Anda di halaman 1dari 27

Pemeriksaan diagnostik

Disusun oleh:
Anggung sahwitri
Siti arisyah rahmawati
Rahma novia
Sri dewi putrianingsih
Dwi rizky amelia n
PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK
Pemeriksaan diagnostik adalah penilaian klinis
tentang respon individu, keluarga dan komunikasi
terhadapat suatu masalah kesahatan dan proses
kehidupan aktual maupun potensial. Hasil suatu
pemeriksaan laboratorium sangat penting dalam
membantu diagnosa, memantau perjalanan penyakit
serta menentukan prognosa. Karena itu perlu
diketahui faktor yang mempengaruhi hasil
pemeriksaan laboratorium.
A. PEMERIKSAAN FISIK

Pemeriksaan fisik adalah pemeriksaan tubuh untuk


menentukan adanya kelainan-kelainan dari suatu
sistim atau suatu organ tubuuh dengan cara melihat
(inpeksi), meraba (palpasi), mengetuk (perkusi) dan
mendengarkan (auskultasi). Pemeriksaan fisik dibagi
menjadi 2:
1. Pemeriksaan Antropometri
2. Pemeriksaan Head to toe
1. PEMERIKSAAN ANTROPOMETRI
a) Tinggi badan
b) Berat badan
c) Lila
d) Pulse
e) Respirasi
f) Nadi
g) Tekanan Darah
2. PEMERIKSAAN HEAD TO TOE
Inpeksi
1. Kepala, Rambut 3. Dada
Mata, Hidung , Mammae, Aerola
Mulut dan Muka Mammae, Puting
Susu, Kolostrum
2. Leher
Pembengkakan 4. Abdomen
Kelenjar Tyroid, Pembesaran, Striae
Pembengkakan Livide, Linea, Nigra,
Vena jugularis, dan Linea, Albicans, Striae
Pembengkakan Albicans, dan Luka bekas
Kelenjar limfe Oprasi
5. Genitalia Eksterna Auskultasi
Oedema, Varises DJJ : Frekuensi
dan Pengeluaraan dan lokassi
Perkusi
6. Ekstermitas Reflek patella
Tangan dan Kaki /
Alat gerak
PALPASI
a. Pemeriksaan Leopold 1
Menetukan tinggi fundus dan apa yang terdapat
di fundus
b. Pemeriksaan Leopld 11
Menentukan letak punggung dan bagian kecil janin
c. Pemeriksaan Leopld 111
Menentukan apa yang ada dibagian bawah. Misalnya
presentasi kepala bagian bawah
d. Pemeriksaan Leopld 1V
Menentukan dimana prominensia sefalik.
Menentukan apakah kepala masih floating atau
sudah enganged
B. PEMERIKSAAN LABORATORIUM

Pemeriksaan ini meliputi tes urin dan tes darah.


Kedua tes ini sama – sama mencari adanya hCG di
dalam sampel yang diambil. Perbedannya, tes darah
dilakukan di rumah sakit sedangkan tes urin bisa di
lakukan sendiri di rumah.
1. Tes Darah
2. Tes urine
1. TES DARAH
 Dapat dilakukan sekitar sepuluh hari setelah ovulasi.
 Lebih sensitif, lebih mahal dan tidak mudah untuk
dilakukan.
 Ada dua jenis tes darah untuk memeriksa kehamilan yaitu
kualitatif ( hanya akan menunjukan apakah ada HCG atau
tidak) dan kuantitatif (menunjukan beberapa tepatnya kadar
HCG dalam darah bahkan saat kadarnya masih sedikit).
 Tes darah dapat mendeteksi HCG lebih awal dari pada tes
urin.
 Tes darah dapat mendeteksi kehamilan sekitar 6 – 8 hari
setelah terjadi ovulasi (pelepasan sel telur dari ovarium).
 Tidak berisiko
LANJUTAN….

Melalui pemerikasaan darah, bisa diketahui :


 Kadar zat besi dalam darah.
 Golongan darah dan faktor Rhesus ibu.
 Infeksi akibat virus Toxoplasma, Ruvella, dan
Cytomegalovirus yang berbahaya bagi kesehatan
bayi, pemeriksaan TORCH ini perlu untuk meilhat
adanya antibodi dalam darah ibu.
 Penyakit lain seperti HIV B, Syphilis,bahkan
HIV/AIDS.
2. TES URINE
 Untuk mengetahui kadar HCG (Human Chorionic Gonadotropin)
yaitu suatu hormon yang dihasilakan embrio saat terjadinya
kehamilan yang akan meningkat dalam urin dan darah seminggu
setelah konsepsi.
 Mudah dan sederhana, dapat dilakukan sendiri, paling lazim
digunakan
 Bentuk alat tes urine kehamilan (test pack) ada dua macam, yaitu
strip dan compact.
 Bentuk strip harus dicelupkan ke urine yang telah ditampung atau
disentuhkan pada urine waktu buang air kecil.
 Untuk compact sudah ada tempat untuk menampung urine yang akan
diteteskan.
 Kemunculan satu atau dua garis mengisyaratkan kalau test pack
dilakukan dengan benar, karena test pack mandapatkan urine yang
cukup.
 Kalau garis pertama sudah muncul, kemnculan garis kedua
menyatakan seseorang dikatakan hamil
LANJUTAN…
 CARA KERJA tes kehamilan ini
Alat tes kehamilan mendeteksi hormon khusus yang
ada dalam urin atau darah yang hanya ada ketika
seorang perempuan sedang hamil. Hormon yang sering
disebut dengan hormon kehamilan ini adalah HCG
atau human chorionic gonadotropin. HCG diproduksi
oleh plasenta dan hormon ini ada dalam tubuh ketika
sel telur yang telah dibuahi menempel ke rahim. Hal
ini sekitar 6 hari setelah berhubungan seksual. Tetapi
pada beberapa perempuan, lamanya bisa lebih dari 6
hari. Kadar HCG akan meningkatsecara drastis seiring
dengan bertumbuhnya janin.
LANJUTAN…
 Keakurataan tes ini
Banyak merek alat tes kehamilan mengklaim
memiliki 99% bahkan satu minggu setelah
berhubungan seksual. Sedangkan riset menunjukkan
bahwa smakin dini melakukan tes, semakin tidak
akurat hasilnya. Sebaiknya tunggu satu minggu
setelah terlambat menstruasi sebelum melakukan tes.
Bila tidak sabar menunggu, lebih baik memeriksakan
diri kedokter.
C. PEMERIKSAAN PENUNJANG

