Anda di halaman 1dari 9

LAPORAN TUTORIAL 2

KOMUNITAS

KELOMPOK A5
1. Aissa Siti Rahmanda NIM. 1910105003
2. Dian Novannita NIM. 1910105029
3. Hera Yani NIM, 1910105031
4. Linda Amilia NIM. 1910105057
5. Della Aprilia NIM. 1910105058
6. Afifah Putri Marsica NIM. 1910105059
7. Ella Puspita Neindriati NIM. 1910105060
8. Meita Kusumastuti NIM. 1910105061
9. Syifa Kusumaningtyas NIM. 1910105062
10. Audry Choirunnisa NIM. 1910105063
11. Devita Rachamdani H NIM. 1910105064
12. Enjel Febriani NIM. 1910105065
13. Meredhita Cahyani NIM. 1910105066
SEMSTER III

D-3 KEBIDANAN
Skenario 2
Seorang bidan ditugaskan di Desa X. Setelah melakukan pendekatan ke tokoh masyarakat
bidan tersebut melakukan pengkajian, analisa masalah kemudian melakukan prioritas untuk
melakukan pembinaan lanjut. Rencana pembinaan diarahkan untuk terwujudnya Desa
Siaga/Qorryah Thoyibah (DS/QT), maka bidan tersebut mulai menyusun langkah-langkah
perencanaan program guna mewujudkan Desa Siaga Qorryah Thoyibah. Bidan bekerjasama
dengan tokoh masyarakat membentuk struktur DSQT kemudian mengembangkan program-
program yang sesuai dengan program DSQT.

Ketua : Syifa Kusumaningtyas NIM. 1910105062

Sekretaris 1 : Audry Choirunissa NIM. 1910105063


Sekretaris 2 : Mereditha Cahyani NIM. 1910105066
Step 1 : Clarifying unfamiliar terms

Memahami skenario, mengklarifikasi istilah atau konsep; istilah-


istilah dalam scenario yang belum jelas atau yang menyebabkan
banyak interpretasi ditulis dan diklarifikasi terlebih dahulu.

1. Enjel : Analisa
Linda (proses), arfita (Proses suatu pemecahan masalah menjadi bagian bagian kecil
sehingga mudah di pahami)
2. Icha : Pioritas
Enjel ( sesuatu yang di utamakan)
3. Dian : Pengkajian
Della ( Upaya pengumpulan data secara lengkap dan sistematis)
4. Meita : Qorryah Thoyibah
Hera (Qorryah yang artinya desa atau kampong, Thoyibah Baik atau bagus
Qorryah Thoyibah : Progam yang di jalankan untuk mewujudkan desa yang dapat
menjalankan ajaran islam dengan baik)
5. Linda : Struktur
Syifa ( suatu tatanan )
6. Devita : Desa Siaga
Afifah (Desa siaga adalah desa yang penduduknya memiliki kesiapan sumber daya
dan kemampuan serta kemauan serta kemauan untuk untuk mencegah dan mengatasi
masalah kesehatan, bencana, dan kegawadaruratan, kesehatan secara mandiri.)

Step 2 : Problem definition

Masalah yang ada dalam scenario diidentifikasi dan dirumuskan dengan jelas (bisa dalam
bentuk pertanyaan)
Step 3 : Brainstorming

Pada langkah ini setiap anggota kelompok melakukan brainstorming mengemukakan


penjelasan tentative terhadap permasalahan yang sudah dirumuskan di step 2 dengan
menggunakan pre-exiting knowledge

