Anda di halaman 1dari 10

Pemeriksaan penunjang

Laboratorium
Karakteristik yang terpenting pada penyakit ini adalah kemampuan dalam memproduksi
hCG, sehingga jumlahnya meningkat lebih tinggi dibandingkan kadar -hCG seharusnya
pada usia kehamilan yang sama.
Hormon ini dapat dideteksi pada serum maupun urin penderita dan pemeriksaan yang lebih
sering dipakai adalah -hCG kuantitatif serum. Pemantauan secara hati-hati dari kadar -hCG
penting untuk diagnosis, penatalaksanaan dan tindak lanjut pada semua kasus penyakit
trofoblastik. Jumlah -hCG yang ditemukan pada serum atau pada urin berhubungan dengan
jumlah sel-sel tumor yang ada.
Untuk pemeriksaan Gallli mainini 1/300 suspek mola hidatiosa dan jika 1/200 kemungkinan
mola hidatidosa atau gemelli. Pengukuran -hCG pada urin dengan kadar >100.000 mIU
/ml/24 jam dapat dianggap sebagai mola.
Foto rontgen abdomen
Tidak tampaknya tulang janin pada kehamilan 3-4 bulan
USG
Gambaran berupa badai salju tanpa disertai kantong gestasi atau janin USG ini merupakan
pemeriksaan penunjang yang spesifik antar kehamilan dengan mola hidatiosa.
Pada kelainan mola, bentuk karakteristik berupa gambaran seperti badai salju dengan atau
tanpa kantong gestasi atau janin. Pemeriksaan ini sebaiknya dilakukan pada setiap pasien
yang pernah mengalami perdarahan pada trimester awal kehamilan dan memiliki uterus lebih
besar dari usia kehamilan. USG dapat menjadi pemeriksaan yang spesifik untuk membedakan
antara kehamilan normal dengan mola hidatidosa.
Pada 20-50% kasus dijumpai adanya massa kistik di daerah adneksa. Massa tersebut berasal
dari kista teka lutein.
Amniografi
Penggunaan bahan radiopak yang dimasukkan ke dalam uterus secara trans abdominal akan
memberikan gambaran radiografik khas pada kasus mola hidatidosa kavum uteri ditembus

dengan jarum untuk amniosentesis. 20 ml Hypaque disuntikkan segera dan 5-10 menit
kemudian dibuat foto anteroposterior. Pola sinar X seperti sarang tawon, khas ditimbulkan
oleh bahan kontras yang mengelilingi gelombang-gelombang korion. Dengan semakin
banyaknya sarana USG yang tersedia teknik pemeriksaan amniografi ini sudah jarang dipakai
lagi. Bahan radiopaq yang dimasukan ke dalam uterus akan memberikan gambaran seperti
sarang tawon.
Uji sonde Hanifa
Sonde dimasukan pelan-pelan dan hati-hati ke dalam kanalis servikalis dan cavum uteri . bila
tidak ada tahanan sonde diputar setelah ditarik sedikit bila tetap tidak ada tahanan maka
kemungkinan adalah mola.
Foto thorax
Untuk melihat metastase.
T3dan T4
Untuk membuktikan gejala tirotoksikosis.

Ada beberapa pemeriksaan penunjang yang perlu dilakukan pada Mola Hidatidosa atau
hamil anggur apabila dokter Anda mencurigai atau melihat adanya gejala dan tanda yang
mengarah pada Mola pada diri Anda. Pemeriksaan penunjang tersebut diantaranya adalah:
1. Pemeriksaan serum -Hcg
Pemeriksaan ini bertujuan untuk memastikan adanya kehamilan dan pada waktu tertentu akan
diulang untuk melihat pola peningkatan/lonjakan hormon -hCG ini untuk membedakan
adanya kehamilan normal atau kehamilan anggur (mola hidatidosa). Pemeriksaan ini juga
dikatakan sebagai pemeriksaan -hCG serial.

2. USG (Ultrasonografi)
Selanjutnya, keadaan adanya janin atau tidak dipantau dengan menggunakan USG. Dengan
menggunakan USG, seorang ahli kandungan dapat memastikan adanya kehamilan dengan

melihat adakah janin di dalan kantung gestasi (kantung kehamilan) dan mendeteksi gerakan
maupun detak jantung janin. Apabila semuanya tidak kita temukan di dalam pemeriksaan
USG,

maka

kemungkinan

kehamilan

ini

bukanlah

kehamilan

yang

normal.

