Anda di halaman 1dari 12

Nama : Gana Atria Kemala

NPM : 1102022104

SKENARIO 3

Medical check up

Seorang perempuan, 45 tahun, pekerjaan tenaga kerja wanita pada PT Amanah dianjurkan
melakukan medical check up di RS Yarsi, pasien diminta untuk melakukan pemeriksaan darah
rutin, gula darah, urin rutin dan feses rutin. Sebelum melakukan pemeriksaan dokter
memerintahkan untuk puasa. Kemudian pasien tersebut menanyakan kepada dokter apakah ia
mesti melakukan medical check up geriatri dikarenakan umurnya mendekati usia geriatri. Dokter
tidak menyarankan dikarenakan umurnya belum tergolong geriatri.

SASARAN BELAJAR :
1. Memahami dan menjelaskan Medical Check Up
1.1 Definisi
1.2 Tujuan
2. Memahami dan menjelaskan jenis-jenis dan mekanisme Medical Check Up
2.1 Jenis - jenis
2.2 Mekanisme
3. Memahami dan menjelaskan tahap-tahap untuk pemeriksaan laboratorium
4. Memahami dan menjelaskan pemeriksaan laboratorium
4.1 Pemeriksaan darah rutin
4.1.1 Definisi
4.1.2 Tujuan
4.1.3 Mekanisme
4.2 Pemeriksaan gula darah
4.2.1 Definisi
4.2.2 Tujuan
4.2.3 Mekanisme
4.3 Pemeriksaan urin
4.3.1 Definisi
4.3.2 Tujuan
4.3.3 Mekanisme
5. Memahami dan menjelaskan resiko yang mempengaruhi tahap-tahap pemeriksaan
laboratorium
URAIAN :
1. Memahami dan menjelaskan Medical Check Up
1.1 Definisi
Medical check-up adalah pemeriksaan kesehatan secara menyeluruh yang bertujuan
untuk mengetahui kondisi kesehatan seseorang dan mencegah penyakit yang mungkin timbul di
kemudian hari. Pemeriksaan ini meliputi sejumlah tes dan pemeriksaan fisik yang dilakukan oleh
dokter atau tenaga medis terlatih.
Pemeriksaan kesehatan yang dilakukan dalam medical check-up biasanya meliputi
pemeriksaan tekanan darah, kadar gula darah, kolesterol, fungsi hati dan ginjal, serta
pemeriksaan fisik seperti pemeriksaan mata, telinga, hidung, dan tenggorokan. Selain itu,
terdapat juga pemeriksaan yang bersifat khusus, seperti pemeriksaan jantung dan paru-paru, serta
pemeriksaan ginekologi  fokus pada kesehatan tubuh dan organ reproduksi wanita.
Medical check-up sangat penting untuk mencegah terjadinya penyakit yang bisa dicegah
dan juga untuk mendeteksi dini penyakit-penyakit yang sering tidak menimbulkan gejala pada
awalnya. Dengan mendeteksi dini, maka akan memungkinkan untuk pengobatan lebih efektif
dan penanganan lebih cepat, sehingga risiko komplikasi dapat diminimalkan. (“Endoscopic
Sleeve Gastroplasty - Mayo Clinic”)

1.2 Tujuan
- Biaya Kesehatan yang Lebih Rendah
Jika seseorang ingin mengurangi biaya perawatan kesehatan, mereka mungkin harus
menjadwalkan pemeriksaan kesehatan rutin, karena pemeriksaan kesehatan rutin mengurangi
risiko penyakit kesehatan potensial yang berbahaya. Dalam kasus-kasus tertentu, juga dapat
membantu mengurangi risiko menjalani operasi dan pengeluaran medis lainnya.
- Mencegah Penyakit Berat
Medical check up dapat mengidentifikasi dini penyakit yang ada sehingga mempermudah
penyembuhannya.
- Mengidentifikasi Penyakit Terkait Stres
Peningkatan stres dan kecemasan telah ditemukan berhubungan langsung dengan sejumlah
penyakit baik secara fisik maupun psikologi, seperti tekanan darah tinggi, penambahan berat
badan, gangguan mental, Alzheimer, depresi, asma dan bahkan masalah pencernaan.
Pemeriksaan rutin dapat memastikan anda mendapatkan saran dan dukungan yang dibutuhkan
untuk membantu mencegah penyakit dari gaya hidup yang penuh stres. ((Direktorat Jenderal
Pelayanan Kesehatan, 2022)

