Anda di halaman 1dari 13

TUGAS DASAR ASUHAN KEBIDANAN PERSALINAN

LOTUS BIRTH

DISUSUN OLEH :

1.AUDRY CHOIRUNISSA (1910105063)

2.DIAN NOFANNITA (1910105029)

3.DEVITA RACHMADANI H. (1910105064)

4.MEITA KUSUMASTUTI (1910105061)

FAKULTAS KESEHATAN

UNIVERSITAS AISYIYAH YOGYAKARTA

2019
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Allah SWT yang masih memberikan kita kesehatan,
sehingga saya dapat menyelesaikan tugas pembuatan makalah ini dengan judul “Faktor-Faktor
Yang Mempengaruhi Keberhasilan Persalinan”.Makalah ini dibuat untuk memenuhi salah satu
tugas mata kuliah Dasar Asuhan Kehamilan Persalinan(DAKP). Dalam makalah ini mengulas
tentang pengertian apa saja faktor-faktor yang mempengaruhi keberhasilan persalinan pada ibu
dan bayi.

Kami mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah
membantu kami dalam menyusun makalah ini. Kami juga berharap semoga makalah ini dapat
bermanfaat bagi pembaca.Dengan segala kerendahan hati, kritik dan saran yang konstruktif
sangat kami harapkan dari para pembaca guna untuk meningkatkan dan memperbaiki pembuatan
makalah pada tugas yang lain dan pada waktu mendatang

Yogyakarta,19 Desember 2019

Penyusun

i
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI...................................................................................................................................................ii
BAB 1...........................................................................................................................................................1
PENDAHULUAN...........................................................................................................................................1
1.1.Latar Belakang...................................................................................................................................1
1.2. Rumusan Masalah............................................................................................................................2
1.3.Tujuan Penelitian...............................................................................................................................2
1.4.Manfaat Penelitian............................................................................................................................2
BAB II.........................................................................................................................................................3
PEMBAHASAN.........................................................................................................................................3
2.1. Definisi Lotus Birth.........................................................................................................................3
2.2. Sejarah Lotus Birth...........................................................................................................................4
2.3. Perlakuan Terhadap Plasenta di Berbagai Budaya...........................................................................4
2.3.1. Perlakuan terhadap plasenta di luar negeri.................................................................................5
2.3.2. Perlakuan masyarakat Bali (beragama Hindu) terhadap plasenta..........................................5
2.3.3. Perlakuan masyarakat Jawa terhadap ari-ari..............................................................................6
2.3.4. Perlakuan masyarakat Nusa Tenggara Timur terhadap plasenta................................................6
2.4. Alasan Pasangan Suami Istri Memiliki Persalinan Lotus Birth..........................................................6
2.5. MANFAAT LOTUS BIRTH..................................................................................................................7
2.6. LANGKAH-LANGKAH TINDAKAN LOTUS BIRTH................................................................................8
BAB III..........................................................................................................................................................9
PENUTUP.....................................................................................................................................................9
3.1. SIMPULAN........................................................................................................................................9
3.2. SARAN..............................................................................................................................................9
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................................................................10
https://www.alodokter.com/fakta-fakta-tentang-lotus-birth...........................................................10
https://www.popmama.com/pregnancy/birth/annas/risiko-kesehatan-dari-lotus-birth.................10
https://moudyamo.wordpress.com/2013/11/04/lotus-birth/..........................................................10

ii
BAB 1

PENDAHULUAN
1.1.Latar Belakang

Proses kelahiran merupakan pengalaman yang sangat berharga bagi ibu dan bayi. Proses
persalinan dapat dengan berbagai cara yaitu persalinan normal, anjuran, tindakan dan
pembedahan. Infeksi pada bayi baru lahir merupakan salah satu penyebab kematian bayi
terutama di negara berkembang. Kematian akibat infeksi tali pusat yang menyebabkan tetanus
neonatorum juga masih ditemukan di berbagai negara. World Health Organization (WHO)
melaporkan bahwa sekitar 500.000 bayi baru lahir meninggal setiap tahunnya karena infeksi
bakteri. Hal ini disebabkan karena praktik pemotongan tali pusat yang tidak steril.

