Anda di halaman 1dari 78

Keterampilan Pemeriksaan Umum

Ibu Hamil

BY : WARDATI HUMAIRA, SST, M.KES


Pemeriksaan Umum Pada Ibu Hamil

Add Image Add Image

Pemeriksaan Umum Pemeriksaan Kebidanan


• Inspeksi
Keadaan umum ibu, status gizi, tingkat kesadaran, serta ada
• Palpasi
tidaknya kelainan bentuk badan, pemeriksaan jantung dan paru,
• Auskultasi
refleks serta tanda-tanda vital (TTV) spt TD, Nadi, Suhu dan
Pernafasan • Perkusi
Pemeriksaan Umum
Keadaan Umum Ibu
1  Baik/Lemah

Tingkat Kesadaran
2  Compos mentis/kesadaran penuh

Status Gizi :
3  Berat Badan (kg)
 Tinggi Badan (cm
 Lingkar Lengan Atas (cm
Pemeriksaan Umum
Tanda Vital :
 Tensi Darah (mmhg), Nadi (x/menit),
4 Respirasi/Pernafasan (x/menit), Temperatur/Suhu
(c)

5 Riwayat Penyakit yang pernah diderita ibu

Riwayat kehamilan dan persalinan yang lalu


6
Berat Badan
,.
Ibu

Saat Tidak Hamil


Penentuan berat badan ideal mengacu pada Saat hamil
perhitungan body mass index atau BMI, dari
BMI dapat diketahui apakah bertubuh ideal, Berat badan ideal dicapai dengan memperhatikan
obesitas, atau cenderung kurang. kenaikan berat badan total hingga akhir trimester
ketiga

*** Bandingkan berat badan ibu sebelum hamil, catat jumlah kg berat badan
beberapa minggu sejak kunjungan terakhir, catat perkembangan BB
Berat Badan Ibu Hamil

INGAT : Pada kondisi ibu yang mengalami mual muntah berlebihan hingga tidak dapat makan, atau ibu yang mengandung bayi kembar, kenaikan
berat badan tidak dapat mengikuti pedoman tabel di atas, melainkan harus dikonsultasikan dengan dokter spesialis kandungan
PENGUKURAN LINGKAR LENGAN ATAS

• Pengukuran LILA untuk mengetahui status gizi ibu hamil/resiko KEK


• Pengukuran LILA dengan menggunakan pita LILA dengan ketelitian 0,1
cm
• Ambang batas pengukuran LILA adalah 23,5
Lingkar Lengan
,.
Atas

LILA <23,5 cm
(Resiko KEK)
LILA >23,5 cm
Ibu Hamil dianjurkan :
(Tidak Resiko KEK)
1. Dirujuk sedini mungkin untuk diberikan
penyuluhan gizi seimbang dan Ibu Hamil dianjurkan :
melaksanakan anjuran 1. Pertahankan kondisi kesehatan
2. Pola hidup sehat 2. Selalu rajin periksa kehamilan
3. Pola hidup sehat
1 Tetapkan posisi bahu dan siku

2 Letakkan pita antara bahu dan siku

3 Tentukan titik tengah lengan

4 Lingkarkan pita LILA pada tengah lengan

5 Pita jangan terlalu ketat dan jangan terlalu


longgar

Pembacaan skala yang tertera pada pita


6 (dalam cm (centi meter)
9
PENGUKURAN LINGKAR LENGAN ATAS

Menentukan titik tengah antar Menentukan titik tengah antara Lingkarkan dan masukkan ujung
pangkal bahu dan ujung siku pangkal bahu dan ujung siku pita di lubang yg ada pada pita
dengan meteran dengan pita LILA LILA
(Baca : menurut tanda panah)

10
Add Image

Status Gizi Ibu Hamil

CATATAN :
• Perhatikan apakah berat badan ibu sesuai dengan tinggi badan ibu dan usia kehamilan
• Kenaikan berat badan trimester I, kenaikan BB 0,5-2,5 kg, setelah itu kenaikan BB 0,5 kg perminggu atau 6,5 - 16,5
kg selama kehamilan
• Jika < 0,5 kg perminggu, perhatikan kebutuhan gizi ibu hamil awasi pertumbuhan janin yg terhambat, insufisiensi
plasenta, kemungkinan kelahiran premature
• Jika > 0,5 kg perminggu, perhatikan adanya diabetes mellitus, kehamilan ganda, hidramnion, dan makrosomia
• Bila tidak tersedia alat tinggi badan, bisa menggunakan dinding yang ditandai dgn ukuran cm
PEMERIKSAAN VITAL SIGN

Perubahan-perubahan fisiologis sedikit memberi dampak terhadap perubahan vital sign.


