Anda di halaman 1dari 14

MATERI SKENARIO 3 BLOK 5

KLASIFIKASI ISTILAH
 PARASIT INTASELULER OBLIGAT : Parasit intraseluler obligat adalah
mikroorganisme parasit yang tidak dapat bereproduksi di luar sel inang,
memaksa inang untuk membantu reproduksi parasit. Beberapa bakteri,
meliputi: Chlamydia. Rickettsia.

 PLEOMORFIK :

MENETAPKAN PERMASALAHAN:
1. Bagaimana morfologi virus yang menyerang pasien tersebut ? (HAIFA,
RIKA)
= Virus merupakan mikroorganisme terkecil yang pernah dikenal.
Umumnya tidak dapat dilihat dengan mikroskop biasa, kecuali poxvirus.
Ukuran virus bervariasi mulai dari poxvirus yang kira-kira 300 x 25a x 100
nm sampai parvovirus yang kira-kira berdiameter 20 nm. Karena itu, mudah
dimengerti iika morfologi virus baru diketahui setelah dikembangkan
mikroskop elektron dan metode difraksi sinar X. Inti virion merupakan asam
nukleat yang seringkali bergabung dengan protein sehingga disebut
nukleoprotein. Di luar nukleoprotein terdapat lapisan protein lain sebagai
pembungkus yang dikenal sebagai bapsid. Kapsid terdiri dari sejumlah
kapsomer yang terikat satu sama lain dengan ikatan nonkovalen. Kapsid
melindungi asam nukle at dart pengaruh ekstraseluler, mempermudah proses
penempelan dan mungkin pula proses penembusan ke dalam sei. Polipeptida
yang menyusun kapsid dapat sama, dapat pula tidak. Agar dapat melindungi
asam nukleat, molekutr polipeptida harus tersusun simetris, dan sampai saat
ini hanya dua jenis simetri yang dikenal, yaitu simetri heliks dan simetri
ikosahedra.

2. Bagaimana cara kerja virus untuk menyerang tubuh pasien tersebut? (VINA,
WINDY)
=
3. Apa jenis virus yang bersifat pleomorfik tersebut? (MANDA, LULU)
= virus influenzavirus bersifat pleomorfik ; yang envelope virus dapat terjadi
dalam bentuk bulat dan filamen. Secara umum morfologi virus berbentuk
ellipsoidal dengan diameter partikel 100–120 nm , atau berserabut dengan
[5]
diameter partikel 80–100 nm dan panjang hingga 20 µm. Ada sekitar 500
proyeksi permukaan seperti lonjakan yang berbeda di amplop yang masing-
masing memproyeksikan 10–14 nm dari permukaan dengan kepadatan
permukaan yang bervariasi. Lonjakan glikoprotein utama (HA) disisipkan
secara tidak teratur oleh kelompok lonjakan neuraminidase (NA), dengan
rasio HA ke NA sekitar 10 banding 1. [6]
Amplop virus terdiri dari membran bilayer lipid di mana paku glikoprotein
berlabuh membungkus nukleokapsid ; nukleoprotein dari kelas ukuran yang
berbeda dengan satu lingkaran di setiap ujungnya; pengaturan di dalam
virion tidak pasti. Protein ribonuklear berserabut dan berada dalam kisaran
panjang 50–130 nm dan diameter 9–15 nm dengan simetri heliks.

