Anda di halaman 1dari 7

TUGAS RESUME MATA KULIAH ILMU DASAR KEPERAWATAN

"KONSEP DASAR PENATALAKSANAAN SPESIMEN DAN PEMERIKSAAN DATA PENUNJANG LAIN


SESUAI DENGAN MASALAH YANG DIBERIKAN"

Dosen Pembimbing :

Priyoto,S.Kep.,Ners.,M.Kes

DIVA MUNAWAROH

202102063

S1 KEPERAWATAN

PROGRAM STUDI KEPERAWATAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN BHAKTI HUSADA MULIA MADIUN

2022

PENGERTIAN PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK


Pemeriksaan penunjang atau pemeriksaan diagnostik adalah pemeriksaan yang dilakukan
dokter untuk menentukan diagnosis penyakit pada pasien serta tingkat keparahannya.
Pemeriksaan penunjang biasanya dilakukan saat pasien berkonsultasi ke dokter karena adanya
keluhan atau gejala tertentu, atau saat pasien menjalani pemeriksaan kesehatan rutin (medical
check-up).

Pemeriksaan penunjang merupakan bagian dari pemeriksaan medis yang dilakukan oleh dokter
untuk mendiagnosis penyakit tertentu. Pemeriksaan ini umumnya dilakukan setelah
pemeriksaan fisik dan penelusuran riwayat keluhan atau riwayat penyakit pada pasien. Selain
untuk mendiagnosis penyakit, pemeriksaan penunjang juga dilakukan untuk menentukan
langkah penanganan yang tepat serta memantau keberhasilan terapi pada pasien.

MACAM - MACAM PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK

1. Pemeriksaan darah

Pemeriksaan darah adalah jenis pemeriksaan penunjang yang paling umum dilakukan.
Pemeriksaan ini dilakukan dengan cara mengambil sampel darah pasien untuk kemudian
dianalisis di laboratorium. Pemeriksaan darah biasanya dilakukan untuk mendeteksi penyakit
atau kondisi medis tertentu, seperti anemia dan infeksi. Melalui pemeriksaan penunjang ini,
dokter dapat memantau beberapa komponen darah dan fungsi organ, meliputi:

1. Sel darah, seperti sel darah merah, sel darah putih, dan trombosit atau keping darah

2. Plasma darah

3. Zat kimia darah, seperti gula darah atau glukosa, kolesterol, asam urat, zat besi, dan elektrolit

4. Analisis gas darah

5. Fungsi organ tertentu, seperti ginjal, hati, pankreas, empedu, dan kelenjar tiroid

6. Tumor marker

Sebelum melakukan pemeriksaan darah, tanyakan dulu kepada dokter mengenai persiapan apa
yang harus dilakukan, misalnya apakah perlu berpuasa atau menghentikan pengobatan
tertentu sebelum pengambilan sampel darah.

2. Pemeriksaan urine

Pemeriksaan urine adalah jenis pemeriksaan penunjang yang sering kali dilakukan untuk
mengetahui kondisi kesehatan, fungsi ginjal, serta apakah seseorang mengonsumsi obat-obatan
tertentu. Selain itu, pemeriksaan urine juga biasanya dilakukan pada ibu hamil untuk
memastikan kehamilan atau untuk mendeteksi preeklamsia. Pemeriksaan urine dapat dilakukan
sebagai bagian dari medical check-up rutin atau ketika dokter mencurigai adanya penyakit
tertentu, seperti penyakit ginjal, infeksi saluran kemih, atau batu ginjal.

3. Elektrokardiogram (EKG)

Pemeriksaan penunjang ini sering digunakan untuk memantau kerja jantung, khususnya irama
detak jantung dan aliran listrik jantung. EKG juga dapat dilakukan untuk mendeteksi kelainan
jantung, seperti aritmia, serangan jantung, pembengkakan jantung, kelainan pada katup
jantung, dan penyakit jantung koroner. Pemeriksaan EKG bisa dilakukan di tempat praktik
dokter, IGD rumah sakit, atau di ruang perawatan pasien, seperti di ICU atau di bangsal rawat
inap.

Saat menjalani pemeriksaan EKG, pasien akan diminta untuk berbaring dan melepaskan baju
serta perhiasan yang dikenakan, selanjutnya dokter akan memasang elektroda di bagian dada,
lengan, dan tungkai pasien. Ketika pemeriksaan berlangsung, pasien disarankan untuk tidak
banyak bergerak atau berbicara karena dapat mengganggu hasil pemeriksaan.

4. Foto Rontgen

Foto Rontgen merupakan jenis pemeriksaan penunjang yang menggunakan radiasi sinar-X atau
sinar Rontgen untuk menggambarkan kondisi berbagai organ dan jaringan tubuh. Pemeriksaan
ini biasanya dilakukan untuk mendeteksi:

1. Kelainan tulang dan sendi, termasuk patah tulang, radang sendi, dan pergeseran sendi
(dislokasi)

2. Kelainan gigi

3. Sumbatan saluran napas atau saluran cerna

4. Batu saluran kemih

5. Infeksi, seperti pneumonia, tuberkulosis, dan usus buntu

Pada kasus tertentu, dokter mungkin akan memberikan zat kontras kepada pasien melalui
suntikan atau per oral (diminum), agar hasil foto Rontgen lebih jelas. Meski demikian, zat
kontras ini kadang bisa menimbulkan beberapa efek samping, seperti reaksi alergi, pusing,
mual, lidah terasa pahit, hingga gangguan ginjal.

