Anda di halaman 1dari 11

KUIS KKPK II

Petunjuk:
Jawablah pertanyaan dibawah ini dengan rinci dan jelas
Berikan jawaban dengan menggunakan referensi 5 tahun terakhir
Lampirkan bahan referensi, (dapat berupa link, file pdf, photo, atau screenshoot)
Dikumpulkan paling lambat hari Minggu tanggal 11 Juli 2021 pukul 20.00 di email
novayulita@umri.ac.id
Nilai tertinggi yang bias didapat adalah A
Hindari menyontek, jika terdapat kemiripan jawaban akan mengurangi nilai
MAKALAH
Gizi
Dosen Pengampuh: Nova Yulita, SST.,M.Keb

Oleh
Novita darmianti
PROGRAM STUDI DIPLOMA III KEBIDANAN
FAKULTAS FMIPA DAN KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH RIAU
2021
1. Gambarkanlah problem tree pemeriksaan fisik
https://images.app.goo.gl/SikthCt13Mzew7b46
2. Jelaskan 4 teknik pemeriksaan fisik beserta contoh penggunaannya.
Pemeriksaan fisik adalah proses medis yang harus dijalani saat diagnosis penyakit. Hasilnya
dicatat dalam rekam medis yang digunakan untuk menegakkan diagnosis dan merencanakan
perawatan lanjutan. Pemeriksaan fisik akan dilakukan secara sistematis, mulai dari kepala
hingga kaki (head to toe) yang dilakukan dengan empat cara (inspeksi, palpasi, auskultasi, dan
perkusi).
A. Inspeksi

Tujuannya melihat bagian tubuh dan menentukan apakah seseorang mengalami kondisi tubuh
normal atau abnormal. Itu sebabnya pemeriksa perlu mengetahui karakteristik normal dan
abnormal tiap usia. Kondisi tubuh abnormal pada orang dewasa muda adalah kulit keriput dan
tidak elastis karena kondisi ini umumnya dimiliki orang lanjut usia.

Inspeksi bisa dilakukan secara langsung (seperti penglihatan, pendengaran, dan penciuman) dan
tidak langsung (dengan alat bantu). Saat palpasi dilakukan, tubuh akan diperiksa secara
mendetail dan masing-masing sisi tubuh dibandingkan guna mendeteksi potensi kelainan. Ikuti
instruksi dokter untuk memudahkan proses inspeksi.

B. Palpasi
Pemeriksaan fisik lanjutan dengan menyentuh tubuh dan dilakukan bersamaan dengan inspeksi.
Palpasi dilakukan hanya mengandalkan telapak tangan, jari, dan ujung jari. Tujuannya untuk
mengecek kelembutan, kekakuan, massa, suhu, posisi, ukuran, kecepatan, dan kualitas nadi
perifer pada tubuh.

Saat palpasi dilakukan, posisi harus rileks dan nyaman untuk mencegah ketegangan otot. Dokter
menjelaskan apa yang akan dilakukan, alasan, dan apa yang dirasakan. Kamu juga diminta
menghela napas agar lebih rileks dan berhenti jika merasakan nyeri saat pemeriksaan
berlangsung.

C. Auskultasi

Proses mendengarkan suara yang dihasilkan tubuh untuk membedakan suara normal dan
abnormal menggunakan alat bantu stetoskop. Suara yang didengarkan berasal dari sistem
kardiovaskuler, respirasi, dan gastrointestinal.

