Anda di halaman 1dari 10

Nama : Meita Kusumastuti

Nim : 1910105061
Kelas : A5

1. Tanda – Tanda Vital Pada Ibu Hamil


a. Pemeriksaan fisik yang meliputi pengukuran tinggi dan berat badan
Gunanya untuk mengetahui apakah pasien mengalami kenaikan berat badan yang
mencukupi atau tidak. Sementara ideal berat badan di awal kehamilan harus naik
sebanyak kurang lebih setengah kilogram setiap minggunya.Sedangkan jika tinggi
badan kurang dari 145 cm biasanya akan berisiko mengalami panggul sempit, sehingga
sulit melahirkan normal.
b. Ada 3 tanda-tanda vital yang paling dasar seperti denyut nadi atau jantung, laju
pernapasan dan tekanan darah.
1. Denyut nadi atau jantung
Pemeriksaan denyut nadi sama dengan pengukuran denyut jantung. Biasanya
dilakukan dengan menggunakan instrumen doppler atau stetoskop untuk mengukur
berapa kali jantung berdetak setiap menit.

2. Laju pernapasan
Tanda-tanda vital selanjutnya adalah laju pernapasan. Pengukuran laju pernapasan
bisa menunjukkan apakah ibu hamil memiliki pernapasan normal atau tidak normal
dan diketahui dengan cara menghitung berapa kali tarikan napas yang ditandai
dengan mengembangnya rongga dada selama satu menit.

3. Tekanan darah
Gunanya pemeriksaan tekanan darah di awal kehamilan adalah untuk mendeteksi
apakah tekanan darah ibu hamil normal atau tidak. Tekanan darah yang tinggi
dikhawatirkan akan mengalami kondisi hipertensi hingga preeklampsia.
Sebaliknya, tekanan darah yang rendah bisa menyebabkan ibu hamil mengalami
pusing dan lemas.

Sumber:
https://today.line.me/id/pc/article/5+Hal+yang+Harus+Mama+Perhatikan+Saat+P
emeriksaan+Kehamilan-X6k8Vw
2. Tanda Bahaya Persalinan
Minimal ada 10 tanda bahaya yang perlu dikenali oleh ibu hamil, keluarga, dan
masyarakat yaitu:
1. ibu tidak mau makan dan muntah terus,
2. berat badan ibu hamil tidak naik,
3. perdarahan,
4. bengkak kaki/tangan/wajah,
5. gerakan janin berkurang atau tidak ada,
6. kelainan letak bayi dalam rahim,
7. ketuban pecah sebelum waktunya,
8. persalinan lama,
9. penyakit ibu yang berpengaruh terhadap kehamilan, dan
10. demam tinggi pada masa nifas.
Kehamilan normal tetap perlu diwaspadai, karena tanda bahaya dapat terjadi
sewaktu-waktu, tidak terduga, dan tidak ditemukan pada saat pemeriksaan kehamilan
misalnya kejang, ketuban pecah sebelum waktunya, dan sebagainya.

Sumber : https://dinkes.bantulkab.go.id/berita/183-tanda-bahaya-pada-kehamilan-
persalinan-dan-nifas

