Anda di halaman 1dari 45

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas limpahan
rahmat taufik dan hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah
Pelayanan KB dan Kesehatan Reproduksi yang berjudul “Tumor Pada Organ
Reproduksi”. Kami selaku penyusun menyadari bahwa selesainya penulisan makalah
ini adalah berkat bimbingan, arahan dan motivasi, untuk itu kami ucapkan terima
kasih kepada Ibu Putri Santi, S.IT,M.KEB

Semua teman dan pihak-pihak yang tidak dapat kami sebutkan satu per satu.
Terima kasih atas segala bantuanya. Kami tim penyusun menyadari bahwa masih
banyak kekurangan dalam penulisan makalah ini, Untuk itu kami mengharapkan
kritik dan saran yang bersifat membangun demi kesempurnaan makalah ini dan
menjadi pembelajaran kami agar lebih baik lagi.

Banda Aceh, 05 Agustus 2020

Penyusun

Kelompok 3
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Tumor adalah pertumbuhan sel-sel tubuh yang abnormal. Sel
merupakan unit terkecil yang menyusun jaringan tubuh manusia. Masing-
masing sel mengandung gen yang berfungsi untuk menentukan pertumbuhan,
perkembangan, atau perbaikan yang terjadi dalam tubuh. Ada beberapa gen
yang berfungsi untuk mengontrol apakah suatu sel harus mati, membelah diri
(bertambah banyak), atau berubah untuk menjadi bentuk tertentu (contoh: sel
saraf atau sel otot). Apabila terjadi suatu perubahan (mutasi) pada gen-gen
tersebut, maka kontrol pertumbuhan sel pun akan terganggu.
Pada kondisi ini, sel-sel tua tidak mati walaupun sudah saatnya, dan
sel-sel baru akan terbentuk meskipun tubuh tidak memerlukannya. Akibatnya,
kumpulan sel-sel tambahan ini akan membentuk suatu massa, atau yang biasa
disebut dengan tumor. Ketika mendengar kata tumor, banyak orang yang
menduga bahwa penyakit ini pasti mematikan. Tetapi anggapan tersebut tidak
sepenuhnya tepat karena tumor terbagi ke dalam 2 kategori, yaitu tumor jinak
dan tumor ganas.
Tumor jinak hanya tumbuh pada satu bagian tubuh dan tidak
menyebar atau menyerang bagian lain. Sementara tumor ganas atau yang
sering disebut kanker adalah tumor yang dapat menyerang jaringan di
sekitarnya, masuk ke pembuluh darah, dan menyebar ke bagian tubuh yang
lain. Tumor jinak juga biasanya tidak akan tumbuh lagi setelah diangkat,
sedangkan tumor ganas memiliki kemungkinan untuk kambuh.

B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penulisan
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Sel Tumor


Sel tumor adalah sel tubuh yang mengalami transformasi dan tumbuh
secaraotonom, lepas dari kendali pertumbuhan sel normal sehingga sel ini
berbeda dari sel normal dalam bentuk dan strukturnya. Tumor ganas pada alat
reproduksi wanita dijumpai pada semua umur (18 ± 80tahun) dengan rata-rata
puncaknya pada usia 50 tahun. Kejadian paling sering pada kelompok umur
30 ± 40 tahun. Faktor pemicu munculnya tumor banyak sekali, antara lain
pencemaran lingkungan hidup, termasuk udara akibat debu dan asap
pembakaran kendaraan atau pabrik. Asap kendaraan, misalnya, mengandung
dioksin yang dapat memperlemah daya tahan tubuh, termasuk daya tahan
seluruh selnya. Selain itu ikut juga berperan faktor makanan yang berlemak
tinggi, dalam hal ini adalah zat hormon atau mirip hormon abnormal yang
terkandung di dalammya, khususnya steroid seks (misalnya estrogen). Itu
terjadi karena adanya zat-zat lemak dalam makanan tersebut yang tidak
dipecah dalam proses metabolisme tubuh sehingga menaikkan produksi
hormon testosteron. Normalnya, wanita memiliki hormon estrogendan
progesteron, serta sedikit testosteron. Bilamana kadar hormon testosteron
meningkat akibat adanya ketidakseimbangan asupan lemak, maka hormon ini
akan dipecah menjadi sumber hormon yang tidak normal bagi hormon
estrogen asing.

