Anda di halaman 1dari 8

ATRESIA

DUONENI
 Pengertian
Atresia duodeni adalah buntunya saluran pada
duodenum yang biasanya terjadi pada ampula voteri
(Vivian nani lia Dewo “Asekeb Neonatus, bayi dan
Anak Balita).
Atresia duodeni obstruksi lumen usus oleh membrane
utuh, tali fibrosa yang menghubungkan dua ujung
kantong duodenium yang buntu pendek. Suatu celah
antara dua ujung kantong duodenum yang tidak
bersambung (Rini Susanti & Fitri Sri Suryani, 2011,94)
Atresia duodenum diakibatkan kegagalan rekanalisasi
setelah tahap “Solid cord” dari pertumbuhan usus
proksimal (Asuhan Neonatus Bayi dan Balita, Hal 146).
 Tanda dan Gejala
1. Bayi sering muntah berwarna biru (mengandung
empedu) yang proyektil segera lahir.
2. BB menurun sukar bertambah.
3. Perut kembung didaerah ebigotrium
4. Adanya gelombang pristaltik pada proses awal penyakit
ini
5. Adanya riwayat polihidramnion pada pertengahan.
6. Ikterik
(Sudarti, M. Kes “Askeb Neonatus Bayi dan Balita”)
 Diagnosa
Atresia duodeni dapat dikonfirmasikan dengan
pemeriksaan x-ray abdomen, sebuah foto upright abdomen
menunjukkan gambaran klasik “double buble”.
Pemeriksaan dengan kontras tidak diperlukan bila
udara terlihat pada usus disitu dari duodenum.
Obstruksinya incomplete mengarah pada stenosis
duodenal atau malrotasi, malrotasi dengan volvulus
harus dicurigai (disingkirkan) bila abdomen tidak
terbentuk scaphoid setelah pemasangan nasogastrik
yube.
 Komplikasi
Pada atresia duodeni ini, biasanya akan diikuti dengan
obstruksi-obstruksi yang lain, seperti:
1. Obstruksi lumen oleh membrane utuh, fail fibrosa
menghubungkan dua ujung kantong duodenum yang
buntu pendek, atau suatu celah antara ujung-ujung
duodenum
yang tidak iusim antara lain “Windscode” yakni suatu slap
jaringan yang dapat mengembang yang terjadi akibat
anomaly saluran empedu.
2. Aresia membranosa
3. Obstruksi duodenum dapat disebabkan oleh pita-pita
lada pada penderita melpatasi.
 Penatalaksaan/pengobatan

Pengobatan dini termasuk menghilangkan cairan dari perut melalui selang


nasogastrik , dan memberikan cairan intravena . The pengobatan definitif untuk
atresia duodenum adalah operasi (duodenoduodenostomy), yang dapat dilakukan
secara terbuka atau laparoskopi . Operasi tidak mendesak. Perbaikan awal
memiliki
morbiditas 5 persen dan angka kematian.
Prinsip terapi :
a. Perbaiki keadaan umum dengan cara memberikan cairan elektrolit melalui
intravena untuk mengatasi defisit cairan tubuh yang ditimbulkan oleh muntah -
muntah.
b. Pemasangan tuba orogastrik untuk mendekompresi lambung.
c. Dilakukan pembedahan untuk mengoreksi kebuntuan duodenum
(duodenoduodenostomi).

Pemeriksaan Penunjang
a. Dengan X-ray abdomen (USG prenatal) memperlihatkan pola gelembung ganda
yang berisi udara dalam usus bagian bawah.
b. Suatu enema barium dapat diperlihatkan berasosiasi dengan keadaan
malrotasi.
DAFTAR PUSTAKA

 Khoirunnisa, Endang. 2010. Asuhan Kebidanan


Neonatus Bayi dan Balita. Nuha Medika : Yogyakarta.
 Rini Susanti & Fitriana Sir Suryani, 2011,hal 94.
 Asuhan Neonatus Bayi dan Balita, hal 146.
 Tianny Lia Dewi, Vivian. 2010. Asuhan Neonatus Bayi
dan Anak Balita. Nuha Mediaka : Yogyakarta.
 Sudarti. 2010. Asuhan kebidanan Neontaus Bayi dan
Balita. Nuha Medika : Yogyakarta.
 Peraturan menteri kesehatan RI No.
1464/MENKES/PER/X/2010.
 Muslihatun. 2010. Asuhan Neonatus Bayi dan Anak
Balita. Nuha Medika : Yogyakarta.
 http://id.scribd.com/doc/14846801/Atresia-Esofagus
 http://en.wikipedia.org/wiki/Duodenal_atresia
TERIMA KASIH 

Anda mungkin juga menyukai