DISUSUN OLEH :
2019
Bentuk Sistem Pendidikan dan Pelayanan Kebidanan di Luar Negeri yang
Dapat Diterapkan di Indonesia
a. Pendidikan
Pendidikan kebidanan di Indonesia pada umumnya telah menjadi sistem yang
hampir sama dengan sistem pendidikan kebidanan di luar negeri,dalam hal ini
mengambil contoh pendidikan kebidanan di New Zealand yang telah menjadi
pemimpin dunia dalam menetapkan standar untuk praktik kebidanan dan
profesionalisme. Pada dasarnya pendidikan kebidanan yang tumbuh dalam dinamika
yang tidak terkendali merupakan akibat dari tumbuhnya institusi pendidikan yang
tidak mendahulukan kualitas dalam sistem pendidikan.
Strategi pendidikan dan pelayanan di New Zealand pada umumnya lebih
melihat dari segi sosiologi (kultur budaya ) dan pemerataan pendidikan dan pelayanan
yang berfokus kepada perempuan “Woman Centre”. Dengan melihat strategi
International Confideration of Midwifery (ICM) dimana dalam mengatasi kematian
ibu dan bayi diseluruh dunia dengan memperkuat kebidanan dengan atas tiga pilar
untuk penyediaan tenaga kerja kebidanan berkualitas,yaitu dengan:
1)pendidikan,2)regulasi,dan 3)asosiasi profesi.
Kuantitas tidak menentukan kualitas,hal ini merupakan salah satu tolak ukur
oleh Negara New Zealand dalam mendirikan suatu pendidikan kebidanan , dimana
program pendidikan kebidanan diatur oleh Dewan Kebidanan yang dibentuk
berdasarkan Undang-Undang Kebidanan Jaminan Kompetensi Praktisi Tahun 2003.
Dan yang paling penting program pendidikan tersebut mengarah dan tetap berbasis
cultural dimana memungkinkan peserta didik untuk belajar dimana mereka
tinggal,sehingga mereka tidak perlu pindah ke Dunedin atau Christchurch untuk
mengakses pendidikan kebidanan yang didukung oleh penempatan satelit untuk
melakukan video conference antara studi interaktif antar mahasiswa di berbagai
daerah.
Penyediaan kebutuhan untuk pendidikan kebidanan dilakukan dengan tiga
tahun masa pembelajaran untuk masuk ke profesi dengan minimum 1500 jam
teori,minimum 1500 jam praktek klinis,adanya kontinuitas dari pengalaman
perawatan,memiliki penempatan klinis yang beragam termasuk rumah
sakit,homebirth,unit bersalin,dan masyarakat. Dan memfasilitasi minimum dari 30
persalinan dan memenuhi kompetensi untuk pendafataran sebagai bidan.
Adapun syarat kompetensi untuk praktek sebagai bidan yaitu dengan 1)beekrja
dalam kemitraan dengan wanita seluruh pengalamn bersalin,2)Pemohon menerapkan
pengetahuan teoritis dan ilmiah yang komprehensif dengan kemampuan afektif dan
teknis yang diperlakukan untuk memberikan asuhan kebidanan yang
efektif,3)Pemohon mempromosikan praktek-praktek yang meningkatkan kesehatan
wanita,4)Pemohon harus menggunaka pertimbangan profesional sebagai seorang ahli
praktisi reflektif dan kritis ketika memberi asuhan kebidanan.