Pemotongan tali pusat biasanya tergantung pada penerapan manajemen kala III aktif di
setiap seting pelayanan. Pemotongan tali pusat yang lebih cepat dilakukan (kombinasi pemberian
oksitosin, pemotongan tali pusat yang cepat, dan traksi tali pusat) banyak dilakukan di berbagai
negara akibat kebijakan penerapan MAK III aktif tersebut karena dapat menurunkan kejadian
perdarahan. Namun demikian WHO juga melaporkan bahwa asuhan yang fisiologis yakni tidak
memberikan oksitosin, Peregangan Tali Pusat Terkendali (PTT) juga tidak menambah risiko
terjadinya perdarahan. Praktik penundaan penjepitan atau pemotongan tali pusat terbukti dapat
memproteksi bayi dari anemia defisiensi besi.

Bukti penelitian lain melaporkan bahwa penundaan penjepitan tali pusat dapat mengurangi
risiko pemberian transfusi pada bayi akibat anemia. Menunda penjepitan tali pusat pada bayi
cukup bulan dapat memberikan tambahan 30 persen darah ekstra dan hingga 60 persen lebih
banyak sel darah merah. Studi lain juga melaporkan bahwa penundaan penjepitan tali pusat dapat
menurunkan risiko terjadinya retensio placenta.

Dari fakta yang dipaparkan di atas dapat disimpulkan bahwa penundaan pemotongan tali
pusat perlu diadopsi dalam praktik kebidanan. Lotus birth merupakan salah satu metode yang
dapat memungkinkan penundaan pemotongan tali pusat dilakukan meskipun masih kontroversi.
Persalinan lotus adalah persalinan normal tetapi tidak memotong tali pusat, jadi tali pusat dan
plasenta masih terhubung dengan bayi sampai mengering dan lepas dengan sendirinya. Maka
pada setiap kelahiran, tenaga kesehatan harus memikirkan tentang faktor-faktor kehamilan atau
persalinan yang dapat menyebabkan gangguan pada jam-jam pertama kehidupan diluar rahim
seperti partus lama, trauma lahir, infeksi, keluar mekunium, penggunaan obat-obatan.

1
1.2. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang tersebut, dapat dirumuskan permasalahan sebagai berikut :

1. Apa pengertian dari Lotus Birth?

2. Bagaimana sejarah dari Lotus Birth?

3. Bagaimana perlakuan terhadap plasenta di berbagai budaya ?

4. Apa alasan pasangan suami istri memilih persalinan dengan Lotus Birth?

5. Apa manfaat dari Lotus Birth?

6. Bagaimana langkah-langkah tindakan Lotus Birth?

1.3.Tujuan Penelitian
Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah tersebut, penulis merumuskan tujuan
penulisan sebagai berikut :

1. Untuk mengetahui pengertian dari Lotus Birth.

2. Untuk mengetahui sejarah dari Lotus Birth.

3. Untuk mengetahui perlakuan terhadap plasenta di berbagai budaya.

4. Untuk mengetahui alasan pasangan suami istri memilih persalinan dengan Lotus Birth.

5. Untuk mengetahui manfaat dari Lotus Birth.

6. Untuk mengetahui langkah-langkah tindakan Lotus Birth.

1.4.Manfaat Penelitian
Berikut beberapa manfaat dari adanya Lotus Birth :

1. Agar dapat mengetahui pengertian dari Lotus Birth.

2. Agar dapat mengetahui sejarah dari Lotus Birth.

3. Agar dapat mengetahui perlakuan terhadap plasenta di berbagai budaya.

4. Agar dapat mengetahui alasan pasangan suami istri memilih persalinan dengan Lotus Birth.

5. Agar dapat mengetahui manfaat dari Lotus Birth.

6. Agar dapat mengetahui langkah-langkah tindakan Lotus Birth.


2
BAB II

PEMBAHASAN

2.1. Definisi Lotus Birth


Lotus Birth, atau tali pusat yang tidak dipotong, adalah praktek meninggalkan tali pusat
yang tidak diklem dan lahir secara utuh, daripada ikut menghalangi proses fisiologis normal
dalam perubahan Wharton's jelly yang menghasilkan pengkleman internal alami dalam 10-20
menit pasca persalinan. Tali pusat kemudian Kering dan akhirnya lepas dari umbilicus.
Pelepasan tersebut umumnya terjadi 3-10 hari setelah lahir. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO)
menekankan pentingnya penyatuan atau penggabungan pendekatan untuk asuhan ibu dan bayi,
dan menyatakan dengan jelas (dalam Panduan Praktis Asuhan Persalinan Normal:, Geneva,
Swiss, 1997) "Penundaan Pengkleman (atau tidak sama sekali diklem) adalah cara fisiologis
dalam perawatan tali pusat, dan pengkleman tali pusat secara dini merupakan intervensi yang
masih memerlukan pembuktian lebih lanjut".

