Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH KEPERAWATAN MATERNITAS

PEMERIKSAAN FISIK HEAD TO TOE PADA IBU HAMIL, PENDIDIKAN


KESEHATAN IBU HAMIL, DAN SENAM HAMIL

DOSEN PEMBIMBING :

Ns. Nina Selvia Artha, M.Kep

DISUSUN OLEH :

Meliza Ningsih

P031914472011

POLTEKES KEMENKES RIAU PROGRAM STUDI DIII


KEPERAWATAN DILUAR KAMPUS UTAMA
TAHUN AJARAN 2020/2021

BAB I
PENDAHULUAN

1) Latar Belakang
Pemeriksaan fisik pada ibu hamil dapat dilakukan dengan beberapa
pemeriksaan. Pemeriksaan fisik merupakan salah satu cara untuk mengetahui
gejala atau masalah kesehatan yang dialami oleh klien. Pemeriksaan fisik
bertujuan untuk mengumpulkan data tentang kesehatan pasien, menambah
informasi, menyangkal data yang diperoleh dari riwayat pasien,
mengidentifikasi masalah pasien, menilai perubahan status pasien, dan
mengevaluasi pelaksanaan tindakan yang telah diberikan. Adapun tujuan
pemeriksaan pada ibu hamil yaitu untuk menilai keadaan umum ibu, status gizi,
tingkat keasadaran, serta ada tidaknya kelainan bentuk badan.
Pendidikan kesehatan pada ibu hamil bertujuan untuk meningkatkan
kesadaran dan kemampuan hidup sehat bagi ibu hamil agar terwujud derajat
kesehatan yang optimal.Senam hamil merupakan suatu aktifitas yang bertujuan
untuk ibu dapat menjalani kehamilannya dengan optimal. Senam ibu hamil
dilakukan secara rutin dan terus mnenerus, hal ini  bertujuan: untuk mengurangi
dan mencegah timbulnya gejala yang mengganggu selama masa kehamilan.
2) Rumusan Masalah
a) Bagaimana Pemeriksaan head to toe pada ibu hamil?
b) Bagimana Pendidikankesehatan bagi ibu hamil?
c) Bagaimana Senam hamil ibu hamil?
3) Tujuan Masalah
a) Mengetahui bagaimana pemeriksaan head to toe pada ibu hamil.
b) Mengetahui bagimana Pendidikan kesehatan bagi ibu hamil.
c) Mengetahui bagaimana Senam hamil ibu hamil?

BAB II
PEMBAHASAN

A. Pemeriksaan fisik Head to Toe Pada ibu hamil


1. Teknik dasar pemeriksaan fisik
Terdapat empat teknik pengkajian yang secara universal diterima
untuk digunakan selama pemeriksaan fisik: inspeksi, palpasi, perkusi dan
auskultasi. Teknik-teknik ini digunakan sebagai bingkai kerja yang
menfokuskan pada indera penglihatan, pendengaran, sentuhan dan
penciuman. Data dikumpulkan berdasarkan semua indera tersebut secara
simultan untuk membentuk informasi yang koheren. Teknik-teknik tersebut
secara keseluruhan disebut sebagai observasi/pengamatan, dan harus
dilakukan sesuai dengan urutan di atas, dan setiap teknik akan menambah
data yang telah diperoleh sebelumnya.
Pemeriksaan fisik pada kehamilan dapat dilakukan melalui
pemeriksaan sebagai berikut :
a. Inspeksi (Pandang)
Langkah pertama pada pemeriksaan pasien adalah inspeksi, yaitu
melihat dan mengevaluasi pasien secara visual dan merupakan metode
tertua yang digunakan untuk mengkaji/menilai pasien. Inspeksi
dilakukan untuk menilai keadaan ada tidaknya cloasma gravidarum
pada muka/wajah, pucat atau tidak pada selaput mata, dan ada
tidaknya edema. Pemeriksaan selanjutnya adalah pemeriksaan pada
leher untuk menilai ada tidaknya pembesaran kelenjar gondok atau
kelenjar limfe. Pemeriksaan dada untuk menilai bentuk buah dada dan
pigmentasi putting susu. Pemeriksaan perut untuk menilai apakah
perut membesar ke depan atau ke samping, keadaan pusat, pigmentasi
linea alba, serta ada tidaknya striae gravidarum. Pemeriksaan vulva
untuk menilai keadaan perineum, ada tidaknya tanda chadwick, dan
adanya fluor. Kemudian pemeriksaan ekstremitas untuk menilai ada
tidaknya varises.
b. Palpasi ( Meraba )
Palpasi di lakukan untuk menentukan besarnya rahim dengan
menentukan usia kehamilan serta menentukan letak anak dalam rahim.
Pemeriksaan secara palpasi di lakukan dengan menggunakan metode
leopold , yakni :
1) Leopold I
Leopold I digunakan untuk menentukan usia kehamilan dan
bagian apa yang ada dalam fundus, dengan cara pemeriksa
berdiri sebelah kanan dan menghadap ke muka ibu, kemudian
kaki ibu di bengkokkan pada lutut dan lipat paha, lengkungkan
jari-jari kedua tangan untuk mengelilingi bagian atas fundus, lalu
tentukan apa yang ada di dalam fundus. Bila kepala sifatnya
keras, bundar, dan melenting. Sedangkan bokong akan lunak,
kurang bundar, dan kurang melenting.tinggi normal fundus
selama kehamilan dapat di tentukan.
2) Leopold II

