Anda di halaman 1dari 7

1. Mengetahui tujuan dari KB danbagaimana pandangan islam tentang KB?

Tujuan program KB diantaranya untuk mengendalikan laju pertumbuhan


penduduk/membatasi jumlah kelahiran, untukmenurunkan angka kelahiran, dan mengatur
jarak kehamilan.
Bagaimana pandangannya dalam Islam?
KB dalam arti sebuah program nasional untuk membatasi jumlah populasi penduduk,
hukumnya haram. Tidak boleh ada suatu undang-undang atau peraturan pemerintah yang
membatasi jumlah anak dalam sebuah keluarga. KB sebagai program nasional tidak
dibenarkan secara syara’ karena bertentangan dengan Aqidah Islam, yakni ayat-ayat yang
menjelaskan jaminan rezeki dari Allah untuk seluruh makhluknya. Allah SWT
berfirman :
"Dan tidak ada satu binatang melata pun di bumi melainkan Allah-lah yang memberi
rizkinya." (QS Huud [11] : 6)
Sumber : https://www.kompasiana.com/ismi_fadilah_wahyuni/kb-dalam-pandangan-
islam_550017ee813311255efa735b

Hukum Melakukan KB
Pada dasarnya, Islam sangat menganjurkan umatnya untuk memperbanyak keturunan.
Diantara hadits yang menerangkan hal tersebut adalah hadits riwayat Ma’qal bin Yasar
ketika datang seorang laki-laki meminta pendapat Rasulullah ‫ ﷺ‬mengenai
calon istrinya yang memiliki nasab yang baik dan cantik namun mandul, maka beliau
mengatakan “jangan” lalu ia bertanya untuk kedua kalinya, maka Rasulullah
‫ ﷺ‬bersabda:
‫تزوجوا الودود الولود فإني مكاثر بكم األمم‬
“Nikahilah wanita yang penyayang dan banyak anak (subur), karena sesungguhnya aku
akan bebangga banyaknya jumlah kalian di hadapan umat-umat terdahulu.” [13](HR: an-
Nasa’i, Abu Dawud).
Dalam hadits di atas sangat jelas sekali bahwa Islam menganjurkan umatnya untuk
memperbanyak keturunan. Sehingga upaya-upaya yang dilakukan untuk menyedikitkan
keturunan sangat tidak sejalan dengan syari’at bertanasul.
Sumber : http://www.annursolo.com/keluarga-berencana-kb-dalam-islam/

2. Mengetahui definisi tentang keluarga berencana?


Pengertian KB
 Upaya peningkatkan kepedulian masyarakat dalam mewujudkan keluarga
kecil yang bahagia sejahtera (Undang-undang No. 10/1992).
 Keluarga Berencana (Family Planning, Planned Parenthood) : suatu usaha
untuk menjarangkan atau merencanakan jumlah dan jarak kehamilan dengan
memakai kontrasepsi.
 WHO (Expert Committe, 1970), tindakan yg membantu individu/ pasutri
untuk: Mendapatkan objektif-obketif tertentu, menghindari kelahiran yang
tidak diinginkan, mendapatkan kelahiran yang diinginkan, mengatur interval
diantara kehamilan dan menentukan jumlah anak dalam keluarga.
Sumber : https://lusa.afkar.id/program-kb-di-indonesia

 Keluarga Berencana (KB) adalah program nasional yang dijalankan


pemerintah untuk mengurangi populasi penduduk, karena diasumsikan
pertumbuhan populasi penduduk tidak seimbang dengan ketersediaan barang
dan jasa. Dalam pengertian ini, KB didasarkan pada teori populasi menurut
Thomas Robert Malthus. KB juga dapat dipahami sebagai aktivitas individu
untuk mencegah kehamilan.