Lotus Birth jarang dilakukan di rumah sakit tetapi umumnya dilakukan di klinik dan
rumah bersalin, sehingga proses bonding attachment antara ibu dan bayi dapat dilakukan, hal ini
tentunya bermanfaat bagi ibu dan bayi yang baru lahir. Sementara penolong persalinan segera
melakukan penilaian Apgar dan hal lain yang diperlukan oleh bayi seperti suction atau rangsang
taktil, sedangkan prosedur yang lebih lanjut ditunda terlebih dahulu sampai satu jam setelah
melahirkan. Tali pusat bayi dipegang dengan tangan ibu, atau dipegang oleh ayah atau asisten
penolong persalinan selama penjahitan ibu. Karena adanya praktek budaya yang berbeda maka
proses pengawetan plasenta dilakukan dalam berbagai cara yang berbeda. Beberapa orang lebih
memilih untuk menyimpan plasenta sehingga dapat menguburkannya dengan anak di akhir
kehidupan anak tersebut. Sedangkan yang lainnya membiarkan plasenta sampai mengerut dan
mengering secara alami dan kemudian dikuburkan. Salah satu contohnya adalah Orang-orang
Igbo di Nigeria, mereka menguburkan plasenta setelah lahir dan sering menanam pohon diatas
kuburan plasenta tersebut.

Pada Lotus Birth, kelebihan cairan yang dikeluarkan plasenta disimpan dalam mangkuk
atau waskom terbuka atau dibungkus kain, lalu didekatkan dengan bayi. Kain yang digunakan
untuk menutupi plasenta atau wadah yang digunakan harus memungkinkan terjadinya pertukaran
udara, sehingga plasenta mendapatkan udara dan mulai mongering. Garam laut sering digunakan
untuk mempercepat proses pengeringan plasenta. Kadang-kadang minyak esensial, seperti
lavender, atau bubuk tumbuh-tumbuhan seperti goldenseal, neem, bersama dengan lavender juga
digunakan untuk tambahan antibacterial.

3
Apabila tindakan pengeringan plasenta tidak diterapkan dengan baik plasenta akan
memiliki bau yang berbeda, bau tersebut dapat diatasi dengan penanaman plasenta secara
langsung atau didinginkan setelah minggu pertama pasca persalinan. Manajemen aktif Kala Tiga
persalinan merupakan praktek dan pelatihan medis umum yang digunakan untuk mempercepat
kelahiran plasenta. Tahap-tahap manajemen aktif kala tiga tersebut adalah : pemberian oksitosin,
pengkleman tali pusat segera, memotong tali pusat, peregangan tali pusat terkendali, masase
fundus.

2.2. Sejarah Lotus Birth


Amerika merupakan negara perintis Lotus Birth, hal tersebut tercantum dalam catatan
tertulis. Didalamnya disebutkan bahwa Lotus Birth sebagai langkah pencegahan untuk
melindungi bayi dari infeksi luka yang terbuka. Meskipun merupakan suatu fenomena alternatif
yang baru, penundaan pemotongan tali pusat , sudah ada dalam budaya Bali dan budaya orang
Aborigin. Oleh karena itu, keputusan untuk dilakukannya Lotus Birth serta dampak fisiologis
yang dapat terjadi karena Lotus Birth merupakan tanggungjawab dari klien yang telah memilih
dan membaut keputusan tentang tindakan tersebut.

