Anda di halaman 1dari 3

Komplikasi IUFD 1,2

1. Disseminated Intravascular Coagulopathy (DIC) :


Janin yang mati  kebocoran tromboplastin dan komponennya seperti tromboplastin
yang melalui plasenta menuju sirkulasi ibu konsumsi factor-faktor koagulasi termasuk
factor V,VIII, protrombin,dan trombosit  manifestasi klinis yang muncul yakni
koagulopati intravascular diseminata (DIC)
2. Ensefalomalasia multikistik:
Hal ini dapat terjadi pada kehamilan kembar, terutama kehamilan monozigotik dimana
memiliki sirkulasi bersama antara janin kembar yang masih hidup dengan yang salah satu
janinnya meninggal. Dalam hal ini sering kali mengakibatkan kematian segera janin
lainnya. Jika janin kedua masih dapat bertahan hidup, maka janin tersebut memiliki risiko
tinggi terkena ensefalomalasia multikistik.
Bila salah satu bayi kembar ada yang meninggal dapat terjadi embolisasi bahan
tromboplastik dari janin yang meninggal melalui komunikasi vaskular plasenta ke janin
yang masih hidup dengan atau tanpa perubahan hemodinamik (hipotensi) pada saat
kematian janin seingga terjadi infark cedera selular pada otak (ensefalomalasia
multikistik, yang diagnosisnya dikonfirmasi dengan ekoensefalografi), usus, ginjal, dan
paru.
3. Hemoragic Post Partum
Hipofibrinogenemia (kadar fibrinogen < 100 mg%), biasa pada 4-5 minggu sesudah
IUFD (kadar normal fibrinogen pada wanita hamil adalah 300-700mg%). Akibat
kekurangan fibrinogen maka dapat terjadi hemoragik post partum. Partus biasanya
berlangsung 2-3 minggu setelah janin mati.
4. Dampak psikologis
Dampak psikologis dapat timbul pada ibu setelah lebih dari 2 minggu kematian janin
yang dikandungnya.
5. Infeksi
Infeksi, apabila ketuban masih intak kemungkinan untuk terjadinya infeksi sangat kecil,
namun bila ketuban sudah pecah infeksi dapat terjadi terutama oleh mikroorganisme
pembentuk gas seperti Clostridium welchii
6. Selama persalinan dapat terjadi inersia uteri, retensio plasenta dan perdarahan post
partum.

2.8 Pencegahan IUFD 2,3


Antenatal care yang rutin dan berkala.
1. Memberikan nasehat pada waktu ANC mengenai keseimbangan diet makanan, jangan
merokok, tidak meminum minuman beralkohol, obat-obatan dan hati-hati terhadap
infeksi atau bahan-bahan yang berbahaya.
2. Mendeteksi secara dini faktor-faktor predisposisi IUFD dan pemberian pengobatan.
3. Medeteksi gejala awal IUFD atau tanda fetal distress.
4. Jika sudah mendekati aterm adalah bila ibu merasa gerakan janin menurun, tidak
bergerak, atau gerakan janin terlalu keras, perlu dilakukan pemeriksaan ultrasonografi.
Perhatikan adanya solution plasenta
BAB III
KESIMPULAN

KESIMPULAN
 Kematian janin dalam kandungan ( Intra Uterine Fetal Death ) berkaitan erat dengan
angka kematian perinatal karena angka kematian perinatal ini merupakan parameter dini
keadaan pelayanan kesehatan dan mencerminkan kemajuan sosial ekonomi suatu negara.
 Diagnosis kematian janin dalam kandungan dapat ditegakkan berdasarkan anamnesis,
pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang.
 Penyebab kematian janin bersifat multifaktorial baik dari faktor fetal, maternal, plasenta
maupun dengan 25 % – 35 % kasuss tidak diketahui penyebabnya.
 Pemeriksaan Ante Natal Care yang teratur dan efektif juga pengetahuan ibu tentang
kesejahteraan janinnya dapat digunakan untuk mendeteksi dini penurunan kesejahteraan
janin yang berakibat pada IUFD dan komplikasi yang dapat terjadi pada ibu dapat
dihindari.
 Usaha mengakhiri kehamilan pada IUFD dilakukan untuk mencegah komplikasi lebih
lanjut pada ibu.
 IUFD sangat mempengaruhi pasien secara emosional, sehingga dibutuhkan dukungan
moril dari keluarga maupun dokter yang menanganinya.

Daftar Pustaka :
1. Norwitz,E. Schorge,J. 2007. At a Glance Obstetri & Ginekologi edisi kedua ’Kematian Janin
Intra Uterin’. EMS : Jakarta
2. Winknjosastro H. Kematian Janin Dalam Ilmu Kebidanan Edisi Keempat Cetakan Kedua.
2009. Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo. Balai Penerbit FK UI : Jakarta

Anda mungkin juga menyukai