Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH

PERENCANAAN KEGIATAN PRAKTIK KEBIDANAN


KOMUNITAS DI DESA GENTASARI

DISUSUN OLEH:

1. Iis yulyanti D201901407


2. Langgeng Dwi Prastika D201901408
3. Rindi Yuliyanti D201901409
4. Rini Trismawati D201901410
5. Selvia D201901411
6. Wanda Desawa .A.I D201901412
7. Umi Sani Marfuah D201901413

STIKES GRAHA MANDIRI CILACAPws3


TAHUN 2020/2021
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum wr.wb
Puji serta syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa,
bahwasanya kami telah dapat menyelesaikan tugas organisasi dan manajemen
“perencanaan kegiatan praktik kebidanan komunitas di desa gentasari” yang
berkualitas ini dengan baik walaupun tidak sedikit hambatan dan kesulitan yang
kami hadapi.Walaupun demikian , sudah tentu makalah ini masih terdapat
kekurangan dan belum dikatan sempurna karena keterbasan kemampuan kami.
Oleh karena itu saran dan kritik yang bersifat membangun dari semua pihak kami
harapkan agar dalam pembuatan makalah di waktu yang akan datang bisa lebih
baik lagi.Harapan kami semoga makalah ini berguna bagi siapa saja yang
membacanya.

Wassalamualaikum wr.wb

i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..........................................................................................................................i
DAFTAR ISI........................................................................................................................................ii
BAB I....................................................................................................................................................1
PENDAHULUAN................................................................................................................................1
1.1 latar belakang.........................................................................................................................1
1.2 Tujuan....................................................................................................................................1
1.3 Sasaran tempat dan waktu......................................................................................................2
1.4 Metode...................................................................................................................................2
BAB II..................................................................................................................................................3
PEMBAHASAN...................................................................................................................................3
2.1 Kebidanan Komunitas..................................................................................................................3
2.1.1 Pengertian.............................................................................................................................3
2.1.2 Tujuan Pelayanan Kebidanan Komunitas.............................................................................4
2.1.3 Prinsip pelayanan kebidanan komunitas :.............................................................................5
2.1.4 Sasaran kebidanan komunitas...............................................................................................5
2.1.5 Faktor yang mempengaruhi..................................................................................................5
2.1.6 Asuhan kebidanan komunitas...............................................................................................6
2.1.7 Tujuan Asuhan Kebidanan Komunitas.................................................................................7
2.1.8 Ciri – cirri Asuhan Kebidanan Komunitas..............................................................................7
2.1.9 Prinsip – Prinsip Asuhan Kebidanan Komunitas....................................................................8
2.1.10 Wadah Kegiatan Asuhan Kebidanan Komunitas.................................................................8
2.2 Batasan Kelompok/ Masyarakat..................................................................................................9
2.3 TIPE-TIPE KELOMPOK / MASYARAKAT.........................................................................................9
2.3.1 Masyarakat Pedesaan............................................................................................................9
2.4 INDIKATOR MASYARAKAT SEHAT..............................................................................................12
2.5 CIRI-CIRI MASYARAKAT SEHAT..................................................................................................12
BAB III...............................................................................................................................................14
PENUTUP..........................................................................................................................................14
3.1 KESIMPULAN....................................................................................................................14
3.2 SARAN.................................................................................................................................14
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................................................15

