yang dipengaruhi oleh aliran darah dan atau oksigenasi. Pada kasus
insufisiensi plasenta kronik terjadi gangguan mekanisme kontrol fisiologis
denyut jantung janin yang disebabkan oleh penurunan kadar oksigenasi
pada janin. Pada kasus akut seperti prolaps tali pusat, penurunan aliran
darah ke janin lebih berperan dalam proses terjadinya fetal distress. Selain
itu proses persalinan normal juga berperan dalam terjadinya fetal distress.
Penurunan aliran darah dan atau oksigenasi ke janin akan mengakibatkan
terjadinya hipoksia janin. Keadaan ini akan meningkatkan kadar CO 2 dan
penurunan kadar O2di dalam tubuh janin. 1,2
Berkurangnya kandungan oksigen dalam darah (hipoksemia) akan
merangsang syaraf simpatis, sehingga akan menimbulkan takikardi. Bila
kondisi hipoksemia tidak teratasi dan berlanjut jadi hipoksia, akan
menyebabkan perubahan aktivitas biofisik. Menurut Manning (1992),
respon biofisik terhadap kondisi hipoksia terbagi menjadi 2 kategori yaitu
pertama respons akut/intermediat (yakni perubahan atau hilangnya
aktivitas yang diregulasi oleh sistim syaraf pusat/SSP), dan kedua respons
kronik (yakni berkurangnya produksi air ketuban/ oligohidramnion,
gangguan pertumbuhan, dan meningkatnya risiko komplikasi neonatal). 1,2
1. 6.
menit
Denyut jantung tidak teratur
Keluarnya mekonium yang kental diawal persalinan
pada
ibu
akibat
infeksi
intrauterin.
Pola
deselerasi:
Deselerasi
lanjut
menunjukan
dengan
dan
kontraksi
menunjukan
uterus
adanya
sering
kompresi
1. 8.
1. Rogers MS, Mongelli M, Tsang KH, et al: Lipid peroxidation in cord blood at
birth: the effect of labour. BJOG; 105:739, 1998.
2. Cunningham FG, Leveno KJ, Bloom SL, et al. Williams Obstetrics ed. 24 th.
Mc Graw Hill; 2014 pg 491-97.
3. Prawirohardjo S. Ilmu Kebidanan. Bina Pustaka; 2010 pg 620-24.