Anda di halaman 1dari 22

MEMBUAT MODEL ARSITEKTUR

ENTERPRISE UNTUK MENDUKUNG


SISTEM INFORMASI AKADEMIK DI
PONDOK PESANTREN AL MANSHURIYAH
SALAWU

Anggota Kelompok :

10220011 Riki Abdul Holik


10220023 Yoga Nuralam
102200 Riyan Hidayatulloh

SEKOLAH TINGGI TEKNOLOGI CIPASUNG 2023


KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB 1
PENDAHULUAN

Perkembangan di dunia digital sangatlah cepat, sehingga masyarakat


dipaksa untuk dapat menyesuaikan diri dengan teknologi-teknologi yang ada.
Perkembangan di era saat ini tidak hanya dalam hal alat penghubung antar
manusia seperti handphone dan media social. Di bidang yang lain juga
perkembangannya tidak bisa ditentukan dan ditebak oleh semua masyarakat,
seperti halnya pada bidang pendidikan formal maupun non formal, dimana
tidak akan lepas dari sistem informasi agar pekerjaan berjalan dengan baik
dan efisien.
Pondok Pesantren merupakan pelopor lembaga pendidikan Islam di
Indonesia. Awal keberadaan pesantren diperkirakan 300-400 tahun yang lalu,
dan telah hampir menjangkau seluruh lapisan masyarakat muslim Indonesia
khususnya di pulau Jawa . Diantara lembaga pendidikan keagamaan yang
berperan dalam pembentukan kompetensi dan karakter tersebut adalah pondok
pesantren. Pada tahun 2018, pondok pesantren di Indonesia berjumlah 28.839
pondok pesantren dengan jumlah santri 4.290.626 santri, di mana sekitar
82,74% di pulau Jawa . Salah satu diantara pondok pesantren di pulau Jawa
adalah pondok pesantren Al Manshuriyah Salawu.
Keberhasilan dalam pengelolaan suatu lembaga bisa dilihat dari
ketertiban pelaksanaan dari pengelolaan kegiatan pondok pesantren itu sendiri.
Diantara kegiatan yang harus dikelola oleh pondok pesantren secara tertib
adalah administrasi dan akademik. Teknologi informasi dapat mewujudkan
peningkatan layanan akademik dan penyediaan informasi yang efisien. Pada
pondok pesantren Al Manshuriyah Salawu belum mengunakan Sistem
Informasi dalam hal akademik maupun keuangannya. Pengelola Pondok
Pesantren mengakui bahwa kurangnya efisiensi pondok pesantren ketika
belum menggunakan sistem informasi dalam melakukan kegiatan yang ada di
Pondok Pesantren.
Pondok pesantren merupakan institusi pendidikan nonformal dengan
tujuan mengkaji, menafsirkan, menggali, menjiwai, dan mengaplikasikan
ajaran islam dengan menegaskan pentingnya etika agama sebagai pedoman
perilaku sehari-hari. Sistem Informasi Akademik Santri dibutuhkan untuk
memudahkan orang tua santri dan pengurus pondok pesantren karena terdapat
permasalahan, Pondok Pesantren masih menggunakan sistem yang
konvensional dalam hal informasi akademiknya, dan sulitnya melakukan
pembayaran dan pemberian informasi kepada orang tua santri, sehingga
dirancang sistem informasi akademik santri yang dipadukan dengan sistem
pembayaran.
Dengan adanya permasalahan tersebut peneliti memberikan solusi dengan
Membuat Model Arsitektur Enterprise untuk mendukung Sistem Informasi
Akademik Akademik PonPes Al Masnhuriyah Salawu.
BAB II
DESKRIPSI ORGANISASI