2. Memahami dan menjelaskan jenis-jenis dan mekanisme Medical Check Up


2.1 Jenis - jenis

1. Pemeriksaan fungsi jantung (Ekokardiografi/EKG) 

Ekokardiografi (EKG) merupakan salah satu pemeriksaan yang biasa dilakukan saat medical
check up. Tujuannya adalah untuk memeriksa kondisi, struktur, dan fungsi jantung. 
2. Pemeriksaan radiologi

Tes ini akan menggunakan sinar X dan bertujuan untuk memeriksa adanya penyakit lewat foto
atau gambar. Beberapa penyakit yang bisa terdeteksi melalui pemeriksaan ini adalah kanker,
tumor, penyakit jantung, stroke, kelainan paru, serta gangguan tulang dan sendi.

3. Pemeriksaan laboratorium

Ada beberapa jenis tes yang bisa kamu lakukan dalam pemeriksaan laboratorium, yaitu:

 Pemeriksaan hematologi. Untuk mengetahui kualitas dan kuantitas dari sel darah merah,
sel putih, trombosit, dan hal-hal lain seputar darah.
 Pemeriksaan urine. Untuk memeriksa warna, pH, protein/albumin, gula, bilirubin, dan
darah.
 Pemeriksaan feses. Dilakukan dengan memeriksa warna dan konsistensi feses atau tinja.

4. Cek kolesterol

Cek kolesterol juga termasuk salah satu pemeriksaan penting dalam medical check up. Sebab,
kolesterol tinggi dapat memicu berbagai masalah serius, seperti penyakit jantung dan stroke.
Kadar kolesterol berada dalam ambang normal jika di bawah 200 mg/dL. 

5. Tes kadar gula darah

Tes kadar gula darah biasanya dilakukan setelah berpuasa minimal 8 jam sebelumnya. Kadar
gula darah normal adalah 70-100 mg/dL. Jika kadarnya 100-125 mg/dL, berarti kamu berada
pada kondisi pradiabetes. Sementara itu, jika kadar gula darah lebih dari 126 mg/dL, kamu
mengidap diabetes.

6. Pemeriksaan fungsi hati

Pemeriksaan ini dilakukan dengan mengecek kadar enzim dan protein dari sampel darah yang
diambil. Ini penting untuk mendeteksi dan memantau perkembangan penyakit liver, menilai
efektivitas dan memantau efek samping pengobatan, serta memeriksa seberapa parah kerusakan
hati

7. Pemeriksaan fungsi ginjal

Berikut ini beberapa jenis tes untuk memeriksa fungsi ginjal:

 Ureum atau blood urea nitrogen (BUN). Untuk menentukan kadar urea nitrogen dalam
darah. Ini adalah sisa zat metabolisme protein.
 Tes urine. Untuk mendeteksi adanya protein atau darah dalam urine. 
 Laju filtrasi glomerulus. Untuk melihat kemampuan ginjal dalam menyaring zat sisa
metabolisme dalam tubuh.
 Kreatinin darah. Untuk menentukan kadar kreatinin dalam darah. Kreatinin adalah zat
sisa hasil pemecahan otot yang akan dibuang melalui ginjal.

2.2 Mekanisme Medical Check Up Geriatri

Medical check-up geriatri (geriatric medical check-up) adalah pemeriksaan kesehatan yang
dirancang khusus untuk orang dewasa lanjut usia (ODL). Tujuannya adalah untuk mengevaluasi
kondisi kesehatan fisik dan mental ODL dan mengidentifikasi masalah kesehatan yang mungkin
memerlukan perawatan medis.
Mekanisme pemeriksaan geriatri biasanya melibatkan anamnesis, pemeriksaan fisik, dan
pemeriksaan laboratorium. Anamnesis dilakukan untuk mendapatkan informasi tentang riwayat
kesehatan ODL, termasuk riwayat penyakit, riwayat obat-obatan yang digunakan, dan faktor
risiko kesehatan lainnya. Pemeriksaan fisik meliputi pemeriksaan berbagai organ tubuh,
termasuk jantung, paru-paru, saluran pencernaan, sistem saraf, dan sistem muskuloskeletal.
Pemeriksaan laboratorium meliputi tes darah, tes urin, dan tes pencitraan untuk mendeteksi
adanya penyakit atau kondisi kesehatan tertentu. (William R,2019).