4. Untuk mengetahui jenis virus tersebut, pemiriksaan laboratorium apa saja


yang bisa dilakukan? (DILA, FIRA)
= Berbagai Jenis Pemeriksaan Penunjang atau Diagnostik
Ada sangat banyak jenis pemeriksaan penunjang yang dapat dilakukan oleh
dokter. Namun, ada beberapa jenis pemeriksaan penunjang yang sering
dilakukan, antara lain:
1. Pemeriksaan darah
Pemeriksaan darah adalah jenis pemeriksaan penunjang yang paling umum
dilakukan. Pemeriksaan ini dilakukan dengan cara mengambil sampel darah
pasien untuk kemudian dianalisis di laboratorium.
Pemeriksaan darah biasanya dilakukan untuk mendeteksi penyakit atau
kondisi medis tertentu, seperti anemia dan infeksi. Melalui pemeriksaan
penunjang ini, dokter dapat memantau beberapa komponen darah dan fungsi
organ, meliputi:
 Sel darah, seperti sel darah merah, sel darah putih, dan trombosit atau keping
darah
 Plasma darah
 Zat kimia darah, seperti gula darah atau glukosa, kolesterol, asam urat, zat
besi, dan elektrolit
 Analisis gas darah
 Fungsi organ tertentu, seperti ginjal, hati, pankreas, empedu, dan kelenjar
tiroid
 Tumor marker
Sebelum melakukan pemeriksaan darah, tanyakan dulu kepada dokter
mengenai persiapan apa yang harus dilakukan, misalnya apakah perlu
berpuasa atau menghentikan pengobatan tertentu sebelum pengambilan
sampel darah.
2. Pemeriksaan urine
Pemeriksaan urine adalah jenis pemeriksaan penunjang yang sering kali
dilakukan untuk mengetahui kondisi kesehatan, fungsi ginjal, serta apakah
seseorang mengonsumsi obat-obatan tertentu. Selain itu, pemeriksaan urine
juga biasanya dilakukan pada ibu hamil untuk memastikan kehamilan atau
untuk mendeteksi preeklamsia.
Pemeriksaan urine dapat dilakukan sebagai bagian dari medical check-up
rutin atau ketika dokter mencurigai adanya penyakit tertentu, seperti
penyakit ginjal, infeksi saluran kemih, atau batu ginjal.
3. Elektrokardiogram (EKG)
Pemeriksaan penunjang ini sering digunakan untuk memantau kerja jantung,
khususnya irama detak jantung dan aliran listrik jantung. EKG juga dapat
dilakukan untuk mendeteksi kelainan jantung, seperti aritmia, serangan
jantung, pembengkakan jantung, kelainan pada katup jantung, dan penyakit
jantung koroner.
Pemeriksaan EKG bisa dilakukan di tempat praktik dokter, IGD rumah sakit,
atau di ruang perawatan pasien, seperti di ICU atau di bangsal rawat inap.
Saat menjalani pemeriksaan EKG, pasien akan diminta untuk berbaring dan
melepaskan baju serta perhiasan yang dikenakan, selanjutnya dokter akan
memasang elektroda di bagian dada, lengan, dan tungkai pasien.
Ketika pemeriksaan berlangsung, pasien disarankan untuk tidak banyak
bergerak atau berbicara karena dapat mengganggu hasil pemeriksaan.
4. Foto Rontgen
Foto Rontgen merupakan jenis pemeriksaan penunjang yang menggunakan
radiasi sinar-X atau sinar Rontgen untuk menggambarkan kondisi berbagai
organ dan jaringan tubuh. Pemeriksaan ini biasanya dilakukan untuk
mendeteksi:
 Kelainan tulang dan sendi, termasuk patah tulang, radang sendi, dan
pergeseran sendi (dislokasi)
 Kelainan gigi
 Sumbatan saluran napas atau saluran cerna
 Batu saluran kemih
 Infeksi, seperti pneumonia, tuberkulosis, dan usus buntu
Pada kasus tertentu, dokter mungkin akan memberikan zat kontras kepada
pasien melalui suntikan atau per oral (diminum), agar hasil foto Rontgen
lebih jelas.
Meski demikian, zat kontras ini kadang bisa menimbulkan beberapa efek
samping, seperti reaksi alergi, pusing, mual, lidah terasa pahit, hingga
gangguan ginjal.
5. Ultrasonografi (USG)
USG adalah pemeriksaan penunjang yang menggunakan gelombang suara
untuk menghasilkan gambar organ dan jaringan di dalam tubuh.
Pemeriksaan penunjang ini sering dilakukan untuk mendeteksi kelainan di
organ dalam tubuh, seperti tumor, batu, atau infeksi pada ginjal, pankreas,
hati, dan empedu.