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 latar belakang


Pembangunan secara umum diartikan sebagai upaya multimensi untuk mencapai
kualitas hidup seluruh penduduk yang lebih baik. Sedangkan pembangunan Kesehatan
dimaknakan sebagai proses terus menerus dan progresif untuk meningkatkan derajat
Kesehatan masyarakat
Masyarakat dapat diartikan sebagai sekumpulan manusia yang secara relative mandiri,
yang secara Bersama-sama cukup lama, yang mendiami suatu wilayah tertentu, memiliki
kebudayaan yang sama dan melakukan Sebagian besar kegiatannya dalam kelompok
tersebut. Sedangkan desa dapat diartikan sebagai perwujudan atau kesatuan geografi,
sosisal, ekonomi, politik dan kultural yang terdapat disuatu daerah dalam hubungannya
dan pengaruhnya secara timbal balik dalam daerah lainnya.
Dengan demikian masyarakat desa dapat diartikan sebagai masyarakat paguyuban,
yang berciri-ciri, mempunyai sikap dan perbuatan tolong menolong tanpa pamrih,
mementingkan kebersamaan, tidak suka menonjolkan diri, dan tidaksuka perbedaan.
Kesehatan masyarakat desa merupakan bagian integral dari pembangunan nasional dalam
mewujudkan derajat Kesehatan yang optimal bagi masyarakat serta meningkatkan
pelayanan Kesehatan secara menyeluruh, sehingga perlu diadakan program-program
dalam meningkatkan pembangunan Kesehatan masyarakat seperti praktek kebidanan
komunitas di desa.
Praktek kebidanan komunitas ini dilaksanakan di desa Gentasari dimana Sebagian
besar masyarakatnya bekerja sebagai petani dan pedagang. Maka dari itu kami mahasiswa
STIKES Graha Mandiri Cilacap mencoba untuk membantu memecahkan masalah-
masalah yang ada di desa gentasri dengan mengadakan beberapa program Kesehatan.

1.2 Tujuan
1. Tujuan umum
Melakukan asuhan kebidanan kominitas di desa gentasari
2. Tujuan khusus
a. Agar mahasiswa mampu melakukan pengkajian data
b. Agar mahasiswa mampu melakukan identifikasi masalah
c. Agar mahasiswa mampu melakukan prioritas masalah

1
d. Agar mahasiswa mampu melakukan perencanaan program
e. Agar mahasiswa mampu melakukan pelaksanaan program
f. Agar mahasiswa mampu melakukan evaluasi

1.3 Sasaran tempat dan waktu


Sasaran : seluruh warga desa gentasari
Tempat : di desa gentasari
Waktu : April

1.4 Metode
1. Pendataan
2. Survei
3. Analisa data
4. Identifikasi masalah
5. Prioritas masalah
6. Perencanaan program
a. Membuat undangan
b. Membuat leaflet (nifas, kehamilan, bayi & balita, remaja, lansia)
c. Membuat lembar balik
d. Quisioner
7. Pelaksanaan program
a. Penyuluhan
b. Door to door
c. Senam lansia & hamil
8. Evaluasi
9. Dokumentasi

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Kebidanan Komunitas.


2.1.1 Pengertian
Menurut WHO kebidanan komunitas adalah bidang kebidanan khusus yang
merupakan gabungan keterampilan ilmu kebidanan, ilmu kesehatan masyarakat
dan bantuan sosial, sebagai bagian dari  program kesehatan masyarakat
keseluruhan guna meningkatkan kesehatan, penyempurnaan kondisi sosial,
perbaikan lingkungan fisik, rehabilitas, pencegahan penyakit dan bahaya yang
lebih besar. Ditunjukan kepada individu, keluarga yang mempunyai masalah
dimana hal itu mempengaruhi masyarakat keseluruhan
Kebidanan komunitas merupakan konsep dasar bidan dalam melayani keluarga
dan masyarakat di wilayah tertentu. Kebidanan komunitas adalah bidan yang
melayani keluarga dan msyarakat di luar rumah sakit. Di dalam konsep tersebut
tercakup berbagai unsur. Unsur-unsur tersebut adalah bidan sebagai pelaksana
pelayanan, pelayanan kebidanan, dan komunitas sebagai sarana pelayanan, ilmu,
dan teknologi kebidanan, serta faktor yang mempengaruhi seperti lingkungan.
Pendekatan baru mengenal kualitas pelayanan menuntut pergeseran titik tekan
pelayanan kesehatan terutama kebidanan dari yang berorientasi penjagaan mutu
pelayanan. Praktik bidan adalah suatu perwujudan dari kewenangan bidan dalam
melakukan tugasnya melayani pasien. Praktik bidan adalah salah satu kegiatan
kebidanan komunitas.
Bidan yang bekerja di desa mempunyai wilayah kerja atau wilayah pelayanan.
Kebidanan komunitas mendorong bidan bekerja aktif, yaitu memberi pelayanan
terhadap dan anak balita baik di dalam maupun di luar unit kerjanya. Untuk itu
bidan harus mengetahui perkembangan kesehatan masyarakat.
Pemantauan kesehatan masyarakat diwilayah kerjanya harus dilakukan oleh
bidan komunitas. Konsep kebidanan komunitas terdiri dari beberapa komponen,
unsur-unsur yang tercakup dalam kebidanan komunitas adalah bidan, pelayanan
kebidanan, sasaran pelayanan, lingkungan dan pengetahuan serta teknologi.
Pelayanan kebidanan komunitas adalah seluruh tugas yang menjadi tanggung
jawab praktik profesi bidan dalam sistim pelayanan kesehatan yang bertujuan
meningkatkan kesehatan ibu dan anak dalam rangka mewujudkan kesehatan