3. Peran Suami dalam Mendampingi Ibu Bersalin


Peran suami sangat diperlukan selama proses kehamilan. Seorang suami sebaiknya
mendampingi sang istri untuk memeriksakan kehamilannya, sehingga suami juga dapat
mengetahui dan mengikuti tahap demi tahap perkembangan si bayi. Selain itu, suami
pun bisa lebih memahami keadaan emosi sang istri. Kondisi menjelang persalinan
merupakan saat yang paling menegangkan dan melelahkan bagi seorang ibu hamil.
Pada situasi demikian, keberadaan suami di sisi sang istri sangat membantu perasaan
sang istri menjadi lebih terkontrol.
Peran suami dalam perawatan kehamilan sampai masa nifas istri adalah suatu
tindakan atau perilaku yang harus dilakukan oleh seorang suami yang istrinya dalam
keadaan hamil, bersalin dan dalam masa nifas. Tindakan yang dilakukan oleh suami
selama proses kehamilan sampai persalinan bisa dengan mengantar istri untuk
pemeriksaan kehamilan, memberikan makanan bergizi untuk istri, mengajak istri untuk
melakukan olah raga ringan, membantu mengerjakan tugas sehari-hari, menyiapkan
biaya persalinan, ikut memilih tempat bersalin untuk istri, menemani atau
mendampingi istri saat melahirkan dan mengingatkan istri untuk memberikan ASI
ekslusif.
Suami yang hadir disamping istri akan mempunyai makna yang khusus. Istri akan
jadi percaya diri dalam menghadapi persalinan. Suami yang hadir di samping istri
mempunyai makna yang khusus. Satu hal yang sangat positif jika suami bisa hadir saat
proses kelahiran, kehadiran suami ini akan memberikan suatu dorongan kekuatan
mental sang istri. Walaupun tidak dapat mengurangi rasa sakit, namun kekuatan mental
yang didapat sang istri akan membuatnya lebih kuat menahan sakit, yang pada akhirnya
mempermudah prosesperkawinan. Kemudian untuk suami yang tidak menemani dan
mendampingi istri saat persalinan, mereka mempunyai alasan bahwa mereka dilarang
masuk ke tempat persalinan oleh petugas kesehatan, tidak tega melihat istrinya, dan
bekerja saat istri melahirkan.

Sumber : https://media.neliti.com/media/publications/3854-ID-peran-suami-
selama-proses-kehamilan-sampai-nifas-istri.pdf

4. Tanda – Tanda Persalinan


1. Kontraksi yang teratur Rahim seorang perempuan biasanya secara otomatis akan
mempersiapkan diri saat tiba waktunya bersalin. Di akhir-akhir masa kehamilan, rahim
biasanya akan lebih sering terasa kontraksinya, karena bayi akan pindah ke posisi yang
lebih rendah di jalan lahir. Kontraksi inilah yang akan membantu mendorong bayi
untuk lahir ke dunia. Kontraksi jelang bersalin biasa akan lebih teratur, berirama, dan
intens. Dalam satu atau dua jam, kontraksi bisa berlangsung selama lima menit sekali
yang dimulai dari punggung dan kemudian berputar ke depan. Perut juga terasa keras
seperti bola basket. Perbedaan kontraksi persalinan palsu dengan yang nyata adalah
kontraksi palsu biasa terjadi pada interval waktu yang tidak teratur dan jaraknya cukup
lama, sementara kontraksi nyata akan terjadi terus-menerus di semua permukaan perut
meskipun seorang perempuan mengubah posisi, seperti bergerak atau berbaring.
Menurut The American College of Obstetricians dan Gynaecologists, kontraksi
persalinan palsu disebut juga dengan kontraksi Braxton Hicks dan biasanya hanya
terasa di perut bagian bawah.
2. Bayi terasa berada di bawah panggul Beberapa jam hingga beberapa minggu sebelum
persalinan dimulai pada kehamilan pertama kali, seorang ibu akan merasa seolah-olah
bayinya jatuh ke posisi yang lebih rendah di panggulnya. Tanda ini berarti berarti bayi
telah memasuki posisi kepala dalam persiapan untuk kelahiran (pada perempuan yang
pernah melahirkan, kemungkinan sudah memahami hal ini). Saat bayi berada di posisi
rendah, ini memudahkan tekanan diafragma perempuan sehingga membuatnya lebih
mudah bernapas. Tetapi hal ini juga akan memberi tekanan lebih besar pada panggul
dan kandung kemih, sehingga keinginan berkemih juga lebih sering. Selain itu, perut
perempuan akan tampak lebih rendah dan lebih menonjol.
3. Pecah air ketuban Janin yang tumbuh dan berkembang dalam rahim perempuan
dikelilingi oleh cairan ketuban. Saat kantung cairan pelindung ini pecah, maka ini
merupakan tanda penting bahwa seseorang akan melahirkan. Jika ini terjadi, maka
hubungi dokter kandungan dan jika memungkinkan segera ke bidan atau rumah sakit
terdekat untuk menentukan kapan bayi akan lahir. Setelah air ketuban pecah, bayi
otomatis tidak lagi dikelilingi oleh cairan pelindung dan bisa berisiko terkena infeksi.
Ini yang menyebabkan dokter atau bidan menentukan bayi akan lahir dalam satu atau
dua hari ke depan.
4. Punggung sakit dan kram Saat akan bersalin, seorang perempuan biasanya akan
merasakan peningkatan tekanan atau kram di daerah panggul, dubur serta punggung
bawah. Bahkan rasa sakit tersebut bisa menyebabkan kram cukup lama di punggung
dan perut.
5. Keluar lendir berdarah Saat persalinan dimulai, atau beberapa hari sebelum
persalinan, seorang perempuan akan mengalami peningkatan keputihan atau lendir
yang berwarna merah muda, coklat dan sedikit berdarah Hal ini disebabkan oleh
pelepasan sumbat lendir yang menghalangi leher rahim (pembukaan ke rahim) selama
kehamilan. Sumbat mukosa pun akan mengendur saat serviks mulai melebar atau
membuka selama tahap awal persalinan.
6. Diare atau mual Beberapa perempuan biasanya akan merasa lebih sering ingin buang
air besar di awal persalinan, selain itu perut juga terasa seperti diare atau mulai muntah-
muntah karena alasan yang tidak jelas.

