Anda di halaman 1dari 54

MODUL MATA KULIAH

ASUHAN KEBIDANAN PADA IBU HAMIL (ANC)

STIKES PELITA ILMU DEPOK


TAHUN 2022/2023
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa sehingga


Modul Ajar Mata Kuliah Asuhan Kehamilan Pada Ibu Hamil (ANC)
ini telah dapat diperbuat. Mudah-mudahan modul ini bermanfaat bagi
kemajuan pendidikan bidan di Indonesia umumnya, serta dapat
digunakan oleh para mahasiswa dan staf pengajar dalam menjalankan
dan menyelenggarakan proses belajar-mengajar di Sekolah Tinggi
Ilmu Kesehatan (STIKes) Pelita Ilmu Depok.

Modul ini disusun dengan tujuan untuk memudahkan proses


pembelajaran, yang diharapkan mahasiswa banyak membaca dan
berlatih untuk materi Kehamilan untuk dapat memberikan pelayanan
yang service excellent untuk kesehatan ibu dan masa kehamilan dalam
bidang kebidanan.

Setelah mempelajari dan membaca modul ini, diharapkan tujuan


dan kompetensi pembelajaran dapat tercapai dengan baik, Kiranya
pembaca mendapatkan hasil yang maksimal dari modul ini. Selamat
belajar. Semoga Tuhan memberikan kemudahan dan memberkati
upaya kita semua.

Bogor, 15 April 2022

Penyusun
DESKRIPSI

Mata kuliah ini memberikan kemampuan kepada mahasiswa untuk memberikan


asuhan kebidanan pada ibu hamil normal dengan bantuan, didasari konsep-konsep,
sikap dan ketrampilan serta evidence based dalam praktek antenatal.

Setelah mempelajari dan membaca modul ini, diharapkan mahasiswa dapat


memahami dan menerapkan asuhan kehamilan pada ibu hamil dan pembaca
mendapatkan hasil yang maksimal dari modul ini.

TUJUAN

1. TUJUAN UMUM
Setelah mengikuti praktikum ini mahasiswa mampu memberikan asuhan
kebidanan pada ibu hamil normal dengan bantuan, didasari konsep-konsep, sikap
dan ketrampilan serta hasil evidence based dalam praktik antenatal yang
menggunakan manajamen kebidanan.
2. TUJUAN KHUSUS
Setelah mengikuti praktikum ini mahasiswa mampu melakukan :
a. Pemeriksaan fisik ibu hamil
b. Pemeriksaan laboratoruim HB Sahli
c. Pemeriksaan Laboratorium Glukosa dan Protein urine
d. Senam hamil
TOPIK 1

KEGIATAN PRAKTIKUM PEMERIKSAAN


FISIK IBU HAMIL

A. PEMERIKSAAN FISIK IBU HAMIL


Dalam pemeriksaan kehamilan meliputi beberapa langkah antara lain :

1. Perhatikan tanda – tanda tubuh yang sehat

Pemeriksaan pandang dimulai semenjak bertemu dengan pasien.

Perhatikan bagaimana sikap tubuh, keadaan punggung dan cara berjalannya.

Apakah cenderung membungkuk, terdapat lordosis, kifosis, scoliosis atau

pincang dsb. Lihat dan nilai kekuatan ibu ketika berjalan, apakah ia tampak

nyaman dan gembira, apakah ibu tampak lemah

2. Pengukuran tinggi badan dan berat badan

Timbanglah berat badan ibu pada setiap pemeriksaan kehamilan. Bila

tidak tersedia timbangan, perhatikan apakah ibu bertambah berat badannya.

Berat badan ibu hamil biasanya naik sekitar 9-12 kg selama kehamilan. Yang

sebagian besar diperoleh terutama pada trimester kedua dan ketiga kehamilan.

Kenaikan berat badan menunjukkan bahwa ibu mendapat cukup makanan.

Jelaskan bahwa berat badan ibu naik secara normal yang menunjukkan

janinnya tumbuh dengan baik bila kenaikan berat badan ibu kurang dari 5 kg

pada kehamilan 28 minggu maka ia perlu dirujuk.

Tinggi berat badan hanya diukur pada kunjungan pertama. Bila tidak

tersedia alat ukur tinggu badan maka bagian dari dinding dapat ditandai

dengan ukuran centi meter. Pada ibu yang pendek perlu diperhatikan

kemungkinan mempunyai panggul yang sempit sehingga menyulitkan dalam


pemeriksaan. Bila tinggu badan ibu kurang dari 145 atau tampak pendek

dibandingkan dengan rata-rata ibu, maka persalinan perlu diwaspadai.

3. Pemeriksaan tekanan darah

Tekanan darah pada ibu hamil bisanya tetap normal, kecuali bila ada

kelainan. Bila tekanan darah mencapai 140/90 mmhg atau lebih mintalah ibu

berbaring miring ke sebelah kiri dan mintalah ibu bersantai sampai terkantuk.

Setelah 20 menit beristirahat, ukurlah tekanan darahnya. Bila tekanan darah

tetap tinggi, maka hal ini menunjukkan ibu menderita pre eklamsia dan harus

dirujuk ke dokter serta perlu diperiksa kehamilannya. Khususnya tekanan

darahnya lebih sering (setiap minggu). Ibu dipantau secara ketat dan anjurkan

ibu persalinannya direncanakan di rumah sakit.

4. Pemeriksaan dari ujung rambut sampai ke ujung kaki

Pemeriksaan fisik pada kehamilan dilakukan melalui pemeriksaan

pandang (inspeksi), pemeriksaan raba (palpasi), periksa dengar

(auskultasi),periksa ketuk (perkusi). Pemeriksaan dilakukan dari ujung rambut

sampai ke ujung kaki, yang dalam pelaksanaannya dilakukan secara sistematis

atau berurutan.

Pada saat melakukan pemeriksaan daerah dada dan perut, pemeriksaan

inspeksi, palpasi, auskultasi dilakukan secara berurutan dan bersamaan

sehingga tidak adanya kesan membuka tutup baju pasien yang mengakibatkan

rasa malu pasien.

Dibawah ini akan diuraikan pemeriksaan obstetric yaitu dengan

melakukan inspeksi, palpasi, auskultasi, perkusi terhadap ibu hamil dari

kepala sampai kaki.

a. Lihatlah wajah atau muka pasien


Adakah cloasma gravidarum, pucat pada wajah adalah

pembengkakan pada wajah. Bila terdapat pucat pada wajah periksalah

konjungtiva dan kuku pucat menandakan bahwa ibu menderita anemia,

sehingga memerlukan tindakan lebih lanjut. Jelaskan bahwa ibu sedang

diperiksa apakah kurang darah atau tidak. Sebutkan bahwa bila ibu tidak

kurang darah ia akan lebih kuat selama kehamilan dan persalinan.

Jelaskan pula bahwa tablet tambah darah mencegah kurang darah.

Bila terdapat bengkak diwajah, periksalah adanya bengkak pada

tangan dan kaki. Sedikit bengkak pada mata kaku dapat terjadi pada

kehamilan normal, namun bengkak pada tangn dan atau wajah tanda

preeklamsi. Perhatikan wajah ibu apakah bengkak dan tanyakan pada ibu

apakah ia sulit melepaskan cincin atau gelang yang dipakainya. Mata kaki

yang bengkak dan menimbulkan cekungan yang tak cepat hilang bila

ditekan, maka ibu harus dirujuk ke dokter, dipantau ketat kehamilannya

dan tekanan darahnya, serta direncanakan persalinannya dirumah sakit.

Selain memeriksa ada tidaknya pucat pada konjungtiva, lihatlah

sclera mata adakah sclera kuning atau ikterik

b. Lihatlah mulut pasien. Adakah tampak bibir pucat, bibir kering pecah-

pecah adakah stomatitis, gingivitis, adakah gigi yang tanggal, adakah

gigi yang berlobang, caries gigi. Selain dilihat dicium adanya bau mulut yang

menyengat.

a) Lihatlah kelenjar gondok, adakah pembesaran kelenjar thyroid,

pembengkakan saluran linfe

b) Lihat dan raba payudara, pada kunjungan pertama pemeriksaan payudara

terhadap kemungkinan adanya benjolan yang tidak normal. Lihatlah


apakah payudara simetris atau tidak, putting susu menonjol atau datar

atau bahkan masuk. Putting susu yang datar atau masuk akan

mengganggu proses menyusui nantinya. Apakah asinya sudah keluar atau

belum. Lihatlah kebersihan areola mammae adakah hiperpigmentasi

areola mammae.

c) Lakukan pemeriksaan inspeksi, palpasi dan auskultasi pada perut ibu.

Tujuan pemeriksaan abdomen adalah untuk menentukan letak dan

presentasi janin, turunnya bagian janin yang terbawah, tinggi fundus uteri

dan denyut jantung janin.

Sebelum memulai pemeriksaan abdomen, penting untuk dilakukan hal–

hal sebagai berikut :

1) Mintalah ibu untuk mengosongkan kandung kemihnya bila perlu

2) bantulah ia untuk santai. Letakkan sebuah bantal dibawah kepala dan

bahunya. Fleksikan tangan dan lutut. Jika ia gelisah bantulah ia untuk

santai dengan memintanya menarik nafas panjang.

3) cucilah tangan anda sebelum mulai memeriksa, keringkan dan

usahakan agar tangan perawat cukup hangat.