Pondok Pesantren Al Manshuriyah yang dirintis sejak tahun 1965 yang


didirikan oleh tokoh masyarakat setempat yang bernama KH Mansyur.
Pondok Pesantren Al-Manshuriyah beralamat di Kp. Nanggerang, Desa
Salawu, Kec. Salawu, Kab. Tasikmalaya. Tujuan dari pendirian pondok
pesantren ini sejak awalnya adalah untuk menyiapkan generasi-generasi muda
yang berakhlakul karimah melalui proses pendidikan yang pada waktu itu
pemerintah belum mampu memberikan pelayanan yang merata bagi warga
negaranya untuk mengenyam pendidikan melalui jalur sekolah. KH Manshur
dan masyarakat mendirikan institusi-institusi dari Taman Kanak-Kanak Al
Qur’an (TKA), Raudhatul Athfal (RA), Madrasah Diniyah Taqmiliyah
(MDTA), Madrasah Tsanawiyah (MTs), Madrasah Aliyah (MA) dan SMK Al
Manshuriyah (SMK) yang bernaung dibawah Yayasan Ponpes Al
Manshuriyah, Adapun nama-nama yang sudah memimpin Pondok Pesantren
Al Manshuriyah sebagai berikut :

No Nama Pimpinan Tahun


1. KH Manshur 1965 (Pendiri)
2. KH Atang Manshur Sekitar 1970 - 2009
3. Drs KH Ridwan Fuad M.A 2009 - Sekarang

2.1 Visi dan Misi Pondok Pesantren Al Manshuriyah


1. Visi:
“Terwujudnya insan yang memiliki keseimbangan antara
spiritual, intelektual dan Moral menuju umat Ulul Albab.”
2. Misi :
“Menyelenggarakan proses pendidikan, pembimbingan dan
pengajaran yang berbasis pada sikap spiritual, intelektual, dan
moral guna mewujudkan umat yang ulul albab yang menjadi
romatan lil alamin.”
Dalam rangka pencapaian Visi dan Misi Pondok Pesantren Al
Manshuriyah Salau maka dirumuskan sebagai berikut:
a. Penataan pembangunan Yayasan
b. Penguatan daya saing Pendidikan
c. Peningkatan aktifitas Pembelajaran dengan capaian menjadi insan
yang memiliki Ahlakul karimah
2.2 Struktur Organisasi Pondok Pesantren Al Manshuriyah Salawu

2.3 Job Deskripsi


1. Pimpinan Pondok Pesantren
Kepala Desa berkedudukan sebagai Kepala Pemerintah Desa yang
memimpin penyelenggaraan pemerintahan desa. Kepala desa
mempunyai tugas sebagai beriukut:
a. Menyelenggarakan Pemerintahan Desa
b. Melaksanakan pembangunan Desa
c. Pembinaan kemasyarakatan Desa
d. Pemberdayaan masyarakat Desa.
Kemudian dalam melaksanakan tugas kepala desa mempunyai fungsi
sebagai berikut:
a. Menyelenggarakan pemerintaham desa, meliputi:
1) Tara praja pemerintahan
2) Penetapan peraturan di Desa
3) Pembinaan masalah pertanahan
4) Pembinaan ketentraman dan ketertiban
5) Pelaksanaan upaya perlindungan masyarakat
6) Administrasi kependudukan
7) Penataan dan pengelolaan wilayah
b. Melaksanakan pembangunan Desa meliputi:
1) Pembangunan sarana prasarana perdesaan
2) Pembangunan bidang Pendidikan
3) Pembangunan bidang Kesehatan
c. Pembinaan kemasyarakatan desa, meliputi:
1) Pelaksanaan hak dan kewajiban masyarakat
2) Pelaksanaan partisipasi masyarakat
3) Pembinaan sosial dan budaya masyarakat
4) Pembinaan keagamaan
5) Pembinaan ketenagakerjaan
d. Pemberdayaan masyarakat Desa, meliputi:
1) Sosialisasi dan motivasi masyarakat di bidang budaya,
ekonomi, politik, lingkungan hidup.
2) Pemberdayaan keluarga, pemuda, olahraga dan karang
taruna
Selain itu juga Kepala desa mempunyai fungsi menjaga
hubungan kemitraan dengan lembaga masyarakat dan lembaga
lainnya.

