Anda di halaman 1dari 10

LAPORAN PENDAHULUAN

BAYI BARU LAHIR (FISIOLOGIS)


A. PENGERTIAN

1. Pengertian

Bayi Baru lahir normal adalah bayi yang lahir dalam presentasi belakang kepala

melalui vagina tanpa memakai alat, pada usia kehamilan genap 37 minggu sampai 42

minggu, dengan berat badan lahir 2500 - 4000 gram, dengan nilai apgar> 7 dan tanpa

cacat bawaan. Neonatus adalah bayi yang baru mengalami proses kelahiran dan harus

menyesuaikan diri dari kehidupan intra uterin ke kehidupan ekstrauterin. Tiga faktor yang

mempengaruhi perubahan fungsi dan peoses vital neonates yaitu maturasi, adaptasi dan

toleransi. Empat aspek transisi pada bayi baru lahir yang paling dramatik dan cepat

berlangsung adalah pada system pernafasan, sirkulasi, ke`mampuan menghasilkan

glukosa. (Siti Nurhasiyah Jamil,2017)

Bayi baru lahir normal adalah bayi yang lahir dengan umur kehamilan lebih dari

atau sama dengan 37 minggu dengan berat 2500-4000 gram (Armini,dkk. 2017).Bayi

baru lahir (BBL) sangat rentan terhadap infeksi yang disebabkan oleh paparan atau

kontaminasi mikroorganisme selama proses persalinan berlangsung maupun beberapa

saat setelah lahir. Beberapa mikroorganisme harus di waspadai karena dapat ditularkan

lewat percikan darah dan caran tubuh misalnya HIV, Hepatitis B dan Hepatitis C.Sebelum

menangani BBL, pastikan penolong persalinan telah melakukan upaya pencegahan

infeksi.(Noordiati,2018)

2. Manajemen Bayi Baru Lahir Normal

a. Jaga kehangatan

b. Bersihkan jalan napas


c. Pemantauan tanda bahaya

d. Klem potong dan ikat tali pusat tanpa membubuhi apapun, kira-kira 2,menit

setelah bayi lahir

e. Lakukan Inisiasi Menyusu Dini (IMD)

f. Beri suntikan vitamin K1 1 mg intra muskular, di paha kiri anterolateral setelah

Inisiasi Menyusu Dini

g. Beri salep mata antibiotic atetrasiklin 1% pada kedua mata

h. Pemeriksaan fisik

i. Beri imuniasi hepatitis B 0,5 mL intramuskular, di paha kanan anterolateral, kira-

kira 1-2 jam setelah pemberian vitamin K (JNPKKR, 2017).

3. Adaptasi Bayi Baru Lahir

Adaptasi bayi baru lahir adalah adaptasi terhadap kehidupan keluar rahim.

Periode ini dapat berlangsung sehingga 1 bulan atau lebih setelah kelahiran untuk

beberapa system tubuh bayi. Transisi paling nyata dan cepat terjadi pada system

pernafasan dan sirkulasi, system kemampuan mengatur suhu, dan dalam kemampuan

mengambil dan menggunakan glukosa.(Noordiati,2018)

4. Apgar Score

Nilai (skor) APGAR tidak digunakan sebagai dasar keputusan untuk Tindakan

resusitasi. Penilaian BBL harus dilakukan segera, sehingga keputusan resusitasi tidak

di dasarkan pada penilaian APGAR. APGAR skor dapat digunakan untuk menilai

kemajuan kondisi BBL pada saat 1 menit dan 5 menit setelah kelahiran. Setelah

melakukan penilaian dan memutuskan bahwa bayi baru lahir perlu resusitasi, segera

lakukan tindakan yang diperlukan (Indrayani, 2016).


B. TUJUAN
Pemeriksaan fisik bayi baru lahir merupakan prosedur medis rutin yang penting

dilakukan oleh setiap dokter atau bidan. Hal ini bertujuan untuk memastikan apakah bayi

baru lahir dalam keadaan sehat atau memiliki kelainan tubuh maupun gangguan

kesehatan.

C. PERSIAPAN ALAT DAN BAHAN

1. Timbangan berat badan

2. Metlin

D. PERSIAPAN PASIEN DAN PETUGAS

1. Siapkan dan sediakan lingkungan fisik yang nyaman

2. Ucapkan salam
3. Perkenalkan diri

4. Jelaskan tujuan melakukan pemeriksaan fisik kepada orang tua

5. Meminta persetujuan pemeriksaan fisik kepada orang tua

6. Menyatakan kontrak waktu kepada orang tua

E. PERSIAPAN LINGKUNGAN

Sediakan lingkungan fisik yang nyaman

F. PENATALAKSANAAN

PEMERIKSAAN FISIK

1. Jelaskan alasan anda melakukan beberapa pemeriksaan dan diskusikan area mana saja

yang akan diperiksa kepada orang tua.