Lihatlah bentuk pembesaran perut (melintang, memanjang,

asimetris) adakah linea alba nigra, adakah striae gravidarum, adakah

bekas luka operasi, adakah tampak gerakan janin, rasakan juga dengan

pemeriksaan raba adanya pergerakan janin. Tentukan apakah

pembesaran perut sesuai dengan umur kehamilannya. Pertumbuhan

janin dinilai dari tingginya fundus uteri. Semakin tua umur kehamilan,

maka semakin tinggi fundus uteri. Namun pada umur kehamilan 9

bulan fundus uteri akan turun kembali karena kepala telah turun atau
masuk ke panggul. Pada kehamilan 12 minggu, tinggi fundus uteri

biasanya sedikit diatas tulang panggul. Pada kehamilan 24 minggu

fundus berada di pusat. Secara kasar dapat dipakai pegangan bahwa

setiap bulannya fundus naik 2 jari tetapi perhitungan tersebut sering

kurang tepat karena ukuran jari pemeriksa sangat bervariasi. Agar

lebih tepat dianjurkan memakai ukuran tinggi fundus uteri dri simfisis

pubis dalam sentimeter dengan pedoman sebagai berikut:

Umur kehamilan Tinggi fundus uteri

20 minggu 20 cm
24 minggu 24 cm
28 minggu 28 cm
32 minggu 32 cm
36 minggu 34- 46 cm

Jelaskan pada ibu bahwa perutnya akan semakin membesar karena

pertumbuhan janin. Pada kunjungan pertama, tingginya fundus

dicocokkan dengan perhitungan umur kehamilan hanya dapat

diperkirakan dari hari pertama haid (HPHT). Bila HPHT tidak

diketahui maka umur kehamilan hanya dapat diperkirakan dari

tingginya fundus uteri. Pada setiap kunjungan, tingginya fundus uteri

perlu diperiksa untuk melihat pertumbuhan janin normal, terlalu kecil

atau terlalu besar.

5. Pemeriksaan leopold I, untuk menentukan bagian janin yang berada

dalam fundus uteri.

Petunjuk cara pemeriksaan :

Pemeriksa berdiri disebelah kanan pasien, menghadap kearah kepala pasien.

Kedua tangan diletakkan pada bagian atas uterus dengan mengikuti bentuk

uterus. Lakukan palpasi secara lembut untuk menentukan bentuk, ukuran


konsistensi dan gerakan janin. Tentukan bagian janin mana yang terletak di

fundus.

Gambar

Hasil: jika kepala janin yang nerada di fundus, maka palpasi akan teraba bagian

bulat, keras dan dapat digerakkan (balotemen). Jika bokong yang terletak di

fundus,maka pemeriksa akan meraba suatu bentuk yang tidak spesifik, lebih besar

dan lebih lunak dari kepala, tidak dapat digerakkan, serta fundus terasa penuh.

Pada letak lintang palpasi didaerah fundus akan terasa kosong.

6. Pemeriksaan Leopold II, untuk menentukan bagian janin yang berada

pada kedua sisi uterus.

Petunjuk pemeriksaan :

Pemeriksa berdiri disebelah kanan pasien, menghadap kepala pasien. Kedua

telapak tangan diletakkan pada kedua sisi perut, dan lakukan tekanan yang

lembut tetapi cukup dalam untuk meraba dari kedua sisi. Secara

perlahan geser jari-jari dari satu sisi ke sisi lain untuk menentukan pada sisi

mana terletak pada sisi mana terletak punggung, lengan dan kaki.
Gambar :

Hasil : bagian bokong janin akan teraba sebagai suatu benda yang keras

pada beberapa bagian lunak dengan bentuk teratur,sedangkan bila teraba

adanya bagian – bagian kecil yang tidak teratur mempunyai banyak

tonjolan serta dapat bergerak dan menendang, maka bagian tersebut

adalah kaki, lengan atau lutut. Bila punggung janin tidak teraba di kedua

sisi mungkin punggung janin berada pada sisi yang sama dengan

punggung ibu (posisi posterior) atau janin dapat pula berada pada posisi

dengan punggung teraba disalah satu sisi.

7. Pemeriksaan Leopold III, untuk menentukan bagian janin apa yang

berada pada bagian bawah.

Petunjuk cara memeriksa:

Lutut ibu dalam posisi fleksi, raba dengan hati-hati bagian bawah abdomen

pasien tepat diatas simfisis pubis. Coba untuk menilai bagian janin apa yang

berada disana. Bandingkan dengan hasil pemeriksaan Leopold.


Gambar

Hasil : bila bagian janin dapat digerakkan kearah cranial ibu, maka bagian

terbawah dari janin belum melewati pintu atas panggul. Bila kepala yang

berada diabagian terbawah, coba untuk menggerakkan kepala. Bila kepala

tidak dapat digerakkan lagi, maka kepala sudah “engaged” bila tidak dapat

diraba adanya kepala atau bokong, maka letak janin adalah melintang.

8. Pemeriksaan Leopold IV, untuk menentukan presentasi dan “engangement”.

Petunjuk dan cara memeriksa :

Pemeriksa menghadap kearah kaki ibu. Kedua lutut ibu masih pada posisi

fleksi. Letakkan kedua telapak tangan pada bagian bawah abdomen dan coba

untuk menekan kearah pintu atas panggul

gambar
Hasil: pada dasarnya sama dengan pemeriksaan Leopold III, menilai

bagian janin terbawah yang berada didalam panggul dan menilai seberapa

jauh bagian tersebut masuk melalui pintu atas panggul.

9. Pemeriksaan denyut jantung janin.

Denyut jantung janin menunjukkan kesehatan dan posisi janin

terhadap ibu. Dengarkan denyut jantung janin (DJJ) sejak kehamilan 20

minggu. Jantung janin biasanya berdenyut 120-160 kali permenit. Tanyakan

kepada ibu apakah janin sering bergerak, katakana pada ibu bahwa DJJ telah

dapat didengar. Mintalah ibu segera bila janinnya berhenti bergerak. Bila

sampai umur kehamilan 28 minggu denyut jantung janin tidak dapat didengar

atau denyutnya lebih dari 160 atau kurang dari 120 kali permenit atau

janinnya berkurang gerakannya atau tidak bergerak, maka ibu perlu segera

dirujuk.

10. Pemeriksaan punggung dibagian ginjal.

Tepuk punggung di bagian ginjal dengan bagian sisi tangan yang

dikepalkan. Bila ibu merasa nyeri, mungkin terdapat gangguan pada ginjal

atau salurannya.

Gambar

11. Pemeriksaan genetalia

Cucilah tangan, kemudian kenakan sarung tangan sebelum memeriksa


vulva. Pada vulva terlihat adanya sedikit cairan jernih atau berwarna putih

yang tidak berbau. Pada kehamilan normal, tak ada rasa gatal, luka atau

perdarahan. Rabalah kulit didaerah selangkangan, pada keadaan normal tidak

teraba adanya benjolan kelenjar. Setelah selesai cucilah tangan dengan sarung

tangan yang masih terpasang, kemudian lepaskan sarung tangan dan sekali

lagi cucilah tangan dengan sabun.

12. Distansia tuberan

Yaitu ukuran melintang dari pintu bawah panggul atau jarak antara tuber

iskhiadikum kanan dan kiri dengan ukuran normal 10,5-11cm

gambar

1. Konjugata eksterna (Boudeloge)

yaitu jarak antar tepi atas simfisis dan prosesus spinosus lumbal V, dengan

ukuran normal sekitar 18-20 cm. bila diameter bouldelogue kurang dari 16

cm, kemungkinan besar terdapat kesempitan panggul.

gambar
Pada ibu hamil terutama primigravida perlu dilakukan pemeriksaan untuk

menilai keadaan dan bentuk panggul apakah terdapat kelainan atau keadaan

yang dapat menimbulkan penyulit persalinan. Ada empat cara melakukan

pemeriksaan panggul yaitu dengan pemeriksaan pangdang (inspeksi) dilihat

apakah terdapat dugaan kesempitan panggul atau kelainan panggul, misalnya

pasien sangat pendek, bejalan pincang, terdapat kelainan seperti kifosis atau

lordosis, belah ketupat michaelis tidah simetris. Dengan pemeriksaan raba,

pasien dapat diduga mempunyai kelainan atau kesempitan panggul bial pada

pemeriksaan raba pasien didapatkan: primigravida pada kehmilan aterm

terdapat kelainan letak. Perasat Osborn positif fengan melakukan pengukuran

ukuran-ukuran panggul luar.

Alat untuk mengukur luar panggul yang paling sering digunakan adalah

jangka panggul dari martin. Ukuran – ukuran panggul yang sering digunakan

untuk menilai keadaan panggul adalah:

a. Distansia spinarum

Yaitu jarak antara spina iliaka anterior superior kanan dan kiri, dengan

ukuran normal 23-26 cm

b. Distansia kristarum
Yaitu jarak antara Krista iliaka terjauh kanan dan kiri dengan ukuran

sekitar 26-29 cm. bila selisih antara distansi kristarum dan distansia

spinarum kurang dari 16 cm, kemungkinan besar adanya kesempitan

panggul.

13. Pemeriksaan ektremitas atas bawah

Memeriksa adanya oedema yang paling mudah dilakukan didaerah

pretibia dan mata kaki dengan cara menekan jari beberapa detik. Apabila

terjadi cekung yang tidak lekas pulih kembali berarti oedem positif. Oedem

positif pada tungkai kaki dapat menendakan adanya pre eklampsia. Daerah

lain yang dapat diperiksa adalah kelopak mata. Namun apabila kelopak mata

sudah oedem biasanya keadaan pre eklamsi sudah lebih berat.