Sumber : https://tirto.id/mengenal-tanda-tanda-melahirkan-yang-wajib-diketahui-ibu-
hamil-ehQd

5. Manajemen Kala 1
Kala I adalah kala pembukaan yang berlangsung antara pembukaan 0-10 cm
(pembukaan lengkap). Proses ini terbagi menjadi 2 fase, yaitu fase laten (8 jam) dimana
serviks membuka sampai 3 cm dan aktif (7 jam) dimana serviks membuka antara 3-10
cm. Kontraksi lebih kuat dan sering terjadi selama fase aktif. Pada pemulaan his, kala
pembukaan berlangsung tidak begitu kuat sehingga parturient (ibu yang sedang
bersalin) masih dapat berjalan-jalan. Lama kala I untuk primigravida berlangsung 12
jam sedangkan pada multigravida sekitar 8 jam.
Asuhan-asuhan kebidanan pada kala I yaitu:
1. Pemantauan terus menerus kemajuan persalinan menggunakan partograf;
2. Pemantauan terus-menerus vital sign;
3. Pemantauan terus menerus terhadap keadaan bayi;
4. Pemberian hidrasi bagi pasien;
5. Menganjurkan dan membantu pasien dalam upaya perubahan posisi dan
ambulansi;
6. Mengupayakan tindakan yang membuat pasien nyaman;
7. Memfasilitasi dukungan keluarga.

Sumber : https://bidanshop.blogspot.com/2015/12/kala-1234-dalam-
persalinan.html
6. Doa Pendampingan Saat Bersalin
Mengutip dari buku "Doa & dzikir khusus ibu hamil" dalam kitab Zaadul Ma'aad, ibnul
Qayyim berkata "Jika seorang wanita mengalami kesulitan melahirkan anaknya, maka
bacalah doa ini untuknya" :

Yaa Khooliqonnafsi minan-nafsi wa yaa mukhrijan nafsi minan-nafsi khallishhaa.