2. Cuci tangan dengan sabun dan air mengalir, keringkan dengan hhanduk bersih

3. Memastikan pencahayaan yang baik dan bayi dalam keadaan hangat

4. Melakukan penilaian selintas pada bayi baru lahir yang meliputi :

5. Bayi menangis kuat

6. Bayi bernafas tanpa kesulitan atau tidak megap-megap

7. Bayi bergerak dengan aktif /Tonus otot baik

8. Warna kulit tidak cyanosis

9. Air ketuban tidak meconeal

10. Jika bayi tidak menangis, tidak bernafas atau megap-megap segera lakukan tindakan

resusitasi

KEADAAN UMUM DAN TANDA-TANDA VITAL

Perhatikan :
11. Ukur dan catat panjang badan, lingakar kepala, lingkar dada, lingkar perut, lingkar

lengan atas dan panjang badan

12. Ukur tanda-tanda vital yang meliputi frekuensi denyut jantung, pernafasan, dan suhu

tubuh bayi

13. Jelaskan seluruh prosedur kepada orang tua sambil melakukan pemeriksaan

14. Ajukan pertanyaan lebih lanjut untuk klarifikasi sambil melakukan pemeriksaan

sesuai dengan kebutuhan

KEPALA DAN LEHER

15. Periksa rambut bayi untuk melihat banyaknya, warna dan adanya lanugo pada bahu

dan punggung

16. Memeriksa kepala bayi, dengan meraba sepanjang garis sutura dan fontanela,

meliputi: adanya moulase, caput succedaneum, cephal hematoma, keadaan fontanella

anterior dan posterior

17. Memeriksa bentuk wajah, apakah simetris, ukuran dan posisi mata hidung, mulut,

dagu dan telinga

18. Memeriksa kondisi mata dengan menggoyangkan kepala secara perlahan sehingga

mata bayi terbuka

19. Memastikan kedua mata ada, kaji ukuran dan bentuknya, strabismus atau tidak,

epichantus melebar atau tidak, kondisi pupil dan korne, serta apakah ada edema

palpebrae, perdarahan konjungtiva dan pengeluaran cairan

20. Memeriksa telinga bayi. Memastikan jumlah tulang rawan telinga cukup dengan

menggerakkan daun telinga ke depan, apak bias kembali ke posisi semula


21. Memeriksa bentuk dan posisi telinga, apakah sempurna, dengan membuat garis

khayal dari bagian luar kantus mata secara horizontal kea rah telinga, ujung atas daun

telinga harus terletak di garis ini

22. Memastikan apakh lubang telinga patent, apakah ada kulit tambahan

23. Menilai adanya gangguan pendengaran dengan membunyikan bel atau suara, apakah

ada reflex terkejut

24. Memeriksa hidung bayi, meliputi bentuk dan lebar hidung.

25. Memeriksa pola pernafasan, apakah melalui hidung atau mulut, apakah ada gerakan

cuping hidung saat bernafas, apakah ada secret mukopurulent atau pernafasan

26. Memeriksa bentuk dan besar mulut apakah simetris

27. Memeriksa bagian dalam mulut (lebih baik pada saat bayi menangis atau dengan

menekan dagu bayi agar mulut membuka), apakah ada sumbing pada bibir dan langit-

langit

28. Memeriksa apakah ada bercak putik apada mukosa mulut, gusi, palatum dan

sepanjang frenulum

29. Memeriksa lidah meliputi: warna, kemampuan reflek menghisap

30. Memeriksa leher, meliputi bentuk dan panjang pendeknya, apakah ada keterbatasan

gerakan dengan mengamati, apakah bayi dapat menggerakkan kepala ke kanan dan

kiri

31. Palpasi leher, meliputi bentuk dan panjang pendeknya, apakah ada keterbatasa

gerakan dengan mengamati, apakah bayi dapat menggerakkan kepala ke kanan dan ke

kiri
32. Palpasi leher dengan menggerakkan jari ke sekeliling leher untuk mengidentifikasi

adanya pembengkan, pembentukan selaput kulit dan lipatan kulit yang berlebihan

33. Meraba seluruh klavikula menggunakan jari telunjuk untuk memastikan keutuhan,

terutama pada bayi yang lahir dengan presentasi bokong atau bahu

34. Meluruskan kedua lengan bayi ke bawah dan membandingkan keduanya, apakah

sama panjang

35. Memeriksa gerakan lengan dengan cara mengusap lengan bawah, apakah lengan

bebas bergerak dan gerakan spontan

36. Hitung jumlah jari dan periksa adanya penyelaputan di antara jari, apakah ada

sindaktili atau polidaktili. Periksa telapak tangan dan jumlah garis tangan, periksa

kuku-kuku, adakah paronisia

37. Memeriksa dada untuk menilai adanya kelaianan bentuk, kesimetrisan gerakan dada

saat bernafas, adanya retraksi sternum atau interkostal saat inspirasi

38. Memeriksa payudara, meliputi : pembesaran, putting susu, areola, adakah putting

susu tambahan dan pengeluaran air susu

39. Perhatikan pula pola pernafasan dan gerakan kepala saat bayi bernafas

40. Palpasi denyut apical (usia kurang dari 4 tahun teraba pada interspasium ke-4, kea rah

garis midklavikula)