3. Memahami dan menjelaskan tahap-tahap untuk pemeriksaan laboratorium


Tahapan pemeriksaan laboratorium di Indonesia umumnya mengikuti prosedur
yang telah ditetapkan oleh organisasi medis dan kesehatan, seperti Kementerian
Kesehatan dan Ikatan Dokter Indonesia. Tahapan tersebut meliputi:
1. Pendaftaran: Pasien melakukan pendaftaran di laboratorium yang akan melakukan
pemeriksaan.
2. Konsultasi dengan dokter: Pasien melakukan konsultasi dengan dokter yang merujuk
pemeriksaan laboratorium, untuk mengetahui jenis pemeriksaan apa yang dibutuhkan.
3. Pengambilan sampel: Setelah konsultasi dengan dokter, pasien kemudian akan diarahkan
ke bagian pengambilan sampel untuk dilakukan pengambilan sampel, seperti darah, urin,
atau feses.
4. Persiapan sampel: Setelah sampel diambil, sampel kemudian akan diproses dan
dipersiapkan untuk dianalisis.
5. Analisis: Setelah sampel siap, dilakukanlah analisis pada sampel menggunakan alat atau
metode tertentu.
6. Interpretasi hasil: Setelah analisis selesai dilakukan, hasil pemeriksaan akan
diinterpretasikan oleh dokter atau tenaga medis terlatih, dan dibandingkan dengan nilai
referensi atau standar yang telah ditetapkan.
7. Pelaporan hasil: Setelah hasil dianalisis dan diinterpretasi, hasil akan dilaporkan kepada
pasien atau dokter yang merujuk pemeriksaan tersebut. (Tahapan Pemeriksaan
Laboratorium)

4.Memahami dan menjelaskan pemeriksaan laboratorium

4.1 Pemeriksaan darah rutin

4.1.1 Pemeriksaan darah rutin merupakan pemeriksaan darah yang paling awal atau
screening test untuk mengetahui diagnosis suatu kelainan. Darah mudah membeku jika berada
diluar tubuh dan bisa dicegah dengan penambahan antikoagulan, salah satunya Ethylene Diamine
Tetra Acetate (EDTA). (Wahdaniah,2018)
Pemeriksaan darah atau pemeriksaan hematologi secara umum dapat dibedakan menjadi dua
yaitu :
o Pemeriksaan hematologi rutin terdiri dari hemoglobin/Hb, hematokrit (HCT), hitung
jumlah sel darah merah/eritrosit, hitung jumlah sel darah putih/leukosit, hitung jumlah
trombosit dan indeks eritrosit.
o Pemeriksaan hematologi lengkap (complete blood count) terdiri dari pemeriksaan darah
rutin ditambah hitung jenis leukosit dan pemeriksaan morfologi sel/ sediaan apus darah
tepi (SADT)/Gambaran darah tepi (GDT)/morfologi darah tepi (MDT) yaitu ukuran,
kandungan hemoglobin, anisositosis, poikilositosis, polikromasi. (Kemenkes RI, 2011)

4.1.2 Tujuan

(1). Mendeteksi kelainan hematologi, di mana diduga ada kelainan jumlah dan fungsi dari sel-sel
darah
(2). Mendeteksi penyakit pendarahan yang menunjukkan kelainan faal hemostasis
(3). Membantu diagnosis penyakit infeksi dengan melihat kenaikan atau penurunan jumlah
leukosit serta hitung jenisnya
(4). Mengetahui kelainan sistemik pada hati dan ginjal yang dapat mempengaruhi sel darah baik
bentuk atau fungsinya. (Politeknik Kesehatan Denpasar)

Pemeriksaan hematologi rutin merupakan penilaian dasar komponen sel darah yang dilakukan
dengan menentukan jumlah sel darah dan trombosit, persentase dari setiap jenis sel darah putih
dan kandungan hemoglobin (Hb). Pemeriksaan ini meliputi Hb, eritrosit, leukosit, trombosit,
hematokrit, dan nilai-nilai MC.