Namun karena ini mekanisme fisiologis, maka perubahan ini merupakan kategori normal.
Pemeriksaan Tekanan Darah
Hamil menyebabkan peningkatan volume darah, curah
jantung, dan frekuensi jantung.

• Tekanan darah sistolik maupun diastolik padaibu hamil trimester I


turun 5 sampai 10 mm Hg, hal ini kemungkinan disebabkan karena
terjadinya vasodilatasi perifer akibat perubahan hormonal pada
kehamilan.
• Tekanan darah akan kembali normal pada
trimester III kehamilan.
TEKANAN DARAH
Tekanan darah diukur setiap pemeriksaan kehamilan
• Tekanan darah tinggi  apabila tekanan sistol meningkat >30 mmHg dan diastol
>15 mmHg dari tekanan darah sebelumnya
• Menurut WHO batas normal tekanan darah sistolik berkisar 110-120mmHg dan
diastolik 70-90 mmHg

Hipertensi dalam kehamilan terbagi menjadi 4 :


a. Hipertensi kronik yaitu hipertensi yang timbul sebelum umur kehamilan 20 minggu dan menetap hingga 12 minggu pasca
persalinan

b. Hipertensi Gestasional yaitu hipertensi yang timbul pada kehamilan tanpa disertai proteinuria dan dapat menghilang setelah
3 bulan pasca persalinan

c. Preeklamsia yaitu Hipertensi yang timbul setelah usia kehamilan 20 minggu disertai dengan proteinuria dan oedema.

d. Eklamsia yaitu Preeklamsia yang disertai dengan kejang-kejang dan penurunan kesadaran
NADI

• Peningkatan frekuensi jantung sejak usia


kehamilan 4 minggu sekitar 15-20 denyut
permenit
• Kondisi ini memuncak pada usia gestasi
28 minggu disebabkan peningkatan curah
jantung karena adanya peningkatan total
volume darah.
• Frekuensi nadi normal antara
60-90x/menit
Suhu

• Suhu tubuh meningkat menyebabkan


peningkatan kebutuhan oksigen jaringan dan
disertai peningkatan frekuensi jantung.
• Ibu hamil mengalami peningkatan suhu tubuh
sampai 0,5 °C dikarenakan adanya
peningkatan hormon progesterone yang
disertai peningkatan metabolisme tubuh ibu
hamil.
• Nilai normal suhu tubuh berkisar antara 36
°C-37,5 ° C
Respirasi

• Frekuensi nafas dikaji untuk mendetekasi


secara dini adanya penyakit yang
berhubungan dengan pernafasan yang
berpotensi sebagai penyulit pada saat
persalinan.
• Frekuensi nafas yang normal yaitu
20-24x/menit
Pemeriksaan Fisik • Pemeriksaan fisik pada ibu hamil dilakukan untuk mengetahui
ada/tidaknya keabnormalan secara fisik.
• Pemeriksaan fisik dilakukan secara sistematis dari kepala
hingga ujung kaki (head to toe).
• Pemeriksaan fisik, meliputi IPPA (Inspeksi, Palpasi, Perkusi dan
Auskultasi)
Pemeriksaan Mengukur tinggi fundus uteri dengan tangan kalau usia

Fisik 1 kehamilan > 12 minggu, atau dengan pita ukuran kalau usia
kehamilan > 22 minggu

2
Melakukan palpasi abdomen untuk mendeteksi adanya
kehamilan ganda kalau usia kehamilan > 28 minggu

Melakukan palpasi abdomen untuk mengetahui letak,

3 presentasi, posisi dan penurunan kepala janin kalau usia


kehamilan > 36 minggu

Menghitung djj dengan fetoscope kalau usia kehamilan >

4 18 minggu
a) Wajah
1. KEPALA
Amati bentuk kepala mesosephal atau
terdapat benjolan abnormal

