Anda di halaman 1dari 108

OPTIMA PREPARATION

| DR. SEPRIANI | DR. YOLINA | DR. CEMARA |


| DR. AARON | DR. CLARISSA | DR. OKTRIAN | DR. REZA |
Jakarta
Jl. Layur Kompleks Perhubungan VIII No.52 RT.001/007
Kel. Jati, Pulogadung, Jakarta Timur Tlp 021-22475872
WA. 081380385694/081314412212

Medan
Jl. Setiabudi Kompleks Setiabudi Square No. 15 Kel. Tanjung
Sari, Kec. Medan Selayang 20132 WA/Line 082122727364

w w w. o p t i m a p r e p . c o . i d
1
SOAL

Pasien laki-laki usia 45 tahun datang dengan keluhan nyeri dada


seperti tertindih menjalar ke bahu kiri sampai lengan kiri. Nyeri
berlangsung sekitar 25 menit. Nyeri tidak membaik dengan istirahat.
ketika di rumah sakit, pemeriksaan EKG menunjukkan hasil sebagai
berikut:
Diagnosisnya adalah…
A. STEMI Anterior
B. STEMI Inferior
C. STEMI Anteroseptal
D. STEMI Lateral
E. Non-STEMI
Sindrom Koroner Akut
• Gejala khas
• Rasa tertekan/berat di bawah dada, menjalar ke lengan
kiri/leher/rahang/bahu/ulu hati.
• Dapat disertai berkeringat, mual/muntah, nyeri perut, sesak napas, & pingsan.

• Gejala tidak khas:


• Nyeri dirasakan di daerah penjalaran (lengan kiri/leher/rahang/bahu/ulu hati).
• Gejala lain berupa rasa gangguan pencernaan, sesak napas atau rasa lemah
yang sulit dijabarkan.
• Terjadi pada pasien usia 25-40 tahun / >75thn / wanita / diabetes / penyakit
ginjal kronik/demensia.

• Angina stabil:
• Umumnya dicetuskan aktivtas fisik atau emosi (stres, marah, takut),
berlangsung 2-5 menit,
• Angina karena aktivitas fisik reda dalam 1-5 menit dengan beristirahat &
nitrogliserin sublingual.

Penatalaksanaan STEMI, PERKI


Lilly LS. Pathophysiology of heart disease. 5th ed. Lipincott Williams & Wilkins; 2011.
STEMI
2
SOAL

Pasien laki-laki usia 55 tahun datang dengan keluhan nyeri dada


seperti tertindih menjalar ke bahu kiri sampai lengan kiri. Nyeri
berlangsung sekitar 30 menit. Nyeri tidak membaik dengan istirahat.
ketika di rumah sakit, pemeriksaan EKG menunjukkan hasil sebagai
berikut:
Diagnosisnya adalah...
A. STEMI Anterior
B. STEMI Inferior
C. STEMI Anteroseptal
D. STEMI Lateral
E. Non-STEMI
STEMI
3
SOAL

Seorang laki-laki berusia 57 tahun datang ke Puskesmas dengan mengeluh


nyeri dada sebelah kiri bila berjalan 100 m. Nyeri dada terasa seperti
diremas dengan durasi nyeri 10 menit. Keluhan membaik bila istirahat.
Pasien memiliki kebiasan merokok 1 bungkus/hari selama 30 tahun
terakhir. Saat periksa ke dokter didapatkan tekanan darah 120/80 mmHg,
frekuensi nadi 80 x/mnt , frekuensi napas 18 x/mnt, suhu 36,7 C. Setelah
dilakukan elektrokardiografi, dokter menyimpulkan bahwa pasien
menderita penyakit jantung iskemik. Apakah gambaran elektrokardiografi
yang paling mungkin pada kasus diatas?
A. R/S di V1 > 1
B. Gelombang Q patologis
C. Interval PR > 0,20 detik
D. S di V1 + R di V6 >35 mm
E. Depresi horizontal segmen ST
Sindrom Koroner Akut
• Gejala khas
 Rasa tertekan/berat di bawah dada, menjalar ke lengan
kiri/leher/rahang/bahu/ulu hati.
 Dapat disertai berkeringat, mual/muntah, nyeri perut, sesak napas, & pingsan.

• Gejala tidak khas:


 Nyeri dirasakan di daerah penjalaran (lengan kiri/leher/rahang/bahu/ulu hati).
 Gejala lain berupa rasa gangguan pencernaan, sesak napas atau rasa lemah
yang sulit dijabarkan.
 Terjadi pada pasien usia 25-40 tahun / >75thn / wanita / diabetes / penyakit
ginjal kronik/demensia.