2. Sekretaris Desa
Sekretaris Desa berkedudukan sebagai unsur pemimpin sekertariat desa, yang
mempunyai tugas membantu Kepala Desa dalam bidang administrasi
pemerintahan antara lain mengkoordinasikan pelaksanaan urusan
ketatausahaan, urusan umum, urusan keuangan dan urusan perencanaan.
Dalam melaksanakan tugas sekretaris desa mempunyai fungsi sebagai
berikut:
a. Koordinasi pelaksanaan urusan ketatausahaan, meliputi:
1) Tata naskah
2) Pengelolaan administrasi
3) Pengelolaan arsip
4) Pengelolaan ekspedisi
b. Koordinasi pelaksanaan urusan umum, meliputi:
1) Penataan administrasi perangkat desa
2) Penyediaan prasarana perangkat desa dan kantor
3) Penyiapan rapat
4) Pengadministrasian aset
5) Inventarisasi asset
6) Perjalanan dinas
7) Pelayanan umum
c. Koordinasi pelaksanaan urusan keuangan, meliputi:
1) Pengurusan administrasi keuangan
2) Administrasi sumber pendapatan dan pengeluaran
3) Verifikasi administrasi keuangan
4) Administrasi penghasilan kepala desa, perangkat desa, BPD, dan
Lembaga pemerintahan desa lainnya
d. Koordinasi pelaksanaan urusan perencanaan, meliputi:
1) Penyusunan rencana anggaran pendapatan dan belanja desa
2) Inventarisasi data dalam rangka pembangunan
3) Monitoring dan evaluasi program 4) Penyusunan laporan
3. Kepala Urusan Umum dan Tata Usaha Kepala urusan umun dan tata
usaha berkedudukan sebagai unsur staf sekertariat, yang mempunyai
tugas membantu sekertaris desa dalam pelaksanaan administrasi
urusan ketatausahaan dan urusan umum.
Dalam melaksanakan tugas kepala urusan umum dan tata usaha mempunyai
fungsi sebagai berikut:
a. Pengurusan tata naskah
b. Pengadministrasian surat menyurat, arsip dan ekspedisi
c. Penataan administrasi perangkat desa
d. Penyediaan prasarana perangkat desa dan kantor
e. Penyiapan rapat
f. Pengadministrasian dan inventarisasi asset
g. Pengadministrasian perjalanan dinas
h. Pelayanan umun
4. Kepala Urusan Keuangan
Kepala urusan keungan berkedudukan sebagai unsur staf sekertariat, yang
mempunyai tugas membantu sekertasis desa dalam pelaksanaan administrasi
urusan keuangan.
Dalam melaksanakan tugas kepa urusan keungan mempunyai fungsi sebagai
berikut:
a. Pengelolaan administrasi keuangan
b. Pengadministrasian sumber pendapatan dan pengeluaran
c. Verifikasi administrasi keuangan
d. Pengadministrasian penghasilan kepala desa, perangkat desa, BPD,
dan Lembaga pemerintahan desa lainnya.

5. Kepala Urusan Perencanaan


Kepala urusan perencanaan berkedudukan sebagai unsur staf sekertariat, yang
mempunyai tugas membantu sekertaris desa dalam pelaksanaan administrasi
urusan perencanaan.
Dalam melaksanakan tugas kepala urusan perencanaan mempunyai fungsi
sebagai berikut:
a. Penyusunan rencana anggaran pendapatam dan belanja desa
b. Investarisasi data dalam rangka pembangunan desa
c. Penyusunan rencana pembangunan desa
d. Pemantauan dan evaluasi program
e. Penyusunan laporan penyelenggaraan pemerintahan desa

6. Kepala Seksi Pemerintahan


Kepala seksi pemerintahan berkedudukan sebagai unsur pelaksana teknis,
yang mempunyai tugas membantu kepala desa dalam pelaksanaan tugas
operasional bidang pemerintahan.
Dalam melaksanakan tugas operasional, kepala seksi pemerintahan
mempunyai fungsi sebagai berikut:
a. Pelaksanaan manajemen tata praja pemerintahan
b. Penyusunan rancangan regulasi desa
c. Pembinaan masalah pertanahan
d. Pembinaan ketentraman dan ketertiban
e. Pelaksanaan upaya perlindungan masyarakat
f. Penataan kependudukan
g. Penataan dan pengelolaan wilayah h. Pendataan dan pengelolaan
profil desa.