• Perhatikan adanya pembengkakan pada wajah


• Apabila terdapat pembengkakan atau edema di
wajah, perhatikan juga adanya pembengkakan pada
tangan dan kaki
• CEK  Apabila di tekan menggunakan jari akan
berbekas cekungan yang lambat kembali seperti
semula.
• Bengkak pada wajah, tangan dan kaki merupakan
pertanda terjadinya PRE EKLAMPSIA
b) Mata c) Mulut dan gigi

• Periksa perubahan warna konjungtiva mata. • Perubahan hormon baik itu progesterone maupun
• Konjungtiva pucat menandakan ibu menderita estrogen mempengaruhi kesehatan mulut dan gigi.
anemia  Perlu Penangangan Lanjut • Terjadi pelunakan dari jaringan daerah gusi
• Lihat warna sklera, apabila sklera berwarna menyebabkan pembengkakan gusi maupun pendarahan
pada gusi.
kekuningan  Curigai ibu memiliki riwayat • Radang gusi bisa disebabkan imunitas yang menurun.
penyakit hepatitis. • Radang gusi ini bisa berbahaya dan menimbulkan
pendarahan pada gusi terus-menerus, sehingga ibu
hamil sangat berisiko mengalami anemia.
e) Ekstremitas

• Pemeriksaan Ekstremitas meliputi pemeriksaan


d) Leher tangan dan kaki untuk mengetahui adanya
pembengkakan/edemasebagai indikasi dari
preeklamsia.
• Periksa adanya pembengkan pada leher yang • Pada kaki dilakukan pemeriksaan varices dan edema.
biasanya disebabkan oleh pembengkakan kelenjar • Pemeriksaan edema dilakukan dengan cara menekan
thyroid pada bagian Pretibia, dorsopedis dan
• Apabila ada pembesaranpada vena jugularis Curigai maleolusselama 5 detik
 Ibu memiliki penyakit jantung
• CEK  Apabila terdapat bekas cekungan yang
lambat kembali menandakan bahwa terjadi
pembengkakan pada kaki ibu
• Warna kuku yang kebiruan menandakanbahwa ibu
anemia.
Derajat Derajat I
Edema 1 Kedalamannya 1- 3 mm dengan waktu kembali
3 detik

Derajat II
2 Kedalamannya 3-5 mm dengan waktu kembali
5 deti

Derajat III
3 Kedalamannya 5-7 mm dengan waktu
kembali 7 detik

Derajat IV
4 Kedalamannya 7 mm atau lebih dengan waktu kembali 7
detik
f) Payudara
• Perhatikan kesimetrisan bentuk payudara, bentuk,
puting payudara menonjol atau mendatar
• Apabila putting payudara mendatar  Berikan
konseling perawatan payudara
• Perhatikan adanya bekas operasi
• Lakukan palpasi untuk mengetahui adanya benjolan
yang abnormal dan nyeri tekan dimulai dari daerah
axilla sampai seluruh bagian payudara.
• Periksa adanya pengeluaran colostrum/cairan ain.
• Pemeriksaan payudara ini bertujuan untuk
mempersiapkan ibu dalam menyusui bayi.
• CEK apakah pembesaran abdomen sesuai usia
kehamilan  resiko terjadinya kehamilan dengan
molahidatidosa, kehamilan kembar,
Polihidramnion.
g) Abdomen
• CEK ada/tidaknya luka bekas operasi  resiko
terjadinya robekan pada luka parut uterus
• Tentukan letak, presentasi, posisi dan penurunan
kepala dengan melakukan pemeriksaan Leopold
LEOPOLD

LEOPOLD I
LEOPOLD III
Tujuan Pemeriksaan :
 Mengetahui tinggi fundus uteri Tujuan Pemeriksaan :
untuk memperkirakan usia  Menentukan presentasi janin
kehamilan  Menentukan apakah presentasi
 Menentukan bagian-bagian sudah masuk ke pintu atas
panggul
janin yang berada di fundus
uteri

