Anda di halaman 1dari 30

Manuver Leopold

dan perhitungan
Denyut Jantung
Janin (DJJ)
Ayu Idaningsih, SSiT., M.Kes
Manuver Leopold (Pemeriksaan
ANC Kehamilan)
• Salah satu pemeriksaan yang dilakukan saat
Ante Natal Care adalah pemeriksaan Leopold.
Pemeriksaan ini terdiri dari 4 tindakan yang
masing-masing dilakukan untuk mengetahui
presentasi (kedudukan) bagian tubuh janin dalam
uterus (rahim). Empat pemeriksaan Leopold
tersebut adalah:

Leopold I
Bertujuan untuk menentukan usia kehamilan
dan juga untuk mengetahui bagian janin apa
yang terdapat di fundus uteri (bagian atas perut
ibu).
Teknik pemeriksaan
• Pemeriksa menghadap ke kepala pasien, gunakan
ujung jari kedua tangan untuk meraba fundus.
 Mengetahui bagian janin apa yang terdapat di
fundus uteri
• Apabila kepala janin teraba di bagian fundus, yang
akan teraba adalah keras,bundar dan melenting
(seperti mudah digerakkan).
• Apabila bokong janin teraba di bagian fundus, yang
akan terasa adalah lunak, kurang bundar, dan
kurang melenting.
• Fundus kosong apabila posisi janin melintang pada
rahim.
Menentukan usia kehamilan
• Pada usia kehamilan 12 minggu, fundus dapat teraba 1-2 jari di atas
simpisis.
• Pada usia kehamilan 16 minggu, fundus dapat teraba di antara simpisis
dan pusat.
• Pada usia kehamilan 20 minggu, fundus dapat teraba 3 jari di bawah
pusat.
• Pada usia kehamilan 24 minggu, fundus dapat teraba tepat di pusat.
• Pada usia kehamilan 28 minggu, fundus dapat teraba 3 jari di atas pusat.
• Pada usia kehamilan 32 minggu, fundus dapat teraba di pertengahan
antara prosesus xipoideus dan pusat.
• Pada usia kehamilan 36 minggu, fundus dapat teraba 3 jari di bawah
prosesus xipoideus.
• Pada usia kehamilan 40 minggu, fundus dapat teraba di pertengahan
antara prosesus xipoideus dan pusat. (Lakukan konfirmasi dengan
wawancara dengan pasien untuk membedakan dengan usia kehamilan 32
minggu).
Menentukan usia kehamilan
• Pada usia kehamilan 12 minggu, fundus
dapat teraba 1-2 jari di atas simpisis.
• Pada usia kehamilan 16 minggu, fundus
dapat teraba di antara simpisis dan pusat.
• Pada usia kehamilan 20 minggu, fundus
dapat teraba 3 jari di bawah pusat.
• Pada usia kehamilan 24 minggu, fundus
dapat teraba tepat di pusat.
• Pada usia kehamilan 28 minggu, fundus
dapat teraba 3 jari di atas pusat.
• Pada usia kehamilan 32 minggu, fundus
dapat teraba di pertengahan antara
prosesus xipoideus dan pusat.
• Pada usia kehamilan 36 minggu, fundus
dapat teraba 3 jari di bawah prosesus
xipoideus.
• Pada usia kehamilan 40 minggu, fundus
dapat teraba di pertengahan antara
prosesus xipoideus dan pusat. (Lakukan
konfirmasi dengan wawancara dengan
pasien untuk membedakan dengan usia
kehamilan 32 minggu).
Leopold II
Bertujuan untuk menentukan di mana letak punggung
ataupun  kaki janin pada kedua sisi perut ibu.