5. Ultrasonografi (USG)
USG adalah pemeriksaan penunjang yang menggunakan gelombang suara untuk menghasilkan
gambar organ dan jaringan di dalam tubuh. Pemeriksaan penunjang ini sering dilakukan untuk
mendeteksi kelainan di organ dalam tubuh, seperti tumor, batu, atau infeksi pada ginjal,
pankreas, hati, dan empedu.

Tak hanya itu, USG juga umum dilakukan sebagai bagian dari pemeriksaan kehamilan untuk
memantau kondisi janin serta untuk memandu dokter saat melakukan tindakan biopsi. Sebelum
pemeriksaan USG dilakukan, dokter mungkin akan meminta pasien untuk berpuasa serta
minum air putih dan menahan buang air kecil untuk sementara waktu. Pasien kemudian akan
diperbolehkan buang air kecil dan makan kembali setelah pemeriksaan USG selesai dilakukan.

6. Computed tomography scan (CT Scan)

CT scan adalah pemeriksaan penunjang yang memanfaatkan sinar Rontgen dengan mesin
khusus untuk menciptakan gambar jaringan dan organ di dalam tubuh. Gambar yang dihasilkan
oleh CT scan akan terlihat lebih jelas daripada foto Rontgen biasa. Pemeriksaan CT scan
biasanya berlangsung sekitar 20–60 menit. Untuk menghasilkan kualitas gambar yang lebih baik
atau lebih akurat dalam mendeteksi kelainan tertentu, seperti tumor atau kanker, dokter dapat
menggunakan zat kontras saat melakukan pemeriksaan CT scan.

7. Magnetic resonance imaging (MRI)

MRI sepintas mirip dengan CT scan, tetapi pemeriksaan penunjang ini tidak memanfaatkan
sinar Rontgen atau radiasi, melainkan gelombang magnet dan gelombang radio berkekuatan
tinggi untuk menggambarkan kondisi organ dan jaringan di dalam tubuh. Prosedur MRI
biasanya berlangsung selama 15–90 menit.

Pemeriksaan MRI dapat dilakukan untuk memeriksa hampir seluruh bagian tubuh, termasuk
otak dan sistem saraf, tulang dan sendi, payudara, jantung dan pembuluh darah, serta organ
dalam lainnya, seperti hati, rahim, dan kelenjar prostat. Sama seperti CT scan dan foto Rontgen,
dokter juga terkadang akan menggunakan zat kontras untuk meningkatkan kualitas gambar
yang dihasilkan pada pemeriksaan MRI.

8. Fluoroskopi

Fluoroskopi adalah metode pemeriksaan radiologis yang memanfaatkan sinar Rontgen untuk
menghasilkan serangkaian gambar menyerupai video. Pemeriksaan penunjang ini umumnya
dikombinasikan dengan zat kontras, agar gambar yang dihasilkan lebih jelas. Fluorokospi
biasanya digunakan untuk mendeteksi kelainan tertentu di dalam tubuh, seperti kerusakan atau
gangguan pada tulang, jantung, pembuluh darah, dan sistem pencernaan. Dilakukan untuk
membantu dokter ketika melakukan kateterisasi jantung atau pemasangan ring jantung.
9. Endoskopi

Endoskopi bertujuan untuk memeriksa organ dalam tubuh dengan endoskop, yaitu alat
berbentuk selang kecil yang elastis dan dilengkapi kamera di ujungnya. Alat ini terhubung
dengan monitor atau layar TV, sehingga dokter dapat melihat kondisi organ dalam tubuh.
Pemeriksaan endoskopi biasanya dilakukan untuk memantau kondisi saluran cerna dan
mendiagnosis penyakit tertentu, seperti gastritis atau peradangan pada lambung, tukak
lambung, GERD, kesulitan menelan, perdarahan saluran pencernaan, serta kanker lambung.

TEKNIK DAN PROSEDUR PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK

1. Hitung Darah Lengkap

Pemeriksaan hitung darah lengkap adalah tes darah yang paling umum dilakukan. Pemeriksaan
ini dilakukan untuk mengukur jenis dan jumlah sel dalam darah, termasuk sel darah merah, sel
darah putih, dan trombosit. Tes ini digunakan untuk menentukan status kesehatan umum,
menyaring kelainan, dan mengevaluasi status gizi pasien. Pemeriksaan ini dapat membantu
mengevaluasi gejala seperti kelemahan, kelelahan, dan memar. Selain itu, pemeriksaan ini juga
dapat membantu mendiagnosis kondisi seperti anemia, leukemia, malaria, dan infeksi.