LEOPOLD II LEOPOLD IV
Tujuan Pemeriksaan : Tujuan Pemeriksaan:
 Memastikan bagian terbawah janin
 Mengetahui bagian-bagian janin sudah masuk Pintu Atas Panggul
yang berada pada bagian  Menentukan seberapa jauh bagian
samping kanan dan kiri uterus terbawah janin sudah memasuki pintu
Atas Panggul
LEOPOLD I

Ukur tinggi fundus uteri dengan batasan


Pemeriksa menghadap kearah ibu Sympisis Pubis - Pusat – Processus
1 4 Xiipoudeus (PX) dengan jari-jari tangan
kiri

Minta ibu untuk menekuk kaki Ukur usia kehamilan dan sesuaikan
2 5 dengan hasil anamnesis HPHT

Kumpulkan fundus uteri kearah


Raba bagian yang berada di fundus
3 tengah 6
C ATATA N
• Sebelum bulan ke-3 TFU belum teraba dari luar
• Akhir bulan ke -3 (12 mg) TFU 2-3 jari diatas
Sympisis Pubis
• Akhir bulan ke - 4 (16 mg) TFU ½ Sympisis Pubis –
Pusat
• Akhir bulan ke - 5 (20 mg) TFU 3 jari dibawah Pusat
• Akhir bulan ke - 6 (24 mg) TFU Setinggi Pusat
• Akhir bulan ke - 7 (28 mg) TFU 3 jari diatas Pusat
• Akhir bulan ke - 8 (32 mg) TFU ½ Pusat– PX
• Akhir bulan ke - 9 ( 36 mg) TFU 3 jari dibawah PX
• Akhir bulan Ke-10 (40 mg) TFU ½ Pusat – PX

28
 Bila teraba bagian yang bulat keras dan terasa
melenting merupakan sifat dari kepala janin.
 Apabila kepala janin berada di fundus uteri maka

C ATATA N janin dalam presentasi bokong.


 Apabila teraba bagian yang besar bulat dan lunak dan
tidak melenting itu merupakan sifat dari bokong
janin.
 Apabila bokong janin berada di fundus uteri maka
janin dalam presentasi kepala.
 Apabila teraba bagian yang melebar dan datar pada
fundus uteri merupakan sifat dari punggung janin,
sehingga posisi janin ialah melintang
Pindahkan tangan ke bagian kanan dan kiri
LEOPOLD II
1 uterus ibu

Tangan kanan meraba bagian janin yang


2 berada di samping kiri uterus

Tangan kiri menahan pada sisi sebelahnya,


3 begitupula sebaliknya

4
 Apabila teraba bagian yang keras, datar dan

C ATATA N memanjang itu adalah sifat dari punggung janin


 Kemudian tentukan pada bagian sebelah mana
punggung janin berada.
 Apabila pada bagian samping kanan atau kiri ibu
teraba bulat, keras dan melenting (Kepala) pada
sisi sebaliknya teraba bulat, besar, dan lunak
(bokong) maka janin dalam posisi melintang.
LEOPOLD III

Setelah melakukan Leopold II, pindahkan


tangan kiri kearah fundus dan tangan
kanan ke bagian bawah uterus
Apabila teraba keras dan saat digoyangkan terasa
CATATAN 1 lentingan pertanda kepala janin.

Apabila teraba lunak dan bila digoyangkan tidak


2 ada lentingan pertanda bokong janin

Jika bagian terbawah janin dapat digoyangkan berarti

3 bagian terbawah janin belum masuk PAP, sebaliknya


jika dapat digoyangkan bagian terbawah janin tidak
bergoyang, maka bagian terbawah janin sudah masuk
PAP .