Gambar

1. Pemeriksaan reflek lutut (patella)

mintalah ibu duduk dengan tungkainya tergantung bebas dan jelaskan apa

yang akan dilakukan. Rabalah tendon dibawah lutut/ patella. Dengan

menggunakan hammer ketuklan rendon pada lutut bagian depan. Tungkai

bawah akan bergerak sedikit ketika tendon diketuk. Bila reflek lutut negative

kemungkinan pasien mengalami kekurangan vitamin B1. bila gerakannya

berlebihan dan capat maka hal ini mungkin merupakan tanda pre eklamsi.
Gambar

B. PENGUKURAN TINGGI FUNDUS UTERI


TFU dapat diukur dengan beberapa cara yang berbeda. Engstrom dan Sitller
menulis sejarah pengukuran TFU dari tahun 1752 sampai
sekarang dengan jelas.
a. Metode I
Menentukan TFU dengan mengkombinasikan hasil pengukuran dari
memperkirakan dimana TFU berada pada setiap minggu kehamilan
dihubungkan dengan simfisis pubis wanita, umbilikus dan ujung dari
prosesus xifoid dan menggunakan lebar jari pemeriksa sebagai alat ukur.
Keuntungan metode I :
a) Digunakan jika tidak ada alat ukur
b) Cukup akurat untuk indikasi perlunya pemeriksaan lebih lanjut jika
ditemukan ketidaksesuaian hasil pemeriksaan
a. Kerugian metode I
c) Wanita bervariasi ukuran jarak simfisis pubis, prosesus xifoid dan
umbilikus
d) Jari pemeriksa bervariasi ukurannya

b. Metode II
Metode ini menggunakan alat ukur Caliper. Caliper digunakan dengan
meletakkan satu ujung pada tepi atas simfisis pubis dan ujung yang lain
pada puncak fundus. Kedua ujung diletakkan pada garis tengah
abdominal. Ukuran kemudian dibaca pada skala cm (centimeter) yang
terletak ketika 2 ujung caliper bertemu. Ukuran diperkirakan sama dengan
minggu kehamilan setelah sekitar 22-24 minggu .
Keuntungan metode II :
lebih akurat dibandingkan pita pengukur terutama untuk kehamilan
setelah 22-24 minggu
Kerugian metode II :
Lebih mahal, lebih sulit dibawa dan digunakan, susah dibaca
dibandingkan pita pengukur
c. Metode III

Menggunakan pita pengukur yang mungkin merupakan metode akurat kedua dalam
pengukuran TFU setelah 22-24 minggu kehamilan. Titik nol pita pengukur
diletakkan pada tepi atas simfisis pubis dan pita pengukur ditarik melewati garis
tengah abdomen sampai puncak. Hasil dibaca dalam skala cm, ukuran yang terukur
sebaiknya diperkirakan sama dengan jumlah minggu kehamilan setelah 22-24
minggu kehamilan.

Keuntungan :

cukup akurat, mudah, murah, praktis

Kerugian :

kurang akurat dibandingkan caliper

d. Metode IV
Garis nol pita pengukur diletakkan pada tepi atas simfisis pubis dengan 1
tangan, tangan yang lain diletakkan di batas atas fundus. Pita pengukur
diletakkan diantara jari telunjuk dan jari tengah, pengukuran dilakukan
sampai titik dimana jari menjepit pita pengukur. Hasil pengukuran
menggunakan formula matematika yaitu :

a) Sebelum fundus mencapai umbilikus ditambah 4 cm

b) Sesudah fundus mencapai umbilikus ditambah 6 cm


Keuntungan metode IV :

cukup akurat
Kerugian metode IV :
rumit, kurang praktis selain metode diatas, rumus Mc. Donald dapat digunakan oleh
beberapa pemeriksa untuk menguatkan ketepatan pengukuran TFU selama trimester
kedua dan ketiga. Perhitungannya sebagai berikut :

a) TF (cm) x 2/7 (atau + 3,5) = durasi kehamilan dalam bulan

b) TF (cm) x 8/7 = durasi kehamilan dalam minggu

C. PEMERIKSAAN DJJ JANIN


Digunakan stetoskop monoral ( funanduskup ) untuk mendengarkan DJJ Janin.
Dengan menggunakan :
METODE AUVARD : Tempat denyut jantung menurut letak janin dalam
rahim
Cara menghitung DJJ :
a. Setiap menit ( penuh 1 menit )
b. Dihitung 3 x 5 detik secara berurutan, dengan cara ini dapat diketahui
teratur tidaknya DJJ, contoh :
11 12 11
Djj : 4 x ( 11 + 12 + 11 ) = 136 x/mnt

D. SKENARIO KASUS
Ny. Wulandari usia 25 tahun datang ke polindes dengan keluhan tidak haid
kurang lebih 3 bulan, mengeluh selalu mual pada pagi hari.Ny Wulandari
mengatakan anak pertama baru beumur 1 tahun, menggunakan KB pil tapi tidak
rutin karena lupa. Ny Wulandari telah di anamnesa.

E. PETUNJUK PRAKTIKUM
Berdasarkan skenario kasus maka selanjutnya mahasiswa praktikan melakukan
kegiatan pemeriksaan fisik secara lengkap terhadap pasien.

F. STANDART OPERASIONAL PROSEDUR

PEMERIKSAAN FISIK IBU HAMIL

Pengertian Pemeriksaan fisik pada kehamilan dilakukan melalui pemeriksaan


pandang (inspeksi), pemeriksaan raba(palpasi), periksa dengar
(auskultasi) dan periksa ketuk (perkusi). pemeriksaan dilakukan dari
ujung rambut sampai keujung kaki, yang dalam pelaksanaannya
dilakukan secara sistematis atau berurutan
Tujuan Sebagai acuan dalam melakukan pemeriksaan Ante Natal Care (
ANC ), sehingga dapat menyelesaikannya dengan baik, melahirkan
bayi yang sehat dan memperoleh kesehatan yang optimal pada masa
nifas serta dapat menyusui dengan baik dan benar
Persiapan 1) Timbangan badan
Alat/Bahan 2) Tensimeter
3) Stetoscope
4) Termometer& 3 gelas u termometer
5) F u n a n d u s k u p
6) Tisu pada tempatnya
7) Bengkok
8) L i l a
9) Pen light
10) Meteran/pita
11) Laennec/Doplerelektrik
12) Alat mengukur lingkar panggul
13) Hummer untuk memeriksa reflex
14) Sarung tangan
15) Kapas kering dalam tempatnya
16) Air desinfeksi tingkat tinggi (DTT) pada komnya
17) Pengalas
18) Bengkok
19) Alat- alat untuk pengendali infeksi seperti: 2 baskom, 2 buah waslap,
tempat sampah medis dan nonmedis.
Prosedur Tahap Persiapan
Tindakan 1. Justifikasi Identitas klien
2. Menyiapkan peralatan
3. Mencuci tangan

Komunikasi terapeutik:
1. Memperkenalkan diri
2. Menjelaskan pada klien tujuan tindakan yang akan dilakukan
3. Mendapatkan persetujuan klien
4. Mengatur lingkungan sekitar klien
5. Membantu klien mendapatkan posisi yang nyaman

Tahap Kerja
1.Mengatur posisi klien senyaman mungkin
2. Melakukan penilaian secara sistematis keadaan umum pasien :
pemeriksaan inspeksi keadaan umum, perhatikan
bagaimanasikap tubuh, keadaaan punggung dan cara
berjalannya. Apakah cenderung membungkuk, terdapat lordosis,
kifosis, skoliosis atau pincang dan sebagainya, lihat dan nilai
kekuatan ibu ketika berjalan, apakah ia tampak nyaman dan kuat
atau apakah ibu tampak lemah
3. Inspeksi muka ibu apakah ibu ada kloasma gravidarum,
pucat pada wajah dan pembengkakan pada wajah(bila
terdapat pucat pada wajah, periksalah konjungtiva dan kuku,
pucat menandakan bahwa ibu menandakan anemia, sehingga
memerlukan tindakan lebih lanjut. Bila terdapat bengkak
diwajah, periksalah adanya bengkak pada tangan dan kaki.
Daerah lain yang dapat diperiksa adalah kelopak mata. Namun
apabila kelopak mata sudah edema, biasanya preeklamsia sudah
lebih berat.
4. Menganjurkan ibu untuk buang air kecil terlebih dahulu
5. Melakukan penimbangan berat badan dan tinggi badan
6. Timbanglah berat badan ibu pada setiap pemeriksaan kehamilan.
Berat badan ibu hamil biasanya naik sekitar 9 –12kg selama
kehamilan.
6. Ukur lingkar lengan atas ibu dengan alat ukur yang khusus
7. Lakukan pengukuran tanda vital ibu yang meliputi tekanan darah,
frekuensi nadi, pernafasan dan suhu. Pastikan ibu sudah istirahat
minimal 30menit setelah kedatangan atau sebelum dilakukannya
pemeriksaan tanda vital.

