Anda di halaman 1dari 22

BAB I

PENDAHULUAN

Pemeriksaan ultrasonografi (USG) merupakan suatu metode diagnostik dengan


menggunakan gelombang ultrasonik untuk mempelajari morfologi dan fungsi suatu organ
berdasarkan gambaran eko dari gelombang ultrasonik yang dipantulkan oleh organ.

Sejak diperkenalkan pertama kali di bidang obstetrik oleh Ian Donald sekitar 50 tahun
yang lalu, USG telah mengalami perkembangan yang sangat pesat, baik dalam hal teknik
maupun kualitas resolusi yang dihasilkan. Hal ini telah membawa kemajuan yang sangat
dramatis di dalam hal diagnosis dan penanganan kehamilan

Ultrasonografi atau sonografi (USG) adalah sebuah teknik yang memvisualisasikan struktur
superfisial atau dalam pada tubuh dengan merekam denyut dari gelombang ultrasonik yang
direfleksikan dari jaringan. USG dalam obstetrik merupakan pemeriksaan ultrasound dalam
kehamilan. Menurut WHO, pemeriksaan USG untuk keperluan antenatal, sebaiknya
dilakukan sesuai usia gestasi, satu kali pada trimester pertama, satu kali pada trimester kedua,
dan satu kali pada trimester ke tiga
Salah satu tujuan utama dari pemeriksaan USG di bidang obstetri adalah untuk
menentukan usia gestasi secara lebih tepat, memantau pertumbuhan janin dan melakukan
deteksi dini adanya kelainan janin pada masa antenatal. Oleh karena itu pada setiap
pemeriksaan USG obstetri, apapun indikasinya, biometri janin dan struktur anatomi janin
harus diperiksa dengan cermat dan sistematis.

1
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

USG dalam Kehamilan


1. Definisi USG

Ultrasonografi (USG) merupakan salah satu imaging diagnostic (pencitraan diagnostic)


untuk pemeriksaan alat-alat tubuh, dimana kita dapat mempelajari bentuk, ukuran, anatomis,
gerakan, serta hubungan dengan jaringan sekitarnya. Pemeriksaan ini bersifat noninvasive
tidak menimbulkan rasa sakit pada penderita, dapat dilakukan dengan cepat, aman dan data
yang diperoleh mempunyai nilai diagnostic yang tinggi. Tidak ada kontraindikasinya, karena
pemeriksaan ini sama sekali tidak memperburuk penyakit si penderita. Dalam 20 tahun
terakhir ini diagnostik ultrasonik berkembang dengan pesatnya, sehingga saat ini USG
mempunyai peranan yang penting untuk menentukan kelainan berbagai organ tubuh.

2. Cara Kerja USG

Cara kerja USG adalah dengan memancarkan gelombang suara ke jaringan yang
hendak dicitrakan, lalu dipantulkan kembali oleh jaringan tsb dan ditangkap oleh transducer.
Oleh transducer gelombang suara yang dipantulkan tadi akan dikonversi menjadi
energi listrik lalu ditayangkan di layar monitor. Setiap jenis jaringan memiliki kemampuan
memantulkan gelombang berbeda-beda. Jaringan padat seperti tulang, memantulkan
gelombang dengan kecepatan tinggi sehingga memberikan gambaran putih di layar.
Sedangkan cairan atau jaringan lunak hanya memantulkan lebih sedikit gelombang sehingga
memberikan gambaran hitam di layar. Gambar yang dihasilkan sangat cepat, dapat mencapai
40 frame/detik, sehingga dapat menampilkan gambaran bergerak yang real-time.