4
LEOPOLD IV
1 3 Pindahkan tangan ke sebelah kanan
Setelah melakukan palpasi Leopold
dan kiri ibu pada perut bagian bawah,
III, pemeriksa merubah posisi
raba dan susuri bagian terbawah janin
menjadi membelakangi ibu

2 4 Pertemukan ujung-ujung jari pada


Minta ibu untuk meluruskan kaki
tangan kanan dan kiri
 Apabila dapat jari jari dapat bertemu maka
disebut Konvergen yang artinya bagian

C ATATA N terbawah janin belum masuk pintu atas


panggul.
 Apabila ujung-ujung jari tidak dapat
dipertemukan disebut divergen yang
artinya sebagian besar bagian terbawah
janin sudah memasuki pintu atas panggul
K A PA N P E M E R I K S A A N L E O P O L D ?

Pemeriksaan Leopold dapat dilakukan pada usia kehamilan 28 minggu.


Namun pemeriksaan leopold sebelum usia kehamilan 36 minggu dianggap tidak
efektif dikarenakan letak, posisi dan presentasi janin masih berubah-ubah.
Pengukuran
Ti n g g i F u n d u s
Uteri Pengukuran tinggi fundus uteri dengan Mc
(Mc Donald) Donald dengan menggunakan pita meter dimulai
dari tepi atas
symfisis pubis sampai fundus uteri.
Tujuan pemeriksaan :

1
Untuk mengetahui pembesaran uterus sesuai dengan usia kehamilan

Untuk menghitung taksiran berat janin dengan teori Johnson-Tausack, yaitu :


 Jika bagian terbawah janin belum masuk PAP

2
Taksiran Berat Janin = (TFU-13) x 155
 Jika bagian terbawah janin antara sudah atau belum masuk PAP
Taksiran Berat Janin = (TFU-12) x 155
 Jika bagian terbawah janin sudah masuk PAP
Taksiran Berat Janin = (TFU-11) x 155

3
Contoh :
Pemeriksaan Mc Donald TFU = 32 cm,
Bagian terbawah janin teraba sudah
masuk PAP.
Berapakah Taksiran besar janin?
Taksiran Berat Janin = (TFU-11) x 155
= (32 - 11) x 155 = 3255 gram
• Salah satu indikator vital adanya kesejahteraan
Pemeriksaan janin.
Denyut Jantung • Pemeriksaan DJJ menggunakan fetoskop atau
Janin (DJJ) Doppler.
• Bunyi-bunyi yang terdengar berasal dari bayi
yaitu bayi meliputi bunyi jantung, gerakan, dan
bising tali pusat.
• Sedangkan bunyi yang terdengar dari ibu
berasal dari bising usus dan bising aorta
a) Mendengarkan denyut jantung janin sebagai
tanda pasti kehamilan dan menilai apakah janin
hidup atau mati
b) Dengan mendengarkan DJJ dapat diketahui
Tu j u a n presentasi, posisi, letak dan adanya janin kembar
Pemeriksaan: c) Mendengarkan irama dan menghitung frekuensi
denyut jantung janin sehingga dapat diketahui
mengenai kondisi janin dalam kandungan baik
atau dalam keadaan gawat janin
Denyut Jantung janin dapat terdengar dengan fetoskop/
leanec pada usia kehamilan 20 minggu, dan
menggunakan doppler pada usia kehamilan 12 minggu
• Alat pemantau DJJ elektronik menggabungkan DJJ
dengan beberapa variabel misalnya :
• Gerakan janin,
• Irama jantung dan
• Saturasi oksigen.

• Dari aspek ibu dapat dikembangkan beberapa


variabel spt :
• Irama jantung
• Saturasi oksigen,
• Elektrokardiogram dan
• Tekanan darah.
Cara Pe m e r i k s a a n
1. Tentukan area terdengarnya DJJ yang
paling keras (Punktum Maximum)

 Apabila janin dengan posisi membujur dan


presentasi kepala, maka punktum maksimum,
berada di area antara pusat dan symfisis tergantung
dengan letak punggung janin

 Apabila janin dalam posisi sungsang dan presentasi


bokong, maka punktum maksimum berada di area
pusat dan Processus Xipoideus. Selain itu melalui
pemeriksaan

 Jika janin tunggal atau kembar maka DJJ akan


terdengar di dua tempat berbeda
Cara Pe m e r i k s a a n
2. Meletakkan fetoskop/leanec pada area
punctum maksimum

 Apabila sudah terdengar bunyi denyut jantung


janin maka pastikan DJJ dengan cara
membedakannya dengan denyut nadi ibu pada
arteri radialis

