Anda di halaman 1dari 14

Evidencebase Kebidanan pada

kala II persalinan
NAMA : FANNY CH SRI FAEDAH
NPM : F622019
Evidence based

 evidence base Adalah suatu pendekatan medik yang didasarkan pada bukti-bukti ilmiah
terkini untuk kepentingan pelayanan kesehatan penderita
 Evidence base midwifery adalah pemberian informasi kebidanan berdasarkan bukti dari
penelitian yang bisa dipertanggungjawabkan dan berdasarkan bukti ilmiah dari hasil
penelitian atau pengalaman praktik terbaik dari para praktisi dari seluruh penjuru dunia
Kala II persalinan

 Adalah merupakan fase dari dilatasi serviks lengkap 10 cm hingga bayi lahir . Pada kala
ini pasien dapat mulai mengejan sesuai instruksi penolong persalinan yaitu mengejan
bersamaan dengan kontraksi
 Pada kala II adalah tahapan dimana janin di lahirkan . Pada kala II his menjadi lebih kuat
dan sering . Kra-kira 3 menit sekali. Ketika kepala sudah di masuki di ruang panggul,
pada saat his dirasakan adanya tekanan otot-otot dasar panggul yang secara reflek
menimbulkan rasa ingin mengedan ibu akan merasakan tekanan pada rectum sehingga
terasa seperti ingin buang air besar. Kemudian perineum menjadi menonjol dan melebar
dengan anus membuka. Labia mulai membuka dan tidaklama Nampak kepala janin di
vulva pada waktu his . Kepala janin dilahirkan dengan pesentasi suboksiput dibawah
simfisis ,dahi muka dan dagu. Setelah his mulai lagi untuk mengeluarkan badan dan
anggota badan bayi ( Winkjosastro dkk,2005).
 Masih banyak perdebatan yang terjadi pada kala II yang tepat dan batas waktu
yang di anggap normal . Batas dan lama persalinan kala II berbeda-beda
tergantung paritasnya. Durasi kala II dapat lebih lama pada wanita yang
mendapatkan blok epidural dan menyebabkan hilangnya reflex mengedan pada
primi gravida waktu yang di butuhkan pada tahap ini adalah 25-57 menit
( Bobak, lowdermilk & Jensen ,2004) rata-rata durasi kala II yaitu 50 menit
( Kenneth et al,2009)
 Pada tahap ini jika ibu merasa kesepia, sendirian, takut dan cemas maka ibu akan
mengalami persalinan yang lama dibandingkan dengan ibu yang percayadiri dan
tenang ( Simkin,2008).
Evidenbase pada persalinan kala II
 Pada proses persalinan kala II ini ternyata ada beberapa hal yang dahulu sering
dilakukan ternyata setelah dilakukan penelitian hasilnya sama sekali tidak
bermanfaat atau bahkan dapat merugikan pasien. Adapun hal-hal yang tidak
bermanfaat pada persalinan kala II adalah
No Tindakan yang di lakukan Sebelum EBM Setelah EBM

1. Asuhan sayang ibu Ibu bersalin dilarang untuk makan Ibu bebas melakukan aktifitas
dan minumbahkan untuk apapun yang mereka sukai
membersihkan dirinya
2. Pengaturan posisi persalinan Ibu hanya boleh bersalin pada Ibu bebas memilih posisi bersalin
posisi terlentang yang mereka inginkan