7. Kepala Seksi Kesejahteraan


Kepala seksi kesejahteraan berkedudukan sebagai unsur pelaksana teknis,
yang mempunyai tugas membantu kepala desa dalam pelaksanaan tugas
operasional bidang kesejahteraan.
Dalam melaksanakan tugas operasional, kepala seksi kesejahteraan
mempunyai fungsi sebagai berikut:
a. Pembangunan sarana dan prasarana perdesaan
b. Pembangunan bidang Pendidikan
c. Pembangunan bidang kesehatan
d. Pelaksanaan sosialisasi serta motivasimasyarakat dalam bidang
budaya, ekonomi, politik dan lingkungn hidup
e. Pembinaan dan pengembangan kegiatan masyarakat dalam bidang
pertanian, kehtanan, perindustrian, perdagangan, koperasi, usaha
mikro kecil dan menengah, pertambangan dan energi serta pariwisata
f. Pemberdayaan keluarga, pemuda, olahraga dan karang taruna
g. Pemberdayaan Lembaga kemasyarakatan desa yang membidangi
pembangunan
h. Pengembangan perekonomian masyarakat desa

8. Kepala Seksi Pelayanan


Kepala seksi pelayanan berkedudukan sebagai unsur pelaksana teknis, yang
mempunyai tugas membantu kepala desa
dalam pelaksanaan tugas operasional bidang pelayanan.
Dalam melaksanakan tugas operasional, kepala seksi pelayanan mempunyai
fungsi sebagai berikut:
a. Pelaksanaan sosialisasi dan motivasi terhadap pelaksanaan hak dan
kewajiban masyarakat
b. Peningkatan upaya partisipasi masyarakat
c. Pelestarian nilai sosial budaya masyarakat
d. Pembinaan keagamaan
e. Pembinaan ketenagakerjaan.

9. Kepala dusun
Kepala dusun berkedusunan sebagai unsur satuan tugas kewilayahan, yang
mempunyai tugas membantu kepala desa dalam pelaksanaan tugas
kewilayahan sebagaimana dimaksud dalam pasal 5 ayat 3 PERBUP No 52
Tahun 2020.
Dalam melaksanakan tugas kepala dusun mempunyai fungsi sebagai berikut:
a. Dalam penyelenggaraan pemerintahan desa, antara lain:
1) Pembinaan ketentraman dan ketertiban
2) Pelaksanaan upaya perlindungan masyarakat
3) Pengawasab terhadap mobilitas kependudukan
4) Penataan dan pengolaan wilayah
b. Pengawasan terhadap pelaksanaan pembangunan di wilayahnya
c. Pelaksanaan pembinaan kemasyarakatan dalam meningkatkan
kemampuan dan kesadaran masyarakat dalam menjaga
lingkungannya
d. Pelaksanaan upaya pemberdayaan masyarakat dalam menunjang
kelancaran penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan.

BAB III
ANALISIS SITEM

1. Visi Organisasi
“Membangun Bersama Pondok Pesantren”
Dalam rangka pencapaian Visi Pondok Pesantren Al Manshuriyah maka
dirumuskan sebagai berikut :
1. Penataan Administrasi Pesantren
2. Penguatan daya saing Pesantren
3. Peningkatan aktifitas Pembelajaran/Pengajian Pondok Pesantren
4. Bersama-sama memanfaatkan potensi yang ada di Pesantren
Visi Pengembangan Sistem
“Kekuatan Sistem Informasi dalam membangun Pesantren Hebat”

3. Pemodelan Bisnis
3.1 Value Chain
1. Pengertian Value Chain
Value chain atau rantai nilai adalah deskripsi menyeluruh tentang nilai
suatu produk atau layanan dari konsepsi produk hingga pengirimannya ke
pelanggan. Ini adalah proses di mana perusahaan menciptakan nilai bagi
pelanggannya. (Gie, 2021)
Ahli teori ekonomi dan akademisi Michael Porter menciptakan istilah
“value chain” dalam bukunya tahun 1985 “Competitive Advantage.” Sejak ia
menggambarkan value chain dalam teks tersebut, komunitas bisnis telah
menggunakan konsep tersebut secara luas. Setiap industri atau perusahaan
dapat menggunakan analisis rantai nilai karena ini adalah model umum dan
sangat mudah beradaptasi.
Value chain Porter memiliki elemen yang jelas dan spesifik yang
dipecah menjadi dua kategori. Analisis memprioritaskan sistem daripada
departemen karena tujuan akhir dari analisis rantai nilai adalah untuk
mengidentifikasi aspek sistem atau proses untuk perbaikan daripada
keseluruhan departemen.
Rantai nilai mengidentifikasi kegiatan bisnis umum dan bidang bantuan di
mana mereka berfungsi dalam dua kategori besar yang disebut utama dan
dukungan:
Gambar 2.1 Model Analisis Nilai menurut Porter