 Hitung bunyi denyut jantung janin dengan cara 3x


tiap 5 detik kemudian jumlahkan dan dikalikan 4
atau hitung selama 1 menit penuh dan perhatikan
iramanya, frekuensi DJJ normal pada janin ialah
120 -160x/menit
PENTING

Standar kompetensi bidan menyatakan bahwa :

1. Bidan harus mempunyai pengetahuan tentang DJJ dan pola aktivitas janin.
2.Bidan harus mampu menilai keadaan janin selama kehamilan termasuk DJJ dengan

menggunakan stetoskop dan menilai gerakan janin.


3. Bidan juga harus mempunyai kemampuan untuk menggunakan doppler.
Fisiologi DJJ
Rata-rata DJJ pada saat aterm adalah 140 kali permenit.

Rentang normalnya adalah 120 sampai 160 kali permenit.

Pada usia kehamilan yang lebih muda 20 minggu DJJ agak lebih tinggi, dengan rata-rata
hampir mencapai 160 kali permenit.

Denyut tersebut akan cenderung menurun seiring janin mencapai masa cukup bulan.

Bunyi denyut jantung janin seperti bunyi detik jam dibawah bantal
Hal yang dapat diketahui dalam pemeriksaan DJJ :

 Dari adanya denyut jantung janin :


Tanda pasti kehamilan dan Anak hidup
 Dari tempat denyut jantung janin terdengar :
Presentasi janin,
Posisi janin (kedudukan punggung), Sikap janin,
Adanya janin kembar
 Dari sifat denyut jantung janin Keadaan janin
Bunyi yang sering terdengar ketika memeriksa DJJ :

DESIR TALI PUSAT SUARA AKIBAT GERAKAN JANIN

1 Disebabkan semburan darah melalui arteri


umbilikalis. Suara seperti siulan nyaring yang
singkron dengan DJJ, tidak konstan, kadang
4 Suara gerakan ini seperti suara pukulan,
dikarenakan janin mendapat reaksi dari luar
terdengar jelas ketika diperiksa pada suatu
waktu namun pada pemeriksaan di lain tidak
terdengar
GERAKAN USUS

2 5
Suara ini seperti berkumur-kumur,
DESIR UTERUS dihasilkan oleh berjalannya gas atau cairan
Terdengar sebagai suara hembusan lembut yang melalui usus ibu
singkron dengan denyut ibu, paling jelas
terdengar saat auskultasi segmen bawah uterus,
dihasilkan oleh pasase darah melalui pembuluh2

3 uterus yang berdilatasi dan dijumpai tidak saja


pada kehamilan tetapi juga pada setiap keadaan
yang menyebabkan aliran darah ke uterus
6
meningkat, hingga pengaliran darah menjadi luas.
.
• Kendali Pengaturan DJJ bergantung pada beragam faktor
yaitu : Korteks serebral, hipothalamus dan medulla
oblongata merupakan komponen susunan saraf pusat yang
mempengaruhi DJJ
• Stimulasi sistem saraf pusat yg dapat menghasilkan
akselerasi jantung
Faktor-faktor lain • Hipertermia yang mengakibatkan takhikardi dan
yang dapat hipotermia yang mengakibatkan bradikardi.
• Kualitas dan keefektifan sirkulasi oteroplasenta, aliran
memepengaruhi darah umbilikus, pertukaran gas pernafasan dan sirkulasi
DJJ : janin merupakan faktor-faktor penentu dalam respon janin
terhadap DJJ.
Bradikardi
• adalah frekuensi DJJ kurang dari 110 kali permenit