3. Menahan nafas dan mengeran Ibu harus menahan nafas pada saat Ibu boleh bernafas seperti biasa pada
mengedan saat mengedan
4. Tindakan episiotomi Bidan rutin melakukan episiotomy Hanya dilakukan pada saat tertentu
pada persalinan saja
 Semua tindakan tersebut telah dilakukan penelitian sehingga dapat dikategorikan aman jika
dilakukan pada ibu bersalin adapun hasil penelitiannya adalah :
1. Asuhan sayang ibu pada persalinan setiap kala
Asuhan sayang ibu adalah asuhan yang dilakukan dengan prinsip saling menghargai budaya ,
kepercayaan, dan keinginan sang ibu sehungga sangat penting sekali diperhatikan apabila
seorang ibu hendak bersalin.contohnya:
a. Ibu tetap diperbolehkan makan dan minum karena menurut EBM diperoleh kesimpulan
bahwa :
• Pada saat bersalin ibu membutuhkan energy yang besar
• Ibu bersalin kecil kemungkina menjalani anastesi umum jadi tidak ada alasan untuk
melarang makan dan minum
• Efek mengurangi/ mencegah makan dan minum menyebabkan pembentukan glukosa
intravena yang telah dibuktikan dapat berakibat negative terhadap janin dan bayi baru lahir
olehkarena itu ibu bersalin tetap boleh makan dan minum hal ini berdasarkanpenelitia yang
dilakukan oleh Larance 1982. Tamow-mordi atraw dkk 1981.ruter spance dkk 1980. lucas
1980
2. Ibu diperbolehkan memilih siapa pendamping persalinan
Salah satu hal yang dapat membantu kelancaran proses persalinan adalah hadirnya seorang
pendamping pada proses persalinan ini berlangsung karena berdasarkan hasil penelitian
keuntungan adanya pendamping pada proses persalinan adalah :
 Pendamping persalinan dapat memberikan dukungan secara emosional maupun fisik
kepada ibu selama proses persalinan.
 Kehadiran suami merupakan suatu dukungan moral karena dalam proses ini ibu sedang
mengalami stress berat tetapi dengan hadirnya suami ibu merasa sedikit rileks karena ia
merasa tidak menghadapi ini seorang diri
 Pendamping persalinan juga dapat ikut terlibat langsung dalam memberikan asuhan
misalnya dapat membantu ibu mengubah posisi sesuai dengan tingkat kenyamanan ibu
 Pendamping persalinan menjadi sumber pemberi semangat dengan dorongan kepada ibu
saat proses persalinan sampai kelahiran bayi
 Dengan adanya pendamping persalinan ibu merasa lebih aman dan nyaman karena merasa
lebih diperhatikan oleh orang yang mereka sayangi.
 Ibu memperoleh dukungan emosional sehingga persalinan dapat berlangsung lebih cepat.
3. Mengatur posisi persalinan
Pada saat proses persalinan akan berlangsung ibu biasanya dianjurkan untuk mengatur posisi terlentang /litotomi
tetapi berdasarkan penelitiaan yang dilakukan didapatkan bahwa posisi litotomi tidak boleh dilakukan lagi hal ini
dikarenakan :
 Posisi terlentang dapat mengakibatkan berkurangnya pasokan darah ibu ke janin
 Posisi terlentang dapat berbahaya bagi ibu dan janin selain itu posisi terlentang juga menyebabkan kontraksi
lebih nyeri lebih lama dan trauma perineum yang besar
 Posisi terlentang dapat menyebabkan kesulitan penurunan bagian terbawah janin
 Posisi terlentang dapat mengakibatkan hipotensi karena bobot uterus dan isinya akan menekan aorta , vena
kafa inferior dan pembuluh pembuluh darah lainnya dalam vena tersebut. Hipotensi dapat mengakibatkan ibu
pingsan dan seterusnya bias mengarah ke anoreksia janin
 Posisi litotomi dapat menyebabkan kerusakan di kaki dan di punggung sehingga menyebabkan rasa sakit yang
lebih banyak pada masa nifas.
Adapun posisi yang dianjurkan dalam proses persalinan antara lain:
1. Posisi setengah duduk
2. Berbaring miring
3. Berlutut dan merangkak
Kelebihan posisi tersebut :
a. Posisi tegag dilaporkan mengalami sedikit rasa tidak nyaman dan nyeri.
b. Posisi tegak dapat memprsingkat kala II
c. Posisi tegak membantu ibu lebih mudah meneran peluang lahir spontan lebih besar dan robekan perinial dan
vagina lebih sedikit
d. Pada posisi jongkok berdasarkan bukti radiologis dapat menyebabkan terjadinya peregangan bagian bawah
simfisis pubis akibat berat badan sehingga mengakibatkan 28% terjadinya perluasan pinggul
e. Posisi berlutut dapat mengurangi rasa sakit dan membantu bayi dalam mengadakan posisi rotasi yang
diharapkan ( ubub ubun kecil depan ) dan juga mengurangi keluhan haemoroid
f. Posisi jongkok dapat melancarkan proses pengosongan kandung kemih karena kandung kemih yang penuh
dapat memperlambat proses penurunan kepala.
4. Menahan nafas saat proses persalinan

 Pada saat proses persalinan bidan sering menganjurkan ibu untuk menarik nafas panjang
kemudian menahan nya dengan tujuan tenaga ibu untuk mengeluarkan bayi lebih besar
sehingga proses pengeluaran bayipun terjadi lebih cepat.padahal tindakan ini tidak
dianjurkan karena :
a. Menahan nafas pada proses persalinan tidak menyebabkan kala II berlangsung lebih
singkat
b. Ibu yang mengeran dengan menahan nafas cenderung mengeran hanya sebentar
c. Selain itu membiarkan ibu bersalin bernafas dan mengeran pada saat ibumerasakan
dorongan akan lebih baik dan lebih singkat.
Tindakan episiotomi

 Tindakan episiotomy pada proses persalinan sangat rutin dilakukan terutama pada
primigravida. Padahal berdasarkan penelitian tindakan rutin ini tidak boleh dilakukan
secara rutin pada proses persalinan karena :
a. Episiotomi dapat menyebabkan perdarahan karena episiotomy yang dilakukan terlalu dini
mengakibatkan perdarahan yang banyak
b. Episiotomi dapat menjadi pemicu timbulnya infeksi
c. Episiotomi dapat menyebabkan rasa nyeri yang hebat
d. Episiotomi dapat menyebabkan perluasan luka perineum hingga derajat III dan IV
Adapun indikasi yang diperbolehkan untuk
episiotomy adalah

 Bayi berukuran besar


 Perineum sangat kaku
 Perineum pendek
 Persalinan dengan alat bantu atau sungsang
Terimakasih

Anda mungkin juga menyukai