagai kelompok kontrol.

Berdasarkan hasil penelitian ibu hamil trimester II yang tidak diberi air

rebusan kacang hijau di BPM Ovalya Pujon, Kabupaten Malang, dijelaskan pada

tabel 4.15 terdapat 15 responden yang tidak diberikan air rebusan kacang hijau

sebagai kelompok kontrol. Sebagian besar peningkatan kadar hemoglobin sedikit

sebanyak 15 orang (50%).

Kadar hemoglobin selama kehamilan dijumpai pada ibu hamil normal yang

memenuhi difisiensi zat besi atau asam float hal ini disebabkan oleh ekspansi

volume plasma yang lebih besar daripada peningkatan massa hemoglobin dan

volume plasma yang lebih besar daripada peningkatan massa hemoglobin dan

volume sel darah merah yang terjadi pada kehamilan normal memenuhi

kecukupan besi dalam tubuh dan metabolisme besi dalam tubuh (Zarianis, 2008).

Kadar hemoglobin yang normal memenuhi kecukupan zat besi dalam tubuh

dibutuhkan untuk produksi hemoglobin, sehingga anemia gizi besi akan

menyebabkan terbentuknya sel darah merah yang lebih besar dan kandungan

hemoglobin yang rendah. Besi juga merupakan mikronutrien essensil dalam

memproduksi hemoglobin yang berfungsi mengntar oksigen dari pru-paru ke

jaringan tubuh, untuk diekskresikan kedalam udara pernafasan, sitokrom

oksidase, ketalase, dan peroksidose. Besi berperan dalam sintesis hemoglobin

dalam sel darah merah dan myoglobin dalam sel otot.

61
62

Kecukupan besi yang direkomendasikan cukup besi untuk setiap individu

yang sehat, sehingga dapat terhindar kemungkinan anemia kekurangan besi dan

memenuhi metabolisme besi dalam tubuh besi yang terdapat di dalam tubuh

orang dewasa sehat berjumlah 4 gram. Besi tersebut berada di dalam sel-sel

darah merah (Zarianis, 2008).

Hasil dari penelitian, sebagian besar responden pada kelompok kontrol

yang mengalami peningkatan kadar hemoglobin sedikit. Hal ini sesuai dengan

teori bahwa apabila ibu hamil jika tidak mengonsumsi yang mengandung zat besi

otomatis peningkatan kadar hemoglobin berlangsung lebih lama. Pada tidak

diberikan air rebusan kacang hijau terdapat faktor-faktor yang memengaruhi

peningkatan kadar hemoglobin karakteristik usia kehamilan, usia, pekerjaan,

paritas, jarak kehamilan kurang kooperatif. Selain itu ada beberapa ibu yang

berusia lanjut. Hal ini sangat berpengaruh terhadap faktor yang mendukung

peningkatan kadar hemoglobin.

5.1.2 Mengidentifikasi peningkatan kadar hemoglobin ibu hamil trimester II

yang diberi air rebusan kacang hijau sebagai kelompok perlakuan.

Berdasarkan hasil penelitian peningkatan kadar hemoglobin ibu hamil

trimester II di BPM Ovalya Pujon, Kabupaten Malang, dijelaskan pada tabel 4.15

terdapat 15 responden yang diberi air rebusan kacang hijau sebagai kelompok

perlakuan. Sebagian besar responden mengalami peningkatan kadar

hemoglobin yaitu sebanyak 15 orang (100%), dan sebanyak 0 orang (0%) tidak

mengalami peningkatan kadar Hb.

Pemberian air rebusan kacang hijau merupakan salah satu cara yang

efektif untuk meningkatkan kualitas zat besi, karena ibu hamil sangat

membutuhkan kadar hemoglobin yang normal.


63

Ibu mengkonsumsi air rebusan kacang hijau dengan cara pemberian 250 gr

diberikan 2 kali sehari, pagi dan sore, sehingga peningkatan kadar hemoglobin

pada ibu hamil trimester II bisa berlangsung lebih cepat. Fungsi zat besi adalah

membentuk sel darah merah dalam tubuh cukup maka kadar hemoglobin akan

normal (Arisman, 2008). Zat besi merupakan mineral yang sangat di butuhkan

dalam proses hemopoiesis, namun zat besi merupakan zat yang sulit diserap

oleh tubuh. Pada proses pencernaan, besi mengalami proses reduksi dari bentuk

feri (Fe3+) ke fero (Fe2+) agar mudah diserap (Winarno, 2009).