2. Utama
Kategori utama value chain memiliki lima sub kategori:
a. Logistik masuk: Proses ini berhubungan dengan logistik internal
seperti menyimpan, menerima, dan mendistribusikan suku cadang
atau bahan. Pemasok biasanya merupakan faktor kunci dalam proses
logistik masuk.
b. Operasi: Proses-proses ini berkontribusi pada pergeseran dari bahan
masukan mentah ke keluaran akhir yang siap untuk pelanggan. Proses
operasi biasanya internal.
c. Logistik keluar: Proses ini mencakup langkah-langkah yang memasok
produk ke pelanggan dari perusahaan Anda. Terkadang, ini
melibatkan koneksi pengiriman eksternal sedangkan untuk logistik
keluar perusahaan lain adalah prosedur internal.
d. Pemasaran dan penjualan: Proses ini berhubungan dengan persuasi
pelanggan untuk melakukan pembelian dari perusahaan Anda.
Sebagian besar perusahaan memiliki tim penjualan dan pemasaran
internal.
e. Layanan: Proses ini mencakup tindakan pasca pembelian atau
dukungan yang diambil perusahaan Anda untuk memaksimalkan
kebahagiaan dan loyalitas pelanggan.

3. Pendukung
Dalam kategori dukungan value chain, Porter mengidentifikasi empat bidang
penting:
a. Infrastruktur perusahaan: Ini adalah kegiatan yang mendukung
penciptaan produk atau layanan, tetapi tidak harus berkontribusi
secara langsung. Akuntansi, manajemen dan hukum adalah contoh
infrastruktur perusahaan.
b. Manajemen sumber daya manusia: Kegiatan ini mencakup segala
sesuatu yang berhubungan dengan karyawan atau pekerja lain yang
terlibat dalam semua langkah rantai nilai.
c. Pengembangan teknologi: Aktivitas ini mencakup semua proses dan
prosedur teknologi yang digunakan perusahaan Anda sebagai bagian
dari rantai nilai.
d. Pengadaan: Aktivitas ini mencakup setiap langkah yang diambil bisnis
Anda untuk membeli bahan mentah yang diperlukan untuk membuat
produk Anda.

3.2 Analisis Value Chain pada pengelolaan Koperasi


3.2.1 Kegiatan Utama Koperasi Pesantren
1. Inbound Logistic
Aktivitas yang berhubungan dalam penyimpanan, penerimaan, input
kepada produk, seperti: penanganan material, pengendalian
persediaan dan pengembalian pada pemasok serta penjadwalan
transportasi.
2. Operation
Kegiatan yang berkaitan dengan mengolah bahan menjadi barang jadi,
seperti: pemasangan, pemeliharaan dan pengoprasian fasilitas dan
perawatan seperti halnya peternakan Ayam dilakukan oleh para santri
sekitar 10 orang dengan cara operasional secara langsung.
3. Marketing and sales
Kegiatan yang berkaitan dengan menyediakan sarana yang digunakan
pembeli untuk membeli produk, seperti: promosi, iklan, hubungan,
penyalur, tenaga penjualan dan penetapan harga.
Contohnya peternakan Ayam tidak cukup berinvestasi dalam
pemasaran melainkan mengandalkan kata dari mulut ke mulut yang
dicapai dengan cara melalui kualitas hewan yang tinggi dan layanan
pelanggan yang baik.
4. Outbound Logistics
Kegiatan yang berkatan dengan pengumpulan, penyimpanan dan
distribusi fisik kepada konsumen seperti: peternakan Ayam dengan
cara: Penjualan dan pemasaran Ayam dan telur ke restoran kecil
sampai ke restoran besar. Dengan melibatkan penanganan pesanan
dari internet atau pengiriman.
5. Service
Kegiatan yang berkaitan dengan penyediaan layanan untuk
mendongkrak atau mempertahankan nilai produk, seperti: instalasi,
pelatihan, perbaikan dan penyesuaian produk.
Contohnya memberikan tingkat layanan pelanggan yang unggul
adalah salah satu tujuan utama peternakan Ayam dan didorong dari
pernyataan visi organisasi. staf Koperasi didorong untuk bekerja lebih
keras untuk memastikan tingkat kepuasan pelanggan yang tinggi.