3
keluarga dan masyarakat. Pelayanan kebidanan komunitas juga dapat berarti
interaksi bidan dan pasien dalam suatu kegiatan atau aktivitas yang dilakukan oleh
bidan untuk menyelamatkan klien atau pasien dari gangguan kesehatan.
Ukuran keberhasilan bukan hanya mencakup hasil upaya pelayanan kebidanan,
tetapi juga hasil kerja sama dengan mitra atau tim kesehatan lainnya, masyarakat berdaya
atau mandiri mengelola kesehatannya. Pelayanan kebidanan komunitas dilaksanakan
oleh bidan secara mandiri, berkolaborasi, dan atau merujuk sesuai kewenangannya.
Pelayanan kebidanan komunitas :
a. Dilakukan di luar rumah sakit dan juga merupakan bagian atau kelanjutan pelayanan
yang diberikan di rumah sakit.
b. Pelayanan kesehatan ibu, bayi dan anak balita di puskesmas, kunjungan rumah, dan
melayani kesehatan ibu, bayi, dan anak balita di rumah atau di lingkungan keluarga
merupakan kegiatan kebidanan komunitas
c. Pelayanan kesehatan yang ada di komunitas.

2.1.2 Tujuan Pelayanan Kebidanan Komunitas


Tujuan umum pelayanan umum komunitas adalah seorang bidan komunitas mampu
meningkatkan kesejahteraan masyarakat, khususnya kesehatan perempuan atau ibu, bayi
dan balita di wilayah kerjanya.
Sedangkan tujuan khususnya antara lain
a. Meningkatkan cakupan pelayanan kebidanan komunitas sesuai dengan tanggung
jawab bidan
b. Meningkatkan mutu pelayanan ibu hamil, pertolongan persalinan, perawatan nifas
dan perinatal serta bayi dan balita secara terpadu.
c. Menurunkan kasus-kasus yang berkaitan dengan resiko kehamilan, persalian, nifas,
dan perinatal.
d. Mendukung program pemerintah untuk menurunkan angka kesakitan dan kematian
ibu, bayi dan balita.
e. Membangun jaringan kerja dengan fasilitas rujukan dan tokoh masyarakat setempat
atau unsur terpadu lainnya.