1. Icha ; Bagaimana cara membentuk desa siaga atau Qorryah Thoyibah?


Linda : Pemilihan pengurus dan kader desa siaga, pelatihan kader desa siaga,
Penyelenggaraan kegiatan desa siaga.
2. Dian ; Bagaimana cara melakukan pendekatan kelompok masyarakat?
Syifa : Dengan melakukan komunikasi bisa berupa silaturahmi atau penyuluhan
dengan tujuan menjalin kerja sama dengan tokoh masyarakat
3. Della : Bagaimana Peran bidan dalam membentuk struktur DSQT?
Devita : Peran bidan desa dalam perberdayaan masyarakat pada Desa Siaga adalah
sebagai pendidik untuk memberikan pengetahuan dan keterampilan kepada
masyarakat, memberikan arahan-arahan dan melakukan pelatihan kader tentang
kegiatan-kegiatan Desa Siaga, sebagai penggerak, dilakukan bidan dengan
memberikan motivasi dan mengajar
4. Mere : Apa saja criteria dari desa siaga?
Icha :
a. Tahap bina : masyarakat desa membentuk kelompok rembuk desa,
pengajian,dll
b. Tahap tambah : Masyarakat mengembangkan UKBM sesuai kebutuhan
masyarakat selain posyandu
c. Tahap kembang : Mengembangkan dengan pembiayaan yang di butuhkan oleh
masyarakat
d. Tahap paripurna : Semua indicator dalam criteria masyarakat harus memiliki
hidup dalam lingkungan yang sehat dan bersih.
5. Audry : Apa yang di maksud dengan pioritas?
Mere : Segala sesuatu yang harus di dahulukan dari pada yang lainnya.
6. Linda: Tujuan di bangunnya desa siaga atau Qorryah Thoyibah?
Afifah : Tujuan di bangunnya desa siaga qorryah Thoyibah adalah agar terwujudnya
masyarakan desa yang sehat, peduli, tanggap terhadap permasalahan kesehatan di
wilayahnya dan agar terwujudnya masyarakat desa islami yang mengamalkan nilai -
nilai islam dalam kehidupannya
7. Devita : Apa saja kegiatan pokok dari desa siaga?
Dian :
 Surveilans dan pemetaan, setiap ada masalah kesehatan di rumah tangga akan
di catat dalam kartu sehat keluarga.
 Perencanaan partisipatif yaitu di laksanakan melalui survei mawas diri (SDM)
dengan musyawarah masyarakat desa.
 Mobilisasi sumberdaya masyarakat
 Kegiatan khusus
 Monitoring kinerja
 Menejemen keuangan
8. Afifah : Apa saja yang di perlukan untuk membangun desa siaga qorriyah Thoyibah?
Enjel :
Yang diperlukan untuk membangun DSQT harus memenuhi kriteria dahulu yang
memiliki 1 bidan menetap dan paling tidak dua kader desa serta memiliki poskesdes
dengan alat yang lengkap di desa tersebut setelah memenuhi kriteria tersebut bisa
melakukan pendekatan terlebih dahulu lalu mulai pengkajian dengan formulir data
dan anggota keluarga setelahnya merumuskan masalah dan memprioritaskan masalah
di desa tersebut lalu merencanakan pembidanaan sesuai dengan prioritas masalah dan
kondisi masing-masing desa.
9. Enjel ; Bagaimana cara bidan melakukan analisa sehingga dapat menemukan prioritas
masalah?
Arfita :
 Metode matematika contohnya luasnya masalah
 metode delbeque contohnya bobot masalah,skrening setiap masalah
 metode estimasi beban kerugian
 metode perbandingan antara target dan pencapaian program taunan
10. Syifa : Bagaimana peran bidan dalam mengatasi masalah sesuai dengan prioritas
untuk mewujudkan desa siaga?
Hera :
 Bidan dapat melakukan sosialisasi terkait masalah
 Dapat membuat perencanaan kegiatan, pemilihan pengurus desa siaga
 Melaksanakan kegiatan terkait pemecahan prioritas masalah dan
monitoring
 Melakukan evaluasi
11. Meita : Apa saja bentuk kerjasama antara bidan dengan tokoh masyarakat untuk
mewujudkan struktur desa siaga?
Syifa : Melakukan sosialisasi, perumusan tujuan dan program, pemantauan program
dengan bantuan tokoh masyarakat.
12. Arfita : Apa saja struktur yang di butuhkan desa siaga qorriyah Thoyibah?
Della : Kepala desa, Badan Permusyawaratan Desa /BPD, sekertaris, pelaksana teknik
desa, pelaksanaan kewilayahan.
Meita : rt, rw, camat.
13. Hera : Apa saja strategi pemecahan masalah untuk mewujudkan desa siaga?
Audry ; Strategi Desa Siaga merupakan gambaran masyarakat yang sadar, mau dan
mampu untuk mencegah dan mengatasi berbagai ancaman terhadap kesehatan
masyarakat seperti kurang gizi, penyakit menular, kejadianbencana, kecelakaan, dan
lain-lain. Pedoman Pelaksanaan Pengembangan Desa Siaga diatur dalam Surat
Keputusan Menteri Kesehatan No. 564/Menkes/SK/VIII/2006.
Step 4 : Analyzing the problem

Mahasiswa memberikan penjelasan secara sistematis terhadap jawaban


pada step 3, bisa juga dengan saling menghubungkan antar konsep ,
klasifikasikan jawaban atas pertanyaan, menarik kesimpulan dari
masalah yang sudah dianalisis pada step 3.

Kesimpulan teman- teman yaitu “Peran bidan dalam pengelolaan DS/QT”

Step 5 : Formulating learning issues

Menetapkan tujuan belajar (learning objective); informasi yang


dibutuhkan untuk menjaab permasalahan dirumuskan den disusun
secara sistemastis sebagai tujuan belajar.