3.2.2 Kegiatan pendukung Koperasi Pesantren


1. Insfrastructure
Kegiatan ini meliputi: perencanaan, manajemen, akuntansi, keuangan,
manajemen mutu dan urusan pesantren. Contohnya: Pondok Pesantren
mencakup berbagai kegiatan dukungan seperti manajement
perencanaan, keuangan akuntansi, dukungan hukum dan hubungan
pemerintah yang diperlukan untuk mendukung kerja seluruh rantai
nilai.
2. Human Resource Management
Kegiatan yang meliputi: pengembangan tenaga kerja, pelatihan,
perekrutan, penyewaan dan kompensasi untuk seluruh jenis tenaga
kerja. Tenaga kerja pada Pondok Pesantren Al Manshuriyah adalah
sember daya paling berharga. Berbagai program pelatihan dalam
peternakan ayam tersedia untuk masyarakat dan santri yang berada di
wilayah serta dapat dijadikan motivasi dan pembuka lapangan
pekerjaan bagi masyarakat yang ada.
3. Technology Development
Kegiatan dikelompokan secara luas dari pengembangan teknologi yang
digunakan dalam penyususnan dokumen Pesantren mengandalkan
teknologi untuk keberlangsungan pemasaran hewan ternak dan telur
ayam untuk memajukan Pesantren agar lebih terkenal dan menjadi
Pesantren dengan tingkat perekonomian yang cukup.
4. Procurement
Mengacu pada fungsi pembelian input yang digunakan dalam rantai
nilai perusahaan, bukan input yang dibeli itu sendiri. Misal, pembelian
bibit ayam yang unggul yang dibutuhkan untuk budidaya ayam di
Pesantren Al Manshuriyah.

3.3 Struktur organisasi


1. Struktur Organisasi Saat ini

Gambar 3-2 Struktur Organisasi Saat ini

2. Struktur Organisasi Usulan


Gambar 3-3 Struktur Organisasi Usulan

Dalam struktur organisasi usulan ini dibentuk bagian dari teknologi infomasi
yang berfungsi untuk melakukan pengimplementasikan, pengembangan dan
perawatan bagian technology informasi pada Pondok Pesantren yaitu:
1) Sistem analys memiliki peran dalam mendesain keseluruhan sistem,
baik dalam hal desain database, aplikasi dan sistem pendukung
teknologi informasi.
2) Programmer memiliki peran dalam pembangunan aplikasi dan tahap
pengembangan aplikasi yang telah di desain oleh sistem analis.
3) Technology support memilik peran dalam melakukan seluruh
konfigurasi jaringan komputer, baik software, client dan server.

3. Pemetaan setiap fungsi bisnis terhadap unit organisasi


Penjelasan pemetaan fungsi bisnis terhadap unit organisasi terlihat dalam
tabel:
Stakeholder Pimpinan Bendahara Pelayan Kesejahtera keuangan perencanaan seplier costumer pengaw
Aktifitas Pesantren an an asan
Aktifitas Utama

1. Inbound
Logistic
2. Operation

3. Sales and
Marketing
4. Outbound
Logistic
5. Services

Aktifitas
Pendukung
1.Insfrastructure

2. Human
Resource
Management
3. Technology
Development
4. Procurement

4. Pengamatan dilakukan dengan cara mewawancarai narasumber tentang


sistem yang ada pada saat ini di seluruh bidang yang ada di Pesantren, sistem
yang digunakan untuk mendukung keberlangsungan kegiatan pengelolaan
pesantren. Berikut hasil analisis dari kondisi sistem saat ini.

