Anda di halaman 1dari 9

BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Medical Chechup

Pemeriksaan kesehatan (medical checkup) adalah pemeriksaan kesehatan secara


menyeluruh. Melalui pemeriksaan ini diharapkan suatu penyakit atau gangguan kesehatan
bisa dideteksi sejak dini. Tes ini sekaligus berguna untuk merencanakan metode penanganan
dan pengobatan yang tepat sebelum penyakit berkembang (Yakub, 2015).

B. Indikasi Medical CheckUp


Walau tidak diwajibkan, medical checkup telah menjadi pemeriksaan
kesehatan rutin. Pasien dapat berkonsultasi kepada dokter kapan saja dan tidak perlu
menunggu sampai timbulnya penyakit atau menurunnya kondisi kesehatan. Medical checkup
secara rutin dapat meningkatkan peluang untuk tetap sehat dan memiliki usia yang lebih
panjang (Yakub, 2015).

C. Tujuan Medical Checkup


Berikut ini adalah tujuan medicalcheckup secara rutin ke dokter:
1. Mengetahui kondisi kesehatan terkini guna mempersiapkan bentuk penanganan secara dini
jika ditemukan adanya penyakit atau gangguan kesehatan.
2. Mengetahui risiko-risiko penyakit yang mungkin bisa muncul di kemudian hari.
3. Mendorong pasien untuk beralih ke gaya hidup sehat (Yakub, 2015).
Hal-hal yang harus diperhatikan sebelum melakukan medical checkup, diantaranya adalah
sebagai berikut:
1. Informasikan kepada dokter apabila sedang menjalani pola makan atau diet tertentu.
2. Informasikan kepada dokter mengenai obat-obatan, termasuk suplemen dan produk herba,
yang sedang dikonsumsi.
3. Informasikan kepada dokter mengenai perubahan yang terjadi pada tubuh, misalnya
munculnya benjolan.
4. Beri tahu dokter apabila sedang mengalami pusing, kelelahan, gangguan buang air kecil
atau besar, perubahan siklus menstruasi, depresi, atau kecemasan (Yakub, 2015).