8. Lakukan pengukuran panggul dengan jangkarpanggul.


Ukuran–ukuran panggul yang sering digunakan untuk menilai
keadaan panggul adalahsebagai berikut:
 Distansia Spinarum yaitu jarak antara spinailiaka
anterior superior kanan dan kiri berukuran normal 23–
26 cm
 Distansia kristarum, yaitu jarak antara kristailiaka
terjauh kanan dan kiri dengan ukuran sekitar 26–29 cm.
Bila selisih antara distansia kristarum dan distansia spinarum
kurang dari 16cm, kemungkinan besar adanya kesempitan
panggul
9. Pemeriksaan fisik dari ujung rambut sampai ujung kaki
a. Periksa dasar kulit kepala dan rambut ibu hamil (tekstur,
warna, kerontokan, dan lesi).
Memeriksa keadaan muka ibu hamil (odema, kuning,
memar, hiperpigmentasi/ kloasma gravidarum)
b. Inspeksi sklera dan konjungtiva ibu hamil
c. Periksa lubang hidung ibu hamil, (lihat apakah ada polip,
perdarahan dan sekret), Periksa kondisi sinus dengan
perkusi ringan didaerah sinus menggunakan jari (sambil
menanyakan ke ibu apakah terasa sakit dan lihat
permukaan kulit muka bagian sinus apakah kemerahan)
e. Periksa liang telinga dengan menggunakan senter
f. Periksa rongga mulut, lidah, gigi, dan bibir ibu hamil.
Perhatikan adakah tampak bibir pucat, bibir kering pecah –
pecah, stomatitis, ginggivitis, gigi yang tanggal, gigi yang
lubang, serta karies gigi. Selain dilihat periksa juga perlu
mencium bau mulut yang menyengat
g. Periksa kelenjar getah bening didepan dan belakang
telinga, bawah rahang, leher dan bahu apakah teraba
pembesaran)
h. Periksa kelenjar tiroid dengan 3 jari kedua tangan pada
kedua sisi trakea sambil berdiri di belakang ibu. Anjurkan
ibu menelan dan rasakan benjolan yang teraba saat ibu
menelan
i. Dengarkan bunyi jantung dan nafas ibu dengan
menggunakan stetoscope
j. Periksa payudara ibu (ukuran, putting menonjol/ masuk,
retraksi, massa, hiperpigmentasi areola dan kebersihan).
Lihat dan raba payudara, pada kunjungan pertama lakukan
pemeriksaan payudara terhadap kemungkinan adanya
benjolan yang tidak normal.
k. Periksa kolostrum dengan menekan areola mammae sambil
memegang putting mamame dengan jari telunjuk dan ibu
jari kemudian memencetnya ( dengan tangan
menggunakan sarung tangan)
l. Letakkan tangan ibu ke arah kepala kemudian kelenjar di
daerah aksila kanan dan lanjutkan dengan aksila kiri
dengan tehnik yang sama untuk mengetahui pembesaran
kelenjar getah bening.
m. Memasang pakaian atas dan membuka pakaian daerah perut.
n. Lakukan inspeksi dan palpasi pada dinding abdomen.
Perhatikan apakah perut ibu simetris atau tidak, raba
adanya pergerakan janin, apakah terjadi hiperpigmentasi
pada abdomen/linea nigra atau tidak, dan apakah terdapat
luka bekas operasi, varises, jaringan parut atau tidak
10. Melakukan pemeriksaan Leopold untuk menentukan
bagian janin yang ada di fundus.
a. Ibu tidur terlentang dan diminta menekuk
kedua lututnya
b. Pemeriksa berdiri disebelah kanan
ibu, menghadap kearah kepala ibu
c. Kedua telapak tangan pemeriksa diletakkan pada puncak
fundus uteri
d. Rasakan bagian janin yang berada pada bagian
fundus (bokong atau kepala atau kosong)
d. Hasilnya adalah jika kepala janin yang berada difundus,
maka palpasi akan teraba bulat, keras dan dapat
digerakkan (Ballotement). Jika bokong yang terletak
difundus, maka pemeriksa akan meraba suatu bentuk yang
tidak spesifik, lebih besar dan lebih lunak dari kepala,
tidak dapat digerakkan, serta fundus terasa penuh. Pada
letak lintang, palpasi di daerah fundus akan terasa
kosong.
e. Tentukan tinggi fundus uteri untuk menentukan usia
kehamilan, tangan kanan pemeriksa memegang perut ibu
sebelah kiri dan tangan kiri pemeriksa memegang perut
penderita sebelah kanan, janin ditengehkan dan tentukan
TFU kemudian ukur dengan metlin dari TFU ke atas
simpisis melewati pusat.

Perkiraaan tinggi fundus uteri berdasarkan usia


kehamilan: 0 minggu : ± 20 cm
4 minggu : ± 28 cm
2 minggu : ± 32 cm
6 minggu : ± 34 – 36 minggu

14. Melakukan pemeriksaan Leopold II


a. Ibu tidur terlentang dan diminta menekuk kedua lututnya
b. Kedua telapak tangan diletakkan pada kedua sisi perut, dan
lakukan tekanan yang lembut tetapi cukup dalam untuk
meraba dari kedua sisi, Pemeriksa berdiri disebelah kanan
ibu, menghadap kepala ibu
c. Kedua telapak tangan pemeriksa bergeser turun kebawah
sampai disamping kiri dan kanan umbilikus
d. Secara berlahan geser jari – jari dari satu sisi ke sisi lain
untuk menentukan pada sisi mana terletak punggung,
lengan dan kaki

11. Melakukan pemeriksaan Leopold III untuk


menentukan bagian janin yang berada pada bagian
terbawah.Cara melakukannya adalah:
a. Lutut ibu dalam keadaan fleksi
b. Tangan kanan pemeriksa meraba bagian bawah Rahim dan
dipegang kemudian sedikit digoyangkan untuk
menentukan bagian terbawah dari janin, tangan kiri
menahan fundus uteri
c. Tentukan bagian terbawah janin apakah sudah masuk apa
belum
d. Jika sudah masuk maka lakukan leopold IV, tetapi jika
belum masuk maka tidak di lakukan leopold IV.

12. Melakukan leopold IV untuk menentukan presentasi dan


engagement (sampai berapa jauh derajat desensus janin dan
mengetahui seberapa bagian kepala janin masuk kepintu atas
panggul). Cara melakukannya sebagai berikut:
a. Pemeriksa menghadap ke kaki ibu. Ibu diminta
meluruskan kakinya
b. Kedua tangan diletakkan pada kedua sisi bagian bawah
Rahim kemudian raba berapa jauh bagian terbawah janin
masuk PAP.
c. Kedua tangan pemeriksa bertemu di atas simpisis, berarti
bagian bawah janin belum masuk PAP
d. Bila kedua tangan sejajar berarti kepala janin sudah masuk
PAP
e. Atau dengan cara lain, tangan kanan pemeriksa ditaruh
diatas simphisis dan meraba bagian terendah dan
mengukur dengan jari bagian yang belum masuk PAP ( 1/5
SD 5/5 )
13. Tentukan letak punctum maksimum
14. Pemeriksaan denyut jantung janin
Denyut jantung janin menunjukkan status kesehatan dan
posisi janin terhadap ibu. Dengarkan denyut jantung janin
sejak kehamilan 20 minggu. jantung janin biasanya
berdenyut 120 – 160 kali permenit.
Peletakan funanduskup / dopler disesuaikan dengan letak
punggung janin, apakah pungung kanan (puka) atau punggung
kiri (Puki)
Cara melakukannya adalah sebagai berikut:
a. Auskultasi detak jantung janin dengan menggunakan
fetoskop b . Detak jantung janin terdengar paling keras di daerah
punggung
c. Detak jantung janin dihitung selama 5 detik dilakukan
sebanyak 3 kali secara berurutan dan berselang 5 detik
d. Hasil pemeriksaan detak jantung janin 10 – 12 –10 berarti
frekuensi detak jantung janin
32 x 4 =128 kali per menit
e. Mendengarkan denyut jantung janin menggunakan
stetoscop leanec/dopler detak jantungjaninnormal 120 –160
kali permenit
15. Pemeriksaan punggung dibagian ginjal. Tepuk punggung
dibagian ginjal dengan sisi tangan yang dikepalkan. Bila ibu
merasa nyeri, mungkin terdapat gangguan pada ginjal atau
salurannya
16. Merapikan pakaian atas dan membuka pakaian bawah ibu
untuk melihat varises pada ekstremitas bawah kanan dan kiri.
Lihat dan raba bagian belakang betis dan paha, catat adanya
tonjolan kebiruan dari pembuluh darah.
17. pemeriksaan ekstremitas atas dan bawah untuk memeriksa
adanya odema. Tempat yang paling mudah untuk pemeriksaan
adalah didaerah pretibia dan mata kaki. Dilakukan dengan
cara menekan jari selama beberapa detik. Apabila terjadi
cekung yang tidak lekas kembali berarti odema positif.
18. Melakukan pemeriksaan refleks lutut (patela) dengan
menggunakan hummer. Mintalah ibu duduk dengan tungkai
tergantung bebas. dengan menggunakan hummer ketuklah
tendon pada lutut bagian depan. Tungkai bawah akan bergerak
sedikit ketika tendon diketuk. Bila refleks lutut negatif
kemungkinan ibu mengalami kekurangan vitamin B1. Bila
gerakannya berlebihan dan cepat, maka hal ini mungkin
merupakan tanda preeklamsia.
19. Mengatur posisi dorsal Recumbent pada ibu hamil, memasang
pengalas dibawah bokong ibu, kemudian perawat memakai
sarung tangan untuk melakukan vulva higiene. Vulva higiene
dilakukan dengan kapas kering yang dibasahi oleh cairan
DTT. Lakukan inspeksi terhadap genitalia luar ibu meliputi:
a. Varises
b. Perdarahan
c. Luka
d. Cairan yang keluar
e. Kelenjar bartolini, periksa apakah ada cairan yang keluar
atau ditemukan massa (bengkak)
20.Menerapkan komunikasi terapeutik selama
pemeriksaan 21.Memperhatikan keadaan ibu hamil selama
pemeriksaan

Tahap Terminasi
1. Membersihkan dan menyimpan kembali peralatan pada
tempatnya
2. Mencuci tangan
3. Melakukan evaluasi terhadap klien tentang kegiatan yang telah
dilakukan
Dokumentasi
1. Mencatat hasil pemeriksaan fisik ibu hamil
2. Menyampaikan hasil pemeriksaan pada klien
3. Melakukan kontrak untuk tindakan selanjutnya
Latihan

Untuk memperdalam pemahaman Anda mengenai materi praktikum di atas, kerjakanlah


latihan berikut!
Seorang ibu datang ke BPM mengeluh telat datang bulan, mens terakhir 2 bulan yang
lalu. Ibu tidak menggunakan alat kontrasepsi. Keluhan lain yang dirasakan adalah ibu
mengeluh sedikit pusing dan mual di pagi hari. Ibu mengaku sudah mempunyai 2 anak hidup,
1 X keguguran. Anak yang pertama laki-laki usia 10 tahun, lahir di bidan dengan berat 3250
gr, anak ke 2 perempuan usia 6 tahun lahir di bidan dengan berat 3000 gr, hamil ke 3
keguguran usia kehamilan 2 bulan. Usia Ibu 35 tahun, menikah, tidak bekerja sekolah
sampai SMP. Berdasarkan data –data tersebut, data apa saja yang dimasukkan ke dalam
pengkajian melalui anamnese. Dan apa saja komponen yang harus dilakukan pada
pemeriksaan fisik.

