Anda di halaman 1dari 14

TUGAS MAKALAH KELOMPOK II

PEMERIKSAAN FISIK (HEAD TO TOE) PADA MASA KEHAMILAN

DISUSUN OLEH: II

NIKEN PUJANINGRUM MARYAM MULYANA

H.SABRI

RISMAWATI DINA MUHRIM

ERMAYANTI HESTI

RINA SULFIAH AYU FACHRIANI

WAHIDAH PUTRI ANGKASARI

KEBIDANAN UNIVERSITAS MEGA REZKY MAKASSAR

TAHUN 2021/2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan kami

berbagai macam nikmat, sehingga aktivitas hidup yang kami jalani akan selalu

membawa keberkahan, baik kehidupan di alam dunia ini maupun kehidupan akhirat

kelak, sehingga semua cita-cita serta harapan yang ingin kami capai menjadi lebih

mudah dan penuh manfaat.

Terima kasih sebelum dan sesudahnya kami ucapkan kepada dosen serta

teman-teman sekalian yang telah membantu, baik bantuan berupa moril maupun

materil, sehingga makalah ini dapat terselesaikan dalam waktu yang telah

ditentukan.

kami menyadari di dalam penyusunan makalah ini masih jauh dari

kesempurnaan serta banyak kekurangannya baik dari segi tata bahasa maupun

dalam hal yang pengkonsolidasian kepada dosen serta teman-teman sekalian, untuk

itu  besar harapan kami jika ada kritik maupun saran dari dosen maupun teman-

teman sekalian yang membangun untuk lebih menyempurnakan makalah-makalah

kelompok kami.

Makassar , 20 September  2021

               
Penyusun

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Kehamilan menurut Federasi Obsetri Ginekologi internasional, Kehamilan

didefinisikan sebagai fertilisasi atau penyatuan dari spermatozoa dan ovum dan

dilanjutkan dengan nidasi atau implantasi. Bila dihitung dari saat fertilisasi

sehingga lahirnya bayi, kehamilan normal akan berlangsung dalam waktu 40

minggu atau 10 bulan atau 9 bulan menurut kalender internasional. 

Pemeriksaan fisik adalah pengumpulan data yang sistematis dengan

memakai indera penglihatan, pendengaran, penciuman, dan rasa untuk

mendeteksi masalah kesehatan klien. Untuk pemeriksaan perawat fisik

menggunakan teknik inspeksi, auskultasi, palpasi, dan perkusi.

B. RUMUSAN MASALAH

Adapun rumusan masalah yang mendasari pembuatan makalah ini adalah

sebagai berikut :

1. Apa yang dimaksud dengan kehamilan ?

2. Apa yang dimaksud dengan pemeriksan fisik (head to toe).

C. TUJUAN PENULISAN

1. Mahasiswa mampu memahami apa itu kehamilan

2. Mahasiswa mampu memahami apa itu pemeriksaan fisik (head to toe)


BAB II

PEMBAHASAN

A. KEHAMILAN

1. Definisi

Kehamilan menurut Federasi Obsetri Ginekologi internasional, Kehamilan

didefinisikan sebagai fertilisasi atau penyatuan dari spermatozoa dan ovum

dan dilanjutkan dengan nidasi atau implantasi. Bila dihitung dari saat

fertilisasi sehingga lahirnya bayi, kehamilan normal akan berlangsung dalam

waktu 40 minggu atau 10 bulan atau 9 bulan menurut kalender internasional. 

Proses kehamilan merupakan mata rantai yang bersinambung dan terdiri

dari: ovulasi, migrasi spermatozoa dan ovum, konsepsi dan pertumbuhan

zigot, nidasi (implantasi) pada uterus, pembentukan plasenta dan tumbuh

kembang hasil konsepsi sampai aterm.