Table 3-1 Kondisi sistem saat ini


Kondisi Simtem Saat Ini
Sistem informasi yang digunakan untuk mengelola data santri dan guru dari
pemerintah yaitu Emis PD PONTREN
Sistem Informasi pada Operator dimana sistem ini langsung terhubung
dengan pemerintah yaitu Kemenag. Untuk mendapatkan data santri yang
menerima bantuan di Pondok Pesantren Al Manshuriyah Salawu
Sistem Informasi masih bersifat manual yaitu dengan mencatat data santri di
buku

Kondisi Sistem Saat ini yang dijadikan acuan dalam pembuatan tugas dan
metode apa yang digunakan untuk melakukan penelitian atau memecahkan
masalah.

BAB IV
MODEL ARSITEKTUR ENTERPRISE

4.1 Arsitektur data


Arsitektur data adalah proses standarisasi bagaimana organisasi
mengumpulkan, menyimpan, mentransformasikan, mendistribusikan, dan
menggunakan data. Sasarannya adalah memberikan data yang relevan kepada
mereka yang membutuhkannya, kapan mereka membutuhkannya, dan
membantu mereka memahaminya.

1. Daftar Kandidat Entitas Data


Kandidat entitas didasarkan pada fungsi bisnis yang ada di organisasi
berdasarkan value chain Michael E. Porter yang telah dijelaskan sebelumnya,
sehingga diperoleh kandidat entitas sebagai berikut:

Entitas Bisnis Entitas Data

Entitas Akademik Entitas Data santri

Entitas Laporan pembayaran iuran

Entitas Guru

Entitas Pelayanan Entitas pelaksanaan sosialiasi

Entitas Peningkatan bangunan

Entitas pembinaan keagamaan

Entitas Pembinaan ketenagakerjaan

Entitas pelayanan masyarakat


2. Analisis Gap Data
Kelas Data Proses Operato Pelayanan Koperasi Masyarakat
r
Pengelolaan laporan data 
Pengelolaan data 
bantuan
Pengelolaan data 
bantuan pemerintah
Pengelolaan data  
pesantren
Pengelolaan laporan  
daftar santri dan guru
Pemberian informasi 
pelayanan
Pembuatan surat  
menyurat
Pelayanan masyarakat  
Pengelolaan pelaksanaan 
sosialisasi
Pengelola pembinaan 
keagamaan
Pengelola pembinaan 
ketenagakerjaan
Pengelola peningkatan 
partisipasi masyarakat
Pengelola usaha ternak 
Ayam
Pengelola Koperasi 
Pengelolaan data laporan  
usaha

4.2 Arsitektur Aplikasi


Pembangunan arsitektur aplikasi juga menggunakan framework pengelolaan
portofolio aplikasi untuk menentukan strategi sistem informasi terhadap
strategi bisnis yang dikemukakan oleh Ward karena framework ini memiliki
kesamaan dan keterkaitan dengan metodologi EAP yaitu strategi
sisteminformasi ditentukan oleh dorongan bisnis.
1. Daftar Kandidat Aplikasi
Pembangunan arsitektur aplikasi dimulai dengan mengidentifikasikan
kandidat aplikasi yang dibutuhkan untuk mengelola data dan mendukung
proses bisnis dengan dukungan teknologi informasi.
Berikut ini merupakan Pelayanan perlengkapan desa :

Pelayanan Aplikasi Entitas


perlengkapan pengelolaan pelaksanaan
Pesantren surat sosialiasi

Aplikasi Entitas
Pengelolaan pelayanan santri

data santri
Akademik Pelayanan Aplikasi Iuran Entitas Daftar
informasi data bulanan santri
santri dan guru
Aplikasi data
Entitas Laporan
santri Data santri

2. Analisis gap Aplikasi


Fungsi Grup Kandidat Kandidat Entitas
Aplikasi Aplikasi Data
Bisnis

Pelayanan Pelayanan  Aplikasi  Entitas data


santri guru dan
pelayanan
santri
informasi  Entitas
 Aplikasi Peningkatan
Partisipasi
pelaporan orang tua
pemasukan santri
 Entitas
dan
pembinaan
pengeluara kepada santri
n