• Teknik pemeriksaan
• menghadap ke kepala pasien, letakkan kedua tangan pada
kedua sisi perut ibu, raba (palpasi) kedua bagian sisi perut
ibu.
• Menentukan di mana letak punggung ataupun  kaki janin
pada kedua sisi perut ibu
• bagian punggung akan teraba jelas, rata, cembung,
kaku/tidak dapat digerakkan.
• bagian-bagian kecil (tangan dan kaki) akan teraba kecil,
bentuk/posisi tidak jelas dan menonjol, kemungkinan
teraba gerakan kaki janin secara aktif maupun pasif.
Leopold III
Bertujuan untuk menentukan bagian janin apa
(kepala atau bokong) yang terdapat di bagian
bawah perut ibu, serta apakah bagian janin
tersebut sudah menyentuh pintu atas panggul.
Teknik pemeriksaan
• Pemeriksa hanya menggunakan satu tangan.
(Lihat gambar!)
• Bagian yang teraba, bisa kepala, bisa juga bokong
(Lihat Leopold I!)
• Cobalah apakah bagian yang teraba itu masih
dapat digerakkan atau tidak. Apabila tidak dapat
digoyangkan, maka janin sudah menyentuh pintu
atas panggul.
Leopold IV
Bertujuan untuk mengkonfirmasi ulang bagian janin apa
yang terdapat di bagian bawah perut ibu, serta untuk
mengetahui seberapa jauh bagian bawah janin telah
memasuki pintu atas panggul.
Teknik pemeriksaan
• pemeriksa menghadap kaki pasien
• dengan kedua tangan ditentukan bagian janin apa
(bokongkah atau kepalakah?) yang terletak di bagian bawah
perut ibu.
Mengetahui seberapa jauh bagian bawah janin telah memasuki
pintu atas panggul
• Apabila konvergen (jari-jari kedua tangan bertemu), berarti
baru sedikit janin memasuki pintu atas panggul. Apabila
divergen (jarak antara kedua jari pemeriksa jauh), janin
(kepala janin) telah banyak memasuki pintu atas panggul).
Menghitung Denyut Jantung
Janin (DJJ)
• Pemeriksaan denyut jantung janun dapat
dilakukan untuk membantu dalam
mengetahui perkembangan dan
pertumbuhan janin didalam rahim.Dengan
mengetahui standar janin normal maka
membantu dalam memastikan organ janin
sehat selama kehamilan
• Denyut jantung janin baru dapat diketahui
dengan menggunakan alat Ultrasonografi
pada usia kehamilan 8 minggu sedangkan
apabila menggunakan alat doppler baru
diketahui pada usia kehamilan 10-12 minggu.
• Sedangkan untuk suara tinggi rendahnya
ditentukan karena :
 posisi janin di dalam rahim,
 kondisi berat badan ibu hamil dan
 juga keakuratan dalam menentukan usia
kehamilan.
• Denyut jantung janin baru dapat didengar
dengan gambaran pada detak jantung yang
normal permenit adalah 120-160x.
• Pada takikardi berat ditandai dengan detak
jantung janin diatas 180x/menit.Untuk kondisi
takikardi ringan antara 160-180x/menit.
