Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas limpahan
rahmat taufik dan hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah
Pelayanan KB dan Kesehatan Reproduksi yang berjudul “Tumor Pada Organ
Reproduksi”. Kami selaku penyusun menyadari bahwa selesainya penulisan makalah
ini adalah berkat bimbingan, arahan dan motivasi, untuk itu kami ucapkan terima
kasih kepada Ibu Putri Santi, S.IT,M.KEB
Semua teman dan pihak-pihak yang tidak dapat kami sebutkan satu per satu.
Terima kasih atas segala bantuanya. Kami tim penyusun menyadari bahwa masih
banyak kekurangan dalam penulisan makalah ini, Untuk itu kami mengharapkan
kritik dan saran yang bersifat membangun demi kesempurnaan makalah ini dan
menjadi pembelajaran kami agar lebih baik lagi.
Penyusun
Kelompok 3
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Tumor adalah pertumbuhan sel-sel tubuh yang abnormal. Sel
merupakan unit terkecil yang menyusun jaringan tubuh manusia. Masing-
masing sel mengandung gen yang berfungsi untuk menentukan pertumbuhan,
perkembangan, atau perbaikan yang terjadi dalam tubuh. Ada beberapa gen
yang berfungsi untuk mengontrol apakah suatu sel harus mati, membelah diri
(bertambah banyak), atau berubah untuk menjadi bentuk tertentu (contoh: sel
saraf atau sel otot). Apabila terjadi suatu perubahan (mutasi) pada gen-gen
tersebut, maka kontrol pertumbuhan sel pun akan terganggu.
Pada kondisi ini, sel-sel tua tidak mati walaupun sudah saatnya, dan
sel-sel baru akan terbentuk meskipun tubuh tidak memerlukannya. Akibatnya,
kumpulan sel-sel tambahan ini akan membentuk suatu massa, atau yang biasa
disebut dengan tumor. Ketika mendengar kata tumor, banyak orang yang
menduga bahwa penyakit ini pasti mematikan. Tetapi anggapan tersebut tidak
sepenuhnya tepat karena tumor terbagi ke dalam 2 kategori, yaitu tumor jinak
dan tumor ganas.
Tumor jinak hanya tumbuh pada satu bagian tubuh dan tidak
menyebar atau menyerang bagian lain. Sementara tumor ganas atau yang
sering disebut kanker adalah tumor yang dapat menyerang jaringan di
sekitarnya, masuk ke pembuluh darah, dan menyebar ke bagian tubuh yang
lain. Tumor jinak juga biasanya tidak akan tumbuh lagi setelah diangkat,
sedangkan tumor ganas memiliki kemungkinan untuk kambuh.
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penulisan
BAB II
PEMBAHASAN
3. Tuba
Tumor tuba uterine dapat berupa neoplasma maupun non
neoplasma. Tumor tubauterine yang neoplastik jarang seklai
ditemukan. Endometriosis yang sebenarnya bukanneoplasma lebih
sering didapat pada tuba, terkadang dikira ganas. Tuba uterine falopii
dan jaringan sekitarnya: Tumor-tumor yang disebabkan oleh radang.
4. Uterus
a. Tumor ektoserviksa.
1) Kista sisa jaringan embrional: berasal dari saluran
mesonefridikus Wolffi terdapatdinding samping ektoserviks
2) Kista endometriosis: letaknya superficial.
3) Folikel atau kista Naboth: kista retensi kelenjar endoserviks,
biasanya terdapat pada wanita multipara, sebagai
penampilan servisitis. Kista ini jarang mencapaiukuran
besar berwarna putih mengkilap berisi cairan mucus. Kalau
kista inimenjadi besar dapat menyebabkan perasaan nyeri.
4) Papiloma: dapat tunggal maupun multiple seperti kondiloma
akuminata.Kebanyakan papiloma ini adalah sisa epitel yang
terlebih pada trauma bedahmaupun persalinan.
5) Hemangioma: jarang terjadi, biasanya terletak superficial,
dapat membesar padawaktu kehamilan, dapat menyebabkan
metroragi. Terapi tumor ektoservikstergantung pada
kelainan ataupun potensi akan kelainan yang
dapatdisebabkannya. Umunya bersifat ekspektatif saja.
