Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH KEPERAWATAN KOMPREHENSIF

PEMERIKSAAN DAN PERUBAHAN FISIK IBU HAMIL

Disusun Oleh Kelompok 1:

1. Linda ade pratama


2. Nurhidayah
3. Pratama putra
4. Tria rizky ananda

YAYASAN RUMAH SAKIT ISLAM NUSA TENGGARA BARAT


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN YARSI MATARAM
PROGRAM STUDI KEPERAWATAN JENJANG S1
MATARAM
2021

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan nikmat dan rahmat-
Nya yang berlimpah kepada kita semua. Shalawat serta salam kepada nabi besar kita nabi
Muhammad SAW, yang telah membawa kita dari kegelapan kedalam dunia yang terang
benderang.
Alhamdulilah, berkat rahmat Allah SWT. kami telah menyusun makalah yang berjudul
“Pemeriksaan dan perubahan fisik pada ibu hamil“ dengan tepat waktu. Dalam penyusunan
makalah ini, kami mengambil dari berbagai sumber seperti buku dan jurnal yang telah
terpercaya. Makalah ini tentunya jauh dari kata sempurna.Maka dari itu kami sebagai penulis,
meminta saran bagi pembaca demi kesempurnaan makalah ini.Tidak lupa pula, kami berterima
kasih kepada sumber –sumber yang terkait telah memberikan informasi terkait dengan
penyusunan makalah ini.

Mataram, Kamis 11 November 2021


DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.........................................................................................
DAFTAR ISI.........................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN……………………………………………………….
1.1 Latar Belakang…………………………………………………....
1.2 Rumusan Masalah………………………………………………...
1.3 Tujuan …………………………………………………………....
BAB II KONSEP TEORI………………………………………………………..
2.1 Pemeriksaan Fisik Ibu Hamil…………………..................................
2.2 Perubahan fisiologis kehamilan..........................................................
BAB III PENUTUP……………………………………………………………....
3.1 Kesimpulan……………………………………………………….
DAFTAR PUSTAKA ………………………………………………………….....
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Kehamilan dan persalinan merupakan suatu proses yang dapat menyebabkan perubahan pada
tubuh secara fisiologis maupun psikologis seorang wanita, sehingga diperlukan beberapa penyesuaian
terhadap perubahan tersebut. Pada proses kehamilan ibu hamil terjadi perubahan secara fisiologis, selain
itu juga akan mengalami rasa ketidaknyaman dalam kehamilan seperti mudah lelah, keputihan, nyidam,
sering buang air kecil, dan emesis gravidarum Banyak wanita yang mengalami kesulitan dalam menerima
semua perubahan yang terjadi pada tubuhnya selama kehamilan, walaupun perubahan fisik tersebut
dianggap hal yang biasa dialami oleh wanita selama masa kehamilan. Fenomena dilapangan ibu hamil
pada kenyataannya lebih sering memakai celana ketat, baju ketat, sepatu hak tinggi. Banyak di kalangan
ibu hamil yang lebih memilih menggunakan celana ketat dibandingkan dengan memakai celana yang lebih
longgar, dikarenakan mereka takut dianggap tidak mengikuti model yang berkembang saat ini. Padahal
dengan memakai pakaian yang terlalu sempit, terutama di bagian pinggang dapat mengakibatkan rasa
hearthburn pada ibu hamil. Kondisi ini terjadi karena asam lambung yang meningkat. Tekanan akibat
pakaian yang ketat membuat perut dan isinya akan terasa ke dada dan membuat hearthburn. Memakai
pakaian ketat juga dapat menghambat sirkulasi pada tubuh. Di awal kehamilan, saluran darah membesar
sebagai persiapan saat volume darah meningkat yang bertujuan untuk membentuk plasenta dan bayi.
Sebelum volume mengikat dan mengisi saluran darah, ibu hamil bisa mengalami tekanan darah rendah.
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa pemeriksaan fisik yang dilakukan pada ibu hamil?
2. Apa perubahan fisik yang terjadi pada ibu hamil
1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui pemeriksaan fisik yang dilakukan pada ibu hamil
2. Untuk mengetahui perubahan fisik yang terjadi pada ibu hamil
BAB II
KONSEP TEORI

2.1 PEMERIKSAAN FISIK IBU HAMIL

Dalam pemeriksaan kehamilan meliputi beberapa langkah antara lain :


1. Perhatikan tanda – tanda tubuh yang sehat
Pemeriksaan pandang dimulai semenjak bertemu dengan pasien. Perhatikan
bagaimana sikap tubuh, keadaan punggung dan cara berjalannya. Apakah cenderung
membungkuk, terdapat lordosis, kifosis, scoliosis atau pincang dsb. Lihat dan nilai
kekuatan ibu ketika berjalan, apakah ia tampak nyaman dan gembira, apakah ibu
tampak lemah
2. Pengukuran tinggi badan dan berat badan
Timbanglah berat badan ibu pada setiap pemeriksaan kehamilan. Bila tidak
tersedia timbangan, perhatikan apakah ibu bertambah berat badannya. Berat badan
ibu hamil biasanya naik sekitar 9-12 kg selama kehamilan. Yang sebagian besar
diperoleh terutama pada trimester kedua dan ketiga kehamilan. Kenaikan berat badan
menunjukkan bahwa ibu mendapat cukup makanan. Jelaskan bahwa berat badan ibu
naik secara normal yang menunjukkan janinnya tumbuh dengan baik bila kenaikan
berat badan ibu kurang dari 5 kg pada kehamilan 28 minggu maka ia perlu dirujuk.
Tinggi berat badan hanya diukur pada kunjungan pertama. Bila tidak tersedia
alat ukur tinggu badan maka bagian dari dinding dapat ditandai dengan ukuran centi
meter. Pada ibu yang pendek perlu diperhatikan kemungkinan mempunyai panggul
yang sempit sehingga menyulitkan dalam pemeriksaan. Bila tinggu badan ibu kurang
dari 145 atau tampak pendek dibandingkan dengan rata-rata ibu, maka persalinan
perlu diwaspadai.
.
3. Pemeriksaan tekanan darah
Tekanan darah pada ibu hamil bisanya tetap normal, kecuali bila ada kelainan. Bila tekanan
darah mencapai 140/90 mmhg atau lebih mintalah ibu berbaring miring ke sebelah kiri dan mintalah
ibu bersantai sampai terkantuk. Setelah 20 menit beristirahat, ukurlah tekanan darahnya. Bila
tekanan darah tetap tinggi, maka hal ini menunjukkan ibu menderita pre eklamsia dan harus dirujuk
ke dokter serta perlu diperiksa kehamilannya. Khususnya tekanan darahnya lebih sering (setiap
minggu). Ibu dipantau secara ketat dan anjurkan ibu persalinannya direncanakan di rumah sakit.
4. Pemeriksaan dari ujung rambut sampai ke ujung kaki
Pemeriksaan fisik pada kehamilan dilakukan melalui pemeriksaan pandang (inspeksi),
pemeriksaan raba (palpasi), periksa dengar (auskultasi),periksa ketuk (perkusi). Pemeriksaan
dilakukan dari ujung rambut sampai ke ujung kaki, yang dalam pelaksanaannya dilakukan secara
sistematis atau berurutan. Pada saat melakukan pemeriksaan daerah dada dan perut, pemeriksaan
inspeksi, palpasi, auskultasi dilakukan secara berurutan dan bersamaan sehingga tidak adanya kesan
membuka tutup baju pasien yang mengakibatkan rasa malu pasien
Dibawah ini akan diuraikan pemeriksaan obstetric yaitu dengan melakukan inspeksi, palpasi,
auskultasi, perkusi terhadap ibu hamil dari kepala sampai kaki.
a. Lihatlah wajah atau muka pasien
Adakah cloasma gravidarum, pucat pada wajah adalah pembengkakan pada wajah. Bila
terdapat pucat pada wajah periksalah konjungtiva dan kuku pucat menandakan bahwa ibu menderita
anemia, sehingga memerlukan tindakan lebih lanjut. Jelaskan bahwa ibu sedang diperiksa apakah
kurang darah atau tidak. Sebutkan bahwa bila ibu tidak kurang darah ia akan lebih kuat selama
kehamilan dan persalinan. Jelaskan pula bahwa tablet tambah darah mencegah kurangdarah.
Bila terdapat bengkak diwajah, periksalah adanya bengkak pada tangan dan kaki. Sedikit bengkak
pada mata kaku dapat terjadi pada kehamilan normal, namun bengkak pada tangn dan atau wajah
tanda preeklamsi. Perhatikan wajah ibu apakah bengkak dan tanyakan pada ibu apakah ia sulit
melepaskan cincin atau gelang yang dipakainya. Mata kaki yang bengkak dan menimbulkan
cekungan yang tak cepat hilang bila ditekan, maka ibu harus dirujuk ke dokter, dipantau ketat
kehamilannya dan tekanan darahnya, serta direncanakan persalinannya dirumah sakit.
Selain memeriksa ada tidaknya pucat pada konjungtiva, lihatlah sclera mata adakah sclera kuning
atau ikterik, lihatlah mulut pasien. Adakah tampak bibir pucat, bibir kering pecah-pecah
adakah stomatitis, gingivitis, adakah gigi yang tanggal, adakah gigi yang berlobang, caries
gigi. Selain dilihat dicium adanya bau mulut yang menyengat.
a) Lihatlah kelenjar gondok, adakah pembesaran kelenjar thyroid, pembengkakan
saluranlinfe
b) Lihat dan raba payudara, pada kunjungan pertama pemeriksaan payudara
terhadap kemungkinan adanya benjolan yang tidak normal. Lihatlah apakah
payudara simetris atau tidak, putting susu menonjol atau datar atau bahkan
masuk. Putting susu yang datar atau masuk akan mengganggu proses menyusui
nantinya. Apakah asinya sudah keluar atau belum. Lihatlah kebersihan areola
mammae adakah hiperpigmentasi areolamammae.
c) Lakukan pemeriksaan inspeksi, palpasi dan auskultasi pada perutibu.
Tujuan pemeriksaan abdomen adalah untuk menentukan letak dan presentasi
janin, turunnya bagian janin yang terbawah, tinggi fundus uteri dan denyut
jantung janin.
Sebelum memulai pemeriksaan abdomen, penting untuk dilakukan hal– hal
sebagai berikut:
1) Mintalah ibu untuk mengosongkan kandung kemihnya bilaperlu
2) bantulah ia untuk santai. Letakkan sebuah bantal dibawah kepala dan
bahunya. Fleksikan tangan dan lutut. Jika ia gelisah bantulah ia untuk santai
dengan memintanya menarik nafaspanjang.
3) cucilah tangan anda sebelum mulai memeriksa, keringkan dan usahakan agar
tangan perawat cukup hangat.
Lihatlah bentuk pembesaran perut (melintang, memanjang,
asimetris) adakah linea alba nigra, adakah striae gravidarum, adakah bekas
luka operasi, adakah tampak gerakan janin, rasakan juga dengan
pemeriksaan raba adanya pergerakan janin. Tentukan apakah pembesaran
perut sesuai dengan umur kehamilannya. Pertumbuhan janin dinilai dari
tingginya fundus uteri. Semakin tua umur kehamilan, maka semakin tinggi
fundus uteri. Namun pada umur kehamilan 9 bulan fundus uteri akan turun
kembali karena kepala telah turun atau masuk ke panggul. Pada kehamilan
12 minggu, tinggi fundus uteri biasanya sedikit diatas tulang panggul. Pada
kehamilan 24 minggu fundus berada di pusat. Secara kasar dapat dipakai
pegangan bahwa setiap bulannya fundus naik 2 jari tetapi perhitungan
tersebut sering kurang tepat karena ukuran jari pemeriksa sangat bervariasi.
Agar lebih tepat dianjurkan memakai ukuran tinggi fundus uteri dri simfisis
pubis dalam sentimeter dengan pedoman sebagaiberikut:
Umurkehamilan Tinggi fundusuteri

20minggu 20cm
24minggu 24cm
28minggu 28cm
32minggu 32cm
36minggu 34- 46cm

Jelaskan pada ibu bahwa perutnya akan semakin membesar karena


pertumbuhan janin. Pada kunjungan pertama, tingginya fundus dicocokkan
dengan perhitungan umur kehamilan hanya dapat diperkirakan dari hari
pertama haid (HPHT).

Bila HPHT tidak diketahui maka umur kehamilan hanya dapat diperkirakan dari tingginya fundus
uteri. Pada setiap kunjungan, tingginya fundus uteri perlu diperiksa untuk melihat pertumbuhan
janin normal, terlalu kecil atau terlalu besar.
3. Pemeriksaan leopold I, untuk menentukan bagian janin yang berada dalam
fundusuteri.
Petunjuk cara pemeriksaan :

Pemeriksa berdiri disebelah kanan pasien, menghadap kearah kepala pasien. Kedua
tangan diletakkan pada bagian atas uterus dengan mengikuti bentuk uterus. Lakukan
palpasi secara lembut untuk menentukan bentuk, ukuran konsistensi dan gerakan

janin. Tentukan bagian janin mana yang terletak di fundus.

Hasil: jika kepala janin yang nerada di fundus, maka palpasi akan teraba bagian bulat, keras dan
dapat digerakkan (balotemen). Jika bokong yang terletak di fundus,maka pemeriksa akan meraba
suatu bentuk yang tidak spesifik, lebih besar dan lebih lunak dari kepala, tidak dapat digerakkan,
serta fundus terasa penuh. Pada letak lintang palpasi didaerah fundus akan terasa kosong.
4. Pemeriksaan Leopold II, untuk menentukan bagian janin yang berada pada kedua
sisiuterus.
Petunjuk pemeriksaan :

Pemeriksa berdiri disebelah kanan pasien, menghadap kepala pasien. Kedua telapak
tangan diletakkan pada kedua sisi perut, dan lakukan tekanan yang lembut tetapi
cukup dalam untuk meraba dari kedua sisi. Secara perlahan geser jari-jari dari satu
sisi ke sisi lain untuk menentukan pada sisi mana terletak pada sisi mana terletak
punggung, lengan dankaki.
Gambar :

Hasil : bagian bokong janin akan teraba sebagai suatu benda yang keras pada
beberapa bagian lunak dengan bentuk teratur,sedangkan bila teraba adanya
bagian – bagian kecil yang tidak teratur mempunyai banyak
tonjolan serta dapat bergerak dan menendang, maka bagian tersebut adalah kaki, lengan atau lutut.
Bila punggung janin tidak teraba di kedua sisi mungkin punggung janin berada pada sisi yang sama
dengan punggung ibu (posisi posterior) atau janin dapat pula berada pada posisi dengan punggung
teraba disalah satusisi.
5. Pemeriksaan Leopold III, untuk menentukan bagian janin apa yang berada pada
bagian bawah. Petunjuk caramemeriksa:
Lutut ibu dalam posisi fleksi, raba dengan hati-hati bagian bawah abdomen pasien
tepat diatas simfisis pubis. Coba untuk menilai bagian janin apa yang berada disana.
Bandingkan dengan hasil pemeriksaan Leopold.
Gambar

Hasil : bila bagian janin dapat digerakkan kearah cranial ibu, maka bagian
terbawah dari janin belum melewati pintu atas panggul. Bila kepala yang berada
diabagian terbawah, coba untuk menggerakkan kepala. Bila kepala tidak dapat
digerakkan lagi, maka kepala sudah “engaged” bila tidak dapat diraba adanya kepala
atau bokong, maka letak janin adalah melintang.
2.2 Perubahan fisiologis kehamilan
a. Sistem Reproduksi
1. Uterus
Perubahan yang amat jelas pada anatomi maternal adalah perbesaran uterus untuk
menyimpan bayi yang sedang tumbuh. Uterus akan bertambah besar, beratnya meningkat
dari 30 gram menjadi 1000 gram dengan ukuran 32 x 24 x 22 cm dengan kapasitas 4000
cc. Perbesaran ini disebabkan oleh hipertrofi dari otot-otot rahim, tetapi pada kehamilan
muda berbentuk serabut-serabut otot yang berhubungan, termasuk jaringan fibroelastik,
darah dan saraf. Pertumbuhan jaringan uterus pada masa awal kehamilan disebabkan oleh
hormon estrogen yang merangsang serabut otot dan menyebabkan dinding rahim menebal.
Pertumbuhan uterus ini disebut pertumbuhan aktif.Pada masa kehamilan uterus menjadi
mudah teraba. Pada minggu pertama, isthmus rahim mengalami hipertrofi dan bertambah
panjang, sehingga bila diraba terasa lebih lunak. Hal ini disebut tanda Hegar pada
kehamilan.Bersamaan dengan pertumbuhan dan perkembangan janin dalam rahim, diikuti
oleh makin besarnya aliran darah menuju rahim dari arteri uterina dan arteri ovarika. Otot
rahim mempunyai susunan istimiwe yaitu longitudinal, sirkuler, dan oblika sehingga
seluruhnya membuat anyaman yang dapat menutup pembuluh darah dengan sempurna.
Meningkatnya pembuluh darah menuju rahim mempengaruhi serviks yang akan
mengalami pelunakan. Serviks hanya memiliki sekitar 10% jaringan otot. Sebab-sebab
perlunakan serviks ialah karena pembuluh darah dalam servik bertambah dan karena
timbulnya oedema dari serviks dan hiperplasia kelenjar-kelenjar serviks
2. Vagina
Vagina dan vulva mengalami peningkatan pembuluh darah karena pengaruh estrogen
sehingga tampak makin merah dan kebiruan. Warna livid pada vagina dan portio serviks
disebut tanda Chadwick. Kekenyalan vagina bertambah, artinya daya regang bertambah,
sebagai persiapan persalinan. Berkaitan dengan perubahan fisiologi pada vagina, Sulaiman
Sastrawinata (1983:143) mengatakan bahwa getah dalam vagina biasanya bertambah
dalam kehamilan, reaksinya asam pH 3,5 – 6,0. Reaksi asam ini disebabkan terbentuknya
acidum lacticum sebagai hasil penghancuran glycogen yang berada dalam sel-sel epitel
vagina oleh bacil-bacil Doderlein
3. Ovarium
Pada masa kehamilan, ovulasi terhenti. Indung telur yang mengandung korpus luteum
gravidarum akan meneruskan fungsinya sampai terbentuknya plasenta yang sempurna pada
umur 16 minggu yang mengambil alih pengeluaran estrogen dan progesterone.
b. Sistem Integumen
1. Dinding Perut (Abdominal Wall)Pada kehamilan lanjut pada primi ravida sering timbul
garis-garis memajang atau serong pada perut. Garis-garis ini disebut striae gravidarum.
Kadang, garis-garis ini terdapat juga pada buah dada dan paha.Pembesaran rahim
menimbulkan peregangan dan menyebabkan robeknya serabut elastin dibawah kulit,
sehingga timbul striae gravidarum. Bila terjadi peregangan hebat, misalnya pada
hidramnion dan kehamilan ganda,dapat terjadi diastasis rekti bahkan hernia. Kulit perut
pada linea albae bertambah pigmentasinya dan disebut linea nigra.
2. Payudara Salah satu petunjuk pada wanita yang menandakan bahwa mengalami kehamilan
adalah nyeri tekan pada payudara, yang secara bertahap mengalami pergeseran karena
peningkatan pertumbuhan jaringan alveolar dan suplai darah. Puting susu menjadi lebih
menonjol dan keras dan pada awal kehamilan keluar cairan kuning yang lengket yang
disebut colostrum. Area berpigmen disekotar puting, areola, tumbuh lebih gelap dan
kelenjar-kelenjar Montgomery menonjol keluar. Perubahan tersebut disebabkan pengaruh
hormonal.
c. Sistem Endokrin
1. Kelenjar Tiroid Selama masa kehamilan, basal metabolic rate (BMR) meningkat hampir
20% dan kelenjar tiroid membesar, tetapi jumlah hormon yang dihasilkan tetap sama
(tiroksin). Ukurannya meningkat karena pertumbuhan sel-sel asinar, dan meningkatnya
metabolic rate disebabkan karena banyak oksigen yang digunakan lebih banyak.
2. Kelenjar Paratiroid
Kelenjar paratiroid ukurannya meningkat selama masa kehamilan, terutama selama minggu
ke-15 sampai ke-30 ketika kebutuhan kalsium janin lebih besar. Hormon paratiroid penting
untuk mempertahankan kecukupan kalsium dalam darah, dan hormon tersebut metabolisme
tulang dan otot akan terganggu.
3. Pankreas
Insulin dihasilkan oleh sekelompok sel-sel kecil yang disebut pulau Langerhans, yang
terjadi di seluruh jaringan pankreas. Selama masa kehamilan sel-sel ini tumbuh dan
menghasilkan lebih banyak insulin untuk memenuhi kebutuhan yang meningkat. Walaupun
demikian, karena keterbatasan penyimpanan glikogen, wanita sehat yang hamil kurang
mampu mengatasi jumlah gula yang berlebihan.
4. Kelenjar Pituitari
Lobus anterior dari kelenjar pituitari mengalami sedikit pembesaran selama kehamilan dan
terus menghasilkan semua hormon tropik, tetapi dengan jumlah yang sedikit berbeda.
Follicle-stimulating hormone (FSH) ditekan oleh chorionic gonadotropin (hCG) yang
dihasilkan dalam plasenta. Hormon pertumbuhan berkurang dan hormon melanotropin
meningkat, menyebabkan peningkatan pigmentasi puting susu, wajah, dan abdomen.
Pembentukan prolaktin meningkat dan lanjut setelah persalinan selama menyusui.
5. Kelenjar Adrenal
Ukuran kelenjar adrenal meningkat selama kehamilan, terutama bagian kortikal yang
membentuk kortin. Jumlah ion natrium dan kalium dalam aliran darah diatur oleh kortin.
Bagian medula dari kelenjar adrenal mensekresi epinephrine, hormon yang sangat penting.
Kehamilan tidak mengubah ukuran atau fungsi kedua medulla.
d. Sistem Kardiovaskuler (Sirkulasi Darah)
Pada volume darah, volume darah total dan volume plasma darah naik pesat sejak akhir trimester
pertama. Volume darah akan bertambah banyak, kira-kira 25% dengan puncaknya pada kehamilan
32 minggu, diikuti curah jantung (cardiac output)yang meningkat sebanyak ± 30%. Akibat
hemodilusi yang mulai jelas kelihatan pada kehamilan 4 bulan, ibu yang menderita penyakit
jantung dapat jatuh dalam keadaan dekompensasi kordis. Kenaikan plasma darah dapat mencapai
40% saat mendekati cukup bulan. Kemudian gambaran protein dalam serum juga berubah, jumlah
protein, albumin dan gamma globulin menurun dalam triwulan pertama dan meningkat secara
bertahap pada akhir kehamilan. Beta-globulin dan fibrinogen terus meningkat.Berkaitan dengan
sistem sirkulasi darah, tekanan darah arteri cenderung menurun terutama selama trimester kedua,
dan kemudian akan naik lagi seperti pada pra-hamil. Tekanan vena dalam batas-batas normal pada
ekstremitas atas dan bawah, cenderung naik setelah akhir trimester pertama.
e. Sistem Muskuloskeletal
1. Gigi, Tulang, dan Persendian
Persendian panggul akan terasa lebih longgar, karena ligamen-ligamen melunak (soft
listening). Juga terjadi sedikit pelebaran pada ruang persendian. Apabila pemberian
makanan tidak dapat memenuhi kebutuhan kalsium janin, kalsium maternal pada tulang-
tulang panjang akan berkurang untuk memenuhi kebutuhan ini. Bila konsumsi kalsium
cukup, gigi tidak akan kekurangan kalsium. Berkaitan dengan perubahan pada gigi, selama
masa kehamilan wanita membutuhkan kira-kira sepertiga lebih banyak kalsium dan fosfor.
Dengan diet yang seimbang kebutuhan tersebut terpenuhi dengan baik.
2. Otot
Kram otot-otot tungkai dan kaki merupakan masalah umum selama kehamilan, hal tersebut
terjadi kemungkinan berhubungan dengan metabolisme kalsium dan fosfor, kurangnya
drainase sisa metabolisme otot, atau postur yang tidak seimbang. Kram biasanya terjadi
setelah berdiri sepanjang hari dan pada malam hari setelah tubuh istirahat.
f. Sistem Pernapasan
Wanita hamil kadang-kadang mengeluh sesak dan pendek napas. Hal ini disebabkan oleh usus
yang tertekan ke arah diafragma akibat pembesaran rahim. Sebagai kompensasi terjadinya desakan
rahim dan kebutuhan oksigen meningkat, seorang wanita hamil selalu bernapas lebih dalam sekitar
20-25% dari biasanya yaitu menggunakan pernapasan dada.
g. Sistem Gastrointestinal (Pencernaan)
Tingginya kadar progesteron mengganggu keseimbangan cairan tubuh, meningkatkan kolesterol
darah, dan melambatkan kontraksi otot polos. Sekresi saliva menjadi lebih asam dan lebih banyak,
dan asam lambung menurun. Pembesaran uterus akan menekan diafragma, lambung dan intestinal.
Pada bulan-bulan awal masa kehamilan, sepertiga dari wanita hamil mengalami mual (morning
sickness) dan muntah (emesis gravidarum). Sebagaimana kehamilan berlanjut, penurunan asam
lambung, melambatkan pengosongan lambung dan menyebabkan kembung. Menurunnya gerakan
peristaltik tidak saja menyebabkan mual tetapi juga konstipasi, karena lebih banyak feses terdapat
dalam usus, lebih banyak air diserap akan semakin keras jadinya. Konstipasi juga disebabkan oleh
tekanan uterus pada usus bagian bawah pada awal masa kehamilan dan kembali pada akhir masa
kehamilan.
h. Sistem Perkemihan
Berkaitan dengan sistem perkemihan, ginjal yang normal mampu mengatasi kerja tambahan tanpa
menyebabkan masalah tekanan karena pertumbuhan janin menyebabkan stasis urin.Di Bawah
keadaan yang normal, peningkatan kegiatan penyaringan darah bagi ibu dan janin tidak membuat
ginjal dan ureter bekerja ekstra. Keduanya menjadi dilatasi karena peristaltik uretra menurun.
Sebagai akibat, gerakan urin ke kandung kemih lebih lambat. Stasis urin ini meningkatkan
kemungkinan pielonefritis.Pada awal kehamilan, suplai darah ke kandung kemih meningkat, dan
perbesaran uterus menekan kandung kemih. Faktor ini menyebabkan meningkatnya berkemih.
Mendekati kelahiran janin turun lebih rendah ke pelvis, lebih menekan lagi kandung kemih dan
semakin meningkatkan berkemih, walaupun gejala ini sangat tidak menyenangkan, hal ini tidak
menyebabkan masalah medis yang berarti.
i. Metabolisme
Dengan terjadinya kehamilan, metabolisme tubuh mengalami perubahan yang mendasar, dimana
kebutuhan nutrisi makin tinggi untuk pertumbuhan janin dan persiapan pemberian ASI.
Diperkirakan selama kehamilan berat badan akan bertambah 12,5 kg. Sebagian besar penambahan
berat badan selama kehamilan berasal dari uterus dan isinya. Kemudian payudara, volume darah,
dan cairan ekstraseluler. Pada kehamilan normal akan terjadi hipoglikemia puasa yang disebabkan
oleh kenaikan kadar insulin, hiperglikemia postprandial dan hiperinsulinemia. Manuaba (1998:106)
menguraikan perubahan-perubahan fisiologis yang terjadi pada metabolisme tubuh wanita hamil,
yaitu:
1) Metabolisme basal meningkat sebesar 15% sampai 20%.
2) Keseimbangan asam basa mengalami penurunan dari 155 mEq per liter menjadi 145 mEq
per liter disebabkan hemodilusi darah dan kebutuhan mineral yang diperlukan janin.
3) Kebutuhan protein makin tinggi sekitar ½ gr/kg BB atau sebutir telur ayam sehari.
4) Kebutuhan kalori didapat dari karbohidrat, lemak dan protein.
5) Kebutuhan zat mineral: Kalsium, 1,5 gram/hari, 30 sampai 40 gram untuk pembentukan
tulang janin; Fosfor, rata-rata 2 gram dalam sehari; Zat besi, 800 mgr atau 30 sampai 50
mgr sehari; dan air, ibu hamil memerlukan air cukup banyak dan dapat terjadi retensi air.
6) Berat badan akan bertambah antara 6,5 sampai 16,5 kg selama hamil atau terjadi kenaikan
berat badan sekitar ½ kg/minggu. Janin (3 – 3,5 kg), plasenta (0,5 kg), air ketuban (1 kg),
timbunan lemak (1,5 kg), timbunan protein (2 kg), dan retensi air-garam (1,5 kg).
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Pemeriksaan fisik ibu pada kehamilan dilakukan melalui pemeriksaam pandang
(inspeksi0, pemeriksaan raba (palpasi), periksa dengar (auskultasi), periksa ketuk (perkusi)
yang dalam pelaksanaannya dilakukan secara sistematis atau berurutan. Pemeriksaan fisik
berguna untuk mengetahui keadaan kesehatan ibu dan janin serta perubahan yang terjadi
pada suatu pemeriksaan ke pemeriksaan berikutnya. Pada pemeriksaa pertama perlu
ditentukan apakah ibu sedang hamil, dan bila hamil maka perlu ditentukan umur
kehamilannya. Pada setiap pemeriksaan kehamilan dengan melihat dan meraba ditentukan
apakah ibu sehat dan janin tumbuh dengan baik. Tinggi fundus uteri sesuai dengan
perhitungan umut kehamilan dan pada umur kehamilan lebih lanjut ditentukan letak janin.
DAFTAR PUSTAKA
Dinkes Sultra. 2016. Profil Kesehatan Provinsi Sulawesi Tenggara.
Kendari: Pusat Data dan Informasi.
Ismayana. 2017. pengetahuan ibu hamil tentang perubahan fisiologis selama kehamilan di
puskesmas puuwatu kota kendari provinsi sulawesi tenggara 2017.
Hamberlain, Geoffrey & Moegan, Margery. 2015. ABC Asuhan Antenatal edisi 4. Jakarta:
EGC
Asrinah. 2016. Asuhan Kebidanan Masa Kehamilan. Yogyakarta: Graha Ilmu.

Anda mungkin juga menyukai