Tak hanya itu, USG juga umum dilakukan sebagai bagian dari pemeriksaan
kehamilan untuk memantau kondisi janin serta untuk memandu dokter saat
melakukan tindakan biopsi.
Sebelum pemeriksaan USG dilakukan, dokter mungkin akan meminta pasien
untuk berpuasa serta minum air putih dan menahan buang air kecil untuk
sementara waktu. Pasien kemudian akan diperbolehkan buang air kecil dan
makan kembali setelah pemeriksaan USG selesai dilakukan.
6. Computed tomography scan (CT Scan)
CT scan adalah pemeriksaan penunjang yang memanfaatkan sinar Rontgen
dengan mesin khusus untuk menciptakan gambar jaringan dan organ di
dalam tubuh.
Gambar yang dihasilkan oleh CT scan akan terlihat lebih jelas daripada foto
Rontgen biasa. Pemeriksaan CT scan biasanya berlangsung sekitar 20–60
menit.
Untuk menghasilkan kualitas gambar yang lebih baik atau lebih akurat
dalam mendeteksi kelainan tertentu, seperti tumor atau kanker, dokter dapat
menggunakan zat kontras saat melakukan pemeriksaan CT scan.
7. Magnetic resonance imaging (MRI)
MRI sepintas mirip dengan CT scan, tetapi pemeriksaan penunjang ini tidak
memanfaatkan sinar Rontgen atau radiasi, melainkan gelombang magnet dan
gelombang radio berkekuatan tinggi untuk menggambarkan kondisi organ
dan jaringan di dalam tubuh. Prosedur MRI biasanya berlangsung selama
15–90 menit.
Pemeriksaan MRI dapat dilakukan untuk memeriksa hampir seluruh bagian
tubuh, termasuk otak dan sistem saraf, tulang dan sendi, payudara, jantung
dan pembuluh darah, serta organ dalam lainnya, seperti hati, rahim, dan
kelenjar prostat.
Sama seperti CT scan dan foto Rontgen, dokter juga terkadang akan
menggunakan zat kontras untuk meningkatkan kualitas gambar yang
dihasilkan pada pemeriksaan MRI.
8. Fluoroskopi
Fluoroskopi adalah metode pemeriksaan radiologis yang memanfaatkan
sinar Rontgen untuk menghasilkan serangkaian gambar menyerupai video.
Pemeriksaan penunjang ini umumnya dikombinasikan dengan zat kontras,
agar gambar yang dihasilkan lebih jelas.
Fluorokospi biasanya digunakan untuk mendeteksi kelainan tertentu di
dalam tubuh, seperti kerusakan atau gangguan pada tulang, jantung,
pembuluh darah, dan sistem pencernaan. Fluoroskopi juga bisa dilakukan
untuk membantu dokter ketika melakukan kateterisasi jantung atau
pemasangan ring jantung.
9. Endoskopi
Endoskopi bertujuan untuk memeriksa organ dalam tubuh dengan endoskop,
yaitu alat berbentuk selang kecil yang elastis dan dilengkapi kamera di
ujungnya. Alat ini terhubung dengan monitor atau layar TV, sehingga dokter
dapat melihat kondisi organ dalam tubuh.
Pemeriksaan endoskopi biasanya dilakukan untuk memantau kondisi saluran
cerna dan mendiagnosis penyakit tertentu, seperti gastritis atau peradangan
pada lambung, tukak lambung, GERD, kesulitan menelan, perdarahan
saluran pencernaan, serta kanker lambung.
Selain beberapa jenis pemeriksaan penunjang di atas, ada beberapa jenis
pemeriksaan penunjang lainnya yang juga sering dilakukan dokter, seperti:
 Ekokardiografi
 Biopsi
 Elektroensefalografi (EEG)
 Pemeriksaan tinja
 Pemeriksaan cairan tubuh, seperti cairan otak, cairan sendi, dan cairan pleura
 Pemeriksaan genetik
Ada banyak sekali jenis pemeriksaan penunjang dengan fungsi, kelebihan,
dan kekurangannya masing-masing. Suatu pemeriksaan penunjang mungkin
cocok untuk mendeteksi jenis penyakit tertentu, tapi tidak efektif untuk
mendeteksi jenis penyakit lainnya. Bahkan, kadang dibutuhkan beberapa
jenis pemeriksaan penunjang untuk mendiagnosis suatu penyakit.
Biasanya, dokter akan menyarankan pemeriksaan penunjang untuk
memastikan diagnosis penyakit setelah melakukan anamnesa (tanya jawab)
dan pemeriksaan fisik pada pasien. Jenis pemeriksaan penunjang yang
dilakukan akan disesuaikan dengan penyakit yang dicurigai oleh dokter dan
kondisi pasien secara umum.