Kista Nabothi dapat diinsisi,tumor-tumor lain dapat
dilakukan ekstirpasi, kauterisasi dan krioterapi.
b. Tumor endoserviksPolip
Adalah suatu adenoma maupun adenofibroma yang berasaldari
selaput lender endoserviks. Tangkainya dapat panjang hingga
keluar dari vulva.Epitel yang melapisi biasanya adalah epitel
endoserviks yang dapat juga mengalamimenjadi lebih semakin
kompleks. Bagian ujung polip dapat mengalami nekrosis,
sertamudah berdarah. Polip ini berkembang karena pengaruh radang
maupun virus. Harusditegakkan apakah polip itu suatu adenoma,
sarcoma botriodes, adenokarsinomaserviks atau mioma yang
dilahirkan. Polip endoserviks diangkat dan perlu diperiksasecara
histologik.
c. Tumor endometriuma.
1) Polip endometriumSering didapati terutama dengan
pemeriksaan histeroskop. Polip berasal dari:
a) Adenoma, adenofibroma
b) Mioma submukosum
c) Plasenta
2) Adenoma-adenofibromaBiasanya terjadi dari epitel
endometrium dengan stroma yang sesuaidengan daur haid.
Adenoma ini biasanya merupakan penampilan
hyperplasiaendometrium, dengan konsistensi lunak dan
berwarna kemerah-merahan.Gangguan yang sering ditimbulkan
adalah metroragi sampai menometroragi,infertilias. Mempunyai
kecenderungan kambuh kembali.
3) Mioma submukosumSarang mioma dapat tumbuh bertangkai
dan keluar dari uterus menjadimioma yang dilahirkan. Tumor
berkonsistensi kenyal berwarna putih.
4) Polip plasentaBerasal dari plasenta yang tertinggal setelah
partus maupun abortus.Pemeriksaan histology memeperlihatkan
vili korialis dalam berbagai tingkatdegenerasi yang dilapisi
endometrium. Polip plasenta menyebabkan uterusmengalami
subinvolusio yang menimbulkan perdarahan. Polip
endometriosisumumnya diangkat dengan cara kauterisasi dan
bedah laser
d. Miometrium Neoplasma ini berasal dari otot uterus dan jaringan
ikat yang menumpangnya. Efek fibromatosa baik pada permukaan
maupun pada tempat lain dalam abdomen.Menurut letaknya, mioma
dapat kita bagi menjadi:
1) Mioma submukosum: berada id bawah endometrium dan
menonjol ke dalamrongga uterus.
2) Mioma intramural: mioma terdapat di dinding uterus di antara
serabutmiometrium.
3) Mioma subserosum: apabila tumbuh keluar dinding uterus
sehingga menonjol pada permukaan uterus, diliputi oleh
serosa.
e. AdenomiosisAdenomiosis adalah adanya sarang enometriosis di
antara serabut miometrium.
f. HemangiomaTumor jinak pembuluh darah ini jarang sekali
ditemukan. Umunya didapatkansecara kebetulan pada pemeriksaan
histologik uterus yang diangkat karena perdarahan. Bentuk
histologinya dapat beraneka ragam.
2) Etiologi
Tidak banyak diketahui mengenai etiologi jenis tumor ganas
ini, meskipun disebut tentang lambatnya menarche (15-17 tahun)
dan awalnya menopous (40 tahun) dalam riwayat penyakitnya.
Faktor etnik tidak berpengaru, meskipun lesi granulomatosasering
ditemukan pada suku negro.
