Anda di halaman 1dari 8

Konsep dasar pemeriksaan fisik

Pemeriksaan fisik adalah pemeriksaan yang lengkap dari penderita untukmengetahui keadaan
atau kelainan dari penderitaan. Tujuannya adalah untukmengetahui bagaimana kesehatan
umum ibu (bila keadaan umumnya baik agar
di pertahankan jangan sampai daya tahan tubuh menurun) , untuk mengetahui adanya
kelainan, bila ada kelainan, kelainan itu lekas diobati dan disembuhkan agar
tidakmenganggu.
1. Inspeksi
Inspeksi merupak suatu proses pengamatan atau observasi untuk mendeteksi masalah
kesehatan pasien. Cara efektif melakukan inspeksi adalah sebagai berikut :
a) Atur posisi pasien sehingga bagian tubuhnya dapat diamati secara detail.
b) Berikan pencahayaan yang cukup.
c) Lakukan inspeksi pada area tubuh utuk ukuran, bentuk, warna, kesimetrian,
posisi, dan abnormalitasnya.
d) Bandingkan suatu area sisi tubuh dengan bagian tubuh lainnya.
e) Jagnan melakukan inspeksi secara terburu-buru.
2. Palpasi
Palpasi merupakan pemeriksaan dengan indra peraba, yaitu tangan, untuk menentukan
ketahanan, kekenyalan, kekerasaan, tekstur, dan mobilitas. Palpasi membutuhkan
kelembutan dan sensitivitas. Untuk itu, hendaknya menggunakan permukaan palmar jari,
yang digunakan untuk mengkaji posisi, tekstur, konsintensi, bentuk masa, dan pulsasi.
Pada telapak tangan dan permukaan ulnar tangan lebih sensitif pada getaran. Sedangkan
untuk mengkaji temperatur, hendaknya menggunakan bagian belakang tanggan dan jari.
3. Perkusi
Perkusi merupakan pemeriksaan dengan melakukan pengetukan yang menggunakan
ujung-ujung jari pada bagian tubuh untuk mengetahui ukuran, batasan, konsistensi organ-
organ tubuh, dan menentukan adanyacairan dalam rongga tubuh. Ada dua cairan dalam
perkusi yaitu cairan langsung dan cairan tidak langsung. Cairan langsung dilakukan
dengan mengetuk secara langsung menggunakan satu atau dua jari. Sedangkan cara tidak
langsung dilakukan dengan cara menempatkan jari tengah tangan diatas permukaan tubuh
dan jari tanggan lain, telapak tidak pada permukaan kulit. Setelah mengetuk, jari tengah
ditarik kebelakang.
Secara umum, hasil perkusi dibagi menjadi tiga macam, diantaranya sonor.
Sonor adalah suara yang terdengar perkusi paru-paru normal; pekak suara yang terdengar
pada perkusi otot danperkusi adalah suara yang terdengar pada abdomen bagian lambung.
Selain itu, terdapat suara ang terjadi diantara suara tersebut, seperti redup dan hipersonor.
Redup adalah suara antara sonor dan pekak sedangkan hipersonor adalah suara antara
sonor dan timpani.

4. Auskultasi
Auskultasi merupakan pemeriksaan dengan mendengarkan bunyi yang dihasilkan oleh
tubuh melalui stetoskop. Hal ini dimaksudkan untuk mendeteksiadanya kelainan dengan
cara membandingkan dengan bunyi normal. Auskultasi,dilakukan umumnya dengan
stetoskop monoaural untuk mendengarkan bunyi jantunganak,bising talipusat, gerakan
anak, bising rahim, bunyi aorta , serta bising usus.Bunyi jantung anak dapat di dengar
pada akhir bulan ke-5, walaupun denganultrasonografi dapat diketahui pada akhir bulan
ke-3. Dalam melakukan auskultasi, beberapa hal yang perlu didengarkan diantaranya :
1. Frekuensi atau siklus gelombang bunyi
2. Kekerasan atau amplitudo bunyi
3. Kualitas dan lamana bunyi

PEMERIKSAAN FISIK PADA IBU HAMIL


Pemeriksaan fisik pada ibu hamil dapat dilakukan dengan beberapa pemeriksaan.secara
umum meliputi pemeriksaan umum dan pemeriksaan kebidanan.
Pemeriksaan umum
Pemeriksaan umum meliputi pemeriksaan jantung dan paru-paru, refleks, serta tanda-
tanda vital seperti tekanan darah, denyut nadi, sushu, dan pernafasan. Pemeriksaan umum pada
ibu hamil bertujuan untuk menilai keadaan umum ibu, status gizi tingkta kesadaran, serta ada
tidaknya kelainan bentuk badan.