Leopold II digunakan untuk menetukan letak punggung anak dan


letak bagian kecil pada anak. Caranya :

a) Kedua tangan pemeriksa berada di sebelah kanan dan kiri


perut ibu.
b) Ketika memeriksa sebelah kanan, maka tangan kanan
menahan perut sebelah kiri kea arah kanan.
c) Raba perut sebelah kanan menggunakan tangan kiri dan
rasakan bagian apa yang ada di sebelah kanan (jika teraba
benda yang rata, atau tidak teraba bagian kecil, terasa ada
tahanan, maka itu adalah punggung bayi, namun jika teraba
bagian-bagian yang kecil dan menonjol maka itu adalah
bagian kecil janin)
3) Leopold III

Leopold III digunakan untuk menentukan bagian apa yang


terdapat di bagian bawah dan apakah bagian anak sudah atau
belum terpegang oleh pintu atas panggul. Caranya :

a) Tangan kiri menahan fundus uteri.


b) Tangan kanan meraba bagian yang ada di bagian bawah
uterus. Jika teraba bagian tang bulat, melenting keras, dan
dapat digoyangkan maka itu adalah kepala. Namun jika teraba
bagian yang bulat, besar, lunak, dan sulit digerakkan, maka
itu adalah bokong. Jika dibagian bawah tidak ditemukan
kedua bagian seperti yang diatas, maka pertimbangan apakah
janin dalam letak melintang.
c) Pada letak sungsang (melintang) dapat dirasakan ketika
tangan kanan menggoyangkan bagian bawah, tangan kiri akan
merasakan ballottement (pantulan dari kepala janin, terutama
ini ditemukan pada usia kehamilan 5-7 bulan).
d) Tangan kanan meraba bagian bawah (jika teraba kepala,
goyangkan, jika masih mudah digoyangkan, berarti kepala
belum masuk panggul, namun jika tidak dapat digoyangkan,
berarti kepala sudah masuk panggul). Lalu lanjutkan pada
pemeriksaan Leopold VI untuk mengetahui seberapa jauh
kepala sudah masuk panggul.
4) Leopold IV