2. Klasifikasi

Kehamilan diklasifikasikan dalam 3 trimester menurut Sarwono Prawirohardjo,

2011.

a. Trimester kesatu, dimulai dari konsepsi sampai 3 bulan (0- 12 minggu).

b. Trimester kedua dari bulan keempat sampai 6 bulan (13-27 minggu).

c. Trimester ketiga dari bulan ketujuh sampai 9 bulan (28-40 minggu).

B. PEMERIKSAAN FISIK

1. DEFINISI

Pemeriksaan fisik adalah pengumpulan data yang sistematis dengan

memakai indera penglihatan, pendengaran, penciuman, dan rasa untuk


mendeteksi masalah kesehatan klien. Untuk pemeriksaan perawat fisik

menggunakan teknik inspeksi, auskultasi, palpasi, dan perkusi.

2. Langkah Langkah Pemeriksaan Perhatikan Tanda – Tanda Tubuh yang Sehat

Pemeriksaan pandang dimulai semenjak bertemu dengan pasien. Perhatikan

bagaimana sikap tubuh, keadaan punggung dan cara berjalannya. Apakah

cenderung membungkuk, terdapat lordosis, kifosis, scoliosis atau pincang

dsb. Lihat dan nilai kekuatan ibu ketika berjalan, apakah ia tampak nyaman

dan gembira, apakah ibu tampak lemah.

3. Pengukuran Tinggi Badan dan Berat Badan

Timbanglah berat badan ibu pada setiap pemeriksaan kehamilan. Bila tidak

tersedia timbangan, perhatikan apakah ibu bertambah berat badannya. Berat

badan ibu hamil biasanya naik sekitar 9-12 kg selama kehamilan. Yang

sebagian besar diperoleh terutama pada trimester kedua dan ketiga

kehamilan. Kenaikan berat badan menunjukkan bahwa ibu mendapat cukup

makanan. Jelaskan bahwa berat badan ibu naik secara normal yang

menunjukkan janinnya tumbuh dengan baik bila kenaikan berat badan ibu

kurang dari 5 kg pada kehamilan 28 minggu maka ia perlu dirujuk. Tinggi

berat badan hanya diukur pada kunjungan pertama.

4. Tanda- tanda Vital

a) Pemeriksaan Tekanan Darah

Tekanan darah pada ibu hamil bisanya tetap normal, kecuali bila ada

kelainan. Bila tekanan darah mencapai 140/90 mmhg atau lebih mintalah

ibu berbaring miring ke sebelah kiri dan mintalah ibu bersantai sampai

terkantuk. Setelah 20 menit beristirahat, ukurlah tekanan darahnya. Bila

tekanan darah tetap tinggi, maka hal ini menunjukkan ibu menderita pre
eklamsia dan harus dirujuk ke dokter serta perlu diperiksa kehamilannya.

Ibu dipantau secara ketat dan anjurkan ibu persalinannya direncanakan di

rumah sakit.

b) Suhu normalnya 36.5°c- 37°c

c) Pernapasan

d) Nadi

C. PEMERIKSAAN HEADE TO TOE

Pemeriksaan dilakukan dari ujung rambut sampai ke ujung kaki, yang dalam

pelaksanaannya dilakukan secara sistematis atau berurutan. Pada saat

melakukan pemeriksaan daerah dada dan perut, pemeriksaan inspeksi,

palpasi, auskultasi dilakukan secara berurutan dan bersamaan sehingga tidak

adanya kesan membuka tutup baju pasien yang mengakibatkan rasa malu

pasien.

Dibawah ini akan diuraikan pemeriksaan obstetric yaitu dengan melakukan

inspeksi, palpasi, auskultasi, perkusi terhadap ibu hamil dari kepala sampai kaki.

1. Pemeriksaan Kepala

Inspeksi

a. Kulit kepala (ada luka / tidak, bersih / kotor, ada ketombe / tidak, ada

kutu / tidak)

b. Rambut pasien.

 Keadaan rambut (rontok, pecah-pecah, kusam)

 Warna rambut (hitam, merah, beruban, atau menggunakan cat

rambut)

 Bau rambut (berbau / tidak). Bila berbau apa penyebabnya.