2. Prothrombin Time

Tes ini mengukur berapa lama waktu yang dibutuhkan darah untuk membeku. Tes koagulasi ini
mengukur keberadaan dan aktivitas lima faktor pembekuan darah yang berbeda. Tes ini dapat
menyaring kelainan perdarahan dan juga dapat digunakan untuk memantau perawatan obat
yang mencegah pembentukan bekuan darah.

3. Tes Darah Panel Metabolik Dasar

Tes ini mengukur glukosa, natrium, kalium, kalsium, klorida, karbon dioksida, nitrogen urea
darah, dan kreatinin. Pemeriksaan ini dapat membantu menentukan kadar gula darah,
keseimbangan elektrolit dan cairan, serta fungsi ginjal. Tes darah ini dapat membantu dokter
memantau efek obat yang diminum, seperti obat tekanan darah tinggi, dapat membantu
mendiagnosis kondisi tertentu, atau dapat menjadi bagian dari pemeriksaan kesehatan rutin.
Kamu direkomendasikan untuk berpuasa hingga 12 jam sebelum melakukan tes ini.

4. Panel Metabolik Komprehensif


Tes ini menggabungkan Panel Metabolik Dasar dengan enam tes lagi untuk evaluasi fungsi
metabolisme yang lebih komprehensif, dengan fokus pada sistem organ.

5. Panel Lipid

Panel lipid adalah sekelompok tes yang digunakan untuk mengevaluasi risiko jantung. Ini
termasuk kadar kolesterol dan trigliserida.

6. Panel Hati

Panel hati adalah kombinasi tes yang digunakan untuk menilai fungsi hati dan menentukan
kemungkinan adanya tumor hati.

7. Hemoglobin A1C

Tes ini digunakan untuk mendiagnosis dan memantau diabetes.

8. Urinalisis

Merupakan pemeriksaan laboratorium umum untuk memeriksa tanda-tanda awal penyakit. Ini
juga dapat digunakan untuk memantau diabetes atau penyakit ginjal.

9. Tes Kultur Darah

Tes ini digunakan untuk menguji diagnosis dan pengobatan infeksi. Penyakit seperti infeksi
saluran kemih, pneumonia, radang tenggorokan, MRSA, dan meningitis dapat dideteksi melalui
tes ini, sehingga bisa diberikan pengobatan antibiotik yang tepat

PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG

a) Mengetahui distribusi frekuensi persepsi perawat dalam pelaksanaan peran


perawat praoperatif.
b) Mengetahui distribusi frekuensi motivasi perawat dalam pelaksanaan peran perawat
praoperatif.

c) Mengetahui distribusi frekuensi pengetahuan perawat dalam pelaksanaan peran


perawat praoperatif.
d) Mengetahui distribusi frekuensi pelaksanaan peran perawat praoperatif.
e) Menjelaskan hubungan persepsi perawat dengan pelaksanaan peran perawat
praoperatif.
f) Menjelaskan hubungan motivasi perawat dengan pelaksanaan peran perawat
praoperatif
g) Menjelaskan hubungan pengetahuan perawat dengan pelaksanaan peran perawat
praoperatif.

h) Menjelaskan faktor-faktor yang berhubungan dengan pelaksanaan peran perawat

praoperatif

Manfaat
1. Perawat Unit Perawatan Bedah

Sebagai data acuan bagi perawat dalam pelaksanaan peran perawat pada fase praoperatif.
2. Institusi Pelayanan
Sebagai informasi bagi pimpinan dan staf pengembangan dalam menyusun kebijakan atau
pembuatan program kerja keparawatan terutama tentang persiapan pada pasien praoperatif.
3. Institusi Pendidikan
Sebagai bahan pertimbangan bagi kepala institusi dalam
menyusun program pembelajaran keperawatan praoperatif kepada peserta didik.
4. Penelitian Keperawatan
Digunakan sebagai bahan perbandingan, dan informasi untuk lebih lanjut mengenai peran
perawat praoperatif dan pelaksanaannya.

DAFTAR PUSTAKA

Andrian., Kevin. (2020). Kenali 9 jenis pemeriksaan penunjang yang umum dilakukan. Diakses
pada tanggal 13 Mei 2022, Website:https://www.alodokter.com/kenali-9-jenis-pemeriksaan-
penunjang-yang-umum-dilakukan

Miftah., Ichi., M. (2011). Faktor - faktor yang berhubungan dengan pelaksanaan peran perawat
preoperatif. Diakses pada tanggal 13 Mei 2022,
Website:http://repo.unand.ac.id/185/1/FAKTOR-FAKTOR%2520YANG%2520BERHUBUNGAN
%2520DENGAN%2520PELAKSANAAN%2520PERAN%2520PERAWAT%2520PREOPERATIF.pdf

Rizal., Fadhli., M. (2021). Pemeriksaan Laboratorium : Tujuan, Jenis, Prosedur. Diakses pada
tanggal 13 Mei 2022, Website:https://www.halodoc.com/artikel/pemeriksaan-laboratorium-
tujuan-jenis-dan-prosedur

Anda mungkin juga menyukai