Leopold IV digunakan untuk menentukan apa yang menjadi


bagian bawah dan seberapa masuknya bagian bawah tersebut ke
dalam rongga punggung. Caranya :
a) Pemeriksa menghadap ke kaki pasien
b) Kedua tangan meraba bagian janin yang ada dibawah
c) Jika teraba kepala, tempatkan kedua tangan di dua belah
pihak yang berlawanandi bagian bawah
d) Jika kedua tangan konvergen (dapat saling bertemu) berarti
kepala belum masuk ke panggul
e) Jika kedua tangan divergen (tidak saling bertemu) berarti
kepala sudah masuk ke panggul.
c. Perkusi (ketukan)
Perkusi adalah suatu tindakan pemeriksaan dengan mendegarkan
bunyi getaran/gelombang suara yang di hantarkan kepermukaan tubuh
dari bagian tubuh yang di periksa. Pemeriksaan di lakukan dengan
ketokan jari atau tangan pada permukaan tubuh. Perjalanan
getaran/gelombang suara tergantung oleh kepadatan media yang
dilalui. Derajat bunyi di sebut dengan resonansi. Karakter bunyi yang
di hasilkan dapat menentukan lokasi , ukuran , bentuk , dan kepadatan
struktur di bawah kulit. Sifat gelombang suara yaitu semakin banyak
jaringan , semakin lemah hantarannya dan udara/gas paling resonan.
d. Auskultasi (mendengar)
Auskultasi adalah suatu tindakan pemeriksaan dengan
mendengarkan bunyi yang terbentuk dalam organ tubuh. Hal ini
dimaksudkan untuk mendeteksi adanya kelainan dengan cara
membandingkan dengan bunyi normal. Auskultasi, dilakukan
umumnya dengan stetoskop monoaural untuk mendengarkan bunyi
jantung anak,bising talipusat, gerakan anak, bising rahim, bunyi aorta ,
serta bising usus. Bunyi jantung anak dapat di dengar pada akhir bulan
ke-5, walaupun dengan ultrasonografi dapat diketahui pada akhir bulan
ke-3. Bunyi jantung pada anak dapat terdengar di kiri dan kanan di
bawah tali pusat bila presentasi kepala. Bila terdengar setinggi tali
pusat, maka presentasidi daerah bokong. Bila terdengar pada pihak
berlawanan dengan bagian kecil, maka anak fleksi dan bila sepihak
maka defleksi.
2. Pemeriksaan fisik Head to Toe
a. Kepala
a. Inspeksi
a) Rambut : kebersihan, rontok, atau tidak
b) Muka : ada benjolan atau tidak, chlosma gravidarum
c) Mata
- Konjungtiva : merah/pucat
- Sclera : ikterus/tidak
- Kelopak : ada edema/tidak
d) Hidung : ada polop/tidak
e) Mulut : kebersihan, mukosa bibir, bibir pecah pecah atau tidak, gigi
caries atau tidak
b. Leher
a. Inspeksi
- Ada/tidak pembesaran kelenjar tiroid
- Ada/tidak pembesaran vena jugularis
c. Payudara
a. Inspeksi
- Kesimetrisan payudara
- Aeriola mamae
- Puting menonjol/tidak
- Untuk kehamilan lebih dari 16 minggu ada/tidak colosterum
d. Abdomen
a. Inspeksi
1). Lihat garis lurus dari pusat kebawah
- Linea nigra : garis yang berwarna hitam kecokelatan
- Linea alba : garis yang berwarna putih
2). Lihat garis-garis memanjang atau gurat (striae) untuk menentukan
kehamilan primi atau multi
- Striae albican : gurat yang berwarna putih untuk multigravida
- Striae livide : gurat yang berwarna biru untuk primigravida
3) Ada/tidak luka bekas operasi
b. Palpasi Abdomen
Maksud untuk melakukan palpasi adalah untuk :
- Memperkirakan adanya kehamilan
- Memperkirakan usia kehamilan.
- Presentasi - posisi dan taksiran berat badan janin.
- Mengikuti proses penurunan kepala pada persalinan.
- Mencari penyulit kehamilan atau persalinan.

Teknik palpasi abdomen pada ibu hamil:


1) Jelaskan maksud dan tujuan serta cara pemeriksaan palpasi yang akan
saudara lakukan pada ibu.
2) Ibu dipersilahkan berbaring telentang dengan sendi lutut semi fleksi
untuk mengurangi kontraksi otot dinding abdomen.
3) Leopold I s/d III, pemeriksa melakukan pemeriksaan dengan berdiri
disamping kanan ibu dengan menghadap kearah muka ibu ; pada
pemeriksaan Leopold IV, pemeriksa berbalik arah sehingga
menghadap kearah kaki ibu.
Leopold I :
- Kedua telapak tangan pemeriksa diletakkan pada puncak fundus
uteri.
- Tentukan tinggi fundus uteri untuk menentukan usia kehamilan.
- Rasakan bagian janin yang berada pada bagian fundus (bokong
atau kepala)
- Bokong → jika lebih lunak, lebar dan tidak melenting
- Kepala → jika keras dan mudah melenting
Leopold II :
- Kedua telapak tangan pemeriksa bergeser turun kebawah
sampai disamping kiri dan kanan umbilikus.
- Tentukan bagian punggung janin untuk menentukan lokasi
auskultasi denyut jantung janin nantinya.
- Tentukan bagian-bagian kecil janin.
Leopold III :
- Pemeriksaan ini dilakukan dengan hati-hati oleh karena dapat
menyebabkan perasaan tak nyaman bagi pasien.
- Bagian terendah janin dicekap diantara ibu jari dan telunjuk
tangan kanan.
- Ditentukan apa yang menjadi bagian terendah janin dan
ditentukan apakah sudah mengalami engagemen atau belum.
Leopold IV :
- Pemeriksa merubah posisinya sehingga menghadap ke arah kaki
pasien.
- Kedua telapak tangan ditempatkan disisi kiri dan kanan bagian
terendah janin.
- Digunakan untuk menentukan sampai berapa jauh derajat
desensus janin.
C. Auskultasi abdomen
Auskultasi detak jantung janin (DJJ): Sedikit dibwah pusat
sebelah kiri atau kanan untuk bayi normal.
e. Vulva
- Tanyakan pada ibu : Ada keputihan atau tidak
- Jika ada tanyakan pada ibu : Banyak atau tidak, Gatal atau tidak
, Lakukan pemeriksaan secret
- Ada atau tidak bengkak didaerah genetalia
- Ada atau tidak perdarahan
f. Kaki
a. Inspeksi
- Panjang kaki sama atau tidak
- Keberdihan kuku, pucat atau tidak
- Ada atau tidak edema
b. Perkusi
Untuk melihat repleks patela
B. Pendidikan Kesehatan ibu hamil
Pendidikan kesehatan pada ibu hamil bertujuan untuk meningkatkan
kesadaran dan kemampuan hidup sehat bagi ibu hamil agar terwujud derajat
kesehatan yang optimal.Diharapkan dengan penyuluhan dan informasi dari
bidan bisa setiap ibu hamil dapat menjalani kehamilannya dengan tenang. Serta
siap menghadapi persalinan. pendidikan kesehatan pada ibu bersalin untuk
meningkatkan kesadaran dan kemampuan hidup sehat bagi ibu yang akan
menghadapi persalinan agar terwujud derajad kesehatan yang
optimal.Diharapkan dengan penyuluhan dan informasi dari bidan dapat
membuat ibu bersalin dapat menjalani persalinannya dengan tenang.
1) Kebutuhan Nutrisi Ibu Hamil
Selama kehamilan ibu membutuhkan tambahan asupan makanan untuk
pertumbuhan  janin dan pertahanan dirinya sendiri. Sebagai tenaga
kesehatan sebaiknya melakukan upaya untuk memPendidikankan tentang
kebutuhan nutrisi ibu hamil tersebut.
a. Jenis-jenis makanan:
1) Makanan pokok : karbohidrat sebagai sumber energi
2) Makanan pembangun : protein untuk tumbang janin
3) Makanan pelengkap : vitamin dan mineral
4) Makanan penunjang : lemak
b. Tambahan gizi yang diperlukan ibu hamil
1) Protein : dari 6 gr/hari menjadi 10 gr/hari
2) Energi / kalori : yang dapat diperolieh dari karbohidrat dan
lemak
3) Vitamin : sebagai pengatur dan pelindung
c. Tiga jenis makanan yang penting setiap hari dikonsumsi ibu hamil
1) Zat besi : Untuk mencegah anemia sehingga tidak akan terjadi
BBLR, perdarahan
2) Kalsium : Untuk pertumbuhan tulang
3) Yodium : Untuk mencegah pembesaran kelenjar gondok pada
ibu, perkembangan lambat sehingga akan terjadi retardasi
mental, cebol.
4) Perubahan yang perlu dipahami ibu hamil :
a) Tahap I (2 minggu setelah konsumsi) Gizi yang
diperlukan seperti biasa harus terpenuhi, tapi belum
membutuhkan penambaha
b) Tahap II (minggu ke 2 - minggu ke 8) Sudah
dibutuhkan nutrisi karena pada tahap ini sudah
terbentuk jaringan-jaringan dan organ-organ tubuh janin
c) Tahap III (minggu ke 8 lahir)