LO :

1. Definisi Desa siaga dan qorriyah Thoyibah.


2. Langkah-langkah mewujudkan desa siaga Qorriyah Thoyibah.
3. Peran bidan dalam mengatasi prioritas masalah.
4. Landasan hukum islam dalam mewujudkan desa Qorriyah Thoyibah.
5. Pedoman pelaksanaan pengembangan desa siaga.

Step 6 : Self Study

Mengumpulkan informasi tambahan dengan belajar mandiri; kegiatan mengumpulkan


informasi tambahan dilakukan dengan mengakses informasi dari internet, jurnal,
perpustakaan, kuliah dan konsultasi pakar.

1. Definisi Desa siaga dan qorriyah Thoyibah.


Definisi desa siaga
Desa Siaga adalah surveilans kesehatan berbasis masyarakat, diantaranya adalah
surveilans kesehatan ibu dan anak melalui kegiatan Posyandu.
Desa Siaga merupakan gambaran masyarakat yang sadar, mau dan mampu untuk
mencegah dan mengatasi berbagai ancaman terhadap kesehatan masyarakat seperti
kurang gizi, penyakit menular dan penyakit yang berpotensi menimbulkan Kejadian
Luar Biasa ( KLB) , kejadian bencana, kecelakaan, dan lain-lain, dengan
memanfaatkan potensi setempat secara gotong royong.
Desa Siaga merupakan gambaran masyarakat yang sadar, mau dan mampu
untuk mencegah dan mengatasi berbagai ancaman terhadap kesehatan masyarakat
seperti kurang gizi, penyakit menular dan penyakit yang berpotensi menimbulkan
Kejadian Luar Biasa (KLB) , kejadian bencana, kecelakaan, dan lain-lain, dengan
memanfaatkan potensi setempat, secara gotong royong.
Qaryah Thayyibah adalah suatu perkampungan atau desa atau kelompok yang
warganya beragama Islam, menjalankan ajaran Islam secara baik, baik berhubungan
dengan ALLAH SWT – hablun minnallah, dan baik hubungan dengan sesama
manusia – hablun minannas dalam segala aspek kehidupan

Sumber :
Khoiri, A. (2008). Pengembangan Sistem Informasi Posyandu Guna Mendukung
Surveilans Kesehatan Ibu & Anak Berbasis Masyarakat pada Desa Siaga (Studi
Kasus di Kelurahan Manisrejo Kecamatan Taman Kota Madiun Provinsi Jawa
Timur) (Doctoral dissertation, program Pascasarjana Universitas Diponegoro).

2. Langkah-langkah mewujudkan desa siaga Qorriyah Thoyibah


Sesuai dengan pengertian Desa Siaga,maka kriteria Desa Siaga adalah :
a. Memiliki sarana pelayanan kesehatan dasar ( bagi yang tidak memiliki akses
ke Puskesmas / Pustu, dikembangkan Pos Kesehatan Desa )
b. Memiliki berbagai UKBM sesuai dengan kebutuhan masyarakat setempat
(Posyandu, Pos/Warung Obat Desa, dan lain-lain)
c. Memiliki sistem pengamatan ( surveilans ) penyakit dan faktorfaktor risiko
yang berbasis masyarakat.
d. Memiliki sistem kesiapsiagaan dan penanggulangan kegawatdaruratan dan
bencana berbasis masyarakat
e. Memiliki sistem pembiayaan kesehatan berbasis masyarakat mayarakat
f. Memiliki lingkungan yang sehat
g. Masyarakatnya sadar gizi serta berprilaku hidup bersih dan sehat.

3. Peran Bidan dalam mengatasi prioritas masalah


a. Pendekatan edukatif dalam peran serta masyarakat.
Pendekatan edukatif adalah suatu rangkaian kegiatan yang
dilaksanakan secara sistematis terencana dan terarah dengan partisipasi aktif
dari individu kelompok maupun masyarakat umum, untuk memecahkan
masalah yang dirasakan oleh masyarakat dengan mempertimbangkan faktor–
faktor sosial ekonomi dan budaya.
Tujuan pendekatan edukatif adalah :
 Memecahkan masalah yang dihadapi masyarakat
 Mengembangkan kemampuan masyarakat untuk dapat memecahkan
masalahnya sendiri secara swadaya dan gotong royong
Menggunakan atau memanfaatkan fasilitas dan potensi yang ada di
masyarakat merupakan usaha membantu manusia mengubah sikapnya terhadap
masyarakat, membantu menumbuhkan kemampuan orang, berkomunikasi dan
menguasai lingkungan fisiknya.
Langkah – langkah:
a. Ciptakan kondisi agar potensi setempat dapat dikembangkan dan
dimanfaatkan
b. Tingkatkan mutu potensi yang ada
c. Usahakan kelangsungan kegiatan yang sudah ada.
d. Tingkatkan kesejahteraan masyarakat secara keseluruhan.