Sumber : https://www.kompasiana.com/ismi_fadilah_wahyuni/kb-dalam-pandangan-
islam_550017ee813311255efa735b

3. Tujuan dari pemasangan KB?


Tujuan Program KB
Tujuan umum adalah membentuk keluarga kecil sesuai dengan kekutan sosial
ekonomi suatu keluarga dengan cara pengaturan kelahiran anak, agar diperoleh suatu
keluarga bahagia dan sejahtera yang dapat memenuhi kebutuhan hidupnya.
Tujuan lain meliputi pengaturan kelahiran, pendewasaan usia perkawinan,
peningkatan ketahanan dan kesejahteraan keluarga.
Kesimpulan dari tujuan program KB adalah: Memperbaiki kesehatan dan
kesejahteraan ibu, anak, keluarga dan bangsa; Mengurangi angka kelahiran untuk
menaikkan taraf hidup rakyat dan bangsa; Memenuhi permintaan masyarakat akan
pelayanan KB dan KR yang berkualitas, termasuk upaya-upaya menurunkan angka
kematian ibu, bayi, dan anak serta penanggulangan masalah kesehatan reproduksi.

Tujuan KB berdasar RENSTRA 2005-2009 meliputi:


 Keluarga dengan anak ideal
 Keluarga sehat
 Keluarga berpendidikan
 Keluarga sejahtera
 Keluarga berketahanan
 Keluarga yang terpenuhi hak-hak reproduksinya
 Penduduk tumbuh seimbang (PTS)

1. Tujuan umum
Meningkatkan kesejahteraan ibu, anak dalam rangka mewujudkan NKKBS (Normal
Keluarga Kecil Bahagia Sejahtera) yang menjadi dasar terwujudnya masyarakat yang
sejahtera dengan mengendalikan kelahiran sekaligus menjamin terkendalinya
pertambahan penduduk.

2. Tujuan khusus
Meningkatkan jumlah penduduk untuk menggunakan alat kontrasepsi.
Menurunnya jumlah angka kelahiran bayi.
Meningkatnya kesehatan keluarga berencana dengan cara penjarangan kelahiran.

Sumber : https://doktersehat.com/pengertian-dan-tujuan-keluarga-berencana-
kb/amp/#aoh=15857817252948&referrer=https%3A%2F
%2Fwww.google.com&amp_tf=Dari%20%251%24s

4. Peran bidan dalam mensukseskan program KB?


Obyek penelitian yaitu peran bidan dan pelaksanaan program KB (KIE KB).
Sedangkan definisi operasionalnya sebagai berikut:
a. Peran adalah fungsi yang dibawakan seseorang ketika menduduki suatu
karakterisasi
struktur sosial.
b. Bidan adalah seorang perempuan yang lulus dari pendidikan bidan yang telah
teregistrasi sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan.
c. Program KB adalah kebijakan pemerintah untuk mewujudkan penduduk tumbuh
seimbang dan keluarga berkualitas.
d. KIE KB adalah kegiatan komunikasi untuk meningkatkan pengetahuan, sikap dan
perilaku keluarga, masyarakat dan penduduk dalam program KB nasional.
Peran bidan dalam Program KB didasarkan Permenkes
1464/Menkes/Per/X/2010 Tentang Izin dan Penyelenggaraan Praktik Bidan. Bidan
berwenang memberikan penyuluhan dan konseling kesehatan reproduksi perempuan
dan keluarga berencana. Peran yang dilakukan bidan dalam program KB meliputi
peran wajib/imperatif dan peran tidak wajib/fakultatif.
Diatur juga pada Kepmenkes Nomor 369/Menkes/SK/III/ 2007 Tentang
Standar Profesi Bidan. Kewenangan bidan dalam memberikan pelayanan kesehatan
diatur dalam Kepmenkes Nomor 369/Menkes/ SK/III/2007 Tentang Standar Profesi
Bidan. Kewenangan bidan terkait kompetensi untuk melakukan KIE KB berdasarkan
Kepmenkes tersebut tercantum pada Kompetensi ke-2 (Pra Konsepsi, KB dan
Ginekologi), Kompetensi ke-5 (Asuhan pada Ibu Nifas dan Menyusui) dan
Kompetensi ke-8 (Kebidanan Komunitas).

Kepmenkes Nomor 938/Menkes/SK/ VIII/2007 Tentang Standar Asuhan


Kebidanan Standar IV tentang implementasi disebutkan bahwa bidan melaksanakan
rencana asuhan kebidanan secara komprehensif, efektif, efisien dan aman berdasar
evidence based kepada pasien/masyarakat, dalam bentuk upaya promotif, preventif,
kuratif dan rehabilitatif serta dilaksanakan secara mandiri, kolaborasi dan rujukan.