C. Senam ibu hamil


1) Senam hamil
Senam hamil merupakan suatu aktifitas yang bertujuan untuk ibu
dapat menjalani kehamilannya dengan optimal. Senam ibu hamil
dilakukan secara rutin dan terus mnenerus, hal ini  bertujuan: untuk
mengurangi dan mencegah timbulnya gejala yang mengganggu selama
masa kehamilan seperti sakit pinggang, bengkak kaki dan lain-lain,
mengurangi ketegangan otot-otot sendi sehingga mempermudah
kelahiran.
2) Waktu yang paling tepat memulai senam hamil
Senam hamil dapat dilakukan pada usia kehamilan sudah memasuki
usia 6 bulan.dan karena lebih optimal dan tentunya gerakan senam hamil
ini dilakukan jika tidak kontra indikasi.
3) Kontra Indikasi senam hamil
a. Riwayat melahirkan bayi premature
b. Riwayat melahirkan bayi BBLR
c. Riwayat perdarahan pervagina selama kehamilan
d. Riwayat kontrak rahim prematur selama kehamilan
e. Riwayat kehamilan dengan adanya penyakit hipertensi, kelainan
jantung, diabetes tak terkontrol
4) Manfaat Senam Hamil
a. Memperlancar persalinan normal dan fisik
b. Agar ibu hamil dapat mempersiapkan tubuhnya untuk persalinan
c. Meningkatkan kesejahteraan ibu serta bayi yang di kandungnya
d. Membentuk sikap yang tenang
e. Membentuk mekanika tubuh yang baik selama dan setelah kehamilan.
5) Gerakan Senam Hamil
a. Pernafasan Setiap gerakan senam hamil diiringi dengan pernafasan
yang dilakukan dengan cara mulut tertutup kemudian tarik nafas lalu
keluarkan dengan lembut. Dinding perut naik pada saat tarik nafas dan
turun pada waktu pengeluaran nafas sambil mengeluarkan nafas
melalui mulut.
b. Atur posisi duduk ibu duduk bersila sambil mengeluarkan nafas dari
mulut
c. Gerakan Pemanasan
1) Posisi duduk bersila dengan kedua tangan diletakkan menghadap
ke atas di kaki
2) Lakukan gerakan kepala dengan menengok ke kanan dan ke kiri
secara bergantian 8 kali hitungan.
3) Selanjutnya gerakan kepala dengan menundukkan kepala dan
kembali ke semula sampai 8 kali hitungan.
d. Senam kaki Bayi yang sedang tumbuh dan sedang menambah berat
badannya sangat sering menimbulkan nyeri dan kesukaran peredaran
darah dalam kaki dan tungkai ibu. Senam kaki dilakukan sebagai berikut :
1) Duduk dengan kaki diluruskan ke depan dengan tubuh bersandar
tegak lurus (rileks).
2) Tarik jari-jari kearah tubuh secara perlahan-lahan lalu lipat ke
depan.
3) Lakukan sebanyak 10 kali, penghitungan sesuai dengan gerakan
4) Tarik kedua telapak kaki kearah tubuh secara perlahan-lahan dan
dorong ke depan. Lakukan sebanyak 10 kali, penghitungansesuai
dengan gerakan.
e. senam duduk Bersila Senam ibu hamil dapat dilakukan dengan cara
duduk bersila:
1) Duduk kedua tangan diatas lutut
2) Letakkan kedua telapak tangan di atas lutu
3) Tekan lutut ke bawah dengan perlahan-lahan
4) Lakukanlah sebanyak 10 kali, lakukan senam duduk bersila ini
selama 10 menit sebanyak 3 kali sehari

BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Pemeriksaan fisik adalah pemeriksaan yang lengkap dari penderita untuk
mengetahui keadaan atau kelainan dari penderitaan. Tujuannya adalah untuk
mengetahui bagaimana kesehatan umum ibu (bila keadaan umumnya baik agar
di pertahankan jangan sampai daya tahan tubuh menurun), untuk mengetahui
adanya kelainan, bila ada kelainan, kelainan itu lekas diobati dan disembuhkan
agar tidak menganggu. Prinsip umum dari pemeriksaan fisik adalah dilakukan
secara komprehensif.
B. Saran
Semoga makalah yang kami susun ini dapat bermanfaat bagi para
pembaca, dan dapat memberikan pengetahuan sedikit tentang pemeriksaan fisik
pada ibu. Kami mengetahui bahwa dalam penyusunan makalah ini masih
banyak terdapat kekurangan baik dari segi penulisannya, bahasa dan lain
sebagainnya. Untuk itu saran dari pembaca yang bersifat membangun sangat
kami harapkan agar dapat terciptanya makalah yang baik sehingga dapat
memberi pengetahuan yang benar kepada pembaca.

DAFTAR PUSTAKA

1. https://www.scribd.com/doc/145633176/Pemeriksaan-Fisik-Pada-Ibu-Hamil
2. Mochtar, Rustam :Sinopsis Obstetri. Jakarta, ECG, 1998
3. Bickly, Lynn. S/ Szilagyi,Peter : Buku Saku Pemeriksaan Fisik dan
Riwayat 
4.  Kesehatan Bates. Ed.5. Jakarta, ECG, 2008.
5. http://www.poltektegal.ac.id/files/download/d3kebidanan/ASUHAN
IBU HAMIL

Anda mungkin juga menyukai