"Wahai Pencipta Jiwa yang berasal dari jiwa, wahai dzat yang mengeluarkan jiwa dari
jiwa, selamatkanlah ia "
atau

Laa ilaaha illaallaah ul-halimulkariim, subhaanan rabbil'arsyil-'adhiim


"Tiada tuhan selain Allah Yang Maha Pemurah lagi Mahamulia, Maha suci Allah,
Tuhan Pemelihara Ársy yang Agung"

Jadi ingat aku waktu lahiran baca semua hapalan surat, baca surah yang pendek-
pendek, dzikir, istigfar, plus berdoa agar dimudahkan. Dan Ternyata memang Allah
yang membantu persalinan menjadi mudah. Sungguh hanya para wanita saja yang
pernah melahirkan yang tahu rasanya. Semoga segala keikhlasan, perjuangan serta doa
yang terbaik dapat menjadikan kita sebagai ibu yang menjadikan para generasi
selanjutnya berakhlak baik dan taat beragama.

Sumber : https://www.ernawatililys.com/2013/07/doa-memohon-agar-
dipermudahkan-saat.html

7. Fisiologi Terjadinya Kontraksi


Proses melahirkan merupakan suatu hal yang terdiri dari berbagai mekanisme yang
kompleks. Pada saat akan terjadi persalinan, maka biasanya memang akan terjadi rasa
mulas dan nanti akan menyebabkan terjadi pembukaan dan hingga bayi lahir.

Yang perlu diketahui, proses persalinan tidak hanya dipengaruhi karena kontraksi dan
pembukaan saja. Persalinan secara normal dipengaruhi karena 3 penyebab, yaitu
kontraksi, jalan lahir, dan bayi. Dalam keadaan normal, uterus/ rahim akan berkontraksi
di mulai dari puncak rahim hingga ke bagian bawah, dan kekukatan kontraksi makin
lama akan semakin kuat sehingga akan menyebabkan kepala bayi terdorong ke bawah
dan menyebabkan pembukaan pada ujung uterus.

Pada keadaan tertentu, bisa saja walaupun sudah terjadi kontraksi yang hebat dapat saja
pembukaan tidak terjadi atau terjadi lambat. Hal tersebut dapat disebabkan karena
beberapa penyebab seperti misalnya:
1. kepala bayi masih cenderung tinggi
2. pintu atas panggul sempit
3. bayi besar
4. distosia
5. kontraksi yang tidak adekuat/ tidak normal
Jika kepala bayi masih cenderung tinggi, misalnya pada saat awal terjadi kontraksi
maka hal tersebut akan membuat pembukaan tidak terjadi / lama. Pintu atas panggul
yang sempit dan bayi besar juga akan menyebabkan pembukaan sulit terjadi karena
bayi tidak dapat masuk ke pintu bawah sehingga tidak dapat mendorong terjadinya
pembukaan. Kontraksi uterus yang abnormal juga cukup sering menyebabkan
gangguan persalinan.

Oleh karena itu, disarankan agar anda memeriksakan diri ke dokter spesialis kandungan
secara langsung. Jika memang waktu persalinan sudah dekat, maka mungkin dokter
akan melakukan rawat inap untuk memantau perkembangan anda.

Sumber : https://www.alodokter.com/komunitas/topic/mekanisme-kontraksi

8. Perubahan Fisiologi Saat Persalinan

A. Perubahan fisiologi kala 1


Sejumlah perubahan fisiologis yang normal akan terjadi selama persalinan, Hal ini
bertujuan untuk mengetahui perubahan-perubahan yang dapat dilihat secara klinis
bertujuan untuk dapat secara tepat dan cepat mengintreprestasikan tanda-tanda, gejala
tertentu dan penemuan perubahan fisik dan laboratorium apakah normal atau tidak pada
persalinan kala I. Beberapa perubahan yang terjadi pada masa persalinan kala I, yaitu:

a. Tekanan darah, metabolisme, suhu tubuh, detak jantung, pernapasan


-Tekanan Darah
Perubahan darah meningkat selama konstraksi uterus dengan kenaikan sistolik rata-rata
sebesar 10-20mmHg dan kenaikan diastolik rata-rata 5-10 mmHg diantara konstraksi-
konstraksi uterus, Tekanan darah akan turun seperti sebelum masuk persalinan dan
akan naik lagi bila terjadi konstraksi. Arti penting dan kejadian ini adalah untuk
memastikan tekanan darah yang sesungguhnya,sehingga diperlukan pengukuran
diantara konstraksi. Jika seorang ibu dalam keadan yang sangat takut/khawatir, rasa
takutnyalah yang menyebabakan kenaikan tekanan darah. Dalam hal ini perlu
dilakukan pemeriksaan lainnya untuk mengesampingkan preeklamsia. Oleh karena itu
diperlukan asuhan yang mendukung yang dapat menimbulkan ibu rileks/santai. Posisi
tidur telentang selama bersalin akan menyebabkan penekanan uterus terhadap
pembuluh darah besar (aorta) yang akan menyebabkan sikulasi darah baik untuk ibu
maupun janin akan terganggu, ibu dapat terjadi hipotensi dan janin dapat asfiksia.
-Metabolisme
Metabolisme karbohidrat aerob dan anaerob akan meningkat secara berangsur
disebabkan oleh kecemasan dan aktivitas otot skeletal. peningkatan ini ditandai adanya
peningkatan suhu tubuh, denyut nadi, kardiak output, pernafasan dan cairan yang
hilang.
-Suhu tubuh
Suhu badan akan sedikit meningkat selama persalinan, suhu mencapai tertinggi selama
persalinan dan segera setelah persalinan. Kenaikan ini dianggap normal asal tidak
melebihi 0,5° - 1° C. Suhu badan yang naik sedikit merupakan hal yang wajar,namun
keadaan ini berlangsung lama, keadaan suhu ini mengindikasikan adanya dehidrasi.
Parameter lainnya harus dilakukan antara lain selaput ketuban pecah atau belum,
karena hal ini merupakan tanda infeksi.
-Detak Jantung
Detak jantung secara dramatis naik selama kontraksi dan Antara kontraksi sedikit
meningkat dibandingkan sebelum persalinan, 400 ml darah dikeluarkan dari uterus dan
masuk ke dalam sistem vaskuler ibu. Hal ini akan meningkatkan curah jantung sekitar
10% sampai 15% pada tahap pertama persalinan dan sekitar 30% sampai 50% pada
tahap kedua persalinan.

