Anda di halaman 1dari 9

ANALISA SINTESA TINDAKAN KEPERAWATAN

STASE KEPERAWATAN DASAR PROFESI

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Stase Keperawatan Dasar Profesi

Dosen pembimbing: Adi Nurapandi, S.Kep., Ners., M.Kep

Disusun oleh :

RESTI ARISTA

PROGRAM STUDI PROFESI NERS


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN MUHAMMADIYAH
CIAMIS

2021
ANALISIS SINTESA TINDAKAN KEPERAWATAN
PEMERIKSAAN FISIK

1. Tindakan keperawatan yang dilakukan


Pemfis (Pemeriksaan Fisik)
Diagnosa medis : CHF (Congestive Heart Failure)

2. Diagnosa keperawatan
Ds : Klien mengeluh sesak napas sejak 2 hari sebelum masuk rumah sakit
Klien mengeluh nyeri dada 3 minggu sebelum masuk RS
Klien mengatakan sesak bertambah saat melakukan aktivitas sehari-hari
Klien mengatakan punya riwayat merokok
Do :
TD : 86/60 mmHg
N : 82 x/menit
RR : 28 x / menit
T : 36,2ᵒC
Pasien tampak pucat
Penurunan curah jantung b/d perubahan kontraktilitsas miokardial

3. Prinsip-prinsip tindakan dan rasional


a. Pra Interaksi
1) Mempersiapkan Alat
• Tensimeter
• Termometer
• Arloji
• Stetoskop
• Handscoon
• Medline
• Reflek Hammer
• Garpu Tala
2) Persiapan pasien : Verifikasi data
3) Persiapan Lingkungan : Tutup Sampiran, Atur suhu
b. Fase Orientasi
1) Mengucapkan Salam
2) Memperkenalkan diri
3) Menjelaskan tujuan tindakan
4) Menjelaskan langkah prosedur
5) Menanyakan kesiapan pasien
c. Fase Kerja
1) Menjaga privasi pasien
2) Mencuci tangan
3) Mengukur TD, Suhu, Nadi, dan Pernapasan
4) Melakukan pemeriksaan bagian kepala :
Inspeksi : Melihat kebersihan kulit kepala serta kondisi rambut.
Palpasi : Meraba kulit kepala dan rambut untuk memastikan ada atau
tidaknya pembengkakan, nyeri tekan.
5) Melakukan pemeriksaan Mata :
Inspeksi : Konjungtiva anemis atau tidak, memeriksa reflek pupil, sklera
ikterik atau putih.
6) Melakukan pemeriksaan Hidung :
Inpeksi : Melihat keadaan hidung simetris atau tidak, adanya cuping
hidung atau tidak, kebersihan lubang hidung, ada polip atau
tidak.
Palpasi : Menekan bagian hidung ada benjolan atau tidak.
Memeriksa indrapenciuman dengan memberikan kayu putih atau
kopi, atauwewangian yang khas hingga pasien dapat menjawab
wangi tersebut dengan cara menutup mata pasien dan
mendekatkan benda tersebut ke hidung pasien.
7) Melakukan pemeriksaan Mulut :
Inpeksi : Melihat kebersihan mulut, lidah dan gigi, gigi lengkap atau
tidak, berlubang atau tidak.
Memeriksa indra perasa dengan memberikan rasa pahit, manis, asin, dan
asam, bisa dengan kopi, gula, garam, jeruk nipis. Caranya dengan
menutup mata dan hidung pasien, rasionalnya pasien bisa saja
mengetahui rasanya
melalui penglihatannya atau penciumannya bukan dari pengecapnya,
seperti pada kopi yang baunya khas.
8) Melakukan pemeriksaan Telinga
: Inspeksi : Kebersihan telinga.
Palpasi : Meraba telinga ada benjolan atau tidak.
Memeriksa pendengaran dengan memanggil nama atau bertanya hingga
pasien dapat menjawab (respon pasien). Jika respon lambat maka
selanjutnya lakukan pemeriksaan pendengaran (Test Weber, Test Rinne
dan Test Swabach). Menggunakan alat garpu tala.
9) Melakakukan Pemeriksaan Leher :
Inspeksi dan Palpasi jika ada pembengkakan kelenjar tiroid dan kelenjar
limfa, amati dan raba leher untuk melakukan pemeriksaan fungsi
menelan
10) Melakukan pemeriksaan Dada :
a. Paru- Paru
Inspeksi : Kesimetrisan dada kanan dan kiri.
Palpasi : Ada tidaknya pembesaran dan nyeri tekan atau massa
Auskultasi : Suara napas (crackles, wheezing, ronchi, stridor)
b. Jantung
Auskultasi : Suara Jantung (normal lupdup, abnormal: murmur, gallop,
friction rub).
11) Melakukan Pemeriksaan Abdomen : Inspeksi : Bentuk gerak dan
abdomen Palpasi : Melakukan pemeriksaan adanya bengkak akibat
peenumpukan cairan, dan nyeri di bagian hati
Perkusi : memeriksa kebung atau tidak.
Auskultasi : Bising usus.
12) Melakukan Pemeriksaan Genetalia :
Inpeksi : Melihat keadaan kebersihan area genetalia.
Palpasi : Ada tidaknya nyeri tekan dan benjolan.
13) Melakukan Pemeriksaan Ektremitas Atas :
Inspeksi : Ada atau tidaknya
pembengkakan.
Palpasi : Akral dingin atau hangat, ada atau tidaknya lesi, nyeri tekan dan
lakukan pemeriksaan kekuatan otot.
14) Melakukan Pmeriksaan Ektremitas Bawah :
Inspeksi : Ada atau tidaknya benjolan atau pembengkakan. Palpasi :Ada
atau tidaknya nyeri tekan dan lakukan pemeriksaan kekuatan
otot.
Perkusi : Pemeriksaan Refleks Patella. Melakukan pemeriksaan refleks
Babinski.
Prinsip dan Rasional pada pemeriksaan fisik memperhatikan :
a. Pemeriksaan fisik merupakan pengkajian tahap awal serta dasar utama
proses keperawatan dan suatu proses pengumpulan data yang sistematis
dari berbagai sumber untuk mengevaluasi dan mengidentifikasi status
kesehatan. Oleh karena itu pengkajian yang benar, akurat, lengkap dan
sesuai dengan kenyataan sangat penting dalam merumuskan suatu
diagnosa keperawatan dan dalam memberikan asuhan keperawatan sesuai
dengan respon individu. Dalam tahap pengkajian ini ada yang disebut
dengan pengumpulan data salah satunya dengan pemeriksaan fisik yang
bertujuan untuk melengkapi pengkajian agar informasi tentang klien
lengkap sehingga bisa dijadikan acuan untuk tindakan-tindakan yang
selanjutnya akan dilakukan (Nasution, 2020).
b. Keamanan dan Kenyaman Pasien dengan 3A yaitu Aman Diri, Aman
Pasien dan Aman Lingkungan.
c. Melakukan Komunikasi Teurapetik untuk mengurangi cemas, dan stres
sebelum tindakan, pada saat tindakan, dan setelah tindakan.
d. Melakukan prinsip islam dalam tindakan keperawatan seperti mengajak
pasien untuk berdoa sebelum tindakan dan memerhatikan mahram antara
perawat dan pasien. Konsep kesehatan berlandaskan agama memengaruhi
pada kesehatan jiwa, hubungan antara agama sebagai keyakinan dan
kesehatan jiwa, terletak pada sikap penyerahan diri seseorang terhadap
suatu kekuasaan Yang Maha Tinggi. Hal ini akan memberi sikap optimis
pada diri seseorang sehingga muncul perasaan positif, seperti rasa bahagia,
senang, puas, sukses, merasa dicintai, atau rasa aman. Dengan kata lain,
kondisi yang demikian menjadi manusia pada kondisi kodratinya, sesuai
dengan fitrah kejadiannya, sehat jasmani dan ruhani (Hamid, 2017).
e. Meningkatkan mutu pelayanan dengan mentaati prosedur tindakan, prinsip
pelayanan kesehatan adalah untuk menyelamatkan pasien sesuai dengan
prosedur dan tindakan yang aman serta tak membahayakan pasien maupun
petugas kesehatan (Sirait, 2019).
f. Peran perawat dalam penanganan masalah CHF dengan tingkat kecemasan
tidak stabil tergantung pada kerja sama yang baik antara perawat, pasien
dan keluarga. Maka perawatan pada penderita yang dapat diberikan secara
komprehensif yaitu dengan menjalin hubungan saling percaya antara
perawat dan pasien, dan perawat sebisa mungkin membantu pasien untuk
merasa lebih rileks dan mongontrol kecemasan yang dirasakan dengan cara
nonfarmakologi yang bisa dilakukan antara perawat, pasien dan keluarga.
Adapun terapi nonfarmakologi untuk meminimalisir kecemasan dengan
pijat punggung, terapi ini terbukti dapat menunrunkan tingkat kecemasan
pasien (Nadya, 2020).
g. Pada diagnosa keperawatan Gangguan Konsep Diri salah satunya Harga
diri rendah kronis dilakukan strategi pertemuan yaitu mengidentifikasi
kemampuan dan aspek positif yang dimiliki pasien, menilai kemampuan
yang dapat digunakan menetapkan/memilih kegiatan sesuai kemampuan
dan melatih kegiatan sesuai kemampuan yang dipilih (Pardede, 2015
dalam Sihombing, 2021).
4. Bahaya-bahaya yang mungkin terjadi akibat tindakan tersebut dancara
pencegahannya
a. Pelecehan seksual
Pencegahannya : Dampingi pemfis dengan keluarga klien, dalam pelaksaan
pemfis dilakukan sesama jenis
b. Privasi klien tidak di jaga
Pencegahanya : Sebelum melakukan pemfis maka pastikan agar privacy
klien terjaga