4
2.1.3 Prinsip pelayanan kebidanan komunitas :
a. Kebidanan komunitas sifatnya multidisiplin meliputi ilmu kesehatan masyarakat,
kedokteran, sosial, psikologi, ilmu kebidanan dan lain-lain yang mendukung peran
bidan di komunitas.
b. Dalam pelayanan kebidanan komunitas bidan tetap berpedoman pada etika profesi
kebidanan yang menjunjung tinggi harkat dan martabat kemanusiaan klien.
c. Dalam pelayanan kebidanan komunitas, bidan senantiasa memperhatikan dan
memberi penghargaan terhadap nilai-nilai yang berlaku di masyarakat, sepanjang
tidak merugikan dan tidak bertentangan dengan prinsip kesehatan.
Pendekatan yang digunakan dalam pengelolaan kebidanan komunitas tetap
menggunakan prinsip manajeman kebidanan dengan langkah-langkah pemecahan
masalah:
a. Identifikasi masalah (mengumpulkan data obyektif dan subyektif).
b. Analisis dan perumusan masalah.
c. Penetapan rencana pemecahan masalah (menyusun prioritas masalah).
d. Pelaksanaan rencana pemecahan masalah.
e. Dokumentasi dan evaluasi.

2.1.4 Sasaran kebidanan komunitas


Sasaran kebidanan komunitas adalah individu, keluarga, dan kelompok masyarakat.
Sasaran utamanya adalah ibu dan anak dalam keluarga. Kesehatan ibu meliputi
sepanjang siklus kehidupannya mulai pra kehamilan, hamil, persalinan, pasca persalinan
dan masa di luar kehamilan dan persalinan. Sedangkan kesehatan anak meliputi
perkembangan dan pertumbuhan anak mulai dari masa kandungan, masa bayi, masa
balita, masa pra-sekolah dan masa sekolah.

2.1.5 Faktor yang mempengaruhi


Faktor-faktor yang mempengaruhi kebidanan komunitas antara lain lingkungan dan
ilmu pengetahuan, serta teknologi. Faktor tersebut tidak dapat dipungkiri secara
bermakna akan mempengaruhi pelayanan kebidanan komunitas.

a. Faktor lingkungan meliputi:


1) Lingkungan fisik: keadaan geografis (misal daerah pegunungan cenderung
kekurangan yodium).

5
2) Lingkungan sosial: kebiasaan, adat istiadat, budaya, kepercayaan dan agama di
masyarakat, tingkat sosial ekonomi termasuk pendidikan
3) Lingkungan flora dan fauna: pemanfaatan tumbuhan dan hewan untuk menunjang
kehidupan.
b. Ilmu pengetahuan dan teknologi : globalisasi, pasar bebas, pendidikan tinggi
(continuing education), training (pelatihan), dan media.

2.1.6 Asuhan kebidanan komunitas


a. Asuhan kebidanan komunitas meliputi ;
1) Pencegahan
2) Skrining atau deteksi dini untuk dirujuk
3) Asuhan kegawatan daruratan ibu dan neonatal
4) Pertolongan pertama pada penyakit akut untuk kemudian dirujuk.
5) Pengobatan ringan
6) Asuhan pada kondisi kronis
7) Pendidikan kesehatan
8) Menentukan kebutuhan kesehatan
9) Mempertahankan dan meningkatkan kesehatan masyarakat
b. Prinsip pelayanan kebidanan komunitas
1) Pelayanan kebidanan adalah pelayanan yang berdasarkan pada perhatian
terhadap kehamilan, bersalin, nifas serta kesehatan bayi dan balita
2) Informed choice
3) Pendekatan dengan teknologi
4) Asuhan yang berkelanjutan
c. Misi pelayanan kebidanan komunitas
1) Meningkatkan status kesehatan perorangan, keluarga, komunitas dan
masyarakat
2) Menangulangi berbagai masalah kesehatan masyarakat prioritas
3) Menyelengarakan berbagai program kesehatan masyarakat yang inofatif,
efektif dan efisien
4) Meningkatkan peran serta dan kemandirian masyarakat dalam pemeliharaan
kesehatan
5) Menggalang berbagai potensi untuk penyelengaraan program kesehatan
masyarakat.

