Anda di halaman 1dari 15

ASUHAN KEBIDANAN PADA AKSEPTOR KB IUD DENGAN LEUKOREA

KARYA TULIS ILMIAH

DISUSUN OLEH :

HERA YANI
1910105031

PROGRAM STUDI DIPLOMA III KEBIDANAN


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS ‘AISYIYAH YOGYAKARTA
2021
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Keluarga Berencana (KB) merupakan tindakan yang membantu individu atau

pasangan suami istri untuk mendapatkan objektif tertentu, menghindari kelahiran yang tidak

diinginkan, mengatur interval di antara kehamilan, mengontrol waktu saat kelahiran dalam

hubungan suami istri dan menentukan jumlah anak dalam keluarga. Program KB tidak hanya

bertujuan untuk mengendalikan laju pertumbuhan penduduk, melainkan juga untuk

memenuhi permintaan masyarakat akan pelayanan KB dan kesehatan reproduksi (KR) yang

berkualitas, menurunkan angka kematian ibu (AKI) dan angka kematian bayi (AKB) serta

penanggulangan masalah kesehatan reproduksi untuk membentuk keluarga kecil berkualitas.

(Basuki & Soesilowati, 2015)

Dalam al-qur’an, ayat yang berkaitan dengan keluarga berencana di antaranya dalam

Q.S An-Nisa : 9.

۟ ُ‫وا ٱهَّلل َ َو ْليَقُول‬


‫وا قَوْ اًل َس ِديدًا‬ ۟ ُ‫وا َعلَ ْي ِه ْم فَ ْليَتَّق‬
۟ ُ‫ض ٰ َعفًا خَ اف‬ ۟ ‫ش ٱلَّ ِذينَ لَوْ تَ َر ُك‬
ِ ً‫وا ِم ْن َخ ْلفِ ِه ْم ُذ ِّريَّة‬ َ ‫َو ْليَ ْخ‬

Artinya : “Dan hendaklah takut kepada Allah orang-orang yang seandainya

meninggalkan dibelakang mereka anak-anak yang lemah, yang mereka khawatir terhadap

(kesejahteraan) mereka. Oleh sebab itu, hendaklah mereka bertakwa kepada Allah dan

hendaklah mereka mengucapkan perkataan yang benar” (Qs.An-Nisa : 9 ). Ayat al-quran di

atas menunjukan bahwa islam mendukung adanya keluarga berencana karena dalam QS. An-

Nisa ayat 9 dinyatakan bahwa “Hendaklah takut kepada Allah, orang-orang yang seandainya

meninggalkan di belakang mereka anak-anak yang lemah”. Anak lemah yang dimaksud
adalah generasi penerus yang lemah agama dan ilmu pengetahuan sehingga KB menjadi

upaya agar mewujudkan keluarga yang sakinah.

Menurut World Health Organization (WHO) (2014) penggunaan kontrasepsi telah

meningkat di banyak bagian dunia, terutama di Asia dan Amerika Latin dan terendah di Sub-

Sahara Afrika. Secara global, pengguna kontrasepsi modern telah meningkat tidak signifikan

dari 54% pada tahun 1990 menjadi 57,4% pada tahun 2014. Secara regional, proporsi

pasangan usia subur 15-49 tahun melaporkan penggunaan metode kontrasepsi modern telah

meningkat minimal 6 tahun terakhir. Di Afrika dari 23,6% menjadi 27,6%, di Asia telah

meningkat dari 60,9% menjadi 61,6%, sedangkan Amerika latin dan Karibia naik sedikit dari

66,7% menjadi 67,0%. (Mila Puspita Arum, 2018)

Penggunaan alat kontrasepsi di Indonesia pada Januari 2012 yaitu IUD 3.669.455

(11,5%), MOW 1.120.540 (3,51%), MOP 220.571 (0,69%), Kondom 907.949 (2,85%),

Implan 2.782.759 (8,72%), Suntik 14.812.333 (46,44%), Pil 8.381.396 (26,28%)11. Jenis

kontrasepsi yang paling banyak digunakan adalah suntik. (Iklima Nurzakiah Dewi, Etty

Komariah Sambas, 2021)