5. Apa yang menjadi sebab indra penciuman laki laki tersebut hilang? (NIA,
CUNUL)
=

6. Apa yang menjadi sebab suhu tubuh pasien sangat tinggi? (CAE, ANI)
=

7. Apa guna swab untuk gejala yang dimiliki laki laki tsb? (BEBAS)
= Kenapa swab test corona (Covid-19) diperlukan?

Swab test corona hingga saat ini masih menjadi metode pendeteksi Covid-
19 yang paling akurat di antara jenis-jenis tes yang lain.Selain swab test
corona, jenis tes deteksi infeksi virus corona lainnya adalah tes cepat atau
rapid test corona yang menggunakan sampel darah. Namun, tes ini hanya
mendeteksi IgG dan IgM atau bagian antibodi yang terbentuk karena adanya
infeksi virus.Antibodi tersebut baru akan terbentuk sekitar 7 hari setelah
virus masuk ke tubuh. Sehingga, pemeriksaan ini kurang akurat untuk
dijadikan diagnosis karena rentan terjadi hasil negatif palsu. Artinya, orang
yang menjalani tes cepat atau rapid test dan mendapatkan hasil non-reaktif,
belum tentu tidak terinfeksi Covid-19.Oleh karena itu, tes cepat antibodi
biasanya dijadikan sebagai tes skrining awal. Sementara itu, hasil
pemeriksaan swab test PCR yang dijadikan sebagai pegangan untuk
membuat diagnosis.
8. Lewat maana sajakah virus tersebut bisa masuk kedalam tubuh manusia?
(BEBAS)
=

