Anda di halaman 1dari 5

TUJUAN DARI MELAKUKAN SOP PADA IBU HAMIL :

1.Memberi tahu ibu mengenai tindakan dan prosedur yang akan dilakukan
Tujuan memberi tahu ibu mengenai tindakan dan prosedur yang akan
dilakukan adalah untuk memberikan informasi yang jelas dan transparan tentang
apa yang akan terjadi, mengurangi kecemasan dan ketidakpastian, serta
memungkinkan ibu untuk merasa lebih siap secara fisik dan emosional. Hal ini
juga dapat meningkatkan tingkat kepercayaan antara ibu dan tenaga medis yang
merawatnya.
2.Menyiapkan alat-alat dan bahan pemeriksaan
Tujuan menyiapkan alat-alat dan bahan pemeriksaan adalah untuk
memastikan bahwa pemeriksaan atau prosedur medis dapat dilakukan dengan
efektif, aman, dan akurat. Ini melibatkan memastikan bahwa alat-alat medis yang
diperlukan tersedia dan steril, serta mempersiapkan bahan-bahan seperti perban,
jarum, atau obat-obatan jika diperlukan. Dengan menyiapkan alat dan bahan
dengan baik, tenaga medis dapat memberikan perawatan yang terbaik kepada
pasien dan mengurangi risiko komplikasi.
3.Mencuci tangan dengan menggunakan sabun cair dan air mengalir lalu
mengeringkannya
Tujuan mencuci tangan dengan sabun cair dan air mengalir lalu
mengeringkannya adalah untuk menghilangkan kuman, bakteri, dan kotoran yang
mungkin ada di tangan. Langkah-langkah ini penting dalam menjaga kebersihan
dan mencegah penyebaran penyakit, termasuk infeksi saluran pernapasan atau
penyakit lainnya. Mencuci tangan secara teratur adalah tindakan kebersihan dasar
yang sangat efektif untuk menjaga kesehatan diri sendiri dan orang lain di sekitar
kita.
4.Menjaga privasi ibu dengan menutup pintu tirai (screem)
Yaitu agar tidak terlihat orang lain saat pemeriksaan sehingga membuat rasa
nyaman kepada ibu hamil dan tetap menjaga/melindungi privasi nya sang ibu
5.Melakukan penilaian secara sistematis keadaan umum pasien, dengan
inspeksi terhadap keadaan umum, warna kulit, tekstur kulit dan pigmentasi
Melakukan pemeriksaan fisik kepada ibu hamil yaitu untuk memantau
kemajuan proses kehamilan demi memastikan kesehatan pada ibu serta tumbuh
kembang janin yang ada di dalamnya.
Sedangkan pemeriksaan kulit yang dimaksudkan yaitu untuk
mengidentifikasi tahi lalat yang mencurigakan, pertumbuhan, dan perubahan lain
pada kulit ibu hamil. Bentuk, ukuran, batas, warna, dan karakteristik lain dari
pertumbuhan yang mencurigakan dapat membantu dokter untuk mendiagnosis
kondisi medis yang mendasarinya.
6. Mengukur tinggi dan berat badan dan lingkar lengan atas