B. Tumor Jinak Pada Genetalia


1. Vagina
a. Tumor kistik vulva
1) Kista inklusi (Kista epidermis)Kista yang terjadi akibat perlukaan,
terutama pada persalinan, karena episiotomya atau robekan,
dimana suatu segmen terpendam dan kemudian menjadi kista.
Kista ini terdapat di bawah epitel vulva/perineum maupun vagina
berwarna kekuning-kuningan atau abu-abu biasanya bergaris
tengah kurang dari 1 cm dan berisi cairan kental. Umumnya kista
ini tidak menimbulkan keluhan.
2) Kista sisa jaringan embrio
a) Kista Gartner Dianggap berasal dari saluran mesonefridikus
Wolffi. Terdapat pada dinding lateral-anterolateral vagina
sampai pada vulva dekat uretra dan klitoris. Dindingnya terdiri
dari epitel torak atau kubus berisi cairan jernih tanpa musin.
Biasanya berukuran kecil dan multiple namun dapat mencapai
ukuran kepala janin, dengan konsistensi yang lunak.
b) Kista saluran nuck Berasal dari sisa prosesus vaginalis
peritoneum yang terletak dalam saluraninguinal, kadang-
kadang melanjutkan diri sampai pada labium mayora. Terletak
mulai dari saluran inguinal sampai dinding labium mayor,
kadang-kadang terdiri dari beberapa kista. Kista saluran Nuck
berisi cairan jernih dengan dinding selaput peritoneum. Dengan
demikian kista ini harus dibesarkan dengan hernia inguinal dan
varikokel yang sering terdapat pada kehamilan.
3) Kista kelenjar
a) Kista bartholini : Terjadi akibat radang
b) Kista sebasea, Berasal dari kelenjar sebasea kulit yang terdapat
pada labium mayor, labium minor dan mons veneris, terjadi
karena penyumbatan saluran kelenjar sehingga terjadilah
penimbunan sebum. Kelenjar ini biasanya terletak dekat di
bawah permukaan kulit berwarna kuning keabu-abuan, dengan
batas yang jelas dan konsistensi keras, ukuran kecil sering
multiple. Dindingnya berlapis epital kelenjar dengan isi sebum
yang mengandung Kristal kolesterol. Kristal ini sering
mengalami infeksi.
c) Hidradenoma, Berasal dari kelenjar keringat, ada yang
mengatakan berasal dari sisa saluran Wolffi.
d) Penyakit Fox-Forduce Disebut juga apokrin miliaria terjadi
akibat sumbatan saluran kelenjar keringat sehingga membentuk
banyak Kristal kecil dengan diameter 1-3mm, multiple, terasa
gatal. Kelainan ini dapat juga terjadi di ketiak dangelanggang
susu. Dapat mengalami kekambuhan apabila terjadi gangguan
emosi antara lain rangsang seksual.
e) Kista parauretra, Terjadi karena saluran kelenjar ini tertutup
oleh infeksi. Kista ini biasa menonjol pada dinding depan
vagina dan sering mengalami infeksi.
f) Kista endometriosis walaupun jarang sekali terjadi, dapat
tumbuh pada vulva maupun vagina. Kista pada vulva ini
umumnya hanya memerlukan pengangkatan kalua
mengganggu saja. Pada kista yang mengalami infeksi dapat
dilakukan infeksi.
b. Tumor Solid Vagina
1) Tumor epitel
a) Kondiloma akuminatum
Penyakit ini disebabkan oleh virus HPV tipe 6 dan 2. Akhir-
akhir ini juga dimasukkan dalam golongan penyakit yang
ditularkan melalui hubungan seksual. Gambaran histologik
adalah suatu papiloma yang sekali-sekali setelah lama dapat
menjadi ganas. Gambaran makroskopis adalah seperti jengger
ayam. Kondiloma akuminatum dapat tumbuh pada vulva dan
sekitar anus sampai vagina dan serviks.
b) Karunkula uretra
(1) Karankula uretra neoplasma
Terdiri dari polip merah muda dengan tangkai pada tepi
dorsal muarauretra, mikroskopik sebagai papiloma uretra
yang ditutupi oleh epiteltransisional yang tersusun sebagai
lipatan dengan tipe yang sering menyerupai pertumbuhan
ganas. Tumor I ini mempunyai kecenderungan untuk
kambuh local. Gangguan yang ditimbulkan antara lain
adalah nyeri pada waktu berjalan dan duduk, ispareunia,
disuria, perdarahan dan pembengkakan.
(2) Karankula uretra granulomatosa
Benonjolan ini terdiri dari jaringan granulomatosa pada
muara uretra terutama bagian belakang yang meluas ke
samping juga. Dengan demikian, lubang muara uretra ini
menonjol akan tetapi tidak mempunyai tangkai, berwarna
merah kusam dan tidak menimbulkan nyeri seperti pada
karunkula uretra neoplasma. Gambaran mikroskopik
adalah reaksi granulomataosa jaringan terhadap infeksi
kronik padaueretra. Karunkula ini sering terdapat pada
wanita pasca menopause, kebanyakan merupakan
penampilan investasi Trikomonas vaginalis.Apabila
etiologi infeksi tidak diobati maka karunkula ini sering
kambuh.
c) Hiperkeratosis Harus dibedakan karena leukoderma atau
vitiligo dimana pigmentasi tidak terjadi, serta karsinoma vulva
insitu maupun invasive. Pada hyperkeratosis dibedakan:
(1) Yang disebabkan infeksi menahun : dermatitis.
(2) Tumor jinak berpapil yang sudah menahun.
(3) Distrofi (leukoplakia) :
(a) Likhen skelorsis, kadang-kadang disertai atropi
eitelnya saja:kraukosis (berkerut)
(b) Hiperkeratosis: khas daan tidak khas.
(c) Campuran antar 1 dan 2. Untuk membedakannya
dengan karsinoma seringkali memerlukan
pemeriksaan lanjut (kolposkopi, sitologi maupun
histologi).
d) Nevus pigmentosus walaupun kulit vulva hanya 3% seluruh
kulit badan, melanoma maligna terjadi pada vulva dan vagina
7-10%. Nevus ini tampak sebagai lesi berwarna kehitam-
hitaman pada permukaan vulva berdiameter 1-2 mm.
pemeriksaan mikroskopik menunjukkan sel nevus yang khas
dengan inti biru tua dan terletak di bawah lapisan epitel.
Menururt Masson sel nervus berasal dai melanosit dalam
epidermis atau dari sel Schwan dari serabut saraf yang menuju
kulit. Yang berbahaya ialah lesi yang berpigmen dan tak
meluas sehingga sebaiknya diperiksa secara histologik.
2) Tumor jaringan mesoderm
a) Fibroma: berasal dari jaringan di sekitar labium majus, dapat
tumbuh besar dengan konsistensi lunak dan berwarna putih
keabu-abuan.
b) Lipoma: berasal dari jaringan lemak di sekitar labium majus
dengan konsistensi lunak, dapat bertangkai dan mencapai
ukuran besar.
c) Leiomioma: berasal dari otot polos ligamentum rotundum
dekat pada labiummayus tersusun seperti pusaran air/konde.
d) Neurofibroma : berasal dari sarung serabut saraf, biasanya
kecil saja, lunak, berbentuk polipoid dan berwarna seperti
daging.
e) Hemangioma : yang berasala dari congenital biasanya akan
menghilang sendiri pada pertumbuhan anak. Pada wanita
pascamenopause biasanya terjadi karena adanya varises yang
kecil-kecil dan dapat menyebabkan perdarahan
pascamenopause. Angiokeratoma adalah jenis hemangioma
dengan kapiler membesar pada korium dan dengan
hyperkeratosis padaepidermis. Hemangioma kavernosum
mempunyai ruangan yang luas dengan permukaan yang tidak
rata, berisi darah dengan dinding sel endotel, tumor ini kadang-
kadang masuk ke jaringan di bawahnya.
f) Limfangioma: berasal dari jaringan pembuluh limfe, jarang
sekali dijumpai. Mikroskopik tampak seperti limfangiom
namun tidak berwarna.
2. Vulva
a. Tumor kistik
Tumor-tumor di vagina umunya mempunyai sifat yang sama
dengan yang ddapatkan pada vulva. Tumor vulva dan vagina
hendaknya dibedakan dengan vaginitisemfisematosa. Dapat juga
saluran Muller terjadi di dekat serviks biasanya soliter,akan tetapi
dapat multiple, kista ini dilapisis epitel seperti endoserviks, berisi
cairanmusin.
b. Tumor solida.
1) GranulomaBukan neoplasma yang sebenarnya. Jaringan
merupakan granulasi yang terbatas- batas, seringkali
berbentuk polip terutama terjadi pada bekas operasi
kolpografidan histerektomi total dan dapat bertahan sampai
bertahun-tahun.
2) Tumor miksoid vaginaKonsistensi lunak seperti kista berisi
jaringan miksomatosa, jaringan pengikat dan jaringan
lemak seperti yang biasa terdapat pada daerah glutea,
fossaiskhiorektales, serta apabila terdapat di vagina berada
pada daerah parakolpos.Kadang-kadang kambuh kembali
dan dapat juga menjadi ganas.
3) Adenosis vaginaBerasal dari sisa saluran
paramesonefridikus Muler berupa tumor jinak
vagina,terutama terletak dekat serviks uteri, terdiri dari
epitel torak yang mengeluarkanmucus. Di tempat itu
mukosa vagina tampak merah dan berbintik. Ini
disebabkankarena pemberian hormone estrogen sintesis
lain, diberikan pada ibu penderitawaktu hamil muda
(sindrom D.E.S). Tumor ini dapat menjadi
adenocarcinoma.Diagnosis ditegakkan dengan kolposkopi
yang terlihat sebagai ulserasi dikemudian dilanjutkan
dengan biopsy dan pemeriksaan histopatologi.

3. Tuba
Tumor tuba uterine dapat berupa neoplasma maupun non
neoplasma. Tumor tubauterine yang neoplastik jarang seklai
ditemukan. Endometriosis yang sebenarnya bukanneoplasma lebih
sering didapat pada tuba, terkadang dikira ganas. Tuba uterine falopii
dan jaringan sekitarnya: Tumor-tumor yang disebabkan oleh radang.

4. Uterus
a. Tumor ektoserviksa.
1) Kista sisa jaringan embrional: berasal dari saluran
mesonefridikus Wolffi terdapatdinding samping ektoserviks
2) Kista endometriosis: letaknya superficial.
3) Folikel atau kista Naboth: kista retensi kelenjar endoserviks,
biasanya terdapat pada wanita multipara, sebagai
penampilan servisitis. Kista ini jarang mencapaiukuran
besar berwarna putih mengkilap berisi cairan mucus. Kalau
kista inimenjadi besar dapat menyebabkan perasaan nyeri.
4) Papiloma: dapat tunggal maupun multiple seperti kondiloma
akuminata.Kebanyakan papiloma ini adalah sisa epitel yang
terlebih pada trauma bedahmaupun persalinan.
5) Hemangioma: jarang terjadi, biasanya terletak superficial,
dapat membesar padawaktu kehamilan, dapat menyebabkan
metroragi. Terapi tumor ektoservikstergantung pada
kelainan ataupun potensi akan kelainan yang
dapatdisebabkannya. Umunya bersifat ekspektatif saja.
Kista Nabothi dapat diinsisi,tumor-tumor lain dapat
dilakukan ekstirpasi, kauterisasi dan krioterapi.
b. Tumor endoserviksPolip
Adalah suatu adenoma maupun adenofibroma yang berasaldari
selaput lender endoserviks. Tangkainya dapat panjang hingga
keluar dari vulva.Epitel yang melapisi biasanya adalah epitel
endoserviks yang dapat juga mengalamimenjadi lebih semakin
kompleks. Bagian ujung polip dapat mengalami nekrosis,
sertamudah berdarah. Polip ini berkembang karena pengaruh radang
maupun virus. Harusditegakkan apakah polip itu suatu adenoma,
sarcoma botriodes, adenokarsinomaserviks atau mioma yang
dilahirkan. Polip endoserviks diangkat dan perlu diperiksasecara
histologik.
c. Tumor endometriuma.
1) Polip endometriumSering didapati terutama dengan
pemeriksaan histeroskop. Polip berasal dari:
a) Adenoma, adenofibroma
b) Mioma submukosum
c) Plasenta
2) Adenoma-adenofibromaBiasanya terjadi dari epitel
endometrium dengan stroma yang sesuaidengan daur haid.
Adenoma ini biasanya merupakan penampilan
hyperplasiaendometrium, dengan konsistensi lunak dan
berwarna kemerah-merahan.Gangguan yang sering ditimbulkan
adalah metroragi sampai menometroragi,infertilias. Mempunyai
kecenderungan kambuh kembali.
3) Mioma submukosumSarang mioma dapat tumbuh bertangkai
dan keluar dari uterus menjadimioma yang dilahirkan. Tumor
berkonsistensi kenyal berwarna putih.
4) Polip plasentaBerasal dari plasenta yang tertinggal setelah
partus maupun abortus.Pemeriksaan histology memeperlihatkan
vili korialis dalam berbagai tingkatdegenerasi yang dilapisi
endometrium. Polip plasenta menyebabkan uterusmengalami
subinvolusio yang menimbulkan perdarahan. Polip
endometriosisumumnya diangkat dengan cara kauterisasi dan
bedah laser
d. Miometrium Neoplasma ini berasal dari otot uterus dan jaringan
ikat yang menumpangnya. Efek fibromatosa baik pada permukaan
maupun pada tempat lain dalam abdomen.Menurut letaknya, mioma
dapat kita bagi menjadi:
1) Mioma submukosum: berada id bawah endometrium dan
menonjol ke dalamrongga uterus.
2) Mioma intramural: mioma terdapat di dinding uterus di antara
serabutmiometrium.
3) Mioma subserosum: apabila tumbuh keluar dinding uterus
sehingga menonjol pada permukaan uterus, diliputi oleh
serosa.
e. AdenomiosisAdenomiosis adalah adanya sarang enometriosis di
antara serabut miometrium.
f. HemangiomaTumor jinak pembuluh darah ini jarang sekali
ditemukan. Umunya didapatkansecara kebetulan pada pemeriksaan
histologik uterus yang diangkat karena perdarahan. Bentuk
histologinya dapat beraneka ragam.