Praktek Modern dari Lotus Birth menunjukkan bahwa mamalia yang mempunyai 99%
bahan genetik hampir sama dengan manusia, yaitu simpanse pun membiarkan plasenta utuh,
tidak merusak atau memotongnya. Hal tersebut dikenal dengan fakta primatologists. Lotus Birth,
saat ini merupakan informed choice yang dilakukan minoritas dari homebirth dan hospital birth
hal tersebut dapat dilihat dari hasil penelitian Sarah Buckley, MD dan Int'l Bidan Robin Lim.
Untuk mengetahui lebih lanjut mengenai Lotus Birth kita dapat melanjutkan pendidikan
berlisensi sertifikasi bidan dan perawat bidan atau juranl penelitian seperti dalam majalah
kebidanan dan Midwifery Today and Mothering. Sampai sekarang belum ada penelitian lebih
lanjut mengenai adanya kehilangan berat badan bayi dan penyakit kuning karena tindakan Lotus
Birth. Referensi mengenai Lotus Birth ini terdapat dalam ajaran Budha, Hindu, serta Kristen dan
Yahudi.

2.3. Perlakuan Terhadap Plasenta di Berbagai Budaya


Praktik untuk tetap mempertahankan placenta agar tetap berada dekat bayi dilakukan
karena alasan kepercayaan dan keyakinan dari berbagai kepercayaan dan kebudayaan. Budaya
yang sebenarnya sudah mempraktikan Lotus Birth sebelum booming di Amerika antara lain :
India, Cina, Mesir, Indonesia (Bali) dan suku Aborigin di Australia dan beberapa Negara
lainnya. Keyakinan yang mendasari penghormatan terhadap placenta adalah:

4
2.3.1. Perlakuan terhadap plasenta di luar negeri.
a) Hawai : Plasenta adalah bagian dari bayi yang harus ditanam di dekat pohon yang
bertumbuh seiring dengan pertumbuhan bayi
b) Suku Navajo Indian Barat Daya menguburkan plasenta bayi di keempat sudut kuburan
keluarga yang dianggap mulia, sebagai suatu pengikat tanah leluhur dan masyarakat.
c) Suku Maori di Selandia Baru menguburkan plasenta di tanah yang masih belum tercemar.
d) Suku pedalaman Bolivian Aymara dan Queche meyakini bahwa plasenta memiliki spirit
tersendiri. Karenanya seorang suami atau ayah dari bayi harus memperlakukan plasenta
tersebut dengan mencuci dan menguburkannya pada tempat yang terlindung dan
tersembunyi. Jika ritual tersebut tidak dilakukan secara benar, keyakinan mereka adalah
ibu atau bayi akan menjadi sakit atau bahkan bisa mati.
e) Suku Ibo di Negiria dan Ghana memperlakukan placenta sebagai kembaran dari bayi
yang hidup, sementara placenta tersebut adalah kembaran sudah meninggal terlebih
dahulu.
f) Nepal : Plasenta adalah teman bayi sehingga harus selalu dekat dengan bayi sampai
terlepas dengan sendirinya, tandanya bayi sudah siap
g) Malaysia : Plasenta sebagai saudara tua/sibling bayi sehingga perlu dihormati
h) Di Filipina placenta dikuburkan dengan berbagai macam buku oleh ibunya. Ini suatu
pengharapan bahwa kelak bayinya akan tumbuh menjadi anak yang pintar.

Di Vietnam dan China placenta disiapkan untuk dikonsumsi oleh ibu yang habis melahirkan.
Masyarakat China dan Vietnam meyakini bahwa ibu yang baru melahirkan seharusnya merebus
sendiri placenta bayinya, kemudian dijadikan kaldu dan meminumnya untuk memperbaiki
kualitas ASI nya.

2.3.2. Perlakuan masyarakat Bali (beragama Hindu) terhadap plasenta


a) lotus birth 1.jpgSetelah dibersihkan dimasukkan ke dalam kelapa yang telah di belah,
sebagai lambang dunia dan isinya.
b) Di isi dengan duri-duri, sehingga terhindar dari gangguan, ditambahkan rempah-rempah,
dan diberi wewangian agar harum dan tidak berbau.
c) Di bungkus kain putih dan di tanam di depan rumah, dengan ketentuan sebelah kanan
untuk laki-laki, sedangkan sebelah kiri untuk perempuan.
d) Selama 42 hari selalu di pasang lilin (malam hari), setiap hari plasenta tersebut diberikan
susu juga.