4.3 Arsitektur Teknologi


Tahap ini bertujuan mengembangkan teknologi sehingga dapat menerapkan
visi arsitektur guna menjawab keinginan stakeholder. Dalam tahap ini
diidentifikasi komponenkomponen arsitektur yang akan ada sebagai target
arsitektur teknologi.
No Nama Role Jenis Role Aktor Aktivitas
1 Admin PSA (Primary Pengelola Actor yang
System Sistem menerima
Actor) Informasi laporan serta
dapat megelola
keseluruhan
data pada
sistem
informasi
2 Operator PSA (Primary Pengelola Actor yang
System Sistem megelola
Actor) Informasi keseluruhan
data pada
sistem
informasi
3 Guru PBA (Primary Pengguna Actor yang
Business dapat
Actor) melakukan
absensi santri,
memberi
penilaian santri
dan absensi
guru
4 User PBA (Primary Pengguna Aktor yang
Business melakukan
Actor) pemesanan
kamar hotel.

Pada jaringan usulan di Pondok Pesantren Al manshuriyah salawu pada


gambar tersebut dengan menggunakan role dan actor arsitektur. Dimana
semua aktor yang ada bisa terhubung satu sama lain sehingga dapat
melakukan pengelolaan data dengan baik secara otomatis tanpa melakukan
inpu data secara manual menggunakan perangkat lain seperti buku.
1. Analisis Gap Teknologi
Sistem Saat ini Analisis
Sistem informasi yang digunakan Sistem sudah dapat melakukan
untuk mengelola data santri dan pengimputan
guru menggunakan sitem dari keseluruhan dari kegiatan yang
pemerintah Emis PD Pontren ada, hanya saja system ini berada
di pemerintah sehingga pelu
pembuatana infromasi kembali
yanag ada di Pondok Pesantren.

4.4 Rencana Implementasi


1. Penyusunan Portopolio Aplikasi
Konsep potofolio aplikasi bertujuan untuk menemukan sistem informasi yang
digunakan, sedang direncanakan atau potensial di dalam organisasi, serta
penilaian terhadap kontribusinya terhadap bisnis. Portofolio aplikasi dibuat
dengan didasarkan pada pemahaman dan kesepakatan dari pihak manajemen
tentang kontribusi yang diharapkan dari berbagai sistem informasi saat ini
dan dimasa mendatang dari sudut pandang strategi organisasi.
Portofolio aplikasi ini dibagi kedalam tiga komponen, yaitu aplikasi yang ada
saat ini, aplikasi yang dibutuhkan dan aplikasi yang potensial.
1) Aplikasi yang ada saat ini, merupakan aplikasi saat ini digunakan atau
sedang dikembangkan untuk diimplementasikan dalam waktu dekat
ini. Aplikasi ini harus dinilai berdasarkan kontribusinya terhadap
proses bisnis yang ada, serta kinerjanya dalam endukung pencapaian
tujuan bisnis di masa mendatang.
2) Aplikasi yang dibutuhkan, merupakan aplikasi yang saat ini belum
ada, namun diperlukan dalam mencapai tujuan dan strategi bisnis.
Dari sudut pandang perencanaan bisnis, aplikasi tersebut dapat
memberikan kontribusi yang spesifik.
3) Aplikasi yang potensial, merupakan aplikasi yang kemungkinan besar
dapat bernilai di masa mendatang. Aplikasi yang mungkin bisa
menghasilkan keuntungan yang relevan, baik secara strategi maupun
perbaikan kinerja bisnis di masa mendatang.
Berikut ini merupakan portofolio Sistem informasi pemerintahan desa
Kutawaringin.

Strategic High Potential

Sistem Aplikasi Akademik Sistem data santri dan


Santri guru
Sistem Pembayaran
Iuran bulanan

Sistem Aplikasi Pelayanan Sistem untuk orang tua


santri dan masyarakat

BAB V
PERANCANGAN SISTEM

5.1 Use Case Diagram


1. Usecase diagram

2. Sequence diagram untuk keuangan


2. Class Diagram

3. Activity Diagram
BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN

Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa peniliti membuat model


arsitektur enterprise dan membuat sistem informasi Akademik Pondok
Pesantren Al Manshuriyah Salawu. Sehingga dapat mempermudah dalam
proses mencari Informasi data santri dan data orang tua santri.

Anda mungkin juga menyukai