3. Teknik Pemeriksaan USG


Pemeriksaan USG obstetric dapat dikerjakan melalui cara transabdominal (USG-TA)
atau transvaginal (USG-TV).

a) Pemeriksaan USG Transabdominal

Transduser (probe) yang digunakan untuk pemeriksaan USG-TA adalah jenis linear
atau konveks. Transduser jenis konveks lebih popular digunakan pada saat ini karena dapat
2
menampilkan lapang pandangan yang lebih luas dibandingkan jenis linear. Pemeriksaan
USG-TA terutama dikerjakan pada trimester II dan III. Kekuatan Gelombang yang digunakan
berkisar pada 3 – 5 MHz

Sebelum memulai pemeriksaan, dinding abdomen ibu harus dilumuri gel untuk
lubrikasi. Pemeriksaan USG-TA dapat dikerjakan tanpa memerlukan persiapan kandung
kemih.

b) Pemeriksaan USG Transvaginal

Berbeda dengan USG-TA, pemeriksaan USG-TV harus dilakukan dalam keadaan


kandung kemih yang kosong agar organ pelvic berada dekat dengan permukaan transduser
dan berada dalam area penetrasi transduser. Pemeriksaan USG-TV dapat dilakukan setiap
saat, dan organ pelvic berada dalam posisi yang sebenarnya. Kekuatan Gelombang yang
digunakan berkisar pada 5 – 7,5 MHz

Dalam pemeriksaan transduser terlebih dulu diberi jel pada permukaan elemennya (untuk
menghilangkan udara di permukaan transducer), kemudian dibungkus dengan alat
pembungkus khusus atau kondom (berfungsi sebagai alat pelindung). Sebelum dimasukkan
ke dalam vagina, ujung pembungkus transduser diberi jel lagi (berfungsi sebagai lubrikan.
Transduser dimasukkan ke dalam vagina hingga mencapai daerah forniks. Manuver gerakan
transduser di dalam vagina merupakan kombinasi gerakan maju-mundur, gerakan maneuver
(rotasi), dan gerakan angulasi ke samping kiri-kanan atau ke atas-bawah

4. Manfaat USG dalam Kehamilan

USG dalam kehamilan antara lain bermanfaat sebagai berikut:

a. Diagnosis dan Konfirmasi Awal Kehamilan


b. Melihat Posisi dan Kondisi Plasenta.
c. Memeriksa DJJ.
d. Mengetahui Kehamilan Kembar
e. Menghitung Usia Kehamilan dan Berat Janin.
f. Mendiagnosis Kelainan Janin
g. Memeriksa Jumlah Cairan Amnion
h. Mengetahui Jenis Kelamin Bayi

3
5. Panduan Pemeriksaan USG dasar Obstetri
Pemeriksaan USG pada kehamilan trimester pertama dapat dilakukan melalui
transabdominal, transvaginal atau keduanya

a. Evaluasi USG pada Trimester pertama :

 Evaluasi uterus dan adneksa untuk diagnosis kehamilan

Pengukuran CRL merupakan indikator yang lebih tepat dibanding ukuran


kantong gestasi dalam penentuan usia gestasi. Bila gambaran embrio tidak
dapat ditemukan, lakukan pencarian yolk sac. Penentuan usia gestasi
didasarkan pada diameter rata-rata KG atau morfologi dan isi KG.

Ditemukannya embrio atau yolk sac merupakan bukti pasti adanya kantung
gestasi.

Pada akhir trimester pertama, dapat juga dilakukan pemeriksaan diameter


biparietal (DBP) atau parameter lainnya untuk menentukan usia gestasi
misalnya panjang femur

 Evaluasi ada tidaknya denyut jantung mudigah/ janin

Peralatan USG ‘’real time’’ sangat penting untuk mendiagnosis tanda- tanda
kehidupan janin. Melalui pemeriksaan USG transvaginal, denyut jantung janin
sudah dapat dideteksi pada janin dengan CRL 5 mm. Bila embrio dengan CRL
kurang dari 5 mm belum tampak DJJ, pemeriksaan USG harus diulangi pada
minggu berikutnya untuk memastikan ada tidaknya tanda-tanda kehidupan
janin.