Petunjuk Jawaban Latihan


Untuk membantu Anda dalam mengerjakan latihan tersebut, silahkan pelajari kembali
topik tentang praktik pemeriksaan fisik pada ibu hamil.

Ringkasan

Dalam melakukan pengkajian diperlukan untuk penegakkan diagnosa ibu hamil.


Dengan melakukan pengkajian bisa diketahui status kesehatan ibu dan bayi yang
dikandungnya. Selain anamnese hal yang perlu dilakukan dalam pengkajian ibu hamil adalah
pemeriksaan fisik, baik pemeriksaan fisik ibu secara umum maupun pemeriksaan fisik
kebidanan yang berhubungan dengan keadaan kehamilannya. Selain memeriksa tanda-tanda
umum seperti vital sign, pengukuran BB, TB dan LILA, pemeriksaan fisik dilakukan dengan
inspeksi, palpasi, auskultasi dan perkusi. Hasil dari pemeriksaan fisik digunakan untuk
menyimpulkan status kesehatan dan kehamilan ibu atau penegakkan diagnosa.

Tes 2

Pilihlah satu jawaban yang paling tepat!


1) Pada ibu hamil, untuk mengkaji riwayat kehamilan yang lalu dan kesehatan ibu
diperlukan tindakan...
A. Pemeriksaan umum
B. Pemeriksaan fisik
C. Anamnese
D. Pemeriksaan laboratorium
E. Lihat rekam medis

2) Bagaimana seorang bidan bisa memperkirakan taksiran persalinan selain dari


pemeriksaan fisik...
A. Pengukuran TFU
B. Melakukan pemeriksaan USG
C. Melihat dari besarnya abdomen
D. Memperkirakan dari HPHT
E. Ditanyakan langsung ke ibu

3) Pada ibu hamil yang datang ke bidan untuk melakukan pemeriksaan kehamilannnya, untuk
menunjang diagnosa kehamilan setelah dilakukan anamnese, kemudian dilakukan
pemeriksaan fisik. Pemeriksaan fisik apa yang diperlukan untuk melihat apakah janin
yang dikandungnya hidup atau tidak?
A. Palpasi
B. Perkusi
C. Inspeksi
D. Auskultasi
E. Tanda-tanda vital

4) Ibu hamil 32 minggu datang ke BPM. Bidan melakukan anamnese dan pemeriksaan fisik.
Untuk mengetahui letak janin dilakukan pemeriksaan palpasi...
A. Leopold 1
B. Leopold 2
C. Leopold 3
D. Leopold 4
E. Pemeriksaan Hodge

5) Pada pemeriksaan ibu hamil, untuk melihat bagian terbawah janin menggunakan
pemeriksaan...
A. Leopold 1
B. Leopold 2
C. Leopold 3
D. Leopold 4
E. Pemeriksaan Hodge
TOPIK 2

KEGIATAN PRAKTIKUM PEMERIKSAAAN


LABORATORIUM

A. PEMERIKSAAN HB SAHLI
Dalam kehamilan normal akan terjadi penurunan kadar Hb, kadar Hb
terendah terjadi pada sekitar umur kehamilan 30 minggu. Oleh karena itu
pemeriksaan Hb harus dilakukan pada kehamilan dini untuk melihat data awal,
kemudian diulang sekitar usia kehamilan 30 minggu. Pengklasifikasian menurut
Manuaba, 2001 :
a. Tidak anemia : Hb>11 gr%
b. Anemia ringan : Hb 9-10,5 gr%
c. Anemia sedang Hb 7-8 gr%
d. Anemia berat Hb <7 gr%
Apabila terjadi anemia ringan, sebab yang sering adalah defisiensi besi dan dapat
diobati secara efektif dengan suplemen besi. Nasehat gizi untuk ibu hamil saat
meminum tablet Fe adalah menghindari tembakau, kopi, dan teh, serta
mengkonsumsi makanan yang kaya protein dan vitamin C.

B. SKENARIO KASUS
Ny. Wulandari usia 25 tahun G2P1AOH1 datang ke polindes dengan ingin
melakukan kunjungan ulang kehamilan dengan keluhan selalu pusing,sering
BAK serta merasa takut menghadapi TM III.Ny Wulandari telah dianamnesa
dan pemeriksaan fisik oleh bidan. Hasil pemeriksaan fisik diketahui
konjungtiva pucat dan muka pucat

C. PETUNJUK PRAKTIKUM
Berdasarkan skenario kasus maka selanjutnya mahasiswa praktikan melakukan
kegiatan pemeriksaan penunjang HB sahli terhadap pasien.

D. STANDART OPERASIONAL PROSEDUR


PEMERIKSAAN HB IBU HAMIL

Pengertian Tindakan yang di lakukan pada klien untuk mengetahui kadar Hb


dalam darah. Hemoglobin oleh asam klorida diubah menjadi
hematin asam yang berwarna coklat tua. Penambahan aquadest
sampai warnanya sama dengan standart warna, kadar Hb dibaca
dalam satuan gram/dl.
Tujuan 1. Guna mengetahui kadar hemoglobin didalam darah.
2. Menetapkan kadar hemoglobin dalam darah

Persiapan 1. Hemoglobinometer (hemometer), Sahli terdiri dari :


Alat/Bahan 2. Gelas berwarna sebagai warna standard
3. Tabung hemometer dengan pembagian skala putih 2 sampai
dengan 22. Skala merah untuk hematokrit.
4. Pengaduk dari gelas
5. Pipet Sahli yang merupakan kapiler dan mempunyai volume
20/ul
6. Pipet pasteur.
7. Kertas saring/tissue/kain kassa kering
8. Reagen
o Larutan HCL 0,1 N
o Aquades

Prosedur Tahap Persiapan


Tindakan 1. Justifikasi Identitas klien
2. Menyiapkan peralatan
3. Mencuci tangan

Komunikasi terapeutik:
1. Memperkenalkan diri
2. Menjelaskan pada klien tujuan tindakan yang akan dilakukan
3. Mendapatkan persetujuan klien
4. Mengatur lingkungan sekitar klien
5. Membantu klien mendapatkan posisi yang nyaman
Tahap Kerja
1. Cuci tangan dan memakai handscoon
2. Beri tahu ibu
3. Persilahkan ibu duduk
4. Masukkan kira-kira 5 tetes (angka 2) hcl 0,1% ke dalam tabung
pengencer hemometer
5. Isaplah darah dengan pipet hemoglobin sampai garis tanda 20ul
6. Hapuslah darah yang melekat pada sebelah luar ujung pipet.
7. Segera alirkan darah dan pipet ke dalam dasar tabung pengencer
yang berisi Hcl itu. Hati- hati jangan sampai terjadi gelembung
udara
8. Angkatlah pipet itu sedikit, lalu isap Hcl yang jernih itu ke dalam
pipet 2/3 kali untuk membersihkan daerah yang masih tertinggal
di pipet.
9. Campurkan isi tabung itu supaya darah dan asam hcl homogeny,
warna campuran menjadi coklat tua
10. Tambahkan aquades setetes demi setetes, tiap kali diaduk dengan
batang pengaduk yang tersedia. Persamaan warna campuran dan
batang standart harus dicapai dalam waktu 3-5 menit. Setelah saat
darah dan hcl dicampur. Pada usaha mempersamakan warna
hendaknya tabung di putar demikian sehingga garis bagi tidak
terlihat
11. Bacalah kadar hemoglobin dengan satuan gram/dl darah
12. Bersihkan dan rapikan alat
Tahap Terminasi
1. Membersihkan dan menyimpan kembali peralatan pada tempatnya
2. Mencuci tangan
3. Melakukan evaluasi terhadap klien tentang kegiatan yang telah
dilakukan
KEGIATAN PRAKTIKUM
PROTEIN URIN

A. PEMERIKSAAN PROTEIN URINE


Pemeriksaan protein urine merupakan salah satu jenis pemeriksaan
laboratorium pada ibu hamil untuk mengetahui fungsi ginjal. Apabila ginjal
berfungsi dengan normal, maka tidak akan terdapat protein dalam urine ibu
hamil. Adanya protein dalam urine dapat dikarenakan : makanan yang
dikonsumsi oleh ibu hamil, ibu mempunyai infeksi saluran kencing/ urine
terkontaminasi dengan darah atau air ketuban, ataupun mengindikasikan adanya
preeklamsi baik ringan maupun berat yang dapat mengarah pada keadaan
eklamsi.
Preeklamsi sering kali menyebabkan masalah dalam kehamilan maupun
persalinan dan terkadang menyebabkan kesakitan dan kematian ibu dan bayi jika
tidak segera diantisipasi. Pemeriksaan ini menggunakan asam asetat 6 % atau
asam sulfo salisilat 20% karena sifatnya dapat mengikat protein. Prinsipnya
terjadi endapan urine jika direaksikan dengan asam asetat atau asam sulfo
salisilat.
Hasil pemeriksaan dapat dianalisis sebagai berikut :
1. Negatif (-) : Urine tidak keruh
2. Positif (+) : Terjadi kekeruhan ringan
3. Positif 2(++) : Kekeruhan mudah di lihat dan ada endapan halus
4. Positif 3 (+++) : Urine lebih keruh ada endapan yang lebih jelas dan terlihat
5. Positif 4(++++) : Urine sangat keruh dan disertai endapan menggumpal