C. Tumor Ganas Alat Genital


1. Vulva
a. Karsinoma Vulva
1) Epidemiologi
80-85% terdapat pada wanita pasca menopause, terutama yang
dalam dekade ke-7 sebagai puncak insidensi, paling tidak
mengenai 30%. Karsinoma vulva jarang ditemukan pada golongan
umur <> 50%). Paritas dan suku / ras tidak mempunyai peran.

2) Etiologi
Tidak banyak diketahui mengenai etiologi jenis tumor ganas
ini, meskipun disebut tentang lambatnya menarche (15-17 tahun)
dan awalnya menopous (40 tahun) dalam riwayat penyakitnya.
Faktor etnik tidak berpengaru, meskipun lesi granulomatosasering
ditemukan pada suku negro.
3) Faktor resiko terjadinya kanker vulva
a) Infeksi HPV atau kutil kelamin (kutil genitalis) HPV
merupakan virus penyebab kutil kelamin dan ditularkan
melalui hubungan seksual.
b) Pernah menderita kanker leher rahim atau kanker vagina
c) Infeksi sifilis
d) Diabetes
e) Obesitas
f) Tekanan darah tinggi.
g) UsiaTigaperempat penderita kanker vulva berusia diatas 50
tahun dan dua pertiganya berusia diatas 70 tahun ketika
kanker pertama kaliterdiagnosis.Usia rata-rata penderita
kanker invasif adalah 65-70 tahun.
h) Hubungan seksual pada usia dini9. Berganti-ganti pasangan
seksual10. Merokok 11. Infeksi HIVHIV adalah virus
penyebab AIDS. Virus ini menyebabkan kerusakan
padasistem kekebalan tubuh sehingga wanita lebih mudah
mengalami infeksi HPVmenahun. Golongan sosial-ekonimi
rendah.Hal ini berhubungan dengan pelayanan kesehatan
yang adekuat, termasuk pemeriksaan kandungan
yangrutin.12. Neoplasia intraepitel vulva (NIV)13. Liken
sklerosusPenyakit ini menyebabkan kulit vulva menjadi tipis
dan gatal.14. Peradangan vulva menahun15. Melanoma atau
tahi lalat atipik pada kulit selain vulva.
4) Patologi
Lesi primer sering berupa ulkus denag tepi induratif (ulcero-
granulating) atausebagai tumbuhan eksofitik ( wart / kutil) dengan
tempat predileksi terutama di labiamayora, labia minora, klitoris
dan komisura posterior. Lesi bilateral tidaklah jarang, bahkan
kedua labia mayora dapat simetris terkena (kissing ).

5) Tingkatan pra-maligna
Kurang lebih 50% dari semua karsinoma vulva didahului oleh
suatu keadaanyang sedikit banyakdapat ditetapkan sebagai
pendahulnya. Yang paling sering adalhdistrofia vulva seperti pada
vulvitis atrofik, vulvitis diabetik, leukoplakia, lichen
ataulichenoid seperti pada lichen sclerosus et atrophicus,
kraurosis vulva denagan hiperplasi.Yang sangat potensial menjadi
pendahulu keganasan vulva adalah kondiloma akuminataatau
kondoloma lata, infeksi oleh HVP ( Human Papiloma Virus ) tipe-
16 dan mungkin juga tipe-18. pada Neoplasma Intraepitelial
vagina (NIV) tidak ada bukti bahwa NIVakan berlanjut menjadi
kanker vulva yang invasif bila dibiarkan tanpa pengobatan. NIV-
I, II, III, biasanya terdapat pada wanita <> 60-70 tahun. Secara
umum diterima, bahwa pada kanker serviks terdapat periode laten
5-10 tahun sebelim lesi pra-maligna ( NIS-I ,II , III , KIS )menjadi
kanker yang invasif. Mengingat lokasi tomur primer (karsinoma
epidermoid) hampir 60% pada labium majus, 20% pada labium
minus atau veitibulum,12% di klitoris dan 6% di komisura
posterior, perembetan ke jaringan sekitar akanmeluas ke urethra,
kandung kemih, vagina, rektum dan malalui pembuluh getah
beningsecara embolisasi. Rute primer penyebaran ke kelenjar
inguinal adalah malalui kelenjar femoral luar (superfisial),
kemudian kelenjar femoral dalam (profundal) untuk
akhirnyamenuju kelenjar getah bening panggul melalui kelenjar
iliak luar / ekstern, obturator,iliaka komunisdan kelenjar para-
aorta.
6) Pembagian tingkat keganasan karsinoma vulva
Menurut klasifikasi FIGO 76
Tingkat
Kriteria
0
Karsinoma in situ, karsinoma intraepitel seperti pada
penyakitBowen, penyakit Paget yang noninvasive
a) Tumor terbatas pada vulva dengan diameter terbesar 2 cm
/kurang kelenjar di lipat paha tak teraba, atau teraba tidak
membesar dan mudah digerakan (mobil), klinis tidak
mencurigakan adanya anak sebar di situ.
b) Tumor terbatas pada vulva dengan diameter > 2 c, kelejar di
lipat paha ( inguinal )tidak teraba bilateral, tidak membesar
dan mobil,klinis tidak mencurigakan adanya anak sebar di
situ.
c) Tumor dari setiap ukuran dengan :1) Perluasan ke urethra,
atau vagina, perineum dan anus2) Pembesaran kelenjar lipat
pada uni/ bilateral, mobil tapiklinis mencurigakan telah
terinfiltrasi oleh sel tumor.
d) Tumor dari setiap ukuran yang :
(1) Telah menginfiltrasi kandung kemih, mukosa rektum,
atauke dua-duanya termasuk bagian proksimal dari
urethra.
(2) Telah menyebar ke tulang atau metastasis jauh.

