Anda di halaman 1dari 28

PEMERIKSAAN

PENUNJANG
NAMA KELOMPOK 4

SABILA HANIFA YULIANTI (132STYC21)


RAODIATUN (115STYC21)
RESTU SATYA WIRAWAN (120STYC21)
RIZKA JA’FARAYANA (125STYC21)
SUCI RAMADHANI (147STYC21)
TRI RAMA KARMA W.Y (152STYC21)
WINARTI TUTI MAYANI (157STYC21)
SELBI YUDISTA SILFINA U. (137STYC210)
SUBHALA SITA
Definisi Pemeriksaan Penunjang

Pemeriksaan penunjang merupakan penelitian perubahan yang timbul


pada penyakit, perubahan ini bisa berupa penyebab atau akibat
pemeriksaan penunjang juga sebagai ilmu terapan yang berguna
membantu petugas kesehatan dalam mediagnosis dan mengobati pasien.
Hasil suatu pemeriksaan laboratorium sangat penting dalam membantu
diagnosa, memantau perjalanan penyakit serta menentukan prognosa.
Faktor Penyebab Kesalahan
Terdapat 3 faktor utama yang dapat mengakibatkan kesalahan hasil laboratorium yaitu:
 
1. Pra instrumentasi meliputi:
a) Pemahaman instruksi dan pengisian formulir
b) Persiapan penderita
c) Cara pengambilan sampel
d) Penanganan awal sampel dan transportasi

2. Interpretasi Data
e) Menentukan aspek positif klien
f) Menentukan masalah klien
g) Menentukan masalah klien yang pernah dialami
h) Menentukan keputusan
i) Masalah yang akan muncul
j) Masalah kalaboratif

3. Validasi Data
Fungsi dalam Pemeriksaan Penunjang
 Skrining atau uji saring adanya penyakit subklinis
 Konfirmasi pasti diagnosis, yaitu untuk memastikan penyakit yang diderita seseorang
 Menemukan kemungkinan diagnostik yang dapat menyamarkan gejala klinis.
 Membantu pemantauan pengobatan
 Menyediakan informasi prognosis atau perjalanan penyakit
Tujuan  dalam Pemeriksaan Penunjang

 Untuk menambah data penunjang selain data pemeriksaan fisik


 Untuk memberi kejelasan dan kepastian tentang kesungguhan penyakit yang
diderita oleh pasien.
 Untuk memudahkan dokter dalam melakukan diagnosis
Persiapan Untuk Pemeriksaan Penunjang

1. Persiapan Untuk Pemeriksaan Penunjang


2. Pengambilan darah
3. Penampungan urin
4. Penampung khusus
Macam-macam Pemeriksaan Penunjang

1. Pemeriksaan Invasif
Pemeriksaan Invasif adalah pemeriksaan yang sering terkait dengan pemeriksaan terkait
cairan tubuh (biasanya melalui injeksi). Contohnya pemeriksaan kadar gula darah puasa
dan kolestrol.

2. Pemeriksaan Non-Invasif
Contoh dari pemeriksaan ini adalah USG, rontgen, MRI, Ct scan dan lain sebagainya.
Berdasarkan media yang di gunakan
1. Pemeriksaan Lab
Suatu tindakan dan prosedur pemeriksaan khusus dengan mengambil bahan
atau sampel dari penderita, dapat berupa urine (air kencing), darah, sputum
(dahak), dan sebagainya untuk menentukan diagnosis atau membantu
menentukan diagnosis penyakit bersama dengan tes penunjang lainya
2. Pemeriksaan Rontgen

Tujuan : Rontgen dada untuk mengevaluasi organ-organ yang terdapat di dalam dada, seperti paru-paru, jantung, dan
dinding dada.

Indikasi : Rontgen toraks adalah pada individu dengan beberapa manifestasi klinis berupa sesak napas akut/ kronis, batuk
persisten, nyeri dada, cedera/ trauma dada, hemoptisis, serta kecurigaan terhadap massa dan keganasan.

Nilai normal : Ukuran jantung yang normal harus di bawah 50% pada foto yang diambil dengan posisi 60% pada foto yang
diambil dengan posisi AP
3. Pemeriksaan USG

Tujuan :
a. Memonitor denyut jantung pada janin, biasanya menggunakan teknologi Doppler.
b. Memperoleh visualisasi jaringan perut dan organ didalamnya.
c. Mengetahui adanya masalah di dalam prostat menggunakan USG transrektal.
Indikasi :
a. Memastikan kehamilan, baik kehamilan tunggal atau kembar
b. Mengetahui usia kehamilan dan memperkirakan waktu persalinan
c. Memantau perkembangan janin dan mengetahui jenis kelaminnya

Nilai normal : pemeriksaan USG merupakan pemeriksaan yang paling mendasar pada ibu hamil yang dimana untuk melihat
perkembangan janin seperti : ukuran kepala, badan dan pertumbuhan tulang. ukuran normal pada BPD usia kehamilan 27 week yaitu
720 m2-740 m2, AC sekitar 23-24, FW normal 700-1100 gram.
4. MRI (Magnetic Resonance Imaging)

Digunakan untuk mendiagnosa bagian struktur tubuh manusia dengan gelombang electromagnetic,
yang tidak memberi efek radiasi seperti sinar X.