Upaya KIE KB yang dilakukan bidan merupakan upaya promotif dalam


rangka meningkatkan kesehatan dan kesejahteraan keluarga. Sedangkan pelayanan
KB berupa pemberian alat dan obat kontrasepsi (alkon) merupakan upaya preventif
untuk mengatur jumlah dan jarak kehamilan. Apabila ada keluhan atau masalah
dalam penggunaan alat kontrasepsi maka bidan melakukan asuhan kebidanan untuk
menangani masalah tersebut. Asuhan bidan yang demikian merupakan usaha kuratif
dan rehabilitatif. Kewenangan bidan dalam pelaksanaan program KB termasuk
sebagai kewenangan atributif dalam lingkup pelaksanaan tugas mandiri dan
kewenangan mandat dalam lingkup pelaksanaan tugas pemerintahan.

Sumber : http://journal.unika.ac.id/index.php/shk/article/download/1289/809

5. Dampak pemasangan KB?

a) Efek Samping Pil KB:


 Meningkatkan risiko darah tinggi dan penyakit kardiovaskular
 Peningkatan berat badan
 Dapat mengganggu produksi ASI
 Pendarahan tiba-tiba di luar jadwal menstruasi
 Rasa mual
 Sakit kepala dan terkadang ada rasa tidak nyaman pada payudara
 Gairah seks menurun
b) Efek Samping suntik KB:
 Rasa mual
 Peningkatan berat badan
 Gairah seks menurun
 Pendarahan di luar jadwal menstruasi atau bahkan tidak menstruasi samasekali
 Sakit kepala
 Jerawatan
c) Efek Samping implan:
 Rasa nyeri di bagian lengan atas atau tempat implan ditanam
 Menstruasi tidak teratur
 Peningkatan berat badan
 Kesulitan hamil kembali setelah implan dilepas
d) Efek Samping IUD:
 Keram perut atau rasa sakit pada bagian bawah perut
 Pendarahan yang cukup banyak saat menstruasi atau bahkan menstruasi tidak
teratur
 Dapat lepas atau bergeser (jika lepas biasanya akan keluar bersama darah
haid)
 Dapat terjadi infeksi jika tubuh menolak keberadaan IUD
e) Efek samping vasektomi:
 Bisa terdapat darah di dalam air mani
 Memar pada testis beberapa bulan pasca operasi
 Pendarahan atau pembekuan darah pada area testis
 Infeksi pasca operasi
 Perasaan tidak nyaman pasca operasi
f) Efek samping tubektomi:
 Nyeri pada panggul atau perut
 Infeksi pasca operasi
 Pendarahan
 Komplikasi
 Beberapa orang juga dapat mengalami hamil ektopik

Sumber : https://www.popmama.com/pregnancy/birth/donahandayani/mengenal-
jenis-jenis-kb-beserta-efek-sampingnya

6. Pentingnya pengetahuan kesehatan reproduksi bagi remaja?


Pada dasarnya, remaja perlu memiliki pengetahuan seputar kesehatan reproduksi. Tak
hanya untuk menjaga kesehatan dan fungsi organ tersebut, informasi yang benar
terhadap pembahasan ini juga bisa menghindari remaja melakukan hal-hal yang tidak
diinginkan.
Memiliki pengetahuan yang tepat terhadap proses reproduksi, serta cara menjaga
kesehatannya, diharapkan mampu membuat remaja lebih bertanggung jawab.
Terutama mengenai proses reproduksi, dan dapat berpikir ulang sebelum melakukan
hal yang dapat merugikan.
Pengetahuan seputar masalah reproduksi tidak hanya wajib bagi remaja putri saja.
Sebab, anak laki-laki juga harus mengetahui serta mengerti cara hidup dengan
reproduksi yang sehat.

Pengetahuan dasar apa saja yang perlu diketahui remaja?