7) Gambaran klinis dan diagnosis


Penderita ini datang dengan keluhan samar-samar
mengenai iritasi vulva atau pruritus (gatal-gatal)
vulva.Diagnosis akan lebih mudah dibuat bila ditemukan
benjolan,ulkus atau lesi yang berdarah. Nyeri biasanya
dikeluhkan bila lesinya terdapat dekatklitoris atau urethra,
karena pedih waktu kencing. Superinfeksi dari lesi ganas
jugamenimbulkan rasa sakit dan lebih banyak iritasi akibat
keputihan yang terus-menerus.Hanya sekitar 5 % yang datang
denga pembesaran kelenjar lipat paha atau abses sebagaikeluhan
utama.
8) Diagnosis dini
Perasaan gatal atau terbakar di vulva harus mendapatkan
perhatian, untuk mencariarea yang mencurigakan akan
keganasan.Daerah tersebut dapat berupa wart (kutil), benjolan
kecil yang berwarnakemerahan, keputihan atau berfigmen, agak
meninggi, atau ulkus datar yang mudah berdarah dengan tepi
induratif. Kalau prosesnya sudah agak lanjut, mungkin
akanditemukan luka yang dalam, yang telah mengalami infeksi
dan nekrotik, atau tampak seperti bunga kobis / kool.Golongan
resiko tinggi ialah wanita yang mempunyai faktor predisposisi :
1) Diabetes Melitus2) Obesitas3) Hygiene seksual yang tidak
baik 4) Lichen sclerosus atrophicus5) Leukoplakia & kraurosis
vulva.
9) Penanganan
Pada tingkat klink 0 (KIS / Intraepitelial karsinoma)
dikerjakan vulvektomidengan mengangkat kedua labia mayora,
labia minora, sebagian mons veneris dan himen. Pada tingkat
klinik I dan II dilakukan vulvektomi radikal dengan
limfadenektomi bilateral kelenjar inguinal luar dan dalam,
dalam satu tahap (enblok).
Komplikasi vulvektomi radikal dengan limfadenektomi
bilateralis yang perludiamati ialah infeksi luka dan dehisensi,
limfoedema (33%), parestesia saraf femoralis, perdarahan
sekunder asal dari arteri dan vena femoralis, kista getah bening
yang sekunder terinfeksi dan menimbulkan nyeri yang sangat,
penyakit trombo-embolik, infeksi salurankemih, disfungsi
seksual terutama sangat menurunnya libido (gairah seksual),
anorgasmedan dispareunia.

b. Melanoma vulva

Melanoma vulva adalah keganasan nomor dua pada vulva


sesudah karsinoma. Hampir 5% dari semua melanoma maligna
muncul di vulva yang merupakan hanya 1% dari kulit permukaan
seluruh tubuh. Terdapat predileksi di labia minora dan klitoris,
sering meluas kevagina dan urethra berupa benjolan (nodul) yang
berwarna hitam kebiruan. Menyebar secaralimfogen denga
membentuk nodul satelit sekeliling tumor primer untuk kemudian
bermestastasiske kelenjar limfa regional. Bila terjadi penyebaran
secara hematogen, anak sebar terdapat di paru- paru (terasering),
kemudian otak, hati dan jantung juga tidak jarang.

c. AdenokarsinomaPada vulva jarang dan umumnya berasal dari


kelenjar bartholini.
d. Basalioma (basal sel karsinoma)Biasanya ditemukan di daerah yang
berambut, sesekali pada labia mayora sebagai makulakemerahan/
kecoklatan atau sebagai nodul kecil yang mengalami ulserasi di
tengahnya (ulkusrodens). Lesi ini hampir tak pernah menyebar ke
kelenjar getah bening, sebab itu eksisi lokalyang luas sudah
memadai untuk tujuan kuratif.
e. Penyakit PagetMerupakan lesi intra epitelial vulva yang sering
bersama-sama dengan munculnyaadenokarsinoma kelenjar apokrin
f. Karsinoma verukosaKarsinoma ini adalah keganasan pada vulva
berbentuk tumor eksofitik seperti papil padakondiloma akuminata,
atau seprti bunga kol (cauliflower like).
g. Sarkoma pada vulvaSarkoma vulva sangat jarang tapi metastasis
berjarak jauh umum terjadi. Tumor inihistologik dapat berupa
leiomiosarkoma (paling sering), liposarkoma,
rhabmiosarkoma,fibrosarkoma, angiosarkoma, limfosarkoma, dan
epiteloidsarkoma. Penyebarannya sangat cepat,karena secra
hematogen. Prognosiscsangat buruk. Peran radioterapi dan atau
kemoterapi sebagaiadjuvans perlu dipertimbangkan.
h. Tumor ganas sekunder pada vulvaBerasal dari jaringan dekat vulva
seperti serviks uteri, vagina, uterus yang merembetlangsung atau
secra limfogen atau embolisasi melalui pembuluh darah balik. Paling
seringditemukan adalh metastasis koriokarsinoma yang memberi
gambaran khas yang berwarna birukehitaman. Penanganan dengan
kemoterapi tunggal (MTX) atau kombinasi, tergantung darifaktor
resikonya.
1. Vagina
Tumor ganas primer di vagina sangat jarang. Bilamana serviks uterus ikut
terlibat dalam proses, maka dianggap sebagai tumor ganas serviks uteri.
Begitu juga bilamana vulva ikut terlibatdalam proses, maka dianggaptumor
ganas itu adalah tumor ganas vulva.
Gejala
Kanker vulva mudah dilihat dan teraba sebagai benjolan, penebalan
ataupun luka terbuka pada atau di sekitar lubang vagina.Kadang terbentuk
bercak bersisik atau perubahan warna.Jaringandi sekitarnya mengkerut
disertai gatal-gatal.Pada akhirnya akan terjadi perdarahan dan keluar
cairanyang encer.
Gejala lainnya adalah:
i. Nyeri ketika berkemih
ii. Nyeri ketika melakukan hubungan seksual.
iii. Hampir 20% penderita yang tidak menunjukkan gejala.
a. Karsinoma vagina
1) Epidemiologi
Kanker vagina jarang terjadi, biasanya diderita oleh wanita berumur
50 tahun ke atas.Insidensi.
2) Patologi
Terbanyak (hampir 99%) adalah squamous cell carsinoma, sisanya
adenokarsinoma danembrional rhabdomiosarkoma (sarkoma botrioides).
3) Tingkat pra-maligna
Sebelum menjadi infasif, lesi itu melalui tingkatan pra-maligna yang
disebut sebagai NIV(N eoplasia Intraepitelial Vagina) I, II, III (Displasia
ringan, sedang, berat) dan KIS (karsinoma in situ), yang berlangsung
beberapa tahun dan dapat dideteksi awal melalui Pap¶smear atau bilamana
perlu biopsi terarah dengan bimbingan kolposkop terhadap µlesi yang
mencurigakan.
4) Penyebaran
Bila proses terdapat pada sepertiga bagian atas vagina, penyebarannya
akan terjadi seperti pada karsinoma serviks;bila berlokasi pada sepertiga
bagian distal vagina, penyebarannya akanmenyerupai karsinoma vulva.
5) Pembagian tingkat keganasan
Umumnya karsinoma epidermoid pada vagina muncul di 2/3 di bagian
proksimal vagina.Lokasi paling sering di dinding paling atas
(proksimal)atau depan bawah(distal)vagina,berbentuk eksopitik seperti
bunga kol, endofitik ulseratif,infiltratif atau papilomatosa.
Pembagian tingkat keganasan menurut FIGO
Tingkat
Kriteria
0
Karsinoma in situ, karsinoma intra epithelial
i. Proses masih terbatas padadinding vagina
ii. Proses sudah meluas sampai jaringan para vagina,tetapi belum
mencapai dinding panggul
iii. Proses telah meluas sampai ke salah satu/kedua dinding panggul;
iv. Proses sudah keluar dari panggul kecil,atau sudah
menginfiltrasimukosa rektum/kandung kemih.
6) Gambar klinik dan diagnose
Karsinoma in situ lebih sering didapat sebai proses yang multifokal.Ia
dapat ditemukan bersama-sama dengan tumor sejenis di bagian lain dari
traktus genitalis,atau setelah pembedahanyang tidak radikal pada
karsinoma in situ serviks uterus,atau pasca radiasi karsinoma
serviksuterus.Adenokarsinoma vagina yang jarang,dapat berasal dari
urethra,kelenjar Bartholin,atausebagai metastasis dari karsinoma
endometrium/ovarium.Pada pemeriksaan in spekulo dapat ditemukan
ulkus dengan tepi yang induratif atau pertumbuhan tumor eksofitik seperti
bunga kol (cauliflower) yang mudah berdarah padasentuhan.Biopsi harus
dibuat pada daerah yang dicurigai,sehingga bukti histologik
dapatmenegakkan diagnosis.
7) Diagnosis dini
Pada pemeriksaan rutin secara berkala,pengambilan bahan untuk
pemeriksaan sitologik dari dinding vagina perlu pula pengambilanbahan
dari ekto-danendoserviks. Pada klinik yangsudah maju,pemeriksaan
kolposkopik,biopsi terarah dengan bimbingan kolposkop,kolpomikroskopi
dilakukan untuk membuat diagnosis dini.
8) Penanganan
Untuk tingkat klinik 0, dapat dilakukan vaginektomi, elektrokoterisasi,
bedah krio (cryo-surgeri), penggunaan sitostatika topikal atau sinar
laser.Untuk tingkat klinik I dan II dilakukanopersi atau
penyinaran.Operasi pada tumor di bagian atas vagina sama dengan operasi
padakarsinoma serviks uterus,hanya vaginektomi dilakukan lebih
luas(>1/2 puncak vagina harusdiangkat),sedang operasi pada bagian
bawah vagina mendekati operasi pada karsinoma vulva.
Kemoterapi dengan peraturan VAC (Vincristine,Aktinomisin-D dan
Cytoxan/Endoxan)hanya untuk pengobatan embrional rabdomiosarkoma
(sarkoma botrioides) pada anak-anak, yang ternyata efektif. Tumor ini
berbentuk polipoid seperti buah anggur yang berasal dari bagian
atasvagina dan dapat menonjol keluar sampai di introitus vagina.
Penyebaran secara hematogen ke paru-paru atau tulang
3. Adneksa
a. Tubba Fallopii (saluran telur)
1) Patologi : Hsu, Taymor, dan Hertig membagi histologik tumor ini dalam
3 jenis menurut keganasannya:
a) Jenis papiler : tumor belum mencapai otot tuba dan difeensiasi
selnya masih baik, batasdaerah normal dengan tumor masih dapat
ditunjukkan.
b) Jenis papilo-alveolar (adenomatosa) : tumor ini telah
memasuki otot tuba danmemperlihatkan gambaran kelenjar.
c) Jenis alveo-meduler : terlihat mitosis yang atipik dan terlihat
invasi sel ganas ke dalamsaluran limfa tuba.
2) Penyebaran : Pada umumnya terjadi secara langsung ke alat sekitarnya,
kemudian melalui pembuluh getah bening ke abdomen, leher, daerah
inguinal, vagina, tuba, ovarium dan uterus.
3) Tingkat Klinis Keganasan :
a) Tingkat Klinik
b) Kriteria
(1) IA
Pertumbuhan tumor terbatas pada salah satu tuba; tidak
adaascites.Tak ditemukan tumor di permukaan luar, kapsulnya
utuh.Tumor terdapat di permukaan luar, atau kapsulnya pecah
ataukedua-duanya.