Pemeriksaan kebidanan
1. Inspeksi, dilakukan untuk menilai keadaan ada tidaknya cloasma gravidarum pada
muka/wajah, pucat atau tidak pada selaput mata, dan ada tidaknya edema. Pemeriksaan
selanjutnya adalah pemeriksaan pada leher untuk menilai ada tidaknya pembesaran kelenjar
gondok atau kelenjar limfe. Pemeriksaan dada untuk menilai bentuk buah dada dan pigmentasi
puting susu. Pemeriksaan perut untuk menilai apakah perut membesar kedepan atau kesamping,
keadaan pusat, pigmentasi linea alba,serta ada tidaknya striae gravidaru.Pemeriksaaan vulva
untuk menilai keadaan perineum, ada tidaknya tanda chadwick, dan adanya fluor. Kemudian
pemerisaaan ekstrimitas untuk menilai da tidaknya varises.
2. Palpasi, dilakukan untuk menentukan besarnya rahim dengan menentukan letak anak dalam
rahim. Pemeriksaan secara palpasi dilakukan dengan menggunakan metode leopold, yakni :

a. Leopold 1
Leopold I digunakan untuk usia kehamilan dan bagian apa yang ada dalam fundus, dengan cara
pemeriksaan berdiri sebelah kanan dan menghadap kemuka ibu, kemudian kaki ibu dibengkokan
pada lutut dan lipat paha, lengkungkan jari-jari kedua tangan untuk mengelilingi bagian atas
fundus, lalu tentukan tentukan apa yang ada didalam fundus. Bila kepala sifatnya keras, bundar,
dan kurang melenting. Sedangkan bokong akan lunak., kurang bundar, dan kurang melenting.
Tinggi normal fundus selama kehamilan dapat ditentukan sebagaimana
b. Leopold II
Leopold II digunakan untuk menentukan letak punggung anak dan letak bagian kecil pada anak,
caranya, letaknya kedua tanggan pada sisi uterus, dan tentukam dimanakah bagian kecil bayi.
c. Leopold III
Leolpod III digunakan untuk menentukan bagian apa yang terdapat bagian bawah dan bagian
bawan dan apakah bagian bawah anak sudah atau belum terpegang oleh pintu atas panggul.
Caranya, tekanan dengan ibu jari dan jari tengah pada saat satu tangan secara lembut dan masuk
kedalam abdomen pasien diatas sinpisis pubis. Kemudian peganglah bagian presentasi bayi, lalu
bagian apakah yang menjadi bagian presentasi tersebut.
d. Leopold IV
Leopold IV digunakn untuk menentukan apa yang menjadi bagian bawah dan seberapa
masuknya bagian bawah tersebut kedalam rongga panggul. Caranya, letakan kedua tagnan disisi
bawah uterus lalu tekan kedalam dan gerakkan jari-jari kearah rongga panggul, dimanakah
tonjolan sefalik dan apakah bagian presentasi telah masuk. Pemeriksaan ini tidak dapat dilakukan
biala kepala masi tinggi. Pemeriksaan leopold lengkap dapat dilakukan bila janin cukup besar
kira-kira bulan VI keatas.
3. Auskutasi,dilakukan umumnya dengan stetoskop monoaural untuk mendengarkan bunyi bayyi
jantunh anak, bising tali pusat, gerakan anak, bising rahim, bunyi aorta, serta bising usus. Bunyi
jantung anak dapat didengar pda akhir bulan ke-5, walaupun dengan ultrasonografi dapat
diketahui pada akhir bulan ke-3. Bunyi jantung anak dapat terdengar dikiri dan dikanan dibawah
tali pusat bila presentasi kepala. Bila terdengar setinggi tali pusat, maka presentasi daerah
bokong. Bila terdengar pada pihak berlawanan dengan bagian kecil, maka anak fleksis dan bila
sepihak maka defleksi.

Dalam keadaan sehat, bunyi jantung antara 120-140nkali permenit. Bunyi jantung dihitung
dengan mendengarkannya selama 1 menit penuh. Bila kurang dari 120 kali per menit atau lebih
dari 140 per menit, kemungkinan janin dalam keadaan gawat janin. Selain bunyi jantung anak,
dapat didengarkan bising tali pusat seprti meniup kemungkinan bising rahim seperti bising yang
frekuensinya sama seperti denyut nadi ibu, bunyi aorta frekuensinya sama seperti denyut nadi
dan bising usus ang sifatnya tidak teratur.