D. Perkusi
Bertujuan mengetahui bentuk, lokasi, dan struktur di bawa kulit. Perkusi bisa dilakukan secara
langsung dan tidak langsung. Perkusi secara langsung dilakukan dengan mengetukkan jari
tangan langsung pada permukaan tubuh.
Sementara perkusi secara tidak langsung dilakukan dengan menempatkan jari tengah tangan
non-dominan (biasanya tangan kiri) di permukaan tubuh yang akan diperkusi, kemudian jaringan
tengah tangan dominan (biasanya tangan kanan) diketuk-ketuk di atas jari tengah tangan non-
dominan untuk menghasilkan suara.
3. Jelaskan jenis-jenis pemeriksaan fisik umum
A. Inspeksi

Tujuannya melihat bagian tubuh dan menentukan apakah seseorang mengalami kondisi tubuh
normal atau abnormal. Itu sebabnya pemeriksa perlu mengetahui karakteristik normal dan
abnormal tiap usia. Kondisi tubuh abnormal pada orang dewasa muda adalah kulit keriput dan
tidak elastis karena kondisi ini umumnya dimiliki orang lanjut usia.

Inspeksi bisa dilakukan secara langsung (seperti penglihatan, pendengaran, dan penciuman) dan
tidak langsung (dengan alat bantu). Saat palpasi dilakukan, tubuh akan diperiksa secara
mendetail dan masing-masing sisi tubuh dibandingkan guna mendeteksi potensi kelainan. Ikuti
instruksi dokter untuk memudahkan proses inspeksi.

B. Palpasi
Pemeriksaan fisik lanjutan dengan menyentuh tubuh dan dilakukan bersamaan dengan inspeksi.
Palpasi dilakukan hanya mengandalkan telapak tangan, jari, dan ujung jari. Tujuannya untuk
mengecek kelembutan, kekakuan, massa, suhu, posisi, ukuran, kecepatan, dan kualitas nadi
perifer pada tubuh.

Saat palpasi dilakukan, posisi harus rileks dan nyaman untuk mencegah ketegangan otot. Dokter
menjelaskan apa yang akan dilakukan, alasan, dan apa yang dirasakan. Kamu juga diminta
menghela napas agar lebih rileks dan berhenti jika merasakan nyeri saat pemeriksaan
berlangsung.

C. Auskultasi

Proses mendengarkan suara yang dihasilkan tubuh untuk membedakan suara normal dan
abnormal menggunakan alat bantu stetoskop. Suara yang didengarkan berasal dari sistem
kardiovaskuler, respirasi, dan gastrointestinal.

D. Perkusi
Bertujuan mengetahui bentuk, lokasi, dan struktur di bawa kulit. Perkusi bisa dilakukan secara
langsung dan tidak langsung. Perkusi secara langsung dilakukan dengan mengetukkan jari
tangan langsung pada permukaan tubuh.

Sementara perkusi secara tidak langsung dilakukan dengan menempatkan jari tengah tangan
non-dominan (biasanya tangan kiri) di permukaan tubuh yang akan diperkusi, kemudian jaringan
tengah tangan dominan (biasanya tangan kanan) diketuk-ketuk di atas jari tengah tangan non-
dominan untuk menghasilkan suara.
4. Jelaskan jenis-jenis pemeriksaan fisik khusus pada ibu hamil
Tes darah
Pemeriksaan darah lengkap merupakan salah satu jenis tes darah yang rutin dilakukan dokter
ketika melakukan pemeriksaan kehamilan. Tujuannya adalah untuk mendeteksi kelainan yang
mungkin dialami ibu hamil atau janin.

Selain pemeriksaan darah lengkap, pemeriksaan yang juga dilakukan dalam tes darah adalah:

A. Tes golongan darah


Tes golongan darah bertujuan untuk mengetahui golongan darah dan rhesus ibu hamil, guna
mengantisipasi kemungkinan adanya perbedaan rhesus antara ibu hamil dengan janin.

Bila hasil tes darah menunjukkan bahwa ibu memiliki rhesus negatif dan janin memiliki rhesus
positif, ada risiko untuk terjadi inkompatibilitas rhesus. Kondisi tersebut akan menyebabkan bayi
mengalami anemia akibat pecahnya sel darah (anemia hemolitik) ketika ia lahir. Akibatnya, bayi
bisa mengalami penyakit kuning (jaundice).

Jika sebelumnya ibu sudah pernah melakukan cek golongan darah dan rhesus, pemeriksaan ini
tidak diperlukan lagi.