Prinsip-prinsip dalam mengembangkan masyarakat:


a. Program ditentukan oleh atau bersama masyarakat.
b. Program disesuaikan dengan kemampuan masyarakat

4. Landasan hukum Islam dalam mewujudkan desa Qorriyah Thoyibah


a. Masyarakat beriman & bertaqwa kepada Allah SWT. [QS Al A’raf (7): 96]
b. Masyarakat tenteram & sejahtera [QS Saba’(34): 96]
c. Masyarakat pandai mensyukuri nikmat [QS An Nahl (16):18]
d. Menghidupkan semangat Al Ma’un [QS Al Ma’un (107):1-7]
e. Senang bekerjasama dalam kebaikan [QS Ali Imran (3): 103]
f. Bersikap toleransi menjaga kesatuan & persatuan [QS Al An’am (6): 159]
g. Berjama’ah seperti shaf/barisan dalam Shalat [QS Shaf (61):4]
h. Memiliki semangat amar makruf nahi munkar [QS Ali Imran (3):110]
i. Rumah tangga warganya sakinah mawaddah wa rahmah [QS. Ar Rum
(30):21]
j. Warganya memiliki etos kerja yang tinggi [QS. Ar Ra’d (13):11]
k. Menyadari pentingnya pendidikan dan berupaya mewujudkannya [QS.
l. Ar Ra’d (13):19 dan QS. Yunus (10):5]

5. Pedoman pelaksanaan pengembangan desa siaga


Pedoman pelaksanaan pengembangan desa siaga menurut Kemenkes (2010) adalah
sebagai berikut :
1. Pelatihan Fasilitator
a. Dalam rangka pengembangan Desa dan Kelurahan Siaga Aktif
diperlukan adanya fasilitator di kabupaten dan kota. Fasilitator
Pengembangan Desa dan Kelurahan Siaga Aktif adalah Petugas
Promosi Kesehatan dari Dinas Kesehatan Kabupaten atau Dinas
Kesehatan Kota yang ditunjuk/ditugasi dan tenaga lain dari program
pemberdayaan masyarakat (seperti PNPM Mandiri), LSM, dunia
usaha, atau pihak-pihak lain.
b. Pelatihan Fasilitator diselenggarakan oleh Pemerintah Provinsi dengan
materi pemberdayaan dan pengorganisasian masyarakat dalam
pengembangan Desa dan Kelurahan Siaga Aktif.
2. Pelatihan Petugas Kesehatan
a. Petugas kesehatan di kabupaten, kota, dan kecamatan adalah pembina
teknis terhadap kegiatan UKBM-UKBM di desa dan kelurahan. Oleh
sebab itu, kepada mereka harus diberikan pula bekal yang cukup
tentang pengembangan Desa dan Kelurahan Siaga Aktif.
b. Pelatihan bagi mereka dibedakan ke dalam 2 (dua) kategori
berdasarkan kualifikasi pesertanya, yaitu: (1) Pelatihan Manajemen,
dan (2) Pelatihan Pelaksanaan.
c. Pelatihan Manajemen diikuti oleh para Kepala Puskesmas dan pejabat
pengelola program-program kesehatan di Dinas Kesehatan Kabupaten/
Kota. Materi pelatihan ini lebih ditekankan kepada konsep dan aspek-
aspek manajerial dari pengembangan Desa dan Kelurahan Siaga Aktif.
d. Pelatihan Pelaksanaan diikuti oleh para petugas yang diserahi tanggung
jawab membina Desa dan Kelurahan Siaga Aktif (satu orang untuk
masing-masing Puskesmas) dan para petugas kesehatan yang
membantu pelaksanaan UKBM di desa atau kelurahan (misalnya bidan
di desa). Materi pelatihan ini selain mencakup proses pengembangan
Desa dan Kelurahan Siaga Aktif, lebih ditekankan kepada teknis
pelayanan di Desa dan Kelurahan Siaga Aktif dan promosi kesehatan.
e. Pelatihan bagi petugas kesehatan diselenggarakan oleh Dinas
Kesehatan Provinsi dengan mengacu kepada petunjuk teknis yang
dibuat oleh Kementerian Kesehatan.

Anda mungkin juga menyukai