4.1.3 Mekanisme pemeriksaan darah rutin

Untuk prosedur tes hematologi rutin, perlu diketahui bahwa pasien tidak perlu puasa
sebelum menjalani pemeriksaan ini. Selain itu, informasikan kepada petugas medis terkait obat
atau suplemen yang sedang rutin dikonsumsi. Pasien juga perlu mengenakan pakaian yang
mudah dilepaskan atau digulung pada bagian lengannya. Kemudian, dokter atau petugas medis
akan melakukan pengambilan darah yang dilakukan dari pembuluh darah vena. Kemudian,
sampel darah tersebut akan dikirimkan ke laboratorium untuk dianalisis. Setelah prosedur
pemeriksaan ini, kamu bisa segera kembali ke rutinitas sehari-hari. (Johns Hopkins
Medicine.2022. Hematology)

4.2 Pemeriksaan gula darah

4.2.1 Definisi
Kadar gula darah adalah terjadinya suatu peningkatan setelah makan dan mengalami
penurunan di waktu pagi hari bangun tidur. Bila seseorang dikatakan mengalami hyperglycemia
apabila keadaan kadar gula dalam darah jauh diatas nilai normal, sedangkan hypoglycemia suatu
keadaan kondisi dimana seseorang mengalami penurunan nilai gula dalam darah dibawah
normal. Kadar gula darah merupakan peningkatan glukosa dalam darah. Konsentrasi terhadap
gula darah atau peningkatan glukosa serum diatur secara ketat di dalam tubuh. Glukosa dialirkan
melalui darah merupakan sumber utama energi untuk sel - sel tubuh.

Macam - macam Pemeriksaan Gula Darah

Menurut Dekes (2008) ada macam - macam pemeriksaan gula darah,

a. Gula darah sewaktu

Suatu pemeriksaan gula darah yang dilakukan setiap waktu tapa tidak harus memperhatikan
makanan terakhir yang dimakan.

b. Gula darah puasa dan 2 jam setelah makan

Suatu pemeriksaan gula darah yang dilakukan pasien sesudah berpuasa selama 8 - 10 jam,
sedangkan pemeriksaan gula darah 2 jam sesudah makan yaitu pemeriksaan yang dilakukan 2
jam dihitung sesudah pasien menyelesaikan makan.

- Pemeriksaan penyaring

Pemeriksaan penyaring menurut Kesehatan (2014) sebagai berikut :

Pemeriksaan penyaring yang ditujukan pada seorang yang memiliki risiko DM namun belum
menunjukkan adanya gejala DM. Pemeriksaan penyaring sendiri bertujuan untuk menemukan
pasien dengan DM, TGT (toleransi glukosa terganggu) ataupun GDPT (glukosa darah puasa
terganggu), sehingga dapat ditangani lebih dini secara tepat. Pasien dengan TGT dan GDPT juga
sebagai intoleransi glukosa, yaitu tahapan sementara menuju DM. Kedua kondisi tersebut
merupakan faktor risiko untuk terjadinya DM dan penyakit kardiovaskular di kemudian hari.
Pemeriksaan penyaring dikerjakan pada kelompok yang mempunyai salah satu faktor risiko DM.

Pemeriksaan penyaring dapat dilakukan dengan cara melalui pemeriksaan kadar glukosa darah
sewaktu atau kadar glukosa darah puasa.

Apabila pemeriksaan penyaring ditemukan hasil yang positif, maka perlu dilakukan konfirmasi
dengan pemeriksaan glukosa plasma puasa atau dengan tes toleransi glukosa oral (TTGO)
standar. (“Macam Macam Pemeriksaan Gula Darah”)
4.2.2 Tujuan

Tujuan pemeriksaan gula darah adalah untuk mengetahui kadar glukosa dalam darah
seseorang. Pemeriksaan gula darah dapat digunakan untuk mendiagnosis diabetes, memantau
kontrol gula darah pada penderita diabetes, dan juga dapat membantu dalam mendeteksi dan
mengatasi komplikasi yang mungkin terjadi pada penderita diabetes.