 Menentukan jumlah janin

Adanya kehamilan ganda harus ditentukan berdasarkan ditemukannya


gambaran ekho janin, bukan berdasarkan jumlah kantung gestasi

 Evaluasi Uterus, struktur adneksa, kavum Douglas dan Retzii

Kavum Douglas harus diperiksa untuk mencari ada tidaknya cairan bebas. Bila
ditemukan cairan di kavum douglas harus dilakukan pemeriksaan USG pada

4
daerah subdiafragma dan subhepar untuk mencari adanya cairan intra
abdomen

b. Evaluasi USG trimester kedua dan ketiga

 Tanda kehidupan, jumlah, presentasi dan aktivitas janin

Laporkan keterangan jumlah KG, jumlah janin, jumlah plasenta ada tidaknya
sekat amnion-khorion, jenis kelamin, perbandingan berat janin dan
perbandingan volume cairan ketuban pada masing-masing janin

 Volume cairan amnion

Penentuan Volume amnion dapat memakai penilaian subjektif, indeks cairan


amnion menurut Phelan ( normal, banyak,dan sedikit) atau pengukuran
diameter terbesar pada satu kantung amnion ( single pocket). Fisiologis jumlah
cairan ketuban bervariasi sesuai dengan usia gestasi

 Plasenta, serviks dan tali pusat

Pemeriksaan USG transabdominal, transperineal atau transvaginal dapat


memvisualisasi lebih baik hubungan OUI dengan plasenta

 Usia Gestasi

Setiap penentuan usia gestasi berdasarkan biometri janin harus mengacu


kepada pemeriksaan USG pada trimester pertama yaitu CRL, diameter
biparietal (DBP), lingkar kepala (LK) atau panjang femur ( PF) dengan cara
ini hasilnya lebih akurat

 Taksiran Berat Janin

Pengukuran TBJ harus dilakukan pada akhir trimester kedua dan trimester
ketiga berdasarkan perbandingan lingkaran perut (LP) dengan DBP. Evaluasi
pertumbuhan janin berdasarkan pengukuran biometri harus memperhatikan
jarak waktu dengan pemeriksaan sebelumnya. Artinya jika sebelumnya sudah
dilakukan pengukuran biometri janin, maka prakiraan laju pertumbuhan janin
harus ditentukan

5
 Uterus dan Adneksa ( termasuk serviks uteri dan struktur adneksa

Pengukuran serviks dilakukan melalui tiga bidang, yaitu ukuran longitudinal,


antero-posterior dan transversal

 Anatomi Janin

Pemeriksaan USG meliputi penilaian anatomi janin seperti ventrikel serebri,


fossa posterior, four chamber view jantung, vertebra, gaster, ren, vesika
urinaria, insersi, umbilikus dan keutuhan dinding depan abdomen

6. Pemeriksaan USG Trimester pertama

Pemeriksaan USG pada trimester pertama terutama ditujukan untuk menentukan


lokasi kehamilan, usia gestasi ( berdasarkan crown rump length : CRL) , jumlah janin,
kelainan yang terjadi pada trimester pertama dan patologi pelvik. Pemeriksaan USG
transvaginal merupakan pilihan pertama pada pemeriksaan USG trimester pertama

 Pemeriksaan Embrio secara Sonografis

- Usia gestasi 4 minggu

Tampak kantong gestasi berdiameter 2-5 mm. Tertanam di dalam


endometrium , berbentuk sferis, tepi reguler dan terletak eksentris di
daerah fundus uteri. Kantong gestasi tersebut berada tepat di bawah
permukaan endometrium dan dikelilingi oleh jaringan trofoblas yang
memberikan gambaran sonografis hiperekhoik

Gambar 1. Kantong gestasi pada kehamilan 4 minggu 5 hari

6
- Usia gestasi 5 minggu

Kantong Gestasi ( rongga khorion) tampak di dalam kavum uteri ,


dikelilingi oleh endometrium yang menebal dan tepi yang ekhogenik berisi
embrio yang tampak sebagai garis lurus menempel pada yolk sac