C. SKENARIO KASUS
Ny. Wulandari usia 25 tahun G2P1AOH1 datang ke polindes dengan ingin
melakukan kunjungan ulang kehamilan dengan keluhan selalu pusing. Ny
Wulandari telah di anamnesa dan di periksa oleh bidan dan hasil pemeriksaan
tekanan darah 140/90 mmhg dan palpasi kaki odema
C. PETUNJUK PRAKTIKUM
Berdasarkan skenario kasus maka selanjutnya mahasiswa praktikan melakukan
kegiatan pemeriksaan penunjang protein urin terhadap klien.
D. STANDART OPERASIONAL PROSEDUR

PEMERIKSAAN PROTEIN URIN

Pengertian Tes protein urine adalah pemeriksaan pada sampel urine untuk mengetahui
ada/tidaknya protein dalam urine. Pemeriksaan ini termasuk pemeriksaan
penyaring dalam urinalisis.
Tujuan Tujuan dari tes ini adalah untuk mendiagnostik ada atau tidaknya protein di
dalam urine.

Persiapan 1. Tabung reaksi beserta rak


Alat/Bahan 2. Alat pembakar
3. Penjepit tabung
4. Pipet / spuit
5. Urin dalam tempatnya
6. Larutan asam sulfat salisilat 20%
7. Larutan asam asetat 5%

Prosedur Tahap Persiapan


Tindakan 1. Justifikasi Identitas klien
2. Menyiapkan peralatan
3. Mencuci tangan

Komunikasi terapeutik:
1. Memperkenalkan diri
2. Menjelaskan pada klien tujuan tindakan yang akan dilakukan
3. Mendapatkan persetujuan klien
4. Mengatur lingkungan sekitar klien
5. Membantu klien mendapatkan posisi yang nyaman (duduk atau
berbaring)

Tahap Kerja
1. Pasang sampiran, dekatkan alat yang sudah disiapkan
2. Cuci tangan (sabun, sikat,cuci dan keringkan)
3. Masukkan urin kedalam 2 tabung reaksi masing - masing 2 ml ( 1 tabung
sebagai pembanding )
4. Menyalakan lampu spirtus
5. Memanaskan tabung sampai mendidih berjarak 2-3 cm membentuk sudut
45 derajat
6. Arahkan tabung yang dipanaskan ketempat yang kosong
7. Bila urin yang dipanaskan keruh tanbahkan 4 tetes asam asetat 6% dan
bila kekeruhan hilang maka menunjukkan hasil yang negative
8. Jika urin tetap keruh maka panaskan sekali lagi dan bandingkan hasilnya
9. Bila setelah diapanaskan urin tetap keruh maka hasilnya positif dan baca
hasil pemeriksaan
Hasil pemeriksaan dapat dianalisis sebagai berikut :
Negatif (-) : Urine tidak keruh
Positif (+) : Terjadi kekeruhan ringan
Positif 2(++) : Kekeruhan mudah di lihat dan ada endapan halus
Positif 3 (+++) : Urine lebih keruh ada endapan yang lebih jelas dan
terlihat
Positif 4(++++) : Urine sangat keruh dan disertai endapan
menggumpal

Tahap Terminasi
1. Membersihkan dan menyimpan kembali peralatan pada tempatnya
2. Mencuci tangan
3. Melakukan evaluasi terhadap klien tentang kegiatan yang telah
dilakukan

Dokumentasi
1. Mencatat hasil, tanggal dan waktu
2. Menyampaikan hasil pemeriksaan pada klien
3. Melakukan kontrak untuk tindakan selanjutnya
KEGIATAN PRAKTIKUM
REDUKSI URIN

A. PEMERIKSAAN GLUKOSA URINE ( URINE REDUKSI)


Diabetes Mellitus (DM) dalam kehamilan (Gestational DM/ GDM) adalah
kehamilan normal yang disertai dengan peningkatan insulin resistence. Faktor
rsiko GDM adalah riwayat keluarga DM, kegemukan, glukosuria. GDM
meningkatkan mordibitas neonatus misal hiploglikemia, ikterus, polisitemia,
makrosomia. Pemeriksaan GDM bisa dilakukan dengan pemerikaaan glukosa
urine.

Prinsip pemeriksaan glukosa urine adalah glukosa dapat mereduksi ion


cupri dalam larutan alkalis menyebabkan perubahan warna dari hijau menjadi
merah. Untuk pemeriksaan ini sebaiknya pasien tidak mengkonsumsi obat seperti
vitamin C, salisilat, streptomisin karena akan mempengaruhi hasil positif palsu.
Hasil pemeriksaan dapat dianalisis sebagai berikut :
1. Negatif (-) : warna tetap biru/kehijauan
2. Positif (+) : warna hijau kekuning-kuningan
3. Positif 2 (++) : warna kuning kehijauan dan keruh
4. Positif 3 (+++) : warna jingga dan keruh
5. Positif 4 (++++) : warna merah bata keruh

B. SKENARIO KASUS
Ny. Wulandari usia 25 tahun G2P1AOH1 datang ke polindes dengan ingin
melakukan kunjungan ulang kehamilan dengan keluhan selalu pusing. Ny
Wulandari telah di anamnesa dan di periksa oleh bidan dan hasil pemeriksaan
tekanan darah 140/90 mmhg dan palpasi kaki odema. Setelah di lakukan
pemeriksaan fisik maka bidan melakukan pemeriksaan penunjang

C. PETUNJUK PRAKTIKUM
Berdasarkan skenario kasus maka selanjutnya mahasiswa praktikan melakukan
kegiatan pemeriksaan penunjang urin reduksi terhadap klien.
D. STANDART OPERASIONAL PROSEDUR

PEMERIKSAAN REDUKSI URIN

Pengertian Tes reduksi urine adalah pemeriksaan pada sampel urine untuk mengetahui
ada/tidaknya kadar glukosa melebihi ambang batas dalam urine.
Pemeriksaan ini termasuk pemeriksaan penyaring dalam urinalisis.
Tujuan Tujuan dari tes ini adalah untuk mendiagnostik ada diabetes gestasional
pada kehamilan
Persiapan 1. Tabung reaksi beserta rak
Alat/Bahan 2. Alat pembakar
3. Penjepit tabung
4. Pipet / spuit
5. Urin dalam tempatnya
6. Larutan fehling AB
7. Larutan benedict

Prosedur Tahap Persiapan


Tindakan 1. Justifikasi Identitas klien
2. Menyiapkan peralatan
3. Mencuci tangan

Komunikasi terapeutik:
1. Memperkenalkan diri
2. Menjelaskan pada klien tujuan tindakan yang akan dilakukan
3. Mendapatkan persetujuan klien
4. Mengatur lingkungan sekitar klien
5. Membantu klien mendapatkan posisi yang nyaman (duduk atau
berbaring)

MENGGUNAKAN LARUTAN BENEDICT


Tahap Kerja
1. Siapkan alat
2. Cuci tangan (sabun, sikat,cuci dan keringkan)
3. Masukkan 2,5cc reagen benedict kedlm tabung reaksi
4. Tambahkan urine 4 tetes
5. Panaskan dalam air mendidih 5 menit atau dengan api spiritus 2 menit,
jaga jangan sampai mendidih
6. Angkat tabung dan baca hasilnya
 Negatif : tetap biru atau kehijauan
 Positif +: hijau kekuningan keruh
 Positif +++: Jingga atau lumpur keruh
 Positif ++++: Merah bata keruh

MENGGUNAKAN LARUTAN FEHLING


1. Disiapkan alat dan bahan
2. Cuci tangan
4. Masukkan reagen fehling A sebanyak 1 ml ke dalam tabung reaksi.
5. Tambahkan reagen fehling B sebanyak 2 ml dan urine sebanyak 1
ml, campur sampai homogen.
6. Panaskan sampai mendidih selama 2 menit.
7. Baca hasil pemeriksaan reduksi urine secara semi kuantitatif :
(-) tidak terjadi perubahan warna / tetap biru jernih (kadar glukosa
<0,5%)
(+1) terjadi warna hijau kekuningan (kadar glukosa 0,5% – 1%)
(+2) terjadi warna kuning keruh (kadar glukosa 1% – 1,5%)
(+3) terjadi warna jingga / lumpur keruh (kadar glukosa 2% – 3,5%)
(+4) terjadi warna merah bata (kadar glukosa >3,5%)
Nilai Normal : tidak terjadi perubahan warna / tetap biru jernih

Tahap Terminasi
4. Membersihkan dan menyimpan kembali peralatan pada tempatnya
5. Mencuci tangan
6. Melakukan evaluasi terhadap klien tentang kegiatan yang telah
dilakukan

Dokumentasi
4. Mencatat hasil, tanggal dan waktu
5. Menyampaikan hasil pemeriksaan pada klien

Latihan

Untuk memperdalam pemahaman Anda mengenai materi praktikum di atas,


kerjakanlah latihan berikut!
Buatlah kelompok mahasiswa yang terdiri dari 5-8 Orang. Masing-Masing
kelompok mengambil 2 ibu hamil sebagai kasus. Usia kehamilan antara trimester 2
dan 3. Kajialah setiap ibu hamil mulai dari anamnese sampai ke pemeriksaan fisik
dan pemeriksaan laboratorium sederhana, seperti Hb sahli, protein urine, dan
glukosa urine. Buatlah laporan masing-masing kasus dari hasil pengkajian dan
pemeriksaan laboratorium serta kesimpulan dari kasus tersebut.
Petunjuk Jawaban Latihan
Untuk membantu Anda dalam mengerjakan latihan tersebut, silahkan pelajari
kembali topik tentang pemeriksaan laboratorium sederhana.

