Anda di halaman 1dari 28

KKN UIN Suska Riau 2018

Tema:
POS PEMBERDAYAAN KELUARGA
BERBASIS MASJID
(Posdaya Masjid)
PELAKSANAAN,
PENDATAAN, DAN
PELAPORAN
Posdaya:
Wadah keluarga dan masyarakat melalui masjid, untuk
bersama-sama dengan dosen dan mahasiswa
mengatasi permasalahan keluarga melalui kegiatan
usaha, pendidikan dan keterampilan, sebagai upaya
memperbaiki kualitas ekonomi dan sumber daya
manusia.

Wadah Gotong Royong.


Program:
Kegiatan pengabdian bersama yang dilakukan oleh dosen dan
mahasiswa pada masyarakat.

Sasaran:
Membentuk Posdaya Berbasis Masjid.
Posdaya ini menyediakan kesempatan/ruang konsultasi untuk
meningkatkan kesadaran dan komitmen para pejabat daerah,
camat, kepala desa, serta ta’mir masjid akan pentingnya
kebersamaan dalam pengentasan kemiskinan dan
pembangunan sumber daya manusia, melalui pembentukan
Posdaya.

Tempat:
Posdaya tingkat kecamatan, desa/kelurahan, dusun, Rukun
Warga dan Rukun Tetangga dan unit lain secara mandiri di
masjid.
1. Pembentukan Posdaya Berbasis
Masjid
Susunan Organisasi Pengurus:
I. Ketua;
II. Sekretaris:
III. Bendahara:
IV. Bidang-bidang Pemberdayaan:
1. Ekonomi
2. Pendidikan
3. Pertanian
4. Dll.
2. Pendataan:
 Mengidentifikasi, menempatkan keluarga sasaran, dan
memetakannya dalam kondisi atau posisi sesuai dengan
indikator yang dipergunakan.

 Misalnya, di tempatkan sebagai kelompok:


1. Keluarga Prasejahtera,
2. Keluarga Sejahtera I,
3. Keluarga Sejahtera II,
4. Kelurga Sejahtera III,
5. Keluarga Sejahtera Plus.

 Kelompok keluarga sejahtera II sampai III Plus diajak ikut


serta membantu keluarga yang kurang beruntung untuk
mengatasi masalah melalui pendampingan.
3. Buat Sarasehan.

 Setelah posdaya terbentuk dan selesai pendataan dan


dianalisis, ajak seluruh keluarga di sekitar posdaya
untuk mengadakan pertemuan atau serasehan dan
membentuk pengurus posdaya.

 Dampingi dan bantu pengurus posdaya menetapkan


prioritas sasaran, menyusun program kerja (dengan
mengembangkan gagasan inovatif dan kreatif melalui
penerapan ilmu Pengetahuan dan teknologi).
Program Kerja Posdaya Berbasis Masjid
 Program utama yang dianjurkan adalah pemberdayaan
ekonomi keluarga (terutama kegiatan ekonomi mikro dalam
bentuk usaha bersama, yang akhirnya dikembangkan
menjadi koperasi).

 Kegiatan ekonomi rumah tangga seperti;


1. pendidikan dan pelatihan keterampilan,
2. KB,
3. penyuluhan pertanian,
4. perikanan,
5. kesehatan,
6. pemelihara lingkungan,
7. dan kebun keluarga bergizi
8. pembinaan keagamaan
Hasil yang Diharapkan

 Terbentuknya pos pemberdayaan keluarga (Posdaya)


berbasis masjid yang dilengkapi dengan susunan
pengurus, kader dan program kerja.

 Meningkatnya partisipasi warga sekitar masjid dalam


kegiatan keagamaan dan sosial berbasis masjid.

 Meningkatnya taraf hidup masyarakat dari prasejahtera


menjadi sejahtera I dan seterusnya.

 Terwujudnya ketuntasan wajib belajar pendidikan dasar


9 tahun dan keaksaraan fungsional.
 Tersedianya sarana pendidikan: Pendidikan Anak Usia Dini
(PAUD) berbasis masjid dan TPQ (Taman Pendidikan Alquran)
kelompok pengajian Majilis Ta’lim.

 Tumbuh dan berkembangnya aktivitas ekonomi keluarga dan


kewirausahaan berbasis masjid, terutama dilaksanakan oleh
para wanita,.

 Tersedianya layanan konsultasi keluarga berbasis mesjid


yang meliputi: masalah agama, kesehatan, ekonomi dan
pendidikan.

 Terwujudnya keseimbangan peran, partisipasi dan tanggung


jawab antara jama’ah laki-laki dan perempuan dalam
meningkatkan kesejahteraan keluarga.
 Adanya rintisan pendirian BMT (Baitul Mal wa
Tamwil).

 Terwujudnya lingkungan bersih, sehat, produktif


dimulai dari keluarga dan masjid.

 Tumbuh dan berkembangnya kegiatan olah raga


dan seni religius.