Takhikardi
• adalah bila frekuensi DJJ lebih dari 160 kali permenit.
• Hipoksia janin tahap lanjut
• Obat-obatan beta
Penyebab adrenergetik (propanolol ; anestik untuk blo
k epidural, spinal, kaudal,dan pudendal)
• Hipotensi pada ibu
Bradikardia • Kompresi tali pusat yang lama.
• Blok jantung congenital pada janin
• Hipoksia janin dini
• Demam pada ibu
Penyeb • Obat-obatan parasimpatik (atropine, hidroksizin)
ab • Obat-obatan Beta-simpatomimetik(ritrodon,isoksuprin)
Takikar • Amnionitisf
di
• Hipertiroid pada ibu
• Anemia pada janin
• Gagal jantung pada janin
• Aritma jantung pada janin
Variabilitas
• Variabilitas denyut jantung janin digambarkan sebagai
ketidakteraturan irama jantung normal.
• Variabilitas denyut demi denyut normal dianggap antara 16 dan 25
denyut/menit.
• Variabilitas jangka pendek yaitu ketidaksamaan satu denyut
dengan denyut berikutnyaVariabilitas jangka panjang yaitu
tampak sebagai siklus ritmik atau gelombang dasar dan biasanya
terdapat tiga sampai lima siklus permenit.
Penyebab variabilitas meningkat :
• Hipoksia ringan dini
• Stimulasi janin oleh palpasi rahim
• Kontraksi rahim
• Aktivitas janin, dan aktivitas ibu.

Penyebab variabilitas menurun :


• Hipoksia atau asidosis
• Depresi system saraf pusat oleh obat-obatan tertentu
• Prematuritas
• Siklus tidur janin
• Aritma jantung janin
Keterampilan sederhana menghitung frekuensi DJJ adalah dengan teknik auskultasi menggunakan fetoskop atau menggunakan doppler.

Pemeriksaan DJJ dengan auskultasi fetoskop maupun dengan doppler akan jelas terdengar apabila menempatkan fetoskop atau
transduser dari doppler pada area punctum maksimum janin.

Lokasi punctum maksimum adalah pada area punggung atas di bawah sub oksiput janin, sangat terpandu dengan ketepatan pemeriksaan
Leopold 2, yaitu penentuan letak punggu janin, di sebelah kanan atau kiri ibu
Keuntungan dan keterbatasan auskultasi DJJ adalah:
a. Keuntungan auskultasi DJJ
1. Digunakan secara luas dan mudah dipakai.
2. No invasif
3. Tidak mahal
4. Nyaman bagi ibu hamil
5. Meningkatkan kontak langsung (hands-on)
6. Memberikan kebebasan untuk pergerakan ibu
hamil
b. Keterbatasan dari auskultasi DJJ adalah sebagai berikut :
1. Posisi ibu hamil harus terlentang dapat menjadi predisposi sindrom
hipotensi karena posisi terlentang
2. Tidak memberikan pencatatan rekam yang permanen
3. Perhitungan DJJ intermitten
4. Tidak mampu mengkaji variabilitas DJJ atau perubahan
periodik
5. Hasil meragukan dapat terjadi selama periode yang tidak terpantau
6. Tidak memungkinkan deteksi dini pola yang meragukan.
• Sebelum melakukan praktikum pemeriksaan DJJ pada ibu
hamil Anda harus menyiapkan alat yang dibutuhkan :
• Ruang yang nyaman dan tertutup.
• Air mengalir, sabun, handuk untuk cuci tangan.
• Tempat tidur pasien dan selimut
ALAT DAN • Stetoskop laenec/monoscop
BAHAN :
• Doppler
• Timer/Jam
• Form/buku untuk pendokumentasian hasil pemeriksaan
ibu hamil: buku KIA, kartu ibu atau status ibu hamil.
P emeriksaan Genetalia

 L akukan pemeriksaan genetalia eksterna dan anus untuk


mengetahui kondisi anatomis genetalia eksternal
 Mengetahui adanya tanda infeksi dan penyakit menular seksual.
 A danya peningk a tan hormone sekresi cairan vagina, semakin
meningkat sehingga membuat rasa tak nyaman pada ibu
 Periksa apakah cairan pervaginaan (secret) berw arna dan berbau.
 L akukan pemeriksaan anus bersamaan pemeriksaan genetalia, lihat
adakah kelainan, misalnya hemorrhoid (pelebaran vena) di anus
dan perineum, lihat kebersihannya
A N O S B O R N
PEMERIKSA