6
2.1.7 Tujuan Asuhan Kebidanan Komunitas
Untuk meningkatkan kemampuan masyarakat menolong diri sendiri dibidang kesehatan
dalam meningkatkan mutu hidup
1) Membutuhkan kesadaran masyarakat akan potensi yang dimilikinya untuk
menolong diri mereka sendiri dalam meningkatkan mutu hidup mereka.
2) Mengembangkan kemampuan dan prakarsa masyarakat untuk berperan aktif dan
berswadaya dalam meningkatkan kesejahteraan mereka sendiri.
3) Menghasilkan lebih banyak tenaga masyarakat setempat yang mampu terampil
serta mau berperan aktif dalam kegiatan pembangunan desa.
4) Meningkatkan mutu kesehatan masyarakat dalam arti memenuhi beberapa
indikator :
a. Angka kesakitan menurun.
b. Angka kematian menurun, terutama angka kematian bayi dan anak serta angka
kelahiran menurun.
c. Angka kekurangan gizi pada anak balita menurun.

2.1.8 Ciri – cirri Asuhan Kebidanan Komunitas


a. Kegiatan dilakasanakan atas dasar kesadaran, kemauan dan prakarsa masyarakat
sendiri. Dalam arti bahwa kegiatan dimulai dengan kegiatan untuk mengatasi
masalah kesehatan yang memang dirasakan oleh masyarakat sendiri sebagai
kebutuhan.
b. Perencanaan kegiatan ditetapkan oleh masyarakat secara musyawarah dan
mufakat.
c. Pelaksanaan kegiatan berlandaskan pada peran aktif dan swadaya masyarakat
dalam arti memanfaatkan secara optimal kemampuan dan sumber daya yang
dimiliki masyarakat.
d. Masukan dari luar yang bersifat memicu, melengkapi dan menunjang tidak
mengakibatkan ketergantungan.
e. Kegiatan dilakukan oleh tenaga – tenaga masyarakat setempat.
f. Kegiatan yang dilakukan sekurang – kurangnya mencakup salah satu dari 5
unsur PHC.

7
2.1.9 Prinsip – Prinsip Asuhan Kebidanan Komunitas
a. Kegiatan masyarakat sebaiknya dimulai dengan kegiatan yang memenuhi
kebutuhan masyarakat setempat.
b. Dalam pembinaan masyarakat diperlukan kerja sama yang baik:
1) Antara dinas – dinas/ institusi – institusi/ lembaga – lembaga lain.
2) Antara dinas – dinas/ institusi – institusi/ lembaga – lembaga dengan
masyarakat.
c. Dalam hal masyarakat tidak dapat memecahkan masalah kebutuhannya sendiri
maka pelayanan langsung diperhatikan oleh yang bersangkutan.

2.1.10 Wadah Kegiatan Asuhan Kebidanan Komunitas


Karena kegiatan asuhan kebidanan komunitas  merupakan bagian integral dari
pembangunan desa sedangkan partisipasi masyarakat dalam pembangunan desa
adalah LKMD ( Lembaga Kesehatan Masyarakat Desa ), maka dengan sendirinya
wadah kegiatan Asuhan Kebidanan Komunitas adalah LKMD.
Srategi Pembinaan
a. Tim pembinaan Kebidanan Komunitas dimasing – masing tingkat sekaligus
dijadikan sebagai forum koordinasi masing – masing tingkat.
b. Setiap kegiatan partisipasi masyarakat yang akan dipromosikan oleh salah satu
sector, terlebih dahulu dibahas dalam forum koordinasi untuk sektor – sektor lain
untuk memungkinkan menghindari tumpang tindih.
c. Jenis apapun yang akan dijadikan harus selalu berdasarkan pada proporsi
kebutuhan masyarakat.
d. Seluruh tahap kegiatan, mulai dari persiapan, perencanaan, penilaian, pembinaan
sampai pada peluang dilakukan oleh masyarakat sendiri dan dimana perlu dibantu
oleh pemerintah secara lintas program dan lintas sektoral.
e. Wadah kegiatan Asuhan Kebidanan Komunitas adalah Lembaga Kesehatan
Masyarakat Desa (LKMD).
f. Asuhan Kebidanan Komunitas adalah kegiatan dari, oleh dan untuk masyarakat
(Departemen Kesehatan RI. 2005 ).
Pelestarian dan Pembinaan
a. Pelestarian dan Pembinaan Asuhan Kebidanan Komunitas berpedoman kepada
GBHN.

