Anda di halaman 1dari 34

PEMERIKSAAN FISIK BAYI BARU

LAHIR (BBL)

Di Susun Oleh :
Dr. Erni Yetti R., SKM., M.Kes
Apa itu bayi baru
lahir????

Menurut Saifuddin, (2002) Bayi baru lahir


adalah bayi yang baru lahir selama satu jam
pertama kelahiran.
Menurut Dep. Kes. RI, (2005) Bayi baru lahir
normal adalah bayi yang lahir dengan umur
kehamilan 37 minggu sampai 42 minggu dan
berat lahir 2500 gram sampai 4000 gram.
Pemeriksaan
fisik itu apa
sih???

Pemeriksaan fisik adalah sebuah proses dari seorang ahli


medis memeriksa tubuh pasien untuk menemukan tanda
klinis penyakit. Hasil pemeriksaan akan dicatat dalam
rekam medis. Waktu pemeriksaan dapat dilakukan saat
bayi baru lahir, 24 jam setelah lahir.
Apa tujuan dilakukannya pemerksaan fisik??
Menentukan status kesehatan
Mengidentifikasi masalah
Mengambil data dasar untuk menentukan rencana
tindakan
Untuk mengenal dan menemukan kelainan yang perlu
mendapat tindakan segera
Untuk menentukan data obyektif dari riwayat
keperawatan klien.
Prinsip Pemeriksaan BBL
1. Jelaskan prosedur pada orang tua dan minta
persetujuan tindakan .
2. Cuci dan keringkan tangan , pakai sarung tangan .
3. Pastikan pencahayaan baik.
4. Periksa apakah bayi dalam keadaan hangat, buka
bagian yang akan diperiksa (jika bayi telanjang
pemeriksaan harus dibawah lampu pemancar) dan
segera selimuti kembali dengan cepat.
5. Periksa bayi secara sistematis dan menyeluruh.
Prosedur Pemeriksaan Fisik BBL
PERALATAN DAN PERLENGKAPAN
1. Kapas
2. Senter
3. Termometer
4. Stetoskop
5. selimut bayi
6. Bengkok
7. timbangan bayi
8. pita ukur/metlin
9. pengukur panjang badan
PROSEDUR
1. Jelaskan pada ibu dan keluarga maksud dan tujuan
dilakukan pemeriksaan
2. Lakukan anamnesa riwayat dari ibu meliputi faktor
genetik, faktor lingkungan, sosial,faktor ibu
(maternal),faktor perinatal, intranatal, dan neonatal
3. Susun alat secara ergonomis
4. Cuci tangan menggunakan sabun dibawah air mengalir,
keringkan dengan handuk bersih
5. Memakai sarung tangan
6. Letakkan bayi pada tempat yang rata
PROSEDUR
7. Hitung frekuensi napas
Normal : 30-60 kali/ menit, tanpa adanya retraksi dada
dan suara merintih saat ekspirasi.

8. Inspeksi pada Warna Bayi


Apakah pucat, ikterus, sianosis sentral
Kulit bayi aterm lebih tebal sehingga tampak lebih
pucat daripada bayi dlm keadaan preterm.
PROSEDUR
9. Hitung Denyut Jantung Bayi dengan Stetoskop
Frekuensi normal 100-160x/menit
Utk menilai apakh bayi mengalami gangguan sehingga
jantung dlm keadaan tdk normal. Gangguan tsb antara
lain : suhu tubuh tidak normal, perdarahan, atau
gangguan napas.
PROSEDUR
10. Ukur Suhu Aksiler
Normal 36,5oC – 37,5oC.
Hipotermi < 36,5oC
Hipertermi > 37,5oC