41. Auskultasi dada dengan diafragma/ bel stetoskop yang kecil, meliputi :

42. Frekuensi denyut jantung

43. Bunyi pernafasan

44. Identifikasi hernia diafragmatika (apabila ada bising usus pada daerah dada)

45. Inspeksi bentuk abdomen, gerakan saat bernafas


46. Palpasi perlahan apakah ada hepatosplenomegali. Umumnya hepar teraba 2-3 cm

dibawah arcus kosta kakan, lien kosta teraba 1 cm dibawah arcus kosta kiri

47. Palpasi ginjal, dengan bayi posisi telentang, tungkai dilipat. Batas ginjal dapat diraba

setinggi umbiliku diantara garis tengah perut dan tepi perut. Bagian ginjal dapat

diraba 2-3 cm. identifikasi adanya pembesaran ginjal

48. Inspeksi tali pusat. Normalnya terdapat 2 arteri berdinding tebal dan satu vena

berdinding tipis. Identifikasi perdarahan tali pusat

49. Memeriksa genitalia :

50. Perempuan : apakah labia minora tertutup labia mayora. Rentangkan kedua labia

mayora untuk memastikan adanya klitoris, orifisium uretra dan vagina, apakah

terpisah/menyatu, adakah secret mucus dari vagina

51. Laki-laki : panjang penis (normal 3-4cm, lebar 1-1,3 cm) posisi lubang uretra.

Apakah ada hipospadia atau epispadia. Preputium tidak boleh ditarik karena melekat

pada batang penis dan penarikan pada usia ini bisa menyebabkan fimosis. Palpasi

skrotum perlahan untuk memastikan terdapat dua testis

52. Memeriksa tungkai, untuk mengkaji kesimetrisan, ukuran, bentuk dan posturnya.

Periksa panjang kedua kaki dengan meluruskan keduanya dan membandingkan.

Kedua tungkai harus bisa bergerak bebas. Apakah ada kelainan posisi kaki yang

diakibatkan deformitas anatomi (memutar ke dalam, ke luar, ke atas, atau ke bawah).

Apakah ada edema kaki. Hitunglah juga jumlah jari-jari kaki dan penyelaputan

diantara jari, adakah sindaktili atau polidaktili


53. Memeriksa kulit selama pemeriksaan berlangsung. Catat warnanya, adakah ruam,

bercak, tanda lahir, memar dan pembengkakan. Memeriksa adanya verniks kaseosa

dan lanugo

54. Memeriksa tulang belakang. Posisi bayi tengkurap, satu tangan menyangga kepala

bayi, jari tangan yang lain menyusuri sepanjang tulang belakang untuk mengkaji

kurvatura kolumna vertebra, mencari adanya kelainan seperti skoliosis, meningokel,

spina bifida, pembengkakan, lesung, bercak kecil berambut

55. Secara perlahan membuka lipatan bokong, cari adanya lesung/ sinus, pastikan adanya

sfingter ani. Apakah ada atresia ani. Pastikan mekonium keluar dalam waktu 24 jam.

Apabila dalam 48 jam mekonium belum keluar, kemungkinan ada mekonium plug

syndrome, megakolon atau obstruksi saluran pencernaan

56. Memeriksa urin dan mekoneum untuk menilai kepatenan ginjal dan saluran

gastrointestinal bagian bawah

57. Observasi lain yang mungkin diperlukan, antara lain: pemeriksaan reflex, pengukuran

lingkar kepala (LK), berat badan (BB) dan panjang badan (PB)

58. Merapikan kembali pakaian bayi

59. Membereskan alat

60. Mencuci tangan

61. Mendiskusikan hasil pemeriksaan kepada orangtua bayi

G. DAFTAR PUSTAKA

 Siti Nurhasiyah Jamil,2017, pengertian bayi baru lahir normal

 Daftar tilik poltekkes kemenkes kaltim, pemeriksaan fisik bayi bary lahir

 Noordiati,2018, adaptasi bayi baru lahir


CI MAHASISWA

( ) ( )

PEMBIMBING INSTITUSI

( )

Anda mungkin juga menyukai