1. Pemeriksaan USG ( Ultrasonografi)


a. Pemeriksaan USG
Transabdominal
b. Pemeriksaan USG
Transvaginal
2. Pemeriksaan Rontgen
3. Pemeriksaan Kardiotografi (CTG)
1. PEMERIKSAAN USG (ULTRASONOGRAFI)
 Pemeriksaan USG merupakan pemeriksaan yang
dilaksanakan sebagai salah satu diagnosis pasti
kehamilan.
 Gambaran yang terlihat yaitu adanya rangka janin
dan kantong kehamilan.
 Pemeriksaan USG tidak menimbulkan bahaya bagi
bayi ataupun ibu
 Kemungkinan efek yang merugikan tersebut sudah
sering diteliti dan terbukti tidak pernah
menimbulkan masalah
LANJUTAN…
 Ultrasonografi adalah pemeriksaan yang memberikan
hasil gambar tentang janin atau embrio yang sedang
berkembang di dalam perut ibu hamil secara aman,
praktis, dan hasil cukup akurat
 Sudah sejak 1961 USG digunakan dalam dunia
kedokteran kandungan
 USG menggunakan gemlombang suara yang
dipantulkan untuk membentuk gambaran bayi dilayar
komputer untuk bayi dan ibu. Ada dua teknik dalam
pemeriksaan USG
a) Pemeriksaan USG Transabdominal
b) Pemeriksaan USG Transvaginal
a) Pemeriksaan USG Tansabdominal
 Pemeriksaan USG Transabdominal adalah jenis linear atau
konveks.
 Pemeriksaan ini dilakukan pada kehamilan trimester 2 dan
3
 Sebelum memulai pemeriksaan, dinding abdomen luar ibu
harus dilumuri jari jel untuk lubrikasi dan menghilangkan
udara diantara permukaan transduser dan dinding abdomen

Beberapa kerugian USG ini:


• Kandung kemih yang penuh akan mengganuggu
• Ulterus mengalami konstraksi
• Adanya mudigah di dalam kantung gestasi dapat luput dan
pemeriksaan
b) Pemeriksaan USG Transvaginal
 Pemeriksaan USG TV ini harus dilakukan dalam
keadaan kandung kemihyang kosong.
 Dalam persiapan tranduser terlebih dahulu diberi jel
pada permukaan elemennya (untuk menghilangkan
udara dipermukaan tranduser) kemungkinan dibungkus
dengan alat pembungkus khusus atau kondom
(berfungsi sebagai alat pelindung).
 Sebelum dimasukkan ke dalam vagina, ujung
pembungkus transuder diberi jeli lagi (berfungsi sebagai
lubrican dan menghilangkan udara diantara permukaan
elemen tranduser dan serviks uteri).
 Tranduser dimasukkan ke dalam vagina sehingga
mencapai darah forniks.
FUNGSI USG
 Konfirmasi kehamilan.
 Mengetahui usia kehamilan
 Menilai pertumbuhan dan perkembangan bayi
dalam kandungan
 Ancaman keguguran
 Masalah dengan plasenta
 Kehamilan ganda / kembar
 Kelainan letak janin
2. PEMERIKSAAN RONTGEN
 Khusus foto rontgen alias sinar-X memang sangat
tidak dianjurkan bagi ibu hamil.
 Sinar X yang dipaparkan kepada wanita hamil dapat
berpotensi menimbulkan keguguran, atau cacat
janin, termaksud malformasi, pertumbuhan
terlambat, terbentuk kanker pada usia dewasanya,
atau kelainan lainnya.
 Bahwa janin hanya terpapar 0.5 – 1.5 rad setelah
pemeriksaan rontgen perut atau punggung bahwa
ibu, sementara bagian tubuh ibu yang jauh menerima
paparan 10-100x lebih rendah.
 Sinar x tidak aman.
3. PEMERIKSAAN KARDIOTOGRAFI (CTG)
 Secara khusus CTG adalah suatu alat yang digunakan untuk
mengukur DJJ pada saat kontraksi maupun tidak.
 Sedangkan secara umum CTG merupakan suatu alat untuk
mengetahui kesejahteraan janin di dalam rahim,dengan merekam
pola denyut jantung janin hubungannya dengan gerakan janin atau
kontraksi rahim.
 Pemeriksaan CTG dilakukan:
a. Sebaiknnya dilakukan 2 jam setelah makan
b. Waktu pemeriksaan selama 2 menit
c. Selama pemeriksaan posisi ibu berbaring nyaman dan
tak menyakitkan ibu maupun bayi
d. Bila ditemukan kelainan maka pemantauan dilanjutkan
dan dapat segera diberikan pertolongan yang sesuai
e. konsultasi langsung dengan dokter kandungan
Sekian
&
Terimah kasih

Anda mungkin juga menyukai