• Pada bradikardia ringan yang ditandai dengan
denyut jantung antara 100-119x/menit.
Sedangkan untuk bradikardia sedang ditandai
dengan denyut jantung 80-100x/menit.
Terakhir adalah kurang dari 80x/menit yang
menandakan bradikardia berat.
• Tadikardia adalah kondisi yang merujuk
pada detak jantung diatas normal
• Bradikardia adalah detak jantung dibawah
normal
Alat yang dapat digunakan dalam pemeriksaan detak
jantung janin adalah sebagai berikut:
1. Stetoskop Laennec
• Salah satu alat yang dirancang khusus untuk mendengarkan
detak jantung secara manual, hanya saja baru dapat digunakan
pada usia kehamilan 17-22 minggu.Cara pemeriksaan dengan
menggunakan ini memiliki kekurangan yaitu baru dapat
bekerja pada usia kehamilan memasuki 4 bulan.
• Adapun cara pemeriksaan dengan menggunakan stetoskop
leanec yaitu ibu hamil dapat berbaring dengan posisi telentang
kemydian pemeriksaaan dengan menggunakan leopold untuk
menentukan posisi punggung janin. Sedangkan untuk
meletakan stetoskop sendiri pada daerah sekitar punggung
janin dan mulai menghitung detak jantung janin, hasilnya
dicatat untuk mengetahui gambaran kondisi janin.
2. Ultrasonografi
• Selanjutnya adalah dengan menggunakan USG
yang memberikan manfaat untuk dunia
kedokteran dengan menggunakan gelombang
ultrasonik yang menggunakan gelombang
suara kemudian hasilnya akan ditampilkan
dalam bentuk gambar di dalam monitor.
Pemeriksaan denyut jantung dengan menggunakan alat
ultrasonografi dapat dilakukan pada trimester pertama,
trimester kedua dan trimester ketiga dengan fungsi dan
manfaat yang berbeda :
• Pada trimester pertama dapat memastikan tanda pasti
kehamilan, mengetahui keadaan janin, jumlah janin,lokasi
hamil dan juga tanda kehamilan. Bahkan dapat mengetahui
keadaan rahim dan juga organ disekitarnya. Melakukan
penapisan awal dengan mengukur ketebalan selaput lendir dan
sebagainya.
• Sedangkan pada trimester kedua dapat mengetahui penapisan
secara menyerluruh, mengukur panjang serviks dan
menentukan lokasi plasenta.
• Terakhir pada trimester tiga akhir yang dapat menilai
kesejahteraan janin, mengukur biometri janin dan melihat
serta menentukan posisi janin dan tali pusat serta menilai
posisi plasenta.
3. Deteksi Jantung Menggunakan NST (Non Stress Test)
Untuk mengetahui denyut jantung selanjutnya adalah
dengan pemeriksaan janin dengan menggunakan
kardiotokografi pada usia kehamilan kurang lebih 32
minggu. Pemeriksaan ini juga berhubungan dengan
perubahan pada denyut jantung dan juga gerakan
janin yang mampu membantu dalam persiapan
persalinan.

