Next . . . Menurut lokasinya hernia diafragma traumatika 69 % pada sisi kiri, 24 % pada sisi kanan, dan 15 % terjadi bilateral. Hal ini terjadi karena adanya hati di sisi sebelah kanan yang berperan sebagai proteksi dan memperkuat struktur hemidiafragma sisi sebelah kanan. Organ abdomen yang dapat mengalami herniasi antara lain gaster(lambung), omentum, usus halus, kolon, limpa dan hepar. Juga dapat terjadi hernia inkarserata maupun strangulata dari saluran cerna yang mengalami herniasi ke rongga toraks ini. Klasifikasi Hernia diafragmatika A. Traumatik 1. Hernia akuisita, yang diakibatkan oleh pukulan, tembakan, atau tusukan. B. Non-traumatik 1. Kongenital a. Hernia bochdalek/ Pleuroperitoneal Celah yang dibentuk oleh pars lumbalis, pars costalis, dan diafragma sendiri. b. Hernia morgagni/ Para sternalis Hernia yang terjadi karena adanya lubang antara perlekatan diafragma pada costae dan sternum. 2. Akuisita Hernia hiatus esophagus Ditemukan pada 1 diantara 2200 – 2500 kelahiran dan 80 – 90 % terjadi pada sisi tubuh bagian kiri. FAKTOR RESIKO Faktor keturunan. Seseorang lebih berisiko terkena hernia jika ia mempunyai keluarga dekat yang pernah terkena hernia. - Memiliki penyakit tertentu. Jika seseorang memiliki penyakit tertentu seperti batuk kronis akan memicu terjadinya tekanan berlebih yang bisa menyebabkan hernia. Penyakit seperti konstipasi kronis juga dapat memperbesar risiko hernia. - Obesitas. Berat badan yang berlebih menyebabkan tekanan berlebih pada tubuh, termasuk pada bagian perut. Ini bisa menjadi salah satu pencetus hernia. - Faktor kehamilan. Hamil dapat melemahkan otot sekitar perut sekaligus memberi tekanan lebih pada bagian perut. - Faktor pekerjaan. Beberapa jenis pekerjaan yang membutuhkan daya fisik dapat menyebabkan terjadinya hernia. Misalnya, pekerjaan buruh angkat barang. - Kelahiran prematur. Bayi yang lahir prematur lebih berisiko terkena hernia inguinal dibanding bayi yang lahir normal. - Jika seseorang pernah terkena hernia, maka besar kemungkinan dirinya akan mengalami hernia lagi TANDA DAN GEJALA HERNIA DIAFRAGMATIK A 1 ) Gangguan pernafasan yang berat 2 ) Sianosis ( warna kulit kebiruan akibat kekurangan oksigen ) . 3 ) Takipneu ( laju pernafasan yang cepat ) 4 ) Bentuk dinding dada kiri dan kanan tidak sama 5 ) Takikardia ( denyut jantung yang cepat ) 6 ) Gerakan dada pada saat bernafas tidak simetris 7 ) Tidak terdengar suara pernafasan pada sisi hernia 8 ) Bising usus terdengar di dada 9 ) Perut teraba kosong 10) Lambung, usus dan bahkan hati dan limpa menonjol melalui hernia. 11) Paru-paru pada sisi hernia tidak berkembang secara sempurna. Jika hernianya besar DIAGNOSIS
Diagnosa ditegakkan berdasarkan gejala dan hasil
pemeriksaaan fisik, yaitu :
1. Gerakan dada pada saat bernapas tidak simetris
2. Tidak terdengar suara pernapasan pada sisi hernia 3. Bising usus terdengar di dada 4. Perut teraba kosong 5. Rontgen dapat menunjukkan adanya organ perut pada rongga dada KOMPLIKASI
Lambung, usus dan bahkan hati dan limpa menonjol
melalui hernia. Jika hernianya besar, biasanya paru-paru pada sisi hernia tidak berkembang secara sempurna. Setelah lahir, bayi akan menangis dan bernafas sehingga usus segera terisi oleh udara. Terbentuk massa yang mendorong jantung sehingga menekan paru-paru dan terjadilah sindroma gawat pernafasan. Sedangkan komplikasi yang mungkin terjadi pada penderita hernia diafragmatika tipe Bockdalek antara lain 20 % mengalami kerusakan kongenital paru-paru dan 5 – 16 % mengalami kelainan kromosom. PENATALAKSANAAN
a. Pemeriksaan fisik
1) Pada hernia diafragmatika dada tampak menonjol, tetapi gerakan
nafas tidak nyata 2) Perut kempis dan menunjukkan gambaran scafoid 3) Pada hernia diafragmatika pulsasi apeks jantung bergeser sehingga kadang-kadang terletak di hemitoraks kanan 4) Bila anak didudukkan dan diberi oksigen, maka sianosis akan berkurang 5) Gerakan dada pada saat bernafas tidak simetris 6) Tidak terdengar suara pernafasan pada sisi hernia 7) Bising usus terdengar di dada 8) Perut terasa kosong DAFTAR PUSTAKA • Ngastiyah 1997. Perawatan Anak Sakit.Jakarta:EGC. • Staf Pengajar Ilmu Kesehatan Anak FKUI.1985. Ilmu Kesehatan Anak 1. Jakarta: Infomedika. • Staf Pengajar Ilmu Kesehatan Anak FKUI.1985. Ilmu Kesehatan Anak 3. Jakarta: Infomedika. • Suriadi & Yuliani R.2001. Asuhan Keperawatan Pada Anak Edisi 1. Jakarta : CV. Sagung Seto. TERIMA KASIH