Timbang berat badan dilakukan dengan tujuan mendeteksi kemungkinan
adanya gangguan pada pertumbuhan janin. Selain itu, pada pemeriksaan antenatal
care pertama, ibu hamil wajib mengukur tinggi badan untuk mengetahui
kemungkinan faktor yang dapat mempersulit persalinan.
Sedangkan mengukur lingkar lengan atas pada ibu hamil untuk mengetahui
kondisinya terkait resiko KEK dan melakukan secara rutin pada saat kunjungan
agar dapat memonitoring status gizi ibu.
7. Mengatur posisi pasien senyaman mungkin
Agar proses pemeriksaan berlangsung nyaman,aman dan akurat. Bukan
hanya nyaman bagi bidannya tetapi nyaman pada ibunya, tubuh seorang wanita
hamil sangat sulit mendapatkan kenyamanan karena satu dan lain hal maka dari itu
agar proses pemeriksaan berlangsung dengan baik pentingnya kita mengatur posisi
ibu hamil agar juga mendapatkan hasil pemeriksaan yang baik)
8. Melakukan pengukuran vital sign
Untuk mendeteksi adanya suatu kelainan, gangguan, perubahan fungsi organ
tubuh dan masalah medis lainnya agar dapat membantu menjadi suatu diagnosa
9. Melakukan pemeriksaan pada rambut
Untuk melihat nilai kebersihan, rontok atau tidaknya rambut ibu
10. Pemeriksaan pada wajah
Dilakukan dengan berbagai tujuan tergantung pada konteksnya. Beberapa
tujuan umum dari pemeriksaan wajah adalah sebagai berikut:
1. Mendeteksi kondisi kulit dan struktur wajah
2. Mengidentifikasi gejala dan tanda penyakit
3. Evaluasi kesehatan umum
4. Pemeriksaan pada kondisi khusus.
11. Pemeriksaan pada mata (konjungtiva dan sklera)
Tujuan utama dari pemeriksaan ini adalah untuk mengumpulkan data dasar
tentang kesehatan pasien dan mengetahui kondisi kesehatan mata. Pemeriksaan ini
juga dapat membantu dalam mendeteksi adanya masalah atau penyakit pada mata.
Pemeriksaan pada konjungtiva dan sklera dilakukan untuk melihat kondisi dan
tanda-tanda penyakit tertentu. Konjungtiva adalah lapisan tipis yang melapisi
bagian dalam kelopak mata dan bagian depan bola mata, sedangkan sklera adalah
lapisan putih yang melapisi bagian luar bola mata.
12. Inspeksi pada hidung dan telinga
Dilakukan untuk berbagai tujuan di bidang medis. Berikut adalah beberapa
tujuan umum dari pemeriksaan ini:
Tujuan Pemeriksaan Hidung:
- Mengidentifikasi adanya kelainan fisik pada hidung, seperti deformitas atau
fraktur.
- Menilai adanya tanda-tanda infeksi atau peradangan pada hidung, seperti hidung
tersumbat, pilek, atau sinusitis.
- Memeriksa adanya polip hidung, yang merupakan pertumbuhan jinak pada
mukosa hidung.
- Menilai fungsi penghidu, yaitu kemampuan hidung untuk mencium bau.