Pengenalan terhadap sistem, proses, serta fungsi alat reproduksi. Usahakanlah untuk
menyampaikan informasi sesuai dengan usia dan kesiapan anak. Tapi sebaiknya
hindari penggunaan istila-istilah tertentu yang malah bisa mengaburkan makna dan
membuat anak tidak mengenal dengan pasti masalah reproduksi.
Risiko penyakit. Aspek ini juga sebaiknya sudah mulai dikenalkan dan disampaikan
pada remaja yang sudah beranjak dewasa. Dengan mengetahui risiko yang mungkin
terjadi, remaja tentu akan lebih berhati-hati dan lebih menjaga kesehatan reproduksi.
Kekerasan seksual dan cara meghindarinya. Remaja perlu dikenalkan dengan hak-hak
reproduksi yang ia miliki. Selain itu, diperlukan juga pengetahuan tentang kekerasana
seksual yang mungkin terjadi, apa saja jenisnya, dan bagaimana cara mencegahnya
terjadi.
Sumber : https://www.halodoc.com/pentingnya-pengetahuan-kesehatan-reproduksi-
bagi-remaja

7. Ciri balita kurang gizi/ gizi burul?


Gejala Awal Anak Kurang Gizi
 Beberapa gejala berikut bisa dialami oleh anak yang mengalami kurang gizi:
 Berat badan dan tinggi badan anak berada di bawah kurva pertumbuhan
 Kurang nafsu makan
 Pertumbuhannya terlambat
 Mudah merasa lelah dan terlihat lesu
 Lebih rewel
 Kurang perhatian terhadap lingkungan sekitar
 Kulit dan rambut tampak kering
 Rambut mudah rontok
 Pipi dan mata terlihat cekung
 Jaringan lemak dan otot berkurang
 Mulut dan gusi mudah terluka
 Rentan terkena infeksi karena menurunnya sistem kekebalan tubuh
 Proses penyembuhan luka lambat
 Selain itu, perkembangan anak yang kurang gizi juga akan terganggu.
Sumber : https://www.alodokter.com/kenali-penyebab-anak-kurang-gizi-dan-
gejala-awal-yang-timbul

Pengertian Gizi Buruk


Gizi buruk atau malnutrisi adalah sebuah kondisi serius yang terjadi ketika asupan
makanan seseorang tidak sesuai dengan jumlah nutrisi yang dibutuhkan.
Gizi buruk adalah adanya ketidaksesuaian dalam asupan gizi seseorang, baik itu
kurang gizi maupun gizi lebih
Malnutrisi ditandai dengan body mass index (BMI) dibawah 18.5 kg/m2.
Pengertian Gizi Buruk
Gizi buruk atau malnutrisi adalah sebuah kondisi serius yang terjadi ketika asupan
makanan seseorang tidak sesuai dengan jumlah nutrisi yang dibutuhkan. Gizi buruk
juga dapat berarti:

Gizi kurang: tidak cukup mendapatkan nutrisi. Ini berarti seseorang tidak mencukupi
asupan protein, kalori, vitamin, atau mineral yang dibutuhkannya. Efek dari
kekurangan asupan ini adalah gizi kurus atau wasting, stunting, dan berat badan
kurang.

Gizi lebih: mendapatkan nutrisi tertentu yang berlebihan. Konsumsi protein, lemak
atau kalori yang berlebihan juga berimbuh kepada malnutrisi. Pada kondisi ini, yang
terjadi adalah berat badan berlebih atau obesitas.
Gizi buruk bisa mengakibatkan masalah kesehatan yang serius, mulai dari stunting,
diabetes, hingga penyakit jantung.
Menurut data Riset Kesehatan Dasar 2018, jumlah balita dengan gizi buruk di
Indonesia adalah sebanyak 3,9% dan gizi kurang adalah 13,8%.

Gejala

Ciri-ciri dan gejala gizi kurang


Pada seseorang dengan gizi kurang yang ekstrem, tampilan fisik akan sangat kentara.
Namun, secara umum berikut adalah gejala dari gizi kurang:

 Penurunan berat badan yang tidak disengaja. Kehilangan 5-10% berat tubuh
dalam waktu 6 bulan merupakan tanda utama dalam gizi buruk.
 Berat badan rendah, orang dengan indeks massa tubuh (IMT) dibawah 18,5
kg/m2 berisiko malnutrisi. (IMT adalah rasio antara berat badan (kg) dan
tinggi badan (m) kuadrat)
 Kurang nafsu makan dan minum
 Merasa lelah sepanjang waktu
 Merasa lebih lemah
 Sering sakit dan membutuhkan waktu yang lama untuk sembuh
 Rambut dan kulit kering
 Pada anak, tidak tumbuh seperti yang diharapkan atau tidak menambah berat
badan seperti yang diharapkan

Sumber: https://www.sehatq.com/penyakit/gizi-buruk

Anda mungkin juga menyukai