Ibu harus diberitahu bahwa ia tidak boleh melakukan manuver valsava (menahan napas
dan menegakkan otot abdomen) untuk mendorong selama tahap kedua. Aktivitas ini
meningkatkan tekanan entratoraks, mengurangi aliran balik vena dan meningkatkan
tekanan vena. Curah jantung dan tekanan darah meningkat, sedangkan nadi melambat
untuk sementara. Selama ibu melakukan manuver valsava, janin dapat mengalami
hipoksia. Proses ini pulih kembali saat wanita menarik napas.
-Pernafasan
Terjadi sedikit peningkatan laju pernapasan dianggap normal. Hiperventilasi yang lama
dianggap tidak normal dan bisa menyebabkan alkologis. Peningkatan aktivitas fisik dan
peningkatan pemakaian oksigen terlihat dari peningkatan frekuensi pernafasan.
Hiperventilasi dapat menyebabkan alkalosis respiratorik (pH meningkat), hipoksia dan
hipokapnea (karbondioksida menurun), Pada tahap kedua persalinan. Jika ibu tidak
diberi obat-obatan, maka ia akan mengkonsumsi oksigen hampir dua kali lipat.
Kecemasan juga meningkatkan pemakaian oksigen.
b. Ginjal, gastrointestinal, hematologi
-Ginjal
Poliuri (jumlah urin lebih dari normal) sering terjadi selama persalinan, disebabkan
oleh peningkatan kardiak output, peningkatan filtrasi glomerulus dan peningkatan
aliran plasma ginjal. proteinuria dianggap gejala normal selama persalinan. Proteinuria
+1 dapat dikatakan normal dan hasil ini merupakan respons rusaknya jaringan otot
akibat kerja fisik selama persalinan.
Pada trimester ke dua, kandung kemih menjadi organ abdomen. Apabila terisi, kandung
kemih dapat teraba di atas simpisis pubis. Selama persalinan wanita dapat mengalami
kesulitan untuk berkemih secara spontan akibat berbagai alasan yaitu edema jaringan
akibat tekanan bagian presentasi, rasa tidak nyaman, sedasi dan rasa malu.
-Gastrointestinal
Motilitas lambung dan absorbsi makanan padat secara substansial berkurang banyak
selama persalian. pengeluaramn getah lambung berkurang, menyebabkan aktivitas
pencernaan hampir berhenti dan pengosongan lambung menjadi lambat. cairan tidak
berpengaruh dan meninggalkan perut dalam tempo yang biasa. mual dan muntah sering
terjadi sampai akhir kala I.
-Hematologi
Hemoglobin meningkat sampai 1,2 gram/100ml selama persalianan dan akan kembali
pada tingkat seperti sebelum persalinan dan sehari setelah persalinan kecuali pada
perdarahan postpartum. Jumlah sel-sel darah putih meningkat secara progessif selama
kala satu persalinan sebesar 5000s/d 15.000 WBC sampai dengan akhir pembukaan
lengkap, hal ini tidak berindikasi adanya infeksi. Gula darah akan turun selama
persalinan dan akan turun secara menyolok pada persalinan yang mengalami penyulit
atau persalinan lama.
B. Perubahan fisiologi kala II
a. Perubahan uterus dan organ dasar panggul
-Kotraksi otot uterus.
§ Setelah kontraksi maka otot tersebut tidak berelaksasi kembali ke keadaan sebelum
kontraksi tapi menjadi sedikit lebih pendek walaupun tonusnya seperti sebelum
kontraksi (Retraksi).
§ Kontraksi tidak sama kuatnya, tapi paling kuat di daerah fundus uteri dan berangsur-
angsur berkurang ke bawah dan paling lemah pada segmen bawah rahim (SBR).
§ Sebagian dari isi rahim keluar dari segmen atas dan diterima oleh segmen bawah
Segmen atas rahim (SAR) dan segmen bawah rahim (SBR).
§ Jadi segmen atas makin lama makin mengecil sedangkan segmen bawah makin
diregang dan makin tipis dan isi rahim sedikit demi sedikit pindah ke segmen bawah
§ Karena segmen atas makin tebal dan segmen bawah makin tipis maka batas antara
segmen atas dan bawah lingkaran retraksi yang fisiologisàmenjadi jelas
§ Kalau segmen bawah sangat diregang maka lingkaran retraksi lebih jelas dan naik
mendekat pusat -lingkaran retraksi yang patologis / lingkaran bandle
Perubahan bentuk rahim
§ Pada tiap kontraksi sumbu panjang rahim bertambah panjang sedangkan ukuran
melintang maupun muka belakang berkurang.
§ Hal di atas dapat terjadi karena ukuran melintang berkurang, artinya tulang punggung
menjadi lebih lurus dan dengan demikian kutup atas anak tertekan pada fundus
sedangkan kutub bawah ditekan ke dalam PAP.
-Pergeseran organ dasar panggul
Jalan lahir disokong dan secara fungsional ditutupi oleh sejumlah lapisan jaringan yang
bersama-sama membentuk dasar panggul. Struktur yang paling penting adalah
m.levator ani dan fasia yang membungkus permukaan atas dan bawahnya, yang
praktisnya disebut dasar panggul. Kelompok otot ini menutup ujung bawah rongga
panggul sebagai sebuah diafragma sehingga memperlihatkan permukan atas yang
cekung dan bagian bawah yang cembung.
Pada kala I persalinan selaput ketuban dan bagian terbawah janin memainkan peran
penting untuk membuka bagian atas vagina. Namun, setelah ketuban pecah perubahan-
perubahan dasar panggul seluruhnya dihasilkan oleh tekanan yang diberikan oleh
bagian terbawh janin. Perubahan yang paling nyata terdiri atas peregangan serabut-
serabut m.levator ani dan penipisan bagian tengah perinium, yang berubah bentuk dari
massa jaringan terbentuk baji setebal 5 cm menjadi (kalau tidak dilakukan episiotomi)
struktur membran tipis yang hampir transparan dengan tebalkurang dari 1 cm. Ketika
perinium teregang maksimal, anus menjadi jelas membuka dan terlihat sebagai lubang
berdiameter 2 sampai 3 cm dan disini dinding anterior trektum menonjol. Jumlah dan
besar pembuluh darah biasa yang memelihara vagina dan dasar panggul menyebabkan
kehilangan darah yang amat banyak kalau jaringan ini robek.