Tujuan : Pemeriksaan MRI digunakan untuk menghasilkan gambar organ, tulang, atau jaringan lunak
tubuh, termasuk sistem saraf.

Indikasi :
1. Iskemia atau infark pada otak
2. Anomali serebrovaskular
3. Perdarahan intrakranial
4. Infeksi intrakranial
5. Massa atau tumor intrakranial
5. Lightspeed MSCT (Multi Slice Computer Tomography)

Scanner adalah alat diagnosa yang menggunakan sinar X untuk memberikan gambar 3 dimensi organ dalam tubuh.

Tujuan : Mengetahui secara pasti penyebab gangguan pada organ tubuh seperti jantung yang aktif bergerak.

Indikasi :
1. Indikasi penyakit jantung koroner pada organ jantung
2. Indikasi malformasi vaskuler dan penyempitan (angiografi)
3. Indikasi sumbatan vaskuler, perdarahan, tumor, dan infeksi pada otak

Nilai normal : Saat akan melakukan prosedur MSCT untuk pemeriksaan jantung, disarankan untuk menjaga kondisi
tubuh tetap sehat. Tak hanya itu, biasanya disarankan untuk memastikan denyut jantung kurang dari 70 kali per menit
sebelum menjalani pemeriksaan ini. Dengan demikian, proses perekaman dan pembacaan dari alat pemeriksaan akan
lebih maksimal. Pemberian beta-blocker mungkin dibutuhkan sebelum melakukan MSCT untuk jantung, dalam beberapa
kondisi.
6. Angiograph

Alat Angiografi ini digunakan sebagai alat diagnosa dan pengobatan.

Tujuan : Angiografi adalah prosedur pemeriksaan dengan bantuan foto Rontgen untuk


melihat kondisi pembuluh darah arteri dan vena. 

Indikasi :
1. pecah pembuluh darah yang menyebakan perdarahan organ dalam
2. Perubahan kondisi pembuluh darah yang disebabkan oleh cedera atau kerusakan organ
3. Pembuluh darah yang terhubung dan menyuplai darah ke tumor
7. Mobile Fluorostar C-Arm

Mobile Fluorostasr C-Arm adalah alat penting yang diggunakan dokter dalam kamar
operasi atau tindakan medis.

Tujuan : salah satu alat radiologi yang digunakan untuk melihat gambar atau objek dari
seseorang yang akan dilihat langsung dengan cara fluoroskopi dengan bantuan layar
monitor.
8. Mammografi

Mammografi adalah suatu pemeriksaan radiografi pada bagian mammae (payudara) dengan
menggunakan sinar-x dan bantuan media kontras positif atau tidak untuk menegakkan diagnosis.

Tujuan : Mammografi merupakan suatu pemeriksaan X-Ray khusus untuk menilai jaringan payudara
seseorang, proses pemeriksaan payudara menggunakan sinar-X dosis rendah (umumnya berkisar
0,7mSv).

Indikasi : Benjolan di payudara. Perubahan kulit payudara menjadi tebal dan berbintik-bintik seperti
kulit jeruk. Nyeri payudara. Keluar cairan dari puting
9. Electro Kardio Grafi (EKG) dan Treadmill

Pemeriksaan untuk mengetahui fungsi jantung dan mengecek kesehatan jantungnya.

Tujuan : Pemeriksaan jantung EKG bertujuan mendeteksi adanya kelainan seperti aritmia atau
gangguan irama jantung

Indikasi : Pemeriksaan EKG harus dilakukan pada pasien dengan keluhan sebagai berikut: Angina
pektoris atau nyeri dada, yaitu rasa tidak nyaman yang menetap di area pinggang ke atas. Dada terasa
ditekan atau diinjak.
10. EEG (Electro Encephalo Grafi)

Pemeriksaan untuk melihat hantaran listrik pada otak (melihat kelainan pada gelombang otak) dengan
memasangkan elektroda pada bagian kepala klien.

Tujuan : EEG digunakan di bidang neurologi dan psikiatri, utamanya untuk mendiagnosa penyakit otak

Indikasi: epilepsy, trauma capitis, dll.

Nilai normal: Pada pasien normal, nilai CBF berkisar antara 50 hingga 70 mL/100g/min, dan
gelombang otak pada EEG didominasi oleh gelombang Alpha (8-13 Hz) dan gelombang Beta (14-
20Hz).
11. EMG (Electro Myo Grafi)

Pemeriksaan Aktivitas listrik pada otot disaat istirahat dan bergerak

Tujuan : EMG atau electromyography merupakan suatu alat yang digunakan untuk merekam aktivitas
listrik pada otot.

Indikasi : EMG atau electromyography merupakan suatu alat yang digunakan untuk merekam
aktivitas listrik pada otot

Nilai normal : Hasil pemeriksaan dapat dikatakan normal jika EMG menunjukkan aktivitas listrik


yang kecil ketika otot sedang berelaksasi atau diam. Aktivitas listrik yang normal ketika otot
berkontraksi akan muncul sebagai grafik yang meninggi, sesuai dengan kekuatan kontraksi
12. Audiometri

Alat deteksi fungsi pendengaran dengan beberapa level intensitas gelombang suara.

