Anda di halaman 1dari 3

1.

Posisi Berbaring (litotomi)

Caranya adalah bunda terlentang dengan kaki menggantung di penopang khusus untuk orang bersalin.

Posisi ini terkesan pasif, karena bunda akan mengalami kesulitan dalam mengejan. Selain itu, dengan
posisi seperti ini biasanya bunda merasa pegal pada punggung. Posisi ini juga seringkali dapat
meningkatkan tekanan pada perineum yang dapat menimbulkan robek pada jalan lahir.

Namun, posisi ini sangat memudahkan dokter dalam membantu proses kelahiran dan memberikan
perlakuan medis. Biasanya posisi di lakukan juga saat dokter hendak melakukan tindakan kuret.

2. Posisi setengah duduk (semi sitting)

Ini adalah posisi yang sering kita temui, yaitu Bunda berbaring dengan punggung bersandar pada bantal,
kemudian kaki di tekuk dan paha terbuka.

Posisi ini memudahkan dokter atau bidan dalam membantu proses kelahiran dan mendapatkan bantuan
dari gaya gravitasi bumi. Selain itu jalan lahir yang di tempuh bayi untuk keluar menjadi lebih pendek
dengan suplai oksigen dari bunda ke janin dapat berjalan dengan optimal.

3. Posisi miring (lateral)

Bunda berbaring menghadap miring dengan salah satu kaki diangkat dan posisi kaki satunya dalam
keadaan lurus. Posisi ini di lakukan apabila posisi kepala bayi belum tepat di jalan lahir.

Iklan

Manfaat yang diperoleh adalah bayi mendapat pasokan oksigen melalui plasenta lancar, karena
peredaran darah bunda juga lancar saat posisi miring. Dengan posisi miring Bunda juga lebih bisa
menghemat energi.
Kekurangan dari posisi ini adalah menyulitkan dokter dalam melakukan pemeriksaan perkembangan
proses kelahiran.

4. Posisi jongkok (squatting)

Peran ayah sangat dibutuhkan dalam posisi ini, karena posisi ini membutuhkan sandaran yang kuat di
belakang bunda. Cara lain adalah duduk di atas bangku kecil ( bahasa jawa: dingklik). Selain itu
dibutuhkan bantalan atau kursi khusus yang berguna untuk menahan kepala serta tubuh bayi saat
keluar.

Posisi ini di percaya sebagai cara alami dalam proses kelahiran secara normal. Selain mendapat bantuan
gaya gravitasi bumi, bunda masih bisa melakukan kontrol saat mengejan.

Dalam kondisi kehamilan yang sehat posisi ini sangat memungkinkan untuk di pilih. Posisi ini secara
medis kurang baik karena menyulitkan dokter dan bidan dalam memantau posisi bukaan jalan lahir dan
memberikan tindakan.

Iklan

5. Posisi berlutut

Caranya adalah Bunda bertumpu dengan kedua kaki di tekuk dan terbuka sehingga memungkinkan bayi
keluar dengan bantuan gravitasi bumi.

Sama seperti posisi jongkok, posisi melahirkan dengan berlutut memanfaatkan gaya gravitasi untuk
mempermudah proses kelahiran. Selain itu Bunda masih bisa melakukan kontrol saat mengejan.

6. Posisi merangkak

Caranya, Bunda mengambil posisi merangkak dengan kedua lengan di depan menopang tubuh.
Posisi merangkak sangat membantu meringankan rasa sakit di punggung. Selain itu posisi ini akan
mempercepat penurunan kepala bayi ke dalam panggul.

7. Posisi Berdiri tegak

Dikatakan posisi berdiri tegak bukan berarti Bunda pasif. Bunda bisa bersandar ke belakang atau ke
depan. Walaupun pada nanti kenyataannya saat melahirkan posisinya bisa menjadi berubah.

Posisi berdiri tegak membuat Bunda lebih leluasa bergerak dan mengalihkan perhatian saat mengalami
kontraksi. Selain itu gerakan-gerakan bisa membantu posisi bayi mendekati jalan lahir.

Anda mungkin juga menyukai