Ringkasan

Pemeriksaan laboratorium diperlukan untuk menunjang diagnosa kebidanan


yang akan ditegakkan. Ketepatan diagnosa akan mempengaruhi ketepatan tindakan
yang akan dilakukan. Pemeriksaan laboratorium sederhana minimal yang harus
bidan kuasai dalam pelayanan kebidanan antara lain pemeriksaan Hb Sahli untuk
mengetahui kadar Hb seorang ibu hamil sehingga dimasukkan kategori anamia atau
tidak, pemeriksaan urine protein untuk memprediksi ibu hamil menderita pre
eklampsia atau tidak, dan pemeriksaan glukosa urine untuk mendeteksi ibu hamil
menderita diabetes militus atau tidak.

Tes 3

Pilihlah satu jawaban yang paling tepat!


1) Seorang ibu Hamil usia 27 minggu datang pemeriksaan kehamilannya di
Puskesmas, mengeluh sering pusing, mata bekunang – kunang. Dari hasil
pemeriksaan konjungtiva terlihat pucat. Ibu mengaku belum pernah dilakukan
pemeriksaan darah di laboratorium. Sebagai bidan apa pemeriksaan apakah yang
menunjang untuk mendiagnosa ibu hamil tersebut...
A. Periksa Darah lengkap
B. Periksa Hbsag
C. Periksa HB
D. Periksa Urine protein
E. Periksa glukosa urine

2) Seorang ibu hamil usia 32 minggu datang memeriksaa kehamilannya di


Puskesmas, mengeluh sering pusing, mata bekunang – kunang. Kedua kaki
terlihat agak bengkak. Dari pemeriksaan tanda-tanda vital didapatkan tensi
140/90 mmHg. Sebagai bidan apa pemeriksaan apakah yang menunjang untuk
mendiagnosa ibu hamil tersebut...
A. Periksa Darah lengkap
B. Periksa HBSaG
C. Periksa HB
D. Periksa Urine protein
E. Periksa glukosa urine
3) Seorang ibu hamil usia 30 minggu datang memeriksakan kehamilannya di
Puskesmas. Dari hasil pemeriksaan penambahan berat badan ibu lebih dari batas
normal usia kehamilannya. Ibu mengaku ada keturunan kencing manis. Ibu
belum pernah dilakukan pemeriksaan darah di laboratorium. Sebagai bidan apa
pemeriksaan apakah yang menunjang untuk mendiagnosa ibu hamil tersebut...
A. Periksa Darah lengkap
B. Periksa HBSaG
C. Periksa HB
D. Periksa Urine protein
E. Periksa glukosa urine

4) Seorang ibu periksa di BPM setelah diperiksa kadar Hb 9,5gr%. Ibu hamil
tersebut mempunyai resiko...
A. Prematuritas
B. Bayi besar
C. Lahir kongenital
D. Sindrom Help
E. Hamil KET

5) Seorang ibu datang ANC di Puskesmas. Dari hasil pemeriksaan ibu menderita
DM dalam kehamilan. Ibu hamil yang menderita DM mempunyai resiko...
A. Prematuritas
B. Bayi besar
C. Lahir kongenital
D. Sindrom Help
E. Hamil KET
KEGIATAN PRAKTIKUM SENAM
HAMIL

a) SENAM HAMIL
Menurut Pusdiknakes, WHO, JHPIEGO, tahun 2003 pengaruh dari peningkatan
esterogen, progesteron, dan elastin dalam kehamilan menyebabkan melemahnya jaringan
ikat dan ketidak seimnbangan persendian.
Akibat dari perubahan fisik selama kehamilan adalah :
1. Peregangan otot-otot
2. Pelunakan ligamen-ligamen
3. Pelonggaran persendian-persendian
Area yang paling dipengaruhi oleh perubahan- perubahan fisik tersebut adalah :
1) Tulang belakang
2) Otot-otot abdomal (meregang)
3) Otot dasar panggul (menahan berat beban dan tekanan uterus)
b) Pengertian

1) Senam hamil ialah suatu bentuk latihan guna memperkuat dan


mempertahankan elastisitas dinding perut, ligament-ligament, otot-otot dasar
panggul yang berhubungan dengan proses persalinan. Selain itu senam
hamil juga merupakan terapi latihan gerak untuk mempersiapkan ibu hamil,
secara fisik ataupun mental, untuk menghadapi persalinan yang cepat, aman
dan spontan (Mochtar, 2006).
2) Senam hamil merupakan suatu usaha untuk mencapai kondisi yang optimal
dalam mempersiapkan proses persalinan dengan cara dirancang latihan-
latihan bagi ibu hamil (Maryuni & Sukaryati, 2011)
c) Alasan Senam Hamil
Senam hamil sebaiknya dilakukan oleh ibu hamil, dengan alasan antara lain sebagai
berikut :
1) Senam hamil merupakan salah satu cara untuk membuat ibu hamil nyaman dan
mudah dalam persalinan.
2) Senam hamil mengakibatkan peningkatan kadar norepineprin di dalam otak,
sehingga meningkatkan daya kerja dan mengurangi rasa tegang.
d) Syarat Senam Hamil
Menurut Mandriwati (2008) syarat yang harus dipenuhi dalam melakukan
senam hamil adalah:
1) Kehamilan berjalan normal
2) Diutamakan pada kehamilan pertama atau kehamilan berikutnya yang mengalami
3) kesulitan persalinan.
4) Telah dilakukan pemeriksaan kesehatan dan kehamilan oleh dokter atau bidan.
5) Latihan dilakukan secara teratur dan disiplin, dalam batas kemampuan fisik ibu.
6) Jangan membiarkan tubuh ibu kepanasan dalam jangka waktu panjang,
7) istirahatlah sejenak.
8) Gunakan bra yang cukup baik untuk olah raga dan semacam decker yang bisa
9) menyokong kaki.
10) Minum cukup air
11) Perhatikan keseimbangan tubuh (kehamilan mengubah keseimbangan tubuh Ibu)
12) Lakukan olahraga sesuai porsi dan jangan berlebihan. Jika terasa pusing, kram,
13) lelah atau terlalu panas, istirahat saja.
e) Manfaat Atau Tujuan Senam Hamil
Berikut ini adalah beberapa manfaat atau tujuan senam hamil, antar lain :
a. Menyesuaikan tubuh agar lebih baik dalam menyangga beban
kehamilan.
b. Memperkuat otot untuk menopang tekanan tambahan.
c. Membangun daya tahan tubuh.
d. Memperbaiki sirkulasi dan respirasi.
e.Menyesuaikan dengan adanya pertambahan berat badan dan perubahan
keseimbangan.
f. Meredakan ketegangan dan membantu relaks.
g. Membentuk kebiasaan bernafas yang baik.
h. Memperoleh kepercayaan dan sikap mental yag baik.
f) KONTRA INDIKASI SENAM HAMIL
Ada kriteria ibu hamil yang tidak diperkenankan untuk mengikuti latihan senam hamil.
Ibu hamil tersebut adalah ibu hamil dengan :
a. Preeklamsia
b. KPD (Ketuban Pecah Dini)
c. Perdarahan trimester II dan trimester III
d. Kemungkinan lahir prematur
e. Diabetes
f. Animea
g. Thyroid
h. Aritmia, palpitasi
i. Riwayat perdarahan
j. Penurunan dan kenaikan BB berlebihan.
g) PETUNJUK SENAM HAMIL SECARA RINGKAS
1. Konsultasi/pemeriksaan kesehatan
2. Ruangan nyaman, pakaian yang sesuai
3. Sesuaikan intensitas senam, bertahap, batas kemampuan
4. Minum
5. Lakukan secara teratur
6. Lakukan pemanasan dan pendinginan
7. Jangan menahan nafas selama latihan
8. Hentikan bila timbul keluhan
9. Bila dilakukan di Rumah Sakit, senam hamil dipandu dan terdapat sosialisi.
h) MANFAAT SENAM HAMIL SECARA TERATUR DAN TERUKUR
MENURUT
a. Memperbaiki sirkulasi
b. Mengurangi pembengkakan
c. Perbaiki keseimbangan otot
d. Mengurangi resiko gangguan gastro intestinal, termasuk sembelit.
e. Mengurangi kram atau kejang kaki
f. Menguatkan otot perut
g. Mempercepat proses penyembuhan setelah melahirkan.
i) DAMPAK SENAM HAMIL
1. Pada saat gerakan paha bagian dalam dan panggul bawah tidak dilakukan maka
yang terjadi terhadap proses persalinan akan lama karena ligamentum panggul
tidak meregang dan otot paha dalam memendek dan lutut kaku.
2. Pada gerakan panggul Jika pinggang dan panggul kaku maka akan sukar
bergerak saat hamil tua dan bayi akan terasa berat untuk dibawa, sering sakit
pinggang karena otot punggung bawah dan abdomen tidak kuat dan kurang
lentur.
3. Gerakan pada bagian atas panggul Jika pada bagian atas tubuh tidak terjadi
kelenturan maka akan dapat terjadi sakit dan nyeri pada bahu dan lengan.
4. karena otot-otot tidak kuat dan tegang sehingga terjadi ketegangan pada leher
dan bahu.
5. Gerakan pada bagian bawah tubuh Bila gerakan ini tidak dilakukan maka
abdomen, punggung, dan otot pantat akan lemah dan punggung mudah sakit.
6. Pada saat melahirkan Jika tubuh jarang atau tidak pernah senam hamil maka
tubuh bisa kaku dan pada saat melahirkan tidak mampu untuk mengambil posisi
yang benar sehingga proses persalinan kurang lancar (Gill Thorm, 2002)
7. Mengatur pernafasan Jika tidak dapat mengatur pernafasan maka akan
menghambat proses persalinan sehingga bisa berlangsung lama dari seharusnya
kemudian hal tersebut akan mengganggu suplai darah dan oksigen ke otak janin
sehingga dapat menyebabkan rusaknya sel-sel otak pada janin dan akhirnya
berpengaruh terhadap tingkat kecerdasan anak. Salah satu cara memaksimalkan
fungsi plasenta dan juga memperlancar proses persalinan ialah dengan senam
hamil karena pengaruh senam hamil membantu ibu-ibu agar dapat melahirkan
dengan baik dan membantu suplai makanan ke janin.
j) SKENARIO KASUS
10 ibu hamil datang ke polindes desa Ronowijayan dalam rangka kelas ibu hamil.
Selanjutnya kegiatan adalah pelatihan senam hamil bagi ibu – ibu dengan UK
TM 3
A. PETUNJUK PRAKTIKUM
Berdasarkan skenario kasus maka selanjutnya mahasiswa praktikan melakukan
kegiatan sebagai instruktur senam bagi ibu hamil.