Menurut American Diabetes Association, pemeriksaan gula darah dilakukan dengan


menggunakan tes darah yang dapat dilakukan di laboratorium atau di rumah dengan
menggunakan alat tes gula darah portabel. (Association, 2019)

4.2.3 Mekanisme

Pemeriksaan gula darah dilakukan dengan mengambil sampel darah, kemudian mengukur
kadar glukosa dalam darah tersebut. Terdapat beberapa metode yang digunakan untuk mengukur
kadar glukosa dalam darah, di antaranya:

1. Tes darah puasa: Pemeriksaan dilakukan setelah pasien puasa selama 8 jam. Hasil tes ini
dapat digunakan untuk mendiagnosis diabetes.
2. Tes toleransi glukosa oral: Pemeriksaan dilakukan dengan memberikan larutan glukosa
kepada pasien setelah puasa, kemudian diukur kadar glukosa dalam darah pasien setelah
2 jam. Tes ini dapat digunakan untuk mendiagnosis diabetes tipe 2.
3. Tes A1c: Pemeriksaan dilakukan dengan mengukur kadar gula darah rata-rata pasien
selama 2-3 bulan terakhir. Tes ini dapat digunakan untuk memantau kontrol gula darah
pada penderita diabetes. (Association, 2019)

4.3 Pemeriksaan urin


4.3.1 Definisi
Pemeriksaan urin adalah prosedur medis untuk menganalisis komposisi dan sifat fisik urine
seseorang. Pemeriksaan urin dapat memberikan informasi tentang kesehatan ginjal, saluran
kemih, dan organ-organ lain dalam tubuh.
Pemeriksaan urin dapat meliputi pemeriksaan fisik, kimia, dan mikroskopis. Pemeriksaan fisik
meliputi pemeriksaan warna, kejernihan, bau, dan berat jenis urine. Pemeriksaan kimia meliputi
pengukuran pH, protein, glukosa, keton, dan zat lainnya dalam urine. Pemeriksaan mikroskopis
melibatkan pengamatan sampel urine di bawah mikroskop untuk mendeteksi sel-sel, bakteri,
kristal, dan zat lainnya. (Urinalysis - Mayo Clinic, 2021)

4.3.2 Tujuan
Untuk menunjang kelainan diagnosis kelainan di luar ginjal, contoh :
-kelainan metabolisme karbohidrat
-fungsi hati
-gangguan keseimbangan asam basa
-kelainan ginjal
-saluran kemih seperti infeksi traktus urinarus

4.3.3 Mekanisme

Pengambilan sampel urin dilakukan dengan mengikuti beberapa langkah berikut:

1. Persiapan: Pasien diminta untuk membersihkan daerah genital dengan sabun dan air, lalu
mengeringkannya dengan handuk bersih. Jika perlu, pasien juga diminta untuk
membersihkan daerah sekitar lubang uretra dengan kain steril.
2. Pengambilan sampel: Untuk pria, uretra dibersihkan dengan larutan antiseptik, lalu
diambil sampel urin sebanyak 30-60 ml dalam wadah khusus. Untuk wanita, urin diambil
dengan meletakkan wadah di bawah area genital dan membiarkan urin mengalir secara
alami.
3. Penanganan sampel: Setelah diambil, sampel urin ditutup rapat dan segera dibawa ke
laboratorium untuk dianalisis.
5. Memahami dan menjelaskan resiko yang mempengaruhi tahap-tahap pemeriksaan
laboratorium

Tahap-tahap pemeriksaan laboratorium dapat dipengaruhi oleh berbagai risiko, termasuk:

1. Kesalahan dalam pengambilan dan penanganan sampel: Kesalahan dalam mengambil dan
menangani sampel dapat mempengaruhi hasil pemeriksaan laboratorium. Contohnya, jika
sampel terkontaminasi oleh bakteri atau kotoran, maka hasil pemeriksaan bisa menjadi
tidak akurat.
2. Variabilitas alat dan metode: Alat dan metode yang digunakan dalam pemeriksaan
laboratorium dapat memiliki variabilitas, sehingga hasil pemeriksaan dapat berbeda-beda
antara laboratorium yang berbeda atau dengan waktu yang berbeda.
3. Faktor lingkungan: Beberapa faktor lingkungan, seperti suhu dan kelembaban, dapat
mempengaruhi kualitas dan stabilitas sampel yang diambil.
4. Kesalahan manusia: Kesalahan manusia dalam menghitung atau membaca hasil
pemeriksaan dapat mempengaruhi akurasi hasil dan interpretasi pemeriksaan.
5. Faktor pasien: Faktor pasien, seperti asupan makanan, minuman, atau obat-obatan, juga
dapat mempengaruhi hasil pemeriksaan laboratorium.