• Angina stabil:
 Umumnya dicetuskan aktivtas fisik atau emosi (stres, marah, takut),
berlangsung 2-5 menit,
 Angina karena aktivitas fisik reda dalam 1-5 menit dengan beristirahat &
nitrogliserin sublingual.

Penatalaksanaan STEMI, PERKI


Angina Pektoris Stabil
• Nyeri dada muncul saat aktivitas, stres emosional
• Nyeri dada hilang dengan istirahat atau nitrogliserin
• Nyeri dada muncul <20 menit.
• Disebabkan oleh obstruksi pada arterikoroner
epikardial akibat aterosklerosis.
• Diagnosis
• Stress test
• Angiografi dan revaskularisasi koroner
• Jika angina mengganggu aktivitas pasien walaupun dengan terapi
yang maksimal.
• Pasien dengan risiko tinggi.
NSTEMI & STEMI
Non-STEMI (NSTEMI, Subendocardial Myocard Infark)
• Myocardial nekrosis tanpa ST segmen elevasi atau Q wave
abnormal
• Ada peningkatan dari enzim jantung
STEMI (Transmural Myocard Infark)
• Nekrosis myocard dengan ST segmen elevasi
• Tidak hilang dengan istirahat dan pemberian nitrat
sublingual
• Lama > 30 menit
• Infark mengenai seluruh dinding ventrikel
• Ada peningkatan dari enzim jantung
Pemeriksaan NSTEMI/STEMI
• EKG
• Laboratorium: Hb, Ht, Leukosit, Trombosit,
Natrium, Kalium, Ureum, Kreatinin, Gula darah
sewaktu, SGOT, SGPT, CK-MB, dan Troponin I atau
Troponin T
• Rontgen Thoraks AP
• Ekokardiografi
EKG pada Penyakit Jantung Iskemik
• R/S di V1 > 1 merupakan gambaran yang
ditemukan pada RVH.
• Gelombang Q patologis adalah merupakan
kelanjutan dari proses infark miokard dan dapat
menandakan bahwa telah terjadi infark lama.
• Interval PR > 0,20 detik menandakan bahwa
pasien mengalami pemanjangan PR interval
yang dapat disebabkan oleh AV block.
• S di V1 + R di V6 > 35 mm merupakan kriteria
Sokolow-Lyon untuk menegakkan diagnosis
LVH.
4
SOAL

Wanita, 62 tahun, sedang dirawat di Rumah sakit. Tiba tiba


penurunan kesadaran. Pasien dirawat karena kencing manisnya dan
ulkus diabetik pada kakinya. Nadi karotis dan pulsasi radialis tidak
teraba. Lalu dilakukan resusitasi kardiopulmoner dan diperiksa EKG.
Hasil EKG :
Apa yang selanjutnya dilakukan ?
A. Injeksi adrenalin intravena
B. Kardioversi
C. Defibrilasi
D. Pasang endotrakeal tube
E. Lanjutkan resusitasi kardiopulmoner
BLS
Algoritma
Cardiac Arrest
ACLS 2015
Henti Jantung
• Ventricular fibrillation
• Chaotic irregular deflections of varying amplitude
• No identifiable P waves, QRS complexes, or T waves
• Rate 150 to 500 per minute
• Amplitude decreases with duration (coarse VF  fine VF)

Coarse VF Fine VF
KARDIOVERSI
• Kardioversi terbagi dua: synchronized dan unsynchronized
(defibrilasi)
• Kardioversi synchronized (ada yang menyebutnya kardioversi saja):
• Kejut listrik yang dilepaskan secara sinkron dengan gelombang R atau
kompleks QRS.
• Sewaktu mode sync dijalankan, lalu tombol shock ditekan, akan ada delay
untuk alat mendeteksi irama EKG pasien agar shock dilepaskan bersamaan
atau segera setelah puncak gelombang R.

• Defibrilasi (ada yang menyebutnya dengan kardioversi


unsynchronized):
• DC shock yang dilepaskan secara langsung, tanpa sinkronisasi dengan
gelombang EKG.