3. Foto rontgen dada


Pemeriksaan rontgen dada digunakan untuk memantau keadaan sistemik yang terjadi akibat
adanya penyakit Mola ini. Harap diperhatikan bahwa rontgen dilakukan apabila benar-benar
telah dapat dipastikan bahwa kelainan yang terjadi adalah Mola bukan kehamilan normal.
Ketiga pemeriksaan penunjang ini perlu Anda lakukan, dimana hasil pemeriksaan ini akan
dipergunakan dokter Anda, baik untuk menegakkan diagnosis maupun penatalaksanaan
penyakit Anda lebih lanjut. Di samping itu, tentu saja, dokter Anda akan mengirim Anda ke
laboratorium untuk memeriksa darah Anda agar data penunjang medis menjadi lebih baik
sebagai dasar pertimbangan manajemen penyakit Anda. Salam sehat...**Lily Kasim**
Pemeriksaan yang diperlukan pada pasien dengan mola hidatidosa :
1. Pemeriksaan klinis termasuk pemeriksaan neurologis, tekanan darah dan funduskopi,
perhatikan metastase vagina.
2. Foto thoraks
3. Darah lengkap termasuk jumlah trombosit, ureum, kreatinin, fungsi hati, golongan darah,
tes fungsi tiroid, PT, PTT, protrombin, fibrinogen jika secara klinis mendukung.
4. hCG immunoassay.
5. Otak (MRI atau CT-scan) bila dicurigai metastase otak.
6. CT-scan hepar bila ada indikasi. CT-scan seluruh tubuh dapat dilakukan pada pasien
metastase pada paru.
7. Kuretase sebaiknya dilakukan dengan hati-hati. Biopsi dapat dilakukan pada tempat yang
tepat. Pada tempat biopsi dapat terjadi perdarahan yang sangat parah.
8. Pemeriksaan hormon tiroid (TSH, T3, T4) bila ada indikasi.

9. Scan selektif menggunakan anti hCG, antibodi dihubungkan dengan radioaktif iodin atau
iodium dapat dilakukan bila terdapat penyakit yang resisten terhadap kemoterapi.
Setelah diagnosis mola hidatidosa ditegakkan, perlu dilakukan evakuasi/operasi sesegera
mungkin. Jika terdapat masalah-masalah hematologik, hipertiroid, kelainan paru maka perlu
diobati dulu. Setelah itu dilakukan evakuasi mola. Evakuasi sebaiknya dilakukan dengan
kuretase.
Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan penunjang mola hidatidosa :
a) Foto thoraks : pada mola ada gambaram emboli udara.
b) Foto Rontgen abdomen : tidak terlihat tulang-tulang janin (pada kehamilan 3 4 bulan)
c) HCG urin atau serum : pada mola terdapat peningkatan kadar beta hCG darah atau urin.
d) USG (tanpa gambaran janin) : pada mola akan terlihat badai salju (snow flake pattern) dan
tidak terlihat janin.
e) Uji sonde : Sonde (penduga rahim) dimasukkan pelan-pelan dan hati-hati ke dalam kanalis
servikalis dan kavum uteri. Bila tidak ada tahanan, sonde diputar setelah ditarik sedikit, bila
tetap tidak ada tahanan, kemungkinan mola (cara Acosta-Sison). Cara menurut Hanifa.
Tandanya yaitu sonde yang dimasukkan tanpa tahanan dan dapat diputar 360 derajat dengan
deviasi sonde kurang dari 10 derajat.
Pemeriksaan Penunjang.
(1) Pemeriksaan radiologis atau rontgen.
Tidak terlihat gambaran tulang janin/rangka tulang (pada kehamilan 3 4 bulan). Yang
terlihat justru gambaran mirip sarang lebah (honeycomb) atau gambaran mirip badai salju
(snow storm).
(2) Pemeriksaan ultrasonografi (USG).
Merupakan pemeriksaan standar untuk mengidentifikasi kehamilan molahidatidosa.
Ditemukan gambaran mirip badai salju (snow storm) yang mengindikasikan khoriales yang
hidropik dan tidak adanya gambaran yang menunjukkan denyut jantung janin. Bila

ditegakkan diagnosis molahidatidosa, maka pemeriksaan rontgen paru harus di lakukan


untuk melihat penyebaran ke paru paru, karena paru paru merupakan tempat metastasis
pertama bagi PTG (Penyakit Trofoblas Ganas).
(3) Pemeriksaan doopler.
Denyut jantung janin tidak terdengar.
(4) Pemeriksaan laboratorium:
a.

Kadar HCG cenderung meningkat dan bertambah kuat (lebih tinggi dari kadar

kehamilan normal) terutama pada trimester I.


b.

Hemoglobin, hematokrit, eritrosit menurun. Anemia merupakan komplikasi yang sering

terjadi disertai dengan kecenderungan terjadinya koagulopati, sehingga pemeriksaan darah


lengkap dan tes koagulasi dilakukan.
c.

Protein urine positif (+).

(5) Pemeriksaan histologis/patologi anatomi.


Yaitu pemeriksaan mikroskopis gelembung cairan mirip anggur.
a.