Intra Uterine Device (IUD) merupakan alat kontrasepsi yang digunakan dalam rahim

sebagai pencegah kehamilan. Cara kerjanya sebagai benda asing dalam rahim dapat

menimbulkan reaksi peradangan setempat. Tembaga yang terdapat di dalam IUD

mempengaruhi reaksi biokimia dalam rahim yang menyebabkan disfungsi sperma sehingga

tidak mampu melakukan pembuahan. Intra uterine device (IUD) relatif aman dan efektif

dalam mencegah kehamilan. (Mila Puspita Arum, 2018)


Menurut penelitian yang dilakukan pada Maret 2016 dengan jumlah Akseptor KB

pada tahun 2015 sejumlah 167 akseptor dimana jumlah akseptor implant 82 akseptor

(49,10%), IUD sebanyak 56 akseptor (33,53%), suntik 13 akseptor (7,78%), kondom 13

akseptor (7,87), MOW 2 akseptor (1,19), pil 1 akseptor (0,59%). Dari studi pendahuluan

pada bulan Maret 2015 dari 10 akseptor KB IUD ada 4 pemakai KB IUD (40%) mengalami

leukorea fisilogis, dimana akseptor mengatakan mengalami keputihan yang berwarna putih,

encer, tidak berbau, dan tidak gatal, 4 pemakai KB IUD (40%) mengalami Leukorea

patologi, mengatakan mengeluarkan keputihan yang berwarna kuning agak sedikit kehijauan,

gatal, kadang juga bau tidak sedap, dan 2 pemakai KB IUD (20%) tidak mengalami keluhan

leukorea. (Yuni Rahayu, 2016)

Leukorea (Flour Albus, White discharge) atau keputihan adalah keluarnya cairan dari

alat atau organ reproduksi melalui vagina. Hal itu mungkin disebabkan oleh infeksi. Apabila

keputihan tidak segera mendapatkan penanganan yang tepat dan berlangsung berkepanjangan

akan menyebabkan infeksi vagina, vulvitis (peradangan pada vulva), vaginitis (peradangan

pada vagina), dan bahkan vulvovaginitis (peradangan pada vulva dan vagina). (Siti Hajar,

Prasetya Lestari, 2016)

Pemerintah telah berupaya mengurangi efek samping dari penggunaan IUD dengan

menjadwalkan pemeriksaan akseptor KB IUD ke petugas kesehatan nasional sesuai jadwal

yang telah ditentukan di setiap fasilitas kesehatan. Penjadwalan pemeriksaan KB IUD

bertujuan untuk mengetahui lebih dini jika terdapat efek samping atau komplikasi,

selanjutnya petugas dan Institusi Kesehatan melakukan Komunikasi Informasi Edukasi (KIE)

secara lengkap kepada Pasangan Usia Subur (PUS) danWanita Usia Subur (WUS) di seluruh

fasilitas kesehatan nasional, bahwa keputihan tidak hanya disebabkan karena pemakaian
AKDR tetapi juga banyak dipengaruhi oleh faktor lain. Badan Koordinasi Keluarga

Berencana Nasional (BKKBN) di setiap daerah di Indonesia berfungsi sebagai Pengkaji dan

penyusun kebijakan nasional di bidang Keluarga Berencana dan Keluarga Sejahtera,

fasilitator dan pembinaan terhadap kegiatan instansi pemerintah, swasta dan masyarakat

dibidang Keluarga Berencana dan Keluarga Sejahtera kepada akseptor KB dan petugas

pelayanan kesehatan Nasional. Langkah ini dilakukan untuk mencegah akseptor melakukan

“drop out” atau pencabutan IUD. (Basuki & Soesilowati, 2015)

Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan, maka peneliti memilih untuk

melakukan penelitian di………. serta mengadakan penelitian dengan judul “Asuhan

Kebidanan Pada Akseptor KB IUD Dengan Leukorea di RS……….”.

A. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, penulis dapat merumuskan yaitu “Bagaimana

melaksanakan asuhan kebidanan pada akseptor KB IUD dengan leukorea di……….?”

B. Tujuan

1. Tujuan Umum

Memahami tentang pelaksanaan asuhan kebidanan pada akseptor KB IUD dengan

leukorea dengan pendekatan manajemen kebidanan serta dilakukan pendokumentasian

dalam bentuk SOAP.