(2) IB

Pertumbuhan tumor terbatas pada kedua tuba; tidak


adaasites.Tak ada tumor di permukaan luar, kapsulnya utuh.Tumor
terdapat di permukaan luar, atau kapsulnya pecah, ataukedua-
duanya.

(3) IC

Tumor dari tingkatan klinik 1A dan IB, tetapi ada asites


ataucucian rongga perut positif.

(4) II

Pertumbuhan tumor melibatkan satu atau dua tuba, dengan


perluasan ke panggul.

(5) IIA

Perluasan proses dan/ atau metastatis ke uterus atau ovarium.

(6) IIB

Perluasan proses ke jaringan panggul lainnya.

(7) IIC

Tumor dari tingkat klinik IIA atau IIB, tetapi dengan


asitesdan/atau cucian rongga perut positif.
(8) III

Tumor melibatkan satu atau dua tuba dengan


penyebarankelenjar limfa intraperitoneal, atau kedua-duanya. Tumor
terbatas pada panggul kecil dengan bukti histologik penyebaran ke
usus halus atau omentum.

(9) IV

Pertumbuhan tumor melibatkan salah satu atau kedua


tubadengan metastasis berjarak jauh. Bilamana didapatkan efusi
pleural, harus ada sitologi positif untuk menyebutnya sebagaitingkat
klinik IV. Begitu pula ditemukannya metastasiskeparenkim hati.

4) Gambaran klinik dan diagnosis

Pada awal penyakit tidak menimbulkan gejala diagnosis sering


terlambat dibuatkarena letaknya yang sangat tersembunyi dan
pemeriksaan histologik atas spesimen yangdikirim. Kalau sudah ada
keluhan, biasanya sudah terlambat. Deteksi dini tumor ganas
tubaFalloppii sukar diupayakan. Perlu dapat perhatian khusus bila
wanita berusia (45-55 tahun),ditemukan tumor adneksa (tumor radang:
hidrosalping, piosalping atau abses tubo-ovarial dansebagainya) disertai
rasa nyeri dan adanya getah vagina yang semula kekuning-
kuningankemudian bercampur darah, perlu dicurigai kemungkinan akan
adanya tunor ganas tubaterutama pada nullipara atau primipara. Wanita
beranak satu (sterilitas satu anak) biasanyaoleh karena mengalami
infeksi gonokokus yang menimbulkan peradangan tuba dan menjadi
buntu. Perasaan nyeri ini dapat intermiten atau terus menerus dan
menjalar ke pangkal pahadan punggung bagian bawah (regio sakro-
koksigeal). Rasa sakit ini yang menyebabkan penderita datang ke dokter

Pemeriksa sitologi usapan serviks tidak banyak membantu. Akan


tetapi bilamanahasilnya sel ganas positif, sedangkan di serviks maupun
di kavum uteri dapat dinyatakantidak ada keganasan, maka perlu
dipikirkan kemungkinan keganasan di tuba atau ovarium,lebih lebih jika
ada mas tumor pada adneksa. Histero-salpingografi (HSG) tidak
dianjurkankarena dapat berakibat meluasnya proses ganas/radang.
Kuldoskopi dan laparoskopi juga tak banyak berarti karena sulit
membedakan tumor ganas tuba dari tumor radang, kecuali bilamana
pemeriksaan tersebut disertai tindakan biopsi. Transvagina/transrektal
USG dapatmembantu untuk menegakkan diagnosis.

5) Penanganan

Penanganan utama yang dianjurkan adalah TAH + BSO + OM +


APP (TotalAbdominal Hysterectomy + Bilateral Salpingo-
Oophorectomy + Omentectomy +Appendectomy). Dapat
dipertimbangkan (Optional) instilasi Phosphor 32 radioaktif
ataukhemoterapi profilaksis. Sayatan dinding perut harus longitudinal
linea mediana, cukup panjang untuk memungkinkan mengdakan
eksplorasi secara Gentle (lembut) seluruh rongga perut dan panggul,
khususnya di daerah subdiafragmatika dan mengirimkan sample
cucianrongga perut untuk pemeriksaan sitologi eksfoliatif. Radioterapi
hanya dikerjakan pada tumor bed dan jenis histologik keganasan tertentu
seperti disgerminoma.

D. Kanker pada uterus (kanker rahim)


Kanker Rahim adalah tumor ganas pada endometrium (lapisan
rahim).Kanker rahim biasanyaterjadi setelah masa menopause, paling sering
menyerang wanita berusia 50-60 taun.Kanker bisamenyebar (metastase)
secara lokal maupun ke berbagai bagian tubuh (misalnya kanalis
servikalis,tuba falopii, ovarium, daerah di sekitar rahim, sistem getah bening
atau ke bagian tubuh lainnyamelalui pembuluh darah).

1. Penyebab

Penyebabnya yang pasti tidak diketahui, tetapi tampaknya penyakit ini


melibatkan peningkatan kadar estrogen.Salah satu fungsi estrogen yang
normal adalah merangsang pembentukan lapisan epitel pada rahim. Sejumlah
besar estrogen yang disuntikkan kepada hewan percobaan di laboratorium
menyebabkan hiperplasia endometrium dan kanker.Wanita yang menderita
kanker rahim tampaknya memiliki faktor resiko tertentu. (faktor resiko adalah
sesuatu yang menyebabkan bertambahnya kemungkinan seseorang untuk
menderita suatu penyakit).Wanita yang memiliki faktor resiko tidak selalu
menderita kanker rahim,sebaliknya banyak penderita kanker rahim yang tidak
memiliki faktor resiko. Kadang tidak dapatdijelaskan mengapa seorang wanita
menderita kanker rahim sedangkan wanita yang lainnya tidak.Penelitian telah
menemukan beberapa faktor resiko pada kanker rahim:

a. Usia Kanker uterus terutama menyeranga wanita berusia 50 tahun


keatas.
b. Hiperplasia endometrium
c. Terapi Sulih Hormon (TSH)

TSH digunakan untuk mengatasi gejala-gejala menopause,


mencegah osteoporosisdan mengurangi resiko penyakit jantung atau
stroke. Wanita yang mengkonsumsi estrogentanpa progesteron memiliki
resiko yang lebih tinggi. Pemakaian estrogen dosis tinggi dan jangka
panjang tampaknya mempertinggi resiko ini.Wanita yang mengkonsumsi
estrogen dan progesteron memiliki resiko yang lebih rendah karena
progesteron melindungi rahim.

d. Obesitas
Tubuh membuat sebagian estrogen di dalam jaringan lemak
sehingga wanitayang gemuk memiliki kadar estrogen yang lebih tinggi.
Tingginya kadar estrogenmerupakan penyebab meningkatnya resiko
kanker rahim pada wanita obes.
e. Diabetes (kencing manis)
f. Hipertensi (tekanan darah tinggi)
g. Tamoksifen

