PENDAHULUAN
1.3 Tujuan
Tujuan dibuat makalah ini adalah agar pembaca dapat,
- Mengetahui definisi pemeriksaan fisik pada ibu hamil ?
- Mengetahui prosedur pemeriksaan pada ibu hamil ?
- Mengetahui akurasi dan penentuan waktu pemeriksaan vagina ?
- Mengetahui masalah umum yang sering dialami ibu hamil pada organ genetalia ?
- Mengetahui prosedur pemeriksaan genetalia pada ibu hamil ?
BAB II
PEMBAHASAN
Selama Pemeriksaan
- Beberapa bidan terbiasa melakukan PV ketika ibu berada dalam posisi yang berbeda atau
dalam bak melahirkan air. Bila ibu dalam posisi membungkuk ke depan atau posisi tegak,
maka sudut vagina menjadi curam dan lebih ke arah borong. Kadang sulit untuk mengkaji
secara akurat bagian anterior serviks.
- Bidan harus menerangkan apa yang ia kerjakan dan memeriksa apakah ibu dalam keadaan
baik.
- Semua bidan harus waspada terhadap bahasa tubuhnya sendiri, ketika melakukan PV. Hindari
ekspresi cemas, kecewa, lepas dari apa yang terjadi.
- Waspadalah terhadap bahasa tubuh ibu dan pastikan ia merasa baik-baik saja.
Setelah Pemeriksaan
- Bantulah ibu ke posisi tegak lagi, idealnya jauh dari tempat tidur. ( berbaring posisi sub-
optimal menyebabkan berbagai komplikasi).
- Dengarkan denyut jantung janin (DJJ) ( lagi-lagi pastikan ibu tidak dalam posisi berbaring
terlentang)
- Berilah ucapan selamat karena ia dapat menghadapi pemeriksaan dengan baik dan berilah
kata-kata positif, meskipun bila ada sedikit kelainan
- Diskusikan temuan dengan ibu. Bila dilakukan pendekatan yang sensitif dan temuannya
merupakan berita baik, maka dapat mengangkat semangat ibu dan menenagkannya. Namun,
bisa juga terjadi sebaliknya, bila tidak ditangani dengan sensitif atau berita nya buruk, maka
pemeriksaan bisa terjadi bencana atau pengalaman negative
Endema serviks
Endema serviks terjadi bila bagian anterior serviks membengkak, terasa tegang dan membesar,
serta kadang terjadi pada kala akhir persalinan. Bidan selalu mengira bahwa ibu telah
mengejan sebelum dilatasi penuh akan mengalami risiko terbesar pembengkakan serviksnya.
Namun walsh 2000 mengatakan bahwa keinginan mengejan premature, umum terjadi pada
bayi posisi posterior, secara fisiologis memang diharapkan untuk merotasi bayi ke posisi
optimal sebelum dilatasi penuh dan desensi
.
Bila serviks edema, tindakan tidak berdasar bukti yang sering dilakukan adalah menghilang
tekanan dengan mendukung bu untuk menahan keinginan mengejan dan mengambil posisi
untuk mengurangi rasa ini, seperti berbaring ke samping, all-four atau knee-chest. Serviks
biasanya membuat bibir menjadi kencang yang bila tidak terlalu tegang, kadang tergelincir
melewati bagian presentasi selama pv
Bila edema serviks tidak mau meghilang, perlu waktu dan dukungan lebih besar kepada ibu
untuk melakukan koping terhadap kontraksi ekspulsif yang sangat menyakitkan tersebut.
Pada beberapa kasus, epidural bisa membantu
Secara anekdot, bidan yang menemukan serviks yang membengkak di tengah perjalanan
persalinan mengatakan jarang hilang dan akhirnya diperlukan sesaria
Serviks “mengerut”
Isu ini telah menyalakan perdebatan diantara bidan radikal. Dianggap bagian presentasi sedikit
defleksi atau fleksi, memengaruhi tekanan, atau hilang terhadap serviks yang dapat
menyebabkan perubahan di antara tiap pemeriksaan. Bukti anekdot mengatakan bahwa serviks
yang mengerut lebih sering terjadi pada posisi oksipito-posterior dan bisa menjadi tanda
distosia
2.5 Pemeriksaan genetalia pada ibu hamil
1. Minta ijin dan jelaskan pada ibu bahwa akan dilakukan pemeriksaan kemaluan
2. Persilahkan ibu melepas celana dalam, cuci tangan.
3. Pasang perlak di bawah bokong ibu
4. Pakai sarung tangan steril
5. Lakukan vulva hygine
6. Lakukan pemeriksaan genetalia dan kelenjar limfe inguinal:
Lakukan palpasi pada kelenjar limfe apa ada nyeri atau membesar
Lakukan inspeksi pada vulva apa ada prolapses uteri, benjolan pada kelenjar bartholini,
pengeluaran pervaginam (secret), bila ada amati warna,bau,nyeri (sebaiknya dilakukan
pada meja ginekologi)
7. Lakukan pemeriksaan inspeksikulo untuk meliht lesi, tanda-tanda infeksi, cairan/darah.
8. Lakukan pemeriksaan/pengukurn panggul dalam (bila perlu)
9. Lakukan pemeriksaan pada anus dengan melakukan inspeksi untuk mengetahui adanya
hemoroid, fistula, dan kebersihan
10. Cuci tangan dengan klorin , lepas dan rendam sarung tangan dalam larutan klorin 0,5% selam
10 menit.
11. Cuci tangan dengan sabun di bawah air mengalir, keringkan dengan handuk kering
12. Rapikan dan beri salam pada pasien
Palpasi
kelenjar bartholini dan skene
periksa adanya retrokel atau sistokel
Pemeriksaan Spekulum
Inspeksi
serviks : warna bentuk dan laserasi yang menyembuh. Kemungkinan warna keunguan pada
kehamilan, laserasi yang ditimbulkan karena pelahiran sebelumnya
dinding vaginal : warna kebiruan, rongga dalam, leokorea pada kehamilan normal, iritasi,gatal,
dan rabas pada infeksi vagina
Lakukan pulasan Pap jika diindikasikan . specimen mungkin diperlukan untuk diagnosis infeksi
vagina atau serviks.
Pemeriksaan bimanual
Masukkan dua jari yang dilubrikasi ke dalam introitus, bagian telapak tangan mengarah ke bawah,
dengan sedikit tekanan ke bawah pada area perineum. Masukkan jari hingga ke area kubah vagina
posterior. Pertahankan tekanan mengarah ke bawah, putar perlahan telapak jari ke atas.
Kaji
Ostium serviks dan derajat penipisan. Letakkan jari anda dengan hati-hati dalam ostium,
kemudian sapukan dengan gerakan memutar di sekeliling permukaan serviks.
Kemungkinan ditemukan : ostium menutup pada ibu nuli para, ostium terbuka sampai seukuran
ujung jari pada ibu multipara
Ukur
Panjang serviks. Palpasi permukaan lateral dari ujung serviks sampai forniks lateral.
Keungkinan temuan : sebelum usia kehamilan mencapai 34-36 minggu, serviks seharusnya tetap
dengan panjang normal sekitar 1,5-2 cm.
Palpasi
Kemungkinan temuan : pada kehamilan dini, penting untuk menyingkirkan kehamilan tuba
(ektropik)
Lakukan pemeriksaan rektovagina untuk memastikan ukuran uterus atau integritas septum
rektovaginal.
Fobia dan tingkah laku yang berhubungan dengan pengalaman penganiayaan seksual atau perkosaan
di masa lampau.
Ketakutan atau ketidaksukaan yang jelsa terhadap PV, prosedur invasive, jarum, atau pergi
kedokter gigi.
Riwayat depresi, rasa rendah diri, dan masalah emosi
Terdapat hubungan antara ibu yang pernah mendapat penganiayaan seksual semasa kanak-
kanak dan disfungsi psikiatrik/emosi serta depresi pascanatal.
Menceritakan kepada bidan mengenai penganiayaan sebelumnya.
Pemeriksaan Urogenital
Gambar 3. Urogenital eksterna wanita
Genitalia wanita diperlihatkan pada gambar diatas.Vulva terdiri dari mons veneris, labia mayor,
klitoris, vsetibulum, dan kelenjar-kelenjarnya, meatus uretra, dan introitus vagina.Mons veneris
adalah tonjolam bulat dan jaringan lemak diatas simpisis pubis. Labia mayora adalah dua buah
lipatan kulit lebar yang membentuk batas lateral vulva. Kedua labia mayora bertemu dibagian
anterior di mons veneris untuk membentuk commisura anterior.Labia mayora dan mons veneris
mempunyai folikel rambut dan kelenjar sebasea.Labia minora sesuai dengan skrotum pada
pria.Labia minora adalah lipatan kulit yang sempit dan berpigmen yang antara labia mayora dan
menutupi vestibulum, yang merupakan daerah diantara kedua labia minora.Diantara anterior,
kedua labia minora membentuk preputium klitoris.Klitoris, yang analog dengan penis, terdiri dari
jaringan erektil dan banyak mengandung ujung syaraf, klitoris mempunyai satu glans dan dua
corpora cavernosa.Meatus uretra eksternal terletak dibagian anterior vetibulum dibawah
klitoris.Kelenjar parauretra, atau kelenjar skene, adalah
kelenjar-kelenjar kecil yang bermuara di lateral uretra.Sekresi kelenjar sebasea di daerah ini
melindungi jaringan yang rentan terhadap urin.
Dibagian inferior labia minora bersatu pada commisura posterior untuk membentuk
fourchette.Perineum adalah daerah diantara fourchette dan anus.
Gejala yang sering dijumpai pada wanita di daerah genitourinarius antara lain :
PEMERIKSAAN GENITALIA
Pemeriksaan fisik
Pemeriksaan Genitalia
1. Letak litotomi
Letak ini paling sering dilakukan, diperlukan meja ginekologi dan penyangga bagi kedua
tangkai.
Penderita berbaring diatas meja ginekologi, sambil lipat lututnya diletakkan pada
penyangga dan tungkainya dalam fleksi santai, sehingga penderita dalam posisi
mengangkang.
Dengan penerangan lampus sorot, vulva, anus dan sekitarnya dapat terlihat jelas dan
pemeriksaan baik bimanual maupun dengan speculum dapat dilakukan.Pemeriksaan
inspekulo dilakukan dengan pemeriksaan duduk, sedang pemeriksaan bimanual
sebaiknya dengan berdiri.
2. Letak miring
Pasien diletakkan di pinggir tempat tidur miring ke sebelah kiri, sambil paha dan lututnya
ditekuk dan kedua tungkai sejajar.Posisi ini hanya baik untuk pemeriksaan inspekulo.
3. Letak Simm
Letak ini hampir sama dengan letak miring. Hanya tungkai kiri hampir lurus, tungkai
kanan ditekuk kea rah perut, dan lututnya diletakkan pada alas, sehingga panggul
membuat sudut miring dengan alas, lengan kiri di belakang badan dan bahu sejajar
alas.Dengan demikian penderita berbaring setengah tengkurap.Dengan posisi ini
pemeriksaan inspekulo lebih mudah dilakukan.
Spekulum SIMM
Dipasang terlebih dahulu kedalam vagina bagian belakang (posterior). Mula- mula ujung
speculum dimasukkan agak miring ke dalam introitus vagina, didorong ke dalam sedikit,
dan diletakkan melintang dalam vagina : lalu speculum ditekan ke belakang dan di
dorong lebiih ke dalam lagi, sehingga ujung speculum menyentuk puncak vagina di
fornik posterior. Setelah speculum pertama di pasang makam maka speculum kedua yang
lebih kecil menjadi sangat mudah, ujung diletakkan di fornik anterior dan ditekan sedikit
ke depan. Biasanya portio langsung tampak dengan jelas. Apabila portio menghadap
terlampau ke depan atau ke belakang, maka posisi speculum disesuaikan, sehingga letak
portio tepat ditengah speculum
Chapman, Vicky. 2006. Asuhan Kebidanan : Persalinan & Kelahiran. Jakarta : Buku Kedokteran
EGC
Bickley, Lynn S. 2008. Buku Saku Pemeriksaan Fisik & Riwayat Kesehatan Bates Edisi 5. Jakarta :
Buku Kedokteran EGC
Kusmiyati, Yuni. 2007. Penuntun Praktikum Asuhan Kehamilan. Yogyakarta : Fitramaya.