Tujuan Pemeriksaan Telinga:


- Mengidentifikasi adanya kelainan fisik pada telinga, seperti infeksi telinga tengah
atau luar, perforasi gendang telinga, atau sumbatan telinga.
- Menilai adanya tanda-tanda gangguan pendengaran, seperti tuli atau penurunan
pendengaran.
- Memeriksa adanya cairan di dalam telinga, yang dapat menunjukkan adanya
infeksi atau masalah lainnya.
- Menilai kondisi saluran pendengaran, termasuk kebersihan dan adanya sumbatan
seperti serumen atau benda asing.
13. melakukan pemeriksaan pada mulut.
Tujuan nya untuk menjaga kondisi janin agar tetap tumbuh dan berkembang
secara sehat dan sempurna, serta mencegah terjadinya kelahiran bayi dengan berat
badan tidak normal/ kelahiran prematur, dan gigi bayi yang lahir mudah berlubang.
14. melakukan pemeriksaan pada leher (kelenjar limfe dan tiroid).
Tujuannya untuk menentukan struktur integritas leher dan untuk mengetahui
bentuk leher dan organ yang berkaitan
15. Melakukan pemeriksaan pada dada (benjolan, kolostrum, puting, areola)
Pemeriksaan ini bertujuan untuk mendeteksi apakah adanya benjolan yang
berbahaya bagi ibu hamil atau gangguan kesehatan yang mungkin tidak diketahui
sebelumnya dan memantau kemajuan proses kehamilan demi memastikan
kesehatan pada ibu serta tumbuh kembang janin yang ada didalamnya. Dengan
begitu, kondisi kesehatan dapat diperbaiki sejak dini sebelum kondisi semakin
parah.
16. Melakukan Inspeksi pada abdomen ( luka bekas operasi, pembesaran
abdomen)
Tujuan melakukan inspeksi pada abdomen, termasuk luka bekas operasi dan
pembesaran abdomen, adalah untuk mengumpulkan data dasar tentang kesehatan
pasien dan mengetahui kondisi kesehatan abdomen
Inspeksi abdomen dilakukan dengan melihat secara visual luka bekas operasi
dan memeriksa adanya pembesaran abdomen Pemeriksaan ini penting untuk
mengetahui kondisi pasien, terutama setelah operasi atau jika terdapat keluhan
pembesaran abdomen.
Pada inspeksi abdomen, dokter atau perawat akan memeriksa luka bekas
operasi untuk melihat apakah ada tanda-tanda infeksi, peradangan, atau masalah
lainnya.
17. Melakukan Palpasi pada abdomen ( leopold 1, II, III, IV )
Tujuan melakukan palpasi pada abdomen dengan menggunakan teknik
Leopold I, II, III, dan IV adalah untuk mengumpulkan data dasar tentang kesehatan
pasien, mengetahui posisi dan presentasi janin, serta mengevaluasi pertumbuhan
dan perkembangan janin dalam rahim.
18.Melakukan Auskultasi pada abdomen
Tujuan melakukan auskultasi pada abdomen adalah untuk mendengarkan
suara yang dihasilkan oleh organ-organ dalam sistem gastrointestinal. Pemeriksaan
ini dilakukan dengan menggunakan stetoskop untuk membedakan suara normal
dan abnormal yang berasal dari sistem gastrointestinal.
19.Melakukan pengukuran Mc. Donald
Tujuan pemeriksaan TFU menggunakan Mc. Donald adalah menentukan umur
kehamilan berdasarkan minggu, dan hasilnya bisa dibandingkan dengan hasil
anamnesis hari pertama haid terakhir (HPHT).
20.Melakukan Perkusi pada abdomen
Perkusi pada abdomen dilakukan dalam pemeriksaan fisik untuk mengetahui
bentuk, lokasi, dan struktur di bawah kulit Tujuan dari perkusi adalah untuk
menentukan batas organ-organ dalam abdomen, seperti hepar (hati) dan lien
(limpa) dengan mengetukkan jari tangan pada permukaan abdomen atau dengan
menempatkan jari tengah tangan non-dominan di permukaan abdomen dan
mengetuk jari tengah tersebut dengan jari tangan dominan untuk menghasilkan
suara saat perkusi dapat memberikan informasi tentang kondisi organ tubuh
bagian dalam.
21.Melakukan pemeriksaan pada ekstremitas
Pemeriksaan pada ekstremitas ini dilakukan untuk memeriksa kondisi fisik
dan membantu dalam mendiagnosis penyakit. Pemeriksaan ini juga dapat
membantu dokter dalam menentukan perawatan yang tepat.
22. Melakukan Vulva Higiene
Untuk mempertahankan kesehatan dan mencegah infeksi di daerah vulva,
perineum, mauun uterus. Membantu penyembuhan luka perineum/jahitan pada
perineum. Untuk kebersihan perineum dan vulva.
23. Melakukan pemeriksaan pada genitalia luar dan dalam
Yaitu untuk mendapatkan informasi obyektif tentang keadaan pasien
sehingga jika terjadi komplikasi dapat segera dilakukan intervensi yang tepat.
24. Melakukan pemeriksaan reflek patella
Pemeriksaan refleks patella bertujuan sebagai monitoring/pemantauan.
Apabila pada saat pemberian, refleks patella menghilang, maka harus diwaspadai
toksisitas MgSO4

Anda mungkin juga menyukai