5
2.3.3. Perlakuan masyarakat Jawa terhadap ari-ari
a) Setelah ari-ari dibersihkan dimasukkan ke dalam kendi.
b) Di dalam kendi disertakan tulisan jawa / Abjad agar diharapkan kelak bayi tersebut
pintar.
c) Diberikan anget-anget dan duri sehingga pandangannya tajam.
d) Selanjutnya di tanam di depan rumah untuk bayi laki-laki selama 42 hari, dan di belakang
rumah selama 36 hari untuk bayi perempuan.
e) Sebagian ada yang membuangnya ke sungai, sehingga bayi ini kelak akan dianggap suka
merantau.

2.3.4. Perlakuan masyarakat Nusa Tenggara Timur terhadap plasenta


a) Ditaruh sekitar 3 bulan di atas perapian sampai kering.
b) Ada juga dengan mencuci plasenta hingga bersihSelanjutnya di tanam di sertai doa
benda lain sesuai dengan harapan orang tua seperti alat tulis supaya pintar, alat jahit bagi
bayi perempuan supaya trampil dan lain sebagainya.

2.4. Alasan Pasangan Suami Istri Memiliki Persalinan Lotus Birth


Setiap ibu memiliki alasan sendiri. Berikut ini adalah beberapa alasan ibu untuk memilih
Lotus Birth:

1. Tidak ada keinginan ibu untuk memisahkan plasenta dari bayi dengan cara memotong tali
pusat

2.Supaya proses transisi bayi terjadi secara lembut dan damai, yang memungkinkan penolong
persalinan untuk memotong tali pusat pada waktu yang tepat.

3. Merupakan suatu penghormatan terhadap bayi dan plasenta

4.100% menjamin bahwa bayi mendapatkan volume darah optimal dan spesifik yang diperlukan
bagi bayi.

5. Mendorong ibu untuk menenangkan diri pada minggu pertama postpartum sebagai masa
pemulihan sehingga bayi mendapat perhatian penuh.

6.Mengurangi kematian bayi karena pengunjung yang ingin bertemu bayi. Sebagian besar
pengunjung akan lebih memilih untuk menunggu hingga plasenta telah lepas.

7. Alasan rohani atau emosional.

8. Tradisi budaya yang harus dilakukan.

9.Tidak khawatir tentang bagaimana mengklem, memotong atau mengikat tali pusat

6
10. Kemungkinan menurunkan risiko infeksi (Lotus Birth memastikan sistem tertutup antara
plasenta, tali pusat, dan bayi sehingga tidak ada luka terbuka)

11. Kemungkinan menurunkan waktu penyembuhan luka pada perut (adanya luka membutuhkan
waktu untuk penyembuhan.sedangkan jika tidak ada luka, waktu penyembuhan akan minimal)

12.Hanya karena tali pusat telah berhenti berdenyut tidak berarti tali pusat menjadi tidak berguna
lagi. Ada yang masih mengalir ke dalam darah bayi. Setelah mencapai volume darah optimal
pada bayi, sisa dari jaringan akan menutup secara aktif. Penutupan semua jaringan TIDAK
terjadi ketika tali pusat tampak berhenti berdenyut. Tali pusat dapat terus berdenyut sekitar 2
hingga 3 jam.

2.5. MANFAAT LOTUS BIRTH


1.Tali pusat dibiarkan terus berdenyut sehingga memungkinkan terjadinya perpanjangan aliran
darah ibu ke janin.

2. Oksigen vital yang melalui tali pusat dapat sampai ke bayi sebelum bayi benar-benar dapat
mulai bernafas sendiri.

3. Lotus Birth juga memungkinkan bayi cepat untuk menangis segera setelah lahir.

4.Bayi tetap berada dekat ibu setelah kelahiran sehingga memungkinkan terjadinya waktu yang
lebih lama untuk bounding attachment.

5. Dr Sarah Buckley mengatakan :"bayi akan menerima tambahan 50-100ml darah yang dikenal
sebagai transfusi placenta. Darah transfuse ini mengandung zat besi, sel darah merah, keeping
darah dan bahan gizi lain, yang akan bermanfaat bagi bayi sampai tahun pertama."