Berdasarkan hasil penelitian pada responden yang diberi air rebusan

kacang hijau seluruhnya mengalami perubahan kadar hemoglobin cepat. Hal ini

sesuai dengan teori yang dikemukakan oleh (Nasyidah, 2011) menyatakan

bahwa anemia pada ibu hamil tidak bergantung pada usia, namun terdapat faktor

lain yang lebih dominan mempengaruhi, salah satunya jarak kehamilan.

Kebutuhan zat besi berbeda pada setiap triwulan kehamilan dimana pada

trimester pertama kebutuhan zat besi meningkat karena zat besi diperlukan untuk

perkembangan dan pertumbuhan janin (Sinclair, 2010).

5.2 Keterbatasan Penelitian

Dalam penelitian yang telah dilakukan, keterbatasan yang ditemui dalam

penelitian ini diantaranya adalah faktor-faktor penyebab anemia, riwayat

keturunan genetik, dan riwayat penyakit responden yang belum terkaji oleh

peneliti.
BAB VI

PENUTUP

6.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil pengumpulan dan analisa data yang telah dilakukan,

dapat ditarik kesimpulan yaitu :

6.1.1 Berdasarkan hasil penelitian terdapat 15 responden yang tidak diberi air

rebusan kacang hijau. Sebagian besar mengalami peningkatan kadar

hemoglobin lambat yaitu 15 orang (100%).

6.1.2 Berdasarkan hasil penelitian terdapat 15 orang diberi air rebusan kacang

hijau. Seluruhnya mengalami peningkatan kadar hemoglobin cepat

sebanyak 15 orang (100%).

6.1.3 Hasil uji statistik paired t-test didapatkan nilai signifikan pada kedua

perlakuan lebih kecil dari nilai ɑ = 0,05, tetapi pada pemberian air rebusan

kacang hijau nilai signifikan lebih kecil (0,00) dari pada tidak diberikan air

rebusan kacang hijau (0,05). Artinya kelompok yang diberi perlakuan

pemberian air rebusan kacang hijau lebih berpengaruh terhadap

peningkatan kadar hemoglobin.

6.2 Saran

6.2.1 Bagi Peneliti Selanjutnya

Diharapkan untuk penelitian selanjutnya dapat mengkaji lebih dalam terkait

dengan faktor-faktor penyebab serta riwayat penyakit responden mengalami

anemia, seperti faktor genetik, penyakit ginjal, kanker. Hal ini dilakukan agar

peneliti selanjutnya lebih mengetahui secara luas dan lebih efektif untuk

penelitian selanjutnya.

64
65

6.2.2 Bagi Responden

Diharapkan bagi ibu hamil dapat memberi tambahan pengetahuan dan

informasi tentang cara mengatasi peningkatan kadar hemoglobin dengan

pemberian air rebusan kacang hijau.

6.2.3 Bagi Petugas Kesehatan

Petugas kesehatan perlu melakukan sosialisasi mengenai air rebusan

kacang hijau yang tepat dan dapat membantu memberikan tambahan untuk

mengatasi kadar hemoglobin yang kurang dari normal sehingga kadar

hemoglobin yang kurang dari normal bisa teratasi dengan baik.

6.2.4 Bagi Institusi Pendidikan

Diharapkan Skripsi ini dapat digunakan sebagai referensi untuk penulisan

Skripsi selanjutnya.
DAFTAR PUSTAKA

Amalia Amirul. 2016. Efektifitas Minuman Kacang Hijau Terhadap Peningkatan


Kadar Hb. Lamongan.

Amiruddin, Ridwan. Anemia Defisiensi Zat Besi pada Ibu Hamil di Indonesia.

Astriana Willy. 2017. Kejadian Anemia pada Ibu Hamil Ditinjau dari Paritas dan
Usia. Jurnal Ilmu Kesehatan Vol 2.

Bahar, H. 2006. Infeksi, Perbaiki Gizi Ibu Hamil. Bandung

Darlin. 2003. Faktor-faktor yang Berhubungan dengan Kejadian Anemia


Gizi pada Ibu Hamil di Kota Bogor Provinsi Jawa Barat. Jakarta :Papas
Sinar Sinanti

Faridah Umi 2017. Pemberian Kacang Hijau Sebagai Upaya Peningkatan Kadar
Hemoglobin Pada Remaja Putri. Yogyakarta.

