Anda di halaman 1dari 31

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Ultrasonografi (USG) adalah alat pemeriksaan untuk diagnostik dengan

menggunakan gelombang ultrasonik atau gelombang suara untuk mempelajari

morfologi dan fungsi suatu organ berdasarkan gambaran eko dari gelombang

ultrasonik yang dipantulkan oleh organ. 1

Pada bidang obstetrik, USG pertama kali dikenalkan sekitar 50 tahun yang

lalu oleh Ian Donald, dan telah membawa kemajuan yang sangat pesat di dalam hal

diagnosis dan penanganan kehamilan.1

Morfologi dan fungsi organ janin dapat dipelajari secara kasat mata dengan

menggunakan USG 2-dimensi (USG 2-D) jenis real-time. Fungsi hemodinamik

uterus-plasenta-janin dapat dipelajari dengan lebih mudah dan akurat dengan teknik

pemeriksaan Doppler (color Doppler atau pulsed Doppler). Dalam dekade terakhir

ini telah dikembangkan teknik pemeriksaan USG 3-dimensi (USG 3-D), baik jenis

3-D statik maupun 3-D real-time (USG 4-dimensi atau live 3-D).Melalui USG 3-D

morfologi, perilaku, dan sirkulasi janin-plasenta dapat dipelajari dengan lebih

mudah dan jelas berdasarkan aspek 3 dimensi.1

Di Indonesia pemeriksaan USG tidak dikerjakan secara rutin pada setiap ibu

hamil. Hal ini lebih disebabkan oleh biaya pemeriksaan USG yang masih cukup

mahal dan tidak terjangkau oleh sebagian besar ibu hamil yang memerlukannya.

Sebagian besar ibu hamil tidak dilindungi oleh program asuransi kesehatan.1

1
Fakultas Kedokteran Universitas Andalas
1.2 Tujuan Penulisan

Tujuan penulisan dari makalah ini adalah untuk menambah pengetahuan

mengenai ultrasonografi (USG) obstetri.

1.3 Metode Penulisan

Metode penulisan makalah ini menggunakan tinjauan kepustakaan yang

merujuk pada berbagai literatur.

2
Fakultas Kedokteran Universitas Andalas
BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Definisi USG

Ultrasonografi adalah alat diagnostik dengan gelombang suara berenergi

tinggi memantul dari jaringan atau organ internal dan membuat gema. Pola gema

ditunjukkan pada layar mesin ultrasonik, membentuk gambar jaringan tubuh yang

disebut sonogram. Sonografi berarti pencitraan dengan ultrasound; ultra berarti

terdengar. Istilah USG berarti bentuk energi suara diluar rentang yang dapat

didengar.2

2.2 Jenis-jenis Ultrasonografi

Pemeriksaan USG ada 4 jenis yaitu sebagai berikut:

1. USG 2 Dimensi
Menampilkan gambar dua bidang (memanjang dan melintang). Kualitas

gambar yang baik, sebagian besar keadaan janin dapat ditampilkan seperti

melihat organ-organ internal, melihat gerakan bayi, mengukur panjang dan

berat janin, dan dapat mendeteksi kelainan sebesar 80–90%. 3

2. USG 3 Dimensi
Menampilkan tambahan 1 bidang gambar lagi yang disebut koronal.

Gambar yang tampil mirip seperti aslinya. Permukaan tubuh janin dapat

dilihat dengan jelas. Begitupun keadaan janin dari posisi yang berbeda. Ini

dimungkinkan karena gambarnya dapat diputar. USG 3D dapat digunakan

untuk melihat anatomi tubuh janin dan mendeteksi kondisi kelainan pada

janin, seperti kelainan bibir sumbing atau bayi terlilit tali pusar. Gambar

3
Fakultas Kedokteran Universitas Andalas
yang dihasilkan dengan USG 3D dapat disimpan dalam CD format jpg dan

dilihat dikomputer. Biaya USG ini lebih mahal dibanding dengan USG 2D.3

3. USG 4 Dimensi
Merupakan istilah untuk USG 3 dimensi yang dapat bergerak (live
3D/ real-time) sehingga pasien dapat melihat lebih jelas dan membayangkan
keadaan janin di dalam rahim.3
4. USG Doppler
Pemeriksaan USG yang mengutamakan pengukuran aliran darah
terutama aliran tali pusat. Alat ini digunakan untuk menilai
keadaan/kesejahteraan janin. Penilaian kesejahteraan janin ini meliputi:
1. Gerak nafas janin (minimal 2x/10 menit).
2. Tonus (gerak janin).
3. Indeks cairan ketuban (normalnya 10-20 cm).
4. Doppler arteri umbilikalis.
5. Reaktivitas denyut jantung janin.3
2.3 Teknik Pemeriksaan USG
Pemeriksaan USG dapat dilakukan dengan dua cara yaitu:
1. Pemeriksaan USG Transabdominal (USG-TA)
Tranduser ( probe ) yang digunakan untuk pemeriksaan USG adalah
jenis linear atau konveks. Pemeriksaan dilakukan dengan meletakkan Probe
(Tranduser) pada dinding perut ibu yang sebelumnya sudah dilumuri jel.
Tranduser jenis konveks lebih banyak digunakan pada saat ini karena
menampilkan lapang pandang yang lebih luas.
Pemeriksaan USG-TA terutama dikerjakan pada kehamilan
Trimester II dan III, dimana uterus telah cukup besar dan letaknya diluar
rongga pelvik.Volume cairan amnion sudah cukup banyak. Pemeriksaan
dapat dilakukan tanpa persiapan kandung kemih.
Pada kehamilan trimester I, pemeriksaan USG-TA sebaiknya
dilakukan melalui kandung kemih yang terisi penuh dengan tujuan untuk
mnyingkirkan usus keluar dari rongga pelvik, sehingga tidak menghalangi
pemeriksaan genitalia interna. Massa usus yang berisi gas akan
menghambat transmisi gelombang ultrasonik.3

4
Fakultas Kedokteran Universitas Andalas
2. Pemeriksaan USG Transavaginal (USG-TV)
Berbeda dengan USG-TA, pemeriksaan USG-TV harus dilakukan
dalam keadaan kandung kemih yang kosong agar organ pelvik berada dekat
dengan permukaan transduser dan berada didalam area penetrasi transduser.
USG-TV berbeda dengan USG- TA dimana USG-TA (yang harus dikerjakan
dalam keadaan kandung kemih terisi penuh), pemeriksaan USG-TV pada
kehamilan trimester I lebih dapat diterima oleh pasien. Pemeriksaan USG-TV
dapat dilakukan setiap saat, dan organ pelvik berada dalam posisi yang
sebenarnya.
Pemeriksaan dilakukan dengan memasukkan probe yang sudah diberi
jel dan dibungkus dengan alat pembungkus yang juga diberi jel kedalam vagina
hingga mencapai daerah forniks. Manuver gerakan tranduser didalam vagina
merupakan kombinasi gerakan maju mundur, rotasi, angulasi kekiri-kanan atau
atas dan bawah.3

Gambar 2.1 Tranducer USG.2

2.4 Prinsip USG

5
Fakultas Kedokteran Universitas Andalas
Ultrasonik adalah gelombang suara dengan frekuensi lebih tinggi daripada

kemampuan pendengaran telinga manusia, sehingga kita tidak bisa mendengarnya

sama sekali. Suara yang dapat didengar manusia mempunyai frekuensi antara 20 –

20.000 Cpd (Cicles per detik = Hz). Pemeriksaan USG ini menggunakan

gelombang suara yang frekuensinya 1 – 10 MHz ( 1 – 10 juta Hz ).3

Gelombang suara frekuensi tinggi tersebut dihasilkan dari kristal-kristal

yang terdapat dalam suatu alat yang disebut transduser. Perubahan bentuk akibat

gaya mekanis pada kristal, akan menimbulkan tegangan listrik. Fenomena ini

disebut efek piezo-electric, yang merupakan dasar perkembangan USG selanjutnya.

Bentuk kristal juga akan berubah bila dipengaruhi oleh medan listrik. Sesuai dengan

polaritas medan listrik yang melaluinya, kristal akan mengembang dan mengkerut,

maka akan dihasilkan gelombang suara frekuensi tinggi.3

2.5 Indikasi Pemeriksaan USG Obstetri

Indikasi pemeriksaan USG pada kehamilan trimester I:

- Penentuan adanya kehamilan intrauterin

- Penentuan adanya denyut jantung mudigah atau janin

- Penentuan usia kehamilan

- Penentuan kehamilan kembar

- Perdarahan pervaginam

- Terduga kehamilan ektopik

- Terdapat nyeri pelvik

- Terduga kehamilan mola

- Terduga adanya tumor pelvik atau kelainan uterus

6
Fakultas Kedokteran Universitas Andalas
- Membantu tindakan invasif, seperti pengambilan sampel jaringan vili

koriales (chorionic villus sampling), pengangkatan IUD.4

Indikasi pemeriksaan USG pada kehamilan trimester II dan III :

- Penentuan usia kehamilan

- Evaluasi pertumbuhan janin

- Terduga kematian janin

- Terduga kehamilan kembar

- Terduga kelainan volume cairan amnion

- Evaluasi kesejahteraan janin

- Ketuban pecah dini atau persalinan preterm

- Penentuan presentasi janin

- Membantu tindakan versi luar

- Terduga inkompetensia serviks

- Terduga plasenta previa

- Terduga solusio plasenta

- Terduga kehamilan mola

- Terdapat nyeri pelvik atau nyeri abdomen

- Terduga kehamilan ektopik

- Kecurigaan adanya kelainan kromosomal (usia ibu ≥ 35 tahun, atau hasil tes

biokimia abnormal)

- Evaluasi kelainan kongenital

- Riwayat kelainan kongenital pada kehamilan sebelumnya

- Terduga adanya tumor pelvik atau kelainan uterus

7
Fakultas Kedokteran Universitas Andalas
- Membantu tindakan invasif, seperti amniosentesis, kordosentesis atau

amnioinfusi.4

2.6 USG Kehamilan Trimester I


1. Kantung Gestasi / Kantong Kehamilan (Gestational Sac, GS)
Struktur kantung gestasi (KG) intrauterin dapat terlihat mulai kehamilan 4,5
minggu dengan USG-TV (17 hari pasca konsepsi, atau sekitar 10 hari sejak
blostosis bernidasi kedalam lapisan endometrium). Pada saat itu diameter mencapai
2-3 mm. Struktur KG intrauterin secara konsisten terlihat mulai kehamilan 5
minggu, saat diameter mencapai > 5 mm. Dengan USG-TA kehamilan intrauterin
dapat terlihat setelah diameter KG mencapai 5 mm; dan secara konsisten terlihat
mulai kehamilan 6 minggu, saat diameter KG mencapai > 10 mm.5
Kantung Gestasi terlihat sebagai struktur kistik (anechoic) berbentuk bundar
atau oval, dengan dinding yang hiperekoik, dan letak eksentrik didalam lapisan
endometrium yang menebal.Struktur tersebut berasal dari kantung korion yang
berisi cairan korion. Gambaran hiperekoik dinding KG berasal dari lapisan korion,
jaringan trofoblast, dan desidua kapsularis. Sering kali dinding KG terlihat sebagi
dua lapisan konsentrik (double decidual sac), dimana lapisan sebelah dalam berasal
dari chorion laeve dan desidua kapsularis; sedangkan lapisan sebelah luar berasal
dari desidua parietalis atau desidua vera.6

Gambar 2.2 Gestasional Sac

8
Fakultas Kedokteran Universitas Andalas
Struktur KG harus dibedakan dari struktur anekoik lainnya didalam cavum
uteri, seperti hematometra, hidrometra, kista endometrial, endometritis, atau
kantung gestasi palsu (Pseudo-gestational Sac)pada kehamilan ektopik.2
Perhitungan umur kehamilan dengan mengukur kantong kehamilan dapat
diperoleh dengan cara:6
1. Mengukur diameter kantong kehamilan digunakan rumus:
Umur kehamilan (minggu) = rata-rata GS ( mm) + 25,43 / 7,02 minggu
atau umur kehamilan (minggu) = diameter kantong kehamilan (cm) x 1,384
+ 4,452.
2. Bila diameter kantong kehamilan belum mencapai 25 mm, maka secara
kasar umur kehamilan dapat dihitung dengan rumus :
Umur kehamilan (hari) = Diameter kantung kehamilan + 30
3. Mengukur volume kantong kehamilan dan diperlukan pengukuran 2
dimensi dengan 3 ukuran (L, T dan AP), selanjutnya dimasukkan dalam
rumus : GS volume (ml) = L(cm) x T(cm) x AP (cm) x 0,5233. Hasil ini
kemudian dimasukkan dalam tabel yang sudah tersedia untuk menentukan
umur kehamilan.
Selain untuk menentukan umur kehamilan, pemeriksaan keadaan kantong
kehamilan juga untuk konfirmasi kehamilan intrauterin dan untuk menyingkirkan
blighted ovum.
Gambar 2.3. Kantong kehamilan

9
Fakultas Kedokteran Universitas Andalas
2. Yolk Sac
Suatu kehamilan intrauterin baru dapat dipastikan setelah terlihat struktur yolk
sac didalam KG.Yolk sac berbentuk cincin berdinding tipis yang letaknya didalam
ruang korion. Dengan USG-TV akan konsisnten terlihat mulai kehamilan 5,5
minggu, saat diameter KG >10 mm; sedangkan dengan USG-TA akan konsisten
terlihat mulai kehamilan 6 minggu setelah diameter KG >20 mm.2
Selama kehamilan 5-10 minggu diamter yolk sac mencapai 5-6 mm. Setelah
itu yolk sac akan menyusut dan pada kehamilan 12 minggu biasanya tidak terlihat
lagi. Apabila yolk sac tidak ditemukan dalam kantung gestasi yang diameternya >
10 mm (USG-TV) atau > 20mm (USG-TA), maka kemungkinan besar kehamilan
tidak akan berkembang normal dan akan mengalami abortus.6

Gambar 2.4 USG usia kehamilan 5 minggu

3. Crown Rumph Length (CRL)


CRL adalah ukuran terpanjang janin dari kepala sampai bokong tanpa
menyertakan anggota gerak. Dengan USG-TV struktur janin pertama kali dapat
terlihat pada kehamilan 5,5 minggu, berupa penebalan pada dinding yolk sac.
Panjangnya sekitar 2-3 mm dan belum memperlihatkan denyut jantung. Panjang
janin akan bertambah sekitar 1-2 mm perhari. Panjang mudigah dinyatakan dengan
ukuran jarak kepala-bokong (JKB) atau Crown-Rump Length (CRL). Janin mulai
menunjukkan aktivitas denyut jantung pada usia kehamilan sekitar 6 minggu.
Setelah CRL mencapai 5 mm dan diameter KG sekitar 18 mm. Sejak itu struktur
janin dan aktivitas denyut jantung akan konsisten terlihat dengan USG-TV. Dengan
USG TA struktur mudigah akan konsisten terlihat setelah diameter KG > 25 mm.1,2

10
Fakultas Kedokteran Universitas Andalas
Gambar 2.5 Pengukuran CRL

Cara mendapatkan bidang potong untuk pengukuran CRL adalah sebagai


berikut:
1. Usahakan janin ditampilkan pada potongan sagital.
2. Janin dalam sikap ekstensi.
3. Janin diukur pada jarak terpanjang.
4. Kaliper ditempatkan pada tepi luar kepala dan bokong janin tanpa mengukur
anggota gerak atau yolk sac.
5. Hasil yang dipakai merupakan rata-rata dari 3 pengukuran.
Perhitungan umur kehamilan dengan mengukur CRL dengan cara :
1. Setelah mengukur CRL, selanjutnya digunakan rumus :
Umur kehamilan (hari) = 8,052 x (CRL)1/2 + 23,73.
2. Menggunakan the rule of thum untuk mendapatkan umur kehamilan secara
kasar, yaitu :
Umur kehamilan (minggu) = CRL (cm) + 6,5.

2.7 Ultrasonografi Kehamilan Trimester II Dan III


Pemeriksaa USG pada kehamilan trimester II dan III dilakukan dengan cara
transabdominal tanpa persiapan kandung kemih. Pada kondisi tertentu pemeriksan
dilakukan melalui kandung kemih yang setengah berisi atau dengan USG-TV,
misalnya untuk menentukan letak plasenta, ketebalan segmen bawah uterus (SBU),
kondisi serviks, dan tumor pelvik.2,6
1. Penentuan Usia Kehamilan1

11
Fakultas Kedokteran Universitas Andalas
Penentuan usia kehamilan pada trimester II paling akurat dilakukan sebelum
kehamilan 20 minggu, misalnya melalui pengukuran kepala dan tulang panjang,
dengan tingkat kesalahan ± 1 minggu. Setelah kehamilan 20 minggu variasi
pertumbuhan janin semakin melebar, sehingga pengukuran biometri untuk
menentukan usia kehamilan menjadi tidak akurat lagi. Pemeriksaan USG serial
dengan sedikitnya interval 2 minggu dapat menambah akurasi pemeriksaan.
Berbagai struktur anatomi janin dapat digunakan sebagai biometri untuk
menentukan usia kehamilan, seperti Diameter biparietal (DBP), lingkar kepala,
panjang tulang (Femur, tibia, humerus,radius, klavikula), jarak orbita, lebar
serebelum, panjang ginjal, dan panjang telapak kaki.
a. Diameter Biparietal (BPD)1
BPD adalah jarak maksimal antara tulang parietal depan dan belakang pada
posisi kepala oksiput transversa. Pengukuran BPD paling akurat dalam penentuan
usia kehamilan antara 12-28 minggu dimana pertumbuhan BPD menunjukkan garis
yang linier. Disamping untuk menentukan umur kehamilan, pengukuran ini dapat
juga digunakan untuk menentukan berat janin dan deteksi kelainan kepala janin
(makrosefalus, mikrosefalus atau hidrosefalus).
Cara mendapatkan bidang potong untuk pengukuran BPD adalah sebagai
berikut:
1. Cari potongan kepala sampai mendapatkan bentuk paling simetris, yaitu
jarak antara garis tengah dan tulang kepala pada kedua sisi harus sama.
2. Pengukuran DBP dilakukan pada penampang aksial kepala setinggi
thalamus (bidang transtalamik), karena melalui bidang ini akan diperoleh
ukuran DBP yang terbesar. Potongan harus tegak lurus pada garis tengah.
3. Gunakan gain yang rendah untuk mencegah penebalan tulang tengkorak
karena artefak.
4. Bentuk kepala harus oval yang dikonfirmasi dengan indeks sefalik (normal
antara 75-85).
5. Pengukuran dilakukan pada jarak biparietal yang terbesar, dari permukaan
luar tulang parietal bagian proksimal kearah permukan dalam parietal
bagian distal (‘luar kedalam’), tegak lurus falx cerebri. Penelitian lain

12
Fakultas Kedokteran Universitas Andalas
melakukan pengukuran BPD pada permukaan luar tulang parietal bagian
proksimal dan distal (‘luar ke-luar’).
Pada waktu mencari BPD kita akan melihat thalamus sebagai suatu struktur
berbentuk “hati” atau “anak panah “. Ujung dari bentuk “anak panah” tersebut
adalah arah daerah tulang belakang janin, sehingga dengan memeriksa BPD kita
dapat pula sekaligus mengetahui presentasi dan posisi janin.

Gambar 2.6. Bidang potong untuk pengukuran BPD

Tabel 2.1. Daftar tabel biometri janin; ukuran BPD normal sesuai usia
kehamilan
Weeks 12 13 14 15 1 6 17 18 19 20 21 22 2 3 24 25 2 6 2 7
BPD (mm) 21 25 28 32 3 5 39 42 46 49 52 55 5 8 61 64 6 7 6 9
Weeks 28 29 30 31 3 2 33 34 35 36 37 38 3 9 40 41 4 2
BPD (mm) 72 74 77 79 8 2 84 86 88 90 92 94 9 5 97 98 100

b. Lingkar Kepala (Head Circumference, HC)1,2


HC digunakan pada keadaan dimana indeks sefalik diluar batas normal,
yaitu terlalu bulat (brakhisefalus) atau terlalu oval (dolikosefalus).Pengukuran pada

13
Fakultas Kedokteran Universitas Andalas
keadaan ini memberi hasil yang lebih baik dari BPD untuk menentukan umur
kehamilan.Selain untuk menentukan umur kehamilan, HC juga digunakan untuk
mendiagnosis mikrosefalus atau PJT.
Untuk menentukan bidang yang baik untuk pengukuran BPD perlu
ditentukan indeks sefalik, yaitu perbandingan antara diameter biparietal (BPD)
dengan diameter oksipito-frontalis (OFD). Indeks ini tidak berubah selama
kehamilan, yaitu 0,75-0,85. Bila indeks lebih kecil atau lebih besar maka BPD tidak
digunakan untuk menentukan umur kehamilan dan digantikan dengan HC.

Perhitungan umur kehamilan dengan mengukur HC dapat diperoleh dengan cara :


1. Menggunakan rumus :
HC = 1,57 (BPD + OFD)
2. Mengukur lingkar kepala secara langsung menggunakan tracing.

Tabel 2.2. Daftar tabel biometri janin; ukuran HC normal sesuai usia
kehamilan
Weeks 1 2 13 14 15 1 6 17 18 19 2 0 2 1 2 2 2 3 2 4 2 5 2 6 2 7
H C
7 0 84 98 111 124 137 150 162 175 187 198 210 221 232 242 252
(mm)
Weeks 2 8 29 30 31 3 2 33 34 35 3 6 3 7 3 8 3 9 4 0 4 1 4 2
H C
262 271 280 288 296 304 311 318 324 330 335 340 344 348 351
(mm)

c. Lingkar Perut (Abdominal Circumference, AC)1.2


Pengukuran AC biasanya untuk menaksir besarnya janin setinggi hepar.
Pada keadaan dimana terjadi gangguan nutrisi yang lama maka hepar janin akan
mengecil. Dengan demikian pengukuran AC dimaksudkan untuk menilai status gizi
atau nutrisi dari janin.
Untuk menentukan umur kehamilan maka parameter ini mempunyai nilai
diagnostik yang paling rendah dibandingkan dengan BPD, FL atau HC akan tetapi

14
Fakultas Kedokteran Universitas Andalas
sangat bermanfaat untuk menentukan pertumbuhan janin dan taksiran berat badan
janin serta diagnosis mikrosefsalus.6

Gambar 2.7. Bidang potong untuk pengukuran AC


Cara pengukuran AC untuk perhitungan umur kehamilan adalah :
1. Langsung mengukur keliling abdomen janin menggunakan tracing.
2. Menggunakan rumus :
AC = (Diameter Transversa + Diameter Antero-posterior) x 1,57
selanjutnya dimasukkan ke dalam tabel yang tersedia.

Tabel 2.3. Daftar tabel biometri janin; ukuran AC normal sesuai usia
kehamilan
Weeks 12 13 14 15 1 6 1 7 18 1 9 2 0 2 1 2 2 2 3 2 4 2 5 2 6 2 7
AC(mm) 56 69 81 93 105 117 129 141 152 164 175 186 197 208 219 229
Weeks 28 29 30 31 3 2 3 3 34 3 5 3 6 3 7 3 8 3 9 4 0 4 1 4 2
AC(mm) 240 250 260 270 280 290 299 309 318 327 336 345 354 362 371

d. Panjang Femur (Femur Lenght, FL)1,2


Akurasi pengukuran FL cukup lebar, yaitu  4-5 minggu dan tidak dapat
menggantikan BPD, tetapi dapat sebagai pembanding atau bila BPD tidak dapat
diukur dengan baik, misalnya kepala sudah jauh masuk panggul atau kelainan

15
Fakultas Kedokteran Universitas Andalas
kepala seperti anensefalus.Pegukuran dilakukan terhadap diafisis tulang femur
yang berada pada posisi horizontal.

Gambar 2.8 Bidang potong untuk pengukuran FL

Tabel 2.4 Daftar tabel ukuran FL normal sesuai usiakehamilan


Weeks 12 13 14 15 1 6 17 18 19 20 21 22 2 3 2 4 2 5 2 6 2 7
FL (mm) 8 11 15 18 2 1 24 27 30 3 3 36 39 4 2 4 4 4 7 4 9 5 2
Weeks 28 29 30 31 3 2 33 34 35 36 37 38 3 9 4 0 4 1 4 2
FL (mm) 54 56 59 61 6 3 65 67 68 7 0 72 73 7 5 7 6 7 8 7 9

2. Penentuan Pertumbuhan dan Besar Janin1,2


Pertumbuhan janin terhambat tipe asimetrik terlihat pada besar atau berat
janin yang berkurang, sedangkan panjang janin hanya sedikit terpengaruh. Ditandai
dengan lingkar abdomen mengecil. Pada pertumbuhan janin terhambat tipe simetrik
terlihat pada berat dan panjang janin berkurang. Ditandai dengan lingkar perut dan
kepala.
3. Malformasi Janin1,2
Sebagian besar sering diketahui sebelum usia kehamilan 20 minggu.
Pertandanya adalah volume cairan amnion yang abnormal, pertumbuhan janin
terhambat, kelainan morfologi bentuk tubuh dan struktur organ, ukuran biometri
janin abnormal, arteri umbilikal tunggal, aktifitas biofisik janin berkurang.
4. Plasenta1,2
a. Ukuran Plasenta

16
Fakultas Kedokteran Universitas Andalas
Sampai kehamilan 20 minggu plasenta menempati sekitar ¼ luas
permukaan miometrum, dan ketebalannya tidak lebih dari 2-3 cm.
Menjelang kehamilan aterm plasenta menempati sekitar 1/8 luas
permuakaan miometrium, dan ketebalannya dapat mencapai 4-5 cm,
ketebalan plasenta normal jarang melebihi 4 cm. Plasenta yang menebal
(plasentomegali) dapat dijumpai pada ibu yang menderita diabetes melitus,
ibu anemia (Hb < 8 g%), hidrops fetalis, tumor plasenta, kelainan
kromosom, infeksi (sifilis, CMV), dan perdarahan plasenta. Plasenta yang
menipis dapat dijumpai pada preeklampsia, pertumbuhan janin terhambat
(PJT), infark plasenta, dan kelainan kromosom.Belum ada batasan yang
jelas mengenai ketebasan minimal plasenta yang dianggap normal.
Beberapa penulis memakai batasan tebal minimal plasenta normal 1,5-2,5
cm dan berat plasenta rata-rata 500 gram.
b. Letak (posisi) Plasenta
Plasenta bisa berkembang dibagian mana saja pada permukaan
endometrium, sesuai dengan letak implantasi blastosis. Letak plasenta yang
menutupi ostium uteri internum (OUI) pada kehamilan trmester I tidak akan
selamanya menjadi plasenta previa. Dengan bertambahnya usia kehamilan,
sebagian besar vili akan mengalami atrofi, uterus semakin membesar, dan
segmen bawah uterus akan terbentuk, plasenta yang semula menutupi OUI
akan bergeser keatas, sehingga letaknya menjadi normal. Dahulu pergeseran
letak plasenta ini dikenal sebagai migrasi plasenta. Plasenta previa dijumpai
pada sekitar 7,5% kehamilan trimester II. Akan tetapi hanya 0,5% yang akan
tetap menjadi plasenta previa pada kehamilan aterm. Oleh sebab itu, setiap
tindakan section cessaria elektif yang dilakukan atas indikasi plasenta previa
sebaiknya didasarkan atas diagnosis yang ditegakkan pada kehamilan
aterm.1,2

17
Fakultas Kedokteran Universitas Andalas
Gambar 2.9. Bidang potong gambaran plasenta

c. Bentuk Plasenta
Plasenta merupaka organ fetomaternal yang bentuknya menyerupai
cakram (discoid).1,2
d. Perlekatan abnormal plasenta
Beberapa isitilah yang digunakan untuk menyatakan perlekatan
abnormal plasenta pada dinding uterus, seperti plasenta akreta, plasenta
inkreta, dan plasenta pankreta.Dalam perkembangannya plasenta melekat
pada dinding uterus melalui desidua basalis.Kadang-kadang desidua basalis
tidak terbentuk sempurna sehingga vili korionik melekat langsung pada
miometrum (plasenta akreta), menginvasi lapisan myometrium (plasenta
inkreta), bahkan menembus lapisan myometrium dan serosum uterus
(plasenta perkreta).1

Gambar 2.10 Plasenta previa


4. Tali Pusat

18
Fakultas Kedokteran Universitas Andalas
Tali pusat adalah penghubung janin dengan ibunya. Tali pusat terdiri dari
2 arteri umbilical yang mengalirkan darah kotor (berisi zat metabolic) dan sebuah
vena umbilical yang mengalirkan darah segar yang kaya oksigen dan nutrien dari
plasenta ke janin. Kelainan yang dapat terlihat dalam USG contohnya adalah
melilitnya tali pusar pada leher. Hal ini akan berbahaya karena dapat mencekik
janin. Pemeriksaan lilitan tali pusar dapat dilakukan dengan colour dopler. Jika
terlihat warna disekeliling leher janin, mungkin itu adalah lilitan tali pusat.6

Gambar 2.11. Bidang potong pemeriksaan lilitan tali pusar dengan colour dopler

5. Cairan Amnion
Cairan amnion mempunyai peran yang sangat penting bagi perkembangan
dan pertumbuhan janin.Kelainan jumlah cairan amnion dapat terjadi, dan
seringkali merupakan petanda yang paling awal terlihat pada janin yang
mengalami gangguan.1,2

19
Fakultas Kedokteran Universitas Andalas
Gambar 2.12 Hydramnion

a. Mekanisme pengaturan cairan amnion


Jumlah cairan amnion selama kehamilan sangat bervariasi dan
ditentukan oleh mekanisme yang mengatur produksi dan pengambilan
cairan amnion oleh janin.Sapai kehamilan 20 minggu cairan amnion
terutama diproduksi melalui selaput amnion dan kulit janin, sebagian
lainnya melalui lempeng korionik, tali pusat, paru, ginjal, dan saluran
pencernaan.Pengambilan cairan amnion terjadi melalui selaput amnion,
kulit, lempeng korionik, tali pusat,paru, dan saluran pencernaan. Setelah
kehamilan 20 minggu, jumlah cairan amnion sekitar 500 ml, kemudian
jumlahnya terus meningkat hingga mencapai jumlah maksimal sekitar
1000ml pada kehamilan 34 minggu. Jumlah cairan amnion sekitar 800-900
ml pada kehamilan aterm, berkurang hingga 350 ml pada kehamilan 42
minggu, dan 250 ml pada kehamilan 43 minggu.

Gambar 2.13 Olygohidramnion


b. Pengukuran cairan amnion
Penilaian jumlah cairan amnion melalui pemeriksaan USG dapat
dilakukan dengan cara subjektif ataupun semikuantitatif.
1. Penilaian subjektif
Dalam keadaan normal, janin tampak bergerak bebas dan dikelilingi
oleh cairan amnion.Struktur organ janin, plasenta dan tali pusat dapat
terlihat jelas. Kantung-kantung amnion terlihat dibeberapa tempat terutama
pada daerah di antara kedua tungkai bawah dan di antara dinding depan dan

20
Fakultas Kedokteran Universitas Andalas
belakang uterus. Pada kehamilan trimester II biasanya terlihat sebagian dari
tubuh janin bersentuhan dengan dinding depan uterus. Pada keadaan
polihidramnion, janin menjauh dari dinding depan uterus sehingga tidak ada
bagian tubuh janin yang bersentuhsn dengan dinding depan uterus. Janin
berada diluar daya penetrasi gelombang ultrasonic sehingga sulit terlihat
melalui USG.1,2
Pada keadaan oligohidramnion cairan amnion disebut berkurang
bila kantung amnionnya hanya terlihat di daerah tungkai bawah dan disebut
habis bila tidak terlihat lagi kantung amnion.Pada keaadaan ini, aktivitas
gerakan janin menjadi berkurang. Struktur janin sulit untuk dipelajari, dan
ekstremitas tampak berdesakan.1,
2. Penilaian Semi kuantitatif
a. Pengukuran diameter vertical yang terbesar pada salah satu
kantong amnion .
b. Pengukuran indeks cairan amnion.
Pengukuran 1 kantung amnion dilakukan dengan mencari kantung
amnion terbesar, bebas dari bagian tali pusat dan ekstremitas janin yang
dapat ditemukan melalui transduser yang diletakkan tegak lurus terhadap
kontur dinding abdomen ibu.Pengukuran dilakukan pada diameter vertical
kantung amnion.
Pemeriksaan cairan amnion juga dapat dilakukan dengan cara
metode AFI (Amniotic Fluid Indeks) yang diperkenalkan oleh Phelan :
1. Abdomen dibagi atas 4 kuadran
2. Setiap kuadran diukur indeks cairan amnionnya
3. Pengukuran harus tegak lurus dengan bidang horizontal dan tidak
adaboleh ada bagian janin diantaranya.

21
Fakultas Kedokteran Universitas Andalas
Gambar 2.14. 4 kuadrant abdomen

Tabel 2.5. Interpretasi Pengukuran cairan amnion dengan metode AFI


Hasil Pengukuran Interpretasi
>2cm atau <8cm Volume cairan amnion normal
>8cm Polihidroamnion
8-12cm Polihidroamnion ringan
12-16cm Polihidroamnion sedang
>16cm Polihidroamnion berat
1-2cm Borderline, evaluasi ulang
<1cm Oligohidroamnion

c. Oligohidramnion
Beberapa keadaan yang dapat menyebabkan oligohidramnion adalah
kelainan kongenital, PJT, ketuban pecah, kehamilan postterm, insufisiensi plasenta,
dan obat-obatan (misalnya dari golongan antiprostaglandin).Kelainan kongenital
paling sering yang menimbulkan oligohidrmanion adalah kelainan saluran kemih
(kelainan ginjal bilateral dan obstruksi uretra) dan kelainan kromosomm (triploidi,
trisomy 18 dan 13).Insufisiensi plasenta oleh sebab apapun dapat menyebabkan
hipoksia janin. Hipoksia janin yang berlangsung kronis akan memicu mekanisme
redistribusi darah. Salah satu dampaknya adalah terjadi penurunan aliran darah ke
ginjal, produksi urin berkurang, dan terjadi oligohidrmanion.Oligohidramnion yang
terjadi oleh sebab apapun akan berpengaruh akan beroengaruh buruk kepada janin.
Komplikasi yang sering terjadi adalah PJT, hypoplasia paru, deformitas pada wajah

22
Fakultas Kedokteran Universitas Andalas
dan skelet, kompresi tali pusat, dan aspirasi meconium pada masa intrapartum, dan
kematian janin.1,2
d. Polihdramnion
Polihidramnion dapat terjadi akibat kelainan kongenital, diabetes mellitus,
janin besar, kehamilan kembar, kelainan pada plasenta dan tali pusat, dan obat-
obatan. Kelainan kongenital yang sering menimbulkan polihidrmanion adalah
defek tabung neural, obstruksi traktus gastrointestinal bagian atas, dysplasia skelet,
dan kelainan kromosom (trisomy 21,18,dan 13). Komplikasi yang sering terjadi
pada polihidramnion adalah malpresentasi janin, ketuban pecah, prolapse tali pusat,
persalinan preterm, dan gangguan pernapasan ibu.1,2

23
Fakultas Kedokteran Universitas Andalas
BAB III
LAPORAN KASUS

Kasus 1
Nama :
Umur : tahun
No RM :
Pemeriksaan :
Hasil USG

AF ukuran x cm.
Tampak gambaran hipoechoic pada kavum (honey comb) ukuran x cm,
bentuk tegas, tidak tampak invaginasi
Kesan :

Kasus 2
Nama :
Umur : tahun
No RM :
Pemeriksaan :
Hasil USG

24
Fakultas Kedokteran Universitas Andalas
Janin hidup tunggal intrauterin, letak memanjang, presentasi kepala
Aktivitas gerak janin baik
Biometri:
BPD : cm FHR : bpm
HC : cm SDAU :
HL : cm AFI : cm
AC : cm Panjang serviks : cm
FL : cm
EFW : gr
Plasentas tertanam di fundus meluas ke corpus posterior, grade II
Kesan : Gravid mg sesuai biometri
Janin hidup tunggal intrauterin
Presentasi kepala

Kasus 3
Nama :
Umur : tahun
No RM :
Pemeriksaan : G2P1A0H1 gravid minggu +
Hasil USG

Janin hidup tunggal intrauterin, presentasi kepala


Biometri :
BPD : cm FHR : bpm
HL : cm
FL : cm

25
Fakultas Kedokteran Universitas Andalas
HC : cm
AC : cm
Kesan : Gravid minggu sesuai biometri
Janin hidup tunggal intrauterin
Presentasi kepala

Kasus 4
Nama :
Umur : tahun
No RM :
Pemeriksaan : G3P2A0H2 gravid minggu + post laparotomi
Hasil USG

Janin hidup tunggal intrauterin


Aktivitas gerak janin baik
Biometri :
BPD : cm FHR : bpm
HC : cm SDP : cm
AC : cm
HL : cm
FL : cm
EFW : gr
Plasenta tertanam di corpus anterior grade I-II
Kesan : Gravid minggu sesuai biomteri
Janin hidup tunggal intrauterin

Kasus 5
Nama :

26
Fakultas Kedokteran Universitas Andalas
Umur : tahun
No RM :
Pemeriksaan : G1P0A0H0 gravid preterm 33-34 minggu post op ai ca
ovarium + post kemoterapi 6x
Hasil USG

Janin hidup tunggal intrauterin, letak memanjang, presentasi kepala


Aktivitas gerak janin baik
Biometri :
BPD : cm FHR : bpm
HC : cm SDP : L
AC : cm SDAU :
HL : cm
FL : cm
EFW : gr
Plasenta tertanam di corpus anterior grade II
Kesan : Gravid minggu sesuai biomteri
Janin hidup tunggal intrauterin
Letak kepala

Kasus 6
Nama :
Umur : tahun
No RM :
Pemeriksaan : G4P2A1H1 gravid preterm 21-22 minggu + bekas SC 2x
Hasil USG

27
Fakultas Kedokteran Universitas Andalas
Janin hidup tunggal intrauterin
Aktivitas gerak janin baik
Biometri :
BPD : cm FHR : bpm
HC : cm SDP : cm
AC : cm SDAU :
HL : cm
FL : cm
EFW : gr
Plasenta tertanam di corpus anterior grade I
Kesan : Gravid 21-22 minggu sesuai biomteri
Janin hidup tunggal intrauterin

Kasus 7
Nama : Ny.
Umur : tahun
No RM :
Pemeriksaan : G3P2A0H2 gravid preterm 26-27 minggu +hipertiroid
Hasil USG

Janin hidup tunggal intrauterin, letak memanjang, presentasi kepala


Aktivitas gerak janin baik
Biometri :
BPD : cm FHR : bpm
HC : cm SDP : cm
AC : cm SDAU :
HL : cm

28
Fakultas Kedokteran Universitas Andalas
FL : cm
EFW : gr
Plasenta tertanam di corpus posterior grade I
Kesan : Gravid 26-27 minggu sesuai biomteri
Janin hidup tunggal intrauterin
Letak kepala

29
Fakultas Kedokteran Universitas Andalas
BAB

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

1. Ultrasonografi adalah alat diagnostik dengan gelombang suara berenergi

tinggi memantul dari jaringan atau organ internal dan membuat gema.

2. Ultrasonografi membawa kemajuan yang sangat pesat di dalam hal

diagnosis dan penanganan kehamilan.

30
Fakultas Kedokteran Universitas Andalas
DAFTAR PUSTAKA

1. Wiknjosastro H, 2009. Ultrasonografi dalam Obstetri. Dalam:


Wiknjosastro, Hanifa ed, Ilmu Kebidanan Edisi Keempat. Jakarta: Yayasan
Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo.

2. Priya SJ. Ultrasonography –A diagnostic modality for oral and maxillofacial


diseases. Contemporary Clinical Dentistry.National Center For
Biotechnology.2014;5:345-351

3. Cunningham, Leveno, Bloom dkk. Obstetri William Edisi 23 Volume 2.


Jakarta : EGC, 2010.

4. Dorland, Newman, 2002. Kamus Kedokteran Dorland. Edisi 29,


Jakarta:EGC.

5. Boer A, 2005. Ultrasonografi. Dalam: Rasad, Sjahriar. Radiologi


Diagnostik Edisi Kedua. Jakarta: Balai Penerbit FK UI.

6. Suririnah, 2008. Buku Pintar Kehamilan dan Persalinan. Jakarta: PT.


Gramedia Pustaka Utama.

7. Macdougall J, 2003. Ultrasonografi. Dalam: Macdougall, Jane ed.


Kehamilan Minggu demi Minggu. Jakarta: Erlangga.

31
Fakultas Kedokteran Universitas Andalas

Anda mungkin juga menyukai