6. Hilangnya 30 mL darah ke bayi baru lahir adalah setara dengan hilangnya 600 mL darah untuk
orang dewasa. Asuhan persalinan umum dengan pemotongan tali pusat sebelum berhenti
berdenyut memungkinkan bayi baru lahir kehilangan 60 mL darah, yang setara dengan 1200mL
darah orang dewasa.

7
2.6. LANGKAH-LANGKAH TINDAKAN LOTUS BIRTH
Beberapa hal yang dilakukan dalam Lotus Birth diantaranya :

1. Bila bayi lahir, biarkan tali pusat utuh. Jika tali pusat berada sekitar leher bayi, cukup angkat
tali tersebut.

2. Tunggu lahirnya plasenta secara alami.

3. Ketika plasenta lahir, tempatkan pada mangkuk di dekat ibu..

4.Tunggu transfusi penuh darah dari pusat ke bayi sebelum menangani plasenta.

5.Hati-hati dalam mencuci plasenta yaitu dengan menggunakan air hangat dan tepuk-tepuk
sampai kering.

6. Tempatkan plasenta di tempat yang kering

7. Letakkan plasenta pada bahan yang menyerap seperti sebuah popok atau kain kemudian
letakkan dalam tas plasenta.. The covering is changed daily or more often if seepage occurs.
Permukaan plasenta akan berubah setiap hari bahkan lebih cepat jika sering terjadi rembesan.
Alternatif lain untuk mempercepat pengeringan plasenta yaitu dengan menaburkan garam pada
bagian plasenta.

8.Gendong bayi dan beri makan sesuai kebutuhannya.

9.Pakaikan bayi menggunakan pakaian yang longgar.

10. Bayi dapat dimandikan seperti biasa, biarkan plasenta bersamanya.

11. Meminimalisir pergerakan bayi.

8
BAB III

PENUTUP
3.1. SIMPULAN
Lotus Birth adalah suatu metode asuhan pada bayi baru lahir dimana tali pusat bayi tidak
dipotong. Setelah bayi lahir, tali pusat yang melekat pada bayi dan plasenta dibiarkan saja, tanpa
dijepit atau dipotong. Tali pusat dan plasenta merupakan satu unit dan satu kesatuan. Tali pusat
kemudian akan kering sendiri dan akhirnya lepas secara alami dari umbilicus. Pelepasan tersebut
umumnya terjadi 3-10 hari setelah bayi lahir.

Negara perintis Lotus birth untuk pertama kalinya adalah Amerika. Lotus birth dilakukan
sebagai langkah pencegahan untuk melindungi bayi dari infeksi luka yang terbuka. Meskipun
Lotus birth ini merupakan suatu fenomena yang baru, tapi penundaan pemotongan tali pusat
sudah ada dalam budaya Bali dan budaya suku Aborigin Australia. Dan keputusan Lotus birth
serta dampak fisiologis yang dapat terjadi merupakan tanggung jawab dari klien yang telah
memilih dan membuat keputusan untuk asuhan lotus birth ini (informed choncen).

Sedangkan di Negara Indonesia sendiri asuhan bayi dengan lotus birth belum dapat di
aplikasikan, selain terkait dengan pro dan kontra penerapannya juga terkendala dengan
kelemahan-kelemahan pelaksanaan lotus birth sendiri.

3.2. SARAN
Melalui makalah ini penulis menyarankan kepada pembaca untuk mengaplikasikan apa
yang telah dibahas didalam makalah ini yang mungkin dapat mendorong untuk berbuat sesuatu
yang dapat digunakan untuk mencapai perubahan perilaku yang sesuai.

9
DAFTAR PUSTAKA

-Adrian,kevina. (2018, 15 Juni). ALODOKTER, 19 Desember 2019.

https://www.alodokter.com/fakta-fakta-tentang-lotus-birth

-Anastasia,ajeng.(2018,12 Desember).POPMAMA.com,19 Desember 2019.

https://www.popmama.com/pregnancy/birth/annas/risiko-kesehatan-dari-lotus-birth

-Djami,audi.(2013,2 November).Lotus Birth,19 Desember 2019

https://moudyamo.wordpress.com/2013/11/04/lotus-birth/

10

Anda mungkin juga menyukai