Palpasi
Raba dan rasakan (ada/ tidak) : nyeri tekan, benjolan,

2. Pemeriksaan Mata

Inspeksi dan Palpasi

Kelengkapan dan kesimetrisan mata pasien (lengkap/ tidak, simetris/ tidak).

Tarik kelopak mata bagian bawah dan amati konjungtiva (pucat/ tidak), sklera

(kuning/ tidak),dan adakah peradangan pada konjungtiva (warna kemerahan).

3. Pemeriksaan Telinga

Inspeksi dan palpasi

Telinga : bentuk (simetris kiri dan kanan), ukuran (lebar/ sedang/ kecil), nyeri

(ada/ tidak). Lubang telinga, kalau perlu gunakan otoskop (periksa ada/ tidak)

: serumen, benda asing, perdarahan. Membran telinga (utuh/ tidak).

4. Lihatlah wajah atau muka pasien

Inpeksi

Adakah cloasma gravidarum, pucat pada wajah adalah pembengkakan pada

wajah. Bila terdapat pucat pada wajah periksalah konjungtiva dan kuku pucat

menandakan bahwa ibu menderita anemia, sehingga me merlukan tindakan

lebih lanjut. Jelaskan bahwa ibu sedang diperiksa apakah kurang darah atau

tidak.

5. mulut pasien.

Inpeksi

Apakah tampak bibir pucat, bibir kering pecah-pecah adakah stomatitis,

gingivitis, adakah gigi yang tanggal, adakah gigi yang berlobang, caries gigi.

Selain dilihat dicium adanya bau mulut yang menyengat.


6. Pemeriksaan leher

Inspeksi dan palpasi

Ada pembesaran kelenjar tiroid/ tidak. Letakkan tangan pemeriksa pada leher

pasien, palpasi pada fossa suprasternal dengan jari telunjuk dan jari tengah,

pasien diminta untuk menelan. Bila teraba kelenjar tiroid, tentukan menurut

bentuk, ukuran, konsistensi, dan permukaannya.

Ada pembesaran kelenjar limfe/ tidak (terutama pada leher, submandibula,

dan sekitar telinga). Ada pembesaran vena jugularis/ tidak. Nilai normal

Jugular Venous Pressure (JVP) adalah 2 – 5 cmHg.

7. Lihat dan raba payudara,

pada kunjungan pertama pemeriksaan payudara terhadap kemungkinan

adanya benjolan yang tidak normal. Lihatlah apakah payudara simetris atau

tidak, putting susu menonjol atau datar atau bahkan masuk

8. pemeriksaan abdomen

pemeriksaan abdomen adalah untuk menentukan letak dan presentasi janin,

turunnya bagian janin yang terbawah, tinggi fundus uteri dan denyut jantung

janin. Sebelum memulai pemeriksaan abdomen, penting untuk dilakukan hal–

hal sebagai berikut :

a) Mintalah ibu untuk mengosongkan kandung kemihnya bila perlu.

b) bantulah ia untuk santai. Letakkan sebuah bantal dibawah kepala dan

bahunya. Fleksikan tangan dan lutut. Jika ia gelisah bantulah ia untuk

santai dengan memintanya menarik nafas panjang.


c) cucilah tangan anda sebelum mulai memeriksa, keringkan dan usahakan

agar tangan perawat cukup hangat. Lihatlah bentuk pembesaran perut

(melintang, memanjang, asimetris) adakah linea alba nigra, adakah striae

gravidarum, adakah bekas luka operasi, adakah tampak gerakan janin,

rasakan juga dengan pemeriksaan raba adanya pergerakan janin. Pada

kehamilan 24 minggu fundus berada di pusat. Secara kasar dapat dipakai

pegangan bahwa setiap bulannya fundus naik 2 jari tetapi perhitungan

tersebut sering kurang tepat karena ukuran jari pemeriksa sangat

bervariasi.