Pada mola komplet, tidak terdapat jaringan fetus, terdapat proliferasi trofoblastik, vili

yang hidropik, serta kromosom 46, XX atau 46, XY.


b.

Pada mola parsial, terdapat jaringan fetus beserta amnion dan eritrosit fetus.

(6) Pemeriksaan T3 dan T4 bila tampak tanda tanda tirotoksikosis hipertiroid.16

Sulaiman S, Djamhoer M, Firman F. Obstetri Patologi, Edisi 2. Jakarta: EGC. 2005 (Hal 29
30)
Gary C, Norman F, Kenneth J, Larry C, Jhon C, Katherine D. Obstetri williams, Edisi 21,
Volume 2. Jakarta : EGC. 2006 (Hal 935)
Arief M, Kuspuji T, Rakhmi S, Wahyu I, Wiwiek S. Kapita Selekta Kedokteran, Edisi ketiga,
Jilid pertama. Jakarta: Media Aesculapius. 2001

(Hal 266)

Pemeriksaan Penunjang
Kesukaran membuat diagnosis yang pasti pada kehamilan ektopik belum terganggu demikian
besarnya, sehingga sebagian besar penderita mengalami abortus tuba atau rupture tuba
sebelum keadaan menjadi jelas. Bila diduga ada kehamilan ektopik yang belum terganggu,
maka penderita segera dirawat di rumah sakit. Alat bantu diagnostic yang dapat digunakan
ialah ultrasonografi, laparoskopi atau kuldoskopi.
Diagnosis kehamilan ektopik terganggu pada jenis mendadak tidak banyak mengalami
kesukaran, tetapi pada jenis menahun atau atipik bisa sulit sekali. Untuk mempertajam
diagnosis, maka pada tiap wanita dalam masa reproduksi dengan keluhan nyeri pada perut
bagian bawah atau kelainan haid, kemungkinan kehamilan ektopik harus dipikirkan. Pada
umumnya dengan anamnesis yang teliti dan pemeriksaan yang cermat diagnosis dapat
ditegakkan, walaupun biasanya alat bantu diagnostic seperti kuldosentesis, ultrasonografi dan
laparoskopi masih diperlukan anamnesis. Haid biasanya terlambat untuk beberapa waktu dan
kadang-kadang terdapat gejala subyektif kehamilan muda. Nyeri perut bagian bawah, nyeri
bahu, tenesmus, dapat dinyatakan. Perdarahan per vaginam terjadi setelah nyeri perut bagian
bawah.
Pemeriksaan umun : penderita tampak kesakitan dan pucat, pada perdarahan dalam rongga
perut tanda-tanda syok dapat ditemukan. Pada jenis tidak mendadak perut bagian bawah
hanya sedikit mengembung dan nyeri tekan.
Pemeriksaan ginekologi : tanda-tanda kehamilan muda mungkin ditemukan. Pergerakan
serviks menyebabkan rasa nyeri. Bila uterus dapat diraba, maka akan teraba sedikit membesar
dan kadang-kadang teraba tumor di samping uterus dengan batas yang sukar ditemukan.
Kavum Douglas yang menonjol dan nyeri-raba menunjukkan adanya hematokel retrouterina.
Suhu kadang-kadang naik, sehingga menyukarkan perbedaan denga infeksi pelvik.
Pemeriksaan laboratorium : pemeriksaan hemoglobim dan jumlah sel darah merah berguna
dalam menegakkan diagnosis kehamilan ektopik terganggu, terutama bila ada tanda-tanda
perdarahan dalam rongga perut. Pada kasus jenis tidak mendadak biasanya ditemukan
anemia, tetapi harus diingat bahwa penurunan hemoglobin baru terlihat setelah 24 jam.
Penghitungan leukosit secara berturut menunjukkan adanya perdarahan bila leukositosis
meningkat. Untuk membedakan kehamilan ektopik dari infeksi pelvik, dapat diperhatikan
jumlah leukosit. Jumlah leukosit yang melebihi 20.000 biasanya menunjuk pada keadaan

yang terakhir. Tes kehamilan berguna apabila positif. Akan tetapi tes negative tidak
menyingkirkan kemungkinan kehamilan ektopik terganggu karena kematian hasil konsepsi
dan degenerasi trofoblas menyebabkan produksi human chorionic gonadotropin menurun dan
menyebabkan tes negative.
Kuldosentris : adalah suatu cara pemeriksaan untuk mengetahui apakah kavum Douglas ada
darah. Cara ini amat berguna dalam membantu membuat diagnosis kehamilan ektopik
terganggu.Tekniknya :
1.

Penderita dibaringkan dalam posisi litotomi

2.

Vulva dan vagina dibersihkan dengan antiseptic

3.

Speculum dipasang dan bibir belakang porsio dijepit dengan cunam servik ; dengan

traksi ke depan sehingga forniks posterior tampak


4.