• Di Indonesia istilah kejut listrik lebih umum dipakai kardioversi


(synchronized) dan defibrilasi (unsynchronized) sehingga pada soal
ini dipilih defibrilasi unsynchronized untuk kasus VF.

https://acls-algorithms.com/synchronized-and-unsynchronized-cardioversion/
http://emedicine.medscape.com/article/1834044-overview
Automated External Defibrillator
• CARDIAC ARREST/AED STEPS
• Turn on the AED
• Wipe the chest dry
• Attach pads to bare chest
• Plug in the connector, if necessary
• Make sure no one, including you, is touching the person.
Tell everyone to "STAND CLEAR!"
• Push the analyze button if necessary, let the AED analyze heart
rhythm
• If AED advises you to shock the person:
• Make sure no one, including you, is touching the person.
Tell everyone to "STAND CLEAR!"
• Push the "shock" button, if necessary.

https://www.redcross.org/flash/brr/English-html/AED.asp
5
SOAL

Seorang pasien datang ke IGD dengan keluhan dada berdebar-debar.


Hasil gambaran EKG didapatkan sebagai berikut:
Diagnosis pasien tersebut adalah…
A. Takikardi Supraventrikular
B. Takikardi Ventrikel
C. Infark Miokard
D. Atrial Fibrilasi
E. Atrial Flutter
Atrial Flutter
6
SOAL

Seorang laki-laki usia 50 tahun, datang dengan keluhan berdebar-


debar dengan palpitasi sejak 1 jam lalu. Palpitasi dirasakan 10 menit
sekali serangan dan berulang tiap jam. Keluhan pernah dirasakan 5
tahun lalu. Pada pemeriksaan fisik didapatkan TD 135/90 mmHg, HR
88x/menit, RR 20x/menit, T 36,7oC dan didapatkan rhonki di seluruh
lapang paru. Pada EKG didapatkan takiaritmia (HR 160x/menit) dan
didapatkan gambaran seperti gigi gergaji. Tatalaksana yang tepat
adalah…
A. Cardioversi 50 J
B. Cardioversi 100 J
C. Cardioversi 120 J
D. Injeksi adenosine
E. Injeksi Amiodarone 150 mg
7
SOAL

Seorang wanita usia 70 tahun datang dengan keluhan mudah lelah


dengan aktivitas berat sejak beberapa bulan terakhir. Pasien
mempunyai riwayat hipertensi yang terkontrol baik. Tidak
didapatkan riwayat stroke. Gambaran EKG sebagai berikut:
Apakah terapi yang paling tepat pada pasien ini?
A. Aspirin dan penyekat beta
B. Aspirin dan amiodaron
C. Aspirin dan digoksin
D. Warfarin dan penyekat beta
E. Warfarin dan amlodipin
Atrial Fibrilasi
Atrial flutter

Atrial fibrilasi

Ventricular tachycardia:
The rate >100 bpm
Broad QRS complex (>120 ms)
Regular or may be slightly irregular
Atrial Fibrilasi
• AF berpotensi berbahaya karena:
1. HR yang terlalu cepat menurunkan preload sehingga curah jantung
menurun,
2. Kontraksi atrium yang ireguler mengakibatkan stasis di atrium  trombus
 embolisasi.

• Klasifikasi AF:
– Paroksismal:
• Episode < 48 jam.
• Sekitar 50% kembali normal dalam 24 jam.
– Persisten:
• Episode 48 jam s.d. 7 hari
• Diperlukan kardioversi untuk kembali ke irama sinus
– Kronik/permanen
• Berlangsung lebih dari 7 hari
• Dengan kardioversi pun sulit kembali ke irama sinus.

The only ECG book you ever need.


Atrial Fibrilasi
• AF – Slow ventricular response
– Rate QRS < 60 bpm

• AF – Normal ventricular response


– Rate QRS 60 – 100 bpm

• AF – Rapid ventricular response


– Rate QRS > 100bpm
Atrial Fibrilasi
• Prinsip tatalaksana AF:
1. Pengontrolan laju irama jantung,
• Target 60-80 x/menit saat istirahat, 90-115 kali/menit saat
aktivitas.
2. Pengembalian ke irama sinus (kardioversi),
• Kardioversi farmakologis
– Pasien AF episode pertama tanpa gangguan hemodinamik bermakna
tidak perlu terapi spesifik.
– Pasien AF persisten rekuren dengan gejala mengganggu diberikan
antiaritmia.
• Electric cardioversion:
– Untuk pasien tidak stabil (penurunan kesadaran, hipotensi, nyeri dada,
sinkop), bifasik 120-200 J, monofasik 200 J.
3. Pencegahan tromboemboli
• Warfarin diberikan untuk pasien dengan risiko tinggi terjadi stroke (usia
>65, hipertensi, penyakit jantung reumatik, DM, CHF, riwayat stroke/TIA).
Target INR of 2.0 to 3.0

Pathophysiology of Heart Disease.


Rate Control
• The 2017 American Academy of Family Physicians updated
guidelines on the pharmacologic management of newly
diagnosed atrial fibrillation (AF) include the following
recommendations for patients with AF :
– Rate control is preferred to rhythm control for most patients with
AF, with preferred rate-control options including non-
dihydropyridine calcium channel blockers and beta-blockers.
– Lenient rate control (< 110 beats per minute [bpm]) is preferred
over strict rate control (< 80 bpm).
– Clinicians should discuss stroke and bleeding risks with all patients
considering anticoagulation, as well as consider using continuous
CHADS2 or CHA2 DS2 -VASc for predicting stroke risk and HAS-BLED
for prediction of bleeding risk.
– Chronic anticoagulation (eg, warfarin, apixaban, dabigatran,
edoxaban, rivaroxaban) is recommended unless patients have a
low stroke risk (CHADS2< 2) or have specific contraindications.
Rate Control
– Digoxin is not a potent AV nodal blocking agent
and has a potential for toxicity and therefore
cannot be relied on for acute control of the
ventricular response, but it may be used in
conjunction with beta-blockers and calcium
channel blockers.
– However, it can be a useful adjunction to a beta-
blocker in the hypotensive or heart failure
patient, which is not infrequent. When used, give
0.5 mg IV loading dose (slow) and then 0.25 mg IV
6 hr later.
Pencegahan Tromboemboli
8
SOAL

Wanita usia 20 tahun datang dengan keluhan berdebar, rasa mual


dan muntah serta mau pingsan. Pada pemeriksaan fisik didapatkan
pulsus defisit, akral dingin serta terdapat bising middiastolik di
apeks. Saat dilakukan EKG, didapatkan hasil sebagai berikut.
Tatalaksana yang dapat diberikan adalah…
A. DC shock 100 J bifasik
B. DC shock 150 J bifasik
C. DC shock 200 J monofasik
D. Kardioversi 100 J monofasik
E. Kardioversi 200 J monofasik
Pulsus Defisit
• It is the difference between the heart rate and
the pulse rate, when counted simultaneously
for one full minute.

Interpretation :
– More than 10 beat per min : atrial Fibrillation
– Pulse deficit Less than 10: MAT /
9
SOAL

Tn. Guphandera Argoros, 20 tahun, mengeluhkan berdebar-debar. Pasien


mengeluhkan berdebar cepat yang sudah kambuh beberapa kali. Keluhan
ini dirasakan pertama kali saat SMP. Kebanyakan berlangsung kurang dari 1
menit. Tetapi saat ini pasien mengeluhkan keluhan yang sudah
berlangsung 1,5 jam. Pasien tidak mengeluhkan sesak nafas, nyeri dada,
maupun pingsan. Jika bernafas pelan dan dalam, keluhan biasanya
menghilang. Pemeriksaan fisik dalam batas normal. Gambaran EKG sebagai
berikut.
Apakah diagnosis yang tepat untuk kasus di atas?
A. Sinus takikardia
B. Supraventrikular takikardia
C. Ventricular takikardia
D. Atrial flutter
E. Palpitasi
SVT

Lilly. Pathophysiology
of heart disease.
Atrial flutter

Atrial fibrilasi

Ventricular tachycardia:
The rate >100 bpm
Broad QRS complex (>120 ms)
Regular or may be slightly irregular
SVT
• Merupakan kelompok takiaritmia yg rapid dan
reguler.
• Terdiri dari 3 kelompok utama:
AV Nodal Reentrant Tachycardia (AVNRT) (most
common type)
AV Reentrant Tachycardia (AVRT) (second most
common type)
Atrial takikardia (third most common type)
Atrial Takikardia
• Usually due to single ectopic focus.
• Multiple causes including digoxin toxicity,
atrial scarring, catecholamine excess,
congenital abnormalities; may be idiopathic.
• Sustained atrial tachycardia may rarely be
seen and can progress to tachycardia-induced
cardiomyopathy
Atrial Takikardia
Gambaran EKG
• Atrial rate > 100 bpm.
• P wave morphology is abnormal when compared with
sinus P wave due to ectopic origin.
• There is usually an abnormal P-wave axis (e.g. inverted
in the inferior leads II, III and aVF)
• At least three consecutive identical ectopic p waves.
• QRS complexes usually normal morphology unless pre-
existing bundle branch block, accessory pathway, or
rate related aberrant conduction.
• Isoelectric baseline (unlike atrial flutter).
Atrial Takikardia

• There is a narrow complex tachycardia at 120 bpm.


• Each QRS complex is preceded by an abnormal P wave — upright in V1,
inverted in the inferior leads II, III and aVF.
AV Nodal Reentrant Tachycardia
(AVNRT)

• AVNRT  adanya small re-entrant loop


(Reentry) pada AV Node.
• AVNRT  penyebab palpitasi terbanyak pada
orang yang tanpa ada kelainan struktural pada
jantung dan merupakan penyebab SVT yang
tersering ( > 50 % kasus ).
• Heart rate pada AVNRT biasanya berkisar
antara 140 - 280 x / menit.
Typical AV Nodal Reentrant
Tachycardia (AVNRT)
• Bentuk AVNRT yang paling
sering ( 80 – 90%)
• Terjadi Reentry dengan
Konduksi Anterograde yang
mengaktivasi ventrikel via
 Terdapat Retrograde gelombang
Slow Pathway (Alpha P di dalam kompleks QRS atau di
Pathway) dan Konduksi akhir gelombang QRS sebagai
pseudo R' (Lingkar Hitam pada
Retrograde yang gambar diatas)
mengaktivasi atrium via Fast  SVT dengan heart rate 130 - 250
bpm yang biasanya sudden
Pathway (Beta Pathway) onset.
 Inteval PR Panjang ( Short RP
Interval ).
AV Reentrant Tachycardia (ANRT)
• AVRT  large re-entrant loop ( Reentry ) pada
sistem konduksi normal dengan jaras aksesoris
contoh klasik  WPW Syndrome
• Selama Tachyaritmia, karakteristik EKG WPW
Syndrome akan hilang karena jaras aksesoris
menyatu dengan jaras normal membentuk sirkuit
reentry.
• Heart rate pada AVRT biasanya berkisar antara 200 -
300 x / menit dan terjadi secara tiba - tiba yang
biasa muncul akibat gelombang prematur atrium
atau ventrikel
AV Reentrant Tachycardia (ANRT)
• Orthodromic AVRT  AVRT paling sering 
konduksi anterograde ke ventrikel melalui AV
node dan retrograde ke atrium melalui jaras
aksesoris
Orthodromic AVRT

Gambaran EKG
• Narrow QRS complex ( Gelombang QRS Sempit ) Tachycardia dengan rate 200 - 300 bpm
• Gelombang P tertanam atau muncul retrograde setelah QRS terkadang dengan Long RP Interval
• Tidak terlihat gelombang delta selama takikardi
• Jika takikardi diterminasi, akan terlihat karakteristik sindrom preeksitasi
• Note - Sulit membedakan Orthodromic AVRT dengan AVNRT, bila ditemukan gelombang delta pada
saat tidak takikardi, maka diagnosisnya merupakan AVRT.
• Life in the Fast lane . SVT. Available from
https://lifeinthefastlane.com/ecg-library/svt/
10
SOAL

Laki-laki, 25 tahun, datang dengan keluhan berdebar dan sesak nafas


sejak 2 jam yang lalu. Keluhan terus menerus dan tidak berkurang
dengan istirahat. Riwayat penggunaan minuman penambah energi.
PF TD 130/80mmHg nadi 150x/mnt reguler nafas 20x/mnt. Pada EKG
lead II didapatkan gambaran berikut.
Tatalaksana yang diberikan adalah…
A. Verapamil 240mg sediaan lepas lambat p.o
B. Adenosine 6 mg bolus cepat IV
C. Lidokain 1- 1,5mg/kg bolus lambat IV
D. Metoprolol 2,5 -5 mg bolus lambat IV
E. Amiodarone 150mg bolus lambat IV
SVT

Lilly. Pathophysiology
of heart disease.
Atrial flutter

Atrial fibrilasi

Ventricular tachycardia:
The rate >100 bpm
Broad QRS complex (>120 ms)
Regular or may be slightly irregular
11
SOAL

Seorang pasien laki-laki usia 47 tahun datang ke IGD RS diantar


keluarganya dengan keluhan nyeri dada yang semakin berat, pasien
juga mengeluhkan sesak nafas. Pasien mengatakan jika pasien tidur
bisa menggunakan dua sampai tiga bantal. Pada pemeriksaan vital
sign didapatkan TD 110/90 mmHg, HR 160x/menit, RR 16x/menit.
Kemudian dokter melakukan pemeriksaan EKG dan didapatkan
gambaran seperti ini:
Tatalaksana yang tepat pada pasien ini adalah…
A. Kardioversi 50 J
B. Kardioversi 100 J
C. Defib 200 J
D. Amiodarone 150 mg Bolus
E. Adenosine 10 mg
Ventrikular Takikardia/VT
Berdasarkan morfologinya terbagi 2:
• VT monomorfik
Kompleks QRS sama dari segi bentuk dan juga amplitudo.

• VT polimorfik
Kompleks QRS bervariasi dari segi bentuk dan juga
amplitudo,
ex : torsades de pointes, bidirectional vetricular
tachycardia
VT Monomorfik
12
SOAL

Seorang laki-laki datang dengan keluhan sesak napas sejak 2 jam


smrs. Pada pemeriksaan didapatkan TD 80 mmhg/palpasi, HR
160x/mnt, RR 30x/mnt. Pada pemeriksaan EKG:
Penangan yang tepat adalah…
A. RJP selama 2 menit
B. Injeksi epinefrin
C. Defibrillasi
D. Kardioversi
E. Vagal manuver
VT Monomorfik
VT Polimorfik
VT Polimorfik
Torsades de pointes / TdP
• Clinical Significance
 TdP seringkali singkat dan dapat hilang dgn sendirinya namun dapat
berhubungan dgn ketidakstabilan hemodinamik dan pingsan.
 TdP dapat berubah menjadi VF.
 Pemanjangan QT dpt terjadi karena efek obat , gangguan elektrolit atau
kondisi medis lain  dapat menjadi TdP.

• Gambaran EKG
 Wide QRS Complex Tachycardia
 Mempunyai morfologi, durasi, dan aksis gelombang QRS yang berubah-
ubah
 Khas Torsades De Pointes, yakni Selama periode VT terdapat " Twist" atau
periode seperti isoelektrik line. Tidak adanya Twist tidak menghilangkan
diagnosis TdP
 Ada Pemanjangan Interval QT Sebelumnya
VT Polimorfik
VT Polimorfik
• Bidirectional ventricular tachycardia
Bidirectional ventricular tachycardia (BVT)  ventricular
dysrhythmia yg jarang terjadi  beat-to-beat
alternation of the frontal QRS axis.
QRS axis shifts 180 degrees from left to right with each
alternate beat.
Berhubungan dgn severe digoxin toxicity.
It may be the presenting rhythm in patients
with familialcatecholaminergic polymorphic ventricular
tachycardia (CPVT).
BVT has also been reported with herbal aconite
poisoning.
13
SOAL

Seorang pria usia 60 tahun, datang dengan keluhan pusing sejak 1


hari. Hal ini sudah dirasakan 3 kali dalam 1 bulan. TD 160/80, nadi
40 x/menit, napas 20x/menit. Pemeriksaan klinis dalam batas
normal. Dari EKG didapatkan gambar seperti berikut:
Tatalaksana yang tepat adalah…
A. Kardioversi 100 j
B. Kardioversi 200 j
C. Defibrilasi
D. Adenosin
E. Sulfat atropine
Algoritme
Bradikardi
14
SOAL

Pasien laki-laki usia 30 tahun datang dengan keluhan sering pingsan.


Pada pemeriksaan didapatkan gambaran EKG sebagai berikut.
Apakah diagnosis pasien tersebut?
A. RBBB
B. LBBB
C. AV Blok Grade I
D. AV Blok Grade II Mobitz II
E. AV Blok total
AV Block
15
SOAL

Seorang pasien laki-laki usia 50 tahun datang dengan keluhan sesak


sejak 3 jam yang lalu. Pada pemeriksaan fisik Px didapatkan
kesadaran kompos mentis, TD : 150/90 mmHg, HR 90x/mnt, RR
16x/mnt dan suhu 36,5 C. Hasil EKG didapatkan gambaran sebagai
berikut :
Diagnosis nya adalah…
A. SVT
B. Sinus takikardi
C. AV Blok derajat 1
D. AV Blok derajat 2 mobit 1
E. AV Blok derajat 2 mobit 2
AV Block
“We Build Future Doctors”

Anda mungkin juga menyukai