Sumber : http://warungbidan.blogspot.com/2016/08/rpp-perubahan-fisiologis-dan-
psikologis.html

9.Peran Bidan dalam Proses Persalinan


-Pelayanan Kebidananan Kontinyu (Continuity Of Care)

Bidan diharuskan memberikan pelayanan kebidananan yang kontinyu (Continuity of


Care) mulai dari ANC, INC, Asuhan BBL, Asuhan postpartum, Asuhan Neonatus dan
Pelayanan KB yang berkualitas.

-Asuhan Persalinan oleh Bidan

Area pelayanan seorang bidan adalah pada kehamilan dan persalinan Normal. Bidan
sangat berperan dalam persalinan dan kelahiran normal. Meningkatkan persalinan
normal berarti menurunkan angka SC yang tidak perlu. Fokus pelayanan bidan adalah
memberi informasi, pendidikan dan dukungan terlebih pada primigravida dan bahkan
kepada ibu post SC.
-Mengapa kita peduli pada Persalinan Normal

Pengaruh tindakan/intervensi dalam proses persalinan dapat berpengaruh terhadap ibu


dan bayi. Sehingga dapat menimbulkan tingginya biaya persalinan dan akibat medis
lainnya. Perempuan hamil yang sehat mempunyai hak untuk mempertahankan
integritas kelahiran normal, juga berhak atas akses terhadap asuhan kebidanan yang
berbasis llmiah. Seorang Ibu/Perempuan berhak mengontrol keadaan dirinya terhadap
kelahiran normal.

-Pelayanan Kebidananan Kontinyu and Persalinan Normal

Penguatan manajemen fisiologis sebagai ciri khas bidan. Seorang Bidan yang baik dan
professional harus memahami filosofi Kebidanan bahwa hamil dan melahirkan bukan
penyakit. Seorang bidan harus mampu mempraktekan pendekatan fisiologis yang
paling tepat., menerapkan model praktik bidan, mengembangkan model praktik bidan,
mempertahankan praktik mandiri, memahami lingkup praktik bidan berdasarkan
Evidence based practice.

-Asuhan persalinan normal

Bidan memfasilitasi persalinan sesuai dengan konsep kebidanan dan memberikan


asuhan persalinan fisiologis yang berkualitas. Hal perlu di catat dan diingat persalinan
bukan penyakit dan prosedur medik. Hamil dan melahirkan adalah suatu peristiwa
normal bagi hampir semua perempuan. Hamil dan melahirkan bukan penyakit oleh
sebab itu jangan disamakan seperti prosedur medik.

Sumber : https://www.ibi.or.id/id/article_view/A20150117017/asuhan-persalinan-
yang-berkualitas.html

Anda mungkin juga menyukai