D. Sebelum Melakukan Medical Checkup


Ada beberapa hal yang perlu dipersiapkan sebelum medicalcheckup. Pasien
disarankan untuk membawa data medis penting, seperti foto Rontgen atau hasil dari
pemeriksaan kesehatan yang sebelumnya pernah dilakukan. Tanyakan juga kepada dokter
atau paramedis mengenai perlunya puasa sebelum melakukan pemeriksaan. Sebelum
rangkaian pemeriksaan dilakukan, akan diberikan kuesioner yang berisi pertanyaan-
pertanyaan yang mengacu pada kondisi kesehatan saat ini dan yang terdahulu. Berikan daftar
obat, suplemen, atau herba yang sedang dikonsumsi. Tiap melakukan medicalcheckup,
usahakan untuk selalu didampingi oleh keluarga atau kerabat dekat (Dompas, 2013).
E. Prosedur Medical CheckUp
Bentuk-bentuk tes dalam medicalcheckup sangat bervariasi. Tes akan disesuaikan dengan
usia, jenis kelamin, dan kondisi kesehatan pasien. Pemeriksaan kesehatan secara menyeluruh
meliputi:
1. Pemeriksaan riwayat kesehatan
Pada tahap awal medicalcheckup, pasien akan ditanyakan mengenai sejumlah
keluhan kesehatan yang dialami. Dokter juga akan mengajukan beberapa pertanyaan
mengenai gaya hidup, seperti pola makan, intensitas olahraga, kebiasaan merokok, atau
konsumsi minuman beralkohol (Ditjen, 2014).
2. Pemeriksaan tanda vital
Tanda-tanda vital yang diperiksa, di antaranya meliputi:
a. Frekuensi denyut jantung. Denyut jantung normal adalah 60-100 kali per menit.
b. Frekuensi pernapasan. Pernapasan normal berkisar antara 12-20 kali per menit.
c. Suhu tubuh.  Suhu badan normal rata-rata berkisar antara 36-37 derajat Celcius.
d. Tekanan darah. Tekanan darah yang dikatakan normal adalah 90/60 mmHg sampai di
bawah 120/80 mmHg (Ditjen, 2014).
3. Pemeriksaan fisik
Sebelum pemeriksaan fisik, dokter akan meminta untuk melepaskan pakaian dan
aksesoris yang menempel pada tubuh, termasuk rias wajah yang digunakan. Beri tahu
dokter bila merasa tidak nyaman untuk melepas pakaian. Pemeriksaan fisik akan dimulai
dari mengukur berat badan dan tinggi badan, untuk mengetahui bila terdapat kekurangan
atau kelebihan berat badan (Ditjen, 2014).
Selanjutnya dokter akan memeriksa secara teliti seluruh bagian tubuh mulai dari
kepala sampai dengan kaki. Orang yang diperiksa dapat diminta berdiri, duduk, atau tidur
terlentang sesuai area yang akan diperiksa. Mulai dari melihat apakah ada kelainan pada
kulit, menekan dan mengetuk bagian tubuh tertentu. Bila terdapat rasa nyeri saat
penekanan atau pengetukan, informasikan kepada dokter. Pada wanita, pemeriksaan
payudara akan dilakukan dengan melihat dan menekan area payudara, dengan sebelumnya
meminta ijin. Dokter juga akan memeriksa daerah lipatan seperti ketiak atau lipat paha
untuk mendeteksi kemungkinan benjolan yang timbul di daerah tersebut (Ditjen, 2014).
Dokter akan menggunakan alat bantu seperti otoskop untuk memeriksa keadaan
telinga dan stetoskop untuk mendengar bunyi jantung, paru-paru, dan saluran pencernaan.
Beberapa pemeriksaan seperti pemeriksaan kekuatan otot, memerlukan kerja sama orang
yang diperiksa untuk melakukan gerakan sesuai dengan yang diperintahkan dokter. Jangan
ragu untuk bertanya kepada dokter mengenai instruksi yang diperintahkan, bila kurang
mengerti (Ditjen, 2014).
Pada pemeriksaan fisik, termasuk juga pemeriksaan kelamin. Pada laki-laki akan
diperiksa penis dan testis, untuk melihat adanya infeksi, peradangan, perubahan ukuran,
dan benjolan yang mungkin timbul. Untuk memeriksa prostat, dokter akan melakukan
pemeriksaan colok dubur untuk meraba ada tidaknya pembesaran ukuran dari kelenjar
prostat. Sedangkan pada wanita, akan diperiksa area vagina, vulva, dan serviks (Ditjen,
2014).
4. Pemeriksaan penunjang
a. Pemeriksaan laboratorium
Pemeriksaan laboratorium dapat dilakukan dengan sampel darah, urin, dan tinja untuk
melihat jumlah sel darah, zat kimia yang menjadi penanda fungsi organ, kolesterol, gula darah,
serta kelainan pada urine dan tinja, baik secara penampilan fisik, kimia yang terkandung,
maupun secara mikroskopik menggunakan bantuan mikroskop.  Tergantung dari tujuan
medicalcheckup, terkadang juga dilakukan pemeriksaan terhadap penanda tumor dalam tubuh
(Ditjen, 2014).
b. Pemeriksaan pencitraan
Pemeriksaan pencitraan seperti USG dan foto Rontgen digunakan untuk melihat kondisi
organ seperti paru-paru, hati, pankreas, ginjal, limpa, dan kandung kemih, serta prostat pada pria
dan rahim pada wanita. Pada wanita, pemeriksaan foto Rontgen payudara (mammografi) atau
USG mammae (payudara) akan dilakukan untuk mendeteksi adanya tumor payudara (Ditjen,
2014).
c. Pemeriksaan rekam jantung
Pemeriksaan rekam jantung atau elektrokardiografi (EKG) merupakan tes untuk
merekam aktivitas listrik jantung dengan menggunakan elektroda-elektroda kecil yang
ditempelkan di kulit dada, lengan, dan tungkai. Pemeriksaan EKG dapat dilakukan dalam posisi
tiduran atau saat melakukan aktivitas, seperti berlari di atas mesin treadmill (Ditjen, 2014).
5. Pemeriksaan tambahan untuk wanita
Selain pemeriksaan umum di atas, dokter juga biasanya akan melakukan
pemeriksaan medicalcheckup tambahan pada pasien wanita. Pemeriksaan tersebut bisa
meliputi papsmear dan mammografi. Pemeriksaan papsmear dilakukan dokter sekaligus
dengan pemeriksaan fisik pada organ reproduksi wanita, seperti pemeriksaan fisik
panggul, vulva, vagina, dan leher rahim. Beberapa pemeriksaan tersebut penting dilakukan
mendeteksi dini penyakit tertentu, seperti kanker leher rahim dan penyakit menular
seksual. Selain itu, dokter juga mungkin akan melakukan pemeriksaan fisik payudara
beserta penunjang berupa mammografi. Melalui pemeriksaan ini, dokter akan menilai
apakah ada benjolan, tumor, atau bahkan kanker pada payudara (Ditjen, 2014).
6. Pemeriksaan tambahan untuk pria
Medical checkup pada pria biasanya meliputi pemeriksaan kesehatan umum
ditambah pemeriksaan organ reproduksi pria yang meliputi penis, testis, dan prostat. Selain
dengan pemeriksaan fisik, dokter juga mungkin akan menyarankan pemeriksaan penunjang
seperti tes darah dan urine. Pemeriksaan tersebut bertujuan untuk mendeteksi apakah
terdapat penyakit tertentu, seperti penyakit menular seksual, tumor atau kanker
penis, pembesaran prostat jinak, dan kanker prostat (Ditjen, 2014).
Medicalcheckup sebaiknya dilakukan secara rutin setiap 3–5 tahun sekali bagi
orang yang berusia di bawah 40 tahun dan 1–3 tahun bagi orang yang berusia di atas 40
tahun. Meski demikian, pemeriksaan medicalcheckup mungkin akan perlu lebih sering
dilakukan pada orang yang memiliki riwayat penyakit tertentu atau berisiko tinggi untuk
terkena penyakit, misalnya karena gaya hidup tidak sehat atau faktor genetik (Ditjen,
2014).
Hasil medicalcheckup biasanya bisa diperoleh dalam waktu beberapa hari atau
minggu. Setelah hasil medicalcheckup Anda keluar, dokter akan menjelaskan tentang
kondisi kesehatan Anda dan memberikan saran untuk menjaga kondisi kesehatan Anda
berdasarkan hasil checkup tersebut (Ditjen, 2014).
Pemeriksaan saat medical checkup juga termasuk pemeriksaan kondisi tubuh
secara keseluruhan yang meliputi pemeriksaan mata dan penglihatan., pemeriksaan telinga
dan pendengaran, pemeriksaan gigi, pemeriksaan ginjal dan saluran kemih,
pemeriksaan anggota gerak dan saraf (Dompas, 2013).