B. STANDART OPERASIONAL PROSEDUR

SENAM HAMIL
Pengertian Senam yang dilakukan pada ibu hamil TM II, III
Tujuan membantu memperbaiki sirkulasi darah, untuk mengimbangi dan
menyesuaikan diri dengan pertumbuhan janinnya. Selain itu juga untuk
mempersiapkan dirinya, baik persiapan fisik maupun persiapan mental
untuk menghadapi dan mempersiapkan persalinan yang cepat, aman,
dan spontan
Persiapan Mataras dan bantal
Alat/Bahan
Prosedur Tahap Persiapan
Tindakan 1. Justifikasi Identitas klien
2. Menyiapkan peralatan
3. Mencuci tangan

Komunikasi terapeutik:
1. Memperkenalkan diri
2. Menjelaskan pada klien tujuan tindakan yang akan dilakukan
3. Memberi tahu ibu senam akan dimulai
4. Mengatur lingkungan sekitar klien
Tahap Kerja Pelaksanaan
PERTEMUAN PERTAMA
1. Mengangkat ujung kaki
2. mengangkat ujung kaki secara berulang ulang secara hitungan
yang diberikan (8x hitungan)
3. Menekukkan telapak kaki
4. tekukkan telapak kaki keatas sepenuhnya begitu juga kebawah
(8x hitungan)
5. Cara tidur yang nyaman
6. Posisi tidur miring kekanan, dengan kepala ditopang tangan
atau bantal, kaki dibawah lurus, kaki atas ditekuk, tarik nafas
dan hembuskan lewat mulut. Masing-masing 8x.
7. Duduk bersila
8. Dengan posisi seperti ini, tundukan kepala dan angkat kepala
sambil menarik nafas, kemudian mengembuskannya.
Lanjutkan dengan menaikan bahu kemudian menurunkannya
kembali.Lakukan gerakan 8x hitungan.
Prosedur Tahap Persiapan
Tindakan 4. Justifikasi Identitas klien
5. Menyiapkan peralatan
6. Mencuci tangan

Komunikasi terapeutik:
5. Memperkenalkan diri
6. Menjelaskan pada klien tujuan tindakan yang akan dilakukan
7. Memberi tahu ibu senam akan dimulai
8. Mengatur lingkungan sekitar klien
Tahap Kerja Pelaksanaan
PERTEMUAN PERTAMA
1. Mengangkat ujung kaki
mengangkat ujung kaki secara berulang ulang secara hitungan
yang diberikan (8x hitungan)

2. Menekukkan telapak kaki


tekukkan telapak kaki keatas sepenuhnya begitu juga kebawah
(8xhitungan)
3. Cara tidur yang nyaman
Posisi tidur miring kekanan, dengan kepala ditopang tangan
atau bantal, kaki dibawah lurus, kaki atas ditekuk, tarik nafas
dan hembuskan lewat mulut. Masing-masing 8x.

4. Duduk bersila
Dengan posisi seperti ini, tundukan kepala dan angkat
kepala sambil menarik nafas, kemudian mengembuskannya.
Lanjutkan dengan menaikan bahu kemudian
menurunkannya kembali.Lakukan gerakan 8x hitungan.

PERTEMUAN KEDUA
1) Duduk bersila
Dilakukan gerakan pemanasan dengan menggerakan kepala
menengok kekanan dan kekiri, miring kekanan dan kekiri.
Sesudah itu tundukan kepala dan angkat kepala sambil menarik
nafas, kemudian mengembuskannya. Lanjutkan dengan menaikan
bahu kemudian menurunkannya kembali. Lakukan gerakan 8x
hitungan.

2) Memutar Lengan Dan Mengencangkan Payudara


Letakan jari-tangan dibahu. Meletakan dua lengan mejepit :
Kedua payudara dan mengangkat payudara ke atas dengan
kedua siku tersebut. Lakukan gerakan ini dengan memutar
lengan. Lepas perlahan-lahan kemudian lanjutkan dengan
mengangkat kedua siku keatas dan kembali ke posisi semula
lakukan gerakan 8x.
3) Gerakan Relaksasi
Posisi tidur miring kekanan, dengan kepala ditopang tangan
atau bantal, kaki dibawah lurus, kaki atas ditekuk, tarik nafas
dan hembuskan lewat mulut.

Lakukan gerakan dengan mengangkat kaki atas setinggi


pinggul, kemudian turunkan, lanjutkan dengan mengangkat
kaki atas, tekuk ke arah perut dengan kaki bawah sejajar,
luruskan dan kembali keposisi semula, ulangi semua gerakan
dengan posisi miring kekiri masing-masing 8x.

4) Gerakan Pergerakan Kaki Dan Menganyuh


Posisi tubuh terlentang. Kedua kaki lurus tekanlah jari-jari
kaki lurus ke bawah dan tekuk keatas kembali. Putar
pergelangan kaki dari arah kanan kekiri dan sebaliknya.
Lanjutkan pergerakan dengan kaki seolah-olah mengayuh
sepeda dengan kedua tangan disisi samping untuk menahan.
Lakukan gerakan masing-masing 8x.

5) Mengangkat Panggul
Posisi tidur terlentang dengan kedua kaki ditekuk. Kedua
tangan diletakan disamping untuk menahan badan. Tarik
napas, tahan sambil mengencangkan otot panggul, tahan
beberapa detik, lalu kembali keposisi semula sambil
menghembuskan napas. Lakukan gerakan 8x.

6) Latihan Membran
Posisi tidur terlentang, rangkul paha dengan tangan sampai
siku. Lakukan dengan posisi miring kekiri dan kenan
lanjutkan dengan posisi terlentang dan merangkul kedua paha
dengan lengan sampai siku. Sambil menarik napas angkat
kepala, pandangan keperut lalu hembuskan napas lanjutkan
dengan pergelangan kaki. Lakukan 8x.
7) Melenturkan Punggung
Posisi merangkak, bahu sejajar dengan kedua lengan
dibuka sejajar. Dengan membuka kaki, angkat punggung
dan tundukan kepala, sambil menarik napas tahan beberapa
detik kemudian kembali ke posisi semula, pada posisi
kembali otot punggung rileks. Ulangi gerakan sampai 8x

\
14. Gerakan Anti Sungsang
Posisi menungging. Tangan rileks disamping tubuh dan
kedua kaki terbuka, ditekuk sejajar bahu. Letakan kepala
dikedua tangan, turunkan dada perlahan-lahan sampai
menyentuh kasur, kepala menolek ke samping kiri atau
kanan. Letakan siku diatas kasur, geser sejauh mungkin dan
tubuh kesamping. Ulangi gerakan sampai 8x.
Konseling
1. Anjurkan ibu melakukan senam hamil di rumah dan
memakan makanan begizi serta minum susu ibu hamil

Tahap Terminasi
1. Merapikan ibu dan membereskan alat
2. Mencuci tangan
3. Melakukan evaluasi tentang kegiatan yang telah dilakukan

Dokumentasi
1. ucapkan salam dan terima kasih
2. Melakukan kontrak untuk tindakan selanjutnya
DAFTAR PUSTAKA

Kemenkes RI, 2012. Buku Saku Pelayanan Kesehatan Ibu Di Fasilitas Kesehatan Dasar Dan
Rujukan. Kementrian Kesehatan Republik Indonesia

Hamberlain, Geoffrey & Morgan, Margery. 2013. ABC AsuhanAntenatal edisi 4. Jakarta :
EGC.

Cuningham, F. Gary., Leveno, Kenneth J., Bloom, Steven. L., Hauts, John C., Rouse, Dwigh J.,
& Spong, Catherine Y. 2014. Obstetri Williams (Volume 1). Jakarta : EGC

Asrinah. 2010. Asuhan Kebidanan Masa Kehamilan.Yogyakarta: Graha Ilmu

Anda mungkin juga menyukai