 Dilakukan dengan indikasi adanya panggul sempit atau klinis


yang mengarah panggul sempit atau adanya faktor risiko yang
mengarah ke panggul sempit.
 Misalnya tinggi badan ibu hamil <140 cm, primipara bagian
terendah janin belum masuk panggul pada usia kehamilan = 36
minggu. DKP bisa terjadi pada janin yang besarnya normal tetapi
panggul ibu hamil sempit, atau pada janin yang besar
(makrosomia) meskipun panggul normal
o Dilakukan pada umur kehamilan 36 minggu.
o Tangan kiri mendorong kepala janin masuk/ke arah PAP.
o Pastikan bahwa kandung kemih kosong, untuk menjaga
kenyamanan ibu, sekaligus memperjelas hasil
o Persiapan pemeriksaan osborn, ibu hamil dalam posisi

Pemeriksaan
dorsal recumbent.
o Apabila kepala mudah masuk tanpa halangan, maka hasil
test Osborn adalah negatif (-).

osborn o Apabila kepala tidak bisa masuk dan teraba menonjol


diatas simfisis, maka tonjolan diukur dengan 2 jari
telunjuk dan jari tengah tangan kanan.
o Apabila lebar tonjolan lebih dari dua jari, maka hasil test
osborn adalah positif (+).
o Apabila lebar tonjolan kurang dari dua jari, maka hasil tes
osborn adalah ragu-ragu (±)/dubia.

71
o Cara lain apabila kepala tidak bisa masuk dan
teraba tonjolan di atas simfisis, maka jari tengah
diletakkan tepat di atas simfisis.

Pemeriksaan o Apabila telunjuk lebih rendah dari jari tengah,


maka hasil test Osborn adalah negatif (-).

osborn o Apabila jari telunjuk dan jari tengah sejajar, maka


hasil test Osborn adalah ragu-ragu (±).
o Apabila jari telunjuk lebih tinggi dari jari tengah,
maka hasil test osborn adalah positif (+).

72
I N T E R P R E TA S I 1 Interpretasi osborn negatif (-) artinya bagian kepala janin
sudah masuk panggul, berarti analisanya adalah tidak
DKP

2 Interpretasi osborn positif (+) artinya bagian kepala janin


belum masuk panggul, berarti analisanya DKP

Interpretasi ragu-ragu (±)/dubia, artinya apabila ada peluang

3 DKP, maupun ada peluang tidak DKP, perlu ditindaklanjuti


dengan pemeriksaan panggul dalam untuk mengidentifikasi
adanya panggul sempit.

4
PE M E R I K S A A N
PA N G G U L

Pemeriksaan untuk menilai keadaan dan bentuk


panggul apakah terdapat kelainan atau keadaan
yang dapat menimbulkan penyulit persalinan,
apakah terdapat dugaan kesempitan panggul atau
kelainan panggul.
Pemeriksaan Panggul
dilakukan:
1 Pada pemeriksaan pertama pada ibu hamil

2 Pada ibu yang pernah melahirkan namun ada


kelainan pada persalinan yang lalu (SC)

3 Pada Ibu Primigravida

4
Pemeriksaan Panggul Luar
Add Image Distantia spinarium
(±24cm-26 cm)

Jarak antara spina iliaka Conjugata externa


anterior superior (SIAS) (boudeloque) (±18cm)
sinistra dan dextra
Jarak antara tepi atas
symphysis dan ujung
Distantia cristarum processus spinosus ruas
Add Image
(±28cm-30 cm) tulang lumbal ke-V

Jarak yang terjauh antara


crista iliaka kanan dan kiri
Ukuran lingkar panggul
• Diukur dari tepi atas symphysis ke
pertengahan antara SIAS sinistra dan
trochanter major sinistra kemudian
keprocessus spinosus ruas tulang
lumbal ke-V
• Kemudian teruskan pengukuran ke
pertengahan antara spina iliaca
anterior superiordextra dan trochanter
major dextra
• Kemudian kembali lagi ke tepi atas
symfisis pubis, pengukuran lingkar
panggul menggunakan dengan pita
meter dengan batas normal (80-95
cm).
THANK YOU!
Any Questions?

Jun Akizaki – The Power of PowerPoint


Used Font: Crimson Text

Anda mungkin juga menyukai