d) Pemeriksaan leopold I, untuk menentukan bagian janin yang berada

dalam fundus uteri. Petunjuk cara pemeriksaan : Pemeriksa berdiri

disebelah kanan pasien, menghadap kearah kepala pasien. Kedua

tangan diletakkan pada bagian atas uterus dengan mengikuti bentuk

uterus. Lakukan palpasi secara lembut untuk menentukan bentuk, ukuran

konsistensi dan gerakan janin. Tentukan bagian janin mana yang terletak

di fundus.

e) Pemeriksaan Leopold II, untuk menentukan bagian janin yang berada

pada kedua sisi uterus. Petunjuk pemeriksaan : Pemeriksa berdiri

disebelah kanan pasien, menghadap kepala pasien. Kedua telapak

tangan diletakkan pada kedua sisi perut, dan lakukan tekanan yang

lembut tetapi cukup dalam untuk meraba dari kedua sisi. Secara perlahan

geser jari-jari dari satu sisi ke sisi lain untuk menentukan pada sisi mana

terletak pada sisi mana terletak punggung, lengan dan kaki.

f) Pemeriksaan Leopold III, untuk menentukan bagian janin apa yang

berada pada bagian bawah. Petunjuk cara memeriksa: Lutut ibu dalam
posisi fleksi, raba dengan hati-hati bagian bawah abdomen pasien tepat

diatas simfisis pubis.

g) Leopold IV, untuk menentukan presentasi dan “engangement”. Petunjuk

dan cara memeriksa : Pemeriksa menghadap kearah kaki ibu. Kedua lutut

ibu masih pada posisi fleksi. Letakkan kedua telapak tangan pada bagian

bawah abdomen dan coba untuk menekan kearah pintu atas panggul

pada dasarnya sama dengan pemeriksaan Leopold III, menilai bagian

janin terbawah yang berada didalam panggul dan menilai seberapa jauh

bagian tersebut masuk melalui pintu atas panggul.

h) Pemeriksaan Denyut Jantung Janin.

Denyut jantung janin menunjukkan kesehatan dan posisi janin terhadap

ibu. Dengarkan denyut jantung janin (DJJ) sejak kehamilan 20 minggu.

Jantung janin biasanya berdenyut 120-160 kali permenit. Tanyakan

kepada ibu apakah janin sering bergerak, katakana pada ibu bahwa DJJ

telah dapat didengar.

9. Pemeriksaan Genetalia

Inpeksi dan palpasi

Cucilah tangan, kemudian kenakan sarung tangan sebelum memeriksa

vulva. Pada vulva terlihat adanya sedikit cairan jernih atau berwarna putih

yang tidak berbau. Pada kehamilan normal, tak ada rasa gatal, luka atau

perdarahan. Rabalah kulit didaerah selangkangan, pada keadaan normal

tidak teraba adanya benjolan kelenjar. Setelah selesai cucilah tangan dengan

sarung tangan yang masih terpasang, kemudian lepaskan sarung tangan dan

sekali lagi cucilah tangan dengan sabun.

10. Panggul
Pada ibu hamil terutama primigravida perlu dilakukan pemeriksaan untuk

menilai keadaan dan bentuk panggul. Apakah terdapat kelainan atau

keadaan yang dapat menimbulkan penyulit persalinan. Cara melakukan

pemeriksaan panggul yaitu dengan :

1) Inspeksi yaitu dilihat apakah terdapat dugaan kesempitan panggul atau

kelainan panggul, misalnya. klien sangat pendek, berjalan pincang,

terdapat kelainan bentuk tulang belakang, belah ketupat michealis

tidak simetris.

2) Palpasi, klien dapat diduga mempunyai kelainan atau kesempitan panggul

atau tidak bila pada primigravida pada kehamilan 36 minggu atau

lebih kepala belum masuk pintu atas panggul (PAP). Primigravida

pada kehamilan aterm terdapat kelainan letak.