Herlina N, Djamilus F. 2006. Faktor Resiko Kejadian Anemia pada Ibu Hamil di
Wilayah Kerja Puskesmas Bogor . Jakarta.

Jannah Miftachul.2018. Peningkatan Kadar Hb Ibu Hamil dengan Jus Kurma dan
Sari Kacang Hijau.Jurnal Ilmiah Kesehatan dan Aplikasinya Vol 6

Lathifah Siti Neneng. 2018. Pengaruh Pemberian Kacang Hijau Terhadap


Kenaikan Kadar Hemoglobin Pada Ibu Hamil, Trimester II. Jurnal
Kebidanan Vol 4.

Mariana Dina, Wulandari Dwi, Padila. 2018. Hubungan Pola Makan Dengan
Kejadian Anemia Pada Ibu Hami. Jurnal Keperawatan Silampari Vol 1 No
2.

Purwandari Atik, Lumy Freike, Polak Feybe. 2016. Faktor-Faktor yang


Berhubungan dengan Kejadian Anemia. Manado

Retnorini Luh Dewi.2017. Pengaruh Pemberian Tablet Fe dan Sari Kacang Hijau
Terhadap Kadar Hemoglobin pada Ibu Hamil. Jurnal Kebidanan Vol.6
No.12.

Utami Wahyunia Nendhi, dkk. 2017. Pemberian Minuman Formula Kacang


Merah, Kacang Tanah, dan Kacang Kedelai Terhadap Status Gizi Ibu Hamil
KEK. Jurnal Gizi Vol 1
Lampiran 1: Jadwal Penyusunan Skripsi

POLITEKNIK KESEHATAN RS dr. SOEPRAOEN


PROGRAM STUDI KEBIDANAN

JADWAL PENYUSUNAN SKRIPSI

NO KEGIATAN Okt Nov Des jan Feb Mar April Mei Juni
2018 2018 2018 2019 2019 2019 2019 2019 2019
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1 Pengajuan judul dan
nama pembimbing
2 Konfirmasi judul dan
nama pembimbing
3 Penelusuran literatur,
proses bimbingan dan
penyusunan proposal
4 Seminar proposal
5 Revisi dan persetujuan
proposal oleh
pembimbing
6 Penelitian dan
penulisan laporan
penelitian
7 Pendaftaran Ujian
SKRIPSI
8 Pelaksanaan Ujian
SKRIPSI
9 Revisi laporan SKRIPSI
10. Penyerahan laporan
SKRIPSI
Lampiran 2: Lembar Studi Pendahuluan

POLITEKNIK KESEHATAN RS dr. SOEPRAOEN


PROGRAM STUDI KEBIDANAN
Lampiran 3: Lembar Surat Balasan Ijin Penelitian

POLITEKNIK KESEHATAN RS dr. SOEPRAOEN


PROGRAM STUDI KEBIDANAN
Lampiran 4: Lembar Permohonan Menjadi Reponden Penelitian

POLITEKNIK KESEHATAN RS dr. SOEPRAOEN


PROGRAM STUDI KEBIDANAN

LEMBAR PERMOHONAN MENJADI RESPONDEN PENELITIAN

Kepada :
Yth. Calon Responden
Di Tempat

Dengan hormat
Sebagai persyaratan tugas akhir Sarjana Terapan Kebidanan Poltekkes
RS dr. Soepraoen Malang, saya :
Nama : Yeti Dwi Vera Rianingtiyas
NIM : 19.6.072 AJ
Akan melakukan penelitian tentang “Efektifitas Pemberian Air Rebusan
Kacang HijauTerhadap Kadar Hemoglobin pada Ibu Hamil Trimester II di PMB
Ovalya Pujon Kabupaten Malang”.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui ” Efektifitas Pemberian Air
Rebusan Kacang Hijau Terhadap Kadar Hemoglobin pada Ibu Hamil Trimester II
di PMB Ovalya Pujon Kabupaten Malang”.
Untuk keperluan tersebut, saya mohon bantuan kepada calon responden
untuk meluangkan waktu guna menjawab pertanyaan-pertanyaan yang diajukan
tanpa prasangka dan perasaan tertekan. Semua keterangan dan jawaban yang
saya peroleh semata-mata untuk kepentingan penelitian dan dirahasiakan. Oleh
karena itu besar artinya jawaban yang responden berikan bagi kelancaran
penelitian ini.
Atas bantuan dan partisipasinya saya sampaikan terimakasih.

Malang, 01 Maret 2020

Yeti Dwi Vera Rianingtiyas


NIM 196072 AJ
Lampiran 5 : Lembar Persetujuan Menjadi Responden Penelitian

POLITEKNIK KESEHATAN RS dr. SOEPRAOEN


PROGRAM STUDI KEBIDANAN
Lampiran 5 : Lembar Persetujuan Menjadi Responden Penelitian

POLITEKNIK KESEHATAN RS dr. SOEPRAOEN


PROGRAM STUDI KEBIDANAN
Lampiran 5 : Lembar Persetujuan Menjadi Responden Penelitian

POLITEKNIK KESEHATAN RS dr. SOEPRAOEN


PROGRAM STUDI KEBIDANAN
Lampiran 5 : Lembar Persetujuan Menjadi Responden Penelitian

POLITEKNIK KESEHATAN RS dr. SOEPRAOEN


PROGRAM STUDI KEBIDANAN
Lampiran 5 : Lembar Persetujuan Menjadi Responden Penelitian

POLITEKNIK KESEHATAN RS dr. SOEPRAOEN


PROGRAM STUDI KEBIDANAN
Lampiran 5 : Lembar Persetujuan Menjadi Responden Penelitian

POLITEKNIK KESEHATAN RS dr. SOEPRAOEN


PROGRAM STUDI KEBIDANAN
Lampiran 5 : Lembar Persetujuan Menjadi Responden Penelitian

POLITEKNIK KESEHATAN RS dr. SOEPRAOEN


PROGRAM STUDI KEBIDANAN
Lampiran 5 : Lembar Persetujuan Menjadi Responden Penelitian

POLITEKNIK KESEHATAN RS dr. SOEPRAOEN


PROGRAM STUDI KEBIDANAN
Lampiran 5 : Lembar Persetujuan Menjadi Responden Penelitian

POLITEKNIK KESEHATAN RS dr. SOEPRAOEN


PROGRAM STUDI KEBIDANAN
Lampiran 5 : Lembar Persetujuan Menjadi Responden Penelitian

POLITEKNIK KESEHATAN RS dr. SOEPRAOEN


PROGRAM STUDI KEBIDANAN
Lampiran 6 : SPO Pemberian Air Rebusan Kacang Hijau

POLITEKNIK KESEHATAN RS dr. SOEPRAOEN


PROGRAM STUDI KEBIDANAN

SPO (Standart Prosedur Operasional)


Pemberian Air Rebusan Kacang Hijau

Kegiatan Uraian
Pengertian Pemberian air rebusan kacang hijau terhadap pengaruh
Kadar Hemoglobin Ibu Hamil Trimester II merupakan salah
satu upaya yang dapat dilakukan untuk perbaikan kualitas
gizi ibu hamil.
Tujuan Kenaikan Kadar Hemoglobin
Manfaat Diharapkan dengan diberikannya air rebusan kacang hijau
pada ibu hamil trimester II di PMB Ovalia Pujon, Kabupaten
Malang ini dapat memperbaiki Kadar Hemoglobin sehingga
tidak sampai terjadinya Anemia.
Alat dan bahan 1. Panci
2. Gelas ukur
3. Gelas
4. Kacang Hijau 250 gr dan Air 600 ml
5. 1/2 blok gula merah
6. Gula putih secukupnya
7. 2 lembar daun pandan

Cara 6) Cuci bersih kacang hijau, lalu masukan 2 gelas


besar air kedalam panci dan masukan kacang hijaunya
rebus hingga mendidih. Setelah mendidih masukan 1
gelas air dingin, rebus lagi hingga mendidih dan air
berkurang, ulangi sampai kacang hijau dirasa sudah
empuk.
7) Setelah dirasa cukup empuk, masukan gula merah,
gula putih dan pandan, tambahkan air 1 gelas, masak
hingga mendidih (cicipi kurang manis atau tidak). 
8) Matikan kompor, dan dinginkan, setelah dingin
pisahkan air dengan ampasnya menggunakan saringan
besi yang biasa dipakai untuk MpASI.
9) Masukan kedalam botol atau pun wadah gelas, bisa
di sajikan dalam keadaan hangat ataupun dingin,
sesuai dengan selera.
Lampiran 7 : SP0 Pengukuran Kadar Hb