Tujuan : Pemeriksaan audiometri adalah sebuah pemeriksaan yang dilakukan untuk memeriksa tingkat fungsi dari
pendengaran seseorang dengan cara mendengar suara, nada, atau frekuensi tertentu.

Indikasi :
1. Terjadinya penurunan kualitas pendengaran.
2. Telinga mengeluarkan dengungan.
3. Telinga terasa penuh.

Nilai normal :
4. Tuli ringan: 26 hingga 40 dB.
5. Tuli sedang: 41 hingga 60 dB.
6. Tuli berat: 61 hingga 90 dB.
7. Tuli sangat berat: Lebih dari 90 dB.
13. Pap Smear (Papanicolaou Smear)

Pap smear merupakan pemeriksaan sitologi yang digunakan untuk mendeteksi adanya kanker serviks
atau sel prakanker

Tujuan : Pap smear atau juga sering disebut pap test adalah prosedur screening terhadap potensi kanker
serviks

Indikasi : untuk skrining atau deteksi dini kanker serviks.

Nilai normal : Hasil tes pap smear bisa positif atau negatif. Jika negatif, berarti tidak didapati sel yang
abnormal.
14. Endoskopi

Pemeriksaan yang dilakukan pada saluran cerna untuk mendeteksi adanya kelainan

Tujuan : Endoskopi merupakan metode yang efektif untuk memeriksa kumpulan gejala
dari suatu penyakit

Indikasi : untuk melihat kondisi organ ketika melakukan operasi, seperti membuang batu
empedu atau mengangkat miom di rahim.
15. Colonoskopi

Pemersaan dilakukan pada saluran colon dan sigmoid untuk mendeteksi adanya kelainan pada saluran
colon.

Tujuan : Kolonoskopi adalah prosedur pemeriksaan untuk mendeteksi luka, iritasi, polip atau
kanker pada usus besar dan rectum

Indikasi : Indikasi kolonoskopi bisa bersifat diagnostik ataupun terapeutik.

Nilai normal : Hasil kolonoskopi disebut normal atau negatif bila dokter tidak menemukan kelainan
pada usus besar.
16. CT Scan

Computerized tomography scan atau CT scan yang lebih sering disebut adalah teknik x-ray khusus
yang menghasilkan gambar dari organ-organ dalam yang lebih rinci daripada dengan konvensional x-
ray.

Tujuan : Alat ini dapat digunakan untuk mendiagnosis dan memonitor beragam kondisi kesehatan.

Indikasi : Mendiagnosis kelainan pada otot dan tulang. Mendeteksi lokasi tumor, infeksi, atau
penggumpalan darah.
Macam-macam Persiapan Prosedur Pemeriksaan
Penunjang
 Gula darah Puasa

Tujuan : Mengidentifikasi tinggi rendahnya kadar gula darah dalam tubuh. Mempelajari
pola makan dan olahraga yang sesuai untuk menjaga kadar gula

Indikasi : Gejala gula darah tinggi yang langka ini di antaranya mual, muntah, bingung,
sakit perut, sesak napas, sampai napas berbau tak sedap.

Nilai normal : gula darah normal adalah: 80 - 130 miligram per desiliter (mg/dL) atau 4,4
hingga 7,2 milimol per liter (mmol/L) sebelum makan.
 Kolesterol

Tujuan : untuk mengukur jumlah total zat lemak (kolesterol dan trigliserida) dalam darah

Indikasi :
1. Nyeri dada.
2. Mual.
3. Kelelahan ekstrim.
4. Sesak napas.

Nilai normal : Kadar kolesterol normal. Kadar kolesterol kurang dari 200 miligram per desiliter
(mg/dL) masuk ke dalam kategori normal. Dengan kadar kolesterol baik (HDL) ideal sebanyak 60
mg/dL atau lebih, dan kadar kolesterol jahat (LDL) harus kurang dari 100 mg/dL.
 
BNO IVP

BNO IVP adalah pemeriksaan radiorafi pada sistem urinaria


(dari ginjal, ureter, hingga kandung kemih) dengan
menyuntikan zat kontras melalui pembuluh darah vena.
Indikasi: Efek samping dari tindakan ini biasanya terjadi pada
pasien yang alergi terhadap yodium/makanan laut dan gagal
jantung. Gejalanya berupa mual, gatal, kulit gatal
KESIMPULAN
Pemeriksaan Penunjang adalah suatu pemeriksaa medis yang
dilakukan atas indikasi medis tertentu guna memperoleh
keterangan-keterangan yang lebih lengkap.
Tujuan pemeriksaan ini bertujuan untuk terapeutik yaitu hasil
penanganan medis yang sesuai dengan apa yang
diinginkan,sekatar dengan tujuan pemberian penanganan,baik
yand telah diperkirakan meupun yang tidak diperkirakan.

Anda mungkin juga menyukai