D.PEMERIKSAAN TANDA-TANDA VITAL

Pemeriksaan tanda vital merupakan bagian dari data dasar yang dikumpulkan oleh
perawat selama pengkajian. Perawat mengkaji tanda vital kapan saja klien masuk ke bagian
perawatan kesehatan. Tanda vital dimasukkan ke pengkajian fisik secara menyeluruh atau diukur
satu persatu untuk mengkaji kondisi klien. Penetapan data dasar dari tanda vital selama
pemeriksaan fisik rutin merupakan control terhadap kejadian yang akan datang. Pemeriksaan
tanda vital terdiri atas pemeriksaan nadi, pernafasan, tekanan darah dan suhu. Pemeriksaan ini
merupakan bagian penting dalam menilai fisiologis dari sistem tubuh secara keseluruhan.

1.Pemeriksaan Nadi
Denyut nadi merupakan denyutan atau dorongan yang dirasakan dari proses pemompaan
jantung. Setiap kali bilik kiri jantung menegang untuk menyemprotkan darah ke aorta yang
sudah penuh, maka dinding arteria dalam sistem peredaran darah mengembang atau
mengembung untuk mengimbnagi bertambahnya tekanan. Mengembangnya aorta menghasilkan
gelombang di dinding aorta yang akan menimbulkan dorongan atau denyutan.
Tempat-tempat menghitung denyut nadi adalah:
1) Ateri radalis : Pada pergelangan tangan
2) Arteri temporalis : Pada tulang pelipis
3) Arteri carotis : Pada leher
4) Arteri femoralis : Pada lipatan paha
5) Arteri dorsalis pedis : Pada punggung kaki
6) Arteri popliteal : pada lipatan lutut
7) Arteri bracialis : Pada lipatan siku Jumlah denyut nadi yang normal berdasarkan usia seseorang
adalah:
Bayi baru lahir : 110 – 180 kali per menit
Dewasa : 60 – 100 kali per menit
Usia Lanjut : 60 -70 kali per menit

2.Pemeriksaan Tekanan Darah


Pemeriksaan tekanan darah dapat dilakukan. Beberapa langkah yang dilakukan pada
pemeriksaan tekanan darah menggunakan sfigmomanometer air raksa. Tempat untuk mengukur
tekanan darah seseorang adalah : Lengan atas atau Pergelangan kaki.
Langkah pemeriksaan :
1 Memasang manset pada lengan atas, dengan batas bawah manset 2 – 3 cm dari lipat siku dan
perhatikan posisi pipa manset yang akan menekan tepat di atas denyutan arteri di lipat siku
( arteri brakialis)
2 Letakkan stetoskop tepat di atas arteri brakialis
3 Rabalah pulsasi arteri pada pergelangan tangan (arteri radialis)
4 Memompa manset hingga tekanan manset 30 mmHg setelah pulsasi arteri radialis menghilang.
e.Membuka katup manset dan tekanan manset dibirkan menurun perlahan dengan kecepatan 2-3
mmHg/detik
5 Bila bunyi pertama terdengar , ingatlah dan catatlah sebagai tekanan sistolik.
6 Bunyi terakhir yang masih terdengar dicatat sebagai tekanan diastolic
7 Turunkan tekanan manset sampai 0 mmHg, kemudian lepaskan manset. Yang harus
diperhatikan sebelum melakukan pemeriksaan tekanan darah sebaiknya sebelum dilakukan
pemeriksaan pastikan kandung kemih klien kosong dan hindari alkohol dan rokok, karena semua
hal tersebut akan meningkatkan tekanan darah dari nilai sebenarnya. Sebaiknya istirahat duduk
dengan tenang selama 5 menit sebelum pemeriksaan dan jangan berbicara saat pemeriksaan.
Pikiran harus tenang, karena pikiran yang tegang dan stress akan meningkatkan tekanan darah.
Jumlah tekanan darah yang normal berdasarkan usia seseorang adalah:
Bayi usia di bawah 1 bulan : 85/15 mmHg
Usia 1–6 bulan : 90/60 mmHg
Usia 6–12 bulan : 96/65 mmHg
Usia 4–6 tahun : 100/60 mmH
Usia 6–8 tahun : 105/60 mmHg
Usia 8–10 tahun : 110/60 mmHg
Usia 10–12 tahun : 115/60 mmHg
Usia 12–14 tahun : 118/60 mmHg
Usia 14–16 tahun : 120/65 mmHg
Usia 16 tahun ke atas : 130/75 mmHg
Usia lanjut : 130-139/85-89 mmHg

3.Pemeriksaan Pernafasan
Pemeriksaan Pernafasan merupakan pemeriksaan yang dilakukan untuk menilai proses
pengambilan oksigen dan pengeluaran karbondioksida. Pemeriksaan ini bertujuan untuk menilai
frekwensi, irama, kedalaman, dan tipe atau pola pernafasan. Pernapasan adalah tanda vital yang
paling mudah di kaji namun paling sering diukur secara sembarangan. Perawat tidak boleh
menaksir pernapasan. Pengukuran yang akurat memerlukan observasi dan palpasi gerakan
dinding dada.
Usia Frekuensi per menit
Bayi baru lahir : 35-40
Bayi (6 bulan) : 30-50
Toodler : 25-32
Anak-anak : 20-30
Remaja : 16-19
Dewasa : 12-20