9. Apa saja yang menjadi faktor yang dapat mempermudah virus masuk
kedalam tubuh manusia? (BEBAS)
=

10.Bagaimana cara mencegah agar virus tidak gampang menyerang tubuh


manusia? (BEBAS)
= 1. Selalu cuci tangan

Cuci tangan adalah cara menghindari virus Corona yang paling umum. Hal
ini disebabkan karena virus COVID-19 mudah menyebar melalui permukaan
benda yang tangan kita sentuh.
Gunakan air hangat dan sabun kemudian gosok tangan Anda setidaknya
selama 20 detik. Bubuhkan busa ke pergelangan tangan Anda, di antara jari-
jari, dan di bawah kuku. Gunakan pembersih tangan jika Anda tidak bisa
mencuci tangan dengan benar, terutama setelah menyentuh apa pun,
termasuk ponsel atau laptop.
2. Hindari menyentuh wajah
Saat berada di luar rumah, hindari menyentuh wajah termasuk mulut,
hidung, dan mata karena bisa saja tangan kita kotor dan memudahkan virus
untuk masuk ke dalam tubuh. Hal ini dilakukan sebagai cara menghindari
virus Corona.
3. Hindari bersalaman dan memeluk orang lain
Cara menghindari virus Corona selanjutnya adalah menghindari salaman dan
memeluk orang lain. Kontak fisik dengan orang lain juga dikatakan sebagai
salah satu proses penyebaran virus COVID-19.
4. Tidak meminjamkan barang pribadi
Virus COVID-19 bisa datang dari mana saja, contohnya penggunaan alat
makan. Jangan meminjamkan barang pribadi ke orang lain dan bawalah
peralatan makan sendiri saat makan di luar rumah sebagai cara menghindari
virus Corona.
5. Tutupi mulut dan hidung saat batuk dan bersin
COVID-19 ditemukan dalam jumlah tinggi di hidung dan mulut. Artinya,
virus dapat menular melalui tetesan udara ke orang lain saat Anda batuk,
bersin, atau berbicara.
Cara menghindari virus Corona yang bisa dilakukan adalah gunakan tisu
atau siku Anda untuk menutup mulut dan hidung saat batuk maupun bersin.
You may also like
6. Semprotkan disinfektan pada permukaan benda yang sering disentuh
Beberapa benda yang sering disentuh sebaiknya sering disemprotkan
disinfektan sebagai cara menghindari virus Corona. Beberapa permukaan
benda yang dimaksud adalah gagang pintu, meja, kursi, dan layar
handphone.
7. Jaga jarak
Cara menghindari virus Corona adalah tetap di rumah saja. Namun, jika ada
kepentingan yang membuat Anda harus ke luar rumah, jaga jarak sejauh 2
meter dari orang lain. Berdekatan dengan orang lain juga berpotensi
menularkan virus Corona.
8. Hindari kerumunan
Berada dalam suatu kerumunan orang membuat Anda banyak berinteraksi
dengan mereka. Hal ini bisa memperbesar penyebaran COVID-19. Cara
menghindari virus Corona yang bisa dilakukan adalah dengan menghindari
kerumunan.
9. Hindari makan di tempat umum
Cara menghindari virus Corona selanjutnya adalah tidak makan di tempat
umum. Kemajuan teknologi membuat kita bisa memesan makanan dari luar
dan langsung diantarkan ke rumah. Hal ini dinilai lebih aman dan praktis.
10. Cuci bahan makanan dengan air mengalir
Setelah berbelanja bahan makanan, cucilah dengan air mengalir sebelum
dimasak atau dimakan langsung. Hal ini dilakukan sebagai cara menghindari
virus Corona.
11. Gunakan masker
Memakai masker dapat menghambat penyebaran virus saat kita berinteraksi
dengan orang di luar rumah. Hal ini sebagai cara menghindari virus Corona
dan menghambat penyebaran virus.
Gunakan masker kain atau masker medis untuk menutupi area hidung dan
mulut. Virus Corona mudah masuk ke dalam tubuh lewat mulut atau hidung.

11.Penyakit apa saja yang berhubungan dengan virus? ( BEBAS)


= jenis Penyakit yang Disebabkan Oleh Virus

Meskipun gejala dan cara penularan penyakit yang disebabkan oleh virus
hampir sama dengan penyakit karena bakteri, keduanya memiliki respon
yang berbeda terhadap obat-obatan. Virus memiliki ukuran lebih kecil
daripada bakteri dan membutuhkan sel inang yang hidup. Area yang
diserang juga berbeda, virus menyerang sebagian sel dan mengambil alih
sistem kerjanya. Berikut beberapa jenis penyakit yang disebabkan oleh virus,
adalah:
Flu
Salah satu penyakit yang disebabkan oleh virus, yaitu flu. Gejala flu hampir
sama seperti pilek, namun lebih serius, seperti demam, sakit kepala, nyeri
otot, kelelahan, meriang, mual, dan muntah. Penyakit ini dapat menular
sangat cepat, terutama saat musim hujan dikarenakan iklim yang lembab
dapat menunjang penyebaran virus flu lebih cepat.
Demam Berdarah Dengue
Penyakit ini berasal dari virus yang dibawa oleh nyamuk Aedes aegypti yang
merebak di kala musim hujan. Gejala yang ditimbulkan seperti demam
tinggi, sakit kepala, ruam, nyeri otot dan sendi, serta muntah. Penanganan
penyakit ini yang sudah parah membutuhkan donor darah dan trombosit.
Chikungunya
Penyebabnya berasal dari virus Chikungunya yang dibawa oleh nyamuk
yang sama dengan penyebar virus zika maupun virus demam berdarah
dengue. Selain itu, virus ini juga dapat menyebar melalui darah. Gejalanya
demam seperti halnya terkena demam berdarah, namun sendi-sendi Anda
akan terasa nyeri terutama saat digerakkan.
Cacar Air
Penyebab penyakit ini adalah virus Varicella zoster yang menyerang anak-
anak berusia di bawah 15 tahun, meskipun juga bisa menyerang orang
dewasa. Penyembuhannya bisa menggunakan vaksin anti cacar dan biasanya
hanya dialami sekali seumur hidup. Walaupun orang yang sudah pernah
terkena cacar air dapat mengalami herpes zoster yang gejalanya hampir
mirip cacar air pada beberapa tahun kemudian.
Hepatitis
Penyakit ini disebabkan oleh virus Hepatitis B atau C yang menyerang organ
hati dan menyebar melalui darah maupun sperma penderita yang telah
terinfeksi virus ini. Gejala penyakit ini tidak bisa diamati dengan mata
telanjang, sehingga membutuhkan tes darah untuk mengetahuinya.
Campak
Penyakit ini disebabkan oleh Paramyxovirus A yang menyerang saluran
pernapasan dari mulut sampai bronkiolus, hingga menyebar ke kulit dan
usus halus. Ada pula yang namanya campak Jerman atau disebut juga
Rubella yang menyerang saluran pernapasan, kelenjar limfa di leher, mata,
dan kulit. Gejalanya seperti demam ringan dan ruam dari area wajah dan
menyebar ke seluruh tubuh. Bila tidak segera ditangani, akan berbahaya bagi
janin dan bisa menyebabkan keguguran dan cacat bawaan.
Herpes
Disebabkan oleh virus Herpes simplex yang menyerang membrane mukosa
di mulut, kulit, dan alat kelamin. Gejalanya hampir serupa seperti cacar air.
HIV/AIDS
HIV menyerang sistem imun penderitanya dengan cara menghancurkan sel
darah putih. AIDS merupakan tahapan akhir dari infeksi HIV yang bisa
menyebar melalui hubungan seksual beresiko serta berbagi pakai jarum
suntik dengan penderita HIV.
Tentunya masih ada banyak lagi penyakit yang disebabkan oleh virus. Anda
perlu cermat dalam mendiagnosis kondisi tubuh Anda atau segera periksa ke
dokter agar mendapatkan diagnosis dan penanganan yang sesuai.

TUJUAN PEMBELAJARAN/LO
1. MAHASISWA MAMPU MENJELASKAN DAN MEMAHAMI
MORFOLOGI, SIFAT DAN JENIS VIRUS.
2. MAHASISWA MAMPU MEMAHAMI DAN MENJELASKAN CARA
KERJA VIRUS.
3. MAHASISWA MAMPU MENJELASKAN DAN MEMAHAMI PENYAKIT
YANG BERHUBUNGAN DENGAN VIRUS.
4. MAHASISWA MAMPU MEMAHAMI DAN MENJELASKAN
PEMERIKSAAN LABORATORIUM PADA INFEKSI VIRUS.
5. MAHASISWA MAMPU MENJELASKAN DAN MEMAHAMI AYAT AL-
QUR’AN DAN HADIST YANG BERKAITAN DENGAN SKENARIO.

Anda mungkin juga menyukai