3) Pemeriksaan dengan menggunakan pengukuran ukuran panggul luar.

Alat yang paling sering digunakan untuk mengukur ukuran luar panggul

adalah jangka panggul martin.

I. Distansia spinarum Yaitu jarak antara spina iliaka anterior kanan dan

kiri dengan ukuran panggul normal 23-26 cm (gambar 1).

II. Distansia kristarum Yaitu jarak terjauh antara Krista iliaka kanan dan

kiri dengan ukuran sekitar 26-29 cm. Bila selisih antara distransia

kristarum dan distansia spinarum kurang dari 26 cm, kemungkinan

besar kesempitan panggul (gambar 2).

III. Distansia tuberum Yaitu ukuran melintang dari pintu bawah panggul

atau jarak antara tuber ischiadikum kanan dan kiri dengan ukuran

normal 10,5- 11 cm (gambar 3).


IV. Konjugata eksterna (Boudeloge) Yaitu jarak antara tepi atas simfisis

dan prosesus spinosus lumbal V dengan ukuran normal 18 -20 cm. bila

diameter boundeloque kurang dari 16 cm kemungkinan terdapat

kesempitan panggul (gambar 4).

11. Ekstremitas

Periksa adanya oedema yang paling mudah dilakukan pretibia dan mata

kaki, dengan cara menekan jari beberapa detik. Apabila terjadi cekung yang

tidak lekas pulih kembali, berarti edema posilif. Edema positif pada tungkai

menandakan adanya preeklamsia.

12. Pemeriksaan lutut (patella)

Minta ibu duduk dengan tungkai tergantung bebas. jelaskan apa yang

hendak dilakukan. Raba tendon di bawah lutut. Dengan menggunakan

hammer ketuklah tendon pada lutut bagian depan. Tungkai bawah akan

bergerak sedikit ketika tendon ditekuk. Bila reflek lutut negatif kemungkinan
klien kekurangan B1. bila gerakan berlebihan dan cepat, hal ini menunjukkan

preeklamsial.

BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Proses kehamilan merupakan mata rantai yang bersinambung dan terdiri dari:

ovulasi, migrasi spermatozoa dan ovum, konsepsi dan pertumbuhan zigot,

nidasi (implantasi) pada uterus, pembentukan plasenta dan tumbuh kembang

hasil konsepsi sampai aterm.

Pemeriksaan dilakukan dari ujung rambut sampai ke ujung kaki, yang dalam

pelaksanaannya dilakukan secara sistematis atau berurutan. Pada saat

melakukan pemeriksaan daerah dada dan perut, pemeriksaan inspeksi,

palpasi, auskultasi dilakukan secara berurutan dan bersamaan sehingga tidak

adanya kesan membuka tutup baju pasien yang mengakibatkan rasa malu

pasien.

B. SARAN

Demikian yang dapat kami paparkan mengenai materi Pemeriksaan Umum

Dalam Prakte Kebidanan pokok bahasan dalam makalah ini, tentunya masih

banyak kekurangan dan kelemahannya, kerena terbatasnya pengetahuan dan

kurangnya rujukan atau referensi yang ada hubungannya dengan judul

makalah ini. Kami  banyak berharap agar  pembaca memberikan kritik dan

saran yang membangun kepada kami demi sempurnanya makalah ini di


kesempatan-kesempatan berikutnya. Semoga makalah ini berguna bagi

penulis pada khususnya juga para pembaca pada umumnya.

DAFTAR PUSTAKA

Annisa, Faida. Dkk. 2016. Pemeriksaan fisik head to toe. Sidoarjo. Akademi
keperawatan

Mufdlilah. 2020. Panduan asuhan kebidanan ibu hamil. Jogjakarta. Nuha medika

Khoaira Miftahur. Dkk. 2019 Asuhan Kebidanan Kehamilan. Surabaya. Cv jakad

publishing

Anda mungkin juga menyukai