Gambar 2. Usia gestasi 5 minggu

- Usia Gestasi 6 minggu

Bentuk embrio mulai berubah dari lurus menjadi sedikit fleksi. Duktus
vitellinus tampak menghubungkan embrio dengan yolk sac. Panjang
embrio (CRL) sekitar 4 – 10 mm. Denyut jantung janin ( DJJ) akan
bertambah cepat pada kehamilan 6-9 minggu, kemudian sedikit menurun
pada kehamilan 10 minggu dan selanjutnya menetap dengan frekuensi DJJ
normal antara 120 – 160 dpm. Bila pada CRL ≥ 5 mm belum dapat
dideteksi DJJ, maka pemeriksaan USG diulangi satu minggu

Gambar 3. Usia gestasi 6 minggu


7
- Usia Gestasi 7 minggu

Embrio tampak terpisah dari yolk sac dan dihubungkanb melalui duktus
vitellinus, berbentuk seperti huruf ‘’C’’ dengan bagian kepala tampak
dominan. Panjang CRL sekitar 11-16 mm. Pada CRL 12 mm sudah dapat
dibedakan struktur kepala dari bagian tubuh janin. Vertebra juga mulai
dapat dikenali sebagai dua garis ekhogenik yang berjalan sejajar sepanjang
daerah punggung janin. Selaput dan rongga amnion sudah tampak,
umbilikus juga sudah dapat dikenali

Gambar 4. Usia gestasi 7 minggu

- Usia Gestasi 8 minggu

Jaringan otak berkembang dengan sangat cepat dan menempati sekitar 50


% dari seluruh panjang janin, hal ini sesuai dengan proses penyempurnaan
manusia dimulai dari daerah kepala baru kemudian ke daerah genital dan
ekstremitas (kaudal). Pleksus khoroideus dapat dilihat sebagai struktur
hiperekoik yang terletak simetris di ventrikel lateral. Jantung tampak
sebagai dua buah rongga yang berdenyut teratur dan bersamaan yaitu
rongga ventrikel yang dipisahkan oleh septum interventrikulare. Gerakan
tubuh juga mulai terlihat dan bagian ekstremitas bertambah jelas

8
Gambar 5. Usia gestasi 8 minggu

 Pemeriksaan Biometri pada Trimester Pertama

a. Kantung Gestasi

Kantung Gestasi seringkali berbentuk ovoid, dapat diukur dengan dua cara
yaitu : pertama dengan mencari diameter rata-rata dari penjumlahan
panjang longitudinal. Transversal dan antero-posterior kemudian dibagi
tiga dan cara kedua dengan mengukur volumenya. Volume kantong
gestasi dihitung dengan cara panjang antero-posterior x longitudinal x
transversal x 0,5223 mm3. KG dapat dilihat sejak kehamilan 4 minggu
melalui USG transvaginal dan sekitar 5-6 minggu melalui USG
transabdominal. Pengukuran kantong gestasi dilakukan dari tepi bagian
dalam ke tepi bagian dalam sisi lainnya ( inner to inner). Dengan USG-TA
kehamilan intrauterine dapat terlihat setelah diameter KG mencapai 5mm;
dan secara konsisten terlihat mulai kehamilan 6 minggu, saat diameter KG
mencapai ≥ 10mm6

b. Crown Rump Length ( CRL)

Panjang CRL diukur pada saat bayi melakukan gerak ekstensi tubuh
karena pada posisi ini panjang bayi mendekati ukuran sebenarnya ( tubuh
bayi lebih lurus) atau disebut juga sebagai posisi netral. Pengukuran CRL
dapat diukur pada umur kehamilan 6 – 7 minggu.
CRL hanya dapat dipakai sampai usia gestasi 12 minggu karena pada usia
gestasi selanjutnya bentuk tubuh janin akan melengkung, sehingga
pengukuran usia gestasi setelah 12 minggu memiliki kesalahan lebih dari