8
b. Pelestarian dan Pembinaan Asuhan Kebidanan Komunitas dilaksanakan dengan
kerjasama lintas sektoral melalui pendekatan edukatif.
c. Koordinasi pembinaan melalui jalur fungsional pada tiap tingkatan, tingkat
provinsi oleh Gubernur dan seterusnya.
d. Asuhan Kebidanan Komunitas merupakan bagian integral dari pembangunan desa
secara keseluruhan.
e. Puskesmas sebagai pusat pelestarian dan pembinaan kesehatan berfungsi sebagai
dinamisator.

2.2 Batasan Kelompok/ Masyarakat


Community dalam Bahasa Yunani adalah “persahabatan” , sebagai refleksi dari
kata tersebut, Aristoteles mengemukakan bahwa manusia yang hidup Bersama dalam
masyarakat karena mereka menikmati ikatan yang mengemukakan makna kehidupan.
Masyarakat dalam konteks pemberdayaan masyarakat adalah masyarakat atau
community dalam Bahasa inggris atau juga komunitas. Secara etimologis komunity
berasal dari komunitas yang berakar pada comunete atau comman.

Dalam pengertian sosiologi, masyarakat tidak dipandang sebagai suatu kumpulan


individu-individu semata. Masyarakat merupakan suatu pergaulan hidup, oleh karena itu
manusia hidup Bersama. Masyarakat merupakan suatu sistem yang terbentuk karena
hubungan anggota-anggotanya. Dengan kata lain masyarakat adalah suatu sistem yang
terwujud dari kehidupan bersama manusia, yang lazim disebut kemasyarakatan. Emile
Durkheim menyatakan bahwa masyarakat merupakan suiatu kenyataan yang objektif
secara mandiri, bebas dari individu-individu yang merupakan anggota-anggotanya. Cara
yang baik untuk mengerti tentang masyarakat adalah dengan menelaah ciri-ciri pokok
dari masyarakat itu sendiri.

2.3 TIPE-TIPE KELOMPOK / MASYARAKAT


2.3.1 Masyarakat Pedesaan
a. Pengertian Desa
Menurut Sutarjo Kartodikusumo, yang dimaksud dengan desa dalah suatu kesatuan
hukum dimana bertempat tinggal suatu masyarakat pemerintahan tersendiri.

9
Menurut Bintaro, Desa merupakan perwujudan atau kesatuan geografi, sosial,
ekonomi, politik dan kultur yang terdapat di tempat itu (suatu daerah), dalam
hubungan dan pengaruhnya secara timbal balik dengan daerah lain.
Menurut Paul H.Landis, Desa adalah penduduknya kurang dari 2500 jiwa. Dengan
ciri-ciri sebagai berikut :
1) Mempunyai pergaulan hidup yang saling mengenal antara ibu dan jiwa
2) Ada pertalian, perasaan yang sama tentang kesukaan terhadap kebiasaan .
3) Cara berusaha (ekonomi) adalah agraris yang paling umum yang sangat
dipengaruhi alam seperti: iklim, keadaan alam, kekayaan alam, sedangkan
pekerjaan yang bukan agraris adalah bersifat sambilan
Dalam kampus sosiologi kata tradisional dari bahasa inggris, Traditional artinya
adat istiadat dan kepercayaan yang turun temurun dipelihara, ada beberapa
pendapat yang ditinjau dari beberapa segi bahwa pengertian desa itu sendiri
mengandung kompleksitas yang saling berkaitan satu sama lain diantara unsur-
unsurnya, yang sebenarnya desa masih dianggap sebagai standart dan pemeliharaan
sistem kehidupan bermasyarakat dan kebudayaan asli seperti tolong menolong
paguyupan, persaudaraan, gotong royong, kepribadian dalam berpakaian, adat
istiadat, kesenian dan lain-lain yang mempunyai ciri yang jelas.