Wanita yang mengkonsumsi tamoksifen untuk mencegah atau


mengobatikanker payudara memiliki resiko yang lebih tinggi. Resiko ini
tampaknya berhubungan dengan efek tamoksifen yang menyerupai
estrogen terhadap rahim.Keuntungan yang diperoleh dari tamoksifen lebih
besar daripada resiko terjadinyakanker lain, tetapi setiap wanita
memberikan reaksi yang berlainan.

h. RasKanker rahim lebih sering ditemukan pada wanita kulit putih.


i. Kanker kolorektal
j. Menarke (menstruasi pertama) sebelum usia 12 tahun
k. Menopause setelah usia 52 tahun
l. Tidak memiliki anak
m. Kemandulan
n. Penyakit ovarium polikista
o. Polip endometrium.
2. Gejala

Gejala kanker rahim tidak spesifik. Studi terbaru menunjukkan


bahwa penderita kanker rahim biasanya mengalami gejala berikut ini
secara menetap:

a. tekanan abdomen (merasa penuh,bengkak atau kembung)


b. Perasaan ingin buang air kecil terus menerus

Gejala lainnya meliputi:

1) Gangguan pencernaan yang menetap (gas atau mual)


2) Perubahan kebiasaan BAB tanpa alasan jelas,seperti sembelit
3) Kehilangan nafsu makan atau cepat merasa kenyang
4) Lemas & letihlesu yang berkelanjutan
5) Sakit pada daerah sekitar pinggang/panggul
6) Perubahan dalam siklus menstruasi
7) Perdarahan rahim yang abnormal
8) Perdarahan diantara 2 siklus menstruasi (pada wanita yang masih
mengalami menstruasi)
9) Perdarahan vagina atau spotting pada wanita pasca menopause
10) Perdarahan yang sangat lama berat dan sering (pada wanita yang
berusia diatas 40 tahun)
11) Nyeri perut bagian bawah atau kram panggul
12) Keluar cairan putih yang encer atau jernih (pada wanita pasca
menopause)
13) Nyeri atau kesulitan dalam berkemih
14) Nyeri ketika melakukan hubungan seksual.

Dengan mengetahui gejala nya diharapkan bidan dapat meduga


degredasi ganas padakanker rahim dengan bertindak :
a. Melakukan pemeriksaan pap smear
b. Melakukan pemeriksaan dalam
1) Rahim agak membesar,lunak
2) Setelah pemeriksaan dalam kemungkinan terjadi perdarahan
3) Pada pemeriksaan speculum :- Perdarahan dari mulut rahim- Jaringan
keluar dari mulut rahim
c. Jaringan yang keluar dari mulit rahim diambil dan dikirim ke dokter ahli
patologianatomid.
d. Bidan segera merujuk penderita untuk menegakkan diagnose pasti ke
puskesmas,dokter ahli kandungan atau ke RS

3. Diagnosa

Diagnosis ditegakkan berdasarkan gejala dan hasil pemeriksaan berikut:

a. Pemeriksaan panggul
b. Pap smear
c. USG transvagin
d. Biopsi endometrium.

Untuk membantu menentukan stadium atau penyebaran kanker,


dilakukan pemeriksaan berikut:

a. Pemeriksaan darah lengkap


b. Pemeriksaan air kemih
c. Rontgen dada
d. CT scan tulang dan hati
e. Sigmoidoskopi
f. Limfangiografi
g. Kolonoskopi
h. Sistoskopi.

Bidan mempunyai tugas menegakkan diagnosis dini kanker rahim


dengan :

a. Melakukan KIE dan Motivasi tentang gejala klinik stadium awal-


1) Beser putih atau bercampur darah
2) Perdarahan mendadak/sedikit setelah menopause
3) Terjadi sesak di bagian bawah abdomen
b. Melakukan pemeriksaan sederhana ;
1) Pengambilan pap smear
2) Pemeriksaan dalam untuk menilai rahim3.
c. Merujuk penderita untuk menegakkan diagnosa pasti

Staging (Menentukan stadium kanker)

1) Stadium I : kanker hanya tumbuh di badan Rahim


2) Stadium II : kanker telah menyebar ke leher rahim (serviks)
3) Stadium III : kanker telah menyebar ke luar rahim, tetapi masih di
dalam rongga pangguldan belum menyerang kandung kemih
maupun rektum. Kelenjar getah bening panggul mungkin
mengandung sel-sel kanker.
4) Stadium IV : kanker telah menyebar ke dalam kandung kemih atau
rektum atau kanker telah menyebar ke luar rongga panggul.

4. Pengobatan
Pemilihan pengobatan tergantung kepada ukuran tumor, stadium,
pengaruh hormon terhadap pertumbuhan tumor dan kecepatan
pertumbuhan tumor serta usia dan keadaan umum penderita.
5. Metode pengobatan:
1) Pembedahan

Kebanyakan penderita akan menjalani histerektomi (pengangkatan


rahim). Kedua tubafalopii dan ovarium juga diangkat (salpingo-
ooforektomi bilateral) karena sel-sel tumor bisamenyebar ke ovarium dan
sel-sel kanker dorman (tidak aktif) yang mungkin tertinggalkemungkinan
akan terangsang oleh estrogen yang dihasilkan oleh ovarium.

2) Terapi penyinaran (radiasi)

Digunakan sinar berenergi tinggi untuk membunuh sel-sel


kanker.Terapi penyinaran merupakan terapi lokal, hanya menyerang sel-sel
kanker di daerah yangdisinari. Pada stadium I, II atau III dilakukan terapi
penyinaran dan pembedahan. Penyinaran bisadilakukan sebelum
pembedahan (untuk memperkecil ukuran tumor) atau setelah
pembedahan(untuk membunuh sel-sel kanker yang tersisa)

3) Kemoterapi

Pada terapi hormonal digunakan zat yang mampu mencegah


sampainya hormon ke selkanker dan mencegah pemakaian hormon oleh sel
kanker. Hormon bisa menempel pada reseptor hormon dan menyebabkan
perubahan di dalam jaringan rahim.Sebelum dilakukan terapi hormon,
penderita menjalani tes reseptor hormon. Jika jaringanmemiliki reseptor,
maka kemungkinan besar penderita akan memberikan respon terhadap
terapihormonal. Terapi hormonal merupakan terapi sistemik karena bisa
mempengaruhi sel-sel diseluruh tubuh. Pada terapi hormonal biasanya
digunakan pil progesteron.

Terapi hormonal dilakukan pada:


1) penderita kanker rahim yang tidak mungkin menjalani pembedahan
ataupun terapi penyinaran
2) penderita yang kankernya telah menyebar ke paru-paru atau organ
tubuh lainnya
3) penderita yang kanker rahimnya kembali kambuh.

Jika kanker telah menyebar atau tidak memberikan respon


terhadap terapi hormonal,maka diberikan obat kemoterapi lain, yaitu
siklofosfamid, doksorubisin dan sisplastin.

Efek samping pengobatan kanker

a) Setelah menjalani histerektomi, penderita biasanya mengalami nyeri


dan merasasangat lelah. Kebanyakan penderita akan kembali
menjalani aktivitasnya yang normaldalam waktu 4-8 minggu setelah
pembedahan.Beberapa penderita mengalami mualdan muntah serta
gangguan berkemih dan buang air besar.
b) Wanita yang telah menjalani histerektomi tidak akan mengalami
menstruasi dan tidak dapat hamil lagi. Jika ovarium juga diangkat,
maka penderita juga mengalamimenopause. Hot flashes dan gejala
menopause lainnya akibat histerektomi biasanyalebih berat
dibandingkan dengan gejala yang timbul karena menopause alami.
c) Pada beberapa penderita, histerektomi bisa mempengaruhi hubungan
seksual.Penderita merasakan kehilangan sehingga mengalami
kesulitan dalam melakukanhubungan seksual

6. Pencegahan
a. Setiap wanita sebaiknya menjalani pemeriksaan panggul dan Pap smear
secara rutin,untuk menemukan tanda-tanda pertumbuhan yang
abnormal.
b. Wanita yang memiliki faktor resiko kanker rahim sebaiknya lebih
sering menjalani pemeriksaan panggul, Pap smear dan tes penyaringan
(termasuk biopsiendometrium).