9
satu minggu. Pengukuran diukur dari kepala sampai bokong. ekstremitas
dan yolk sac tidak ukur.
Menurut Hadlock pengukuran CRL diindikasikan pada kehamilan 7 – 10
minggu dengan kesalahan 3 hari. Beberapa literature merekomendasikan
pemeriksaan CRL pada umur kehamilan 9 – 13 minggu dengan USG
transabdominal dan 7 – 9 minggu dengan USG transvaginal

c. Yolk Sac ( YS)

Yolk Sac yang normal berbentuk hampir bulat seperti cincin atau kue
donat, tepinnya ekhoik dengan bagian tengahnya anekhoik atau
hipoekhoik, diameternya sekitar 4-6 mm. Yolk Sac mulai tampak secara
sonografis pada usia kehamilan 5-6 minggu, letaknya berdekatan dengan
embrio, dihubungkan dengan embrio melalui duktus vitellinus dan
merupakan organ ekstra amniotik yang terletak diantara amnion dan
korion.

Bila Yolk Sac atau embrio tidak ditemukan pada kantung gestasi dengan
diameter lebih dari 25 mm ( USG Transabdominal) atau 15 mm ( USG
transvaginal) maka kemungkinan kehamilan yang ada saat ini adalah suatu
kehamilan nir mudigah ( Blighted ovum)

7. Pemeriksaan USG pada Trimester kedua dan ketiga

Pada pemeriksaan pada trimester kedua dan ketiga berbeda dengan


pemeriksaan trimester pertama, pada pemeriksaan ini, janin sudah terbentuk, di
mana hal-hal yang harus diperhatikan pada trimester II dan III adalah:

1. Keadaan janin
2. Usia gestasi
3. Cairan ketuban
4. Plasenta

1. Keadaan janin

 janin hidup atau mati,


 jumlah janin, kita perhatikan apakah tunggal/multipel
10
 kelainan kongenital mayor
 presentasi dan letak janin, jika usia gestasi sudah memasuki trimester III,
harus diperhatikan letak janin, apakah memanjang/melintang, oblique, dan
presentasi/bagian terbawahnya, apakah presentasi kepala, atau presentasi
bokong

Menentukan usia gestasi pada trimester II dan III berbeda dengan trimester I,
beberapa hal yang perlu diperhatikan adalah:

 Diameter biparietal (Biparietal Diameter/BPD)


 Diameter Oksipito Frontalis (Occipito Frontal Diameter/OFD)
 Lingkar kepala (Head Circumference/HC)
 Panjang humerus (Humerus Length/HL)
 Lingkar Perut (Abdominal Circumference/AC)
 Panjang Femur (Femur Length/FL)

Banyak sekali cara menentukan usia gestasi pada trimester II dan III, namun yang
essensial / wajib dalam pemeriksaan adalah

a. Diameter Bi parietal ( DBP)

Sebelum mengukur diameter biparietal, kita harus mendapatkan gambaran


potongan melintang kepala, adapun syarat-syaratnya adalah:

1. Gambaran seperti bola rugby


2. Echo garis tengah terletak simetris dari anterior ke posterior kepala dan
berjalan sepanjang kepala
3. Kavum septum pelusidum membelah echo garis tengah pada sepertiga
anterior kepala
4. Diameter biparietal diukur dari parietal yg satu ke parietal yg lain, dari
outer-inner, atau outer-out

Bidang yang tepat untuk mengukur DBP : thalamus, cavum septum


pellucidum dan memotong falx cerebri

11
Waktu terbaik untuk penentuan usia gestasi berdasarkan diameter
biparietal adalah 15 – 24 minggu tetapi DBP sudah dapat diukur sejak
kehamilan 12 minggu

b. Lingkar Kepala ( LK)

Lingkar kepala diukur setinggi bidang pengukuran DBP. Rumus yang


dipakai jarak anteroposterior atau diameter oksipito frontalis ( mm) + jarak
DBP ( mm) x 1,57 atau dihitung secara otomatis oleh mesin USG.

Pengukuran lingkar kepala (LK) dilakukan melalui bidang potong yang


sama dengan pengukuran DBP.

c. Diameter Antero-Posterior (antero-posterior diameter)


Dalam mengukur diameter antero-posterior, cara menampilkan kepala
sama dengan cara menampilkan kepala untuk mengukur BPD. Diameter
antero-posterior diukur dengan cara mengukur jarak dari os occipital ke
os frontal, diukur outer-outer.

Gambar 6: Tampilan potongan melintang kepala yang baik untuk mengukur


BPD, HC dan APD. Kepala berbentuk seperti bola rugby, terlihat echo garis
tengah dan septum pelusidum yang memotong di sepertiga, dan terlihat

12
thalamus.

13
d. Lingkar Perut ( LP)

Cara mencari lingkar perut adalah sebagai berikut : ambil potongan


longitudinal tubuh janin sehingga tampak gambaran vertebra, jantung dan
vesika urinaria. Lingkar perut berguna untuk menilai pertumbuhan janin,
evaluasi disproporsional kepala dan perut dan evaluasi pertumbuhan janin
setelah periode waktu tertentu.

Gambar 7 : Gambar diatas adalah gambaran potongan melintang abdomen


yang baik, dimana terlihat vertebrae, gaster dan vena umbilical

e. Panjang Femur (PF)

Pada usia gestasi 12 minggu panjang femur ( PF) sudah dapat dipakai
untuk menentukan usia gestasi. Pengukuran PF terutama bernilai bila DBP
tidak dapat diukur dengan baik misalnya kepala sudah masuk rongga
panggul. Ketepatan pemeriksaan panjang femur dalam penentuan usia
gestasi sama seperti diameter biparietal. PF dapat diukur mulai kehamilan
12 minggu hingga aterm

14
Gambar 8 : Gambaran diatas adalah contoh gambaran femur yang baik, panjang
femur diukur dari ujung-ujung.

8. Pemeriksaan Plasenta

Plasenta merupakan organ ekstrakorporal yang menghubungkan ibu dan janin serta
memiliki fungsi yang unik dan kompleks. Plasenta terdiri dari dua komponen yaitu
komponen maternal dan fetal. Komponen maternal berasal dari endometrium dan
komponen fetal berasal dari khorion yang terdiri dari cakram khorion dan vili korialis

a. Klasifikasi Gambaran skematis derajat maturasi plasenta

- Derajat 0 : Piring korion jelas membentuk garis, Jaringan : homogen ,


Lapisan basal: tidak tampak, usia kehamilan ≤ 31 minggu

15
- Derajat I : Piring korion: bergelombang halus , Jaringan : kadang densitas
gema meninggi, Lapisan basal: tidak tampak, usia kehamilan 31-36
minggu

- Derajat II : tampak indentasi yang jelas pada permukaan piring korion


dan tonjolan-tonjolan seperti koma yang menuju daerah basalis sehingga
plasenta tampak terpisah oleh sekat-sekat. Usia kehamilan : 36 – 38
minggu

- Derajat III : Piring khorion lekukan mencapai daerah basal, plasenta


tampak terbagi atas rongga yang dipisahkan oleh sekat seperti
gambaran kotiledon, setiap kotiledon memiliki daerah ekhogenik di
bagian tengahnya. Didekat piring khorion tampak daerah ekhogenik
padat yang memberikan gambaran shadowing. Secara umum tampak
sebagai
gambaran ‘’karangan bunga’’ ( garland like appearance)

16
9. Pemeriksaan Cairan Amnion

Cairan Amnion sangat penting bagi tumbuh kembang normal seorang janin. Bila
terdapat oligohidramnion atau hidramnion, maka angka mortalitas dan morbiditas
janin dan neonatus akan meningkat. USG dapat membantu menilai volume cairan
amnion baik secara subjektif maupun semikuantitatif

- Fisiologi Cairan Amnion

Cairan amnion berfungsi sebagai media bagi janin untuk tumbuh dan
berkembang dengan normal, penting bagi janin untuk dapat bergerak
bebas, melindungi janin dari trauma atau cedera, menjaga stabilitas suhu
tubuh janin dan berperan dalam proses pembesaran rongga amnion dan
uterus. Selain itu cairan ketuban juga berperan dalam proses pembukaan
serviks pada waktu persalinan