b. Ciri-Ciri masyarakat desa (karakteristik)


Dalam buku sosiologi karangan Ruman Sumadilaga seorang ahli sosiologi “Talcot
Parsons” menggambarkan masyarakat desa sebagai masyarakat tradisional
(gemeinschaft) yang mengenal ciri-ciri sebagai berikut :
1) Afektifitas ada hubunganya dengan perasaan kasih sayang, cinta, kesetiaan dan
kemesraan ini. Perwujudannya dalam sikap dan perbuatan tolong menolong,
menyatakan simpati terhadap musibah yang diderita orang lain dan menolongnya
tanpa pamrih.
2) Orientasi kolektif sifat ini merupakan konsekuensi dari afektifitas, yaitu mereka
mementingkan kebersamaan tidak suka menunjukan diri tidak suka akan orang
yang berbeda pendapat, intinya semua harus memperlihatkan keseragaman
persamaan.
3) Partikularisme pada dasarnya adalah semua hal yang ada hubunganya dengan
keberlakuan khusus untuk suatu tempat atau daerah tertentu. Perasaan subyektif,

10
perasaan kebersamaan sesungguhnya yang hanya berlaku untuk kelompok
tertentu saja. (lawannya universalisme).
4) Askripsi yaitu berhubungan dengan mutu atau sifat khusus yang tidak diperoleh
berdasarkan suatu usaha yang tidak disengaja tetapi merupakan suatu keadaan
yang sudah merupakan kebiasaan atau keturunan(lawannya prestasi).
5) Kekabaran (difusenes) sesuatu yang tidak jelas terutama dalam hubungan antara
pribadi tanpa tegasan yang dinyatakan eksplisit. Masyarakat desa menggunakan
bahasa tidak langsung untuk menunjukan sesuatu.
Dari uraian tersebut (pendapat Talcott Parson) dapat terlihat pada desa-desa yang
masih murni masyarakatnya tanpa pengaruh dari luar.
c. Perbedaan antara desa dan kota
Dalam masyarakat modern, sering dibedakan antara masyarakat pedesaan
(rural community) dan masyarakat perkotaan (urban community). Menurut Soekanto,
perbedaan tersebut sebenarnya tidak mempunyai hubungan dengan pengertian
masyarakat sederhana, karena dalam masyarakat modern.
Betapapun kecilnya suatu desa, pasti ada pengaruh-pengaruh dari kota.
Perbedaan masyarakat pedesaan dan masyarakat perkotaan, pada hakikatnya bersifat
gradual.
Kita dapat membedakan antara masyarakat desa dan masyarakat kota yang
masing-masing punya karakteristik tersendiri. Masing-masing punya sistem yang
mandiri, dengan fungsi-fungsi sosial, struktur serta proses-proses sosial yang sangat
berbeda, bahkan kadang-kadang dikatakan “berlawanan” pula. Perbedaan kedua
sistem tersebut dapat diungkapan secara singkat menurut Poplin sebagai berikut :
Masyarakat Pedesaan Masyarakat Kota

Perilaku Homogen Perilaku Heterogen


Perilaku yang dilandasi oleh konsep Perilaku yang dilandasi oleh
kekeluargaan dan kebersamaan konsep pengandalan diri dan
kelembagaan
Perilaku yang berorientasi pada Perilaku yang berorientasi pada
tradisi dan status rasionalitas dan fungsi
Kesatuan dan keutuhan kultural Kebauran dan diversifikasi
kultural
Isolasi social,sehingga statis Mobilitas sosial,sehingga dinamik