3) Faktor resiko terjadinya kanker vulva
a) Infeksi HPV atau kutil kelamin (kutil genitalis) HPV
merupakan virus penyebab kutil kelamin dan ditularkan
melalui hubungan seksual.
b) Pernah menderita kanker leher rahim atau kanker vagina
c) Infeksi sifilis
d) Diabetes
e) Obesitas
f) Tekanan darah tinggi.
g) UsiaTigaperempat penderita kanker vulva berusia diatas 50
tahun dan dua pertiganya berusia diatas 70 tahun ketika
kanker pertama kaliterdiagnosis.Usia rata-rata penderita
kanker invasif adalah 65-70 tahun.
h) Hubungan seksual pada usia dini9. Berganti-ganti pasangan
seksual10. Merokok 11. Infeksi HIVHIV adalah virus
penyebab AIDS. Virus ini menyebabkan kerusakan
padasistem kekebalan tubuh sehingga wanita lebih mudah
mengalami infeksi HPVmenahun. Golongan sosial-ekonimi
rendah.Hal ini berhubungan dengan pelayanan kesehatan
yang adekuat, termasuk pemeriksaan kandungan
yangrutin.12. Neoplasia intraepitel vulva (NIV)13. Liken
sklerosusPenyakit ini menyebabkan kulit vulva menjadi tipis
dan gatal.14. Peradangan vulva menahun15. Melanoma atau
tahi lalat atipik pada kulit selain vulva.
4) Patologi
Lesi primer sering berupa ulkus denag tepi induratif (ulcero-
granulating) atausebagai tumbuhan eksofitik ( wart / kutil) dengan
tempat predileksi terutama di labiamayora, labia minora, klitoris
dan komisura posterior. Lesi bilateral tidaklah jarang, bahkan
kedua labia mayora dapat simetris terkena (kissing ).
5) Tingkatan pra-maligna
Kurang lebih 50% dari semua karsinoma vulva didahului oleh
suatu keadaanyang sedikit banyakdapat ditetapkan sebagai
pendahulnya. Yang paling sering adalhdistrofia vulva seperti pada
vulvitis atrofik, vulvitis diabetik, leukoplakia, lichen
ataulichenoid seperti pada lichen sclerosus et atrophicus,
kraurosis vulva denagan hiperplasi.Yang sangat potensial menjadi
pendahulu keganasan vulva adalah kondiloma akuminataatau
kondoloma lata, infeksi oleh HVP ( Human Papiloma Virus ) tipe-
16 dan mungkin juga tipe-18. pada Neoplasma Intraepitelial
vagina (NIV) tidak ada bukti bahwa NIVakan berlanjut menjadi
kanker vulva yang invasif bila dibiarkan tanpa pengobatan. NIV-
I, II, III, biasanya terdapat pada wanita <> 60-70 tahun. Secara
umum diterima, bahwa pada kanker serviks terdapat periode laten
5-10 tahun sebelim lesi pra-maligna ( NIS-I ,II , III , KIS )menjadi
kanker yang invasif. Mengingat lokasi tomur primer (karsinoma
epidermoid) hampir 60% pada labium majus, 20% pada labium
minus atau veitibulum,12% di klitoris dan 6% di komisura
posterior, perembetan ke jaringan sekitar akanmeluas ke urethra,
kandung kemih, vagina, rektum dan malalui pembuluh getah
beningsecara embolisasi. Rute primer penyebaran ke kelenjar
inguinal adalah malalui kelenjar femoral luar (superfisial),
kemudian kelenjar femoral dalam (profundal) untuk
akhirnyamenuju kelenjar getah bening panggul melalui kelenjar
iliak luar / ekstern, obturator,iliaka komunisdan kelenjar para-
aorta.
6) Pembagian tingkat keganasan karsinoma vulva
Menurut klasifikasi FIGO 76
Tingkat
Kriteria
0
Karsinoma in situ, karsinoma intraepitel seperti pada
penyakitBowen, penyakit Paget yang noninvasive
a) Tumor terbatas pada vulva dengan diameter terbesar 2 cm
/kurang kelenjar di lipat paha tak teraba, atau teraba tidak
membesar dan mudah digerakan (mobil), klinis tidak
mencurigakan adanya anak sebar di situ.
b) Tumor terbatas pada vulva dengan diameter > 2 c, kelejar di
lipat paha ( inguinal )tidak teraba bilateral, tidak membesar
dan mobil,klinis tidak mencurigakan adanya anak sebar di
situ.
c) Tumor dari setiap ukuran dengan :1) Perluasan ke urethra,
atau vagina, perineum dan anus2) Pembesaran kelenjar lipat
pada uni/ bilateral, mobil tapiklinis mencurigakan telah
terinfiltrasi oleh sel tumor.
d) Tumor dari setiap ukuran yang :
(1) Telah menginfiltrasi kandung kemih, mukosa rektum,
atauke dua-duanya termasuk bagian proksimal dari
urethra.