B. Hemoglobin (Hb)
Hemoglobin atau Hb adalah protein kaya zat besi yang ditemukan di dalam sel darah merah. Hb
memungkinkan sel darah merah untuk mendistribusikan oksigen ke seluruh tubuh dan
mengangkut karbon dioksida dari seluruh tubuh untuk dibuang melalui paru-paru.

Setiap ibu hamil perlu menjalani pemeriksaan Hb untuk mendeteksi apakah terdapat penyakit
anemia atau kurang darah.

Anemia perlu dicegah dan diobati karena dapat mengganggu kesehatan ibu dan janin. Anemia
juga dapat meningkatan risiko terjadinya kelahiran prematur, keguguran, berat badan lahir
rendah, dan perdarahan postpartum.

C. Tes gula darah


Tes gula darah adalah bagian dalam pemeriksaan kehamilan rutin. Pemeriksaan ini penting
untuk mendeteksi apakah ibu hamil mengalami diabetes kehamilan (diabetes gestasional).

Ibu hamil lebih berisiko untuk menderita diabetes selama hamil bila mengalami kelebihan berat
badan (overweight) atau obesitas, memiliki riwayat diabetes pada kehamilan sebelumnya, atau
memiliki riwayat penyakit diabetes sebelumnya.
D. Skrining penyakit infeksi
Pemeriksaan ini dilakukan untuk mendeteksi apakah terdapat penyakit infeksi pada ibu hamil.
Skrining penyakit infeksi termasuk hepatitis B, sifilis, HIV, dan TORCH.

Semakin cepat terdeteksi, infeksi dapat semakin cepat diobati. Selain untuk mencegah risiko
penularan pada janin, pemeriksaan ini juga penting dilakukan untuk mengurangi risiko
terjadinya penularan infeksi pada pasangan.

E. Pemeriksaan genetik
Pemeriksaan ini dilakukan untuk menentukan apakah Anda memiliki kelainan genetik, seperti
thalasemia, yang berisiko diturunkan kepada janin. Pemeriksaan genetik juga bisa dilakukan
pada janin dengan mengambil sampel cairan ketuban (amniocentesis) dan sampel darah janin
(fetal blood sampling).

Tes urine antenatal


Pemeriksaan ini dilakukan terhadap sampel urine ibu hamil. Tujuannya adalah untuk mendeteksi
apakah ibu hamil mengalami gangguan tertentu, seperti preeklamsia, infeksi saluran kemih, atau
diabetes.

Ultrasonografi (USG)
Pemeriksaan USG dilakukan setidaknya 3 kali selama masa kehamilan, yaitu:

Trimester pertama
Pemeriksaan USG pada trimester pertama atau usia kandungan 10–14 minggu bertujuan untuk
menentukan usia kehamilan dan mendeteksi kemungkinan hamil kembar atau kelainan pada
janin, misalnya sindrom Down.

Trimester kedua
Pemeriksaan USG pada trimester kedua (minggu 18–20) bertujuan untuk menentukan apakah
terdapat kelainan bawaan atau kongenital pada janin, misalnya kelainan jantung bawaan dan
cacat tabung saraf.

Trimester ketiga
Pemeriksaan USG di kehamilan minggu ke-32 atau memasuki trimester ketiga dilakukan bila
plasenta berada di atas tulang serviks. Pemeriksaan USG bertujuan untuk mendeteksi
kemungkinan terjadinya kondisi plasenta previa.