11
Banyak ritual dan nilai-nilai sakral Birokrasi fungsional dan nilai-
nilai sekural
Koliktivisme Individualisme

2.4 INDIKATOR MASYARAKAT SEHAT


Menurut WHO beberapa indikator dari masyarakat sehat adalah
1. Keadaan yang berhubungan dengan status kesehatan masyarakat meliputi:
a. Indikator komprehensif
1) Angka kematian kasar menurun
2) Rasio angka mortalitas proporsional rendah
3) Umur harapan hidup meningkat
b. Indikator spesifik
1) Angka kematian ibu dan bayi menurun
2) Angka kematian karena penyakit menular menurun
3) Angka kelahiran menurun
2. Indikator pelayanan kesehatan
a. Rasio antara tenaga kesehatan dan jumlah penduduk seimbang
b. Distribusi tenaga kesehatan merata
c. Informasi lengkap tentang jumlah tempat tidur di rumah sakit, fasilitas kesehatan
dan lain-lain
d. Informasi tentang jumlah sarana pelayanan kesehatan di antaranya rumah sakit,
puskesmas, rumah bersalin dan lain-lain

2.5 CIRI-CIRI MASYARAKAT SEHAT


1. Peningkatan kemampuan masyarakat untuk hidup sehat
2. Mengatasi masalah kesehatan sedarhana melalui upaya peningkatan, pemecahan,
penyembuhan penyakit dan pemulihan kesehatan terutama untuk ibu dan anak
3. Peningkatan upaya kesehatan lingkungan terutama penyediaan sanitasi dasar yang
dikembangkan dan dimanfaatkan oleh masyarakat untuk meningkatkan mutu
lingkungan hidup
4. Peningkatan status gizi masyarakat yang berkaitan dengan peningkatan status sosial
ekonomi masyarakat
12
5. Penurunan angka kesakitan dan kematian dari berbagai sebab dan penyakit
BAB III
PENUTUP

3.1 KESIMPULAN
Asuhan Kebidanan Komunitas adalah kegiatan atau pelayanan kesehatan berdasarkan
sistem pendekatan edukatif masalah kesehatan melalui Penyuluhan dimana setiap
individu atau kelompok masyarakat dibantu agar dapat melakukan tindakan-tindakan
yang tepat dalam mengatasi kesehatan mereka sendiri.
Disamping itu,kegiatan pelayanan kesehatan yang diberikan pada masyarakat untuk
mengetahui pendidikan kesehatan dan  juga dapat mendorong timbulnya kreativitas dan
inisiatif setiap individu atau kelompok masyarakat untuk ikut secara aktif dalam
program-program kesehatan didaerahnya dan menentukan prioritas program sesuai
dengan kebutuhan dan keinginan masyarakat yang bersangkutan.

3.2 SARAN
Diharapkan masalah yang muncul di lingkungan masyarakat dapat teratasi dengan
baik dan tepat agar tidak menimbulkan suatu masalah yang berkelanjutan yang dapat
merugikan kesehatan pada masyarakat dan masyarakat dapat menerapkan Asuhan yang
diberikan.
1. Bagi tenaga kesehatan 
Diharapkan tenaga kesehatan terutama bidan desa agar dapat memberikan
penyuluhan atau pendidikan kesehatan terhadap masyarakat Desa Gentasari agar
masyarakat mengerti dan menyadari tentang pentingnya kesehatan.
2. Bagi Institusi
Diharapakan institusi kedepan nya bisa menempatkan mahasiswanya di desa yang
benar-benar memerlukan pendidikan kesehatan.

13
DAFTAR PUSTAKA

Eni retna.2019. Pemberdayaan Keluarga melalui Asuhan Kebidanan Keluarga dalam


Komunitas Sebagai Upaya Meningkatkan Status Kesehatan Keluarga.journal of
innovation in community empowerment.vol 1 : no 1 (2019)

Yuniati, Ina. Catatan Dan Dokumentasi Pelayanan Kebidanan. Jakarta: CV. Agung Seto;
2010.

Syafrudin, Hamidah. Kebidanan Komunitas. Jakarta : EGC; 2009.

Yulifah, Rita. Asuhan Kebidanan Komunitas. Jakarta: Salemba Medika; 2011.

14

Anda mungkin juga menyukai