F. Papssmear
Papssmear disarankan untuk wanita yang memasuki usia 21 tahun dan sudah
pernah berhubungan seksual, setiap 3 tahun sekali guna mendeteksi kanker serviks. Setelah
usia 30 tahun, wanita dianjurkan untuk melakukan papssmear setiap 5 tahun sekali,
sedangkan setelah usia 65 tahun, tidak perlu melakukan pemeriksaan papssmear, bila tidak
timbul keluhan (Dompas, 2013).
G. Setelah Dilakukan Medical CheckUp
Bila ditemukan kelainan pada hasil medicalcheckup, akan dianjurkan untuk
melakukan evaluasi lebih lanjut terhadap kelainan tersebut. Dokter juga akan menyarankan
untuk menerapkan pola hidup sehat, baik ditemukan kelainan atau tidak, seperti:
1. Mengonsumsi makanan sehat. Perbanyak porsi sayuran dan buah-buahan, serta batasi
konsumsi makanan berlemak.
2. Rutin berolahraga. Sediakan waktu untuk berolahraga setidaknya 150 menit per minggu,
misalnya dengan berjalan kaki, untuk menurunkan risiko penyakit jantung, diabetes,
dan kanker.
3. Berhenti merokok.
Seiring bertambahnya usia seseorang, maka disarankan untuk melakukan
pemeriksaan kesehatan secara rutin guna mencegah potensi berbagai penyakit atau
gangguan kesehatan. Medicalcheckup disarankan bagi orang dewasa (di atas 18 tahun)
dengan frekuensi 5 tahun sekali sampai usia 40 tahun. Bagi yang berusia di atas 40 tahun,
disarankan untuk melakukan medicalcheckup dengan frekuensi setiap 1-3 tahun sekali
(Dompas, 2013).

