2. Yang Direkomendasikan
a. Inisiasi Menyusu Dini
Berdasarkan evidence based yang up to date, upaya untuk peningkatan
sumberdaya manusia antara lain dengan jalan memberikan ASI sedini
mungkin. (IMD) yangdimaksudkan untuk meningkatkan kesehatan dan
gizi bayi baru lahir yang akhirnya bertujuan untuk menurunkan Angka
Kematian Bayi (AKB).
Inisiasi Menyusui Dini (IMD) adalah proses bayi menyusu segera setelah
dilahirkan, dimana bayi dibiarkan mencari puting susu ibunya sendiri
(tidak disodorkan ke puting susu).
Menurut hasil penelitian Nelwatri, Hepi (2013) bahwa ada pengaruh yang
signifikan inisiasi menyusu dini terhadap involusi uteri di BPS Kota Padang tahun
2013.
Inisiasi menyusu dini merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi involusi
uterus karena saat menyusui terjadi rangsangan dan dikeluarkannya hormon antara
lain oksitosin yang berfungsi selain merangsang kontraksi otot-otot polos payudara,
juga menyebabkan terjadinya kontraksi dan retraksi otot uterus. Hal ini akan
menekan pembuluh darah yang mengakibatkan berkurangnya suplai darah ke
uterus. Proses ini membantu untuk mengurangi situs atau tempat implantasi
plasenta serta mengurangi perdarahan.
Involusi uterus yang sempurna merupakan salah satu indikator penting dalam
melihat kepulihan ibu pada masa nifas, untuk itu sangat penting bagi tenaga
kesehatan khususnya yang membantu persalinan untuk selalu melakukan inisiasi
menyusu dini pada ibu bersalin apabila kondisi ibu dan janin dalam keadaan
normal.
b. Posisi Persalinan
Pada saat proses persalinan akan berlangsung, ibu biasanya di anjurkan untuk
mulai mengatur posisi telentang / litotomi. Tetapi berdasarkan penelitian yang telah
dilakukan ternyata posisi telentang ini tidak boleh dilakukan lagi secara rutin pada
proses persalinan, hal ini dikarenankan :
1) Bahwa posisi telentang pada proses persalinan dapat mengakibatkan
berkurangnya aliran darah ibu ke janin.
2) Posisi telentang dapat berbahaya bagi ibu dan janin, selain itu posisi telentang
juga mengalami konntraksi lebih nyeri, lebih lama, trauma perineum yang lebih
besar.
3) Posisi telentang/litotomi juga dapat menyebabkan kesulitan penurunan bagian
bawah janin. Sehingga memperlama proses persalinan.
4) Posisi telentang bisa menyebabkan hipotensi (syndrome supine hypotensi)
karena bobot uterus dan isinya akan menekan aorta, vena kafa inferior serta
pembluh-pembuluh lain dalam vena tersebut. Hipotensi ini bisa menyebabkan
ibu pingsan dan seterusnya bisa mengarah ke anoreksia janin.
5) Posisi litotomi bisa menyebabkan kerusakan pada syaraf di kaki dan di
punggung dan akanada rasa sakit yang lebih banyak di daerah punggung pada
masa post partum (nifas).
6) Lebih sulit bagi ibu untuk melakukan pernafasan
7) Membuat buang air lebih sulit
8) Membatasi pergerakan ibu
9) Bisa membuat ibu merasa tidak berdaya
10) Bisa membuat kemungkinan terjadinya laserasi pada perineum
11) Bisa menimbulkan kerusakan syaraf pada kaki dan punggung.
Posisi ini mengharuskan ibu berbaring miring ke kiri atau ke kanan. Salah
satu kaki diangkat sedangkan kaki lainnya dalam keadaan lurus. Biasa dilakukan
bila posisi kepala bayi belum tepat. Normalnya posisi ubun-ubun bayi berada di
depan jalan lahir, menjadi tidak normal bila posisi ubun-ubun berada di
belakang atau samping. Miring ke kiri atau ke kanan tergantung posisi ubun-
ubun bayi. Jika di kanan, ibu diminta miring ke kanan dengan harapan bayinya
akan memutar. Posisi ini juga bisa digunakan bila persalinan berlangsung lama
dan ibu sudah kelelahan dengan posisi lainnya.
Keuntungan : Peredaran darah balik ibu mengalir lancar, pengiriman
oksigen dalam darah ibu ke janin melalui plasenta tidak terganggu, karena tidak
terlalu menekan, proses pembukaan berlangsung perlahan-lahan sehingga
persalinan relatif lebih nyaman, dan dapat mencegah terjadinya laserasi.
Kekurangan : Posisi ini membuat dokter atau bidan sedikit kesulitan
membantu proses persalinan, kepala bayi lebih sulit dipegang atau diarahkan,
bila harus melakukan episiotomi pun posisinya lebih sulit.
3) Berdiri atau jongkok
Posisi meragkak sangat cocok untuk persalinan dengan rasa sakit pada
punggung. Keuntungan : ibu merasa lebih nyaman dan efektif untuk meneran,
mempermudah janin dalam melakukan rotasi, membantu ibu mengurangi nyeri
punggung, dan peregangan pada perinium berkurang.
5) Menungging
Keuntungan, mendorong kepala bayi keluar dari panggul selama kontraksi ,
kadang – kadang dianjurkan pada persalinan dini jika kontraksi sering terjadi
dan untuk mengurangi nyeri pinggang, serta mengurangi tekenan pada leher
rahim yang bengkak.
6) Berjalan-jalan
Posisi ini hanya dapat dilakukan bila ketuban belum pecah dan bila ibunya
masih mampu untuk melakukannya. Posisi ini dapat menyebabkan ibu cepat
menjadi lelah. Keuntungan : Menyebabkan terjadinya perubah sendi panggul ,
dapat mempercepat turunnya kepala janin.
c. Mobilisasi Dini