Anda di halaman 1dari 17

ASUHAN KEBIDANAN IBU BERSALIN

NORMAL BERDASARKAN EVIDENCE


BASED
Disusun Oleh :
1. Erni Mardiyanti
2. Fitriana Echa Septiani
3. Levi Puspita
4. Mulia Annisa
Evidance Based Persalinan

 Evidance Based
Evidance based adalah berdasarkan bukti. Artinya tidak lagi berdasarkan
pengalaman atau kebiasaan semata. Semua harus berdasarkan bukti ilmiah
terkini yang bisa dipertanggung jawabkan. Evidance Based Midwifery adalah
penggunaan mutakhir terbaik yang ada secara bersungguh-sungguh, eksplisit
dan bijaksana untuk pengambilan keputusan dalam penanganan pasien
perseorangan.

 Persalinan
Persalinan merupakan suatu proses pengeluaran hasil konsepsi (janin dan uri)
yang dapat hidup ke dunia luar, dari rahim melalui jalan lahir atau dengan
jalan lain. Proses persalinan ini terdiri dari kala I sampai kala IV.
Asuhan Persalinan Normal
Persalinan dan kelahiran normal adalah proses
pengeluaran janin yang terjadi pada kehamilan cukup
bulan (37-42 minggu), lahir spontan dengan
presentasi belakang kepala yang berlangsung dalam 18
jam, tanpa komplikasi baik pada ibu maupun pada
janin (Saifuddin,10)
Di dalam asuhan Persalinan terdapat 5
(lima) aspek disebut juga sebagai 5 (lima)
benang merah, yaitu :
Aspek Pemecahan Masalah yang diperlukan untuk
menentukan Pengambilan Keputusan Klinik (Clinical
Decision Making).
Aspek Sayang Ibu yang Berarti sayang Bayi
Aspek Pencegahan Infeksi
Aspek Pencatatan (Dokumentasi)
Aspek Rujukan
Evidance Based Pada
Persalinan
Asuhan sayang ibu adalah asuhan berdasarkan EBM yang dapat
meningkatkan tingkat kenyamanan seorang ibu bersalin antara lain :

 Ibu tetap diperbolehkan makan dan minum karena berdasarkan EBM


pada saat bersalin ibu membutuhkan energi yang besar , ibu bersalin
kecil kemungkinan menjalani anastesi umum dan efek mengurangi
makan dan minum mengakibatkan glukosa intravena yang dibutktikan
dapat mengakibatkan negative terhadap janin dan bayi baru lahir oleh
karena itu ibu bersalin boleh makan da minum.

 Ibu diperbolehkan untuk memilih siapa pendamping persalinannya.


Asuhan sayang ibu adalah asuhan dengan prinsip saling menghargai
budaya, kepercayaan, dan keinginan sang ibu.
Contoh EBM Pada Asuhan
Persalinan Kala II
No Tindakan yang Sebelum EBM Sesudah EBM
dilakukan
1. Asuhan sayang ibu Ibu bersalin dilarang untuk Ibu bebas melakukan
makan dan minum bahkan aktifitas apapun yang
untuk mebersihkan dirinya mereka suka

2. Pengaturan posisi Ibu hanya boleh bersalin Ibu bebas untuk memilih
persalinan dengan posisi telentang posisi yang mereka
inginkan

3. Menahan nafas saat Ibu harus menahan nafas Ibu boleh bernafas seperti
mengeran pada saat mengeran biasa pada saat mengera

4. Tindakan epsiotomi Bidan rutin melakukan Hanya dilakukan pada saat


episiotomy pada persalinan tertentu saja
Contoh EBM Pada Asuhan
Persalinan

Asuhan kesehatan ibu selama dua dasawarsa terakhir


terfokus pada :
Keluarga berencana
Membantu para ibu dan suaminya merencanakan kehamilan
yang diinginkan
Asuhan antenatal terfokus
Memantau perkembangan kehamilan, mengenali gejala dan
bahaya, menyiapkan persalinan dan kesediaan menghadapi
komplikasi
Asuhan pasca keguguran
Menatalaksanakan gawat-darurat keguguran dan
komplikasinya serta tanggap terhadap kebutuhan pelayanan
kesehatan reproduksi lainnya
Persalinan yang bersih dan aman serta pencegahan
komplikasi
Kajian dan bukti ilmiah menunjukkan bahwa asuhan
persalinan bersih, aman dan tepat waktu merupakan salah
satu upaya efektif untuk mencegah terjadinya kesakitan
dan kematian

