Oleh:
1840312713
Preseptor:
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS ANDALAS
2021
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas Rahmat dan karunia-Nya
penulis dapat menyelesaikan Case Report Session dengan judul ”Pencegahan
Kecelakaan Kerja dan Penyakit Akibat Kerja di Puskesmas Pagambiran” sebagai
sebagai salah satu tugas dalam Kepaniteraan Klinik Ilmu Kesehatan Masyarakat
Fakultas Kedokteran Universitas Andalas periode 22 Maret sampai 23 April 2021.
Penulis
Daftar Isi
Daftar Tabel
Tabel 2.1 Potensi Bahaya Keselamatan dan Kesehatan Kerja didasarkan pada
Dampak Korban ..................................................................................... 10
Tabel 2.2 Pencegahan Penyakit Akibat Kerja ...................................................... 14
Tabel 3.1 Jumlah Penduduk Menurut Kelurahan Tahun 2019 ............................. 25
Tabel 3.2 Perbandingan Luas Daerah, Jumlah Penduduk dan Kepadatan
Penduduk Menurut Kelurahan ............................................................... 26
Tabel 3.3 Sarana Pelayanan Kesehatan Wilayah Kerja Puskesmas Andalas Tahun
2019 ....................................................................................................... 27
Tabel 3.4 Komposisi tenaga Kesehatan di Puskesmas Andalas ........................... 29
Tabel 3.5 Data Jenis Pabrik/Industri Rumah Tangga di Wilayah Kerja Puskesmas
Andalas Tahun 2018 .............................................................................. 31
Tabel 3.6 Laporan Program UKK Puskesmas Andalas Tahun 2019 .................... 32
Tabel 3.7 Laporan Program UKK Puskesmas Andalas Tahun 2020 ................... 32
Daftar Gambar
Gambar 3.1 Peta Wilayah Kerja Puskesmas Andalas ......................................... 25
Gambar 3.2 Pemeriksaan dan Pembinaan Upaya Kesehatan Kerja di Dealer
Sepeda Motor Menara Agung tahun 2019 sebelum pandemi
Covid-19. ......................................................................................... 33
Gambar 3.3 Pemeriksaan dan Pembinaan Upaya Kesehatan Kerja di Restoran
Silungkang pada tahun 2019 sebelum pandemi Covid-19 ................ 34
Gambar 3.3 Sosialisasi dan pembentukan pos UKK di CV. Citra Makmur
Jaya di Kelurahan Kubu Dalam Karakah 2019. ................................ 34
BAB 1
PENDAHULUAN
2.1 Definisi
Menurut Ridley tahun 2008, contoh penyebab kecelakaan untuk masing masing faktor
tersebut adalah :
1. Situasi kerja
a) Pengendalian manajemen yang kurang.
b) Standar kerja yang minim.
c) Perlengkapan yang tidak aman.
d) Tempat kerja yang tidak mendukung keamanan seperti getaran, tekanan udara,
ventilasi, penerangan dan kebisingan yang tidak aman.
e) Peralatan/bahan baku yang tidak aman.
2. Kesalahan orang
a) Keterampilan dan pengetahuan minim.
b) Masalah fisik atau mental.
c) Motivasi yang minim atau salah penempatan.
d) Perhatian yang kurang.
2. Faktor kimia seperti : Bahan kimia yang mengandung debu, uap, uap logam, gas, larutan,
kabut, partikel nano, dan lain-lain.
3. Faktor biologi seperti: Bahan yang didalamnya terkandung bakteri, virus, jamur,
bioaerosol, dan lain-lain.
4. Faktor ergonomi seperti : Angkat berat, posisi kerja yang statis, gerak repetitif,
penerangan, dan lain-lain.
5. Faktor psikososial seperti :Beban kerja, organisasi kerja, kerja monoton, hubungan
interpersonal, kerja shift, lokasi kerja, dan lain-lain. 20
2.3.2 Jenis Penyakit Akibat Kerja
Berikut Tabel 2.2 Jenis Penyakit Akibat Kerja.6
2.3.3 Penegakan Diagnosis Penyakit Akibat Kerja
Penegakan diagnosis Penyakit Akibat Kerja dilakukan dengan pendekatan prinsip 7 langkah,
agar dapat memastikan penyebab penyakit berasal dari pekerjaan, baik dari proses, bahan, alat
dan perilaku maupun lingkungan kerja.
Adapun Prinsip 7 Langkah Diagnosis Penyakit Akibat Kerja adalah sebagai berikut :
1. Penyakit Akibat Kerja yang Spesifik pada Jenis Pekerjaan Tertentu yang dapat ditegakkan
di FKTP (A1).
Kriteria :
Diagnosis klinis dapat ditegakkan di FKTP.
Penyakit yang memiliki penyebab yang jelas dan spesifik.
Memiliki hubungan waktu antara pajanan dan timbulnya penyakit yang jelas.
Besar pajanan dapat diakui/diterima secara umum.
Pengaruh faktor individu dan faktor lain di luar tempat kerja dapat disingkirkan dengan
sederhana.
Untuk penentuan diagnosa Penyakit Akibat Kerja yang Spesifik pada Jenis Pekerjaan
Tertentu yang dapat ditegakkan di FKTP (A1) dilakukan oleh dokter yang memiliki
kompetensi diagnosis Penyakit Akibat Kerja di FKTP.
Penyakit Akibat Kerja yang Spesifik pada Jenis Pekerjaan Tertentu yang dapat
ditegakkan di FKTP (A1) dan kriterianya, tercantum dalam lampiran.
Penyakit Akibat Kerja di luar yang tercantum dalam lampiran Penyakit Akibat Kerja
yang Spesifik pada Jenis Pekerjaan Tertentu yang dapat ditegakkan di FKTP (A1) dan
kriterianya, masuk dalam kategori Dugaan Penyakit Akibat Kerja (B).
Dalam hal dokter yang memiliki kompetensi dalam diagnosis Penyakit Akibat Kerja
atas dasar pertimbangan medis yang kuat berdasarkan pendekatan 7 (tujuh) langkah
diagnosa dan disertai data dukung yang lengkap seperti hasil pemeriksaan kesehatan
pra kerja, data lingkungan kerja, data riwayat penyakit dan lain-lain, maka dokter
tersebut dapat menetapkan Penyakit Akibat Kerja yang Spesifik pada Jenis Pekerjaan
Tertentu yang dapat ditegakkan di FKTP.
Termasuk dalam kelompok Penyakit Akibat Kerja yang Spesifik pada Jenis Pekerjaan
Tertentu yang dapat ditegakkan di FKTP adalah gangguan atau penyakit yang
disebabkan langsung oleh kecelakaan kerja.
2. Penyakit Akibat Kerja yang Spesifik pada Jenis Pekerjaan tertentu yang dapat ditegakkan
di FKRTL (A2).
Kriteria :
Diagnosis klinis membutuhkan fasilitas pemeriksaan penunjang atau dokter spesialis
terkait di FKRTL.
Penyakit yang memiliki penyebab yang jelas dan spesifik.
Memiliki hubungan waktu antara pajanan dan timbulnya penyakit yang jelas.
Besaran pajanan dapat diakui/diterima secara umum.
Pengaruh faktor individu dan faktor lain di luar tempat kerja dapat disingkirkan dengan
sederhana.
Untuk penentuan diagnosis Penyakit Akibat Kerja yang Spesifik pada Jenis Pekerjaan
Tertentu yang dapat ditegakkan di FKRTL (A2) dilakukan oleh dokter spesialis yang
memiliki kompetensi diagnosis Penyakit Akibat Kerja di FKRTL.
Penyakit Akibat Kerja yang Spesifik pada Jenis Pekerjaan Tertentu yang dapat
ditegakkan di FKRTL (A2) dan kriterianya, tercantum dalam lampiran.
Penyakit Akibat Kerja di luar yang tercantum dalam lampiran. Penyakit Akibat Kerja
yang Spesifik pada Jenis Pekerjaan Tertentu yang dapat ditegakkan di FKRTL (A2)
dan kriterianya, masuk dalam kategori Dugaan Penyakit Akibat Kerja (B).
B. Dugaan Penyakit Akibat Kerja (B)
Semua penyakit di luar kriteria A1 dan A2, masuk dalam Dugaan Penyakit Akibat Kerja,
dimana memiliki kriteria sebagai berikut :
Diagnosis klinis membutuhkan pemeriksaan spesialistik di FKRTL atau bekerjasama
antar dokter spesialis.
Penyakit memiliki satu atau lebih agen penyebab.
Membutuhkan keahlian khusus untuk menginterpretasikan hubungan waktu dan
besarnya pajanan yang dapat menimbulkan Penyakit Akibat Kerja.
Membutuhkan keahlian khusus untuk menginterpretasikan pengaruh faktor individu
dan faktor lain di luar tempat kerja yang dapat menjadi perancu.
Penentuan diagnosis Penyakit Akibat Kerja dilakukan oleh Dokter Spesialis
Kedokteran Okupasi, dan dapat oleh Dokter Spesialis Kedokteran Kelautan, Dokter
Spesialis Kedokteran Penerbangan sesuai dengan kompetensi masing-masing.
Akibat Kerja (PAK) dapat dicegah dengan melakukan beberapa tips sebagai berikut: 1)
Pakailah alat pelindung diri secara benar dan teratur.
2) Kenali risiko pekerjaan.
3) Segera akses tempat kesehatan terdekat apabila terjadi luka yang berkelanjutan.17
Pencegahan lain agar tidak terjadi penyakit akibat kerja seperti berikut ini:
1) Pencegahan Primer: Health Promotion meliputi perilaku kesehatan, faktor bahaya di
tempat kerja, perilaku kerja yang baik, olah raga, dan gizi.
2) Pencegahan Sekunder:Specifict Protection meliputi Pengendalian melalui
perundangundangan, pengendalian administratif/organisasi, pengendalian teknis, dan
pengendalian jalur kesehatan imunisasi.
3) Pencegahan Tersier meliputi pemeriksaan kesehatan pra kerja, pemeriksaan
kesehatan berkala, pemeriksaan lingkungan secara berkala, surveilans, pengobatan
segera bila ditemukan gangguan pada kerja, dan pengendalian segera di tempat kerja.17
2.3.5.2 Pelaporan
Pelaporan mulai dari pelayanan kesehatan kepada Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota,
dilanjutkan ke Dinas Kesehatan Provinsi, dan Kementerian Kesehatan melalui Direkrorat
Jenderal Kesehatan Masyarakat. Pelaporan terkait dengan pembiayaan oleh Badan
Penyelenggara Jaminan Sosial Kesehatan dan Badan Penyelenggara Jaminan Sosial
Ketenagakerjaan disesuaikan dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.21
a) Dikembangkan secara terpadu dan menyeluruh dalam pola pelayanan kesehatan puskesmas
bagi pekerja dan keluarganya.
b) Dilakukan melalui pelayanan paripurna, yang menekan pada pelayanan kesehatan kerja,
keselamatan kerja, kesehatan keselamatan kerja.
c) Dilakukan melalui peran serta aktif masyarakat pekerja melalui pendekatan PKMD
(Pembangunan Kesehatan Masyarakat Desa)
Dalam menyelenggarakan Upaya Kesehatan Kerja di Puskesmas kegiatan yang dapat
dilakukan yaitu:
1) Identifikasi masalah:
Pemeriksaan kesehatan
Pemeriksaan kesehatan dapat menjadi langkah awal,berkala, dan pemeriksaan follow up untuk
mengetahui terkait masalah kesehatan keselamatan pekerja.
b) Pemeriksaan kasus
Pemeriksaan kasus dapat berupa pemeriksaan terhadap penderita yang datang berobat ke
puskesmas atau yang dirujuk oleh kader kesehatan.
c) Peninjauan tempat kerja
Peninjauan dapat berupa penilaian kondisi tempat kerja untuk menentukan bahaya akibat kerja
dan masalah yang akan dihadapi di tempat kerja (fisik, kimia, biologis, fisiologi).
5) Kegiatan rujukan
a) Rujukan medik (kasus yang tidak ditanggulangi oleh puskesmas untuk pengobatan lebih
lanjut).
b) Rujukan kesehatan ditujukan terhadap pencemaran lingkungan (ke Balai Teknis Kesehatan
Lingkungan (BTKL), Pusat Laboratorium Kesehatan Departemen Kesehatan, Balai Hiperkes
Depnaker.10
Puskesmas Pagambiran terletak di Jalan Pirus Raya, Kelurahan Pagambiran Ampalu Nan
XX, Kecamatan Pagambiran, Kota Padang. Wilayah kerja Puskesmas Pagambiran terdiri dari
5 Kelurahan dengan letak geografis bervariasi antara perbukitan dan dataran dengan luas
wilayah lebih kurang 18 Km2, dengan batas-batas sebagai berikut:
Sebelah Utara : Kelurahan Tanjung Saba
Sebelah Selatan : Bungus Teluk Kabung
Sebelah Barat : Kecamatan Padang Selatan
Sebelah Timur : Kecamatan Lubuk Kilangan
Lima kelurahan yang menjadi wilayah kerja Puskesmas Pagambiran adalah sebagai
berikut:
1. Kelurahan Pagambiran Ampalu dengan luas wilayah 5,15 Km2
2. Kelurahan Pampangan dengan luas wilayah 1,13 Km2
3. Kelurahan Batung Taba dengan luas wilayah 1,55 Km2
4. Kelurahan Kampung Jua dengan luas wilayah 3,09 Km2
5. Kelurahan Gates nan XX dengan luas wilayah 7,22 Km2
Jumlah penduduk di wilayah kerja Puskesmas Pagambiran tahun 2020 adalah sebesar
55.140 jiwa, jumlah KK 14.028 jiwa. Distribusi penduduk di tiap kelurahan dapat dilihat pada
tabel 3.1 dibawah ini.
Tabel 3.1 Jumlah penduduk di wilayah kerja Puskesmas Pagambiran tahun 2020.
NO KELURAHAN JUMLAH JUMLAH KK KEPADATAN
PENDUDUK PENDUDUK
1 Pagambiran Ampalu 20.318 6.449 3907,3
2 Pampangan 12.863 2.356 11693,6
3 Bt. Taba 9.754 1.956 6096,3
4 Kp. Jua 5.977 1.472 1928,1
5 Gates 6.228 1.795 865,0
TOTAL 55.140 14.028 3029,7
Sumber: Laporan Tahunan Puskesmas Pagambiran Tahun 2020.
Dari tabel 3.1 diatas terlihat jumlah penduduk terbanyak di wilayah kerja Puskesmas
Pagambiran adalah Kelurahan Pagambiran Ampalu, namun tidak menentukan bahwa
kelurahan tersebut paling padat. Kelurahan yang paling padat penduduk adalah Kelurahan
Pampangan.24
Penduduk di wilayah kerja Puskesmas Pagambiran dari segi kepercayaan sebagian besar
adalah Islam (95%), sisanya katolik, Protestan, Budha dan lain lain. Tersedianya berbagai
jenis pendidikan mulai dari tingkat pendidikan dasar sampai dengan perguruan tinggi pada
wilayah kerja Puskesmas Pagambiran menyebabkan semakin banyak penduduk yang
mengenyam pendidikan dan diharapkan semakin kritis dengan berbagai dampak
pembangunan. Sistem kekerabatan yang masih dijalankan oleh penduduk setempat masih
dipakai sebagian besar penduduk dan merupakan kekuatan yang dapat digarap apabila caranya
diketahui. Pendekatan kultural sangat dibutuhkan dalam rangka menjalin kerjasama peran
serta masyarakat. Pendapatan penduduk wilayah kerja Puskesmas Pagambiran bervariasi
mulai dari pedagang ±40%, buruh 20 % , Nelayan 15 % , ABRI dan PNS ± 15 %, dan lain-
lain 10%. Aktifitas perekonomian dalam lingkungan menengah ke bawah, juga berjalan
sangat dinamis.24
Berdasarkan tabel 3.3 Data Sarana Fisik Puskesmas Pagambiran Tahun 2020 yang cukup,
namun masih ada yang paling butuh diperbaiki yaitu Pustu Kampuang Jua.
Tabel 3.4 Data Sarana Umum dan lingkungan Puskesmas Pagambiran Tahun 2020
Distribusi tenaga Kesehatan Puskesmas Pagambiran dapat dilihat pada tabel 3.2.
Tabel 3.5 Distribusi tenaga Kesehatan Puskesmas Pegambiran Berdasarkan Ketenagaan dan
Tingkat Pendidikan Tahun 2020
NO Jenis Pendidikan Jumlah Jenis Status Kepegawaian
Tenaga Kelamin
L P PNS Kontrak Volunteer Kontrak
BLUD DKK
1 Dokter S1 6 2 3 5 1 0 0
Umum
2 Dokter S1 3 1 2 3 0 0 0
Gigi
3 Ka TU S1 1 0 1 1 0 0 0
4 Perawat S1 1 0 1 1 0 0 0
D3 12 0 12 8 2 2 0
5 Bidan D4 1 0 1 1 0 0 0
D3 19 0 19 15 1 3 0
6 Analis D4 1 0 1 1 0 0 0
D3 1 0 1 1 0 0 0
7 Apoteker S1 1 0 1 1 0 0 0
8 AA SMF/SAA 2 0 2 2 0 0 0
(1RPL)
9 Sanitasi D4 1 1 0 1 0 0 0
D3 1 0 1 0 1 0 0
10 Perawat D3 2 0 2 2 0 0 0
Gigi
11 Gizi D4 1 0 1 1 0 0 0
D3 2 0 2 1 0 1 0
12 Tenaga S1 1 0 1 0 1 0 0
Penunjang D3 1 0 1 1 0 0 0
SMP/SMA 5 3 2 1 3 0 1
13 Rekam D3 3 0 3 2 1 0 0
Medis
14 Akuntan S1 1 0 1 0 1 0 0
15 Supir SLTA 1 1 0 0 0 0 1
16 Jumlah 67 7 60 48 11 6 2
3.6 Pendanaan
Sumber dana yang dikelola oleh Puskesmas Pagambiran untuk kegiatan operasional
(pelaksanaan Pelayanan Kesehatan) dan kegiatan rutin (manajemen dan biaya rutin) diperoleh
dari dana JKN, dan dana BOK.24
Pelayanan Upaya Kesehatan Kerja (UKK) merupakan salah satu program Unit Kesehatan
Masyarakat – Pengembangan (UKM-P) di Puskesmas Pagambiran dalam rangka memberikan
perlindungan kesehatan kerja bagi masyarakat pekerja di wilayah kerja Puskesmas
Pagambiran. Kegiatan program upaya kesehatan kerja Puskesmas Pagambiran terdiri dari dua
agenda utama yaitu agenda dalam gedung dan agenda luar gedung. Agenda dalam gedung
dilakukan sesuai dengan jam pelayanan yang ada di Puskesmas Pagambiran, sedangkan
agenda luar gedung meliputi kegiatan Pos UKK saja dan tidak ada dilakukan pembinaan
UMKM disebabkan tempat kerja yang tidak mau untuk dikunjungi oleh puskesmas dan sudah
ada kerjasama dari industri dengan klinik terkait. Pada Puskesmas Pagambiran terdapat 1
penanggung jawab UKK dan 2 orang pembina wilayah tiap wilayah kelurahan, sedangkan
untuk pelaksanaannya dilakukan bersama dengan lintas program seperti PTM.
Tidak ada data Jenis pabrik/industri rumah tangga di wilayah kerja Puskesmas Pagambiran
disebabkan belum ada regulasi dari puskesmas atau target untuk pelaksanaan pencatatan data
jenis pabrik/industri rumah tangga dan pelaporan.
Terdapat 1 pos Unit Kesehatan kerja di wilayah kerja puskesmas Pagambiran. Lokasi
Pos UKK di Kelurahan Gates, Nama Pos UKK yaitu Robin, Jenis Usaha Nelayan, dibentuk
10 januari tahun 2017 yang beranggotakan 60 orang. Kegiatan Pos UKK dilakukan 1 kali
dalam sebulan namun karena pandemic covid-19, kegiatan Pos UKK terhenti sampai dengan
sebelum 17 Maret 2021. Jumlah kader yang ada di Gates ada 3. Tahun 2021 kegiatan Pos
UKK mulai dilakukan kembali 17 Maret Tahun 2021 dan kegiatan dilakukan 1 kali 3 bulan.
Berikut Laporan Program UKK Puskesmas Pagambiran Tahun 2018:
Berdasarkan Tabel diatas Program UKK Tahun 2018 terdapat 383 pekerja yang datang
berobat dengan 197 pekerja penyakit akibat kerja dan tidak terdapat kasus kecelakaan kerja.
Hasil wawancara dengan pemegang program sebagian besar diagnosis Penyakit Akibat Kerja
pada Tahun 2018 yaitu Dermatitis Kontak Iritan Akibat kerja, HNP Akibat Kerja. Namun
jumlah dari masing masing penyakit akibat kerja, pemegang program tidak mengingat dan
tidak memegang data pelaporan tersebut jadi tidak dapat dilampirkan didalam laporan ini.
5.1 Kesimpulan
1. Program Upaya Kesehatan Kerja (UKK) di Puskesmas Pagambiran terdiri dari agenda dalam gedung dan
luar gedung. Agenda dalam gedung disesuaikan dengan prosedur pelayanan puskesmas biasa yang
sudah berjalan, namun belum adanya data yang jelas mengenai penyakit-penyakit yang ditemukan
pada saat pemeriksaan hanya berupa laporan lisan dari pemegang program, sedangkan agenda luar
gedung belum terlaksana dengan baik akibat dari pandemic Covid-19.
2. Program pencegahan kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja di wilayah kerja Puskesmas
Pagambiran dilakukan dengan Pos Upaya Kesehatan Kerja. Sudah terbentuk 1 Pos UKK yaitu Pos UKK
Robin “Nelayan” di Gates.
5.2 Saran
1. Pendataan tempat kerja, jumlah pekerja, UMKM di wilayah kerja Puskesmas Pegambiran sebaiknya
diadakan.
2. Pencatatan dan pelaporan untuk diagnosis penyakit akibat kerja lebih spesifik sehingga dapat terlihat
jumlah penyakit akibat kerja tertinggi di wilayah kerja Puskesmas Pagambiran.
3. Lebih serius lagi untuk membentuk pos UKK dengan strategi dan kejelasan dari pos yang akan
dibentuk.
4. Dokumentasi kegiatan serta hasil kegiatan pos UKK semestinya dicatat dengan baik dan di update di
laporan E-Puskesmas agar memudahkan dalam mengevaluasi agar Upaya Kesehatan kerja dapat
maksimal
5. Peningkatan cakupan Pos UKK untuk setiap kelurahan agar semua wilayah kerja Puskemas
Pagambiran memiliki angka yang rendah terhadap kejadian Penyakit akibat kerja dan kecelakaan kerja
serta regulasi yang baik agar tidak adanya bias terhadap hasil pelaporan.
DAFTAR PUSTAKA