Jarum spinal no 18 ditusukkan ke dalam kavum Douglas dan dengan semprit 10 ml

dilakukan penghisapan
5.

Bila pada penghisapan ditemukan darah, maka isinya disemprotkan pada kain kasa dan

perhatikan apakah darah yang dikeluarkan merupakan :


6.

Darah segar berwarna merah yang dalam beberapa menit akan membeku; darah ini

berasal dari arteri atau vena yang tertususk


7.

Darah tua berwarna coklat sampai hitam yang tidak membeku, atau yang berupa bekuan

kecil-kecil; darah ini menunjukkan adanya hematokel retrouterina.


Ultrasonografi : berguna dalma diagnostic kehamilan ektopik. Diagnosis pasti ialah apabila
ditemukan kantong gestasi di luar uterus yang di dalamnya tampak denyut jantung janin. Hal
ini hanya terdapat pada 5 % kasus kehamilan ektopik. Walaupun demikian, hasil ini masih
harus diyakini lagi bahwa ini bukan berasal dari kehamilan intrauterine pada kasus uternus
bikornis.
Laparoskopi : hanya digunakan sebagai alat bantu diagnostic terakhir untuk kehamilan
ektopik, apabila hasil penilaian prosedur diagnostic yang lain meragukan. Melalui prosedur
laparoskopik, alat kandungan bagian dalam dapat dinilai. Secara sistematis dinilai keadaan
uterus, ovarium, tuba, kavum Douglas dan ligamentum latum. Adanya darah dalam rongga

pelvis mungkin mempersulit visualisasi alat kandungan, tetapi hal ini menjadi indikasi untuk
melakukan laparotomi.
PEMERIKSAAN PENUNJANG
LABORATORIUM
Hematokrit: Tergantung pada populasi dan derajat perdarahan abdominal yang terjadi.
Sel darah putih: Sangat bervariasi dan tak jarang terlihat adanya leukositosis.
Tes kehamilan
Pada kehamilan ektopik hampir 100% menunjukkan pemeriksaan -hCG positif.
Pada kehamilan intrauterin, peningkatan kadar -hCG meningkat 2 kali lipat setiap dua hari.
2/3 kasus kehamilan ektopik menunjukkan adanya peningkatan titer serial hCG yang
abnormal, dan 1/3 sisanya menunjukkan adanya peningkatan titer hCG yang normal.
Pemeriksaan ultrasonografi TVS sangat bermanfaat untuk menegakkan diagnosa kehamilan
ektopik.
PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK KHUSUS
1. Ultrasonografi

-hCG dan TVS adalah pemeriksaan yang saling menunjang dalam menegakkan diagnosa
dini kehamilan ektopik .

Kantung kehamilan (GS-gestational sac) intrauterine terlihat sebagai double-ring yang


menggambarkan desidua dan selaput amnion.
Pada kehamilan ektopik, hanya terlihat adanya penebalan dan reaksi desidua pada
endometrium.
Dalam keadaan lanjut, terlihat adanya pelepasan desidua sehingga terlihat adanya cairan atau
darah intrakaviter sehingga disebut sebagai pseudogestational sac yang kecil dan iregular
dibandingkan dengan kantung kehamilan yang sebenarnya.

Kehamilan tuba kanan


Bila kadar -hCG 1000 mIU/ml, pemeriksaan TVS akan menunjukkan adanya kantun
kehamilan intrauterin yang normal.
1 minggu kemudian saat kadar -hCG mencapai 1800 3600 mIU/ml, pemeriksaan TAS
akan menunjukkan adanya kantung kehamilan intrauterin yang normal. Bila tidak terlihat,
harus dicurigai adanya kehamilan ektopik.
Adanya masa adneksa disertai dengan uterus yang kosong harus diwaspadai.
Bila -hCG rendah maka gambaran masa adneksa tersebut mungkin adalah kehamilan
intrauteri dengan kista korpus luteum.
2. Laparoskopi peranan untuk menegakkan diagnosa kehamilan ektopik sudah diganti oleh
USG

3. D & C Dilakukan untuk konfirmasi diagnosa pada kasus dimana pasien tak
menghendaki kehamilan. Bila hasil kuretase hanya menunjukkan desidua, maka
kemungkinan adanya kehamilan ektopik harus ditegakkan.
4. Laparotomi Harus dilakukan pada kasus kehamilan ektopik terganggu dengan gangguan
hemostasis (tindakan diagnostik dan definitif).
5. Kuldosintesis Memasukkan jarum kedalam cavum Douglassi transvaginal untuk
menentukan ada atau tidak adanya darah dalam cavum Douclassi. Tindakan ini tak perlu
dikerjakan bila diagnosa adanya perdarahan intraabdominal sudah dapat ditegakkan dengan
cara pemeriksaan lain.

Anda mungkin juga menyukai