H. Risiko Medical CheckUp


Tiap pemeriksaan dalam medicalcheckup memiliki kegunaan dan manfaat,
sekaligus efek samping. Salah satunya adalah pemeriksaan foto Rontgen yang dapat membuat
tubuh terpapar radiasi, meskipun dalam jumlah yang sangat kecil. Oleh karena itu, dokter
akan menilai keuntungan dan kerugian dari tiap bentuk pemeriksaan medicalcheckup yang
akan dilakukan (Barsasella, 2012).
I. Persiapan Sebelum Pemeriksaan Kesehatan
Sebelum Anda datang ke rumah sakit untuk melakukan medicalcheckup, ada beberapa hal
yang penting untuk dipersiapkan, yaitu:
1. Mencatat keluhan
Catat keluhan yang pernah atau selama ini Anda alami misalnya nyeri, sakit
kepala, perubahan bentuk anggota tubuh, gangguan siklus menstruasi, alergi, atau muncul
benjolan. Selain keluhan fisik, Anda juga bisa menyampaikan keluhan terkait kesehatan
mental Anda, misalnya sulit tidur, rasa cemas, stres, atau sedih berkepanjangan (Barsasella,
2012).
2. Mencatat riwayat kesehatan keluarga
Riwayat kesehatan keluarga mencakup informasi tentang riwayat kesehatan dan
riwayat penyakit pada keluarga inti maupun kerabat dekat Anda yang sedarah. Informasi
ini penting untuk diketahui oleh dokter agar dokter dapat mendeteksi apakah Anda
memiliki faktor risiko kelainan genetik atau penyakit keturunan tertentu (Barsasella, 2012).
3. Mencatat obat yang dikonsumsi
Saat menjalani pemeriksaan kesehatan berkala, Anda perlu memberitahukan kepada dokter
terkait obat-obatan, suplemen, atau obat herbal yang rutin atau pernah Anda konsumsi
dalam jangka panjang. Hal ini penting untuk melengkapi informasi yang diperoleh oleh
dokter ketika melakukan pemeriksaan medicalcheckup (Barsasella, 2012).
4. Membawa hasil pemeriksaan medis sebelumnya
Jika sebelumnya Anda pernah menjalani tindakan medis tertentu, seperti operasi,
imunisasi, atau fisioterapi, jangan lupa untuk memberitahukannya kepada dokter. Begitu
pula jika Anda pernah menjalani pemeriksaan penunjang tertentu, seperti tes darah dan
urine, foto Rontgen, USG, CT scan, endoskopi, dan biopsi (Barsasella, 2012).
5. Mencari tahu ketentuan pemeriksaan yang akan dijalani
Beberapa pemeriksaan kesehatan mungkin mengharuskan Anda untuk berpuasa
selama 8–12  jam sebelum pemeriksaan dilakukan, misalnya pemeriksaan
kolesterol dan gula darah (Barsasella, 2012).
J. Berbagai Jenis Pemeriksaan Saat MedicalCheckUp
Saat melakukan pemeriksaan medicalcheckup, dokter akan menanyakan beberapa
hal, seperti keluhan medis yang Anda rasakan, riwayat penyakit, riwayat pengobatan, serta
kebiasaan atau gaya hidup yang Anda jalani, misalnya kebiasaan merokok atau mengonsumsi
minuman beralkohol, pola makan, serta aktivitas fisik atau olahraga. Setelah itu, dokter akan
melakukan beberapa pemeriksaan kesehatan berikut ini:
1. Pemeriksaan umum
Pemeriksaan kesehatan umum yang akan dilakukan oleh meliputi pemeriksaan
fisik dada untuk menilai kondisi jantung dan paru-paru, pemeriksaan fisik pada perut untuk
menilai kondisi kesehatan sistem saluran pencernaan, serta tanda-tanda vital, seperti:
a. Tekanan darah
Pada orang dewasa, rentang tekanan darah normal adalah sekitar 120/80 mmHg.
Melalui pemeriksaan ini, dokter dapat mengetahui apakah tekanan darah Anda normal ,
tinggi (hipertensi), atau rendah (hipotensi) (Barsasella, 2012).
b. Suhu tubuh
Suhu tubuh normal manusia rata-rata 36,5–37,5°Celsius. Namun, ada juga yang
sedikit lebih rendah atau tinggi akibat dipengaruhi oleh aktivitas dan paparan suhu
lingkungan sekitar (Barsasella, 2012).
c. Detak jantung
Rata-rata detak jantung normal pada manusia bernilai 60–100. Namun, ada juga
orang yang detak jantungnya di bawah 60 dan masih dalam tahap normal. Biasanya
detak jantung yang rendah tersebut normal ditemukan pada atlit atau orang yang sering
berolahraga berat. Untuk memeriksa detak jantung, dokter dapat memeriksa denyut nadi
di pergelangan tangan atau mendengar detak jantung langsung di dada menggunakan
stetoskop (Barsasella, 2012).
d. Laju pernapasan
Laju pernapasan normal bagi orang dewasa sehat adalah 16–20 napas per menit.
Meski bisa dipengaruhi oleh aktivitas maupun kondisi psikis saat menjelang
pemeriksaan, ada kemungkinan Anda mengalami gangguan paru-paru atau jantung jika
pernapasan lebih dari 20 kali per menit (Barsasella, 2012).

Anda mungkin juga menyukai