2. Tujuan Khusus

Mampu memahami dan mengerti tentang pelaksanaan asuhan kebidanan pada akseptor

KB IUD dengan leukorea di………. dengan pendekatan manajemen kebidanan dengan

Varney, dan mampu memperbaiki keadaan umum pasien sesuai kewenangan dan

kemampuan dengan pelayanan yang maksimal.


C. Manfaat

1. Bagi klien dan keluarga

Dapat menambah pengetahuan dalam asuhan kebidanan pada akseptor KB IUD dengan

leukorea.

2. Bagi Lahan Praktek

Dapat memberi masuk dalam upaya meningkatkan pelayanan asuhan kebidanan pada

akseptor KB IUD dengan leukorea.

3. Bagi Instansi Pendidikan

Dapat menambah bahan kajian mengenai asuhan kebidanan pada akseptor KB IUD

dengan leukorea.

4. Bagi Peneliti

Dapat menambah wawasan dan pengalaman dalam memberikan asuhan kebidanan pada

akseptor KB IUD dengan leukorea.

D. Ruang Lingkup

1. Ruang Lingkup Materi

Materi dalam penelitian ini mencakup asuhan kebidanan pada aksepor KB IUD dengan

leukorea.

2. Ruang Lingkup Waktu

Penelitian ini dilaksanakan pada……….Mei 2021 sampai……..2021

3. Ruang Lingkup Responden

Responden pada penelitian ini adalah akseptor KB IUD dengan leukorea

4. Ruang Lingkup Tempat

Penelitian ini dilakukan di…………


E. Keaslian Penelitian

No Nama
Judul Metode Penelitian Hasil Persamaan Perbedaan
Peneliti
1. (SARI, Asuhan Kebidanan Pada Ny. Metode yang digunakan Setelah dilakukan asuhan Jenis Judul, Responden,

2012) A Umur 27 Tahun P2A0 adalah deskriptif, studi kebidanan selama 12 hari penelitian, Waktu, dan

Akseptor KB IUD Dengan kasus di Puskesmas pada Ny. A umur 27 tahun Metode Tempat

Leukorea Di Puskesmas Kalijambe Sragen pada dengan leukorea di pengumpulan

Kalijambe Sragen Ny. A umur 27 tahun Puskesmas Kalijambe, data

P2A0 Akseptor KB IUD Sragen, maka hasil asuhan

dengan leukorea dan yang didapat yaitu leukorea

dilakukan pengumpulan sembuh, ibu bersedia untuk

data melalui wawancara, tetap menjaga kebersihan

observasi, pemeriksaan daerah genetalianya, Ibu

fisik, studi dokumentasi bersedia untuk kontrol 3

dan studi kepustakaan. bulan lagi atau jika ada

keluhan dan ibu tetap

menggunakan KB IUD
Copper T 380 A.
2. (Siti Hajar, Asuhan Kebidanan Pada Jenis studi ini Pada kasus Ny B data Jenis Judul, Responden,

Prasetya Akseptor KB AKDR merupakan studi kasus objektif yang di dapat pada penelitian, Waktu, dan

Lestari, Dengan Keputihan Patologis dengan menggunakan akseptor KB IUD dengan metode Tempat

2016) Di BPRB Bina Sehat metode deskriptif. keputihan adalah Ibu pengumpulan

Kasihan Bantul Yogyakarta Penelitian dilakukan mengatakan ingin data

dengan observasi selama memeriksakan keputihan

pasien melakukan yang agak banyak dan tidak

pemeriksaan di Klinik seperti biasanya dan

Umum Pratama Bina berlangsung selama 2

Sehat Kasihan Bantul. bulan.KU, baik. Kesadaran

Analisis data dalam Compos mentis. TD 120/70

penelitian ini dilakukan mmHg. Nadi 80 x/menit.

menurut Varney Suhu 36,70 C. Respirasi :

22x/M BB 65 Kg. TB155

cm dan Vulva terdapat

cairan berwarna putih dan


kental. diagnosa yang

diperoleh adalah keputihan

yang agak banyak dan tidak

seperti biasanya dan

berlangsung selama 2 bulan

yang disebabkan karena

menggunakan IUD.

perencanaan yang diberikan

yaitu KU dan vital sign,

menjelaskan keadaan dan

hasil pemeriksaan. Menjaga

daerah kewanitaan dengan

melakukan vulva hygiene

dan tidak melakukan

hubungan seksual serta

memberi terapi antibiotik

(Amoxicilin 500 mg) 3x


sehari serta Metronidazole

500mg 3x sehari dan

antiseptik batadine pada

area portio.
3. (Husni ASUHAN KEBIDANAN Jenis penelitian ini Setelah dilakukan Jenis Judul, Responden,