POLITEKNIK KESEHATAN RS dr. SOEPRAOEN


PROGRAM STUDI KEBIDANAN

SPO (Standart Prosedur Operasional)


Pengukuran Kadar Hb dengan Menggunakan Haemometer Digital
Kegiatan Uraian
Pengertian Pemeriksaan Hemoglobin adalah salah satu jenis
pemeriksaan labolatorium untuk mendeteksi kadar
Hemoglobin di dalam darah
Tujuan Sebagai acuan penerapan langkah-langkah untuk
mengetahui Hemoglobin darah dan deteksi anemia pada
pasien.
Alat Alat dan Bahan
a. Easy Touch
b. Stik hemoglobin Easy Touch
c. Lancet
d. Kapas Alkohol
e. Darah kapiler

Cara 1. Fiksasi ujung jari dengan kapas alkohol


2. Tusuk ujung jari dengan lanset, usap darah pertama
yang keluar dengan tissue.
3. Ambil darah berikutnya, masukkan kedalam Strip
Hemoglobin, tunggu / baca hasil ± 10-20 detik dalam
monitor.
Lampiran 8 : Lembar Observasi Kadar Hemoglobin Sebelum

POLITEKNIK KESEHATAN RS dr. SOEPRAOEN


PROGRAM STUDI KEBIDANAN

LEMBAR OBSERVASI

“Pemeriksaan Kadar Hb Sebelum Pemberian Air Rebusan Kacang Hijau”


No. Nama Tanggal / Waktu Hasil Hb

1. Ny. D 01 Maret 2020 9,1 gr/dl


2. Ny. D 01 Maret 2020 9,4 gr/dl
3. Ny. F 01 Maret 2020 9,4 gr/dl
4. Ny. L 01 Maret 2020 10,3 gr/dl
5. Ny. M 01 Maret 2020 10,5 gr/dl
6. Ny. L 01 Maret 2020 10,6 gr/dl
7. Ny. R 01 Maret 2020 10,7 gr/dl
8. Ny. X 01 Maret 2020
10,8 gr/dl
9 Ny.V 01 Maret 2020
9,5 gr/dl
10 Ny.R 01 Maret 2020
9,8 gr/dl
11 Ny. I 01 Maret 2020
10,5 gr/dl
12 Ny. D 01 Maret 2020
9,1 gr/dl
13 Ny. F 01 Maret 2020
9,9 gr/dl
14 Ny. I 01 Maret 2020
10,8 gr/dl
15 Ny. R 01 Maret 2020
8,9 gr/dl

Keterangan :

- Bertambah
- Tetap
- Menurun
Lampiran 9 :Lembar Observasi Kadar Hemoglobin Sesudah

POLITEKNIK KESEHATAN RS dr. SOEPRAOEN


PROGRAM STUDI KEBIDANAN

LEMBAR OBSERVASI

“Pemeriksaan Kadar Hb Sesudah Pemberian Air Rebusan Kacang Hijau”


No. Nama Tanggal / Waktu Hasil Hb

1. Ny. A 15 Maret 2020 11,5 gr/dl


2. Ny. L 15 Maret 2020 11,6 gr/dl
3. Ny. P 15 Maret 2020 11 gr/dl
4. Ny. S 15 Maret 2020 12,3 gr/dl
5. Ny. V 15 Maret 2020 11 gr/dl
6. Ny. E 15 Maret 2020 12,3 gr/dl
7. Ny. R 15 Maret 2020 12,9 gr/dl
8. Ny. N 15 Maret 2020 12 gr/dl
9 Ny.V 15 Maret 2020 11,3 gr/dl
10 Ny.R 15 Maret 2020 11,7 gr/dl
11 Ny. I 15 Maret 2020 12,6 gr/dl
12 Ny. D 15 Maret 2020 11,2 gr/dl
13 Ny. F 15 Maret 2020 12,1 gr/dl
14 Ny. I 15 Maret 2020 12 gr/dl
15 Ny. R 15 Maret 2020 11 gr/dl

Keterangan :