Selain itu, USG juga digunakan untuk mengetahui berat badan bayi, jenis kelamin, posisi bayi,
dan menilai jumlah air ketuban.
5. Jelaskan jenis-jenis pemeriksaan fisik khusus pada anak dan bayi
A.. Tes Apgar
Tes Apgar adalah tes yang dilakukan pada bayi yang baru dilahirkan. Apgar merupakan singkatan
dari tes yang dilakukan, meliputi Appearance (tes warna kulit), Pulse (detak jantung), Grimace
(pernapasan), Activity (keaktifan otot tubuh), dan Reflex (reaksi terhadap suatu rangsangan). Tes
ini dilakukan 2 kali setelah bayi dilahirkan. Tes pertama dilakukan pada satu menit pertama
ketika bayi baru dilahirkan. Tes yang kedua dilakukan pada menit ke 5 setelah bayi dilahirkan.
Tes Apgar bertujuan mengetahui kondisi bayi dan melihat kemampuan bayi dalam beradaptasi
dengan dunianya yang baru setelah dilahirkan.

B. Tes Pendengaran
Setelah tes Apgar, tes selanjutnya yang penting untuk bayi adalah tes pendengaran. Tes
pendengaran biasanya berlangsung selama 10 menit. Tes pendengaran yang dilakukan berfungsi
untuk mendeteksi gangguan pendengaran yang dialami bayi sejak dini. Tes pendengaran bayi
dilakukan dengan 2 cara. Pertama yaitu tes Automated Auditory Brainstem Response (AABR)
adalah tes yang dilakukan dengan memberikan sensor di kulit kepala bayi. Kedua dengan tes
Otoacoustic Emissions (OAE) adalah tes untuk mengukur gelombang suara di telinga bayi bagian
dalam.

C. Penyakit Kuning
Tes ini dilakukan oleh bayi yang baru lahir untuk mengetahui kadar bilirubin pada bayi. Ada
beberapa penyebab bayi yang baru lahir memiliki kandungan bilirubin yang cukup tinggi pada
darah mereka, salah satunya fungsi hati pada bayi belum optimal untuk memecah bilirubin yang
terkandung dalam darah. Hal ini tidak berbahaya, namun tetap perlu diwaspadai.

D. Hipotiroid Congenital
Tes kesehatan ini mendeteksi gangguan pada kesehatan pertumbuhan dan kesehatan mental
pada bayi. Biasanya, tes ini baik dilakukan beberapa hari setelah bayi dilahirkan.

E. Pulse Oximetry
Tes ini dilakukan untuk mengecek kondisi oksigen dalam darah. Banyak dampak buruk yang
kemungkinan terjadi jika bayi yang dilahirkan memiliki kadar oksigen yang cukup rendah dalam
darah, salah satunya adalah penyakit jantung. Penyakit jantung yang dialami biasanya tidak
memiliki gejala apa pun, sehingga pemeriksaan ini perlu dilakukan pada awal kehidupan bayi
setelah dilahirkan.

F. Pemeriksaan Fisik
Fisik bayi yang baru dilahirkan juga diperiksa agar pertumbuhan dan perkembangan fisik bayi
berjalan dengan optimal. Biasanya, pemeriksaan dilakukan 24 jam setelah bayi dilahirkan.
Pemeriksaan meliputi perut, telinga, mulut, tulang belakang, organ genital, dan bokong.

Bayi dapat lahir dengan sehat jika ibu mengonsumsi makanan sehat selama masa kehamilan.
6. Buatlah masing 5 buah soal tentang pemeriksaan fisik dengan tipe multiple choice (pilihan
jawaban A,B,C,D) berdasarkan referensi yang digunakan
1.Wanita 56 tahun datang dengan keluhan nyeri sendi lutut akibat osteoartritis. Pasien punya
riwayat GI Bleeding (ulkus peptikum) 5 tahun yang lalu, sudah sembuh dan saat ini tidak ada
tanda perdarahan saluran cerna.

Jika anda hendak meresepkan NSAID, profilaksis yang anda pilih adalah...

A. Ranitidin

B. Sukralfat

C. Misoprostol

D. Antasida

E. Tramadol

Jawaban C

2. Wanita 84 tahun datang ke IGD dengan penurunan kesadaran, sejak beberapa hari terakhir.

Kencing jarang dan sedikit. Riwayat pneumonia sejak 7 hari yang lalu.