Cahyani, PADA AKSEPTOR IUD adalah penelitian pemeriksaan pada Ny. L penelitian, Waktu, dan

2015) DENGAN KEPUTIHAN DI deskriptif dengan akseptor IUD yang Metode Tempat

PUSKESMAS pendekatan studi mengalami keputihan pengumpulan

TEGALREJO kasus. Lokasi penelitian diperoleh adanya keputihan data

YOGYAKARTA TAHUN di Puskesmas Tegalrejo normal kemudian dilakukan

2015 Yogyakarta. Waktu asuhan kebidanan selama 7

penelitian pada bulan hari didapatkan hasil ibu

November 2014 - Juli paham mengenai KIE yang

2015. Subyek penelitian telah diberikan.

yaitu Ny. L umur 24 Penatalaksanaan kasus

tahun P1A0AH1 akseptor IUD dengan

akseptor IUD dengan keputihan dapat dilakukan


keputihan normal. dengan memberikan

Analisa data secara konseling mengenai jenis

reduksi data, penyajian dan faktor penyebab

data dan kesimpulan. keputihan, cara hygiene

yang benar, pola makan dan

melakukan kontrol jika ada

keluhan. Dapat digunakan

sebagai tambahan

pengetahuan sehingga ibu

akseptor IUD yang

mengalami keputihan dapat

melakukan upaya-upaya

untuk mempercepat

penyembuhannya.
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Teori Medis

1. KB (Keluarga Berencana)

Keluarga berencana (KB) adalah upaya mengatur kelahiran anak, jarak dan usia ideal

melahirkan, mengatur kehamilan, melalui promosi, perlindungan, dan bantuan sesuai

dengan hak reproduksi untuk mewujudkan keluarga yang berkualitas.

2. Pengertian Kontrasepsi

3. Macam-macam Kontrasepsi

4. Kontrasepsi IUD atau AKDR

5. Leukorea atau keputihan

B. Teori Manajemen Kebidanan

C. Kewenangan Bidan

D. Tinjauan Islam
DAFTAR PUSTAKA

Basuki, D. R., & Soesilowati, R. (2015). Pengaruh Pengetahuan Mengenai Program KB


Terhadap Kemantapan Pemilihan Alat Kontrasepsi Di RSIA Aprillia Cilacap. Sainteks,
12(2), 8–18. http://jurnalnasional.ump.ac.id/index.php/SAINTEKS/article/view/1485/1319
Husni Cahyani. (2015). ASUHAN KEBIDANAN PADA AKSEPTOR IUD DENGAN
KEPUTIHAN DI PUSKESMAS TEGALREJO YOGYAKARTA TAHUN 2015. 2015.
http://weekly.cnbnews.com/news/article.html?no=124000

Iklima Nurzakiah Dewi, Etty Komariah Sambas, S. H. (2021). GAMBARAN EFEK SAMPING
PENGGUNAAN ALAT KONTRASEPSI DALAM RAHIM PADA PASANGAN USIA SUBUR.
1.

Mila Puspita Arum. (2018). HUBUNGAN KARAKTERISTIK PASANGAN USIA SUBUR


DENGAN PENGGUNAAN METODE KONTRASEPSI IUD DI PUSKESMAS
KECAMATAN TAPOS PERIODE JANUARI – MARET 2018.

SARI, G. M. (2012). ASUHAN KEBIDANAN PADA Ny. A UMUR 27 TAHUN P 2 A 0


AKSEPTOR KB IUD DENGAN LEUKOREA DI PUSKESMAS KALIJAMBE SRAGEN.

Siti Hajar, Prasetya Lestari, S. M. (2016). ASUHAN KEBIDANAN PADA AKSEPTOR KB AKDR
DENGAN KEPUTIHAN PATOLOGIS DI BPRB BINA SEHAT KASIHAN BANTUL
YOGYAKARTA. June.

Yuni Rahayu, A. N. H. (2016). HUBUNGAN PEMAKAIAN KB IUD DENGAN KEJADIAN


LEUKOREA DI PUSKESMAS DUREN SEMARANG.

Anda mungkin juga menyukai