(2) Telah menyebar ke tulang atau metastasis jauh.
b. Melanoma vulva
(2) IB
(3) IC
(4) II
(5) IIA
(6) IIB
(7) IIC
(9) IV
5) Penanganan
1. Penyebab
d. Obesitas
Tubuh membuat sebagian estrogen di dalam jaringan lemak
sehingga wanitayang gemuk memiliki kadar estrogen yang lebih tinggi.
Tingginya kadar estrogenmerupakan penyebab meningkatnya resiko
kanker rahim pada wanita obes.
e. Diabetes (kencing manis)
f. Hipertensi (tekanan darah tinggi)
g. Tamoksifen
3. Diagnosa
a. Pemeriksaan panggul
b. Pap smear
c. USG transvagin
d. Biopsi endometrium.
4. Pengobatan
Pemilihan pengobatan tergantung kepada ukuran tumor, stadium,
pengaruh hormon terhadap pertumbuhan tumor dan kecepatan
pertumbuhan tumor serta usia dan keadaan umum penderita.
5. Metode pengobatan:
1) Pembedahan
3) Kemoterapi
6. Pencegahan
a. Setiap wanita sebaiknya menjalani pemeriksaan panggul dan Pap smear
secara rutin,untuk menemukan tanda-tanda pertumbuhan yang
abnormal.
b. Wanita yang memiliki faktor resiko kanker rahim sebaiknya lebih
sering menjalani pemeriksaan panggul, Pap smear dan tes penyaringan
(termasuk biopsiendometrium).
a) Disgerminoma
b) Teratoma
d) Khoriokarsinoma
e) Gonado Blastoma
4. Diagnosis
a. Radioterapi
b. Khemoterapi
c. Komplikasi
d. Second-look laparotomi
Keluhan utama :
a. Tanpa keluhan
b. Kista cepat besar
c. Stadium lanjut :
1) Kahesia
2) Tumor pada abdomen
3) Asites
4) Metastase-kaki edema
Pemeriksaan kanker ovarium :
a. Inspeksi :
1) Terlihat tumor pada abdomen
2) Pembuluh darah prominen
3) Badan atas kurus,edema tungkai
b. Pemeriksaan palpasi :
1) Teraba tumor
2) Nerbenjol-benjol
3) Gerak terbatas
4) Terdapat asites
5) Konsitensi: padat kenyal- Pemeriksaan dalam :Terasa teraba tumor
abdomen, . Padat kenyal gerak terbatas3. Ovarium masih teraba
setelah menopause
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari makalah diatas dapat kita simpulkan bahwa tumor alat genital baik
yang bersifat neoplasma jinak maupun yang bukan neoplasma. Menurut letak
dankonsistensinya, maka berturut-turut akan dibicarakan sebagai berikut.Tumor
jinak pada alat genital meliputi:
1. Vulva
a. Tumor kistik vulvA
b. Tumor solid vulva
2. Vagina
a. Tumor kistik vagina
b. Tumor solid vagina
3. Uterus
a. Tumor ektoserviks
b. Tumor endoserviks-endometrium
4. Tuba uterina fallopi dan jaringan sekitarnya
a. Tumor tuba uterina (adenoma, leiomioma, fibroma, kista dermoid)
b. Tumor neoplasma jinak jaringan sekitarnya
c. Tumor nonneoplasma
5. Ovarium
a. Tumor non-neoplasma
b. Tumor neoplasmaTumor ganas pada alat genital meliputi:
1) Tumor ganas pada vulva
2) Tumor ganas pada vagina
3) Tumor ganas pada serviks uteri (leher rahim)
4) Tumor ganas pada korpus uteri (badan rahim)
5) Umor ganas pada adneksa (tuba fallopi = saluran telur)
6) Ovarium (indung telur)
B. Saran
DAFTAR PUSTAKA
Sulistyo, R. Sunardi Saiman R. Myoma uteri di rumah sakit Hasan Sadikin Bandung,
1970-1972. Medan : Kngr Myoma Ginekol Indonesia III, 1976