11. Kaji Postur dan Gerakan


Ada tidaknya opistotonus atau hiperekstensi tubuh yang
berlebihan, apakah ada kejang atau spasme dan tremor.
PROSEDUR
12. Periksa Tonus atau Tingkat Kesadaran Bayi
Apakah ada Letargi yakni penurunan kesadaran,
dimana bayi dapat bangun lagi dengan sedikit
kesulitan, ada tdknya layuh seperti tonus otot lemah,
mudah terangsang, mengantuk, aktivitas berkurang
dan tidak sadar (tidur yg dalam, tdk merespon trhdp
rangsangan).
PROSEDUR
13.Pemeriksaan Ekstremitas
Apakah ada gerakan ekstremitas yg abnormal,
asimetri, posisi dan gerakan kaki yg abnormal
(menghadap ke dalam atau keluar garis tangan);
serta kondisi jari kaki yang jmlhx berlebih atau
saling melekat (Adaktili, Polidaktili, Sindaktili).
PROSEDUR
14. Pemeriksaan Kulit
Ada/ tidaknya pembengkakan, postula (kulit
melepuh), luka atau trauma, bercak atau tanda
abnormal pd kulit, ruam popok (bercak merah
terang di kulit daerah popok pada bokong),
normal apabila ada tanda eritema toksikum
(titik merah dan putih kecil pada muka, tubuh
dan punggung) pd hari kedua dan
selanjutnya.
Apakah terjadi hiperbilirubinemia?
PROSEDUR
15. Pemeriksaan Tali Pusat
Utk menilai apakh ada kemerahan, bengkak,
nanah atau berbau, atau yg lainnya pd tali
pusat. Pemeriksaan normal apabila warna tali
pusat pustih kebiruan pada pertama dan mulai
mengering dan mengecil, kemudian lepas
pada hari ke-7 hingga ke-10.
PROSEDUR
16. Pemeriksaan Kepala atau Muka
Apakah ada Maulage?
Ada tidaknya Caput Succedaneum (hilang
dalam beberapa hari)
Cephal Haematum (hilang sempurna dalam
waktu 2-6 bulan)
Ada tidaknya perdarahan
Adanya Fontanel dgn cara palpasi dgn
menggunakan jari tangan. Fontanel posterior
proses penutupan setelah 2 bulan, fontanel
anterior sekitar usia 12-18 bulan.
PROSEDUR
PROSEDUR
17. Pemeriksaan Mata
Apakah ada kemerahan atau pembengkakan,
perdarahan pada konjungtiva, nanah keluar
dari mata.
Strabismus (koordinasi gerakan mata belum
sempurna)
Kebutaan, seperti jarang berkedip atau
sensifitas trhadap chaya berkurang
Sindrom Down, ditemukan Epicanthus
melebar
PROSEDUR
17.Pemeriksaan Mata (lanjutan)
Glaukoma Kongenital, terlihat pembesaran
dan terjadi kekeruhan pada kornea.
Katarak kongenital, apabila terlihat pupil
yang berwarna putih.
PROSEDUR
PROSEDUR
18. Pemeriksaan Telinga
Bunyikan bel atau suara, apabila
refleks terkejut, maka pendengaran
baik.
19. Pemeriksaan Hidung
Amati pola pernapasan, apakh bernapas
dgn mulut, atau pernapasan cuping
hidung (gangguan paru2).
PROSEDUR
20. Pemeriksaan Mulut
Refleks mengisap, apabila lidah
menjulur keluar, dpt dinilai adanya
kecacatan kongenital
Amati bercak pd mukosa mulut, palatum
dan pipi (Monilia Albicans)
PROSEDUR
PROSEDUR
21. Pemeriksaan Abdomen dan Punggung
Apkh membuncit (Hepatosplenomegali/
cairan di dlam rongga perut, atau
pembengkakan organ hati).
Auskultasi adanya bising usus.
Pada punggung apakh ada spina bifida/
meningokel (tulang punggung dan selaput
otak menonjol).
PROSEDUR
22. PENGUKURAN ANTHOPOMETRI
1. Penimbangan berat badan
2. Pengukuran panjang badan
3. Pengukuran lingkar kepala
4. Pengukuran lingkar dada
 
Hasil Pengukuran :
Berat Badan Normal : 2500 – 4000 gram 
 > 4000 gram = Makrosomia
Panjang Badan = 45-50 cm
Lingkar Kepala Normal = 33-35 cm
Lingkar Dada Normal = 30 – 33 cm
Lingkar Perut Normal = 31-35 cm
HYDROCEPHALUS
MICROCEPHALUS
Cara Pengukuran Antropometri
23. Genitalia
Genitalia wanita : keadaan labia minora, labia mayora,
lubang uretra
dan lubang vagina
Genitalia laki2 : keadaan penis, ada tidaknya hipospadia
dan
epispadia
24. Pemeriksaan Anus
Ada tidaknya lubang anus atau ada atresia ani/anus
imperforata.
Terdapat beberapa bentuk dari atresia ani, sebagai berikut :
Lubang anus yang menyempit atau sama sekali tertutup.
Terbentuknya fistula atau saluran yang menghubungkan
rektum dengan kandung kemih, uretra, pangkal penis, atau
vagina.
Rektum yang tidak terhubung dengan usus besar.
24. Pemeriksaan Anus (lanjutan)
Bayi yang lahir dengan kondisi atresia ani umumnya memiliki
gejala dan tanda klinis sebagai berikut:
Lubang anus sangat dekat dengan vagina pada bayi perempuan.
Lubang anus tidak di tempat yang semestinya, atau tidak
terdapat lubang anus sama sekali.
Tinja pertama tidak keluar dalam jangka waktu 24-48 jam
setelah lahir.
Tinja keluar dari vagina, pangkal penis, skrotum, atau uretra.
Perut membesar.
25. Pemeriksaan Refleks

Anda mungkin juga menyukai