- Gambaran Sonografis dan Aspek Klinisnya

Penilaian volume cairan amnion sangat penting karena berkaitan dengan


adanya kelainan pada janin dan penyakit pada ibu sehingga sonografis
volume cairan amnion merupakan bagian dari petunjuk adanya kelainan
pada janin dan ibu

Pemeriksaan cairan amnion dapat dilakukan dengan tiga cara, yaitu:


pemeriksaan secara subjektif, pemeriksaan dengan vertical deep single
pocket, dan dengan metode AFI (Amniotic Fluid Indeks) yang diperkenalkan
oleh Phelan.

17
 Secara Single Pocket

 Berdasarkan satu kuadran saja


 Diambil kantong terbesar yang terletak antara dinding uterus dan
tubuh janin
 Tidak boleh ada bagian janin yang terletak di dalam area
pengukuran tersebut

Gambar 9 : Gambar di atas adalah contoh pengukuran secara single pocket,


dimana yang diukur adalah jarak vertical terjauh antara bagian janin dan
dinding uterus, dan tidak ada bagian janin yang terletak dalam area
pengukuran tersebut.

- Interpretasi Pengukuran Cairan Amnion berdasarkan single pocket

Hasil Pengukuran Interpretasi


> 2 cm , < 8 cm Volume Cairan amnion normal
> 8 cm Polihidramnion
8 – 12 cm Polidramnion ringan
12 – 16 cm Polihidramnion sedang
> 16 cm Polihidramnion berat
18
>1cm , <2cm Borderline, evaluasi ulang

< 1 cm Oligohidramnion

 Pengukuran Amnion dengan metode Phelan (4 kuadran / AFI)

 Abdomen dibagi atas 4 kuadran


 Setiap kuadran diukur indeks cairan amnionnya
 Pengukuran harus tegak lurus dengan bidang horizontal dan tidak ada boleh
ada bagian janin diantaranya

Gambar 19: Pemeriksaan cairan amnion menurut Phelan, abdomen dibagi atas
4 kuadran, dan setiap kuadran diukur indeks cairan amnionnya

19
Gambar 20: di atas menunjukkan cara meletakkan probe
yang benar pada perut pasien.

20
BAB II
KESIMPULAN

USG bermanfaat di bidang kebidanan dan kandungan. Selain prosedurnya


yang tidak invasif, USG aman dan tidak ada kontraindikasi bagi pasien.

Manfaat USG yaitu :

 Menentukan adanya kehamilan  adanya gestational sac (GS)


 Kehamilan intra/ extra uterine.
 Menentukan umur kehamilan (BPD)
 Menentukan hamil tunggal/ kembar.
 Evaluasi cairan amnion
 Evaluasi placenta : letaknya.
 Menentukan letak janin.
 Denyut jantung janin (DJJ)
 Menentukan jenis kelamin

21
DAFTAR PUSTAKA

1. Prawirohardjo S. Buku ilmu kebidanan, Sarwono Prawirohardjo.


Penerbit Prawirohardjo, Jakarta, 2009. Ms 247-269
2. Endjun, Judi Januadi. (2007). Ultrasonografi Dasar Obstetri dan
Ginekologi. Jakarta : Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia
3. Karsono B.Ultrasonografi Obstetri (Standard dan indikasi
pemeriksaan). Bagian Obstetri danGinekologi FKUI/RSUPN Dr. Cipto
Mangunkusumo, Jakarta. 2005. Wijayanegara H, Wirakusumah FF,
Mose JC, Sukarya WS
4. Cunningham, F Gary. et all. 2010. Obstetri Williams 23rd ed. USA :
The McGrawHill Companies, Inc.
5. Adhi Pribadi, et al. 2011. Ultrasonografi Obstetri dan Ginekologi. 1
ed. Jakarta: CV Sagung Seto

22

Anda mungkin juga menyukai