E. Tumor ganas ovarium


1. Patologi

Pertumbuhan tumor prime diikuti oleh infiltrasi ke jaringan sekitar


yang menyebabkan berbagai keluhan samar-samar seperti perasaan sebah,
makan sedikit terasa cepat menjadikenyang, sering kembung, nafsu makan
menurun. Kecenderungan untuk melakukan implantasi dirongga perut
merupakan ciri khas suatu tumor ganas ovarium yang menghasilkan ascites.

Tumor ganas ovarium merupakan kumpulan tumor dengan


histiogenesis yang beranekaragam, dapat berasal dari ketiga dermoblast
(ektodermal,entodermal,dan mesodermal) dengansifat-sifat histologis maupun
biologis yang beraneka ragam. Oleh sebab itu histiogenesis
maupunklasifikasinya masih sering menjadi perdebatan.

Kira-kira 60% terdapat pada usia peri-menopausal, 30% dalam masa


reproduksi dan 10% pada usia yang jauh lebih muda. Tumor ini dapat jinak
(benigna), tidak jelas jinak tapi juga tidak pasti ganas (borderline malignanc
yatau carcinoma of low-malignant potential) dan yang jelasganas (true
malignant).

Klasifikasi Tumor Ovrium Epitelial menurut WHO yang dimodifikasi :


a. Tumor Epitelial yang umum : A. Serosa, B. Musinosa, C.
Endometroid, D. Clearcell(mesonephroid) : a. Benigna, b. Borderline
malignancy,c. Karsinoma,E. Brenner, F. Epitelialcampuran, G.
Karsinoma tak terdiferensiasi, H. Tumor tak terklasifikasi.
b. Sex-cord stromal tumours : A. Tumor Granulosa-theca cell : a.
Benigna,b. Maligna,B.Androblastoma (sertoli-leydig), C.
Gynandroblastoma, D. Tidak terklasifikasi
c. Tumor-tumor lipid cell.
d. Tumor-tumor Germ-cell : A. Disgerminoma, B. Tumor Sinus
Endodermal, C. KarsinomaEmbrional, D. Poli-Embrioma, E.
Khoriokarsinoma, F. Teratoma : 1. Immatur,2.Matur(solidatau kistik),
3.monodermal (stroma ovarii dan/ atau karsinoid, atau lainnya).

1) Tumor-Tumor Epitelial Ovarium

Ada 2 jenis : serosa dan musinosa. Kedua-duanya mempunyai


kecenderungan untuk tumbuh bilateral dan berimplantasi di rongga
peritoneum. Perubahan ke arah ganas terjadi pada yang berjenis serosa.
Kistadenokarsinoma papiliferum pseudo-musinosa merupakan satu
variasidari tumor dengan kemungkinan penyebaran lokal yang tinggi.

2) Tumor-Tumor Stroma Sex-Cord

Diduga berasal dari mesenkhim gonad , yang potensial mampu


mendiferensiasi ke dalamstruktur gonad laki-laki dan wanita hingga tumor
dapat mengakibatkan munculnya tanda-tanda maskulinisasi atau
feminisasi pada penderitanya.
AndroBlastoma atau tumor yang berasal dari mesenkhim akan
mendiferensiasi ke dalamstruktur gonadal laki-laki : 1).
Arrhenoblastoma ,mikroskopik terlihat gambaran tubuler dan
berhubungan denagan gejala/ tanda defeminisasi atau maskulinisasi,
2)TUmor Sertoli cell,adalah bentuk feminisasi dari Androblastoma. Sel-
sel sertoli merupakan sumber dari estrogen pada gonadlelaki, 3)Tmor Sel
Granulosa, 4)TUmor Sel Theca.

3) Tumor-Tumor Sel Germinal (Germcell tumours)

Tumor ini berasal dari sel germinal dan derivatnya.

a) Disgerminoma

Biasanya terdapat pada wanita muda dan sangat radioaktif.


Tumor dengan permukaanrata, konsistensi kenyal, kecuali di bagian-
bagian yang mengalami degenerasi, berwarna sawomatang sampai
keabu-abuan. Pada pemeriksaan mikroskopik terlihat gambaran
sarang-sarangsel telur yang besar, bundar, ovoid, atau poligonal,
terpisah oleh septa jaringan ikat. 88,6%dapat disembuhkan hanya
dengan USO (Unilateral Salpingo Oerectomy), kalau perlu pasca
bedah dapat dipertimbangkan radioterapi pada Tumor bed karena
tumor ini sangat radiosensitif dan radiocurable.

b) Teratoma

Diduga berkembang dari jaringan embrional yang pluripoten


dan mampu membentuk elemen-elemen dari ketiga lapisan embrional.
Teratoma ovarium bisa ditemukan dalam bentuk kistik maupun solid.
Teratoma maligna yang ganas berbentuk solid, terdiri atas campuran
jaringan sel telur yang matang (matur) dan yang tidak matang
(immatur). Teratomaganas biasanya ditemukan pada anak-anak dan
pada penderita dalam masa pubertas. Tumor ini tumbuh cepat dan
mempunyai prognosis yang buruk. Pada pemeriksaan klinik ditemukan
tumor di samping uterus, kadang kala disertai perdarahan dari uterus
dan ascites. Terapinya pembedahan dengan khemoterapi sebelum atau
sesudahnya.

c) Tumor sinus endodermal

Berasal dari jolk sac atau saccus vitellinus,umumnya


ditemukan pada gadis atauwanita muda (20 tahun) dan sangat ganas.
Pada pemeriksaan mikroskopik didapatkanretikulum dengan ruangan
berbentuk kistik (sinus endodermal) di tengahnya. Sinus
tersebutterdiri atas pembuluh darah ditengahnya oleh sel-sel kuboid.

d) Khoriokarsinoma

Tumor primer berasal dari ovarium jarang ditemukan


mempunyai ciri-ciri sepertikhoriokarsinoma sesudah kehamilan
(NTGG = Neoplasia Trofoblast Ganas Gestasional ).Pada
pemeriksaan mikroskopik ditemukansinsio ± dan sitotrofoblas tanpa
villikhoroalis.

e) Gonado Blastoma

Tumor yang diperkenalkan oleh Scully pada tahun 1953


dijumpai dalam ovariumatau testis yang disgenetik, terdiri dari sel-sel
telur dan sel-sel yang menyerupai sel-sel Sertoli-Leydig atau sel-sel
granulosa. Kebanyakan penderitanya wanita dan seringmenunjukkan
kario-tipe yang abnormal dengan mengandung khromosom
Y.Gonadoblastoma mempunyai potensi untuk menjadi ganas.

4) Tumor-Tumor yang berasal dari Stroma Ovariuma.


a) Sarkoma OvariumTumor ganas ini dapat diklasifikasikan sebagai
berikut :
(1) Sarkoma teratoid: sering terdiri dari elemen-elemen tanpa
diferensi, akan tetapiunsur-unsur teratoid masih dapat dikenal.
Tumor tumbuh cepat dengan prognosis jelek.
(2) Stromal Sarkoma : berasal dari jaringan mesenkhim dan dapat
ditemukan dalam 2 jenis : 1) Stroma-cell sarcoma dan 2)
Leiomiosarkoma. Prognosis umumnya baik, apabila tumor
belum meluas pada waktu operasi dilakukan.
(3) Sarkoma paramesonefrik : merupakan mixed mesodermal
tumor, terdiri atas sel-sel epitel yang tersusun tidak rata dan
stroma yang berproliferasi cepat. Tumor biasanya ditemukan
pada wanita usia lanjut, tumbuh cepat dan dapatmenimbulkan
rasa nyeri di perut bagian bawah. Penyebaran sel-sel tumor
jugacepat secara hematogen.

b) Karsinoma Ovarium Metastatik Karsinoma ini biasanya bilateral


dan solid. Tumor primernya berasal dari korpusuterus, usus-usus,
mamma atau kelejar tiroid. Termasuk dalam golongan ini adalah
Tumor Krukenberg yang mempunyai gambaran mikroskopik
khas, berupa sel-sel yang menyerupai cincinsignet di tengah-
tengah stroma. Sebagian besar dari Tumor Krukenberg
adalahmetastatis darikarsinoma ventrikuli (gaster).
2. Penyebaran

Tumor ganas ovarium menyebar secara limfogen ke kelenjar para


aorta,mediastinal, dan supraklavikular, untuk seterusnya menyebar ke alat-alat
yang jauh,terutama paru-paru, hati dan otak.