- Bertambah
- Tetap
- Menurun

Lampiran 10 :Lembar Observasi Pemberian Air Rebusan Kacang Hijau


POLITEKNIK KESEHATAN RS dr. SOEPRAOEN
PROGRAM STUDI KEBIDANAN

No Responden Hari Hari Hari Hari Hari Hari Hari Keterangan


ke 1 ke 2 ke 3 ke 4 ke 5 ke 6 ke 7
P S P S P S P S P S P S P S Habis
1 R1 √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ Habis
2 R2 √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ Habis
3 R3 √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ Habis
4 R4 √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ Habis
5 R5 √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ Habis
6 R6 √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ Habis
7 R7 √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ Habis
8 R8 √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ Habis
9 R9 √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ Habis
10 R10 √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ Habis
11 R11 √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ Habis
12 R12 √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ Habis
13 R13 √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ Habis
14 R14 √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ Habis
15 R15 √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ Habis

Lampiran 11 :Lembar Observasi Pemberian Air Rebusan Kacang Hijau


POLITEKNIK KESEHATAN RS dr. SOEPRAOEN
PROGRAM STUDI KEBIDANAN

No Responden Hari Hari Hari Hari Hari Hari Hari Keterangan


ke 8 ke 9 ke 10 ke 11 ke 12 ke 13 ke 14
P S P S P S P S P S P S P S Habis
1 R1 √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ Habis
2 R2 √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ Habis
3 R3 √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ Habis
4 R4 √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ Habis
5 R5 √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ Habis
6 R6 √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ Habis
7 R7 √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ Habis
8 R8 √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ Habis
9 R9 √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ Habis
10 R10 √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ Habis
11 R11 √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ Habis
12 R12 √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ Habis
13 R13 √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ Habis
14 R14 √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ Habis
15 R15 √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ Habis
Lampiran 12 : Master Sheet

POLITEKNIK KESEHATAN RS dr. SOEPRAOEN


PROGRAM STUDI KEBIDANAN
“Efektifitas Pemberian Air Rebusan Kacang Hijau Terhadap Kadar Hemoglobin Pada Ibu Hamil Trimester II
Di PMB Ovalya Pujon Kabupaten Malang”

Permberian Air Rebusan


No Responden UK Paritas Usia Pekerjaan IMT Jarak Kacang Hijau Pre Post Ket
Diberi Tidak Diberi
1 R1 UK3 P2 U2 PK3 G1 J2 DIBERI - 9,1 gr/dl 11,5 gr/dl 2
2 R2 UK3 P1 U1 PK1 G1 J0 DIBERI - 9,4 gr/dl 11,6 gr/dl 2
3 R3 UK2 P1 U2 PK3 G1 J0 DIBERI - 9,4 gr/dl 11 gr/dl 2
4 R4 UK3 P2 U2 PK3 G1 J2 DIBERI - 10,3 gr/dl 12,3 gr/dl 2
5 R5 UK2 P1 U2 PK1 G1 J0 DIBERI - 10,5 gr/dl 11 gr/dl 2
6 R6 UK2 P2 U2 PK2 G1 J2 DIBERI - 10,6 gr/dl 12,3 gr/dl 2
7 R7 UK3 P1 U1 PK1 G1 J0 DIBERI - 10,7 gr/dl 12,9 gr/dl 2
8 R8 UK1 P1 U2 PK3 G1 J0 DIBERI - 10,8 gr/dl 12 gr/dl 2
9 R9 UK3 P1 U2 PK3 G1 J0 DIBERI - 9,5 gr/dl 11,3 gr/dl 2
10 R10 UK1 P2 U2 PK1 G1 J2 DIBERI - 9,8 gr/dl 11,7 gr/dl 2
11 R11 UK3 P2 U2 PK3 G1 J2 DIBERI - 10,5 gr/dl 12,6 gr/dl 2
12 R12 UK2 P2 U2 PK3 G1 J2 DIBERI - 9,1 gr/dl 11,2 gr/dl 2
13 R13 UK2 P2 U2 PK1 G1 J2 DIBERI - 9,9 gr/dl 12,1 gr/dl 2
14 R14 UK3 P1 U2 PK1 G1 J0 DIBERI - 10,8 gr/dl 12 gr/dl 2
15 R15 UK2 P2 U2 PK1 G1 J2 DIBERI - 8,9 gr/dl 11 gr/dl 2
16 R16 UK2 P1 U2 PK1 G1 J0 - TIDAK DI 9,9 gr/dl 10,2 2
BERI gr/dl
U2 PK1 G1 J2 - TIDAK DI 10,3 gr/dl 10,5 2
17 R17 UK2 P2 BERI gr/dl
P2 U2 PK1 G1 J2 - TIDAK DI 8,9 gr/dl 9,5 gr/dl 2
18 R18 UK2
BERI
P2 U2 PK1 G1 J2 - TIDAK DI 9,5 gr/dl 10,0 2
19 R19 UK1 BERI gr/dl
P2 U2 PK1 G1 J2 - TIDAK DI 10,2 gr/dl 10,5 2
20 R20 UK2 BERI gr/dl
P2 G1 J2 - TIDAK DI 9,8 gr/dl 10,3 2
21 R21 UK2 U3 PK3 BERI gr/dl
PK1 G1 J0 - TIDAK DI 10,0 gr/dl 10,4 2
22 R22 UK3 P1 U1 BERI gr/dl
P2 U2 PK1 G1 J2 - TIDAK DI 9,7 gr/dl 10,0 2
23 R23 UK2 BERI gr/dl
P2 U2 PK1 G1 J2 - TIDAK DI 10,5 gr/dl 10,8 2
24 R24 UK3 BERI gr/dl
P2 U2 PK1 G1 J2 - TIDAK DI 9,1 gr/dl 9,6 gr/dl 2
25 R25 UK3
BERI
P1 U2 G1 J0 - TIDAK DI 10,7 gr/dl 10,9 2
26 R26 UK1 PK2 BERI gr/dl
P1 U2 G1 J0 - TIDAK DI 10,3 gr/dl 10,5 2
27 R27 UK3 PK2 BERI gr/dl
P2 U2 G1 J2 - TIDAK DI 9,8 gr/dl 10,2 2
28 R28 UK3 PK1 BERI gr/dl
P2 U2 G1 J2 - TIDAK DI 10,8 gr/dl 10,9 2
29 R29 UK2 PK2 BERI gr/dl
G1 J0 - TIDAK DI 9,4 gr/dl 9,7 gr/dl 2
30 R30 UK3 P1 U1 PK1
BERI
Keterangan:

1. Responden
a) Responden 1 : R1 2. UK 3. Paritas
b) Responden 2 : R2 a) 13 – 18 Minggu : Uk1 a) Primigravida : P1
c) Responden 3 : R3 b) 19 – 23 Minggu : Uk2 b) Multigravida : P2
c) 24 – 28 Minggu : Uk3

4. Usia 5. Pekerjaan 6. Jarak


1. <20 tahun : U1 1. IRT : PK1 1. < 2 Tahun : J1
2. 21 – 35 tahun : U2 2. Swasta : PK2 2. > 2 Tahun : J2
3. <36 tahun : U3 3. PNS : PK3 3. 0 tahun : J0

Keteragan :
7. IMT 8. Pemberian Sari Kacang Hijau
LILA ≥ 23 cm : G1 1. Diberikan :1 Naik =1
Tetap =2
LILA ≤ 23 cm : G2 2. Tidak Diberikan :2
Turun =3
Lampiran 13 : Lembar Dokumentasi

POLITEKNIK KESEHATAN RS dr. SOEPRAOEN


PROGRAM STUDI KEBIDANAN
Lampiran 13 : Lembar Dokumentasi

POLITEKNIK KESEHATAN RS dr. SOEPRAOEN


PROGRAM STUDI KEBIDANAN
Lampiran 14 : Lembar Konsultasi Pembimbing 1

POLITEKNIK KESEHATAN RS dr. SOEPRAOEN


PROGRAM STUDI KEBIDANAN
Lampiran 15 : Lembar Konsultasi Pembimbing 2

POLITEKNIK KESEHATAN RS dr. SOEPRAOEN


PROGRAM STUDI KEBIDANAN
Lampiran 16: Lembar Revisi Prposal Skripsi Ketua Penguji

POLITEKNIK KESEHATAN RS dr. SOEPRAOEN


PROGRAM STUDI KEBIDANAN
Lampiran 17: Lembar Revisi Prposal Skripsi Penguji I

POLITEKNIK KESEHATAN RS dr. SOEPRAOEN


PROGRAM STUDI KEBIDANAN
Lampiran 18: Lembar Revisi Prposal Skripsi Penguji II

POLITEKNIK KESEHATAN RS dr. SOEPRAOEN


PROGRAM STUDI KEBIDANAN
63

Anda mungkin juga menyukai