4.Pemeriksaan Suhu
Pemeriksaan suhu Merupakan salah satu pemeriksaan yang digunakan untuk menilai
kondisi metabolisme dalam tubuh, dimana tubuh menghasilkan panas secara kimiawi maupun
metabolisme darah.Suhu dapat menjadi salah satu tanda infeksi atau peradangan yakni demam
(di atas > 37°C). Suhu yang tinggi juga dapat disebabkan oleh hipertermia. Suhu tubuh yang
jatuh atau hipotermia juga dinilai. Untuk pemeriksaan yang cepat, palpasi dengan punggung
tangan dapat dilakukan, tetapi untuk pemeriksaan yang akurat harus dengan menggunakan
termometer. Termometer yang digunakan bisa berupa thermometer oral, thermometer rectal dan
thermometer axilar.Proses pengaturan suhu terletak pada hypotalamus dalam sistem saraf pusat.
Bagian depan hypotalamus dapat mengatur pembuangan panasdan hypotalamus bagian belakang
mengatur upaya penyimpanan panas. Pemeriksaan suhu dapat dilakukan melalui oral, rektal, dan
aksila yang digunakan untuk menilai keseimbangan suhu tubuh serta membantu menentukan
diagnosis dini suatu penyakit.
Tempat untuk mengukur suhu badan seseorang adalah:
Ketiak/ axilea, pada area ini termometer didiamkan sekitar 10–15 menit.
Anus/ dubur/ rectal, pada area ini termometer didiamkan sekitar 3–5 menit.
Mulut/oral, pada area ini termometer didiamkan sekitar 2–3 menit Seseorang dikatakan
bersuhu tubuh normal, jika suhu tubuhnya berada pada 36ºC–37,5ºC.
Faktor- Faktor yang mempengaruhi Suhu Tubuh yaitu antara lain :
1. Umur
Bayi yang baru lahir sangat dipengaruhi keadaan lingkungan sekitarnya, maka dari itu
harus dilindungi dari perubahan iklim yang dapat berubah dengan cepat. Anak- anak mempunyai
suhu yang lebih labil dari pada orang dewasa. UMUR SUHU ( Celcius ) SUHU (Fahrenheit )
Bayi baru lahir 36,1 – 37,7 97 – 100 2 tahun 37,2 98,9 12 tahun 37 98,6 Dewasa 36 96,8.
2. Aktifitas tubuh
Aktifitas otot dan proses pencernaan sangat mempengaruhi suhu tubuh. Pada pagi hari
jam 04.00 – 06.00 suhu tubuh paling rendah, sedangkan sore hari sekitar jam 16.00 – 20.00 yang
paling tinggi, perubahan suhuberkisar antara 1.1 –1.6 C ( 2 – 3 F ).
3. Jenis Kelamin
wanita lebih efisien dalam mengatur suhu internal tubuh dari pada pria, hal ini
disebabkan karena hormon estrogen dapat meningkatkan jaringanlemak.Meningkatnya
progesteron selama ovulasi akan meningkatkan suhu wanita sekitar 0.3– 0.5 C (0.5–1 F)
sedangan estrogen dan testoteron dapat meningkatkan Basal Metabolic Rate 4
4. Perubahan emosi
Emosi yang meningkat akan menambah kadar Adrenalin dalam tubuh sehingga
metabolisme meningkat dan suhu tubuh menjadi naik.
5. Perubahan Cuaca
Perubahan cuaca , Iklim, atau musim mempengaruhi Evaporasi, radiasi, konveksi,
konduksi, sehingga mempengaruhi metabolisme dan suhu tubuh.
6. Makanan, minuman, rokok, dan lavemen
Makanan, minuman dan rokok dapat merubah suhu oral, misalkan Minum air es dapat
menurunkan suhu oral sekitar 0.9 C (1.6 F). Untuk itu dianjurkan mengukur suhu oral sekitar 30
menit setelah makan, minum atau merokok , sedangkan tempertur rectal diukur setelah 15 menit
melakukan lavemen / enema. nilai setandar untuk mengetahui batas normal suhu tubuh manusia
dibagi menjadi empat yaitu :
Hipotermi, bila suhu tubuh kurang dari 36°C
Normal, bila suhu tubuh berkisar antara 36 - 37,5°C
Febris / pireksia, bila suhu tubuh antara 37,5 - 40°C
Hipertermi, bila suhu tubuh lebih dari 40°C

Anda mungkin juga menyukai