Pemeriksaan Fisik:

Lethargi, mukosa kering dan kulit kering.

Paru: crackles di kedua lobus bawah kiri.

Lab: GDA 800 mg/dL, Na 135 mEq/L, K 4.5 mEq/L, Cl 115 mEq/L, bicarbonate 18 mEq/L

Kegawatdaruratan yang harus segera di atasi adalah...

A. Antibiotik

B. Oral sodium

C. Terapi insulin

D. Rehidrasi

E. KCl

Jawaban D
3. Wanita 48 tahun, datang untuk melakukan general check up oleh perusahaan tempatnya
bekerja. Didapatkan hasil SGOT meningkat dan Anti-HCV (+). Semua faktor risiko penularan
Hepatitis C disangkal.
Tindakan anda selanjutnya adalah...

A. Tidak memberikan terapi

B. Tes ulang LFT (Liver Function Test) 6 bulan lagi

C. Memulai terapi Prednisone

D. Tes HCV RNA

E. Vaksin HCV

Jawaban D
4. Wanita 68 tahun, datang untuk kontrol rutin diabetes (8 tahun terdiagnosis).

Riwayat obat saat ini: metformin + glimepirid

Tekanan darah: 140/80 mmHg

Neuropati perifer ringan

HbA1c: 7.2 %

Serum kreatinin 1.1 mg/dL

Mikroalbumin urin : 40 mg albumin/g kreatinin

Tatalaksana yang anda usulkan adalah...

A. Menghentikan glimepirid

B. Menambahkan lisinopril

C. Menambahkan hidroklorotiazid

D. Menghentikan merformin

E. Menambahkan nifedipin

Jawaban B
5. Laki-laki 28 tahun, post Kecelakaan Lalu Lintas datang ke IGD.

Riwayat penyakit berat sebelumnya disangkal.

Pasien tidak sadar. Tekanan darah 85/60 mmHg (dalam terapi dopamin drip). HR 112 bpm.
CT Scan: Fraktur tengkorak (+)

Pasien dicurigai mengalami adrenal insufficiency. Untuk itu dilakukan tes challenge ACTH .

Baseline cortisol 3.9 ug/dL. Kira-kira 60 menit setelah pemberian 250 ug ACTH, didapatkan
kenaikan cortisol menjadi 22.1 ug/dL

Diagnosis yang paling mungkin adalah...

A. Tumor hipofisis

B. Hipopituitarisme akut

C. Cushing Disease

D. Sheehan syndrome

E. Hipotiroidisme primer

Jawaban B

Daftar pustaka

Andri, F., Indra, R. & Susmarini, D. Manuskrip Analisis Faktor-Faktor Yang

Mempengaruhi Perawat Keperawatan Di IGD Rumah Sakit Wilayah

Pontianak Kalimantan Barat. X, 49–60 (2015).

Chaturvedi, S., Randive, B., Raven, J., Diwan, V., & Costa, A. De. (2016).

International Journal of Gynecology and Obstetrics Assessment of the quality

of clinical documentation in India ’ s JSY cash transfer program for facility

births in Madhya Pradesh. International Journal of Gynecology and

Obstetrics, 132(2), 179–183. http://doi.org/10.1016/j.ijgo.2015.07.016

Deswani (2011). Hubungan antara Kelengkapan Dokumentasi Keperawatan

dengan Mutu Pelayanan Keperawatan di Ruang Melati RS Margono

Soekarjo. http://digilib.ump.ac.id/files/disk1/18/jhptump-a-dhianwahyu-
879-1-babi.pdf diakses tanggal 11 Februari 2016

Faulin (2015). Standar Operasional Prosedur Asesmen Awal Keperawatan Rawat

Inap RS Tabrani. http://documents.tips/documents/spo-asesmen-awal-

keperawatan-pasien-rawat-inap.html diakses tanggal 25 April 2016

---------------- GOOD LUCK--------------------

Anda mungkin juga menyukai