Penatalaksanaan komplikasi yang terjadi sebelum, selama


dan setelah persalinan
Dalam upaya menurunkan kesakitan dan kematian ibu,
perlu diantisipasi adanya keterbatasan kemampuan untuk
menatalaksanakan komplikasi pada jenjang pelayanan
tertentu.
Contoh EBM dalam Perkembangan
Asuhan Persalinan

Gentle Birth
Getntle birth adalah konsep
persalinan yag santun, tenang, dan alami
yang bertujuan untuk mempersiapkan ibu
hamil agar tetap tenang dan rileks saat
melahirkan. Konsep ini melibatkan
praktik senam hamil, olah pernapasan,
serta self hypnosis yang rutin dilakukan
sejak awal masa kehamilan hingga menuju
persalinan.
Water birth
Persalinan di air (Inggris:
waterbirth) adalah proses
persalinan atau proses melahirkan
yang dilakukan di dalam air hangat.
Melahirkan dalam air (water birth),
adalah suatu metode melahirkan
secara normal melalui vagina di
dalam air.
Persalinan dengan metode water
birth tidaklah jauh berbeda dengan
metode persalinan normal di atas
tempat tidur, hanya saja pada
metode water birth persalinan
dilakukan di dalam air sedangkan
pada persalinan biasa dilakukan di
atas tempat tidur
Lotus Birth
Lotus Birth, atau tali pusat
yang tidak dipotong, adalah
praktek meninggalkan tali
pusat yang tidak diklem dan
lahir secara utuh, daripada
ikut menghalangi proses
fisiologis normal dalam
perubahan Wharton’s jelly
yang menghasilkan
pengkleman internal alami
dalam 10-20 menit pasca
persalinan.
Hypnobirthing
Hypnobirthing
dilakukan pada kala I
persalinan ini dengan
mengajak pasien
berkomunikasi dan
memberikan sugesti pada
responden bahwa nyeri
persalinan dapat
diturunkan.
PARTOGRAF
Partograf adalah alat
pencatatan persalinan, untuk
menilai keadaan ibu, janin dan
seluruh proses persalinan.
Partograf digunakan untuk
mendeteksi jika ada
penyimpangan / masalah dari
persalinan, sehingga menjadi
partus abnormal dan
memerlukan tindakan bantuan
lain untuk menyelesaikan
persalinan
Fokus asuhan persalinan normal adalah persainan bersih dan aman serta
mencegah terjadinya komplikasi. Hal ini merupakan pergeseran paradigma dari
menunggu terjadinya dan kemudian menangani komplikasi, menjadi pencegahan
komplikasi. Beberapa contoh dibawah ini, menunjukkan adanya pergeseran
paradigma tersebut diatas:

I. Mencegah perdarahan pascapersalinan


Disebabkan oleh atonia uteri. Upaya pencegahan perdarahan pascapersalinan,
diantaranya manipulasi minimal proses persalinan, penatalaksanaan aktif
kala III, pengamatan melekat kontraksi uterus pascapersalinan.

II. Laserasi/episitomi
Dengan paradigma pencegahan, episiotomi tidak lagi dilakukan secara rutin
karena dengan perasat khusus, penolong persalinan akan mengatur ekspulsi
kepala, bahu, dan seluruh tubuh bayi untuk mencegah laserasi atau hanya
terjadi robekan minimal pada perineum.
III. Retensio plasenta
Penatalaksanaan aktif kala tiga dilakukan untuk
mencegah perdarahan, mempercepat proses separasi dan
melahirkan plasenta dengan pemberian uterotonika
segera setelah bayi lahir dan melakukan penegangan tali
pusat terkendali.

IV. Partus Lama


Untuk mencegah partus lama, asuhan persalinan normal
mengandalkan penggunaan partograf untuk memantau
kondisi ibu dan janin serta kemajuan proses kelahiran.
V. Asfiksia Bayi Baru Lahir
Pencegahan asfiksia pada bayi baru lahir dilakukan
melalui upaya pengenalan/penanganan sedini mungkin,
misalnya dengan memantau secara baik dan teratur
denyut jantung janin selama proses persalinan, mengatur
posisi tubuh untuk memberi rasa nyaman bagi ibu dan
mencegah gangguan sirkulasi utero-plasenter terhadap
bayi, teknik meneran dan bernapas yang menguntungkan
bagi ibu dan bayi.

VI.Asuhan Sayang Ibu dan Bayi sebagai Kebutuhan Dasar


Persalinan
Asuhan sayang ibu adalah asuhan dengan prinsip saling
menghargai budaya, kepercayaan dan keinginan sang ibu.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai