Anda di halaman 1dari 34

LATAR BELAKANG

1
BAB IV
GIZI SEIMBANG BAGI WANITA HAMIL

Gambar 1.1 Gizi Seimbang.

TUJUAN PEMBELAJARAN
Setelah mengikuti materi pembelajaran diharapkan peserta mampu
memahami pentingnya gizi seimbang bagi wanita hamil, sebagai berikut:
1. Memahami pentingnya kebutuhan gizi ibu hamil.
2. Memahami tentang status gizi ibu hamil.
3. Memahami tentang pengaruh status gizi ibu hamil yang kurang
terhadap pertumbuhan janin.
4. Memahami prinsip diet hiperemesis gravidarum.
5. Memahami prinsip diet pada pre-eklampsia dan eklampsia.
6. Memahami prinsip diet pada ibu hamil konstipasi.
7. Memahami prinsip diet pada ibu hamil dengan diabetus mellitus.
8. Memahami prinsip diet pada ibu hamil dengan anemia.
9. Memahami prinsip diet pada ibu hamil dengan obesitas.

2
GIZI SEIMBANG BAGI
WANITA HAMIL

Gambar 1.2 Makanan Sehat Untuk Ibu Hamil.

Ibu hamil membutuhkan zat gizi yang lebih banyak dibandingkan dengan
keadaan tidak hamil. Hal ini disebabkan karena selain untuk ibu zat gizi
dibutuhkan bagi janin. Janin tumbuh dengan mengambil zat-zat gizi dari makanan
yang dikonsumsi oleh ibu dan dari simpanan zat gizi yang berada di dalam tubuh
ibu. Selama hamil sesorang ibu harus menambah jumlah dan jenis makanan yang
dimakan untuk mencukupi kebutuhan pertumbuhan bayi dan kebutuhan ibu yang
sedang mengandung bayi serta untuk produksi ASI.
Oleh karena itu Gizi Seimbang untuk ibu hamil harus memenuhi kebutuhan
gizi untuk dirinya dan untuk pertumbuhan serta perkembangan janin. Prinsip
pertama gizi seimbang yaitu mengonsumsi aneka ragam pangan secara seimbang
jumlah dan proporsinya tetap diterapkan.
Bila makanan ibu sehari-hari tidak cukup mengandung zat gizi yang
dibutuhkan, seperti sel lemak ibu sebagai sumber kalori; zat besi dari simpanan di
dalam tubuh ibu sebagai sumber zat besi janin/bayi, maka janin atau bayi akan

3
mengambil persediaan yang ada didalam tubuh ibu. Demikian juga beberapa zat
gizi tertentu yang tidak disimpan di dalam tubuh seperti vitamin C dan vitamin B
yang banyak terdapat di dalam sayuran dan buah-buahan. Sebubungan hal
tersebut, ibu harus mempunyai status gizi yang baik sebelum hamil dan
mengonsumsi aneka ragam pangan, baik proporsi maupun jumlahnya.
Kenyataannya di Indonesia masih banyak Ibu yang saat hamil mempunyai
status gizi kurang, misalnya kurus dan menderita Anemia. Hal ini dapat
disebabkan karena asupan makanannnya selama kehamilan tidak mencukupi
untuk kebutuhan dirinya sendiri dan bayinya. Selai itu kondisi ini dapat
diperburuk oleh beban kerja ibu hamil yang biasanya sama atau lebih berat
dibandingkan dengan saat sebelum hamil. Akibatnya, bayi tidak mendapatkan zat
gizi yang dibutuhkan, sehingga menganggu pertumbuhan dan perkembangannya.
Untuk memperoleh anak yang sehat, ibu hamil perlu memperhatikan
makanan yang dikonsumsi selama kehamilannya. Makanan yang dikonsumsi
disesuaikan dengan kebutuhan tubuh dan janin yang dikandungnya. Kebutuhan
Gizi Ibu Hamil:
1. Gizi Ibu Hamil trimester 1
BEE= 655+ 9,6 (BB) + 1,8 (TB) – 4,7 (U)
TEE= BEE x Aktivitas
TEE keadaan hamil= TEE + 100
2. Gizi Ibu Hamil trimester 2 dan 3
BEE= 655 + 9,6 (BB) + 1,8 (TB) – 4,7 (U)
TEE= BEE x Aktivitas

A. KEBUTUHAN GIZI IBU


HAMIL

Kebutuhan gizi janin di dalam kandungan selama proses kehamilan sangat penting
untuk perkembangan janin maupun kesehatan ibu hamil sendiri, selain itu nutrisi
akan berpengaruh terhadap pertumbuhan otak janin.

4
ENERGI

Penambahan energi selama masa kehamilan sangatlah penting untuk memenuhi


kebutuhan metabolisme ibu hamil dan perkembangan janin. Pada kehamilan
tunggal metabolisme mengalami peningkatan sebesar 15% dan bervariasi
terutama pada trimester ketiga. Adanya peningkatan kebutuhan energi ini
disebabkan oleh beberapa hal yaitu :
1. Kebutuhan untuk cadangan energi untuk pembentukaan jaringan baru yaitu
janin, plasenta dan cairan ketuban.
2. Perkembangan jaringan kehamilan seperti payudara dan rahim.
3. Cadangan lemak dalam tubuh.
4. Peningkatan kebutuhan energi untuk sintesis jaringan.
5. Peningkatan konsumsi oksigen oleh organ kehamilan
6. Pertumbuhan fetus dan plasenta terutama di akhir masa kehamilan

PROTEIN

Protein berperan penting dalam pertumbuhan dan perkembangan sel atau jaringan,
termasuk sel otak janin. Selain itu, protein juga membantu pertumbuhan jaringan
payudara pada ibu hamil, serta meningkatkan suplai darah dalam tubuh. Adapun
sumber protein yang baik untuk ibu hamil meliputi daging sapi tanpa lemak, ikan,
daging ayam, daging domba, tahu, dan hati sapi.

Gambar 2.1 Sumber Makanan/Minuman dari Protein

5
KARBOHIDRAT

Karbohidrat merupakan sumber energi yang penting bagi ibu hamil. Konsumsi
bahan malanan yang mengandung serat dapat terhindar dari sembelit seperti sayur,
buah dan produk whole grain. Karbohidrat yang dipecah menjadi glukosa
merupakan sumber energi utama bagi pertumbuhan. Janin membutuhkan
persediaan glukosa dalam jumlah yang cukup untuk mendukung pertumbuhannya.
Konsumsi karbohidrat yang tidak adekuat pada ibu hamil beresiko terhadap
pertumbuhan janin. Pembatasan ringan karbohidrat dapat dianjurkan hanya pada
ibu hamil yang menderita diabetes. Contoh karbohidrat adalah nasi merah, roti
gandum, kacang-kacangan, serta sayuran dan buah, misalnya jagung dan durian.

Gambar 2.2 Sumber Makanan/Minuman dari Karbohidrat

LEMAK

Asam lemak esensial yaitu DHA dan AA atau lemak tak jenuh sangat
direkomendasikan untuk dikonsumsi saat masa kehamilan. DHA dan AA sangat
dibutuhkan untuk pembentukan otak dan sistem syaraf pada janin terutama di
akhir masa kehamilan. Selain itu, lemak juga membantu pertumbuhan plasenta
dan jaringan lainnya serta menurunkan risiko terjadinya kelahiran prematur dan
baby blues. Sumber DHA yang paling baik adalah berasal dari minyak ikan.

6
Terdapat penelitian tentang konsumsi DHA pada masa kehamilan dan mampu
memberikan manfaat dalam berat badan lahir bayi dan durasi kehamilan. Contoh
lemak baik atau tak jenuh seperti kacang-kacangan, buah alpukat, minyak zaitun
serta ikan salmon.

Gambar 2.3 Sumber Makanan/Minuman dari Lemak

VITAMIN DAN
MINERAL

 Vitamin A.
Vitamin A berfungsi untuk pertumbuhan dan perkembangan janin saat
kehamilan. Vitamin A juga berperan dalam diferensiasi sel, perkembangan
pengelihatan, fungsi imunitas dan perkembangan paru-paru. Sumber vitamin
A dapat diperoleh baik dari produk hewani maupun non hewani. Makanan
sumber vitamin A dapat diperoleh melalui susu, sayuran berdaun hijau, buah-
buahan berwarna orange dan kuning. Apabila konsumsi vitamin A mengalami
kekurangan maka dapat berhubungan dengan kejadian IUGR (Intra Uterine
Growth Restriction) dan peningkatan mortalitas ibu dan bayi.

7
Gambar 2.4 Sumber Makanan/Minuman dari Vitamin A
 Thiamin, Riboflavin, Asam Folat.
Thiamin atau Vitamin B1 dan Riboflavin atau vitamin B2 berfungsi
dalam metabolisme energi. Ibu hamil sangat direkomendasikan untuk
mengkonsumsi makanan yang mengandung riboflavin yang terdapat pada
susu dan produk susu, cereal dan produk cereal, daging dan produk daging,
dan sayuran hijau. Konsumsi suplementasi asam folat sebelum kehamilan
juga direkomendasikan untuk mencegah anemia megaloblastic. Makanan
sumber asam folat dapat diperoleh melalui konsumsi bahan makanan seperti
sayuran hijau, hati, cereal produk, kacang- kacangan dan jeruk.

Gambar 2.5 Sumber Makanan/Minuman dari Vitamin B1,


B2 dan Asam Folac
 Vitamin C.
Vitamin C memiliki fungsi untuk meningkatkan penyerapan zat besi
non heme. Karena itu direkomendasikan untuk ibu hamil mengkonsumsi
makanan atau minuman yang mengandung vitamin C diimbangi dengan
konsumsi makanan sumber zat besi untuk membantu penyerapannya. Sumber
vitamin C berada pada buah – buahan seperti jeruk, papaya, stoberi dan lain
sebagainya.
\\

8
Gambar 2.6 Sumber Makanan/Minuman dari Vitamin C
 Vitamin D.
Vitamin D berfungsi untuk pembentukan dan pertumbuhan tulang.
Vitamin D juga berfungsi untuk membantu penyerapan dan penggunaan
kalsium. Kebutuhan vitamin D pada masa kehamilan tidak mengalami
peningkatan. Beberapa sumber bahan makanan yang mengandung vitamin D
antara lain telur, ikan, minyak ikan, susu yang difortifikasi vitamin D dan
juga pajanan sinar matahari. Kekurangan vitamin D pada masa kehamilan
dapat menurunkan masa tulang pada anak dan juga mampu meningkatan
resiko osteoporosis pada masa yang akan datang. Kekurangan vitamin D juga
dapat menyebabkan penyakit riket dan resiko patah tulang.

Gamabr 2.7 Sumber Makanan/Minuman dari Vitamin D


 Kalsium.
Kalsium diperlukan untuk minetralisasi tulang dan gizi janin. Inadekuat
kalsium intake dapat beresiko terhadap IUGR dan preeklamsi. Kalsium juga
berperan dalam beberapa proses dalam tubuh seperti pembekuan darah,
proteolysis intraseluler, sintesis nitrit oksida dan regulasi kontraksi uterine.

9
Gambar 2.8 Sumber makanan/minuman dari Kalsium (Ca)

Pada masa kehamilan, metabolism kalsium mengalami perubahan.


Penyerapan kalsium menjadi meningkat sedangkan ekskresi kalsium pada
urin menurun. Peningkatan kebutuhan kalsium juga terjadi dengan
pengeluaran kalsium pada tulang. Peningkatan pengeluaran kalsium
pada tulang mampu tergantikan kembali setelah masa kehamilan apabila
ibu mengkonsumsi kalsium dan vitamin D dalam jumlah yang cukup.
Konsumsi kalsium dapat dipenuhi melalui konsumsi bahan makanan
sumber kalsium seperti produk susu, ikan dan jus yang sudah difortitikasi
kalsium, bayam, brokoli, sari kedelai, kacang-kacangan.
 Zat Besi.
Zat besi merupakan kelompok trace mineral yang berfungsi untuk
pertumbuhan dan perkembangan janin. Zat besi pada pertumbuhan dan
perkembangan janin memiliki peran dalam cofactor enzom yang terlibat
proses reaksi oksidasi dan reduksi, yang terjadi pada tingkat sel selama proses
metabolism. Zat besi juga merupakan komponen penting dari hemoglobin
yang membawa oksigen pada sel darah merah keseluruh tubuh.

Gambar 2.9 Sumber Makanan/Minuman dari Zat Besi

Kondisi kehamilan menyebabkan adanya peningkatan kebutuhan zat besi


pada tubuh. Hal ini disebabkan oleh adanya peningkatan volume darah
selama masa kehamilan. Sesuai AKG 2019 diketahui bahwa peningkatan

10
kebutuhan zat besi adalah sebesar 9 mg pada trimester kedua dan
trimester ketiga. Ibu hamil diharapkan untuk mengkonsumsi tablet tambah
darah, namun konsumsi tablet tambah darah memiliki beberapa efek
samping seperti konstipasi dan mual. Salah satu strategi dalam meredakan
efek samping akibat konsumsi tablet tambah darah adalah dengan
mengkonsumsinya sebelum tidur.
Sumber makanan yang mengandung zat besi antara lain daging
merah, telur, produk ikan, sereal yang di fortifikasi dan sayuran berwarna
hijau. Konsumsi vitamin C dibarengi dengan konsumsi sumber zat besi
yang berasal dari sayuran sangat direkomendasikan untuk meningkatkan
penyerapan zat besi. Berikut ini adalah kandungan zat besi bahan
makanan
Tabel. 2.1 Angka Kecukupan Energi, Protein, Lemak,
Karbohidrat, Serat dan Air yang Dianjurkan (Per Org
Per Hari)

*Dikutip dari PMK No.28 Tahun 2019 Tentang Angka Kecukupan


Gizi Yang Dianjurkan Untuk Masyarakay Indonesia. Hal: 7-8

Tabel. 2.2 Angka Kecukupan Vitamin yang Dianjurkan (Per Org Per
Hari)

11
*Dikutip dari PMK No.28 Tahun 2019 Tentang Angka Kecukupan Gizi
Yang Dianjurkan Untuk Masyarakay Indonesia. Hal: 10

Tabel. 2.3 Angka Kecukupan Mineral yang Dianjurkan (Per Org Per Hari)

*Dikutip dari PMK No.28 Tahun 2019 Tentang Angka Kecukupan Gizi
Yang Dianjurkan Untuk Masyarakay Indonesia. Hal: 12-13

B. STATUS GIZI IBU


HAMIL

Masa kehamilan adalah suatu masa yang berperan dalam menemukan kesehatan
bayi mulai dari janin sampai pada tingkat kehidupan berikutnya termasuk konsisi
kesehatan ibu hamil sendiri. Kekurangan gizi selama hamil dapat berakibat
terganggunya perkembangan otak bayi termasuk tingkat kecerdasannya,
kemungkinan bayi lahir dengan berat badan rendah dan bagi ibu kemungkinan
dapat mengalami kesulitan dalam melahirkan termasuk terjadinya komplikasi
(Arsinah Habibah Fitriah, 2018).
Status gizi seseorang tergantung dari asupan gizi dan kebutuhannya, jika
antara asupan gizi dengan kebutuhan tubuhnya seimbang, maka akan
menghasilkan status gizi baik. Kebutuhan asupan gizi setiap individu berbeda

12
antara individu, hal ini ntergantung pada usia, jenis kelamin, akktivitas, berat
badan dan tinggi badan (Titus, dkk. 2017).
Pada saat kehamilan sangat penting bagi ibu untuk mencapai dan menjaga
kondisi kesehatan yang optimal. Salah satu cara untuk memantau status kesehatan
ibu hamil melalui penilaian status gizi. Status gizi ibu hamil dapat dinilai dengan
menggunakan 3 parameter, yaitu: kenaikan berat badan, lingkar lengan atas dan
kadar hemoglobin (Hb) (Dr.Faridah, dkk. 2020)
A. Kenaikan Berat Badan Saat Kehamilan.
Pada saat kehamilan, secara fisiologis ibu akan mengalami peningkatan
nafsu makan dan produksi hormon progesteron sehingga meningkatkan
timbunan massa lemak dalam tubuh yang berdampak pada kenaikan massa
tubuh. Kenaikan berat badan selama kehamilan berlangsung secara gradual
dari trimester 1 sampai dengan trimester 3. Perlu diperhatikan bahwa
kenaikan berat badan setiap ibu hamil tidak sama tergantung pada nilai Indeks
Massa Tubuh (IMT) ibu saat sebelum kehamilan. IMT adalah salah satu
indeks antropometri untuk menilai status gizi. Nilai IMT didapatkan dari hasil
perhitungan perbandingan nilai berat badan dalam satuan Kg dibagi nilai
tinggi badan dalam satuan meter dikuadratkan. Berikut anjuran kenaikan
berat badan ibu hamil tiap trimester:
Tabel 3.1 Pertambahan Berat Badan Ibu Hamil berdasarkan Nilai IMT
Sebelum Kehamilan.
Nilai IMT Rata-rata Kenaikan BB
Trimester I, II dan III
(kg/minggu)
Berat Badan Kurang (<18.5 kg/m2) 0,51 (1-1,3)
Normal (18,5-24,9 kg/m2) 0,42 (0,35-0,5)
Berat Badan Berlebih (25-29,9 0,28 (0,23-0,33)
kg/m2)
Obesitas ≥30 kg/m2 0,22 (0,17-0,27)

13
*Dikutip dari Ningtyas., Dr.Faridah Wahyu, dkk. Gizi Dalam Daur Ulang
Kehidupan, UPT Percetakan & Penerbitan Universitas Jember, Hal: 22,
2020.
B. Panjang Lingkar Lengan Atas (LLA)
Panjang lingkar lengan atas merupakan salah satu parameter
antropometri yang digunakan untuk menentukan status gizi wanita usia
subur dan ibu hamil. Parameter ini digunakan untuk mengidentfikasi resiko
wanita usia subur dan ibu hamil Kekurangan Energi Kronis (KEK). Kondisi
KEK menggambarkan rendahnya cadangan energi pada jangka waktu yang
panjang. Ibu hamil yang menderita KEK berisiko untuk melahirkan bayi
dengan berat badan lahir rendah (BBLR). Panjang LLA diukur dengan
menggunakan pita LLA dan dinyatakan dalam satuan cm. Batasan LLA ibu
hamil dinyatakan tidak menderita KEK adalah > 23,5 cm (Dr.Faridah, dkk.
2020).

Gambar 3.1 Pita LLA dan Ibu hamil Saat Diukur Panjang LLA.
C. Kadar Hemoglobin (Hb).
Pemeriksaan kadar hemoglobin paa ibu hamil digunakan untuk
mengidentifikasi kejadian anemia. Kondisi anemia pada ibu hamil, dimana
tubuh kekurangan sel darah merah, akan dapat berpengaruh pada proses
transportasi oksigen ke organ tubuh dan janin serta berpengaruh pada
pembentukan plasenta. Dampak rendahnya Hb ibu hamil adalah bayi lahir
premtur, bayi dengan berat badan lahir rendah (BBLR) dan bayi mengalami
asfiksia. Bagi ibu hamil, kondisi anemia menyebabkan produktivitas dan
konsentrasi ibu hamil menurun serta resiko kekurangan darah saat terjadi

14
perdarahan pada persalinan yang dapat berujung pada kematian ibu jika
tidak cepat tertolong. Cara pengukuran kadar Hb dalam darah dapat
menggunakan 2 metode, yaitu: Sahli dan Cyanmethemoglobin. Sahli
adalah metode pemeriksaan anemia yang bersifat kualitatif dengan
membandingkan perubahan warna yang terjadi. Cyanmethemoglobin adalah
pemeriksaan kadar Hb kuantitatif sehingga dapat diketahui nilai atau kadar
Hb dalam tubuh. Menurut World Health Organization (WHO), Anemia pada
ibu hamil adalah kondisi ibu dengan kadar Hb dalam darahnya kurang dari
11,0 gr%. Anemia dalam kehamilan adalah kondisi ibu dengan kadar
hemoglobin dibawah 11 gr% pada trimester I dan III atau kadar hemoglobin
< 10,5 gr% pada trimester II (Depkes RI, 2009). Manuaba (1998)
membaginya menjadi beberapa tingkatan klinis anemia:
a. Hb ≥11,0 gr% disebut tidak anemia.
b. Hb 9,0 gr% – 10,9 gr% disebut anemia ringan
c. Hb 7,0 gr% – 8,9 gr% disebut anemia sedang.
d. Hb ≤ 7,0 gr% disebut anemia berat.
(Dr.Faridah, dkk. 2020).

C. PENGARUH STATUS GISI IBU


HAMIL YANG KURANG
TERHADAP PERTUMBUHAN
JANIN
Kekurangan gizi pada ibu hamil dapat mempengaruhi proses pertumbuhan janin
dan dapat menimbulkan keguguran, abortus, KJDR, kematian neonatal, cacat
bawaan, anemia pada bayi, lahir dengan berat badan lahir rendah (BBLR).
Kebutuhan gizi pada janin dipengaruhi oleh beberapa faktor dibawah ini yaitu:
1. Status kesehatan ibu.
Kondisi kesehatan ibu hamil yang tidak sehat akan mengurangi kemauan
untuk makan dan minum hal ini akan berakibat janin yang di dalam
kandungan mengalami penurunan mendapakan nutrisi dari ibu.
2. Nutrisi.

15
Nutrisi yang diperoleh dari ibu akan menjadikan janin dapat berkembang
dengan baik, jika terjadi kekurangan nutrisi makan perkembangan janin akan
terhambat.
3. Keturunan.
Kondisi ibu yang mempunyai struktur tebal lemak yang lebih besar maka
akan menurun kepada anaknya.
4. Lingkungan.
Kondisi lingkungan dengan bermacam-macam ketersediaan makanan yang
berbeda akan memengaruhi kebutuhan gizi pada janin
5. Gaya hidup.
Kebiasaan ibu yang sering makan karena merasa lapar akan meningkatkan
kalori di dalam tubuh, sehingga dalam kondisi hamil akan mengakibatkan ibu
lebih membutuhkan makan lebih dari sebelum hamil.
Gizi yang baik diperlukan oleh seorang ibu hamil agar pertumbuhan janin
tidak mengalami hambatan dan selanjutnya akan melahirkan bayi dengan berat
normal. Dengan kondisi kesehatan yang baik, sistem reproduksi yang normal,
tidak menderita sakit dan tidak ada gangguan gizi pada masa pra hamil maupun
saat hamil, ibu akan melahirkan bayi lebih besar dan lebih sehat dari pada ibu
dengan kondisi kehamilan yang sebaliknya. Ibu dengan kondisi kurang energi
kronis (KEK) pada masa kehamilan sering mlahirkan bayi BBLR, vitalistas yang
rendah dan kematian yang tinggi, terlebih lagi bila ibu menderita anemia.

D. PRINSIP DIET IBU HAMIL DENGAN


HIPEREMESIS GRAVIDARUM

1. Gambaran Umum.
Hiperemesis Gravidarum adalah mual muntah berlebihan selama masa
hamil. Muntah yang membahayakan ini dibedakan dari morning sikness
normal yang umum dialami wanita hamil karena intensitasnya melebihi

16
muntah normal dan berlangsung selama trimester pertama kehamilan
(Varney, 2007).
Hiperemesis Gravidarumadalah keluhan mual dan muntah hebat lebih
dari 10 kali sehari dalam masa kehamilan yang dapat menyebabkan
kekurangan cairan, penurunan berat badan, atau gangguan elektrolit, sehingga
menganggu aktivitas sehari-hari dan membahayakan janin dalam kandungan.
Mual dan muntah berlebihan yang terjadi pada wankita hamil dapat
menyebabkan terjadinya keseimbangan kadar elektrolit, penurunan berat
badan (lebih dari 5% berat badan awal), dehidrasi, ketosis, dan kekurangan
nutrisi. Hal tersebut mulai terjadi pada minggu keempat sampai kesepuluh
kehamilan dan selanjutnya akan membaik pada usia kehamilan 20
minggu.Namun, ada beberapa kasus dapat terus berlanjut sampai tahap
kehamilan berikutnya (Rasidah, 2020)
2. Tujuan Diet Ibu Hamil Dengan Hiperemesis Gravidarum.
a. Mengganti persediaan glikogen tubuh dan mengontrol asidosi.
b. Secara berangsur memberikan makanan dan zat gizi yang cukup.
3. Syarat Diet Ibu Hamil Dengan Hiperemesis Gravidarum
a. Karbohidrat ringgi, yaitu: 75-80% dari kebutuhan energi total.
b. Lemak rendah, yaitu: lebih dari 10 % dari kebutuhan energi total
c. Protein sedang, yaitu: 10-15% dari kebutuhan energi total
d. Makanan diberikan dalam bentuk kering, pemberian cairan dan
disesuaikan dengankeadaan pasien, yaitu: 7-10 gelas/hari.
e. Makanan mudah cerna, tidak merangsangsaluran cerna dan diberikan
sering dalam porsi kecil.
f. Bila makan pagi dan siang sulit diterima, dioptimalkan makan malam dan
selingan malam.
g. Makanan secara berangsur ditingkatkan dalam porsi dan nilai gizi, sesuai
dengan keadaan dan kebutuhan gizi pasien.
4. Macam-Macam Diet Dan Indikasi Pemberian
a. Diet Hiperemesis I.

17
Diet Hiperemesis I diberikan pada pasien dengan hiperemesis
gravudarum berat. Makanan yang terdiri dari roti kering, singlong bakar,
rebus, ubi bakar atau rebus dan buah-buahan. Cairan tidak diberikan
bersama makanan, tetapi 1-2 jam sesudahnya. Semua zat gizi pada
makanan ini kurang kecuali vitamin C, sehingga hanya diberikan selama
beberapa hari.
b. Diet Hiperemesis II.
Diet ini diberikan bila rasa mual dan muntah sudah berkurang. Diet
ini diberikan secara berangsur dan dimulai dengan memberikan bahan
makanan yang bernilai gizi tinggi. Minuman tidak diberikan bersama
makanan. Pemilihan bahan makanan yang tepat pada tahap ini dapat
memenuhi kebutuhan gizi, kecuali kebetuhan energi.
c. Diet Hiperemesis III.
Diet Hiperemesis III diberikan kepada pasien dengan hiperemesis
gravidarum ringan. Diet ini diberikan sesuai dengan kesanggupan pasien
dan minuman boleh diberikan bersamaa makanan. Makanan pada diet ini
mencukupi kebutuhan energi dan semua zat gizi.
Makanan yang dianjurkan:
Makanan yang dianjurkan untuk Diet Hiperemesis Gravidarum I, II dan III
sebagai berikut:
1) Roti panggang, biskuit, krekes.
2) Buah segar, sari buah.
3) Minuman botol ringan (coca-cola, fabta, sprite), sirup, kaldu tak
berlemak, teh dan kopi encer.
Makanan yang tidak dianjurkan:
Makanan yang tidak dianjurkan untuk Diet Hiperemesis Gravidarum I, II dan
III adlah makanan yang merangsang saluran cerna dan berbumbu tajam,
bahan makanan yang mengandung alkohol, kopi, dan yang mengandung zat
tambahan (pengawet, pewarna dan bahan penyedap)

18
E. PRINSIP DIET IBU HAMIL DENGAN
PRE-EKLAMPSIA DAN EKLAMPSIA

1. Gambarab Umum
Preeklampsia adalah kelainan multi sistemik yang terjadi pada
kehamilan yang ditandai dengan adanya hipertensi dan edema, serta dapat
disertai proteinuria, biasanya terjadi pada usia kehamilan 20 minggu dengan
yanda dan gejala hipertensi (tekanan darah sistolik ≥140 mmHg, diastolik ≥90
mmHg) atau pada trimester ketiga dari kehamilan, sering pada kehamilan 37
minggu, ataupun dapat terjadi pada segera sesudah persalinan atau hasil
pemeriksaan biokimia terdapat proteinuria (dipstick 2+, atau >300 mg/24
jam), gangguan keseimbangan cairan ditandai oleh kenaikan berat badan yang
cepat (karena edema), mudah timbul kemerah-merahan, mual, muntah,
pusing, nyeri ulu hati, oliguria, gelisah dan kesadaran menurun (Suharyati,
dkk,. 2020). Pre-eklampsia dapat berkembang dari ringan, sedang, sampai
dengan berat yang dapat berlanjut menjadi eklampsia (Diana, 2018).
Eklampsia adalah kondisi dimana pasien memenuhi kriteria
preeklampsia, dengan disertai kejang atau kejang yang tidak diketahui
penyebabnya, yang bukan merupakan kelainan neurologis misalnya epilepsy,
yang bisa disertai penurunan keasadaran pada wanita dengan pre-eklampsia.
Eklampsia didefinisikan sebagai kondisi kejang yang berhubungan dengan
pre-eklampsia. Pre-eklampsia berat didefinisikan sebagai pre-eklampsia
dengan hipertensi berat dengan tekanan darah diastolik ≥ 110 mmHg, tekanan
darah sistolik ≥ 160 mmHg dan atau dengan gejala dan atau kerusakan
biokimia dan atau hematologis (Diana, 2018).
2. Tujuan Diet Ibu Hamil Dengan Pre Eklamsia Dan Eklamsia
a. Mencapai dan mempertahankan suati gizi normal.

19
b. Mencapai dan mempertahankan tekanan darah normal.
c. Mencegah dan mengurangi retensi garam/air.
d. Mencapai keseimbangan nitrogen.
e. Menjaga agar penambahan berat badan tidak melebihi normal.
f. Mengurangi dan mencegah timbulnya faktor resiko lain pada saat
hamil/setelah melahirkan.
3. Syarat Diet
a. Energi dan semua zat gizi cukup. Dalam keadaan berat, makanan
diberikan secara berangsur, sesuai dengan kemampuan pasien menerima
makanan atau diet sebelum hamil.
b. Garam diberikan rendah sesuai dengan berat sampai ringannya retensi
garam atau air. Penambahan berat badan diusahakan < 3 kg/bulan atau <
kg/minggu.
c. Protein tinggi 1 ½ - 2 g/kg BB.
d. Lemak sedang, sebagian lemak berupa lemak tidak jenuh tunggal dan
lemak tidak jenuh ganda.
e. Vitamin cukup, Vitamin C dan B sedikit lebih tinggi.
f. Mineral cukup terutama kalsium dan kalium.
g. Bentuk makanan disesuikan dengan kemampuan makan pasien.
h. Cairan diberikan 2500 ml sehari. Pada keadaan oliguria, cairan dibatasi
dan disesuikan dengan cairan yang keluar melalui urin, muntah, keringat
dan pernafasan.
4. Macam-Macam Diet Dan Indikasi Pemberian
a. Diet Preeklampsia 1.
Diberikan pada pasien dengan preeklamsia berat. Makanan
diberikan dalam bentuk cair, yang terdiri dari susu dan sari buah. Jumlah
cairan diberikan paling sedikit 1.500 ml sehari/oral, dan kekurangannya
diberikan secara parental. Makanan ini kurang energi dan zat gizi, karena
itu hanya diberikan selama 1-2 hari.
b. Diet Preeklampsia 1I.

20
Diberikan sebagai makanan perpindahan dari diet preeklamsia I
atau kepada pasien preeklampsia yang penyakitnya tidak begitu berat.
Makanan berbentuk saring atau lunak diberikan sebagai diet rendah
Garam 1. Makanan ini cukup energi dan zat gizi lainnya.

c. Diet Preeklampsia II1.


Diberikan sebagai makanan perpindahan dari diet preeklampsia II
atau kepada pasien dengan preeklampsia ringan. Makanan
inimengandung protein tinggi dan garam rendah, diberikan dalam bentuk
lunak atau biasa. Makanan ini cukup semua zat gizi. Jumlah energi harus
disesuikan dengan kenaikan berat badan yang boleh lebih dari 1 kg tiap
bulan.

F. PRINSIP DIET IBU HAMIL DENGAN


KONSTIPASI

1. Gambaran Umum.
Konstipasi atau sering disebut sembelit adalah merupakan kelambatan
perlintasan sisa makan karena penumpukan feses yang keras dan kering
disertai infeksi yang nyeri, distensi andomen serta massa yang bisa diraba.
Adanya peningkatan hormon progesterone pada wanita hamil yang
menyebabkan relaksasi pada otot polos dalam usus sehungga memperlambat
peristatltic usus. Tetapi, pada wanita yang tidak hamil juga dapat mengalami
konstipasi seperti saat kekurangan serat pada zat makanan yang dikonsumsi
atau saat mengalami stress (Bayu, 2021).
Konstipasi adalah kondisi dimana feses sulit keluar atau jarang,
jugaterkait dengan mengejan atau perasaan buang air besar yang tidak tuntas.
Konstipasi primer (terjadi tanpa sebab yang dapat diidentifikasi yang
mendasarinya) atau sekunder (akibat obat sembelit, faktor gaya hidup atau
gangguan medis). Sembelit umumnya akibat diet rendah serat, asupan cairan

21
yang tidak cukup, penurunan aktivitas fisik, atau karena pengunaan obat
sembelit seperti golongan opiate (Era, dkk,. 2021)
2. Tujuan Diet Ibu Hamil Dengan Konstipasi.
Mencapai dan mempertahankan status gizi yang normal sehingga
diharapkan pembuangan feses khususnya pada ibu hamil dengan dapat
berjalan dengan lancar dan tidak mempengaruhi kesehatan baik ibu maupun
janin yang dikandungnya.
3. Syarat Diet Ibu Hamil Dengan Konstipasi
a. Minum air yang cukup. Air putih sebanyak 8 gelas/hari, karena anda
membutuhkan cairan yang cukup bagi anda dan juga bayi. Cairan
dibutuhkan untuk membangun sel darah merah dan sirkulasi, mengatur
suhu tubuh, serta diperlukan tubuh untuk mengatasi konstipasi
b. Makan makanan berserat (buah-buahan dan sayuran). Perbanyak makan
makanan yang beserat tinggi, buah dan sayur dapat membantu mengatasi
konstipasi selama kehamilan.
c. Kebutuhan energi dan protein. Selama kehamilan kebutuhan energi dan
protein akan bertambah, namun hal tersebut bukan berarti mentolerir
seorang bumil dapat makan sebanyak-banyaknya dengan alasan “makan
untuk dua orang”. Meningkatkan konsumsi sumber protein sebanyak
mungkin dengan alasan “hamil” juga sebenarnya bukan merupakan
tindakan bijaksana. Jumlah protein yang ditambah sendiri biasanya hanya
dianjurkan bila asupan energi juga cukup. Bila kondisi tersebut tidak
dipenuhi, asam amino akan digunakan terlebih dahuku untuk produksi
energi.
d. Kebutuhan mikronutrisi asam folat dan vitamin A. Asam folat amat
dibutuhkan saat terjadinya penambahan jumlah sel di masa awal
kehamilan. Kekurangan asam folat biasanya akan dikaitkan dengan
tingginya risiko si bayi mengalami “neural tube defect”, berarti berat
bayi lahir rendah dan lahir prematur. Vitamin A dalam bentuk retinol
berkontribusi terhadap kualitas penglihatan si kecil. Kebutuhan Sodium,
Kalsium, Magnesium. Pengkonsumsian sodium dan kalsium dengan

22
jumlah sedang juga diperlukan. Kalsium berperang penting dalam
mekanisme pengaturan selama masa kehamilan dan menyusui. Seorang
ibu hamil yang mengkonsumsi kalsium minimal 1000 mg/hari akan kecil
memiliki resiko terkena PIH (Pregnancy Induced Hypertension).
Kekurangan magnesiaum biasanya dialami oleh 5-30% ibu hamil dengan
ditandai adanya keluhan kram (Nocturnal Systremma).
e. Kebutuhan besi dan iodium. Kekurangan iodium saat masa kehamilan
sedapat mungkin harus dihindari. Ibu hamil idealnya harus memiliki
persediaan iodium yang mencukupi agar transfer iodium ke fetus yang
dikandungnya dapat mencukupi. Asupan iodium yang kurang dalam
kehamilan dapat menyebabkan terjadinya gangguan pertumbuhan otak
fetus, BBLR, kretin dan kongenital yang abnormal. Mengingat
pentingnya fungsi iodium dalam masa ini, bumil dianjurkan untuk
mengkonsumsi produk-produk fortifikasi iodium seperti garam ber-
iodium dan minyak ber-iodium.

G. PRINSIP DIET IBU HAMIL DENGAN


DIABETES MELLITUS

1. Gambaran Umum.
Diabetes Mellitus (DM) merupakan kelainan kronis difisiensi atau
resistensi insulin yang absolut atay relatif. DM merupakan penyakit
metabolik yang terjadi karena adanya interaksi berbagai faktor: genetik,
imunologik, lingkungan dan gaya hidup.
Diabetes mellitus adalah suatu kumpulan gejala yang timbul pada
seseorang disebabkan okeh adanya peningkatan kadar glukosa daeah akibat
penurunan sekresi insulin. IDF (2017) menyatakan bahwa diabetes mellitus
merupakan kondisi kronis yang terjadi saat meningkatnya kadar glukosa
dalam darah karena tubuh tidak mampu memproduksi banyak hormon insulin
atau kurangnya efektivitas fungsi insulin.

23
American Diabetes Association (ADA) menyatakan bahwa diabetes
sangatlah kompleks dan penyakit kronik yang perlu perawatan medis secara
berlanjut dengan strategi pengontrolan indeks glikemik berdasarkan
multifaktor resiko.
2. Klasifikasi Diabetes Mellitus.
Menurut ADA tahun 2014 diabetes mellitus diklasifikasikan menjadi 4
tipe (American Diabetes Associationm, 2014) sebagai berikut:
a. Diabetes mellitus tipe 1.
Adanya kerusakan pada sel beta pankreas ditandai kadar gula
dalam darah meningkat yang diakibatkan oleh keridakmampuan pankreas
untuk menghasilkan insulin. DM ini dapat ditemui sebelum usia 25-30
tahun tetapi tidak menutup kemungkinan orang dewasa dan lansia dapat
mengalaminya.
b. Diabetes mellitus tipe 2.
Terjadi pada usia lebih dari 40 tahun. Pada DM tipe ini pankreas
mampu menghasilkan insulin tetapi glukosa sulit masuk ke dalam sel.
Terjadi juga hiperinsulinemia tetapi insulin tidak bisa membawa glukosa
masuk ke dalam jaringan karena terjadi resistensi insulin yang
merupakan turunnya kemampuan insulin untuk merangsang pengambilan
glukosa oleh jaringan perifer dan untuk menghambat produksi glukosa
oleh hati.
c. Diabetes mellitus tipe lain.
Terjadi akibat penyakit pankreas dan sindrom hormonal yang dapat
mengganggu kinerja insulin, mengkonsumsi obat-obatan yang
menganggu penghasil insulin, dan faktor genitik DM ini terjadi akibat
penyakit gangguan metabolik yang ditandai dengan kenaikan kadar
glukosa dalam darah akibat faktor genetik fungsi sel beta, defek genetika
kerja insulin, oenyakit eksokrin pankreas, penyakit metabolik endokrin
lain, iatrogenik, infeksi virus, penyakit autoimun dan sindrom genetik
lain yang berkaitan dengan penyakit DM. Diabetes tipe ini dapat dipicu

24
oleh obat atau bahan kimia (seperti dalam pengobatan HIV/AIDS atau
setelah transplantasi organ).

d. Diabetes kehamilan atau diabetes mellitus gestasional.


Kejadian diabetes ini sering muncul pada kehamilan trimester
kedua dan ketiga (minggu ke-24). Apabila penanganannya kurang baik
berakibat pada bayi dengan berat badan lahir mencapai ≥ 4 kg.
3. Tujuan Diet Ibu Hamil Dengan Diabetus Mellitus.
a. Mempertahankan kadar glukosa darah puasa < 105 mg/dl.
b. Mempertahankan kadar glukosa darah 2 jam PP < 120 mg/dl.
c. Mempertahankan kadar Hb glikosilat (Hb Alc) < 6%.
d. Menghindari atau menangani komplikasi akut pasien yang menggunakan
insulin, seperti hipoglikemia serta komplikasi jangka pendek dan jangka
lama.
e. Mencegah ketonuria/ketoasidosis diabetik.
f. Mencapai dan mempertahankan kadar lipid serum normal.
g. Memberi kecukupan energi untuk mempertahankan atau mencapai BB
normal.
h. Meningkatkan derajat kesehatan secara keseluruhan melalui gizi yang
optimal.
i. Mengusahakan tumbuh kembang janin yang optimal dan normal.
4. Syarat Diet Ibu Hamil Dengan Diabetus Mellitus.
a. Energi cukup untuk mencapai dan mempertahankan berat badan normal.
Makanan dibagi dalam tiga porsi besar, yaitu makan pagi (20%), siang
(30%), dan sore (25%), serta 2-3 porsi kecil untuk makanan selingan
masing-masing 10-15%.
b. Kebutuhan protein normal, yaitu 10-15% dari kebutuhan energi total.
c. Kebutuhan lemak sedang, yaitu 20-25% dari kebutuhan energi total.
Lemak terdiri atas < 10% dari lemak jenuh, 10% lemak tidak jenuh

25
ganda, dan sisanya dari lemak tidak jenuh tunggal. Asupan kolesterol
<300 mg/hari.
d. Kebutuhan karbohidrat 60-70% energi total.
e. Penggunaan gula murni dalam makanan dan minuman tidak
diperbolehkan, kecuali jumlahnya sedikit sebagai bumbu. Jika kadar gula
darah sudah terkendali, diperbolehkan mengkonsumsi gula murni sampai
5% dari kebutuhan energi total.
f. Penggunaan gula alternatif (bahan pemanis selain sukrosa) dalam jumlah
terbatas. Ada dua jenis gula alternatif, yaitu yang bergizi (fruktosa, gula
alkohol berupa sorbitol, manitol dan silitol) serta gula tidak bergizi
(aspartam dan sakarin).
g. Asupa serat yang dianjurkan 25 mg/hari dengan mengutamakan serat
larut air yang terdaoat di dalam sayur dan buah.
h. Penderita DM dengan tekanan darah normal diperbolehkan
mengkonsumsi garam dapur sebanyaj 3.000 mg/hari.
i. Cukup vitamin dan mineral.

H. PRINSIP DIET IBU HAMIL DENGAN


ANEMIA

1. Gambaran Umum.
Anemia pada kehamilan meruupakan salah satu masalah nasional
karena mencerminkan nilai kesejahteraan sosial ekonomi masyarakat dan
pengaruhnya sangat besar terhadap kualitas sumber daya manusia. Anemia
pada ibu hamil disebut “potensial danger to mother andchild” (potensial
membahayakan ibu dan anak). Oleh karena itu anemia memerlukan perhatian
serius dari semua pihak yang terkait dalam pelayanan kesehatan.penyebab
anemia pada ibu hamil adalah kekurangan zat besi dalam tubuh. Anemia
defisiensi zat besi merupakan anemia yang disebabkan oleh kurangnya zat
besi, asam folat dan vitamin B12 dikarenakan asupan yang tidak adekuat atau
ketersediaan zat besi yang rendah (Handayani, 2017).

26
Anemia adalah kondisi dimana sel darah merah menurun atau
menurunnya hemoglobin, sehingga kapasitas daya angkut oksigen untuk
kebutuhan organ-organ vital pada ibu hamil dan janin menjadi berkurang.
Rendahnya kapasitas darah untuk membawa oksigen memacu jantung
meningkatkan curah jantung. Jantung yang terus menerus dipacu bekerja
keras dapat mengakibatkan gagal jantung dan komplikasi lain seperti
preeklampsia. Menurut definisi WHO, anemia pada kehamilan adalah bila
kadar hemoglobin (Hb) <11 g/dl pada trimester 1 dan 3 atau kadar <10,5 g/dl
pada trimester II. Ibu hamil yang menderita anemia mempunyai peluang
mengalami perdarahan pada saat melahirkan yang dapat berakibat pada
kematian (Tanzihal, dkk., 2020). Beberapa gejalanya adalah lesu, lemah,
pusing, mata berkunang-kunang, wajah dan konjungtiva tampak pucat (Evita,
dkk,. 2021)
2. Tujuan Diet Ibu Hamil Dengan Anemia.
Tujuan diet anemia adalah untuk membantu ibu hamil memperbaiki
kebiasaan untuk mendapatkan kontrol metabolik yang lebih baik, dengan
cara:
a. Meningkatkan asupan makanan sumbner Fe sehingga tidak terjadi
anemia.
b. Mencapai dan mempertahankan tekanan darah normal.
c. Mencapau dan mepertahankan tekanan BB dan status gizi yang optimal
sehingga tidak terjadi malnutrisi.
d. Memperbaiki pola makan yang salah.
e. Mengurangi/mencegah timbulnya faktor resoko lain seperti penyakit baru
pada saat kehamilan/setelah melahirkan.
f. Memenuhi kebutuhan energi dan protein yang meningkat untuk
mencegah dan mengurangi kerusakan jaringan tubuh.
3. Macam-macam Anemia Pada Ibu Hamil
a. Anemia Defisinesi Zat Besi.
Anemia yang disebabkan kekurangan zat besi sehingga terjadi
penurunan jumlah sel darah merah. Zat besi diperlukan oleh tubuh untuk

27
menghasilkan komponen sel darah merah yang dikenal sebagai
hemoglobin. Untuk ibu hamil pencegahan dilakukan dengan menghindari
minum susu segar sapi yang berlebihan, pemberian suplemen zat besi
untuk ibu hamil memberikan makanan yang mudah absobsi besinya
seperti daging, ikan, ayam, hati, sayuran hijau dan asam askorbat.
b. Anemia Defisinesi Asam Folat.
Pada dasarnya asam folat memang sangat diperlukan oleh ibu
hamil. Terutama untuk menjaga kesehatan tubuh dan mengoptimalkan
perkembangan janin di dalam kandungan. Flat adalah kelompok vitamin
B yang fungsinya untuk membentuk sel darah merah yang sehat. Sebagai
besar kasus penyakit ini dapat ditangani melalui konsumsi suplemen dan
banyak mengkomsumsi makanan yang kaya akan asam folat.
c. Defisinesi Vitamin B12.
Kurangnya asupan vitamin B12 dalam tubuh dapat menyebablan
menurunnya sel darah merah. Hal itulah yang menyebabkan tubuh terasa
mudah lelah dan lesu, karena sel darah merah bertugas membawa
oksigen ke seluruh tubuh. Oleh sebab itu ibu hamil perlu memenuhi
asupan vitamin B12 dari berbagai sumber makanan. Dimana vitamin B12
dapat diperoleh dari daging merah, sayuran hijau, buah-buahan, kacang-
kacangan dan telur.
4. Syarat Diet Ibu Hamil Dengan Anemia
a. Mengkomsumsi makanan yang kaya akan zat besi seperti daging merah,
hati sapi, hati ayam, bayam, brokoli, kacang-kacangan, kerang, ikan
sarden, rumput laut, tahu, tempe. Kebutuhan zat besi saat hamil adalah
30-60 mg/hr. Zat besi dari makanan hewani lebih mudah diserap tubuh
daripada makanan nabati,
b. Mengkomsumsi vitamin C karena dapat membantu penyerapan zat besi
di usus. Makanan yang daot membantu penyerapan zat besi yaitu daung
singkong, daun katuk, bayam, jeruk, jambu, tomat.
c. Hindari mengkomsumsi makanan yang dapat menganggu penyerapan zat
besi seperti teh, kopi, susu, obat-obatan. Sebaiknya beri jarak waktu

28
mengkomsumsinya sekitar 2-4 jam. Atau sesudah makan dengan cukup
cairan atau jus jeruk.
d. Minum suplemen penambah zat besi dengan resep dokter.
e. Ibu mempunyai cadangan Fe tidak mencukupi untuk masa hamil karena
bertambahnya volume darah dan adanya kebutuhan janin.
f. Ibu juga bisa mendapatkan dari buah0buahan, karena buah-buahan kaya
akan, mineral dan dapat membantu pembentukan sel darah merah.
g. Memenuhi kebutuhan asam folat selama masa kehamilan, karena asam
folat juga memiliki peranan penting dalam pembentukan hemoglobin
yang akan menghindarkan ibu dari anemia.

I. PRINSIP DIET IBU HAMIL DENGAN


OBESITAS

1. Gambaran Umum.
Kelebihan berat badan adalah suatu kondisi dimana perbandingan berat
badan dan tinggi badan melebihi standar yang ditentukan. Sedangkan obesitas
adalah kondisi kelebihan lemak, baik di seluruh tubuh atau terokalisasi pada
bagian-bagian tertentu. Obesitas merupakan peningkatan total lemak, yaitu
apabila ditemukan kelebihan berat badan >20% pada pria dan >25% pada
wanita karena lemak (Ganong W.F, 2003).
Obesitas adalah keadaan seorang memiliki berat badan yang lebih
dibandingkan berat badan idealnya yang disebabkan terjadinya penumpukan
lemak ditubuh. Sedangkan berat badan lebih (overwight) adalah kelebihan
berat badan termasuk di dalamnya otot, tulang, lemak dan air (Atikah
Proverawati, 2010).
Obesitas (kegemukan) pada ibu hamil adalah suatu kondisi dimana
terjadinya penumpukan lemak tubuh yang lebih pada ibu hamil, sehingga
berat badan pada ibu hamil jauh diatas normal dan dapat membahayakan
kesehatan. Ibu hamil yang mengalami obesitas akan mudah terkena

29
komplikasi termasuk diabetes selama kehamilan, dan pre eklampsia atau
toxemia (gangguan yang muncul saat kehamilan, dan biasanya saat usia
kehamilan mencapai 20 minggu). Kelebihan berat badan pada ibu hamil akan
mengkibatkan bayi lahir prematur, sulitnya proses melahirkan karena
pertumbuhan atau berat badan baayi lebih besar daripada seharusnya,
kesulitan bernasfas dan kerusakan pada otak,
2. Tujuan Diet Ibu Hamil Dengan Obesitas.
a. Memberikan makan rendah kalori guna mencapai berat badan normal
b. Mempertahankan tumbuh kembang bayi yang normal
c. Mempertahankan kesehatan ibu hamil
3. Prinsip Diet Ibu Hamil Dengan Obesitas.
Prinsip utama diet ibu hamil (bumil) sebenarnya bukan sekedar
menurunkan berat badan ataumembatasi kalori saja, melainkan mengacu pada
perbaikan pola makan untuk memenuhi nutrisi yang dibutuhkan. Oleh karena
itu, mari kenali diet ibu hamil seperti apa yang sebaiknya bumil lakukan.
Setiap ibu hamil memeliki berat badan yang berbeda-beda, tergantung pada
kondisi berat badan sebelum kehamilan. Hal ini kemudian akan menemukan
target pertambahan berat badan dan pola makan yang dianjurkan selama
hamil.
Selama ibu hamil mengonsumsi makanan dan minuman yang sehat,
maka kenaikan berat badan tidak perlu dikhawatirkan. Bahkan, ibu hamil
dianjurkan makan 3 kali sehari dengan konsumsi camilan sehat secara teratur,
sekalipun tidak mersa lapar. Hal itu karena ketika bumil tidak lapar, belum
tentu janin dalam kandungan merasakan hal yang sama. Hanya saja, bumil
tidak boleh asal makan, ketahuilah asupan nutrisi seperti apa yang harus
dipenuhi. Bila perlu, hitunglah kebutuhan kalori harian bumil bersama dokter
kandungan, kemudian sesuaikan dengan menu makanan bumil sehari-hari.
Pastikan diet atau pola makan yang bumil jalani mengandung nutrisi yang
dibutuhkan.
Berikut adalah asupan nutrisi yang perlu diperhatikan dalam diet ibu
hamil:

30
a. Asm Folat.
Asupan asam folat yang cukup sangat penting untuk pertumbuhan
sel plasenta dan buah hati. Alasannya, asam folat diduga bisa
menurunkan risiko gangguan jantung, preeklampsia dan cacat tabung
saraf. Sajian yang kaya asam folat antara lain hati sapi, bayam, brokoli,
pisang dan sereal.
b. Zat Besi.
Tidak hanya asam folat, makan yang mengandung zat besi juga
penting bagi ibu hamil. Hal ini karena kebutuhan zat besi selama
kehamilan akan meningkat, sering dengan pertambahan volume darah
untuk menyalurkan nutrisi dan oksigen ke janin. Bumil bisa
mengonsumsi roti, produk olahan gandum, kacang-kacangan, serta
daging merah untuk mendapatkan asupan zat besi
c. Yodium.
Yodium merupakan mineral yang berperang penting dalam
mendukung pertumbuhan dan perkembangam janin. Kurangnya asupan
yodium dapat meningkatkan risiko gangguan mental dan kretinisme pada
bayi yang baru lahir. Contoh makanan yang kaya akan yodium adalah
daging, telur, susu dan garam.
Selain tiga nutrisi penting di atas, bumil juga perlu mengonsumsi
makanan yang lain yang kaya akan protein, vitamin, dan mineral serta
suplemen yang direkomendasikan oleh dokter untuk mendukung
kesehatan Bumil dan Si kecil dalam kandungan. Diet ibu hamil bukan
berarti menurunkan berat badan, namun memperbaiki asupan nutrisi
demi mencapai kehamilan yang sehat. Ukurlah berat badan IMT sebelum
hamil, agar bumil dapat mengetahui berapa oertambahan berat badan
yang disarankan selama kehamilan.
4. Pola Makan Ibu Hamil Dengan Obesitas.
Sering kali para ahli menyarankan diet glycemic load rendah dan diet
mediterania. Namun, perlu diperhatikan bahwa tidak ada diet yang dianggap
superior bagi wanita hamil dengan obesitas. Untuk pola makan sehat, setiap

31
harinya ibu hamil dapat mengonsumsi makanan bergizi dari lima kelompok
makanan berikut:
a. Sayur dengan berbagai warna, disarankan 5 porsi (masing-masing ± 75
g/hari). Misalnya: wortel, bayam, labu, tomat, paprika, ubi dan
sebagainya.
b. Buah-buahan, disarankan 2 porsi (masinhg-masing ± 150 g/hari).
Misalnya: Pisang, mangga, jeruk, melon dan sebagainya.
c. Biji-bijian, disarankan 8 ½ porsi perhari dimana 1 porsi kurang lebih
sama dengan 1 lapis roti, ½ cup nasi/pasta/quinoa/mie/bubur, 2/3 cup
serealia gandum, ¼ cup muesli dan sebagainya.
d. Protein seperti daging tanpa lemak, unggas, ikan, tahu, kacang-kacangan.
Disarankan mengonsumsi 3 ½ porsi per hari di mana 1 porsi kurang lebih
sama dengan 65 g daging tanpa lemak, 80 g unggas, 100 g ikan, 2 buah
telur, 1 cup kacang-kacangan, 170 g tahu dan sebagainya.
e. Produk susu, disarankan 2 ½ porsi per hari di mana 1 porsi kurang lebih
sama dengan 1 cup susu, 2 lapis keju, ¾ cup yoghurt dan sebagainya.

Selain itu, sebaiknya mengurangi konsumsi makanan-makanan berikut:


a. Makanan mengandung lemak jenuh, seperti biasa ditemukan pada kue,
biskuit, pastry, pie, daging olahan, pizzam humburger, gorengan dan
sebagainya.
b. Makanan dan minuman dengan banyak tambahan garam. Batasi
penggunaan garam saat masak dan oilih makanan dengan sodium rendah.
c. Makanan dan minuman dengan tambahan gula. Waspadai soft drink, jus
dan minuman buah, serta minum energi.
d. Alkohol dan makan mentah atau setengah matang.
Walaupun mengalami obesitas, anda dapat tetap menjalani kehamilan yang
sehat. Jagalah kenaukan berat badan ibu selama hamil dengan diet. Selain itu,
jangan lupa untuk rtin memeriksakan kehamilan.
5. Empat Langkah Utama Diet Pada Ibu Hamil Dengan Obesitas.
a. Memotong asupan kalori dan meningkatkan aktifitas fisik.

32
b. Memperbanyak makan makanan nabati, yaitu sayuran, buah-buahan, biji-
bijian serta kacang-kacangan. Meningkatkan konsumsi makanan laut
yang bebas lemak dan susu rendah lemak, serta makan secukupnya
daging unggas dan telur.
c. Secara signifikan mengurangi asupan makanan yang mengandung gua
dan lemak padat, yang memberuikan konstribusi sekitar 35% kalori.
Mengurangi asupan natrium secara bertahap sampai dengan 1.500
mg/hari.
d. Mematuhi pedoman yang diberikan dokter.
Pedoman diet digunakan untuk program gizi dan pendidikan pemerintah, dan
juga oleh ahli gizi serta ahli kesehatan untuk membantu mendidpk ibu hamil
tentang bahaya obesitas pada saat hamil.

33
DAFTAR PUSTAKA

34

Anda mungkin juga menyukai