 Adanya kerja sama yang kuat dengan pihak-pihak


terkait yang mendukung posdaya berbasis masjid.
D. Materi Pendampingan
Kegiatan keagamaan dan kegiatan sosial
kemasyarakatan.
 Shalat berjamaah dan shalat sunnah lainnya
 Kajian Islam intensif
 Bimbingan membaca Alquran
 Pendidikan anak usia dini (PAUD)
 Pemberdayaan remaja dan akses pendidikan dasar 9 tahun sampai
12 tahun
 Pemberdayaan Perempuan melalui pelatihan keterampilan serta
partisipasi dalam kegiatan posyandu dan wirausaha
 Pemberdayaan warga lanjut usia
 Gerakan zakat, infaq, shadagah dan wakaf untuk membantu
keluarga prasejahtera, termasuk membiayai anak putus sekolah
dan anak yatim
 Pembinaan kewirausahaan dan ekonomi produktif
 Bimbingan belajar bagi murid dan masyarakat
 Pengembangan koperasi dan BMT (Baitul Mal wa
Tamwil)
 Pembinaan kesenian dan olah raga
 Perpustakaan umum dan masjid
 Poliklinik dan pelayanan kesehatan masyarakat
 Penerbitan media komunikasi, informasi dan edukasi
(KIE)
 Advokasi dan bantuan hukum bagi warga yang
membutuhkan
 Pusat gerakan gemar menanam pohon/tanaman
produktif dan kebun gizi
 Kegiatan peringatan hari besar nasional dan Islam
 Penyuluhan hukum dan kesadaran hukum bagi
masyarakat
Pelaksanaan
Tahap I :
Kegiatan Pembentukan Posdaya

Tahap II:
Kegiatan Pembinaan

Tahap III:
Pengembangan Posdaya
Tahap I : Kegiatan Pembentukan Posdaya
(Minggu 1-2)

 Silaturahmi dan pendekatan dengan aparat pemerintah


kecamatan, desa/kelurahan, RT/RW dan pengurus
masjid (untuk membangun komitmen dengan aparat
setempat dalam menggalang dukungan dan fasilitasi
pembentukan posdaya).

 Pendataan untuk identifikasi masalah, inventarisasi


potensi dan penetapan sasaran.

 Pemetaaan sesuai dengan uraian di atas. Kegiatan ini


diharapkan dapat diselesaikan selama 1 ( satu)
minggu.
 Loka karya mini/sarasehan dengan menghadirkan
pengurus masjid, remaja masjid, kepala
desa/kelurahan dan tokoh agama, tokoh masyarakat
serta anggota masyarakat, utamanya sasaran prioritas,
yang penyiapannya diharapkan selesai dalam 4 hari
pada minggu terakhir bulan Juli.

 Dalam lokakarya ditetapkan pengurus, disusun


rencana program kerja yang diharapkan dapat
diselesaikan dalam 3 minggu.

 Penyusunan laporan-laporan kegiatan selama 1


minggu.
Tahap II: Kegiatan Pembinaan
(Minggu 3-5)
1. Pengurus melaksanakan rencana kegiatan,
utamanya dimulai dengan rencana kegiatan
ekonomi untuk mengajak masyarakat
mengembangkan usaha mikro secara gotong
royong atau usaha bersama.

2. Keluarga yang mempunyai kegiatan ekonomi


mengajak tetangganya untuk ikut berlatih
dengan membentuk kelompok dan mengikuti
kegiatannya.
Tahap II: Kegiatan Pembinaan
(Minggu 3-5)
3. Pengurus mulai mengundang ahli-ahli
khususnya jamaah masjid untuk mengajar
warganya dengan keterampilan yang bisa
dikembangkan menjadi usaha sederhana
atau usaha bersama yang menguntungkan.

4. Pengurus juga dapat mengundang tenaga


pelatih dari instansi terkait dan mulai mencari
sumber dana untuk kegiatan anggotanya
dalam bidang ekonomi mikro.
Tahap III: Pengembangan Posdaya
(Minggu 6)

 Pengurus posdaya mengajak anggotanya mengidentifikasi


anak-anak usia sekolah yang belum atau tidak sekolah.

 Secara gotong royong anak-anak yang belum atau tidak


sekolah itu dianjurkan dan dibantu oleh keluarga mampu
yang tinggal di sekitar masjid. Prinsipnya setiap anak usia
sekolah harus sekolah.

 Bentuk kegiatan Bina Keluarga Balita (BKB) atau pendidikan


anak usia dini (PAUD).

 Anak-anak dibawah usia lima tahun, utamanya anak keluarga


tidak mampu, diusahakan dan didorong ikut kegiatan PAUD.
Monitoring dan Evaluasi
Selama kegiatan berlangsung, dosen pembimbing akan diturunkan
tiga tahap;

 tahap pertama waktu mengantar dan sekaligus pendataan,


persiapan lokakarya serta penyusunan rencana lebih kurang 4
hari.
 Tahap kedua, pada saat mahasiswa mendampingi pelaksanaan
kegiatan. Kegiatan pemantauan dan monitoring dilaksanakan
pada pertengahan kegiatan selama 4 hari kerja.
 Tahap ketiga pada waktu menjemput mahasiswa, membuat
laporan dan evaluasi dilakukan selama 4 hari kerja.