Oleh karena itu, penting untuk mengikuti prosedur yang benar dalam mengambil dan menangani
sampel, menggunakan alat dan metode yang tepat, serta memperhatikan faktor lingkungan dan
pasien untuk meminimalkan risiko dan memastikan akurasi hasil pemeriksaan laboratorium.
(Sandhu et al., 2017)

Dalam proses pemeriksaan laboratorium ada 3 tahapan penting, yaitu:


1) Pra analitik, tahap-tahap pemeriksaan pra analitik meliputi :
1. Persiapan pasien
2. Pemberian identitas spesimen
3. Pengambilan spesimen
2) Analitik, tahap-tahap pemeriksaan analitik meliputi: kegiatan pemeliharaan/kalibrasi alat,
pelaksanaan pemeriksaan, pengawasan ketelitian dan ketepatan.
3) Pasca Analitik, tahap-tahap pemeriksaan pasca analitik meliputi: kegiatan pencatatan hasil
pemeriksaan, dan pelaporan hasil pemeriksaan, (Jurnal Sains,2015)
DAFTAR PUSTAKA

Association, A. D. (2019, January 1). Standards of Medical Care in Diabetes—2019 Abridged


for Primary Care Providers. American Diabetes Association. https://doi.org/10.2337/cd18-0105

Budi Sulistya.2012. Faktor-faktor yang berpengaruh pada pemanfaatan layanan medical check-
up oleh perusahaan dan instansi pelanggan di RSPAD Gatot Subroto.

Fitri, Faizatul, and Wildian Wildian. "Rancang Bangun Modul Alat Ukur Medical Check-Up
Berbasis Mikrokontroler ATmega8535." Jurnal Ilmu Fisika 7.1 (2015): 28-38.

Budi Sulistya.2012. Faktor-faktor yang berpengaruh pada pemanfaatan layanan medical check-
up oleh perusahaan dan instansi pelanggan di RSPAD Gatot Subroto.

“Macam Macam Pemeriksaan Gula Darah.” Kadar Gula Salam Darah, 2016,


repository.unimus.ac.id/859/3/BAB%20II.pdf.

“Endoscopic Sleeve Gastroplasty - Mayo Clinic.” Endoscopic Sleeve Gastroplasty - Mayo


Clinic, 24 Sept. 2021, www.mayoclinic.org/tests-procedures/endoscopic-sleeve-gastroplasty/
about/pac-20393958.

Direktorat Jenderal Pelayanan Kesehatan. (n.d.). Direktorat Jenderal Pelayanan Kesehatan.


https://yankes.kemkes.go.id/view_artikel/1538/pentingnya-medical-check-up-secara-rutin

Urinalysis - Mayo Clinic. (2021, October 14). Urinalysis - Mayo Clinic.


https://www.mayoclinic.org/tests-procedures/urinalysis/about/pac-20384907

Sandhu, P. K., Bandyopadhyay, K., Hunt, W., Taylor, T. H., Birch, R. J., Krolak, J., & Ernst, D.
J. (2017, September 1). Effectiveness of Laboratory Practices to Reduce Specimen Labeling
Errors at the Time of Specimen Collection in Healthcare Settings: A Laboratory Medicine Best
Practices (LMBP) Systematic Review. The Journal of Applied Laboratory Medicine, 2(2), 244–
258. https://doi.org/10.1373/jalm.2017.023762

Wahdaniah, Sri Tumpuk. 2018. JURNAL LABORATORIUM KHATULISTIWA. Jurusan


Analis Kesehatan Poltekkes Kemenkes Pontianak

Politeknik Kesehatan Denpasar : Laboratorium Hematologi. (n.d.). Politeknik Kesehatan


Denpasar &Raquo; Laboratorium Hematologi.
http://www.poltekkes-denpasar.ac.id/analiskesehatan/fasilitas/laboratorium/laboratorium-
hematologi-2/
Tahapan Pemeriksaan Laboratorium. kementrian kesehatan,
www.puskomnas.depdagri.go.id/arsip/buku/pusdatin/kemenkes/332015003%20pedoman
%20praktis%20pelayanan%20kedokteran%20laboratorium.pdf. Accessed 18 Feb. 2023.

William R. Hazzard, dkk. (2019)."Geriatric Physical Diagnosis: A Guide to Observation and


Assessment"

Anda mungkin juga menyukai