5. Tujuan tindakan tersebut


a. Menentukan kelainan fisik yang berhubungan dengan penyakit pasien.
b. Mengklarifikasi dan memastikan kelainan sesuai dengan keluhan dan
riwayat kesehatan pasien. (Pebrina, 2018)
c. Mendapatkan data untuk menegakkan diagnosa keperawatan. (Manalu,2016;
Munawaroh et al., 2019)
d. Mendapatkan data fisik untuk informasi valid tentang kesehatan pasien.(Dr.
Sugiarto, dr. et al., 2018)

6. Hasil yang didapatkan dan maknanya


a. Pemeriksaan fisik sudah dilakukan pasien kooperatif dalam melakukan
tindakan dan Kondisi umum pasien baik.
b. Dapat menentukan hasil amnanesa, menentukan masalah dan merencanakan
tindakan yang tepat bagi pasien. (Notoatmodjo et al., 2014)
7. Identifikasi tindakan keperawatan lainnya yang dapat dilakukan untuk
mengatasi masalah/ diagnosa tersebut (mandiri dan kolaborasi)
Observasi TTV
Pemeriksaan Penunjang lainnya
REFERENSI

Dr. Sugiarto, dr., S. P.-K., Dhani Redhono Harioputro, dr., S. P.-K., Yuliana Heri
Suselo, dr., Ms., Siti Munawaroh, dr., Mm., Annang Giri Moelyo, dr,
Sp.A, M. K., Anik Lestari, dr, M. K., Yulyani Werdiningsih, S., &
Arif Suryawan, dr, A. (2018). Basic Physical Examination : Teknik
inspeksi,palpasi, perkusi dan auskultasi. Universitas Sebelas Maret,
0271, 1–37. https://skillslab.fk.uns.ac.id/wp-
content/uploads/2018/08/MANUALIPPA_2018-smt-1.pdf

Hamid, A. (2017). Agama dan kesehatan mental dalam perspektif psikologi


agama. Healthy Tadulako Journal (Jurnal Kesehatan Tadulako), 3(1),
1-14.

Manalu, N. V. (2016). Pelaksanaan Pemeriksaan Fisik Oleh Perawat Rumah Sakit


Advent Bandar Lampung. Jurnal Skolastik Keperawatan, 2(1), 13.
https://doi.org/10.35974/jsk.v2i1.234

Munawaroh, S., Sujiono, & Pohan, V. Y. (2019). Efektifitas Media Audio Visual
(Video) Untuk Meningkatkan Ketrampilan Pemeriksaan Fisik Pada
Mahasiswa S1 Keperawatan. Jurnal Keperawatan Muhammadiyah,
171– 176

NADYA MELANTINA SILALAHI, N. M. S. (2020). Penerapan Pijat Punggung


Terhadap Skor Kecemasan Pada Tn. T Dengan Congestive Heard
Failure (CHF) di Ruang ICCU RSUD H. Hanafie Muara Bungo
Tahun 2020 (Doctoral dissertation, UNIVERSITAS PERINTIS
INDONESIA).

Nasution, S. A. S. (2020, October 9). Metode Pengkajian serta Pengumpulan Data


dalam Keperawatan. https://doi.org/10.31219/osf.io/n47hc

Notoatmodjo, 2014:141, Ferretti, F., Planzer, S., Wilson, T., Keyes, M., Tang, Z.
S., Durovic, M., Micklitz, H. W., Baretić, M., Petrović, S., Kono, T.,
Hiscock, M., Reich, A., Geometry, R., Analysis, G., Ziegel, J. S.,
Lerner, S., ‫ م‬.‫ و‬.‫ د‬,‫امر‬NNNNN‫ع‬., Geometry, R., & Analysis, G.
(2014).Proceedings of the 8th Biennial Conference of the International
Academy of Commercial and Consumer Law, 1(hal 140), 43

http://www.springer.com/series/15440%0Apapers://ae99785b-2213- 416daa7e-
3a12880cc9b9/Paper/p18311

Pebrina, A. (2018). Pengkajian Dalam Proses Keperawatan Anamnesa dan


Pemeriksaan Fisik Abstrak Latar belakang. Pengkajian Dalam Proses
Keperawatan Anamnesa Dan Pemeriksaan Fisik, 11
Sirait, F. L. R. (2019, October 10). Meningkatkan Mutu Keselamatan Pasien di
Lingkungan Rumah Sakit. https://doi.org/10.31219/osf.io/jezh7

SIHOMBING, R. I., Harefa, A. R., Samosir, E. F., Simatupang, S. M., Hutagalung,


S. N. S., & Romayanti, Y. (2021). Penerapan Asuhan Keperawatan
Jiwa Pada Ny. L Dengan Gangguan Konsep Diri: Harga Diri Rendah

Anda mungkin juga menyukai