 Dalam rangka melihat keseluruhan kegiatan KKN tematik


pemberdayaan keluarga berbasis masjid yang sedang
berlangsung maka LPPM menurunkan tim monitoring
sebagaimana tersebut di atas selama 4 hari kerja.
 Evaluasi dilakukan terhadap kinerja tim dan
anggotanya, mencakup partisipasi dalam: (1)
pembekalan, dan (2) pelaksanaan kerja
lapangan dan (3) penyusunan laporan KKN.

 Informasi, tanggapan dan persepsi dari mitra


kerja dan masyarakat.

 Bentuk dan jenis evaluasi: partsipasi keluarga


dalam berbagai kegiatan di lingkungan posdaya
berbasis masjid.
Laporan Kegiatan
Substansi laporan kegiatan yang harus disusun oleh
mahasiswa mencakup hasil sebagai berikut:

Laporan yang berisi seluruh kegiatan di Tahap I:


1. Identifikasi potensi, sasaran dan kebutuhan
masyarakat.
2. Peta keluarga dalam lingkungan posdaya
3. Rancangan penyelenggaraan dan lokakarya
4. Jenis dan bentuk kegiatan posdaya dan susunan
pengurus.
Laporan yang berisi seluruh kegiatan di Tahap II,
Laporan yang berisi seluruh kegiatan di Tahap III, dst.nya.
LAPORAN:

Laporan Individu dan Desa (Kelompok)


Laporan Kecamatan
Sistimatika dan Format Laporan
Tata Tertib Pelaksanaan
Peserta mengikuti KKN tematik pemberdayaan
berbasis masjid dengan tertib sesuai pentahapan
kegiatan dalam jadwal yang ditetapkan pelaksana.
1. Tata tertib bagi mahasiswa
 Selama persiapan dan pelaksanaan KKN tematik
pemberdayaan masyarakat berbasis masjid:
1. Mengikuti secara penuh kegiatan pembekalan
2. Wajib tinggal di lokasi selama pelaksanaan KKN
berlangsung
3. Bekerja sama dalam melaksanakan program
dalam tim
 Membuat laporan dan rumusan hasil kegiatan serta laporan
pelaksanaan sesuai ketentuan

 Menjaga dan memelihara nama baik almamater

 Tidak dibenarkan melakukan kegiatan politik praktis,


kriminal dan kegiatan yang berbau SARA serta melibatkan
diri dalam bentuk kegiatan yang dapat menimbulkan
keresahan dalam masyarakat.

 Mencatat kegiatan harian dan melampirkannya dalam


laporan pelaksanaan KKN tematik pemberdayaan
masyarakat berbasis masjid. Jika terjadi udzur syar’i atau
kondisi darurat, peserta diberikan dispensasi sesuai dengan
kebutuhan dengan izin dari ta’mir atau pengurus masjid
sebagai mitra kerja dan dosen pembimbing lapangan.
2. Pelanggaran dan Sanksi

 Tidak membuat laporan kegiatan diberi sanksi


pengurangan nilai atau tidak lulus.

 Meninggalkan lokasi di luar ketentuan dengan alasan yang


tidak dapat dibenarkan, berupa (a)teguran oleh DPL, (b)
diperpanjang masa KKN, dan (c) maksimal dinyatakan tidak
lulus.

 Pelanggaran tindak kriminal, SARA, politik praktis akan


diberikan sanksi berupa penarikan dari lokasi oleh dosen
pembimbing dan berdasarkan laporan dosen pembimbing,
panitia mengajukan mahasiswa tersebut ke dekan
fakultas/departemen/ketua jurusan untuk menerima
sanksi akademik dan dinyatakan tidak lulus.
PENUTUP
1. Kuliah Kerja Nyata adalah ajang bagi mahasiswa dan dosen untuk
menunjukkan profesionalitas untuk membantu mendampingi
masyarakat dalam menyelesaikan berbagai problem kehidupan baik
dalam bidang keagamaan, pendidikan, ekonomi, kesehatan dan
Keluarga Berencana, lingkungan hidup, pertanian, peternakan,
teknologi informasi dan sebagainya.

2. Kendala yang dihadapi dapat dikoordinasikan dengan dosen


pembimbing dan LPPM.

3. Inisiatif dan kerja keras merupakan kunci keberhasilan yang akan


diraih di akhir masa KKN.

4. Prilaku yang baik, jujur, sabar, disiplin, loyal dan kesederhanaan


akan menjadi contoh bagi masyarakat sekarang dan di masa
datang.

5. Semoga kegiatan yang dilaksanakan akan menjadi dasar bagi


pembinaan selanjutnya.
SEKIAN

Anda mungkin juga menyukai