3. Penetapan tingkat klinis keganasan


a. UICC
b. Kriteria
c. FIGO
d. T1
e. Terbatas pada ovarium
1) I
2) Tia
f. Satu ovarium, tanpa ascites
1) Ia
2) Tib
g. Kedua ovarium, tanpa ascites
1) Ib
2) Tic
h. Satu/ dua ovarium, ada ascites
1) Ic
2) T2
i. Dengan perluasan ke panggul
1) II
2) T2a
j. Uterus dan/ atau tuba, tanpa ascites
1) IIa
2) T2b
k. Jaringan panggul lainnya, tanpa ascites
1) IIb
2) T2c
l. Jaringan panggul lainnya, dengan ascites
1) IIc
2) T3
m. Perluasan ke usus halus/ omentum dalam panggul, atau penyebaran
intraperitoneal / kelenjar retraperitoneal
1) III
2) M1
n. Penyebaran ke alat-alat jauh
1) IV

4. Diagnosis

Diagnosis didasarkan atas 3 gejala/ tanda yang biasanya muncul


dalam perjalanan penyakitnya yang sudah agak lanjut :

a. Gejala desakan yang dihubungkan dengan pertumbuhan primer dan


infiltrasike jaringan sekitar,
b. Gejala diseminasi/ penyebaran yang diakibatkan oleh implantasi
peritonealdan bermanifestasi adanya ascites
c. Gejala hormonal yang bermanifestasi sebagai defeminisasi,
maskulinisasi atau hiperestrogenisme ,intensitas gejala ini sangat
bervariasi dengan tipehistologik tumor dan usia penderita.

Pemeriksaan ginekologik dan palpasi abdominal akan


mendapatkan tumor ataumasa, di dalam panggul dengan bermacam-
macam konsistensi mulai dari yang kistik sampai yang solid (padat).
Pemakaian USG (Ultra Sono Graphy) dan CTscan (Computerised axial
Tomography scanning) dapat memberi informasi yang berhargamengenai
ukuran tumor dan perluasannya sebelum pembedahan. Laparotomi
eksploratif disertai biopsi potong beku (Frozen section) masih tetap
merupakan prosedur diagnostik paling berguna untuk mendapat gambaran
sebenarnhya mengenai tumor dan perluasannya seta menentukan strategi
penanganan selanjutnya.

5. Terapi Tumor Ganas Ovarium

Pada tingkatan awal, prosedur adalah TAH + BSO + OM + APP


(optional). Luas prosedur pembedahan ditentukan oleh insidensi dari
seringnya penyebaran ke sebelahyang lain (bilateral) dan kecenderungan
untuk menginvasi badan rahim (korpus uteri).Tindakan konservatif (hanya
mengangkat tumor ovariumnya saja : Oophorektomi atau oophoro kistektomi)
masih dapat dibenarkan jika tingkat klinik penyakit T1a, wanitamasih muda,
blum mempunyai anak, derajat keganasan tuor rendah seperti
disgerminoma,tumor sel granulosa, dan arr henoblastoma Atau low potential
malignancy=bordeline malignancy.

a. Radioterapi

Sebagai pengobatan lanjutan umumnya digunakan pada tingkat


klinik TI dan T2(FIGO: Tingkat I dan II), yang diberikan kpada panggul
saja atau seluruh rongga perut.
Pada tingkat klinik T3 dan T4 (FIGO: tingkay III dan IV) dilakukan
debulking dilanjutkan dengan khemoterapi. Radiasi untuk membunuh sel-
sel tumor yang tersisa,hanya efektif pada jenis tumor yang peka terhadap
sinar (radiosensitif) sepertidisgerminoma dan tumor sel granulosa.

b. Khemoterapi

Sekarang telah mendapat tempat yang diakui dalam penanganan


tumor ganasovarium. Sejumlah obat sitostatika telah digunakan, termasuk
agens alkylating (seperti cyclophospamide,chlorambucil ),antimetabolit
(seperti Adriamisin) dan agens lain(seperti Cis-Platinum). Penanganan
paliatif tumor ganas ovarium sering menggunakan preparat hormon
progestativa.

c. Komplikasi

Obstruksi usus merupakan komplikasi yang sering terjadi pada


kasus tingkatanlanjut yang dikelola dengan melakukan reseksi usus sekali
atau beberapa kali untuk membuat by pass bila kondisi penderita
mengizinkan.

d. Second-look laparotomi

Untuk memastikan keberhasilan penanganan dengan radioterapi


ataukhemoterapi, lazim dilakukan laparotomi kedua, bahkan kadang
sampai ketiga (third-look laparotomi). Hal ini memungkinkan kita
membuat penilaian akurat proses penyakit,hingga dapat menetapkan
strategi pengobatan selanjutnya. Bisa dihentikan atau perludilanjutkan
dengan alternatif pengobatan lain.

Neoplasma Ovarium yang jarang Teratoma ovarium (termasuk Tumor


sinus Endodermal ). Menarik perhatian karena pekanya terhadap khemoterapi
dan hubungannya dengan petanda tumor (tumor marker ) AFP(Alfa Feto-
protein). Petanda tumor ini sangat berguna untuk diagnosis maupun
pemantauan(monitoring) dan penanganan/ pengobatan.

Tumor yang mensekresi endokrin adalah penting karena mereka dapat


menampakkandiri dengan kelainan-kelainan endokrin, dan pengobatannya
mungkin akan sangat efektif dengan mengendalikan gejala-gejalanya.

Pengamatan lanjut Untuk tumor ganas ovarium skema/ bagan


pengamatan lanjut (follow up control)adalah sebagai berikut :

a. Sampai 1 tahun setelah penanganan, setiap 2 bulan,


b. Kemudian sampai 3 tahun setelah penanganan, setiap 4 bulan,
c. Kemudian sampai 5 tahun setlah penanganan, setipa 6 bulan,
d. Seterusnya setiap setahun sekali.

Konsep tatalaksana kanker ovariumPredisposisi :

a. Kista pada anak/remaja


b. Kista usia lanjut
c. Kista di atas 45 tahun
d. Ovarium masih teraba pada menopause

Keluhan utama :

a. Tanpa keluhan
b. Kista cepat besar
c. Stadium lanjut :
1) Kahesia
2) Tumor pada abdomen
3) Asites
4) Metastase-kaki edema
Pemeriksaan kanker ovarium :

a. Inspeksi :
1) Terlihat tumor pada abdomen
2) Pembuluh darah prominen
3) Badan atas kurus,edema tungkai
b. Pemeriksaan palpasi :
1) Teraba tumor
2) Nerbenjol-benjol
3) Gerak terbatas
4) Terdapat asites
5) Konsitensi: padat kenyal- Pemeriksaan dalam :Terasa teraba tumor
abdomen, . Padat kenyal gerak terbatas3. Ovarium masih teraba
setelah menopause
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Dari makalah diatas dapat kita simpulkan bahwa tumor alat genital baik
yang bersifat neoplasma jinak maupun yang bukan neoplasma. Menurut letak
dankonsistensinya, maka berturut-turut akan dibicarakan sebagai berikut.Tumor
jinak pada alat genital meliputi:

1. Vulva
a. Tumor kistik vulvA
b. Tumor solid vulva
2. Vagina
a. Tumor kistik vagina
b. Tumor solid vagina
3. Uterus
a. Tumor ektoserviks
b. Tumor endoserviks-endometrium
4. Tuba uterina fallopi dan jaringan sekitarnya
a. Tumor tuba uterina (adenoma, leiomioma, fibroma, kista dermoid)
b. Tumor neoplasma jinak jaringan sekitarnya
c. Tumor nonneoplasma
5. Ovarium
a. Tumor non-neoplasma
b. Tumor neoplasmaTumor ganas pada alat genital meliputi:
1) Tumor ganas pada vulva
2) Tumor ganas pada vagina
3) Tumor ganas pada serviks uteri (leher rahim)
4) Tumor ganas pada korpus uteri (badan rahim)
5) Umor ganas pada adneksa (tuba fallopi = saluran telur)
6) Ovarium (indung telur)
B. Saran

Dari makalah ini diharapkan kita sebagai tenaga kesehatan mengerti


danmemahami tentang masa macam macam tumor ganas dan jinak sehingga
nantinya mampumemberikan asuhan kebidanan pada pasien penderita tumor
ganas maupun jinak.

DAFTAR PUSTAKA

Rahardjo.S. Myoma uteri di Rumah Sakit.Dr. Soetomo 1972-1974.skripsi. Surabaya:


Bagian Obstetri dan ginekologi

Sulistyo, R. Sunardi Saiman R. Myoma uteri di rumah sakit Hasan Sadikin Bandung,
1970-1972. Medan : Kngr Myoma Ginekol Indonesia III, 1976

Anda mungkin juga menyukai