Tujuan dari pemeriksaan ini adalah dengan menilai


gambaran detak jantung janin dan aktivitas janin.
Bahkan dapat membantu dalam menilai gerakan
aktivitas normal sesuai respon.Adapun cara menilai
dan melakukan persiapan test ini adalah sebagai
berikut:
• Adapun cara menilai dan melakukan persiapan test ini adalah
sebagai berikut:
1. Pemeriksaan dilakukan pada saat pagi hari setelah sarapan.
2. Sedangkan prosedurnya sendiri dimana ibu hamil tidur santai
dalam kondisi miring 45 derajat kekiri.
3. Kemudian tekanan darah diukur dalam 10 menit
sekali,dipasang kardio dan juga tokodinamometer.Kemudian
frekuensi jantung dicatat dan pemantauan dilakukan selama 30
menit.
4. Pemeriksaan ini dapat dilakukan berdasarkan pertimbangan
hasil NST secara individual. Hasil akan dibagi berdasarkan dari
catatan pengamatan yang dilakukan yaitu reaktif, tidak reaktif
dan juga sinusoidal.
5. Sedangkan untuk hasil pemeriksaan NST yang abnormal apabila
ditemukan terjadinya bradikardi atau deselerasi 40 atau baseline
dimana detak jantung janin 90 dpm yang lamanya 60 detik
bahkan lebih.
Teknik NST
1. Pasien berbaring dalam posisi semi-Fowler, atau sedikit
miring ke kiri. Hal ini berguna untuk memperbaiki sirkulasi
darah ke janin dan mencegah terjadinya hipotensi.
2. Sebelum pemeriksaan dimulai, dilakukan pengukuran tensi,
suhu, nadi, dan frekuensi pernafasan ibu. Kemudian selama
pemeriksaan dilakukan, tensi diukur setiap 10-15 menit
(hasilnya dicatat pada kertas KTG).
3. Aktivitas gerakan janin diperhatikan dengan cara: 
Menanyakan kepada pasien.  Melakukan palpasi abdomen. 
Melihat gerakan tajam pada rekaman tokogram (kertas KTG).
4. Bila dalam beberapa menit pemeriksaan tidak terdapat
gerakan janin, dilakukan perangsangan janin, misalnya
dengan menggoyang kepala atau bagian janin lainnya, atau
dengan memberi rangsang vibro-akustik (dengan
membunyikan bel, atau dengan menggunakan alat khusus
untuk keperluan tersebut).
next
5. Perhatikan frekuensi dasar DJJ (normal
antara 120 – 160 dpm).
6. Setiap terjadi gerakan janin diberikan tanda
pada kertas KTG. Perhatikan apakah terjadi
akselerasi DJJ (sediktinya 15 dpm).
7. Perhatikan variabilitas DJJ (normal antara
5 - 25 dpm).
8. Lama pemeriksaan sedikitnya 20 menit.
Interpretasi NST
1. Reaktif:
• Terdapat gerakan janin sedikitnya 2 kali dalam 20 menit,
disertai dengan akselerasi
• Sedikitnya 15 dpm.
• Frekuensi dasar denyut jantung janin (djj) diluar gerakan
janin antara 120 – 160 dpm.
• Variabilitas denyut jantung janin (djj) antara 5 – 25 dpm.
2. Non-reaktif:
• Tidak terdapat gerakan janin dalam 20 menit, atau tidak
terdapat akselerasi pada gerakan janin.
• Frekuensi dasar denyut jantung janin (djj) abnormal (kurang
dari 120 dpm, atau lebih dari 160 dpm).
• Variabilitas denyut jantung janin (djj) kurang dari 2 dpm.
3. Meragukan:
• Gerakan janin kurang dari 2 kali dalam 20
menit, atau terdapat akselerasi yang kurang
dari 15 dpm.
• Frekuensi dasar denyut jantung janin (djj)
abnormal.
• Variabilitas denyut jantung janin (djj) antara 2
– 5 dpm. Hasil NST yang reaktif biasanya
diikuti dengan keadaan janin yang baik
sampai 1 minggu kemudian (spesifisitas 95% -
99%).
• Pada hasil reaktif dengan penyakit penyerta
biasanya hasil tidak dijamin bagus dalam 1 minggu
kemudian.
• Hasil NST yang non-reaktif disertai dengan keadaan
janin yang jelek (kematian perinatal, nilai Apgar
rendah, adanya deselerasi lambat intra partum),
dengan sensitivitas sebesar 20%.
• Hasil NST yang meragukan harus diulang dalam
waktu 24 jam.

Oleh karena rendahnya nilai sensitivitas NST, maka


setiap hasil NST yang non-reaktif sebaiknya
dievaluasi lebih lanjut dengan contraction stress test
(CST) selama tidak ada kontraindikasi, atau dengan
usg doppler.
4. Pemeriksaan Menggunakan Alat Doppler
Detak jantung janin juga dapat diketahui
berdasarkan fetal doppler yaitu alat yang
digunakan dalam menentukan detak jantung
janin pada ibu hamil dengan menggunakan
sensor ultrasound dengan frekunsi yang dapat
mendeteksi detak jantung janin dan
memberikan manfaat sesuai dengan yang
dipancarkan oleh sensor ultrasound.

Alat yang digunakan dalam pemeriksaan


doppler diantaranya adalah doppler dan jelly
• langkah-langkah pemeriksaan diantaranya adalah

1. Membaringkan ibu hamil dengan posisi telentang


dan memberikan jelly pada doppler yang
digunakan.
2. Dapat menempelkan doppler pada perut ibu
hamil di daerah punggung janin.
3. Kemudian meletakan jantung janin dengan
mendengar detak jantung janin kurang lebih
selama satu menit.
4. Selanjutnya dilanjutkan dengan mengetahui
detak jantung janin dan memberikan hasil dari
pemeriksaan.

Anda mungkin juga menyukai